Materi Imunisasi TT Pada Ibu Hamil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL



A. Pengertian Imunisasi TT Imunisasi TT Pada ibu Hamil adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan pada ibu hamil terhadap infeksi tetanus yaitu dengan menyuntikan vaksin tetanus toxoid



B.



Tujuan pemberian Imunisasi TT



1. Memberikan kekebalan pasif kepada ibu hamil terhadap tetanus, karena vaksinasi selama hamil juga ikut membantu bayinya menghindari tetanus selama beberapa minggu setelah lahir. 2. Mencegah terjadinya penyakit tetanus pada ibu saat hamil, bersalin dan nifas 3.



Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum misalnya akibat infeksi tali pusat pada proses persalinan



C. Jadwal pemberian Imunisasi TT TT1



: Diberikan pada kunjungan awal/ Trimester I



TT2



: 4 Minggu setelah TT1 perlindungan 3 tahun



TT3



: 6 Bulan setelah TT2 perlindungan 5 Tahun



TT4



: 1 Tahun setelah TT3 perlindungan 10 Tahun



TT5



: 1 Tahun setelah TT4 perlindungan 25 Tahun



D. Interval Pemberian imunisasi TT Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil adalah 2 kali dengan selang waktu pemberian minimal 4 minggu 1.



Apabila sebelumnya ibu telah mendapatkan imunisasi TT pada masa calon pengantin, maka imunisasi TT cukup diberikan 1X saja.



2. Bila ibu belum pernah TT atau masih ragu, perlu diberikan TT sejak kunjungan 1 sebanyak 2x dengan jadwal minimal 1 bulan atau 4 minggu. 3.



Apabila pernah menerima TT 2 kali pada kehamilan terdahulu dengan jarak kehamilan tidak lebih dari 2 tahun, maka TT cukup di berikan 1 kali.(TT ulang)pada kunjungan kehamilan yang pertama.



E.



Tempat penyuntikan Imunisasi TT Imunisasi TT di berikan selama masa kehamilan pada 1/3 lengan kiri atas bagian luar dengan dosis 0,5 cc.



F.



Efek samping penyuntikan



Nyeri, kemerahan, bengkak selama 1- 2 hari pada tempat penyuntikan.



G. Cara mengatasi efek samping Kompres dengan air hangat pada tempat penyuntikan.



H. Akibat bila imunisasi TT tidak diberikan pada ibu hamil. 1. Meningkatkan resiko terjadinya penyakit tetanus pada ibu hamil bila terluka 2. Meningkatkan resiko terkadinya tetanus neonatorum pada bayinya



I.



Tempat pelayanan untuk mendapatkan Imunisasi TT



1. Puskesmas 2. RB 3. BPS 4. RS



IMUNISASI TT



A. PENGERTIAN IMUNISASI TT



Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Bidanlia, 2010).Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorpsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfot. Thimersol 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi (Depkes RI, 2006). B. MANFAAT IMUNISASI TT 1. Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001). 2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000)Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004). C. JUMLAH dan DOSIS PEMBERIAN IMUNISASI Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000). 1. Kemasan a) 1 bok vaksin terdiri dari 10 vial. b) 1 vial berisi 10 dosis.



c) Vaksin TT berbentuk cairan. 2. Jarak pemberian imunisasi TT1 dan TT2 Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000). 3. Jadwal pemberian a) TT 1, diberikan dengan dosis 0,5 cc. b) TT 2, jarak pemberian 4 minggu setelah TT 1, dapat memberikan perlindungan selama 3 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. c) TT 3, jarak pemberian 6 bulan setelah TT 2, masa perlindungan 5 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. d) TT 4, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 3, masa perlindungan 10 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. e) TT 5, jarak pemberian 1 tahun setelah TT 4, masa perlindungan 25 tahun, dosis pemberian 0,5 cc. D. IMUNISASI yang DIBUTUHKAN WANITA HAMIL



1. Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster 2. Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan narkoba suntik) 3. Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14. 4. Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan infeksi spesifik: a) Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh; diabetes) b) Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan rabies c) Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif) d) Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif. 5. Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil : a) MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini b) Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan c) HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas. Cara Pemberian: a) Vaksin dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuannya agar suspensi menjadi homogen. b) Penyuntikkan vaksin TT untuk mencegah tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara intramuskular atau subkutan dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan terhadap tetanus pada wanita usia subur, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke tiga dan ke empat.



c)



Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada trimester pertama. d) Di unit pelayanan statis: vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan: vaksin belum kadaluawarsa, vaksin disimpan dalam suhu 2 dan 8 derajat Celcius, tidak pernah terendam air, terjaga sterilitasnya, tidak beku, VVM masih dalam kondisi A atau B. e) Di posyandu: vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi. E.



EFEK SAMPING IMUNISASI



Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping. 1. Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi alergi. 2. Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam. 3. Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat berlangsung hingga 2 hari, demam. 4. Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan. 5. MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi. 6. Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai 3minggu setelah imunisasi. 7. Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan. 8. Vaksin Polio Oral : tidak ada. 9. Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan. Yang harus diperhatikan: a. Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan b. Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi. c. Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin.