Materi Busana Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Materi Pembelajaran 1. Pengertian Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-anak mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Berdasarkan usianya, busana anak dibagi menjadi 3 kelompok yaitu usia 0-1 tahun disebut busana bayi, usia 1-5 tahun disebut busana balita,dan usia 6-12 tahun disebut busana usia sekolah. Berdasarkan jenis kelamin, busana anak dibagi menjadi 2, yaitu busana anak perempuan dan busana anak laki-laki. Macam-macam busana berdasarkan kesempatan dibagi menjadi 6 yaitu: (1) busana bermain, (2) busana sekolah, (3) busana pesta, (4) busana olahraga, (5) busana tidur, dan (6) busana rekreasi. Faktor-faktor yang dapat membedakan busana berdasarkan kesempatan adalah dapat dilihat dari pemilihan desain, bahan, penyelesaian, dan hiasan. Berikut adalah penjelasan dan gambar mengenai macam-macam busana anak berdasarkan kesempatan pemakaian : 1. Busana bermain adalah busana anak untuk bermain, memiliki desain yang longgar agar tidak mengganggu pergerakan dan kesehatan, praktis dalam pemakaian dan sederhana.



Gambar 1. Busana Bermain Anak



2. Busana sekolah umumnya model, bahan, corak serta warna ditentukan oleh sekolah masing-masing. Model busana anak untuk sekolah sangat sederhana dan mudah dikenakan dalam arti tidak banyak garis hias, sulaman maupun renda-renda.



Gambar 2. Busana Sekolah Anak



3. Busana Pesta adalah busana yang dikenakan untuk pergi pesta seperti pergi ke ulang tahun atau ke pesta-pesta lainnya. Warna-warna bahan juga dipilih warna-warna yang cerah dan ceria seperti merah, ungu, pink dan putih yang mewah dan elegant



Gambar 3. Busana Pesta Anak



4. Busana olahraga biasanya untuk kegiatan olahraga hanya dilakukan di sekolah, jadi desain busana olahraga bagi anak biasanya ditentukan sekolah.



Gambar 4 Busana Olahraga Anak



5. Busana tidur adalah busana anak untuk tidur sering disebut juga baby doll



Gambar 5. Busana Tidur untuk Anak



6. Busana rekreasi adalah busana anak untuk rekreasi biasanya digunakan pada saat anak-anak berekresasi ke pantai, ke tempat-tempat hiburan yang banyak dikunjungi orang. Corak dan warna busana anak untuk rekreasi seperti kotak-kotak dan polkadot



Gambar 6. Busana rekreasi



Berdasarkan uraian di atas, busana anak dapat diartikan sebagai busana yang dikenakan anak yang dibedakan berdasarkan usianya, jenis kelamin, dan kesempatannya. Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah pemilihan desain, bahan, penyelesaian, dan hiasan. Tinjauan Busana Sekolah Anak Perempuan 1) Pengertian busana sekolah anak perempuan Busana sekolah adalah busana yang dipakai untuk kesempatan sekolah. Pada umumnya busana sekolah di Indonesia yang dipakai anak adalah busana yang telah ditentukan oleh sekolah masing-



masing yang biasa disebut seragam sekolah. Busana sekolah anak perempuan adalah busana yang dipakai anak perempuan untuk kesempatan sekolah. Busana sekolah yang biasa dipakai oleh anak perempuan terdiri dari blus dan rok. Blus 34 dan rok ini pemakaiannya dapat divariasikan bergantian. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa busana sekolah anak perempuan adalah busana yang dipakai anak perempuan untuk kesempatan sekolah. Busana sekolah anak perempuan biasanya terdiri dari kemeja, rok, dan rompi. 2) Desain busana sekolah anak perempuan Desain busana sekolah anak biasanya ditentukan oleh sekolah. Desain busana sekolah biasanya dibuat sederhana dan praktis. Sederhana artinya tidak banyak garis hias, sulaman, renda-renda, aplikasi, maupun bordir. Praktis artinya mudah dalam pemakaian serta sportif misalnya mempunyai kerah kemeja atau shiller, tidak berleher rendah, lengan licin tidak lengan lonceng. Busana sekolah anak perempuan biasanya berupa kemeja polos, berlengan licin pendek, kerah kemeja, kerah rebah, saku tempel pada dada kiri, bukaan pada tegah muka dengan kancing, rompi tanpa lengan, rok lipit searah, panjang rok selutut atau semata kaki, bukaan pada tengah belakang. Berikut beberapa contoh gambar desain busana sekolah anak perempuan:



