Materi LDK 2021-2022 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MATERI - MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) SMK FAJAR MOYONGKOTA TAHUN 2021-2022



TATA TERTIB PELATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMK FAJAR MOYONGKOTA



1. Peserta adalah Siswa Aktif SMK Fajar Moyongkota 2. Setiap peserta harus berada di tempat kegiatan 15 menit sebelum acara di mulai. 3. Setiap peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 4. Setiap peserta wajib menjaga ketentraman, ketenangan, sopan santun/etika dan tatakrama selama kegiatan berlangsung. 5. Setiap peserta tidak diperkenankan meninggalkan tempat tanpa seijin panitia selama acara berlangsung. 6. Peserta dilarang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma/aturan yang berlaku bagi seorang mahasiswa/wi selama kegiatan berlangsung atau selama peserta berada di lokasi kegiatan. 7. Peserta yang berhalangan mengikuti penyajian materi karena alasan sakit atau keperluan lain, diharuskan melapor terlebih dahulu kepada panitia. 8. Setelah selesai menerima materi, peserta diharapkan membuat ikhtisar atau ringkasan materi untuk dijadikan bahan penilaian, sampai dimana keberhasilan peserta mengikuti LDK. 9. Peserta yang melanggar tata tertib ini akan dikenakan sangsi sesuai dengan jenis pelanggarannya. 10. Hal – hal yang belum tercantum dalam ketentuan tata tertib ini akan diatur kemudian.



MATERI: KEORGANISASIAN DAN STRUKTUR



1.      DEFINISI Secara etimologi organisasi berasal dari kata organ yaitu struktur atau susunan tubuh yang terdiri dari kepala, badan dan kaki. Secara terminologi organisasi adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang memiliki tujuan tertentu Jadi bisa kita pahami mengenai organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja sama dan manajemen organisasi untuk mencapai.    2.      SYARAT ORGANISASI Untuk terbentuknya suatu organisasi memerlukan beberapa syarat untuk dapat berlangsungnya organisasi tersebut antara lain : a.       Tujuan adalah yang mengarahkan jalannya organisasi b.      Aturan adalah yang dibuat dan untuk memaksa setiap orang yang tergabung didalam organisasi agar disiplin dan teratur dalam menjalankan tugas, fungsi, wewenang, tanggung jawab dan kewajiban dalam organisasi. c.       Pengurus adalah yang menggerakkan langkah organisasi sesuai tujuan dan aturan yang ada. d.      Anggota adalah yang digerakkan bukan dalam artian tidak memiliki hak untuk bertindak ketika ada pelanggaran yang dilakukan oleh pengurus.   3.      JENIS-JENIS ORGANISASI a.       Formal adalah organisasi yang memiliki aturan main secara tertulis dan dijadikan sebagai acuan dalam menjalankan program kerja. Seperti AD/ART, dll. b.      Non formal adalah organisasi yang aturannya dipahami secara umum dan tidak tertulis. Seperti kelompok masyarakat di suatu lingkungan, dll. c.       In formal adalah organisasi skala kecil yang pengaturannya secara alamiah seperti rumah tangga.   4.      SIFAT ORGANISASI a.       Independen adalah organisasi yang berdiri sendiri dan tidak memiliki hubungan konstitusi dengan organisasi lain (non struktural dengan organisasi lain) b.      Non Independen adalah organisasi yang memiliki hubungan konstitusi dengan organisasi lain.   5.      MACAM-MACAM ORGANISASI a.       Profit adalah organisasi yang mencari keuntungan, secara khusus mencari keuntungan dari segi keuangan seperti PT. koperasi, pertokoan, dll. b.      Non profit adalah organisasi yang mengedepankan pengembangan keilmuan seperti MAPALA, LPM, dll.     6.      BENTUK ORGANISASI a.       Organisasi taktis adalah organisasi jangka pendek yang tidak memiliki kader dan ada ketika ada masalahmasalah tertentu yang dianggap serius. b.      Organisasi teknis adalah organisasi jangka panjang yang memilki kader dan aturan main yang jelas untuk dijadikan acuan dalam melaksanakan setiap program kerja.    



7.      PERANGKAT ORGANISASI Organisasi memiliki perangkat yang jelas, baik itu organisasi taktis maupun organisasi teknis, organisasi formal, non formal dan seterusnya: a. Perangkat lunak. AD/ART dan aturan sejenis khusus untuk organisasi dibawah naungan Negara UUD untuk organisasi kenegaraan b. Perangkat keras. 1)    Pengurus. Pengurus yang dimaksud adalah secara keseluruhan dan tidak dibatasi hanya pada pengurus harian atau pengurus inti organisasi yang menjadi penggerak dalam mencapai kesuksesan dan tidaknya suatu organisasi. 2)    Anggota. Anggota yang dimaksud adalah secara keseluruhan.    8.      FORUM ORGANISASI a.       Musauwarah Besar (MUBES) adalah tempat pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi. b.      Rapat kerja (RAKER) adalah rapat untuk membahas program kerja dalam satu periode kepengurusan. c.       Rapat panitia yaitu rapat yang dilaksanakan guna membahas proses berlangsungnya kegiatan yang dihadiri oleh jajaran kepanitiaan. d.      Rapat anggota adalah rapat yang bisa dihadiri oleh anggota saja, terkecuali di undang. e.       Rapat pengurus adalah rapat yang dihadiri oleh pengurus harian untuk membahas sejauh mana program kerja dan fungsi kepengurusan yang dilaksanakan oleh pengurus.   9.         MANFAAT ORGANISASI                Sebuah organisasi tidak hanya harus memiliki tujuan, akan tetapi juga harus memiliki manfaat terutama bagi anggotanya. Salah satu manfaat yang bisa di dapat dari sebuah organisasai adalah membentuk mental individu yang berani dalam mengungkapkan pendapat di depan umum, bertukar pikiran, kerjasama dalam sebuah tim untuk dapat tercapai tujuan dari organisasi tersebut. Adapun manfaat yang didapat dari sebuah organisasi, adalah melatih leadership, memperluas relasi dan pergaulan, pembelajaran kerja yang sesungguhnya, pembentukan terhadap karakteristik seseorang, peningkatan terhadap wawasan serta pengetahuan seseorang, mampu menghadapi segala tekanan yang diberikan, serta mampu mendesain serta menciptakan management waktu.



