Masa Remaja Nabi Muhammad Saw [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH NABI MUHAMMAD S.A.W. A.SEJARAH KOTA MEKAH. Mekah pada zamam kuno terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman ( Arabia Selatan) dan Syam dekat dengan Lautan Tengah.Kedua Negara ini zaman dahulu telah mencapai peradapan yang lebih tinggi dan dihubungkan oleh beberapanegeri negeri kecil antara lain Mekah.Dipandang dari segi geografiskota Mekah hamper terletak di tengah tengah jazirah Arab.Oleh karena itukabilah kabilah Arab dari segala penjurutidaklah sulit mencapai Mekah,demikian juga penduduk Mekah tidak sulit untuk bepergian ke negeri negeri tetangganya seperti Syam, Hirah dan Yaman.Tidaklah mengherankan bilamana semangat dagang berkembang di kalangan penduduk Mekah. Dalam kota Mekah itu terdapat rumah suci yang disebut Baitullahatau Ka’bah.Bangsa Arab pada umumnya amat memuliakan tempat suci ini.Pembinaan Baitullah ini menurut sejarah Islam dilakukan oleh Nabi Ibrahin A.S.BERSAMA PUTRANYA Nabi Isma’il A.S.Isma’il A.S kemudian menikah dengan penduduk Mekah dari suku Jurhum yang berasal dari Yaman.dan terus menetap di kota ini turun temurun.Keturunan Nabi Isma’il ini di sebut Banu Isma’il atau Adnaniyyun. Pada waktu bendungan besar di Ma’rib di ArabiySelatan pecah dan menimbulkan mala petaka yang nbesar pada penduduknya , maka kabilah kabilah Arabia Selatan ini berbondng bonding meninggalkan daerahnya menuju kea rah utara.Diantara mereka satu rombongan yang dipimpin oleh Harits bin ‘Amir yang bergelar Khuza’ah berpindah menuju Mekah.Mereka berhasil mengalahkan penduduk Mekah ( suku Jurhum)dan seterusnya menjadi penguasa atas negeri ini turun temurun. Dalam masa pemerintahan Khuza’ah inilah Banu Isma’il berkembang biak dan berangsur angsur mereka meninggalkan negeri ini bertebarab ke pelosok pelosok jazirza Arab.Hanya yang tinggal di kota ini dari Banu Isma’il ialah suku Quraisy.Mereka sama sekali tidak punya kekuasaan atas kota Mekahini dan juga atas Ka’bah. Kira kira abad ke 5 masehi seorang pemimpin Kabilah Quraisy yang bernama Qushai telah berhasil merebut kekuasaan kota Mekah dari tangan Khuza’ah, setelah mereka berabad abad lamanya menguasai Mekah.Kekuasaan yang direbutnya itu meliputi bidang pemerintahan dan keagamaan. dengan demikian Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahankota Mekah. Di bidang pemerintahan Qushai meletakan dasar dasar demokrasi. Dia membagi bagi kekuasaan antara pemimpin Quraisy.Untuk bermusyawarah para pemimpin itu dibangunnya balai permusyawatan yang mereka namakan”Daarunnadwah”.Di tempat inilah mereka membahas dan memecahkan segala persoalan persoalan yang timbul dalam masyarakat.Ketua dari Balai ini adalah Qushai sendiri.Kekuasaan dan kepemimpinan Qushai atas kota Mekah ini mendapat dukungan dari segenap kabilah kabilah Arab. 1