Gambar 7. Desain Busana Sekolah Anak Perempuan



Berdasarkan uraian dan contoh gambar desain busana sekolah anak perempuan di atas, dapat disimpulkan bahwa Desain busana sekolah dibuat sederhana, praktis, dan disesuaikan dengan karakter anak yaitu aktif dan ceria. Desain busana sekolah anak perempuan dapat berupa kemeja, rok, dan rompi. Desain busana sekolah anak biasanya menggunakan lengan licin, kerah rebah, kerah shiller, dan tidak banyak



menggunakan



aplikasi,



renda,



maupun



bordir



untuk



hiasannya. 3) Tekstur dan bahan busana sekolah anak perempuan Bahan busana memiliki tekstur yang berbeda-beda. Misalnya: tebal, tipis, kaku, kasar, halus, mengkilap, kusam, dan tembus terang (transparan). Anak- anak hampir tidak bisa diam, selalu bergerak, bermain, dan berlari-larian. Karena itu memilih bahan busana untuk anak yang paling penting adalah bahan yang kuat dan dapat menyerap air. Busana dari bahan yang kuat dan dapat menyerap air nyaman dipakai dan tidak panas, terutama untuk pakaian sehari-hari. Tekstur dari bahan atau fabrik sebaiknya dipilih yang lembut. Tekstur ini sangat cocok untuk busana anak, karena akan memberikan kenyamanan anak terutama saat bergesekan dengan kulit tidak menyebabkan cedera ataupun rasa gatal pada kulit. Pemilihan tekstur yang lembut disesuaikan dengan jenis kulit anak yang masih sangat halus dan sensitif terhadap benda-benda asing. Tektur dari bahan atau fabrik yang cocok untuk busana sekolah anak adalah tekstur bahan yang lembut. Bahan yang cocok untuk busana sekolah anak adalah bahan yang tidak muda kusut, kuat, tidak panas, dan menyerap keringat, seperti tetoron, poplin, arrow, oxford,katun, dan batik katun.



Gambat 8. Warna-Warna Cerah untuk Busana Sekolah Anak Perempuan



Tekstur bahan yang cocok untuk busana sekolah anak perempuan berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hal yang diutamakan dalam memilih tekstur dan bahan untuk busana sekolah anak perempuan adalah bahan yang lembut, nyaman, tidak panas, dan menyerap keringat, sehingga sesuai dengan pergerakan anakanak di sekolah. 4) Warna dan motif busana sekolah anak perempuan Warna dan motif untuk busana anak, berbeda dengan motif untuk orang dewasa. Sebaiknya pilih motif dan warna cerah sehingga cocok dengan keseharian anak-anak yang aktif dan dinamis. Warna bahan busana untuk anak-anak yang cocok adalah warna-warna cerah (warna panas), seperti jingga, kuning, dan merah. Warna-warna ini memberi kesan riang, gembira, dan cocok dengan sifat anak. Hindarkan warna bahan yang gelap seperti merah tua, biru tua, atau hijau tua,. Warna yang cocok untuk busana sekolah anak perempuan adalah warna-warna cerah seperti merah, kuning, jingga, pink, dan biru muda.



Gambat 9. Warna-Warna Cerah untuk Busana Sekolah Anak Perempuan



Motif bahan untuk busana anak adalah yang bermotif kecil. Motif dapat berupa bunga, bola-bola, binatang yang lucu, garis, atau kotakkotak.



Gambar 10. Motif Kotak-Kotak yang Cocok untuk Busana Sekolah Anak



Motif bahan yang besar tidak cocok untuk busana anak, seperti ragam bunga besar. Motif yang sesuai untuk busana sekolah anak perempuan adalah motif batik dan kotak-kotak.



