Masalah Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.1.



MASALAH PENELITIAN Masalah penelitian adalah masalah yang ingin diteliti seseorang, masalahnya bisa apa



saja yang ditemukan tidak memuaskan atau tidak ada penyelesaian, pernyataan perkara yang harus diubah, apa saja yang tidak berjalan seperti seharusnya, masalah meliputi daerah yang menjadi perhatian peneliti sebagai pendidik, keadaan yang ingin diperbaiki, kesulitan yang ingin di atasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang diterapkan dalam pemecahan penelitian. Masalah terjadi apabila: 



Ada hambatan dalam memperoleh tujuan/mencapai sesuatu.







Apabila kenyataan tidak sesuai dengan harapan (tidak sesuainya antara das-so ein ”kenyataan”dengan das-sollen”seharusnya”. Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh para



calon peneliti dalam mengangkat permasalahan penelitian, antara lain: 1. Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa ingin tahu pada calon peneliti ? 2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar belakang pendidikanya? 3. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang diperlukan? 4. Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya? 5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya? 6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah tersedia? Tidak mudah bagi peneliti untuk merumuskan masalah penelitian, terutama bagi peneliti pemula. Masalah penelitian sering dirumuskan terlalu umum sehingga dengan pokok permasalahn yang tidak jelas akan menyulitkan tahap pemecahan masalah, yang meliputi penentuan konsep-konsep teoretis yang ditelaah dan pemilihan metode pengujian data. Semakin spesifik perumusan masalah penelitian semakin mudah untuk dilakukan pengujian secara empiris. 1.1.1. Sumber-sumber Masalah Penelitian Ketika ditemukan suatu masalah, tidak selalu masalah tersebut bisa langsung terindentifikasi apalagi dirumuskan menjadi suatu topik penelitian. Hal ini bisa terjadi karena luasnya persoalan yang ditemui maupun kurangnya informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dengan analisa akan menolong untuk mencari kemungkinan-kemungkinan masalahnya dan selanjutnya berdasarkan prioritasnya akan dapat dipilih masalah yang akan ditetapkan untuk diteliti.



Awal Sebuah Penelitian. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa yang pertama kali menjadi titik awal perumusan masalah adalah suatu masalah yang teridentifikasi, suatu masalah tersebut dapat bersumber dari : 



Adanya keadian atau kenyataan yang janggal, tidak diharapkan atau tidak semestinya.







Adanya kekurangan informasi.







Merupakan tindak lanjut dari adanya informasi awal dari hasil penelitian sebelumnya, baik untuk menambahkan apa yang belum tercover dalam penelitian sebelumnya maupun untuk menambahkan informasi yang sudah didapat dari penelitian sebelumnya.1 Stonner (1982 : 257) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui bila



terdap hal-hal sebagai berikut2: a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. c. Ada pengaduan d. Ada kompetisi Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut Mac Millan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah bisa bersumber dari observasi, hasil deduksi dari suatu teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi praktis dan juga bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber dapat dijelaskan sebagaimana berikut: 1.1.1.1.



Observasi Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian. Kebanyakan



keputusan praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data empiris. Masalah penelitian bisa diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu yang masih belum memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas. Penyelidikan kemungkinan dapat menghasilkan teori yang baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur. 1.1.1.2.



Deduksi dari teori  Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip - prinsip



umum yang penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan pengujian secara empiris. Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal dari teori bermanfaat untuk memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut. 1



2



Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat http://www.galeripustaka.com/2013/05/sumber-masalah-dalam-penelitian.html



1.1.1.3.



Kepustakaan  Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya



dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih luas. Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan suatu penelitian. 1.1.1.4.



  Masalah sosial Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya terjadi



perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan sekolah. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat memunculkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat. 1.1.1.5.



Situasi praktis   Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk



dilakukannya suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan yang lebih lanjut. 1.1.1.6.



 Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban empiris



guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, 2010:109-111) Masalah bisa diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya (harapan) dengan apa yang benar - benar terjadi (kenyataan), antara aturan dan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan.Hal tersebut dengan pernyataab Stonner (1982) bahwa masalah - masalah bisadiketahui atau dicari jika ada penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. a) Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan. Seluruh apa yang ada di dunia ini selalu berubah dan yang tetap hanya perubahan, akan tetapi tidak jarang perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan bisa menimbulkan masalah. Orang yang kesehariannya menjadi seoarang pemimpin di bidang pemerintahan harus beralih ke bidang pendidikan. Hal semacam ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau



dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya sehingga perlu ada perubahan. Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan? b)   Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan. Suatu rencana yang sudah ditetapkan tetapi hasilnya berbeda dengan tujuan dari rencana itu, maka tentu saja ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal lantas tetapi kenyataan tidak sama sekali, sehingga muncul suatu masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga harga akan turun, dan ternyata tidak, sehingga timbul masalah baru. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi ternyata belum terlihat. Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan menjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidak sehingga timbul masalah. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan. c)    Adanya pengaduan. Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang biasanya dimuat di dalam koran ataupun di majalah yang mengadukan kualitas pelayanan atau produk suatu lembaga pendidikan, bisa dilihat sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap suatu sekolah atau perguruan tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pendaduan. d)   Ada kompetisi. Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahan Pos dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand phone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mail. Perusahan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone). Dalam pendidikan, lembaga-lembaga pendidikan yang



selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul masalah setelah ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia. Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date, lengkap dan akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya. Pada tabel 2.1 berikut diberikan contoh data tentang masalah SDM di Indonesia, yang menduduki rangking 110 dari 179 negara. Ini menjadi masalah karena yang diharapkan SDM yang berkualitas tinggi tetapi kenyataannya SDM yang ada kualitasnya lebih rendah bila dibandingkan dari negara-negara lain. Tabel 2.1 Human development index asean + 3 negara No. Country



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.



Singapure Brunei Malaysia Thailand Philippanes Vietnam Indonesia Myanmar Cambodia Lao pdr Japan Korea China



Life



Adult



expectancy (years) 78,7 76.4 73,2 70,0 70,4 70,5 66,8 60,2 56,2 54,7 82,0 77,0 71,6



Gros



GDP



Per- HDI



literacy  rate enrolment



capita



(PPP Rank



(%) 92,5 92,7 88,7 92,6 92,6 90,3 87,9 89,7 73,6 68,7 – 97,9 90,9



US$) 24,481 19,210 9,512 7,595 4,321 2,490 3,361 1,027 2,078 1,759 27,967 17,971 5,003



ratio (%) 87 74 71 73 82 64 66 48 59 61 84 93 69



Source: UNDP – Human Development Report 2005. (Sugiyono,2012:52-55) 1.1.2.



Kriteria Pemilihan Permasalahan Penelitian



25 33 61 73 84 108 110 129 130 133 11 28 85



Menentukan masalah penelitian merupakan awal sebelum melakukan pengembangan terhadap desain penelitian. Seorang peneliti Bruce A. Vhadwidck mengatakan bahwa, di dalam perumusan masalah terdapat tiga hal penting, diantaranya menciptakan suatu pertanyaan (sesuatu apa yang ingin diketahui), rasional (kenapa ingin mengetahuinya), dan perumusan pada pertanyaan (arah pertanyaan sendiri mengarah pada suatu jawaban yang rasional).3 Untuk memilih/menemukan suatu masalah yang spesifik dalam penelitian menurut Borg (1983: 75-82), yang harus dilakukan yaitu : 1) Mengidentifikasi lingkup masalah. Langkah yang dapat ditempuh adalah menuliskan sebanyak mungkin tipe-tipe kajian yang akan dilakukan dan aspek-aspek khusus yang paling menarik setelah area minat profesional telah teridentifikasi, carilah masalah-masalah yang lebih khusus dalam area ini yang dapat membentuk dasar-dasar untuk tesis. 2) Membaca literatur-literatur. Membaca dalam artian membaca yang terprogram dan sistimatis. Carlah referensireferensi terbaru yang sesuai dengan studi kemudian seleksi 2 atau lebih buku referensi dan buatlah review bab-bab yang bersangkutan. Kegiatan membaca ini akan membantu mempersempit perhatian pada satu atau lebih sub topik yang khusus. 3) Meneliti teori-teori yang sudah ada. Secara sederhana teori adalah penjelasan peristiwa fisik maupun perilaku. Teori terdiri dari generalisasi (dalam ilmu-ilmu fisik disebut hukum) dan konstruk. Generalisasi adalah pernyataan hubungan antara 2 atau lebih peristiwa; generalisasi dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa. Misalnya, pernyataan bahwasanya tutor individu mengakibatkan prestasi sekolah meningkat adalah generalisasi. Ada sejumlah kriteria yang digunakan sebagai pertimbangan dalam penemuan masalah penelitian, antara lain: 1. Bidang masalah dan topik yang menarik Jika ide penelitian berasal dari peneliti, bidang masalah yang dipilih umumnya adalah yang menarik perhatian dan merupakan bidang keahlian yang dikuasai oleh peneliti. Lingkungan peneliti termasuk: latar belakang pendidikan, pemikiran dan displin yang ditekuni, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bidang masalah dan pemahaman peneliti terhadapa masalah yang diteliti. 2. Signifikasi secara teoretis atau praktis