Pada masa masa selanjutnya, nampaklah pertumbuhan kota Mekah dengan organisasinya yang sederhana itu, lebih lebih sesudah kerajaan Himyarahdi Arabia selatan mulai runtuh kira kira abad 6 masehi/Kesadaran bahwa kepentingan kota harus lebih diutamakan dari kepentingan suku sendiri,sudah pula tumbuh pada ppenduduk Mekah.Segala sengketa antara mereka selalu dapat diselesaikan secara damai.Mereka menghindari terjadinya pertumpahan darah di daerah kota Mekah,karena hal itu menodai kesucian kota iniyang menjadi kepercayaan sejak berabad abad lamanya. Selain itu mereka juga sangat berkepentingan akan ketentraman kota Mekah.Setiap tahun pada bulan bulan haji bangsa Arab dari segala penjuru, datang berkunjung ke Mekah ini sebagaisebagai kewajiban agama.Tidak sedikit keuntungan penduduk Mekah dari hasil kunjungan keagamaan ini.Kunjungan ini berjalan lancar bilamana keadaan kota Mekah selalu aman dan tentram serta kesuciannya senantiasaterpelihara. Kaum Quraisy lah yang diberi kepercayaan oleh bangsa Arab untuk menjaga kesucian dan keamanan kota Mekah ini. Mengenai keagamaan , sejak Qushai berhasil menggulingkan kekuasaan orang orang Khuza’ah dialah yang memegang pimpinan agama .Bangsa Arab mengakui bahwa hak pemeliharaan atas Ka’bah dalam kota Mekah.itu hanya pada keturunan Nabi Isma’il A.S.Karena itu tindakan Qushai mengambil alih kekuasaan atas Ka’bah dari orang orang Khuza’ah segera dibenarkan dan diakui oleh bangsa bangsa Arab, karena Qushai adalah keturunan Nabi Isma’il a.s.Dengan demikian hanya dialah yang menjaga, membuka dan menutup pintu Ka’bah serta memimpin upacara kebaktian terhadap rumah suci itu.Setelah Qushai meninggal, pimpinan atas Ka;bah dilanjutkan oleh keturunannya.



2



B. KELAHIRAN NABI MUHAMMAD S.A.W. Dikala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya lahirlah kedunia dari keluarga sederhana , di kota Mekah, seorang bayi yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradapan dunia. Bayi itu yatim , bapaknya yang bernama Abdullah Bin Abdul Mutholib meninggal 7 bulan sebelum dia lahir.Kelahiran itu disambut oleh kakeknya Abdul Mutholib dengan penuh kasih sayangdan kemudian bayi itu dibawanya ke kaki Ka’bah Di tempat suci inilah bayi itu di beri nama Muhammad suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. Menurut para ahli, kelahiran Muhammad itu pada tanggal 12 Rabiul awal tahun Gajah atau 20 April tahun 571 Masehi. Adapun sebab dinamakan tahun kelahiran nabi itu dengan tahun gajah karena pada tahun itu , kota Mekah diserang oleh suatu pasukan tentara orang Nasrani yang kuat dibawah pimpinan Abrahah, Gubernur dari kerajaan Nasrani Abessinia yang memerintah Yaman , dan mereka bermaksud menghancurkan Ka’bah .Pada waktu itu Abrahah berkendaraan gajah.Belum lagi maksud mereka tercapai, mereka sudah dihancurkan oleh Allah S.W.T. dengan mengirimkan brung Ababil.Oleh karena pasukan itu mempergunakan gajah, maka orang Arab menamakan bala tentara itu pasukan bergajah, sedang tahun terjadinya peristiwa ini disebut tahun gajah. Nabi Muhammad S.A.W. adalah keturunan dari Qushai pahlawan suku Quraisy yang telah berhasil menggulingkan Khuza’ah atas kota Mekah.Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyh bin Abdimanaf bin Qshai bin Kilab bin Murrah dari golongan Arab Banu Isma’il.Ibunya Bernama Aminah binti Wahab bin Abdimanaf bin Zuhroh bin Kilab bin Murrah, dari sinilan silsilah keturunan ayah dan ibunya Nabi Muhammad S.A.W. bertemu.Baik keluarga bapak maupun ibu keduanya termasuk golongan bangsawan dan terhormat dalam kalangan kabilah kabilah Arab. Sudah menjadi kebiasaanpada orang orang Arab kota Mekah, terutama pada orang orang yang tergolong bangsawan, menyusukan dan menitipkan bayi bayi mereka kepada wanita Badiyah ( dusun padang pasir)agar bayai bayi mereka dapat menghiruphawa segar , terhindar dari penyakit penyakit kota dan supaya bayi bayi itu dapat berbicara dengan bahasa yang murni dan fasih.Demikianlah halnya Nabi Muhammad beliau disusui ibunya hanya tiga hari , kemudian sementara waktu disusui oleh Tsuaibah Al Aslamiyah dan yang merawatnya Ummu Aiman seorang pembantu peninggalan ayahnya.Kemudian Nabi Muhammad S.A.W diserahkan oleh ibunya kepada seorang perempuan yang baik Halimatussa’diyah dari Bani Sa’ad kabilah Hawazin, tempatnya tidak jauh dari Mekah.Di perkampungan Bani Sa’ad inilah Nabi Muhammad S,A.W diasuh dan 3



