Materi 8 Pengukuran Risiko [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Fikih
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengukuran Risiko Jika risiko tidak bisa diidentifikasi, maka risiko tidak bisa diukur. Jika risiko tidak bisa diukur, maka kita tidak bisa mengelola risiko. LANGKAH DALAM IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO 1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut 2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas risiko tersebut.



MANFAAT PENGUKURAN RISIKO 1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi. 2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko. DIMENSI YANG DIUKUR 3. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian selama suatu periode tertentu. 4. Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugiankerugian tersebut. Artinya untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari suatu kerugian ferhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.



Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak dapat diketahui: 1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran. 2. Variasi nilai kerugian dari satu periode ke periode anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu. 3. Dampak keseluruhan dari kerugian tersebut, terutama kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi pengukuran tersebut, antara lain: 4. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya.



2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan. 3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril. 4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau



Pengukuran Risiko. Pada intinya ada 4 cara mengukur dampak risiko, Perusahaan dapat menggunakan lebih dari satu pengertian untuk menetapkan risiko, tergantung pada tujuan dari cara pengelolaan risiko. 1. Nilai Hipotesis (Notional) 2. Sensitivitas 3. Volatilitas 4. Penyimpangan Bawah



1. Nilai Hipotesis (Notional) Anda dapat mengukur risiko berdasarkan nilai hipotesis. Ada juga yang menamakannya nilai teoritis atau nilai nosional (Notional ammount) yaitu besarnya nilai eksposur yang rentan terhadap risiko. Misalnya: - Kawasan pabrik yang rentan terhadap kebakaran. - Total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga merupakan ukuran besarnya risiko kredit yang dihadapi perusahaan. - Memerintahkan kepada karyawan untuk menjalankan tugas yang sangat berbahaya dan mengandung risiko tinggi, nilai nosional yang dipertaruhkan adalah sama dengan jumlah karyawan tersebut.



Contoh: PT Mutiara Sani (MS) telah menyusun strategi perusahaan secara lengkap dan terperinci sampai dengan strategi korporat, strategi fungsional sampai ke anggaran telah disusun. Perusahaan telah menargetkan laba Rp.1 milyar jika kondisi pada tingkat moderat, namun jika kondisi sangat baik bisa mencapai Rp.5 milyar dan jika kondisi memburuk perusahaan telah siap dengan KONDISI LABA YANG kerugian Rp.2 milyar. KEJADIAN PROBABILIT  



AS



Optimis



30%



Moderat



50%



Pesimis



20%



DIHARAPKAN



Rp. 5.000.000.000,Rp. 1.000.000.000,(Rp.2.000.000.000 ,)



2. Sensitivitas Pengukuran risiko dengan metode sensitivitas sangat populer dan banyak digunakan karena beberapa alasan: - Cara sensitivitas merupakan cara yang sangat mudah dibandingkan dengan cara lain. - Cara ini sudah dikenal secara luas, hampir semua manajer dan analis menggunakan analisis sensitivitas terhadap setiap rencana keputusan - Cara ini dapat diterapkan untuk semua jenis eksposure dan jenis risiko. - Mudah bagi manajemen untuk menetapkan mana yang kritis dan mana yang tidak kritis.



Metode sensitivitas adalah cara pengurkuran dampal pada setiap eksposure dari akibat pergerakan variabel suatu risiko. Misalnya direksi ingin mengukur apa dampak perubahan nilai tukar pada kekayaan pemegang saham. a. Tetapkan besaran kekayaan pemegang saham, sebagian pemegang saham lebih menyukai perubahan /pertumbuhan kekayaan P Sahamdari - P pada Saham nilai nominal kekayaan (perusahaan terbuka) 1



0



r saham =



---------------------------



P0 Saham



b. Dampak dari perubahan nilai tukar, dengan cara menilai ulang semua arus kas nilai S dengan nilai tukar tukar yang up to date S nilai tukar 1



0



r nilai tukar = ----------------------------------



Berdasarkan kedua variabel tersebut ada dua cara mengukur sensitivitas. Hasil perhitungan arus kas dan biaya modal digunakan untuk menghitung harga saham dan nilai tukar diganti ganti sampai diperoleh nilai tukar sampai pada angka pertumbuhan nol dan nilai tukar memburuk sedikit saja saham akan turun. Nilai tukar ini merupakan nilai tukar baras atau nilai pergantian (Switching value) Dengan menggunakan pertumbuhan harga saham sebagai dependent variabel dan perubahan nilai tukar sebagai independent variabel. Cara ini akan menghasilkan tingkat sensitivitas perubahan dependent variabel terhadap perubahan independent.