3



Rahyuda, I Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press



Peneliti harus mempertimbangkan apakah bidang maslah dan topic penelitian yang menarik untuk diteliti mempunyai signifikansi secara teoretis (untuk penelitian dasar) atau secara praktis (untuk penelitian terapan). Pertimbangan yang digunakan untuk menenntukan signifikansi masalah penelitian berkaitan dengan tiga hal berikut: a. Adanya dukungan konsep-konsep teoretis dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mempunyai topic sejenis b. Tersedianya dan dapat diperolehnya data yang relevan dengan topic penelitian c. Kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis 3. Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data Masalah yang diteliti harus dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data. Agar dapat diuji, peneliti perlu mengisolasi masalah umum menjadi masalah spesifik yang mengidentifikasi secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan unit analisis. Unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis, antara lain dapat berupa: individu, kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi, industry dan Negara. 4. Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia Pembatasan skop masalah dapat dilakukan pada berbagai aspek antara lain: periode waktu pengamatan, unsur-unsur (variabel) yang diteliti, dan lingkungan subyek penelitian.



Sumber dana penelitian dasar



biasanya berasal dari peneliti. Proses



pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan proses pelingkupan atau scoping. Mukayat (1994) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti, sebagai berikut: a. Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari jawabannya? b. Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan pada waktu penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)? c. Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where (di mana), why (mengapa), when (mengapa), dan how (bagaimana)? Pemahaman terhadap pemilihan masalah tersebut menjadi sangat penting khususnya bagi peneliti agar terhindarkan dari upaya pemecahan masalah yang bukan merupakan masalah penelitian. Suatu masalah, bukan merupakan masalah penelitian sudah tentu tidak memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas, atau ketika kemungkinan jawaban dari



pemecahan masalah tersebut hanya ada satu tanpa ada kemungkinan alternatif yang lain dari satu jawaban tersebut.4 1.1.3. Pedoman Merumuskan Masalah Penelitian Penelitian yang baik adalah penelitian yang memenuhi lima ciri utama yaitu menar peneliti, bisa dikerjakan (feasible), jelas (clear), berkontribusi terhadap ilmu pengetah kehidupan manusia (significant), dan tidak menimbulkan kerusakan bagi alam, lingkun manusia (ethical). Fraenkel dan Wallen (1990, dalam Sugiyono, 2000) mengemukaka masalah penelitian yang baik memenuhi hal-hal barikut: 1. Masalah penelitian harus feasible karena berkaitan dengan mungkin tidaknya p itu dilakukan. Aspek efesiensi merupakan dasar kriteria ini. Suharsimi Arikuntoro memberikan pertimbangan mungkin tidaknya sebuah masalah diteliti dari sisi pe dari sisi faktor pendukung sebagai berikut : Ditinjau dari diri peneliti : 1.1.Peneliti harus mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya mempunyai materi yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkan masalah 1.2. mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukannya asal selesai.3) Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakannya. 1.3.Peneliti mempunyai dana yang mencukupi.Dari sisi tersedianya faktor pendukung: 1.4.Tersedia dana sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.2) Ada izin dari yang berwenang. 2. Sebuah masalah penelitian juga harus jelas (clear) karena masalah penelitian tidak harus dipahami oleh si peneliti, tetapi juga oleh masyarakat banyak. Nawaw menambahkan agar sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti melakukan literatur. 3. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus mencari kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah yang praktis. Penelitian idealnya menjawab pertanyaan yang memajukan pengetahuam bidang yang diteliti, juga secara praktis penelitian itu meningkatkan kualitas ke manusia.