MATERI: STRUKTUR ORGANISASI Pengertian Struktur Organisasi OSIS menjadi organisasi yang paling umum kita ketahui karena kegiatannya selalu bersinggung dengan kegiatan dan organisasi yang ada di sekolah. Secara umum, OSIS dikelola oleh siswa yang terpilih menjadi pengurus osis di bawah bimbingan guru yang bertugas sebagai Pembina OSIS. OSIS juga merupakan jantungnya organisasi-organisasi yang ada di sekolah seperti Paskibra, PMR, Pramuka dan sebagainya. OSIS ini merupakan organisasi yang berperan penting dalam peningkatan dan kemajuan suatu sekolah. Jika pengurus OSIS selalu aktif dalam menjalankan berbagai programnya dengan baik, pastinya akan berdampak baik terhadap nama baik sekolah. OSIS ini juga dapat berperan aktif karena struktur organisasi didalamnya yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk itu, bagi kalian yang merupakan calon pengurus OSIS harus tahu terlebih dahulu bagaimana struktur organisasi serta tugasnya dalam kepengurusan OSIS. Bagaimana struktur dan apa saja tugasnya? Yuk, simak baik-baik contoh struktur organisasi OSIS beserta tugasnya di bawah ini. Berikut Contoh Struktur Organisasi OSIS Lengkap Dengan Tugasnya Masing-Masing



Dapat kalian lihat struktur organisasi OSIS di atas, bahwa pengurus OSIS terdiri atas pengurus inti dan seksiseksi bidang (sekbid) di bawahnya. Pengurus inti tersebut meliputi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Seperti apa dan bagaimana saja tugas-tugas pengurus OSIS tersebut? Simak baik-baik fungsi dan rincian tugasnya di bawah ini: Ketua OSIS Ketua OSIS berfungsi sebagai pemimpin dalam organisasi serta bertanggung jawab pada semua yang terjadi di dalam organisasi. Adapun rincian tugas Ketua OSIS, sebagai berikut: 



Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana.







Mengoordinasikan antar pengurus dan mengevaluasi setiap kegiatan pengurus.







Bijaksana dalam mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.







Memimpin rapat.







Menyusun program kerja, melaksanakan kegiatan yang sudah ada serta mengoordinasi kegiatan ekstrakurikuler.







Menjalin komunikasi dengan sekolah lain.







Bertanggung jawab kepada Pembina OSIS.



Wakil Ketua OSIS Wakil Ketua OSIS berfungsi sebagai pendamping Ketua OSIS dalam memimpin organisasi. Adapun rincian tugas Wakil Ketua OSIS, sebagai berikut: 



Bersama dengan Ketua OSIS dan membantu dalam menjalankan tugasnya.







Memberi saran dan masukan kepada Ketua OSIS dalam mengambil keputusan.







Menggantikan Ketua OSIS jika berhalangan hadir.







Bersama dengan setiap Ketua Seksi untuk mengoordinasi tiap sekbidnya.







Bertanggung jawab pada Ketua OSIS



Sekretaris I Dalam struktur organisasi OSIS, Sekretaris I berfungsi sebagai pendamping Ketua OSIS dalam administrasi agenda kegiatan organisasi. Adapun rincian tugas Sekretaris I, sebagai berikut: 



Memberi saran dan masukan kepada Ketua OSIS dalam mengambil keputusan.







Mendampingi Ketua OSIS dalam setiap rapat.







Menyiapkan, mendistribusikan, dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan agenda kegiatan.







Menyiapkan agenda, evaluasi kegiatan, hasil rapat, laporan, dan surat.







Bersama Ketua OSIS menandatangani setiap surat.







Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi.







Bertindak sebagai notulis atau bisa juga diserahkan kepada wakil sekretaris (sekretaris II).







Membantu Ketua OSIS dalam menyusun program dan melaksanakannya.







Bertanggung jawab terhadap Ketua OSIS.



Sekretaris II Dalam struktur organisasi OSIS, Sekretaris II berfungsi sebagai yang meringankan tugas Sekretaris I. Adapun rincian tugas Sekretaris II, sebagai berikut: 



Membantu meringankan tugas Sekretaris I.







Menggantikan Sekretaris I jika berhalangan hadir.







Bersama Sekretaris I membantu Ketua OSIS dalam menyusun program dan melaksanakannya.







Bertanggung jawab terhadap Sekretaris I.



Bendahara I Dalam struktur organisasi OSIS, Bendahara I berfungsi sebagai pendamping Ketua OSIS dalam administrasi anggaran organisasi. Adapun rincian tugas Bendahara I, sebagai berikut: 



Bertanggung jawab dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan, inventaris serta perbendaharaan organisasi.







Bersama Ketua OSIS menyusun anggaran belanja organisasi dalam melaksanakan program OSIS.







Membuat tanda bukti kuitansi setiap pemasukan/pengeluaran keuangan untuk laporan pertanggungjawaban.







Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.







Bertanggung jawab pada Ketua OSIS.



Bendahara II Dalam struktur organisasi OSIS, Bendahara II berfungsi sebagai yang meringankan tugas Bendahara I. Adapun rincian tugas Bendahara II, sebagai berikut: 



Membantu meringankan tugas Bendahara I.







Menggantikan Bendahara I jika berhalangan hadir.







Bersama Bendahara I membantu Ketua OSIS dalam menyusun anggaran organisasi.







Bertanggung jawab pada Bendahara I.



Ketua Seksi Bidang (Sekbid) Dalam struktur organisasi OSIS, Ketua Sekbid berfungsi sebagai mengoordinasi setiap anggota sekbidnya serta ekstrakurikuler yang bernaung dibawahnya. Adapun rincian tugas Ketua Sekbid, sebagai berikut:



 







Bertanggung jawab atas bidangnya.







Melaksanakan program kerja yang sudah disusun.







Memimpin rapat bidang.







Menetapkan kebijaksanaan bidang dan mengambil keputusan dari musyawarah mufakat.







Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dari bidangnya melalui Wakil Ketua.







Bertanggung jawab kepada Wakil Ketua OSIS.



