Masalah Penyakit Pada Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK MASALAH-MASALAH YANG SERING TERJADI PADA LANSIA



OLEH KELOMPOK 6: OCHA MAHARANI OKTANOVIA OSMELA PUTRI SARI PRIMET AY RAHMAT RESTU AYU WULANDARI



DOSEN PEMBIMBING : Hasmita, SKM, M.Biomed



AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 2015



KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah SWT, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah Keperawatan Gerontik berjudul "masalah-masalah yang sering terjadi pada lansia ‘’ Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua



Pariaman , 21 februari 2015



Penulis



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tercapainya tujuan pembinaan kesehatan bagi masyarakat lanjut usia ( lansia ) adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia dalam mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Berdasarkan keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa upaya kesehatan lanjut usia merupakan pelayanan penunjang yang kegiatanya di selenggarakan oleh puskesmas dan merupakan upaya kesehatan pengembangan dengan indikator standar pelayanan minimal 70%. Adapun tujuan khusus dari pelayanan kesehatan lanjut usia adalah meningkatkan kemandirian lansia dalam mengatasi masalah kesehatanya khususnya kemampuan mendeteksi dini penyakit, mencari pertolongan pengobatan dan kemampuan merawat dirinya sendiri untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. (1) Menurut WHO tahun 1989, telah dicapai konsensus bahwa yang dimaksud dengan lansia ( elderly ) adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut usia. Menurut Dep.Kes RI. Tahun 2005, tentang Umur harapan hidup pada perempuan 68,2 tahun dan pada laki-laki 64,3 tahun .(3) Bahkan Boedhi Darmojo menyebutkan harapan hidup pada waktu lahir orang Indonesia pada tahun 2015 sampai 2020 mencapai 70 tahun atau lebih. Adapun batasan lanjut usia oleh Departemen Kesehatan RI di tetapkan seseorang dengan usia lebih dari 60 – 69 tahun, sedangkan usia lebih dari 70 tahun dan lanjut usia berumur 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan seperti kecacatan akibat sakit disebut lanjut usia resiko tinggi. Berdasarkan data Susenas tahun 2003 jumlah penduduk lanjut usia mencapai 16.172.835 jiwa atau 7,54% dan pada tahun 2010 akan mencapai 24 juta jiwa atau 9,77% dari total penduduk. Dampak dari peningkatan jumlah lanjut usia antara lain masalah penyakit degeneratif akan sering menyertai para lanjut usia yang bersifat kronis dan multipatologis dalam penangananya memerlukan waktu cukup lama dan biaya besar. Menghadapi kondisi demikian perlu pengkajian masalah-masalah lanjut usia yang lebih mendasar dan sesuai dengan kebutuhan. Secara alami bertambahnya usia akan menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manifestasi beberapa



penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung, penyakit diabetes militus, kanker rahim / prostat, osteoporosis dan lain-lain. Meskipun lanjut usia bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan proses penuaan, insiden penyakit kronik dan ketidakmampuan akan semakin meningkat. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Jelaskan masalah fisik yang terjadi pada lansia 2. jelaskan penyakit yang sering di jumpai pada lansia C. Tujuan 1. Untuk mengetahui masalah fisik yang terjadi pada lansia 2. Untuk mengetahui penyakit yang sering di jumpai pada lansia



BAB II TINJAUAN TEORITIS Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu. Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh). Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati. Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran. Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemuduran fisik, antara lain : 1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap 2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban 3. Gigi mulai lepas (ompong) 4. Penglihatan dan pendengaran berkurang 5. Mudah lelah dan mudah jatuh 6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain : 1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik 2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi 3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang



4. Sulit menerima ide-ide baru



A. MASALAH FISIK SEHARI-HARI YANG SERING DITEMUKAN PADA LANJUT USIA Ø  Mudah Jatuh Jika anda mengamati orang lanjut usia, anda akan menemukan beberapa hal yang menarik yang pasti berbeda dari kebanyakan orang dewasa lainnya. Memang tidak dapat dibantah, bila seseorang bertambah tua, kemampuan fisik dan mental hidupnya akan perlahan-lahan tetapi pasti menurun. Akibatnya aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi kesigapan seseorang. Secara