4



Rahyuda, I Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press



4. Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang bersifat etika nilai-nilai keyakinan, dan agama. Masalah penelitian harus pantas, layak, dan untuk diteliti. Intinya, penelitian itu tidak menyebabkan kerusakan bagi manus dan sosial. Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada dengan (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut: a. Masalah hendaknya dirumuskan dalam kalimat Tanya b. . Rumusan masalah hendaknya padat dan jelas c. Menautkan hubungan antara dua atau lebih variable d. Rumusan masalah hendaknya memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengembangan data untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiyono (2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah asosiatif.5 a.



Masalah deskriptif Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap



keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Contoh permasalahan deskriptif: 1. Bagaimanakah



sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri Berbadan Hukum?



2. Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional? 3. Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia? 4. Seberapa tinggi tingkat produktifitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah kejuruan? 5. Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan? 6. Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia? Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri( bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif). Penelitian yang bermaksud mengetahui kinerja Departemen Pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum, efektivitas kebijakan MBS, tingkat produktivitas dan keuntungan finansial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan; minat 5



Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta



baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.



b.



Masalah komparatif Masalah



komparatif



adalah



suatu



permasalahan



penelitian



yang



bersifat



membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri dengan swasta? (satu variabel pada dua sampel) 2. Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing? (dua variabel pada dua sampel) 3. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari kota, desa dan gunng? (satu variabel pada tiga sampel) c.



Masalah asosiatif Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan antara dua



variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun hubungan timbal balik. 1. Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun interaktif. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : .1 Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah? (variabel pertama adalah penjualan es dan ke dua adalah kejahatan) Hal ini berarti yang menyebabkan kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanya adalah sebagai berikut. Pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan. 1.2 Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah? 1.3 Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah ? 1.4 Adakah hubungan antara rumah yang dekat  rel kereta api dengan jumlah anak? 1.5 Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?



Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut. Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak.



1.



Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid



2.



sekolah. Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang



3.



sekolah. Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah.



4.



2. Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam hal ini ada variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen. Variabel independen mempengaruhi variabel dependen. 2.1.



Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen).



2.2.



Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efisiensi penbelajaran di SMA?



2.3.



Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen).



2.4.



Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).



Contoh judul penelitiannya: 1. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan pada SMK di Provinsi Indrakila. 2. Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak di SD Kabupaten Alengkapura. 3. Pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah. 



Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan variabel independen. Contoh: 1) Hubungan antara motivasi dengan prestasi. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi mempengaruhi motivasi. 2) Hubungan antara kecerdasan dengan kakayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang kaya dapat meningkatkankecerdasan karena gizi terpenuhi.



1.1.4. Pertanyaan Penelitian, Pertanyaan Manajemen, Pertanyaan Investigatif Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.6 1. Pertanyaan



Manajemen



(management



question)



adalah



pertanyaan



yang



mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah



yang



menyebabkan



penelitian



dilakukan.