MATERI: KEPEMIMPINAN



A. Pendahuluan Kepemimpinan adalah merupakan masalah senteral dalam kepengurusan suatu organisasi. Maju mundurnya suatu organisasi, mati hidupnya organisasi, tumbuh kembang organisasi, senang tidaknya bekerja dalam suatu organisasi serta tercapai tidaknya tujuan organisasi sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin hanya dapat menjalankan kepemimpinannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh anggotanya,tetapi yang dikenal adalah pemimpin itu sendiri. Pada pembahasan materi kepemimpinan ini dibatasi oleh kepemimpinan khas Indonesia yang sesuai dengan Dasar Negara, Palsafah serta pandangan hidup bangsanya. B. Sikap Dasar Kepemimpinan 1. Pengertian Kepemimpinan (Leadership) Kepemimpinan atau Leadership berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun, atau dalam kata kerja “memimpin” yaitu membimbing atau menuntun. Sedangkan kepemimpinan (menunjukkan kata sifat) adalah perilaku seseorang yang dibentuk oleh gabungan karakter positif seorang pemimpin. Ada sifatsifat yang melekat dan karenanya ia lebih bersifat Universal sebab didalamnya menyangkut parameter nilai (standar value). Determinasi kepemimpinan menurut Kartini Kartono meliputi 3 faktor, yaitu (1) faktor orang/pribadi (2) faktor posisi (3) factor situasi. Jadi pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakkan, mengerahkan, dan membimbing bawahan. Dalam pengertian lebih luas Pemimpin adalah seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir dan mengontrol usaha orang lain atau melalui prestise kekuasaan. Menurut Paul Mersey dan Kenenth M. Blanchard, 1982 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Dari berbagai pendapat pada dasarnya Kepemimpinan mempunyai dua hal yang dominan, yaitu mempengaruhi dan saling pengaruh. Mempengaruhi mengandung kesan searah sedangkan saling pengaruh mengandung makna timbal balik. Karena berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.



Sedangkan bagaimana pemimpin mempengaruhi bawahan/anggota bias bermacammacam, antara lain dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik,



C. Teori Kepemimpinan 1. Pendekatan Bakat Teori ini memandang bahwa pemimpin dianugerahi bakat untuk yang membedakan, mereka dari orang kebanyakan dan menurut Ordway Tead : “Seseorang Pemimpin harus memiliki sepuluh syarat yang berkenan dengan” : -



Integritas Kemampuan memutuskan Penghayatan terhadap arah dan tujuan



2. Pendekatan Situasional Teori ini berkeyakinan, bahwa situasi tertentulah yang melahirkan pemimpin. Menurut Murphy : 1941, bahwa pemimpin dilahirkan oleh situasi darurat atau gawat. Dalam situasi demikian muncul seorang yang mempunyai kemampuan membaca situasi dan berhasil mengatasinya maka lahirlah seorang pemimpin. 3. Pendekatan Bakat dan Situasional Pendekatan bakat gagal menemukan perangkat bakat yang menjamin keberhasilan pemimpin. Sebaliknya pendekatan situasional terlalu meremehkan bakat walaupun hasil penelitian menunjukkan adanya bakat dan keberhasilan memimpin. Oleh karena itu para teoritisi berpendapat bahwa pemimpin adalah suatu proses yang melibatkan pemimpin, anak buah dan situasi.



4. Teori X dan Teori Y Douglas Mc Gregor menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan ditentukan oleh dua pra anggapan pertama disebut teori X dan pra anggapan kedua disebut teori Y. Berdasarkan teori X tersirat bahwa pada dasarnya secara alamiah manusia itu lambat, malas. tidak berambisi, tidak tanggung jawab, lebih suka dipimpin, mementingkan diri sendiri, menentang perubahan dan mudah tertipu. Karena itu kepemimpinan bertanggung jawab untuk mengorganisasi unsur-unsur produktif, meningkatkan aktivitas bawahan. Secara singkatnya teori X bersifat pesimistis, statis dan kaku sehingga pemimpin yang berpegang pada teori X cenderung memberi perintah dan tidak memberi kesempatan pada anak buah untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, komunikasi searah dari atas ke bawah dan kekuasaan merupakan satusatunya cara agar segala sesuatu dikerjakan (cenderung bersifat otokratis). Sedangkan teori Y beranggapan bahwa manusia memiliki keinginan bekerja, mampu mengerahkan diri sendiri dan bersedia menerima tanggung jawab, teori ini bersifat optimistis, dinamis dan fleksibel. Titik berat kepemimpinan didasarkan pada kerjasama, menggali semua bakat yang ada dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada anak buah dalam merumuskan tujuan dan menyusun rencana. Komunikasi berakhir masuk dengan lancar.



D. Azas Kepemimpinan Sikap dasar dan Prinsip bagi seorang pemimpin adalah : a. Konsisten dan Konsekwen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila. b. Mengayomi, suka memberi perlindungan atau memberi teguh sehingga pengikutnya



Disamping sikap dasar diatas, para pemimpin organisasi di Indonesia perlu mengembangkan sifat-sifat tertentu, yaitu : a. Adil b. Arif bijaksana c. Penuh prakarsa/inisiatf d. Percaya diri e. Penuh daya pikat f.



Ulet



g. Mudah mengambil keputusan h. Jujur i.



Berani mawas diri



j.



Komunikatif



Karena latar belakang budaya, agama dan heterogenitas masyarakat in donesia yang khas, secara operasional kepemimpinan organisasi di Indonesia harus berpegang pada 11 azas kepemimpinan sebagai norma, yaitu :



1. Taqwa; percaya pada Tuhan Yang Maha Esa a. Ing Ngarso Sung Tulodo ; didepan memberi teladan



selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya. b. Ing Madya Mangun Karso ; ditengah membangun kemampuan, tekad dan prakarsa. c. Tutwuri Handayani ; dibelakang memberi dorongan, penggerak, pengarah. d. Waspada Urwowiseso ; senantiasa waspada, sanggup mengawasi dan berani memberikan koreksi. e. Ambeg Paramarta ; harus mampu menentukan segala sesuatu dengan tepat dan menentukan prioritas.



f. Prasojo ; senan tiasa bersahaja, sederhana dan tidak berlebihan. g. Setyo ; selalu setia, loyal terhadap organisasi. h. Geminastiti ; hemat dan cermat. i. Beloka ; jujur, terbuka dan berani bertanggung jawab. j. Legowe ; ikhlas, bersedia dan rela.



E. Teknik kepemimpinan a. Teknik pematangan / penyiapan pengikut a.1.Teknik penerangan (memberikan keterangan yang jelas faktual untuk meyakinkan kepada pengikut sesuai dengan kemauan pemimpin ). a.2.Teknik propaganda berusaha memaksakan kehendak atau keinginan pemimpin yang kadangkadang bagi pengikut tidak ada pilihan lain. b. Teknik Human Relations Teknik ini merupakan proses pemberian dorongan agar orang mau bergerak, yang dapat dijadikan motif, yaitu pemenuhan physis dan kebutuhan psikologis. c. Teknik menjadi tauladan Teknik pemberian contoh yang mewujudkan dalam dua aspek, yaitu aspek negatif dalam bentuk larangan dan aspek positif dalam bentuk anjuran atau keharusan. d. Teknik persuasi ( mengajak dengan lunak). e. Teknik pemberian perintah Teknik menyuruh orang yang diberi peritah dengan ketentuan power dan kekuasaan. f. Teknik penggunaan system komunikasi yang cocok. Teknik ini harus mempertimbangkan kondisi penerimaan informasi ( yang diajak komunikasi ). g. Teknik penyedian Fasilitas-fasilitas Kepada sekelompok orang yang sudah siap untuk mengikuti ajakan sipemimpin, maka orang-orang itu harus diberi fasilitas, atau kemudahan-kemudahan. F. Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan organisasi sebagai salah satu fungsi management, kepemimpinan menjadi, mencakup beberapa tugas, dan kewajiban organisasi diantaranya : a. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dalam rangka menjalankan kekuasaan organisasi. (Chester Barrnat ) b. Motivasi Motivasi diperlukan untuk kebutuhan psikologis, keamanan, kebutuhan social, prestise, mempertinggi kemampuan (Abraham Maslow ).



c. Visi “ Tragedi terbesar dalam diri seorang manusia adalah bila menjadi penglihatan tetapi tidak mempunyai visi.



3. RETORIKA DAN KEPROTOKOLAN A. Retorika 1. Pengertian : Retorika artinya seni berbicara atau keterampilan berbicara, yakni ilmu yang mempelajari cara mengatur kata-kata supaya timbul kesan menarik bagi pihak lain. 2. Tujuan : a. Knowladge transfer, yaitu untuk mentransfer ilmu pengetahuan b. Mision Transfer, yaitu untuk mentransfer misi atau suatu tujuan c. Korektif, yaitu untuk membela kebenaran d. Instruktif, yaitu memdidik orang yang tidak dapat mencapai logika e. Sugestif, yaitu memberi saran dapat menguasai lawan dan situasi f.



Devensif, yaitu sebagai alat pertahanan mental



3. Retorika dalam Komunikasi Formal a. Sistem Persiapan : •



Menggunakan konsep, teks atau naskah







Menentukan inti atau garis besar yang akan dibicarakan







Menghapal konsep secara persis







Tampil secara spontan



b. Tekhnik dalam Tampil : •



Penataan busana







Pengaturan mimik muka atau ekspresi







Olah vokal







Pengaturan intonasi







Aksentuasi







Strategi psikologis masa : tidak menggurui, tidak menyudutkan pihak



lain, tidak menyombongkan diri.



c. Kerangka Materi  Pembukaan : Apersepsi  Isi : pokok atau inti pembicaraan  Penutup : Penajaman atau pengkerucutan d. Materi yang Menarik     



Simpel Berbobot Dapat dimengerti Aktual Bernuansa baru



e. Pemahaman Objek Sasaran dan Kondisi  



Kelompok khusus Klompok umum/heterogen



B. Protokoler 1. Pengertian Protokoler adalah pengaturan tata cara, upacara,gelar kegiatan dan aneka jenis perlengkapan serta penataan tempat dan dekorasi, yang diolah atau disusun secara tertib. 2. Tujuan a. Agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara jelas b. Agar proses kegiatan dapat menarik c. Agar proses kegiatan berjalan hidmat dan terhormat d. Agar suatu keiatan dapat berkesan e. Agar isi dan kulit kegiatan dapat berpadu secara harmonis 3. Landasan Dasar a. TAP MPR b. Kepres c. Perda TK I d. Perda TK II e. Sistem Religi f.



Sistem budaya nasional



g. Sistem budaya daerah 4. Jenis Istilah Latihan Protokoler a. Pembawa acara b. MC c. Presenter d. Moderator



5. Syarat Protokoler a. Sehat jasmani dan rohani b. Memiliki keterampilan retorika c. Berilmu pengetahuan luas d. Memiliki kemampuan berkomunikasi e. Disiplin f. Dapat mengambil keputusan dengan cepat g. Memiliki tim kerja h. Supel dan fleksibel i. Tegas j. Bertanggung jawab



k. Bermental tenag l. Jujur dasn dapat dipercaya m. Dll. Seperti syarat seorang pemimpin



6. Jenis kegiatan a. Ceremonial/Formal b. Kegiatan Inti 7. Bahan Pembahasan Untuk pengembangan proses, langkah-langkah dalam problematika keprotokoleran, akan disajikan langsung dalam session dialog



MATERI: TATA CARA BERSIDANG A. Pengertian Persidangan Sidang



: Adalah suatu pertemuan yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan.



Persidangan : Adalah suatu formal dimana berjumpanya beberapa orang atau lebih yang membicarakan suatu masalah.



B. Bentuk-bentuk Persidangan 1. Diskusi 2. Lokakarya 3. Seminar 4. Saresehan 5. Simposium 6. Konferensi Diskusi : Bertukar pikiran sejumlah orang untuk membahas suatu masalah secara teratur guna memperoleh nilai-nilai kebenaran masalah. Lokakarya : Sejumlah orang ahli yang membahas suatu masalah sesuai dengan keahliannya. Seminar : Merupakan ajang pembicaraan atau masalah yang ditinjau dari berbagai ahli atau disiplin ilmu. Saresehan : Bertukar pikiran yang biasa dilakukan orang awam yang bersifat sederhana dan tidak ada keputusan tertulis yang berlaku pada masyarakat paguyuban. Simposium : Bentuk bertukar pikiran diantara orang-orang ahli yang bersifat profesional, seperti budayawan, filsafat, seniman, dll. Konferensi : Bertukar pikiran yang bersifat formal yang dilakukan antar organisasi yang harus menghasilkan suatu keputusan seperti pembentukan pengurus baru, dll. Lokakarya/Seminar/Diskusi/symposium/Konferensi : Suatu pertemuan yang bersifat formal yang dilaksanakan oleh cendekiawan untuk merumuskan masalah yang bersifat ilmiah. C. Unsur-unsur Persidangan 1. Tempat/Ruang 2. Peserta 3. Tata Tertib 4. Sekertaris/Notulen 5. Waktu Persidangan 6. Perlengkapan 7. Pimpinan Sidang atau Moderator