umum menjadi



tua atau menua (ageing process), ditandai



oleh



kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain : 1.    Kulit mulai mengendur dan wajah mulai timbul keriput serta garis-garis yang menetap. 2.    Rambut kepala mulai memutih atau beruban. 3.    Gigi mulai lepas (ompong) 4.    Penglihatan dan pendengaran berkurang. 5.    Mudah lelah dan mudah jatuh. 6.    Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah. Disamping itu, kemunduran kemampuan kognetif sebagai berikut : 1.    Suka lupa, ingatan tidak berfungsi baik. 2.    Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik dari pada hal-hal yang baru saja terjadi. 3.    Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat, dan personal. 4.    Sulit menerima ide-ide baru. Jatuh seringkali dialami oleh para usia lanjut dan penyebabnya bisa multifaktor. Banyak faktor yang berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik(dari dalam lanjut usia), misalnya : gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekauan sendi, dan sinkope-dizzines, maupun faktor ekstrinsik, misalnya



lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya. Ø  Apakah Jatuh itu sebenarnya ? Menurut Reuben, 1996 (dalam buku ajar Geriatri, Prof.Dr Boedhi, 1999), mengatakan bahwa Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Dalam penelitian (Kane etal, 1994) di Amerika Serikat, Lanjut usia yang mengalami patah tulang pangkal paha (fractura columna femoris) dan 5 % akan mengalami perlukaan jaringan lunak. Perlukaan jaringan lunak yang sering, yaitu subdural haematoma, memar, dan keseleo otot. Dinyatakan pula 5% lanjut usia yang jatuh akan mengalami patah tulang iga (sterm),humerus (tulang lengan), dan pelvis. Untuk lebih dapat memahami faktor resiko jatuh harus dimengerti betul bahwa stabilitas badan itu ditentukan atau dibentuk oleh : 1.    Sistem Sensorik Pada sistem ini yang berperan di dalamnya adalah penglihatan (visus)dan pendengaran. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan penglihatan. Begitu pula semua penyakit telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran. 2.    Sistem Saraf Pusat (SSP) Penyakit SSP seperti stroke dan parkinson hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lanjut usia dan menyebabkan gangguan fungsi SSP, sehingga berespon tidak baik terhadap infut sensorik(menurut Tinneti, 1992) 3.    Kognetif Pada beberapa penelitian, dimentia diasosiasikan dengan meningkatnya resiko jatuh. 4.    Muskuloskeletal Faktor ini betul-betul berperan besar terjadinya jatuh terhadap lanjut usia (faktor murni milik lanjut usia). Gangguan muskuloskletal menyebabkan gangguan gaya berjalan(gait) dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis, misalnya : a.    Kekakuan jaringan penghubung. b.    Berkurangnya massa otot. c.    Perlambatan konduksi saraf. d.    Penurunan visus/lapang pandang.



Hal-hal tersebut di menyebabkan : 1.    Penurunan range of motion (ROM) sendi 2.    Penurunan kekuatan otot, terutama ekstremitas. 3.    Perpanjangan waktu reaksi. 4.    Goyangan badan. Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambatan bergerak, langkah yang pendek-oendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cendrung gampang goyah,susah/terlambat mengantisipasi bila terjadi gangguan, seperti terpeleset, tersandung, kejadian tiba-tiba sehingga mudah jatuh. Secara singkat faktor risiko jatuh pada lanjut usia ini dapat digolongkan dalam dua golongan, antara lain : 1.    Faktor intrinsik (faktor dari dalam tubuh lanjut usia sendiri) 2.    Faktor ekstrinsik (faktor dari luar atau lingkungan) Ø  Apa Penyebab Jatuh pada Lanjut Usia ? Penyebab jatuh pada lanjut usia adalah sebagai berikut



1.   Faktor Intrinsik, antara lain : a.    Gangguan jantung dan sirkulasi darah. b.    Gangguan sistem anggota gerak, misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah dan kekakuan sendi. c.    Gangguan sistem susunan saraf, misalnya neuropati perifer. d.    Gangguan penglihatan. e.    Gangguan psikologis. f.     Infeksi telinga. g.    Gangguan adaptasi gelap. h.    Pengaruh obat-obatan yang dipakai; misalnya diazepan, anti depresi, dan anti hipertensi. i.      Vertigo. j.      Artritis lutut. k.    Sinkope dan pusing. l.      Penyakit-penyakit sistemik.