Gambar 11. Motif Batik untuk Busana Sekolah Anak Perempuan



Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa busana anak perempuan adalah busana yang dipakai anak perempuan dalam kesempatan bersekolah. Di Indonesia busana sekolah sering disebut seragam sekolah. Desain busana sekolah biasanya ditentukan sekolah masing-masing. Ciri dari busana sekolah yaitu sederhana, praktis, dan nyaman. Pemilihan bahan busana sekolah dipilih yang nyaman, lembut, menyerap keringat, yaitu seperti katun. Motif dari busana sekolah anak biasanya kotak-kotak maupun batik. Alat dan Bahan Untuk Pembuatan Busana Anak anatar lain Perlengkapan yang perlu dipersiapkan: 1. Bahan: a) Bahan/kain b) Benang



c) Garnitur Busana 2. Peralatan Praktik: a) Kertas pola b) Alat pembuat pola c) Mesin jahit d) Jarum jahit e) Jarum pentul/pemberat f) Pita ukuran g) Gunting benang h) Pendedel i) Seterika j) Papan seterika Pembuatan Busana Anak 1) Mengambil Ukuran ukuran merupakan bagian yang terpenting dalam pembuatan busana. Cara mengambil ukuran harus benar-benar diperhatikan secara cermat dan teliti. Karena ukuran sangat menentukan pas atau tidaknya letak pakaian pada badan. Mengambil ukuran Badan anak adalah langkah penting dalam proses menjahit. Ambil ukuran dengan teliti dan tepat agar baju yang dijahit pas di badan anak. Cara mengambil ukuran anak adalah sebagai berikut: a) Lingkar badan (LB) : diukur sekeliling badan yang terbesar ditambah 6-8 cm untuk kelonggaran b) Lingkar pinggang (Lpi) : diukur sekeliling pinggang ditambah 1 cm, sebelum diukur pinggang diikat dengan ban petar. c) Lingkar panggul (Lpa) : diukur pada sekeliling panggul yang terbesar



d) Panjang punggung (PP): diukur dari tulang leher belakang sampai batas tali pingang. e) Lebar punggung : diukur dari garis kerung lengan sebelah kiri ke kerung lengan sebelah kanan, lebih kurang 5 cm di bawah dasar garis leher. f) Panjang Muka : diukur dari lekuk leher muka, sampai ke batas tali pinggang. g) Lebar Muka : di ukur dari garis kerung lengan sebelah kiri ke kerung lengan sebelah kanan, lebih kurang 5 cm. h) Lebar bahu/panjang bahu : diukur dari garis leher tertinggi sampai bahu terendah i) Lingkar kerung Lengan : diukur melingkari kerung lengan dengan kelebihan 1 jari atau ditambah 1 cm. j) Panjang baju/rok : (1) Diukur dari lekuk leher sampai panjang yang dikehendaki (2) Diukur dari pinggang sampai panjang yang dikehendaki.



Gambar 12. Pengambilan Ukuran Anak Berdasarkan uraian di atas, mengambil ukuran adalah adalah hal yang sangat penting dari proses pembuatan busana anak, sehingga Cara mengambil ukuran harus benar-benar diperhatikan secara cermat dan teliti yang meliputi lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, panjang punggung, dan lain-lain.



Cara Menggambar Pola Dasar Baju Anak Ukuran yang diperlukan :  1. Lingkar badan 2. Lingkar pinggang 3. Panjang punggung 4. Lebar punggung 5. Lebar muka 6. Panjang bahu 7. Lingkar Kerung lengan 8. Lingkar leher



= = = = = = = =



72 64 29 30 28 10 30 30



cm cm cm cm cm cm cm cm



Keterangan pola bagian muka A – B = ½ lingkar badan. B - B1 = 1,5 cm. B1 - D = ukuran panjang punggung, Buat garis empat persegi dari A ke B, B ke D dan dari A ke C, terus dari B ke C dan dari D ke C dengan garis bantu. A – E = D - F = ¼ lingkar badan, hubungkan E dan F dengan garis bantu (garis putus-putus). A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 0,5 cm, A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm, Hubungkan A1 dengan A2 seperti gambar (garis leher bagian muka). E - E1 = 1/3 panjang bahu, buat garis mendatar pada titik E1. a2 - A3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1. A - e1 = ½ panjang punggung.



C1 - C2 = ½ lebar muka, buat garis vertikal sampai garis bahu. Hubungkan A3 dengan K seperti gambar. C - C1 = 1/10 lingkar pinggang, C1 ke C2 dibagi dua, hubungkan dengan garis bahu titik A4, Bentuk lipit kup dari C1 dan C2 seperti gambar. B - B2 = 1,5 cm. B - b2 = 1/6 lingkar leher ditambah 0,5 cm, Hubungkan B1 dengan B2 seperti gambar. B2 - B3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1. B - D1 = ½ panjang punggung, D1 - D2 = ½ lebar punggung, buat garis vertikal sampai garis bahu. Hubungkan titik B3 dengan K seperti gambar (lingkar kerung lengan bagian belakang). D - D1 = 1/10 lingkar pinggang, D1 ke D2 dibagi dua, hubungkan dengan titik B4. Hubungkan D1 dengan D2 membentuk lipit kup seperti gambar



Pecah Pola Busana Anak



Gambar 13. Pola Busana Bermain Anak Wanita Model 1



Gambar 13. Pola Busana Bermain Anak Wanita Model 1



Gambar 15. Pola Busana Bermain Anak Wanita Model 2



Gambar 16. Pola Busana Bermain Anak Wanita Model 4



Materi Pembelajaran



1) Prinsip-prinsip Busana Industri Busana anak yang dibuat dalam skala industri mengikuti beberapa prinsip dalam pembuatannya. Dalam suatu industri busana satu model diproduksi secara massal. Artinya, untuk satu model perusahaan memproduksinya dalam jumlah yang sangat besar (dalam satuan ratusan atau ribuan potong ). Produk tersebut bisa terdiri dari satu ukuran atau beberapa ukuran yang merupakan peringkat ukuran standart tertentu. Begitu pula dengan warnanya, agar dapat menyajikan pilihan yang lebih variatif pada user satu model diproduksi dengan beberapa macam warna. Produk tersebut diproduksi dalam jumlah besar karena memang pesanan yang masuk menginginkan sejumlah itu. Bisa juga karena produk tersebut akan dijual ke berbagai tempat. Produk tersebut mampu dikerjakan oleh suatu perusahaan dalam waktu singkat karena alat dan petugas produksi mereka sudah didisain untuk dapat bekerja secara efisien. Produk busana industri menggunakan ukuran standart industri tertentu, atau sesuai dengan standar ukuran yang diminta oleh masing masing buyer. Bahkan ukuran tersebut seringkali termasuk ukuran polanya. Dalam proses produksi menggunakan sistem “ban berjalan”. Artinya, sebuah pakaian tidak di jahit tuntas oleh seorang penjahit. Masing masing bagian seperti: jahit kerah, jahit saku, pressing dan bagian bagian yang lain dikerjakan oleh masing-masing pekerja yang ahli dalam bidang tersebut. Pekerjaan tersebut dikerjakan berurutan sesuai dengan efisiensi kerja atau tertib kerjanya. Label yang dipergunakan oleh industri dapat berasal dari buyer yang memesan, atau label tertentu yang biasa digunakan oleh industri tersebut. Biasanya sebuah garment mempunyai lebih satu macam label. 2) Tertib Kerja Menggunting Busana Anak Perencanaan produksi (tertib kerja) memotong ( cutting) produk busana anak secara garis besar terbagi menjadi lima tahap pekerjaan , yakni



spreading, cutting, bundling, numbering dan panel inspection. Spreading adalah proses membentangkan kain yang akan dipotong pada meja potong. Kain yang dibentangkan tersebut dapat mencapai puluhan lembar, sesuai dengan kapasitas mesin potong yang akan dipergunakan. Proses spreading dikerjakan berdasarkan marker report (pelajari kembali teknik marker). Koordinator spreading akan menerima salinan marker



report sebagai dasar melaksanakan pekerjaan spreading. Panjang dan lebar kain yang dibentangkan pada meja spreading ditata sesuai dengan masing-masing marker. Agar lembaran lembaran kain tidak bergeser ketika di tumpuk, kain dilembabkan dengan cara menyemprotkan air pada permukaannya atau mencocoknya dengan paku panjang pada sudut sudut lembarannya. Diatas tumpukan kain itulah marker yang memuat gambar gambar



pola yang sudah dilengkapi



dengan sisa jahitan



(kampuh)