8. Keputusan D. Unsur-unsur Pelaksana Persidangan 1. Diskusi : a. Peserta b. Penceramah c. Pimpinan Sidang/Moderator d. Notulen 2. Lokakarya : a. Peserta para Ahli dalam masalah yang dibahas b. Pemrasaran c. Tim pengaruh 3. Seminar : a. Pimpinan Sidang b. Notulen c. Prasaran d. Tim pembanding E. Tugas Pelaksana Persidangan 1. Pimpinan sidang/Moderator : a. Sebagai polisi lalulintas pembicaraan atau yang mengatur jalan lalulintas pembicaraan b. Menjelaskan tujuan daripada sidang c. Membuka dan menutup jalannya sidang d. Merangkum dan membicarakan serta membacakan hasil sidang 2. Peserta Sidang : a. Diundang oleh penyelenggara sidang b. Peserta berbicara pemecahan masalah ( Problem Solving ) 3. Notulen/Sekretaris : a. Mencatat yang penting dari isi pembicaraan b. Membuat laporan hasil persidangan F. Penggunaan Palu



1. Ketuk palu satu kali : a. Memindahkan pimpinan sudang b. Skorsing kurang dari 15 menit c. Putusan point demi point 2. Ketuk Palu dua kali : a. Menutup Acara b. Skorsing lebih dari 15 menit 3. Ketuk Palu tiga kali : a. Membuka dan menutup sidang b. Memutuskan ketetapan G. Syarat-syarat Persidangan 1. Mempunyai jiwa kepemimpinan (LeaderShip)



2. Mempunyai pengetahuan yang luas 3. Berpengalaman, bijaksana, dan bertanggung jawab 4. Memiliki keseimbangan emosi dan sabar H. Istilah-istilah dalam memotong pembicaraan 1. Point of Order : Memotong pembicaraan yang menyimpang dari topik 2. Point of Information : Memotong pembicaraan untuk memberi informasi 3. Point of Privilage : Memotong pembicaraan yang bersifat pribadi 4. Point of Clarification : Memotong untuk meluruskan 5. Scorsing : Menghentikan jalannya persidangan 6. Intrupsi : Memotong pembicaraan untuk meluruskan/menyampaikan argumentasi 7. Lobbiying : Untuk menyelesaikan maslah secara langsung. I.



Letak Tempat Sidang 1. Huruf U 2. Lingkaran 3. Tapal Kuda 4. Persegi Empat



MATERI: ADMINITRASI DAN KESEKRETARIATAN



I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi (apapun bentuknya ) pasti mempunyai rumusan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi yang mempunyai rumusan tujuan yang jelas akan mendapatkan kesulitan kearah mana organisasi iti akan dibawa. Perumusan tujuan organisasi yang jelas akan memudahkan organisasi dalam menentukan kebijakan organisasi. Melalui tujuan tersebut, sebuah organisasi mendapat gambaran kearah mana orgaisasi tersebut akan dibawa, mendapatkan landasan bagi organisasi, memudahkan menentukan macamnya tugas, dan akan mudah menentukan PRODER KISS ME (program, prosedur, koordinasi, integrasi, simplikasi,sinkronisasi dan mekanisme ).



Perumusan tujuan meski menjadi syarat mutlak bagi organisasi, tetapi bukanlah merupakan satu-satunya syarat. Rumusan tujuan perlu ditopang oleh syarat-syarat lain yang tidak kalah pentingnya diantaranya (anggota), kelompok, kerja sama, dan perangkat lainnya seperti kesektariatan dan administrasi.



Diantara sederetan piranti organisasi yang akan penulis uraikan lebih panjang adalah Kesektariatan dan administrasi.kedua piranti organisasi tersebut penulis uraikan karena penulis berpendapat bahwa kegiatan kesektariatan dan administrasi mempunyai peran yang signifikan dalam kegiatan organisasi.



II.



ADMINISTRASI



Seperti telah diuraikan diatas bahwa sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang telah menetapkan rumusan organisasi yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi sudah barang tentu akan melakukan segala usaha/ kegiatan organisasi, dari mulai merencanakan tujuan sampai dengan kegiatan evaluasi kegiatan.usaha/kegiatan tersebut disebut dengan administrasi.



Secara umum, administrasi adalah usaha atau kegiatan sekelompok orang yang bekerja secara teratur untuk mencapaisuatu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.usaha-usaha atau kegiatan yang dimaksud meliputi semua kegiatan yang lazim dilakukan oleh organisasi, seperti penetapan rencana program, pengorganisasian, penajaman dan penyelenggaraan program, kegiatan pengawasan, kegiatan evaluasi, kegiatan pembuatan pelaporan, dan lainlain.



Sedangkan secara sempit administrasi diartikan sebagai kegiatan tata usaha, clerical work (kegitan catat mencatat/tulis –menulis ) atau sectretrial work (pekerjaan sekertaris), yaitu keseluruhan kegiatan mencatat segala kejadian bagi pimpinan suatu organisasi. Keseluruhan rumusan pengertian administrasi secara sempit tersebut disebut juga kesektariatan. Dari batasan-batasan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa pengetian administrasi meliputi hal-hal sebagai berikut. 1.



Rangkaian kegiatan/ perbuatan, termasuk kegiatan kesekretaritan;



2.



Adanya kelompok orang;



3.



Adanya kerjasama;



4.



Adanya unsur-unsur untuk mencapai tujuan;



III.



KESEKRETARIATAN



Kesekretariatan disebut juga kegiatan tata usaha. Seperti telah disinggung diatas, bahwa tata usaha merupakan bagian pengertian sempit administrasi dan merupakan bagian yang cukup menunjang tercapainya tujuan administrasi. Dengan kata lain, kegiatan tata usaha atau keskretariatan merupakan suatu bagian dari kegiatan administrasi.