dibesarkan sampai usia hampir lima tahun.Ada peristiwa aneh yang dialami nabi saat umur 4 tahun .Peristiwa itu disaksikan putra dari halimah yang bernama Abdullah Abdullah sangat takut dan berlari pulang dan menceritakan kejadian aneh itu kepada orang tuanya Muhammad ditangkap oleh dua orang yang tak dikenal berpakaian putih putih , kemudian Muhammad dibaringkan dan dadannya dibelah dengan pisau sambil dibolak balik badannya .Halimah dan Abu Kasbiyah (suami Halimah) sangat takut dan khawatir ahirnya nabipun diantar pulang ke kota Mekah diserahkan kepada ibunya. C. KEMATIAN IBU DAN KAKEKNYA. Seudah berusia lima tahun Muhammad S.A.W. diantarkannya keMekah kembabali ke ibunya Aminah,setahun kemudian ia berusia kira kira enam tahun ia diajak ibunya ke Yatsrib (Madinah) bersama Ummu Aiman hamba sahaya yang ditinggalkan ayahnya.Maksud membawa Nabi ke Madinah untuk memprkenalkan ia kepada keluarga kakeknya dari Bani Najjar dan untuk berziarah ke makam ayahnya .Mereka tinggal disitu kira kira satu bulan ,kemudian pulang kembali ke MEKAH.Dalam perjalanan pulang , pada suatu tempat , Abwa’ namanya tiba tiba Aminah sakit sehingga meninggal dan dimakamkan disitu juga. Dapat dibayangkan betapa sedih dan bingungnya Muhammad S.A.W menghadapi bencana kemalangan atas kematian ibunya. Baru beberapa hari saja ia mendengarkan keluhan ibunya atas kematian bapaknya yang meninggal selagi Muhammad dalam kandungan, sekarang ibunya telah meninggal pula dihadapan matanya sendiri, sehingga ia sudah tinggal sebatang kara, menjadi yatim piatu. Setelah pemakaman ibunya , Nabi Muhammad S.A.W segera meninggalkan kampung Abwa’ itu kembali ke Mekah. Disinilah Nabi Muhammad S.A.W diasuh oleh kakeknya Abdul MutholibUsia Abdul Mutholib sudah mendekati 80 tahun Dia adalah seorang pemuka Quraisy yang disegani dan dihormati oleh segenab kaum Quraisy pada umumnya dan penduduk kota Mekauh pada khususnya.Demikian penghormatan bagi kedudukan yang tinggi dan mulia itu, sampai anak anaknya sendiri tidak ada yang berani mendahului menduduki permadani yang disediakan khusus baginya disamping Ka’bah. Disebabkan kasih sayang kakeknya Muhammad S.A.W. dapat hiburan dan dapat melupakan kemalangan nasibnya karena kematian ibunya.Tetapi keadaan itu tak berlangsung lama sebab baru saja berselang dua tahun ia merasa terhibur dibawah asuhan kakeknya , orang tua yang baik hati itu meninggal pula. M eninggalnya Abdul Mutholib bkan saja kemalangan bagi Muhammad S.A.W tetapi juga merupakan kemalangan bagi penduduk Mekah .Dengan meninggalnya Abdul Mutholib penduduk Mekah kehilangan seorang penbesar dan pemimpin yang cerdas, bijaksana, berani dan perwira yang tidak mudah mencari gantinya.