2.   Faktor Ekstrinsik, antara lain : a.    Cahaya ruangan yang kurang terang. b.    Lantai yang licin. c.    Tersandung benda-benda. d.    Alas kaki kurang pas. e.    Tali sepatu. f.     Kursi roda yang tak terkunci. g.    Turun tangga. Selain itu faktor-faktor yang sukar diketahui, misalnya pengaruh makanan. Biasanya penyebab jatuh pada lanjut usia itu merupakan gabungan dari beberapa faktor/multifaktor. Jatuh pada lanjut usia biasanya menimbulkan komplikasi-komplikasi. Komplikasi-komplikasi yang sering terjadi antara lain : 1.    Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena. 2.    Patah tulang. 3.    Hematoma. 4.    Disabilitas/kecatatan. 5.    Meninggal. Oleh karena itu lanjut usia harus dicegah agar tidak jatuh dengan cara mengidentifikasi faktor resiko, menilai, dan mengawasi keseimbangan dan gaya berjalan, mengatur serta mengatasi faktor situasional. Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lanjut usia sangat penting dan lebih utama dari pada mengobati akibatnya. Ø  Mudah Lelah Disebabkan oleh : 1.    Faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan, atau perasaan depresi). 2.    Gangguan organis, misalnya : Anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia),gangguan pencernaan, kelaianan metabolisme (diabetes melitus, hipetiroid), gangguan ginjal dengan uremia/gangguan faal hati dan gangguan sistem peredaran darah dan jantung. 3.    Pengaruh obat-obatan, misalnya. Obat penenang, obat jantung dan obat yang melelahkan daya kerja otot.



Ø  Kekacauan Mental Akut Disebabkan oleh : 1.    Keracunan 2.    Penyakit infeksi dengan demam tinggi 3.    Alkohol 4.    Penyakit metabolisme 5.    Dehidrasi atau kekurangan cairan 6.    Gangguan fungsi otak 7.    Gangguan fungsi hati 8.    Radang selaput otak (meningitis) Ø  Nyeri Dada Disebabkan oleh : 1.    Penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung(berkurangnya aliran darah ke jantung) 2.    Aneurisme aorta 3.    Radang selaput jantung (perikarditis) 4.    Gangguan pada sistem alat pernafasan, misalnya pleuropneumonia/emboli paru-paru dan gangguan pada saluran alat pencernaan bagian atas Ø  Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik. 1.    Disebabkan oleh : 2.    Kelemahan jantung 3.    Gangguan sistem saluran nafas 4.    Karena berat badan berlebihan (overweight) 5.    Anemia Ø  Berdebar-debar (Palpitasi) Disebabkan oleh : 1.    Gangguan irama jantung 2.    Keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis 3.    Faktor-faktor psikologis Bila ketiga gejala yang disebut akhir ini, yakni nyeri dada, sesak nafas dan berdebar-debar terjadi bersamaan dalam waktu yang sama kemungkinan besar adalah disebabkan oleh gangguan pada jantung.



Ø  Pembengkakan kaki bagian bawah Disebabkan oleh : 1.    Kaki yang lama digantung (edema gravitasi) 2.    Gagal jantung 3.    Bendungan pada vena bagian bawah 4.    Kekurangan vitamib B1 5.    Gangguan penyakit hati 6.    Penyakit ginjal 7.    Kelumpuhan pada kaki (kaki yang tidak aktif) Ø  Nyeri Pinggang atau Punggung Disebabkan oleh : 1.    Gangguan



sendi-sendi



atau



susunan



sendi



pada



susunan



tulang



belakang (osteomalasia, osteoporosis, osteoartrosis) 2.    Gangguan pankreas 3.    Kelainan ginjal (batu ginjal) 4.    Gangguan pada rahim 5.    Gangguan pada kelenjar prostat 6.    Gangguan pada otot-otot badan Ø  Nyeri pada Sendi Pinggul Disebabkan oleh : 1.    Gangguan sendi pinggul, misalnya : radang sendi (artritis) dan sendi tulang yang keropos (osteoporosis) 2.    Kelainan tulang-tulang sendi, misalnya : patah tulang (fraktur) dan dislokasi 3.    Akibat kelainan pada saraf dari punggung bagian bawah yang terjepit Ø  Berat Badan Menurun Disebabkan Oleh : 1.    Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup atau kelesuan 2.    Adanya penyakit kronis 3.    Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu 4.    Faktor-faktor sosio-ekonomi (pensium) Ø  Sukar Menahan Buang Air Seni (sering ngompol) Disebabkan oleh :