1. Tulis menulis (rencana program, strategi pelaksanaan program, sampai evaluasi ). 2. Surat menyurat; 3. Kegiatan kearsipan dan agenda; 4. Pemilikan dan pemeliharaan buku induk organisasi; 5. pengiriman dan penerimaan surat; dan 6. data-data lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tilis menulis Dari uraian diatas dapat menyimpulkan bahwa Tata Usaha adalah menghimpun keteranganketerangan tertulis yang dapat digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan administrasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sipat Tata Usaha adalah sebagai “pelayanan terhadap kegiatan pokok administrasi”. Berikut ini penulis uraikan beberapa kegiatan Tata Usaha yang memiliki aturan-aturan (baku) tertentu, yaitu: surat menyurat, kearsipan, agenda, buku induk, dan buku agrnda kegiatan. A. Surat Menyurat Di antara kegiatan Tata Usaha yang paling menonjol adalah kegiatan surat menyarat (korespondensi). Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Hubungan yang terjadi antara pihakpihak tersebut disebut kegiatan surat menyurat atau korespondensi. Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga berfungsi sebagai: 1.



Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan buah pikiran/gagasan.



2.



Alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian.



3.



Alat untuk mengingat, misalnya surat yang diarsipkan.



4.



Bukti sejarah, misalnya surat-surat yang bersejarah.



5.



Pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah.



Jika dilihat dari segi bentuk, isi, dan bahasanya, surat dapat digolongkan atas 3 (tiga) jenis, yaitu: 1.



surat pribadi,



2.



surat dinas (resmi), dan



3.



surat niaga.



Selain ketiga jenis surat tersebut, terdapat juga jenis surat yang lain, misalnya : surat edaran, surat pengumuman, surat perjanjian, dan surat keputusan.



Ada beberapa bentuk penulisan surat. Yang dimaksud dengan bentuk surat adalah pola surat menurut susunan, letak, dan bagian-bagian surat. Setiap bagian surat itu sangat penting peranannya sebagai identifikasi atau petunjuk pengelolaan surat.



Menurut pola umum yang berlaku dalam surat menyurat, bentuk surat dikelompokan menjadi6(enam) dan macam bentuk surat, yaitu : (a) bentuk lurus penuh (full block style), (b) bentuk lurus (block style), (c) bentuk setengah lurus (semi block style), (d) bentuk bertekuk (idented style), (e) bentuk resmi Indonesia lama, dan (f) bentuk Indonesia baru. (contoh lengkap bentuk-bentuk surat tersebut dapat dilihat pada buku seri penyuluhan bahasa Indonesia bagian surat menyurat. Sekedar memberikan gambaran untuk memudahkan pemahaman pembaca, berikut penulis berikan contoh bagian-bagian surat dalam bentuk lurus (block style) ……………… ……………………..(1) …………………………… --------------------------------------------------------……… (1) (2)…. : …….. ……. : ………(3) ……. : ………



Kop/Kepala Surat; (2) tanggal surat; (3) nomor. Lampiran, perihak (4) alamt,tujuan;



… ….. … … ….. …(4) … ….. …



(5) salam pembuka; (6) Isi surat



…………………….. …………………………………………. …………………………………………. …………………….. (6) …………………………………………………… …………………………………… (7) …….. ……………



Keterangan :



………(8) …………….



……………………. …………….(9)



B. Kerasipan, Agenda dan Ekspedis 1). Arsip



(7) Salam penutup; (8) pengirim surat; da, (9) tembusan;



Kegiatan Kearsipan terdiri atas pengelolaan arsip itu sendiri dan agenda. Arsip adalah suatu tempat penyimpanan dan pengolahan data-data tertulis, seperti surat-surat dan dokumendokumen. Arsip berarti pula dokumen tertulis yang berasal dari komunikasi tertulis ( Surat, akta, dan sebagainya) yang dikeluarkan instansi resmi, yang disimpan dan diperlihara ditempat khusus untuk referensi. Orang (ahli) yang bias mengurus bagian penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat disebut arsiper Arsip memiliki kegunaan sebagai berikut : 1. (seolah-olah) sebagai suatu pusat ingatan dari organisasi dalam memulihkan keterangan bila diperlukan. 2. Sebagai sarana pembuktian dalam peristiwa hokum 3. Arsip mempunyai nilai sejarah yang menggambarkan peristiwa-peristiwa lampau. 4. Arsip memberikan jasa dalam kemajuan dan perkembangan dunia keilmuan, dan lainlain. System penyimpanan (pengarsipan) ada 5 (lima) macam, yaitu : 1) Sistem penyimpanan menurut abjad (Alfabetic Filling), yaitu penyusunan arsip berdasarkan nama orang atau organisasi utama. 2) Sistem penyimpanan menurut pkok soal (Subject Filling), yaitu penyusunan arsip didasarkan pada jenis dan isi surat.. 3) Sistem penyimpanan menurut wilayah (Geografic Filling), yaitu penyusunan arsip didasarkan pada asal daerah surat.. 4) Sistem penyimpanan menurut nomor (Numeric Filling), yaitu penyusunan arsip didasarkan angka nomor pada surat. 5) Sistem penyimpanan menurut tanggal (Chronological Filling), yaitu penyusunan arsip berdasarkan tanggal yang tertera pada surat tersebut. 2) Agenda Buku agenda, adalah buku catatan yang bertanggal untuk satu tahun (periode) yang berfungsi untuk mencatat surat-surat, baik surat masuk maupun surat keluar. Orang yang bertugas mencatat surat masuk dan keluar (mengagendakan surat) disebut agendaris. Buku agenda, dapat dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu : 1) Agenda Tunggal, yaitu agenda yang menggunakan satu buku. Lembaran sebelah kiri untuk surat masuk dan sebelah kanan untuk surat keluar. 2) Agenda anda, yaitu agenda yang terdiri dari 2 (dua). Satu buku khusus untuk mencatat surat masuk, dan yang satunya lagi khusus untuk mencatat surat keluar.



MATERI: TEKNIK DISKUSI



A. PENGERTIAN DISKUSI Diskusi berasal dari kata “discum” (bahasa latin) dan “discussio” (bahasa inggris) yang artinya adalah interaksi. Adapun menurut istilah adalah : 1.



Interaksi yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini perilaku yang satu memberi informasi, merubah, memperbaiki, atau menerima suatu/sesuatu dari yang lain.



2.



Sebagai wahan respon antara pribadi yang akhirnya menghasilkan kesepakatan bersama .



3.



Pertemuan untuk bertukar pikiran tentang suatu maslah.



B. FUNGSI DISKUSI Diskusi berfungsi sebagai berikut: 1.



Pemecahan masalah, menetukan alternatif, usaha pemecahan dan bertindak bersama sesuai dengan alternatif yang tidak direncanakan.



2.



Mengembangkan pribadi, harga diri, hormat kepada sesama, berani mengatakan pendapar dan mendalami pengertian tentang suatu persoalan



C. TUJUAN DISKUSI 1.



Untuk dapat menyadari , dan menguji bukti-bukti system nilai, pendapat dan respon dari suatu gagasan sendiri atau orang lain.



2.



untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang lain.



3.



Untuk bertukar pikiran dan ide, belajar mengungkapkan serta menanggapi keterangan yang relevan.



4.



Mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latar belakang nya berbeda-beda.



D. MACAM-MACAM DISKUSI 1. Bersifat informal a. Model Laju Ikan Yaitu pembicaraan tidak resmi antar dua orang atau tiga orang dengan tempat atau waktu tidak tentu yang dapat menemukan beberapa alternatif pemecahan setidaknya akan mendapat kan untuk menurunkan ketegangan dari suatu persoalan, b. Model Dengung lebah



Terdiri dari beberapa kelompok kecil yang tidak ada keterkaitan biasanya dari dua atau sampai empat orang. c. Model debat Adu logika antara seseorang dengan yang lain tentang sesuatu persoalan yang didalamnya ada kelompok pro dan kontra dan disini ada semacam ego kolektif. 2. Bersifat Formal a. Model Lempar Katak Terjadinya pengumpulan gagasan yang cukup singkat, lantaran gagasan tersebut ditampung oleh ketua diskusi dan jumlah anggotanya sekitar 8 sampai 12 orang.



b. Model Panel Yang berbicara adalah pakar dari berbagai keahlian



untuk meni jau dan



menganalisis suatu permasalah yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan diajukan oleh moderator dan peserta diskusi hanya memantau jalanya diskusi. c. Simposium. Hampir sama dengan diskusi panel, hanya dalam symposium para pakar dituntut untuk mengungkapkan dan menjelaskan karya tulisnya mengajukan berbagai sanggahan secara langsung atau



dan peserta dapat saran yang diajukan para



pakar, karena itu symposium didalamnya berupa kajian dan pendapat tidak sampai pada keputusan jadi ruang lingkupnya cukup jelas. d. Seminar Temu wicara untuk membahas suatu maslah tertentu (terbatas pada suatu persoalan) melalui prasaran dan kajian yang dimaksudkan untuk



mendapatkan keputusan



bersama. e. Work Shop (Loka Karya) Telaah terhadap persoalan yang diikuti oleh orang ahli dalam permasalahan itu un tuk mendapatkan suatu keputusan . f. Konvensi Hampir sama dengan symposium, membahas persoalan yang cukup jelas, para pakar dan peserta diskusi berasal dari bidang keahlian yang sama walaupun berasal dari lembaga yang berbeda. g. Rapat Kerja Pertemuan wakil-wakil pemimpin suatu instansi untuk mengkaji suati pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan mereka. h. Diskusi kelompok (Group Discusion) Beberapa orang yang mempunyai niat bersama terhadap suatu persoalan , bertemu dan bertukar pikiran, komunikasi yang lebih dekat dan langsung karena baik tempat atau pun waktu dapat ditukar sendiri oleh kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 6 sampai 8 orang. Pemimpin dipilih oleh kelompok itu sendiri dan bias berganti-ganti. E. ORGANISASI DISKUSI.



Demi kelancaran jalanya diskusi biasanya disusun organisasi sebagai berikut: 1. Ketua atau pemimpin diskusi adalah sebagai berikut: a. Tugas pemimpin diskusi adalah sebagai berikut: •



Memimpin jalanya diskusi, membuka diskusi, mengatur pembicaraan dan menutup diskusi



• Merumuskan maslah, sehingga diskusi memperoleh hasil yang positif. • Memberi keputusan bila terjadi perdebatan dalam diskusi b. Ketua diskusi harus pandai dan bijaksana dan berpengetahuan luas c. Ciri-ciri pemimpin diskusi yang baik adalah : •



Pemimpin diskusi dengan sabar dan tidak berat sebelah







Menghargai setiap pendapat







Mengetahui aturan permainan



d. Siap pemimpin diskusi : •



Mempersiapkan garis besar diskusi







Membuka diskusi dengan pengarahan/saran







Memimpin jalannya diskusi dengan tidak menyimpang dari pokok permasalahan,



2. Sekretaris diskusi/Notulen Sekretais diskusi harus mampu mencatat inti permasalahan dan pokok gagasan sehingga tersusunlah hasil diskusi yang rapih./sistematis.



3. Pembicara Pembicara adalah yang menyampaikan/ menyajikan suatu masalah atau meninjau , menganalisa suatun permasalahan yang diajukan moderator atau peserta diskusi. Seorang pembicara harus dapat menyajikan masalah dan dapat membangkitan semangat atau merangsang peserta diskusi serta gaya dan suara dalam menyajikan maslah harus mendatar (monoton).



4. Peserta Peserta diskusi harus : a. Mempunyai kesiapan mental sebelum diskusi b. Dapat berperan aktif atau berpartisifasi dalam kegiatan diskusi tersebut c. Tidak perlu takut berbuat salah dalam mengungkapkan masalah d. Menghindari ketegangan, emosi, dan ego pribadi .



F. LANGKAH-LANGKAH DISKUSI 1. Persiapan Dalam hal ini dim ulai dengan munculnya suatu persoalan sebagai bahan kajian diskusi. Kemudian kegiatan berikutnya pembentukan panitia diskusi yang mempersiapkan segala hal yang berkenaan dengan diskusi yang meliputi : Administrasi, akomodasi, dan material.



2. Pelaksanaan Pada tahap ini dimulai dengan pembukaan ( dalam diskusi yang ruang lingkupnya besar, biasanya dibuka oleh pejabat yang berwenang ). Kemudian pelaksanaan diatur oleh pemimpin/moderator dan sampai saat penutupan. 3. Penyelasaian Pada bagian ini panitia/tim yang telah dipercaya mereka kembali dan mengumpulkan hasil – hasil diskusi, kemudian disusun dan dilaporkan kepada pihak – pihak yang terkait. 4. Tindak lanjut Berakhirnya diskusi bukan berakhir segalanya namun harus mengadakan tengok balik/terhadap hasil diskusi tersebut. Sampai berapa jauh hasil diskusi yang dicapai/relevansinya dengan apa yang dipersoalkan, karena mungkin saja dari diskusi tersebut dapat menimbulkan persoalan baru yang belum terpikirkan.