4



Sesuai wasiat Abdul Mutholib , maka Nabi Muhammad S.A.W. diasuh oleh pamannya Abu Tholib.Kesungguhan beliau mengasuh Nabi Muhammad serta kasih saying yang dicurahkan kepada keponakannya ini tidaklah kurang dari apa yang diberikan kepada anaknya sendiri.



D.MASA REMAJA NABI MUHAMMAD SAW a.Kegiatan Nabi Muhammad SAW. pada Saat Remaja. 1.



Menggembala Kambing.



Nabi Muhammad SAW. sejak kecil hidup dalam keprihatinan.Pada usia 3 bulan dalam kandungan, ayahnya meninggal dunia. Pada usia 6 tahun ibunya meninggal dunia.Kemudian pada usia 8 tahun kakeknya juga meninggal dunia.Sejak kecil Nabi Muhammad SAW.sudah terbiasa dengan dunia usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnyasehari hari.Nabi Muhammad SAW. mendapat asuhan dari Halimatus sa’diyah.Ketika dalam asuhannya ,Nabi Muhammad telah menggembalakan kambing milik keluarga Halimah bersama anak anak Halimah.Ketika itu usia Nabi Muhammad SAW. masih 5 tahun.Begitu pula pada masa asuhan Abu Thalib, beliau juga menggembalakan kambing milik pamannya.Nabi Muhammad adalah seorang anak yang ingin hidup mandiri dan tidak mau menyusahkan orang lain.Dengan ketekunan,kerajinan, dan keuletannya usaha peternakan itu berhasil dengan baik,maju, dan berkembang.Nabi Muhammad memiliki sifat sifat kepemimpinan dalam menggembala kambing,yaitu kesabaran, kasih sayang, pengawasan, dan pengamanan. Sifat sifat yang luhur itu terlatih dengan baik dan dilaksanakan dalam usaha ternak kambing. 2. Perjalanan Pertama Berniaga ke Negeri Syam. Sewaktu Nabi Muhammad berusia 12 tahun, beliau diajak pamannya untuk berniaga ke negeri Syam ( sekarang Suriah).Perjalanan pertama ini, menjadikan pengalaman yang berharga bagi Nabi dalam perdagangan.Nabi 5