dibentangkan. Petugas spreading akan mengerjakan spreading dan mencatat semua data proses spreading pada format instruksi spreading dan perincian penggunaan kain. Setelah semua meja spreading disiapkan mulailah petugas potong (cutting) memotong bagian demi bagian pola yang tertuang dalam masingmasing marker. Setelah pekerjaan memotong selesai dilakukan selanjutnya adalah bundling dan numbering. Bundling adalah proses pengelompokan setiap bagian potongan menjadi suatu set pakaian, tujuannya adalah agar tidak ada bagian potongan yang tercecer. Disamping itu, bila ada bagian yang memerlukan penanda (misal: lokasi saku, batas belahan dan sebagainya) sebelum di loading ke lini jahit (sewing) bagian tersebut dibubuhi penanda sesuai dengan tanda-tanda pada marker yang bersangkutan. Numbering adalah penomoran ikatan size. Setiap 1 size potongan kemudian diikat dan diberi nomor sesuai dengan urutan lembar spreading/ nomor size nya. Bagian Panel



Inspection adalah bagian terakhir dari lini cutting yang akan memeriksa setiap lembar potongan kain dalam ikatan yang telah terpotong. Hal ini



untuk menjaga agar jangan sampai terdapat cacat kain yang dikirim ke lini



sewing.



a) Perencanaan (tertib kerja) menggunting gaun anak Perencanaan produksi gaun anak dapat dibuat setelah spesifikasi modelnya diketahui. Berikut ini adalah gambar contoh spesifikasi model gaun anak yang sudah disetujui buyer (gambar 17)



Gambar 17. Spesifikasi model sampel gaun anak Untuk memudahkan mengingat urutan perencanaan produksi gaun anak perhatikan bagan alir nya pada gambar 18 berikut ini



Gambar 18. Bagan alir perencanaan produksi gaun anak



Data spesifikasi sampel gaun anak kemudian dilengkapi dengan data marker report yang dikirim dari bagian marker. Contoh format dan isiannnya adalah sebagai berikut. Marker Report Gaun Anak Date report: .8-12-2003..………. Style: G.03.21199 Buyer: Peteku………..…………. Qty Ord:G.03.21199/1440 Description: Gaun..….. Del date: 08-01-2004………..



Petugas spreading akan menterjemahkan marker report dalam format instruksi spreading yang memuat data data berikut: Instruksi Spreading Gaun Anak Spreader: Slamet.…. Tanggal: 9 - 03-2018……………. Style: K.03.21199…. Buyer: Peteku………… Start: 08.30………… Finish: 12.00………. No spreading: 01-12 Kind of Fabric: 100% Cotton…….. Description: Gaun ….. Marker length: 12,22 yard…………



Kemudian lembaran-lembaran kain sesuai dengan data nomer roll beserta kode warnanya akan ditata dalam 6meja spreading sesuai dengan



instruksi spreading tersebut. Setelah pekerjaan spreading gaun anak sesuai order selesai dikerjakan catat perincian penggunaan kain dalam format berikut. Perincian Penggunaan Kain Gaun



Petugas cutting akan memotong bagian bagian pola gaun anak sesuai dengan masing-masing marker dengan menggunakan mesin potong.



b) Perencanaan produksi (tertib kerja) menggunting overall anak Sebelum



membuat



perencanaan



produksi



atau



tertib



kerja



menggunting bahan untuk overall anak ada baiknya diperhatikan spesifikasi model overall berikut yang telah lolos uji sampel produk. Artinya, sample overall anak yang diproduksi telah dikonfirmasikan kepada buyer. Berikut ini adalah gambar dan spesifikasi model sample overall anak (gambar 19)



Gambar 19. Spesifikasi model overall anak Agar lebih mudah untuk diingat perencaanaan produksi overall anak berikut ini disajikan dalam bentuk bagan alir (gambar 20)



Gambar 20. Bagan alir perencanaan produksi overall anak Data spesifikasi sample overall anak yang akan diproses lebih lanjut dilengkapi dengan data marker report sebagai berikut. Marker Report Overall Date report: .9- 03- 2018..………. Style: O 04.21199 Buyer: Peteku………..…………. Qty Ord: O 04/1152 Description: Overall……………..Del date: 09-01-2018………..



Petugas spreading akan menerjemahkan marker report overall anak tersebut dalam instruksi spreading overall yang memuat data berikut. Instruksi Spreading Overall Spreader: Imam S.…. Tanggal: 10 –02 -2018……………. Style: O 04.21199…. Buyer: Peteku………… Start: 08.00………… Finish: 12.30………. No spreading: 01-06 … Kind of Fabric: Soft jeans…….. Description: Overall…… Marker length: 12 yard…………



Kemudian, lembaran lembaran kain ditata sesuai dengan nomer roll beserta kode warnanya akan ditata dalam 6 meja spreading sesuai dengan instruksi spreading tersebut. Setelah pekerjaan spreading overall sesuai order selesai dikerjakan catat perincian penggunaan kain dalam format berikut.