Suatu



pertanyaan



yang



menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya bagaimana meningkatkan keuntungan. 2. Pertanyaan Penelitian (research question) yaitu suatu pertanyaan yang menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan kegagalan bank dalam memperoleh keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a) Faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dalam tingkat tabungannya? b) Seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut? c) Mutu lingkungan kerjanya? 3. Pertanyaan Penyelidikan (investigation question) merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi pernyataan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil pertanyaan penelitian yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–pertanyaan yang lebih rinci. Pertanyaan penyelidikan terkait dengan pertanyaan penelitian tersebut di atas dapat diajukan: a) Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan pemanfaatannya? 1) Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai? 2) Sejauh mana bebagai jasa sedemikian menarik? 3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan jasa tertentu? b) Bagaimana posisi persaingan bank tersebut? 1) Bagaimana pola geografis dari nasabah-nasabahnya? 2) Sejauh mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh bank? 6



http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/identifikasi-pemilihan-dan-perumusan.html



4. Pertanyaan Pengukuran (measurement question) dalam survei pertanyaanpertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dalam kuesioner. Contoh: bagaimana penilaian anda terhadap kualitas dan harga produk A?



1.2.



KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Telah



pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep definisi, proposisi yang disusun secara sistematis. 2. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap suatu gejala. Mengapa kinerja rendah dalam suatu organisasi? Dapat dijelaskan melalui teori (fungsi menjelaskan). Apa dampak dari rendahnya kinerja karyawan dalam suatu organisasi (fungsi prediksi), dan agar kinerja dapat ditingkatkan apa yang harus dilakukan? (fungsi control). 1.2.1. Review Literatur (Buku Teks dan Hasil Penelitian) Dalam pembahasan tentang tinjauan literatur/review of the literature, penulis membahasnya dengan menganalisis isi bab 2 chapter 5 bukuHow to Design and Evaluate Research karya Fraenkle dan Wallen dengan bab 4 tentang Tinjauan Pustaka yang ditulis oleh Sally Schumacher dalam bukunya yang berjudul Research in Education, serta sumbersumber lainnya.Terdapat empat pokok bahasan dalam pembahasan mengenai tinjauan literatur ini, yaitu: 1. 2. 3. 4.



Pentingnya tinjuan literature, Sumber literature, Langkah-langkah menyusun tinjauan literature, Menulis laporan tinjauan literatur



1.2.2. Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori setidaknya berisi tentang penjelasan variabelvariabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu sebagai langkah awal dalam pendeskripsian teori khususnya dalam paradigm penelitian kuantitatif, penelitian terlebih dahulu menentukan jumlah variabel yang akan diteliti. Apabila terdapat dua variabel dindependen dan satu variabel dependen maka peneliti harus mendeskripsikan tiga teori yang terkait dengan variabel-variabel tersebut yaitu kelompok teori yang berkenan dengan dua variabel independen dan kelompok teori yang berkenan dengan satu dependen variabel.



Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Sumber bacaan yang baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip (Suryabrata, 2003. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) yaitu relevansi dan kemuktahiran. (Sugiyono, 2000. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan sehingga ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan yang dianggap baik. Prinsip relevansi berkenan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan. Prinsip kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang dibaca. Dalam kaitan dengan banyaknya sumber bacaan ini peneliti dapat dibantu dengan memanfaatkan CD-ROM yang umumnya tersedia di perpustakaan-perpustakaan, sedangkan prinsip kemuktahiran berkenan dengan dimensi waktu. Makin baru suatu sumber bacaan maka teori yang akan diperoleh akan semakin mutakhir. Terkait dengan pemanfaatan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam proses pendeskripsian teori peneliti dapat melihat relevansi hasil penelitian tersebut permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan simpulan. 1.2.3. Langkah-Langkah Mendeskripsikan Teori Beberapa langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut: 1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti. 2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti. 3) Lihat daftar isi disetiap buku dan pilih topic yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. 4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan , bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. 5) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber bacaan yang dibaca. 6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan. 1.2.4. Kerangka Berfikir



Menurut Sekaran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) kerangka berfikir adalah “a conceptual model of how one theorizes the relationship among the several factors that have been identifield as impotant to the problem“ kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenan dengan dua atau lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenan dengan satu variabel atau lebih variabel mandiri maka peneliti, disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi berbentuk variabel yang diteliti. Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara yang terhadap gejalagejala yang menjadi obyek permasalahan. Sugiyono (2000) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan agar dapat meyakinkan sesame ilmuan, maka kerangka berfikir memuat criteria utama yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir dihasilkan dari sintesa/kesimpulan dari membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian terdahulu untuk suatu variabel tertentu. 1.2.5. Langkah-Langkah Penyusunan Kerangka Berfikir Proses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah (Sugiyono, 2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) sebagai berikut. 1) Menetapkan variabel yang diteliti 2) Membaca buku dan hasil penelitian 3) Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian 4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian 5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian 6) Sintesa dan kesimpulan Sakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan, suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut . 1. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan. 2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang mendasari. 3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau timbal balik.