1.    Obat-obat yang mengakibatkan sering berkemih atau obat-obat penenang terlalu banyak 2.    Radang kandung kemih 3.    Radang saluran kemih 4.    Kelainan control pada kandung kemih 5.    Kelainan persarafan pada kandung 6.    Faktor psikologis. Mengompol tidak hanya menimbulkan problem hygiene seperti penyakit kulit, dekubitus, dan bau tak sedap, namun lebih dari itu dapat pula mengakibatkan perasaan rendah diri dan isolasi. Ø  Sukar Menahan Buang Air Besar Disebabkan oleh : 1.    Obat-obat pencahar perut 2.    Keadaan diare 3.    Kelainan pada usus besar 4.    Kelainan pada ujung saluran pencernaan (pada rectum usus) Ø  Gangguan pada pendengaran (preqbiakuis) Disebabkan oleh : 1.    Kelaianan degeneratif (otosklerusis) 2.    Ketulian pada lanjut usia seringkali dapat menyebabkan kekacauan mental. Ø  Gangguan Tidur (sulit tidur) Disebabkan oleh : Irwin Feinberg mengungkapkan bahwa sejak meningggalkan masa remaja, kebutuhan tidur seseorang menjadi relatif tetap, Luce dan Segalmengungkapkan bahwa factor usia merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Telah dikatakan bahwa keluhan terhadap kualitas tidur siring dengan bertambahnya usia. Pada kelompok lanjut usia (empat puluh tahun) hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari lima jam sehari). Hal yang sama dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia tujuh puluh tahun. Demikian pula, kelompok lanjut usia lebih banyak mengeluh terbangun lebih awal dari pukul 05.00 pagi. Selain itu terdapat 30% kelompok lanjut usia tujuh puluh tahun yang banyak terbangun diwaktu malam hari. Angka ini ternyata tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia dua puluh tahun.



Gangguan tidur tidak saja menunjukkan indikasi akan adanya kelaianan jiwa yang dini tetapi merupakan keluhan dari hamper 30% penderita yang berobat ke dokter. Disebabkan oleh : 1.    Faktor ekstrinsik (luar), misalnya : lingkungan yang kurang tenang. 2.    Faktor intrinsik, ini bisa organik dan psikogenik. a.    Organik, misalnya : nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertentu yang membuat gelisah. b.    Psikogenik, misalnya : depresi kecemasan dan iritabilitas. Ø  Keluhan pusing-pusing Disebabkan oleh : 1.    Gangguan lokal, misalnya : vaskuler, migren (sakit kepala sebelah),mata, glaucoma (tekanan dalam bola mata yang meninggi), kepala, sinusitis, furunkel, dan sakit gigi. 2.    Penyakit sistimatis yang menimbulkan hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang tinggi) 3.    Psikologik : perasaan cemas, depresi, kurang tidur, dan kekacauan pikiran. Ø  Keluhan perasaan dingin-dingin dan kesemutan pada anggota badan Disebabkan oleh : 1.    Gangguan sirkulasi darah lokal. 2.    Gangguan pada persarafan umum (gangguan pada control) 3.    Gangguan pada persarafan local pada bagian anggota badan. Ø  Mudah Gatal-gatal Disebabkan oleh : 1.    Kelaianan kulit : kering, degeneratif (eksema kulit) 2.    Penyakit sistemik : diabetes militus, gagal ginjal, penyakit hati (hepatitis kronis), dan keadaan alergi Pada orang-orang sakit dengan lanjut usia seringkali harus dipertimbangkan kemungkinan adanya penyakit keganasan tumor pada organ tertentu, yang mudah menyebar pada organ tubuh lainnya.