memohon kepada pamannya supaya dirinya diperbolehkan ikut berdagang ke negeri Syam. Saat melintasi padang pasir yang gersang dengan sengatan terik matahari, diri Nabi justru tidak merasa panas,Nabi selalu dinaungi awan di atas kepalanya, perjalanan cepat sampai pada tempat tjuan meskipun Nabi dan Abu Thalib tidak tergesa gesa dalam mengendarai untanya.Nabi juga dilatih pamannya untuk melihat cara kafilah mengangkat dagangan, mengikuti perjalanan, tempat tempat istirahat, dan negeri tempat menjual barang dagangannya. Ketika kafilah Abu Thalib tiba di kota Basrah, rombongan Abu Thalib bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Buhaira atau Balhum.Abu Thalib dan rombongan diminta untuk singgah ke rumahnya.Pendeta itu berkenalan dengan Nabi Muhammad dan diamatinya Muhammad dengan teliti.Ia melihat tanda tanda kemuliaannya yang pantas sebagai nabi setelah nabi Isa a.s.. Pendeta Buhaira member nasehat kepada Abu Thalib agar anak ini dirawat dengan baik.Anak ini bukan anak sembarangan.Anak ini kelak akan menjadi penutup para nabi dan rosul Tuhan.Pendeta Buhaira melihat tanda tanda yang ada pada diri nabi, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Injil yang dipelajari pendeta Buhaira. Abu Thalib disarankan untuk mempersingkat waktu berniaga ke negeri Syam, jangan sampai keberadaan calon nabi dan rosul penutup diketahui oleh orang orang Yahudi.Jika mereka sampai tahu, khawatir diri nabi dibunuh atau disakitinya. Abu Thalib mengikuti saran dan nasehat pendeta Buhaira dan segera pulang demi menjaga keselamatan Nabi Muhammad SAW.. 3. Perang Fijar Pada saat nabi berumur 15 tahun, terjadi perang Fijar antara fihak Quraisy bersama Kinanah melawan Qais Alian. Pada mulanya pihak Qais Alian yang menang dalam perang, namun kemudian kemenangan beralih ke pihak Quraisy dan Kinanah. Dinamakan Perang Fijar karena terjadi pelanggaran terhadap kesucian tanah haram dan bulan bulan suci.Nabi Muhammad ikut bergabung dalam peperangan ini.Beliau mengumpulkan anak anak panah bagi paman paman beliau untuk ditembakkan kembali ke pihak musuh. Nabi juga pernah menjadi anggota perserikatan antar suku yang disebut Hifdul Fudhul. 4. Perjalanan Kedua Berniaga ke Negeri Syam. Pada usia 25 tahun, Muhammad sudah dikenal sebagai pemuda yang berbudi, jujur, bijaksana, dan dipercaya.Menyaksiksn keponakannya semakin 6



dewasa Abu Thalib pergi ke rumah Khadijah Binti Khuwailid mencarikan pekerjaan untuk Muhammad.Siti Khadijah adalah seorang janda kaya, dermawan, rupawan, berbudu, dan keturunan bangsawan.Dengan penjelasan yang cukup dari Abu Thalib maka Siti Khadijah pun mengabulkan keinginan Abu Thalib. Siti Khadijah mempercayai dan meminta kepada Muhammad agar mau menjalankan dagangannya ke negeri Syam.Tawaran itu diterimanya dengan penuh tanggung jawab.Maka berangkatlah beliau ke negeri Syam dengan ditemani pembantu Khadijah yang bernama Maisarah.Sesampainya di negeri Syam dagangan Muhammad cepat habis karena dilakukannya dengan cara yang jujur dan sopan serta mendapatkan keuntungan yang cukup banyak, meskipun banyak saingannya. Setelah dagangannya habis terjual, kemudian keduanya pulang dengan gembira.Sesampainya di rumah, semua hasil dagangan dan keuntungannya diserahkan langsung kepada Siti Khadijah.Maisarah bercerita pada Khadijah tentang perilaku Muhammad yang luhur.Cerita itu menjadi perhatian Khadijah yang usianya sudah 40 tahun.Khadijah tertarik dengan budi pekerti Muhammad ,lalu Khadijah menyuruh pembantunya untuk melamar Muhammad kepada Abu Thalib. 5. Pernikahan Muhammad. Siti Khadijah semakin terkesan, setelah Maisarah bercerita mengenai akhlak nabi dalam berdagang. Khadijah menaruh perhatian pada orang yang dipercaya, baik akhlaknya dan bukti bukti kejujuran yang dimilikinya.Dengan kejadian luar biasa dan peristiwa lainnya yang dialami Muhammad, membuat Khadijah tertarik dengan kejujuran dan kemuliaan yang dimiliki Muhammad . Dia berdo’a “Semoga dikabulkan bahwa Muhammad itu menjadi suaminya. Kemudian Khadijah mengutus Nufaisa binti Munya agar menanyakan Muhammad untuk berumah tangga.Awalnya, Muhammad menyatakan belum siap karena belum mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga.Setelah mendapatkan penjelasan dari Khadijah maka Muhammad merundingkan kepada keluarganya,Keluarganya menyatakan setuju dan Muhammad menerima dengan baik. Abu Thalib menunjungi Amr bin Asad, paman Khadijah, untuk meminang Khadijah.Amr bin ASADmenyetujuinya.. Akhirnya, Muhammad dan Khadijah melangsungkan pernikahannya.Upacara tersebut dilksanakan dengan meriah di rumah Khadijah.Saat itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun.Saat pernikahan berlangsung dari pihak nabi yang menjadi saksi adalah Abu Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib, sedangkan dari pihak Khadijah yang menjadi saksi adalah Amr bin Al Asad dan Waraqah bin Naufal. Setelah kurang lebih dua belas tahun nabi berumah tannga dengan Khadijah, beliau dikaruniai tujuh anak, tiga laki laki dan empat perempuan, masing masing bernama Ibrahim, AI Qosim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah,Ummu 7