Perincian Penggunaan Kain Overall



Petugas cutting akan memotong bagian bagian pola overall sesuai dengan masing-masing marker dengan menggunakan mesin potong. c) Memotong bahan (cutting) gaun anak Potongan kain gaun anak dari lini cutting untuk model tersebut per size terdiri dari potongan kain badan gaun muka atas satu lembar, potongan kain badan gaun muka belakang dua lembar, potongan kain lengan dua lembar, potongan kain badan gaun bagian bawah dua lembar, potongan kain pita dua lembar dan kumai serong satu lembar. Gambar setiap set potongan gaun anak termuat dalam gambar 21. berikut ini.



Gambar 21. Hasil cutting per set gaun anak



Bila mengacu pada marker ratio, jumlah total cutting gaun anak 6 meja



spreading adalah 1440 set potongan gaun anak. Adapun data lengkapnya dicatat dalam cutting report sebagai berikut. Cutting Report Gaun Anak



Setelah semua proses cutting gaun anak terekam dalam format, perlu dilanjutkan dengan proses bundling, yaitu mengelompokkan bagian potongan set gaun anak dan memberikan penanda. Bagian dari gaun anak yang perlu diberi penanda adalah batas lajur kerut, batas panjang rits, dan lokasi pasang pita. Proses selanjutnya adalah numbering, yaitu memberikan tanda nomer size dan kode warna untuk setiap set gaun anak yang sudah diberi penanda. d) Memotong bahan (cutting) overall anak Potongan kain gaun anak dari lini cutting untuk model tersebut per size terdiri dari potongan kain overall muka 2 lembar, potongan kain overall belakang2 lembar, potongan kain lapisan leher overall 2 lembar, potongan kain tali bahu overall 2 lembar, potongan kain saku depan 2 lembar dan potongan kain saku belakang2 lembar. Gambar setiap set potongan



overall anak termuat dalam gambar 22 berikut ini.



Gambar 22. Hasil cutting per set overall anak Bila mengacu pada marker ratio, jumlah total cutting overall anak dari 6 meja spreading adalah 1152 set potongan overall anak. Adapun data lengkapnya dicatat dalam cutting report sebagai berikut. Cutting Report Overall Anak



Setelah semua proses cutting overall anak terekam dalam format, perlu dilanjutkan dengan proses bundling, yaitu mengelompokkan bagian potongan set overall anak dan memberikan penanda. Bagian dari overall anak yang perlu diberi penanda adalah lokasi saku muka,



lokasi saku



belakang, dan lokasi pasang rumah kancing tali bahu .Proses selanjutnya adalah numbering , yaitu memberikan tanda nomer size dan kode warna untuk setiap set overall anak yang sudah diberi penanda.



Materi Pembelajaran Harga Pokok Penjualan a. Pengertian Harga Pokok Penjualan Yang dimaksud dengan harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan 1. Sebagai patokan untuk menetukan harga jual 2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apapun harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan, maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan di peroleh kerugian. b. Rumus Menghitung Penjualan Bersih Penjuaalan dalam perusahaan dagang sebagai salah satu unsur dari pendapatan perusahaan. Usaha – usaha dalam penjualan bersih terdiri dari : 1. Penjualan kotor 2. Retur penjualan 3. Potongan penjualan 4. Penjualan bersih Untuk mencari penjualan bersih adalah sebagai berikut : Penjualan Bersih = Penjualan Kotor – Retur Penjualan Potongan Penjualan c. Rumus Menghitung Pembelian Bersih Pembelian bersih adalah sebagai salah satu unsur dalam menghitung harga pokok penjualan. untuk menghitung pembelian bersih terdiri dari: Pembelian kotor, biaya angkut pembelian, retur pembelian dan pengurangan harga, retur pembelian, potongan pembelian. untuk menghitung pembelian bersih dapat dirumuskan sebagai berikut :