4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang dikemukakan dalam penelitian. 1.2.6. Bentuk-Bentuk Hipotesis Hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo berarti keraguan sedangkan tesis berarti kebenaran. Dengan demikian berarti hipotesis adalah kebenaran yang masih diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak apabila data-data empiris dalam penelitian membenarkannya dan sebaliknya diterima apabila fakta-fakta empiris penelitian menolaknya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara atau jawaban sementara dari masalah yang dihadapi. Dikatakan sementara karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris. Hipotesis dibedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. 1. Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau hioteis yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian dibedakan antara hipotesis kerja dengan hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun atas teori yang teruji kehandalannya, sedangkan hipotesis nol disusun dari teori yang dipandang kurang kehandalannya. 2. Hipotesis statistik ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari hipotesis / penelitian menggunakan sample. Apabila peneliti tidak bekerja dengan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan populasi mungkin akanada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik. Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif/hubungan. 1) Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif. 2) Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. 3) Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.



1.2.7. Merumuskan Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh karena itu, hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau berdasarkan data-data yang telah ada sebelum penelitian dilakukan secara lebih lanjut yang tujuannya menguji kembali hipotesis tersebut. Akan tetapi, peneliti tidak boleh memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah ketidakterbuktian hipotesis. Ia harus bersikap objektif terhadap data yang terkumpul. Maka dari itu, merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah. Seperti yang sudah disinggung sekurangkurangnya ada tiga penyebab kesukaran dalam memformulasikan hipotesis, yaitu: 1) Tidak adanya kerangka teori atau pengetahuan tentang kerangka teori yang terang. 2) Kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori yang sudah ada. 3) Gagal berkenalan dengan tekhnik-tekhnik penelitian yang ada untuk dapat merangkaikan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar. Hipotesis dibentuk dengan suatu pernyataan tentang frekuensi kejadian atau hubungan antarvariabel. Dapat dinyatakan bahwa sesuatu terjadi dalam suatu bagian dai seluruh waktu, atau suatu gejala yang diikuti oleh gejala lain, atau sesuatu lebih besar atau lebih kecil dari yang lain. Bias juga dinyatakan tentang korelasi satu dengan yang lain. Berikut contoh masing-masing dari hipotesis deskriptif,komparatif dan asosiatif : 1. Contoh hipotesis deskriptif Hipotesis nol



:Daya tahan lampu neon merk A sama dengan 60 jam.



Hipotesis alternatif



:Daya tahan lampu neon merk A ≠ 600 jam.



2. Contoh hipotesis komparatif Hipotesis nol



:Tidak terdapat perbedaan laba operasional PT X dan PT Y.



Hipotesis alternatif



:Laba PT X tidak akan sama dengan (lebih besar atau lebih kecil) dengan Laba PT Y.



5



3. Contoh hipotesis asosiatif Hipotesis penelitian



:Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara motivasi dengan prestasi kerja karyawan.



Hipotesis statistik



: Ho : p = 0 berarti tidak ada hubungan



Ha : p ≠ 0 berarti ada hubungan karena tidak sama dengan nol. Hubungan tersebut bisa positif bisa negatif.



Moh, Nazir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisinis. Bandung : ALFABETA. Wayan Murjana Yasa,I Gst.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayana Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat Rahyuda, I Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar: Udayana University Press Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta http://anggunfreeze.blogspot.com/2012/10/identifikasi-pemilihan-dan-perumusan.html http://expresisastra.blogspot.com/2013/09/pengertian-penelitian-dan-masalah-penelitian.html http://www.galeripustaka.com/2013/05/sumber-masalah-dalam-penelitian.html