Kalsum,dan Fatimah.Tetapi sayang semua anak laki laki Nabi Muhammad meninggal ketika masih kecil, sedangkan anak perempuannya tumbuh hingga dewasa.



b. Tata Cara Nabi Muhammad SAW. Dalam Berdagang. 1. Kejujuran dalam berniaga Khadijah mempercayakan dagangannya kepada Muhammad sangatlah tepat. Muhammad merupakan orang yang benar benar jujur dan pinta, baik dalam berdagang, dan baik dalam menyampaikan hasil dagangannya. Selama pergi berdagang ke negeri Syam, Maisarah selalu mengamati gerak gerik nabi dan sangat terkesan dengan akhlak Muhammad. Ia sangat berbeda dengan para pedagang lainnya Ia tidak suka berkumpul dan melakukan perbuatan jahiliyah selama perjalanan.



8



Setibanya di negeri Syam, Muhammad menjajakan dagangannya bersama dengan Maisarah.Tata cara Muhammad dalam berdagang sangatlah berbeda dengan pedagang lainnya.Cara beliau dalam menjual barang dagangannya ialah berapa harga pokoknya itulah yang beliau sebutkan kepada calon pembeli. Sementara tentang keuntungan yang akan didapat nabi diserahkan kepada pembeli, berapa kelebihan yang akan diberikan.Oleh karena itu para pembeli merasa sangat senangmembeli dagangan nabi, mereka merasa tidak tertipu.Cara berdagang tersebut membuat teman sekafilah tidak menyukainya, tetapi nabi tidak mengubah cara nya berdagang.Maisarah terlihat kagum dengan cara dagang Nabi ,ia mencatat apa saj perilaku Nabi untuk dilaporkannya kepada Khadijah.Begitulah akhlak Nabi ketika berdagang kerja keras dan jujur dan bersungguh sungguh sehingga pembeli pun merasa puas. 2. Kejujuran dalam menyampaikan hasil berniaga. Setelah berdagang Muhammad pulang ke Mekah dan ditemani Maisarah pembantu Khadijah.beliau menyerahkan uang hasil berdagangnya.Kedatangannya disambut dengan hormat dan suka cita ,dan kekaguman ketika Muhammad melaporkan dagangannya habis terjual dan membawa untung yang besar.Walaupun Muhammad pemuda yang baru saja mulai berdagang tetapi seperti orang yang sudah berpengalaman.Karena akhlak dan kerja kerasnya itulah sehinhingga hartanya mendapat berkah dan ridha dari ALLAH S.WT.Muhammad mendapat bagian sesuai dengan haknya dari Khadijah. 3. Ketekunan dan Keramahan dalam berniaga. Muhammad memiliki pribadi yang ramah, tidak menyakiti , menghina, atau merendahkan orang lain , terlebih kepada si pembeli. Dengan keramahannya itu, menarik hati banyak orang untuk membeli barang dagangannya.Meski baru pertama dalam berniaga tetapi beliau ahli dalam seluk beluk perdagangan..Terampil mengemas dan menata barang ,m enawarkan , mengangkut, dan menghitung dengan teliti, serta melaporkan nya dengsn benar.Keuangan dicatat dengan teliti, tidak boros, dan keuntungan tidak terbuang percuma.Dengan kemampuan dan keahliannya itu maka perdagangannya maakin meluas dan bertambah besar. c. Kebijakan Nabi dalam peristiwa peletakan Hajar AswadPenduduk Mekah sudah lama ingin memperbaiki Ka’bah yang kondisi dindingnya sudah tua,akan tetapi karena mereka sangat menghormati dan memuliakan Ka’bah mereka takut akan murka Tuhan.Tatkala nabi berusia 35 tahun, terjadilah kerusakan pada Ka’bah, diterjang air bah yang sangat dahsyat,akibatnya Ka’bah mengalami merusakan dan Hajar Aswad terlepas dari Ka’bah.Akhirnya mereka mmberanikan diri untuk memperbaiki Ka’bah.Abu Wahab Amr bin Aidz pimpinan bangsa Quraisy, membuatsuatu pernyataan.Pernyataan itu berbunyi, bahwa dana yang diperlukan untuk memperbaiki Ka’bah haruslah dari harta yang suci bukan hasil mencuri,merampok, berjudi, uang riba dan sebagainya.Pernyataan itu berlaku untuk semua masyarakat Mekah yang berniat menyumbangkan hartanya untuk memperbaiki Ka’bah.Walid bin Mughirah sebagai pucuk pimpinan pemeliharaan Ka’bah mengawasi pembongkaran Ka’bah. Bagian pertama yang dibongkar 9