B. PENYAKIT YANG SERING DIJUMPAI PADA USIA LANJUT (LANSIA) Ø  Menurut “ The National Old People’s Welfare Council ” Di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada usia lanjut ada dua belas macam antara lain : 01.  Depresi mental. 02.  Gangguan pendengaran. 03.  Bronkitis kronis. 04.  Gangguan pada tungkai/sikap berjalan. 05.  Gangguan pada koksa/sendi panggul. 06.  Anemia. 07.  Demensia. 08.  Gangguan penglihatan. 09.  Ansietas/kecemasan. 10.  Dekompensasi kordis. 11.  Diabetes melitus, osteomalisia, dan hipotiroidisme. 12.  Gangguan pada defekasi. Ø  Menurut Stieglitz   (1945) Dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, antara lain : 1.    Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelaianan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner), dan ginjal. 2.    Gangguan metabolisme hormonal, seperti : diabetes militus, klimakterium, dan ketidakseimbangan tiroid. 3.    Gangguan pada persendian, seperti : osteoartritis, gout artritis, ataupun penyakit kologen lainnya. 4.    Berbagai macam neoplasma. Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan



penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh). Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit kronik degeratif yang kerap dialami para lanjut usia, yaitu: a. Osteo Artritis (OA) OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas. b. Osteoporosis Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D. c. Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal d. Diabetes Mellitus Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh. e. Dimensia



Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah. f. Penyakit jantung koroner Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan. g. Kanker Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.



Ø  PENYAKIT USIA LANJUT (USILA) DI INDONESIA Penyakit usia lanjut (lansia di Indonesia meliputi antara lain : 1.    Penyakit system pernafasan. 2.    Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah. 3.    Penyakit pencernaan makanan. 4.    Penyakit system urogenital. 5.    Penyakit gangguan metabolic/endokrin. 6.    Penyakit pada persendian dan tulang. 7.    Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan. Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperberat oleh faktor-faktor luar, misalnya makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi, dan trauma



Tabel 8 WHO Community Study of the Elderly, Central Java 1990 (n=1203)+



Penyakit / Keluhan Artritis / Reumatisme



% 49,0



(F > M)



Hipertensi + CVd



15,2



(F > M,r < u)



Bronkitis / Dispnea



7,4



(F < M)



Diabetes Melitus



3,3



(F = M,r < u)



Jatuh



2,5



(F > M)



Stroke / Paralisis



2,1



(F < M)



TBC



1,8



(F = M)



Fraktur Tulang



1,0



(F = M)



Kanker



0,7



(F = M)



Masalah kesehatan yang mempengaruhi 29,3 (r < n) * Boedhi Darmojo et al, 1991   F =  Femala,  M  =  rural,  u  =  urban Tabel 9 Disease Pattern of People > 55 years (Houshold Survey on  Health, Dept. of Health, 1996) Penyakit Penyakit Kardiovaskuler



Per 100 Pasien 15,7



Penyakit Muskuloskeletal



14,5



Tuberkulosis



13,6



Bronkitis, Asma, dan gangguan pernafasan



12,1



Infeksi pernafasan akut



10,2



Gigi, mulut, dan sistem pencernaan



10,2



Gangguan sistem saraf



5,9



Infeksi kulit



5,2



Malaria



3,3



Infeksi lain



2,4



Sifat penyakit dapat dimulai secara perlahan-lahan, seringkali tanpa tanda-tanda ataupun keluhannya dan baru diketahui sesuadh keadaannya parah. Hal ini perlu sekali untuk dikenali agar tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosa. Tabel 10 WHO Community Study of the Elderly, Central Java 1990 (n=1203) Boedhi Darmojo et al, 1991



Penyakit / Keluhan Artritis / Reumatisme



% 49,0



(Pr > Lk)



Hipertensi + CVd



15,2



(Pr > Lk,r < u)



Bronkitis / Dispnea



7,4



(Pr < Lk)



Diabetes Melitus



3,3



(Pr = Lk,r < u)



Jatuh



2,5



(Pr > Lk)



Stroke / Paralisis



2,1



(r < u)



TBC



1,8



(Pr = Lk)



Fraktur Tulang



1,0



(Pr = Lk)



Kanker



0,7



(Pr  > Lk)



Masalah kesehatan yang mempengaruhi 29,3 R = rural, u  =  urban,  Pr  =  Perempuan,  Lk  =  Laki-laki



(r < n)



Tabel 11 Pola Penyakit Pada Usia Lanjut 60 Tahun ke Atas Tempat Penelitian No Pola Penyakit 1 Kardiovaskuler,serebrovaskuler,