Pembelian bersih = pembelian + biaya angkut pembelian – retur pembelian – potongan pembelian d. Rumus Menghitung Harga Pokok Penjualan Untuk menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan terlebih dahulu unsur-unsur yang berhubungan dengan harga pokok penjualan. Unsur-unsur itu antara lain:  Persediaan awal barang dagangan  pembelian  biaya angkut pembelian  retur pembelian dan pengurangan harga  potongan pembelian Rumus Harga Pokok Penjualan yaitu: HPP = Persediaan awal barang dagangan + pembelian bersih – persediaan akhir HPP = Barang yang tersedia untuk dijual – persediaan akhir Menghitung harga jual hasil produksi (marketing) merupakan bagian dari tahapan perhitungan terhadap penentuan kebutuhan harga bahan dasar/utama, bahan tambahan, bahan pelengkap dan semua biaya yang digunakan untuk produksi, serta keuntungan yang diinginkan sehingga dapat dipergunakan untuk menetapkan harga jual baik perpotong maupun dalam jumlah yang besar. Langkah menghitung atau menentukan harga jual produk yaitu : 1.



Menghitung kalkulasi harga pokok, yaitu merupakan perhitungan terhadap biaya pengeluaran produksi yang terdiri dari bahan utama, bahan pelengkap/pendukung, biaya listrik dan tenaga kerja.



2.



Menghitung kalkulasi harga jual, dalam menentukan harga jual ini harus memperhatikan tentang jumlah keuntungan yang ditentukan sesuai dengan prosentase yang berlaku pada usaha tersebut.



Penetapan harga jual yang dilakukan oleh usaha busana dapat ditetapkan melalui 3 cara yaitu : 1.



Cost Based Pricing  (harga berdasarkan pada biaya produksi)



2.



Value Based Pricing  (harga berdasarkan nilai artistik yang bagus)



3.



Completition Based Pricing  (harga berdasarkan pada persaingan produksi) Penetapan harga jual Cost Based Pricing dan Competition Based Pricing 



dapat digunakan untuk usaha busana bentuk garment, konveksi, tailor, modiste dan adi busana. Namun biasanya usaha busana jenis adi busana sering menggunakan tipe penetapan harga jual Value Based Pricing  yang harganya bisa sangat tinggi atau di atas harga pokok produksi karena ada unsur value artistiknya yang menyebabkan busana tersebut sangat indah. Harga jual dapat diperhitungkan dengan cara : Harga pokok produksi + % laba + % pajak Harga pokok produksi = biaya tetap (konstan) + biaya langsung dan biaya tidak langsung 



Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksinya bertambah atau dikurangi, misalnya gaji karyawan, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya perawatan, sewa gedung dan mesin.







Biaya langsung yaitu biaya yang secara langsung masuk dalam proses produksi, misalnya bahan baku langsung, upah buruh langsung, bahan penolong, barang gagal, dan biaya lembur.







Biaya tidak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung ikut menentukan proses produksi. Misalnya penggunaan listrik.



Penentuan Laba Penentuan jumlah prosentase (%) laba berdasarkan target atau keinginan dari pengusaha, misalnya 10% atau berdarakan persaingan yang rata-rata misalnya 12%, kemudian laba ditetapkan 12%. Perolehan persentase laba



dikalikan dengan jumlah keseluruhan biaya langsung (jasa disain, bahan pokok, bahan pelengkap, ongkos pembuatan) ditambah dengan biaya tidak langsung dan biaya tetap. Penentuan besar pajak Penentuan besarnya pajak yaitu % dari (harga pokok produksi + laba). Besarnya persentase pajak sekitar 5% dapat berubah tergantung dari lamanya sewa gedung. Berikut ini contoh cara menghitung harga jual busana. Sebuah butik “Anindya Fashion” membuatkan busana pesta seorang pelanggannya



dengan



pengeluaran



untuk



bahan



baku



sebanyak 



Rp.125.000,00, jasa desain Rp. 10.000,00, bahan pembantu Rp. 7.500,00, bahan pelengkap Rp.25.000,00, ongkos jahit sebesar Rp.50,000,00 (jahit + payet), biaya penyusutan Rp.10.000,00, biaya sewa gedung Rp.5.000,00 dengan laba 12% dan pajak 5%. Berikut ini contoh cara perhitungannya :



Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh harga jual sebesar Rp.272.420.00, dari hasil tersebut kita bulatkan menjadi Rp. 275.000,00.