Beberapa variabel risiko yang sering dianalisis menggunakan metode sensitivitas sebagai berikut: - Risiko suku bunga, seberapa besar dampak perubahan suku bunga dan yield curve pada kinerja keuangan dalam aspek strategis dan keuangan - Risiko nilai tukar, seberapa besar perubahan nilai tukar terhadap eksposure korporat dan eksposur keuangan. - Risiko Pasar, pengaruh pasar terhadap kinerja perusahaan atas eksposur korprat dan eksposur keuangan. - Risiko Kredit, pengaruh gagal bayar kredit terhadap kinerja keuangan. - Risiko Likuiditas, dampak likuiditas modal kerja maupun asset yang diperdagangkan terhadap kinerja keuangan.



Cara praktis melakukan analisis sensitivitas  Menguji pengaruh satu varibel  Menguji beberapa variabel secara independen  Menguji variabel secara simultan  Menguji penundaan  Menguji percepatan  Menguji perubahan harga Switching value ataupun sensitivity indicator berguna dalam pengambilan keputusan dalam rangka mengamankan eksposur dan perlindungan terhadap perusahaan. Langkah ini sangat membantu manajemen termasuk direksi dalam mengelola risiko secara komprehensif.



Metode Sentivitas 1. Durasi, untuk perhitungan obligasi 2. Markowits, dengan CAPM Dalam keuangan, aset



3. 4. 5. 6. 7.



modal pricing model digunakan untuk menentukan tingkat yang diperlukan secara teoritis yang tepat pengembalian aset. Model ini memperhitungkan sensitivitas aset non-diversifiable resiko (sebagai risiko sistematis atau risiko pasar), sering diwakili oleh beta kuantitas (β) di industri keuangan. CAR (untuk perbankan) RBC(Risk Based Capital) untuk perusahaan asuransi DOL (Degree of Operating Leverage) DFL (Degree of Financial Leverage) DTL (Dgree of Total Leverage



3. Volatilitas Volatilitas adalah mengukur seberapa besar harga, tingkat pengembalian atau variabel lain berfluktuasi. Semakin tinggi fluktuasi atau gejolak suatu varibel maka semakin tinggi pula tingkat risikonya. Variabel yang bebas risiko tidak mengalami fluktuasi dalam dunia keuangan mengenal adanya Risk Free Rate yaitu tingkat pengembalian risiko yang bebas risiko. Asset dianggap bebas risiko adalah asset yang dikeluarkan oleh pemerintah atau otoritas moneter. Seperti SUN (Surat Utang Negara). Sesuai dengan prinsip bisnis adalah semakin tinggi risiko maka semakin tinggi tingkat pengembaliannya (High Risk High Return) dengan demikian investor akan menuntut premium tingkat pengembalian yang makin tinggi bagi aset yang beresiko tinggi.



Ada dua untuk mengukur fluktuasi (Volatilitas) a. Ukuran jangkauan (range) dengan menunjukan selisih antara kemungkinan hasil tertinggi dan kemungkinan hasil terendah, semakin besar jangkauannya maka semakin tinggi risiko aset yang bersangkutan. b. Ukuran yang kedua dengan menggunakan standar deviasi yang menunjukan besarnya penyimpangan dari nilai ekspektasinya. Sebagian analisi dan praktisi yang lain menghitung koefesien deviasi (Coefficient of variance) yaitu rasio antara standar deviasi dengan nilai ekspektasinya. Standar deviasi dapat menggunakan dua jenis data yaitu: - Data Historis - Data ramalan (forecasting)



4. Penyimpangan Bawah. Penyimpangan bawah yang pertama berupa besarnya dampak negatif berupa tidak tercapainya ekspektasi. Anda dapat menghitung besarnya ekspektasi laba dengan menggunakan rata rata tertimbang dari data sebelumnya. Definisi risiko banyak digunakan oleh manajemen karena komisaris biasanya menetapkan kinerja pada tingkat tertentu seperti menetapkan ROE (Return on Equity) 25% artinya pencapaian dibawah 25% maka direksi dianggap tidak berhasil dan dapat dikenakan sangsi penggantian direksi (pencopotan). Kemudian dengan menggunakan VaR (Value at Risk) sebagian besar perbankan telah menggunakan metode ini dalam mengukur risiko yang memberikan informasi indikasi mengenai kerugian maksimum yang akan ditanggung oleh perusahaan selama periode tertentu.



Perlu dicatat , VaR tidak memberi gambaran mengenai kerugian terburuk. Kerugian yang ditunjukan oleh VaR sebatas pada tingkat keyakinan tertentu, bila perusahaan mengubah tingkat keyakinannya maka tingkat kerugian menurut VaR juga berubah. Selain itu pengukuran VaR masih mengandung beberapa kekurangan. Hal ini karena perhitungannya didasarkan atas data statistik. Penggunaan data yang berbeda akan menghasilkan hitungan yang berbeda pula. Demikian juga bila perhitungan VaR semata mata menggunakan data historis sedangkan kondisi yang akan datang banyak berubah sehingga kemungkinan perhitungan VaR menjadi tidak akurat. Yang perlu diingat adalah perhitungan dengan VaR harus menggunakan dua data utama yaitu nilai ekspektasi dan standar deviasi.