Peneliti/Tahun Boedi Darmojo et



RS Elisabeth



2



Neoplasma, endokrin-metabolik. Infeksi kardiovaskuler, Neoplasma, RS Kariadi



al, 1987 Sunaryo,



3



Endokrin metabolik. Penyakit sendi,



1988 Supartondo, 1990



pernafasan, 4



pencernaan, RSUP/RSCM



et



al,



jantung-pembuluh



darah, ginjal, dan metabolik. Katarak, reumatik, hipertensi, Komunitas,



Boedi Darmoyo



penyakit jantung, diabetes melitus, Semarang 5



dan stroke. Kardiovaskuler, pencernaan,



gangguan Komunitas, Jakarta dan



penyakit



6



pernafasan. Rheumatik, hipertensi, dan radang Komunitas,



7



lambung Penyakit



jantung,



Kartini et al, 1993



Pasar  Kamso,et al,1993



Rebo mata, RSUP/RSCM,



Rebo, Jakarta Siti Setiawati dan



serebrovaskuler, bronchopneumonia, Pasien rawat inap Soerjono, 1996 8



diabetes melitus Bronchopneumonia,



(1990-1993) jantung RSUP/RSCM,



Siti



Setiawati,



koroner, RS Hipertensi, diabetes Pasien rawat inap 1996 melitus tidak tergantung insulin, (1995) gagal jantung, rawat inap PPOK, dan TB Paru 9



Gangguan kardiovaskuler saluran RS Bhakti Yudha, Tony Setyabudhi, pencernaan, dan saluran pernafasan.



pasien rawat ianp



1995



Sumber : Hadi Martono dan Boedi Darmoyo (1993); Kartini (1993); Kamso et al (1993); Supartondo (1995); Siti Setiawati dan Soerjono (1996); Siti Setiawati (1996), dan Tony Setyabudhi (1995)



Tabel 12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit Berdasar Pemberitahuan Dokter/Petugas Kesehatan Menurut Jenis Kelamin (1998)+)



No Jenis Penyakit 01 Reumatik



Wanita  (%) 37,5



Pria  (%) 29,8



AS  (%) 35,3



02



Darah tinggi



33,7



31,7



33,1



03



Gastritis/sakit maag



24,6



18,6



22,8



04



Kencing manis/diabetes



11,9



14,3



12,6



05



Kolestrol tinngi



11,1



8,1



10,3



06



Kegemukan



11,1



6,8



9,9



07



Anemia



7,3



8,7



7,7



08



Nyeri jantung



6,1



3,7



5,4



09



Asma



5,3



3,1



4,7



10



Paru-paru/TBC



3,0



8,1



4,5



11



Ginjal



2,5



7,5



4,0



12



Serangan jantung



4,3



2,5



3,8



13



Tulang keropos



3,3



4,3



3,6



14



Stroke



2,0



4,3



2,7



15



Kanker



2,8



0,6



2,2



16



Prostat



0,3



6,2



2,0



17



Liver



1,3



1,9



1,4



18 Trigliserid tinggi 1,8 0,6 1,4 *) Tampak bahwa berdasarkan diagnosa yang pernah dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya dan diketahui oleh usila, penyakit yang terbanyak yang pernah diderita usila adalah rematik (35,3%) dan hipertensi (33,1%). Di samping itu, angka gastritis juga cukup tinggi (22,8%). Penyakit jantung dan pembuluh darah 11,9% dan diabetes melitus 12,6%, osteoporosis, 3,6% dan prostat 2%. Obesitas diketahui oleh 9,9 % dan tingginya kadar lemak pada 11,7%.



Sehingga terapi dan tindakan keperawatannya segera dapat dilaksanakan. Dapat pula pada usia lanjut mengalami beberapa penyakit secara bersamaan. Sifat penyakit orang usia



lanjut biasanya progresif sampai penderitanya mengalami kematian. Orang usia lanjut pun biasanya rentan penyakit lain, karena daya tahannya telah menurun. Dinegara-negara maju penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama, sedangkan Negara yang sedang berkembang angka kematian terutama karena penyakit infeksi. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), 1992, ditemukan urutan sebagai berikut : TBC, penyakit yang tidak jelas, trauma, penyakit infeksi lainnya serta bronchitis, episema, dan asma(Sumantri et al, 1992). Meskipun penyakit infeksi juga masih menonjol pada pola penyakit lansia di Indonesia, namun penyakit berbeda dengan di Negara Belanda. Misalnya TBC yang ternyata pada urutan teratas di Indonesia, tidak terdapat di negeri Belanda. Hal tersebut dapat diasumsikan berkaitan dengan status sosial ekonomi dan lingkungan fisik maupun biologik. Pola penyakit juga tergantung pada tempat pengambilan data karena populasi yang datang ke RS lebih terbatas pada mereka yang datang dengan keluhan atau dirujuk, sedangkan populasi berupa komunitas cendrung apa adanya. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit maupun di masyarakat, ternyata pola penyakit lansia di rumah sakit sedikit berbeda dengan apa yang ditentukan pada penelitian di masyarakat seperti yang telah di lakukan oleh Boedi Darmoyo et al (1991), Kartini (1993), dan Kamso et al (1993). Ø  PENYAKIT SISTEM PARU DAN KARDIOVASKULER 1.   Paru - Paru Fungsi paru-paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan elstisitas jaringan paru-paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernafasan dapat berkurang sehingga sulit bernafas. Fungsi paru-paru menentukan komsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Jadi, komsumsi oksigen akan menurun pada orang usia lanjut. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru. Debu, hawa udara, asap industri, dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi sistem pernafasan orang usia lanjut dan karena daya tahan tubuhnya menurun dapat mudah terkena infeksi. Infeksi yang sering diderita para usia lanjut adalah Pneumonia bahkan mempunyai angka kematian cukup tinggi sampai 40 % dan biasanya diikuti dengan penyakit penyerta,



misalnya diabetes melitus, payah jantung kronik, dan penyakit-penyakit vaskuler (menurut Mangunegoro, 1992). Tuberkulosis pada usia lanjut diperkirakan masih cukup tinggi. Di RSUP DR. Karyadi semarang di temukan kasus TBC sebesar 25,2% (menurut Rahmatullah, 1994). Secara patofisiologis. Usia lanjut itu tanpa penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi paru, apalagi menderita Tuberkulosis paru, maka jelas menambah dan memperburuk keadaan. Di sini banyak dijumpai penyakit TBC Paru yang ditemukan sudah dalam keadaan parah, banyak dijumpai pila bronchitis yang menahun dan tidak sedikit kematian terjadi akibat radang paru. Kanker paru sring di jumpai terutama pada pendeirita perokok berat. MenurutMangunnegoro, 1992 menyatakan terdapat kecendrungan peningkatan frekwensi CA Paru.



ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA  Pengelompokan askep dasar pada lansia  Aktif  support personal hygiene



 Pasif  total care  Lansia potensial mengalami decubitus  Penyebab: immobilisasi, defisit jaringan lemak, defisit jaringan kolagen  Faktor intrinsic: status gizi, anemia, hipoalbuminemia, penyakit neurologik, penyakit pemb. Darah, dehidrasi  Faktor extrinsic: kurang bersih tempat tidur, alat tenun yang kusut dan kotor, defisit personal hygiene  Pengelompokan decubitus  Derajat I: terbatas pada epidermis Perawatan: bersihkan dgn air hangat dan sabun, lotion, masase 2-3 x/h, perubahan posisi  Derajat II: mencapai dermis – subkutan Perawatan: perawatan luka aseptik & antiseptik, gosok dgn es dan dihembus udara hangat bergantian, pengobatan topikal, dibalut  Derajat III: meliputi jaringan lemak subkutan dan cekung, berbau Perawatan: debridement, pertahankan sirkulasi & oksigenasi  Derajat IV: meluas sampai ke tulang Perawatan: debridement, perawatan luka aseptik & antiseptik, transplantasi kulit setempat (bila memungkinkan) PENDEKATAN PERAWATAN LANSIA 1. Pendekatan fisik terdiri dari aktif – pasif 2. Pendekatan piskis menggunakan komunikasi edukatif 3. Pendekatan sosial dengan cara diskusi, sharing perception 4. Pendekatan spiritual dengan peace