Walid bin Mughirah adalah dinding yang terletak di bagian rukun Yamani.Untuk menghindari perselisihan mereka membagi pekerjaan menjadi beberapa bagian.Setelah perbaikan Ka’bah selesai, sementara Hajar Aswad (batu hitam ) belum diletakkan pada tempatnyasemula.Silang pendapat terjadi dan hamper yerjadi pertumpahan darah,pertengkaran terjadi dalam lima hari.Kemudian muncullah Huzaifah bin Mughirah mendinginkan suasana,dengan penuh semangat ia mengumpulkan tokoh tokoh yang saling silang pendapat di tengah masjidil haram.Ia mengusulkan ,yang meletakkan Hajar Aswad kita serahkan kepada hakim yang adil, yang orangnya kita pilih diantara kita ,caranya adalah siapa yang esok hari lebih awal masuk Masjidil Haram melalui pintu Syaibah maka dialah orang yang kita tunjuk untuk memutuskan siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad,usulpun disetujui. Keesokan harinya, orang yang pertama masuk Masjidil haram adalah Nabi Muhammad S.A.W. oleh karena itu pada hari itu juga mereka berkumpul di Masjidilharam.Berdasarkan kesepakatan maka diputuskan orang yang paling tepat meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya adalah Nabi MuhammadS.A.W. Putusan yang sangat penting itu diterima oleh Nabi dengan rasa hormat dan lemah lembut,bijaksana dan adil, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan .Api permusuhan berubah menjadi persahabatan yang akrab. Cara Nabi menyelesaikan masalah adalah dengan menghamparkan sehelai kain yang cukup besar. Kemudian Hajar Asad beliau angkat dan meletakkannya ditengah tengah hamparan kaintersebut.Masing masing kepala kabilah memegang dan mengangkat di tepi kain itu ke tempat Hajar Aswad akan diletakkan, Setelah sekesai , nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkan pada tempat semula.Cara cara yang dilaksanakan nabi membuat para pembesar Quraisy tersanjung, lega, dan gembira.Dengan kejadian tersebut mulailah masyarakat Arab secara luas menyaksikan kecerdasan dan keadilan Nabi Muhammad S.A.W,terutama bangsa Quraisy.Semenjak itulah beliau mendapat gelar Al Amin artinya orang yang dapat dipercaya.



10