Dari ke empat cara pengukuran risiko dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran risiko dengan menggunakan nilai hipotesis merupakan cara yang paling mudah dan cara ini menjadi favorit dalam penggunaannya karena mudah untuk difahami. Sedangkan sensitivitas sedikit lebih sulit dari cara penilaian hipotesis, namun cara sensitivitas masih menjadi favorit dalam penggunaannya. Karena hampir semua perencanaan termasuk pembuatan studi kelayakan menggunakan metode sensitivitas untuk mengukur risiko dan sensitivitas juga mudah dikomunikasikan. Volatilitas dan penyimpangan bawah juga banyak digunakan saat ini khususnya pada dunia investasi portofollio. Para investor, pialang dan fund manajer pasar modal menggunakan cara ini. Sedangkan penyimpangan bawah banyak digunakan untuk risiko operasional, risiko strategis dan risiko keuangan pada perbakan.



Pengukuran dampak secara kualitatif Yang dimaksud dengan pengukuran dampak risiko secara kualitatip adalah pengukuran yang tidak menggunakan nilai dalam bentuk angka sepertih Rp., US$ , mata uang lainnya. Sebagai contoh suatu perusahaan memiliki total asset Rp.750 milyar yang memiliki produk telah tersebar luas di pasaran yang dapat merusak kesehatan lingkungan dan masyarakat. Menurut perhitungan, keberadaan produk tersebut dapat menyulut demontrasi masyarakat dan tuntutan ke pengadilan. Anda sendiri tidak dapat memperkirakan berapa besar dampak tersebut dalam ukuran rupiah.



Bagaimana anda dapat menetapkan tingkat dampak risikonya. Salah satu pendekatanya adalah dengan mempertimbangkan apakah risiko tersebut akan berdampak pada penutupan perusahaan atau perusahaan dapat tetap hidup ? Bila diperkirakan perusahaan akan ditutup dan tidak dapat beroperasi lagi, anda bisa menetapkan dampak risiko sudah sangat besar atau katastopik. Contoh lain: Anda sadar ada salah satu prosedur tugas resepsionis yang belum lengkap (dalam bekerja belum ada larangan untuk tidak membawa HP, sehingga kemungkinan besar resepsionis bisa melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas. Dilihat dari sisi probabilitas risiko kesalahan sangat mungkin terjadi< apa dampaknya ? Jika dinilai dengan Rp pasti tdk bisa namun bisa diketahui apakah bisa diabaikan atau dampaknya cukup signifikan.



Beberapa Cara digunakan dalam pengukuran ini.  Melakukan interview ke orang yang ada nilai mengetahui obyek risiko.  Melakukan konsensus, misalnya melalui diskusi atau delphi method Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya risiko.  Pengalaman  Pengetahuan  Posisi  Situasi keuangan  Kemampuan mempengaruhi  Sifat asimetris, Sikap positif risk, negatif risk dan netral risk



Kategori dampak untuk beberapa kriteria Kategori Dampak Katastropik



Signifikan



Moderat



Minor



Tidak Signifikan



KORPORAT Tidak tercapainya beberapa tujuan strategis perusahaan sehingga dapat mengahadapi masalah, keuangan, persaingan, penjualan bahkan likuidasi Tidak tercapainya tujuan perusahaan sehingga perusahaan perlu memodifikasi strategi. Investasi skala besar. Tidak tercapainya tujuan perusahaan sehingga perusahaan perlu memperbaiki proses kerja dan restrukturisasi oraganisasi. Tidak tercapainya tujuan perusahaan sehingga bisnis terganggu namun gangguan terbatas pada unit tertentu Tidak tercapainya tujuan operasional perusahaan, dalam skala dan cakupan yang kecil



SDM



KEUANGAN



Perusahaan kehilangan orang kunci sehingga proses bisnis bisa terhenti dan daya saing menurun.



Biaya langsung dan biaya tdk langsung menjadi besar sehingga ROI dan ROE negatif dan harga saham turun berkepanjangan.



Kehilangan orang kunci, bisnis terhambat, perusahaan harus merubah strategi yang signifikan Kehilangan orang kunci, sehingga perlu meninjau proses bisnis /bahkan melakukan perubahan



Biaya langsung dan biaya tdk langsung menjadi besar sehingga ROI dan ROE negatif dan harga saham turun selama setahun. Biaya langsung dan biaya tdk langsung cukup besar sehingga ROI dan ROE mendekati 0 sehingga tdk ada deviden setahun



Kehilangan orang kunci, dan menimbulkan keresahan, kinerja menurun namun dapat diatasi sehingga tidak mempengaruhi bisnis Kehilangan orang kunci dan menimbulkan keresahan, kinerja menurun



Biaya langsung dan biaya tdk langsung cukup besar sehingga ROI dan ROE menurun namun harga saham stabil. Biaya langsung dan biaya tdk langsung kecil sehingga ROI/ROE positif harga saham naik dan tdk