TUJUAN ASKEP 1. Kemandirian yaitu health promotion, preventive, maintenance 2. Mempertahankan kesehatan 3. Mempertahankan semangat hidup (life support) 4. Menolong dan merawat klien lansia yang mengalami sakit 5. Merangsang petugas kesehatan mengenal & menegakkan diagnosa yang tepat FOKUS ASKEP 1. Health promotion 2. Prevention disease 3. Mengoptimalkan fungsi mental 4. mengatasi gangguan kesehatan yang umum PENGKAJIAN  Tujuan o Menentukan kemampuan klien memelihara diri sendiri o Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu o Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien o Memberi waktu kepada klien untuk menjawab  Meliputi: fisik, psikologis, ekonomi, spiritual DIAGNOSA KEPERAWATAN  Fisik o Gangguan nutrisi : defisit/over o Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan o Defisit knowledge o Resti cedera fisik



o Gangguan pola tidur o Perubahan pola eliminasi o Gangguan mobilitas fisik  Psikologis: Isolasi sosial, Menarik diri, Depresi, Harga diri rendah, Coping tidak adekuat  Spiritual: reaksi berkabung/berduka, penolakan terhadap proses penuaan, marah terhadap Tuhan, perasaan tidak tenang RENCANA KEPERAWATAN ¥



Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi 1. Penyebab  Penurunan alat penghiduan dan pengecapan  Organ pengunyah kurang sempurna  Rasa penuh pada perut dan susah BAB  Melemah otot-otot lambung dan usus 2. Masalah gizi: berlebihan, berkurang, kekurangan/kelebihan vitamin 3. Kebutuhan nutrisi  Kalori ? 2100 kal pada laki-laki, 1700 kal pada wanita  Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan  Lemak tidak dianjurkan, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan  Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan  Vitamin dan mineral sama dengan usia muda  Air 6-8 gelas/h 4. Rencana tindakan a. Berikan makanan porsi kecil tapi sering b. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin c. Berikan makanan yang mengandung serat d. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori e. Batasi minum kopi dan teh



¥



Peningkatan keamanan dan keselamatan 1. Penyebab



 Fleksibilitas kaki yang berkurang  Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun  Pencahayaan yang berkurang  Lantai licin dan tidak rata  Tangga tidak ada pengaman  Kursi/ tempat tidur yang mudah bergerak 2. Tindakan mencegah kecelakaan a. Klien :  Anjurkan klien menggunakan alat bantu (sesuai indikasi)  Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya  Biasakan gunakan pengaman tempat tidur, jika tidur  Bantu klien bila ke kamar mandi  Usahakan ada yang menemani ketika berpergian b. Lingkungan :  Tempatkan di tempat khusus yang mudah diobservasi  Letakkan bel di bawah bantal & ajarkan cara menggunakannya  Tempat tidur tidak terlalu tinggi  Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai  Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan kamar Mandi  Kunci semua peralatan yang menggunakan roda  Hindarkan lampu redup dan menyilaukan  Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet



¥



Memelihara kebersihan diri 1. Penyebab  Penurunan daya ingat  Kurangnya motivasi  Kelemahan dan ketidak mampuan fisik 2. Rencana tindakan a. Mengingatkan/membantu melakukan personal hygiene b. Menganjurkan gunakan sabun lunak mengandung minyak/skin lotion



¥



Memelihara keseimbangan istirahat/tidur 1. Penyebab  Personal hygiene kurang  gatal-gatal  Ggn psikologisinsomsia  Faktor lingkungan kebisingan, ventilasi dan sirkulasi Kelemahan dan ketidakmampuan fisik 2. Rencana tindakan a. Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman b. Mengatur lingkungan yang adekuat c. Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot d. Minum hangat sebelum tidur



¥



Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi 1. Penyebab  daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga 2. Rencana tindakan : a. Berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata b. Mengingatkan terhadap kegiatan yang akan dilakukan c. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan klien d. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri e. Melibatkan klien dalam kegiatan sesuai kemampuan f. Menghargai pendapat klien



TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Menumbuhkan dan membina rasa saling percaya 2. Penerangan cukup 3. Meningkatkan ransangan panca indera  membaca, rekreasi 4. Mempertahankan dan latih daya orientasi nyatakalender, jam 5. Berikan perawatan sirkulasi 6. Berikan perawatan pernafasan 7. Berikan perawatan pada alat pencernaan  Berikan perawatan genitourinaria



 Berikan perawatan kulit



DAFTAR PUSTAKA Darmojo, Boedhi,et al.2000.Beberapa masalah penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Lueckenotte. 1997. Pengkajian Gerontologi edisi 2.EGC: Jakarta www.google.com. Keyword: Penyakit yang Sering Muncul pada Lansia. Diakses tanggal 12 September 2009 pukul 12.16 WIB