G. MANFAAT DISKUSI 1. Terangsang untuk lebih memahami masalah dilingkungannya, keluarga, masyarakat, organisasi, dan lingkungan lainnya. 2. Menumbuhkan bakat, sifat dan sikap kepemimpinan 3. Latihan merumuskan buah pikiran yang jelas dan singkat. 4. Melatih jiwa sabar 5. Menubuhkan jiwa toleransi 6. Membina dan melatih jiwa terbuka 7. Mengembangkan kemantapan pikiran, kestabilan emosi, dan kedewasaan berpikir.



MATERI: PENYUSUNAN PROPOSAL A. PENGERTIAN Proposal berasal dari kata “propata”(inggris) yang berarti mengusulkan. Proposal berarti bersifat usulan. Istilah proposal biasanya dirangkai dengan kata-kata protjak/proyek, sehingga menjadi istilah proyek proposal berarti usulan rencana kegiatan yang menpunyai cirri-ciri khusus, singkat tetapi rinci, menyeluruh, tegas serta didiatur menurut garis tugas (bukan berdasarkan jabatan). Proyek proposal merupakan suatu perencanaan. Perencanaan artinyasuatu jalan untuk menetapkan “kearah mana harus melangkah” dan mengidentifikasikan prasarat sampai ketempat tujuan dengan cara efektif dan efesien. Setiap aktifitas kehidupan hendaknya didahului untuk perencanaan. Melalui perencaan ini apa yang menjadi tujuan yang hendak kita pakai atau mudah diraih dengan baik. Demikian pula suatu organisasi, diperlukan suatu perencanaan yang matang. Diharapkan setelah ditentukan suatu proposal para penyelenggara kegiatan tidak mengambil putusan diluar apa yang telah ditetapkan didalam proposal. B. FUNGSI DAN TUJUAN Fungsi dan tujuan pembuatan proposal adalah sebagai berikut : 1. Sebagai landasan berpijak dalam proses pelaksanaan kegiatan 2. Sebagai acuan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dari suatu kegiatan. 3. Untuk memperoleh pengetahuan terhadap suatu kegiatan yang dilaksanakan. 4. Memberikan kemudahan kepada penyelenggara dalam mendapat/memperoleh dukungan. C. KRITERIA Proyek proposal mempunyai criteria sebagai berikut : 1. Realitas dan terarah 2. Disusun oleh orang yang berkompeten dan berpengalaman 3. Didahului oleh observasi ke lapangan 4. Dapat mengantisipasi hambatan-hambatan yang dihadapi D. STRUKTUR ATAU ISI Struktur atau isi proposal adalah rangkaian informasi yang dianggap perlu diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan misi kegiatan. Umumnya suatu proposal mengandung unsureunsur sebagi berikut : 1. Latar belakang kegiatan (Dasar Pemikiran) 2. Nama Kegiatan 3. Tema Kegiatan 4. Landasan Kegiatan 5. Tujuan Kegiatan 6. Sasaran Kegiatan



7. Pelaksana Kegiatan 8. Peserta Kegiatan



9. Waktu Penyelenggaraan Kegiatan 10. Materi dan jenis Kegiatan 11. Rencana Anggaran 12. Sumber Pemasukan 13. Rencana Pengeluaran



12. Penutup Struktur atau isi unsure proposal di atas bersifat planical artinya tidak mutlak. Bisa dikurangi atau ditambah bergantung pada kegiatan yang diselenggarakan. E. PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN Persetujuan atau pengesahan artinya bahwa usulan yang telah diajukan yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan adalah logis, tepat, dan sesuai atau relevan. Dengan demikian proposal itu akan mendapat persetujuan atau pengesahan biasanya dilakukan oleh pimpinan ketua atau atasan yang berwenag dalam pengambilan keputusan. F. PENUTUP Demikian konsep singkat berkenaan dengan tehnik pembuatan proposal, semoga dapat dijadikan acuan untuk melakukan aktifitas organisasi.



MATERI: SEJARAH OSIS



Dasar Hukum OSIS Dasar Hukum berdiriri-nya OSIS : 



 UU Nomor 20 Tahun 2003; tentang sistem Pendidikan Nasional







 UU Nomor 14 Tahun 2005; tentang Guru dan Dosen







 PP 19 Tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional







 Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005; tentang Rencana Pembangunan Jangka  Menengah Nasional







 Kep. Mendukbud Nomor 0461/U/1984; tentang Pembinaan Kesiswaan







 Kep. Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/0/1992 tentang pedoman Pembinaan Kesiswaan



Sejarah OSIS atau Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan organisasi yang hampir pasti dimiliki setiap sekolah di Indonesia. OSIS merupakan wadah bagi siswa untuk belajar dan meningkatkan kemampuan mereka dalam berorganisasi. Sebagian dari kita pasti pernah atau sedang tergabung dalam organisasi yang satu ini. Kegiatan sewaktu OSIS dulu pasti memberikan kenangan yang membekas bagi para anggotanya. Banyak hal yang dialami dan dapat dipelajari dari mengikuti OSIS di sekolah. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang sejarah OSIS di Indonesia serta fungsi dan perangkatnya dalam tatanan pendidikan negara.



Sebelum adanya OSIS, sudah terdapat beberapa jenis organisasi di sekolah di tingkat SMP dan SMA. Organisasi ini memiliki banyak bentuk yang berbeda baik yang bersifat internal atau eksternal. Organisasi internal artinya organisasi ini hanya dikhususkan bagi siswa di sekolah tersebut. Sementara organisasi eksternal berarti anggotanya berasal tidak hanya dari sekolah tersebut. Masalah timbul untuk jenis organisasi eksternal ini. Pada masa itu, sebagian organisasi eksternal ini memiliki muatan politis dimana kendali terhadap organisasi tidak berada di dalam sekolah, melainkan oleh pihak lain di luar sekolah. Hal ini menyebabkan adanya loyalitas ganda bagi anggotanya. Anggota organisasi yang juga murid dari suatu sekolah pasti akan memiliki dua aturan yang harus diikuti, yakni aturan resmi sekolah dan aturan dari organisasi luar sekolah. Kondisi ini memilki risiko dimana adanya pihak pihak yang mungkin saja memanfaatkan masa siswa sekolah untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Di periode tahun 1970 – 1972, para pemimpin organisasi siswa mulai sadar dan peduli untuk memupuk persatuan di antara siswa sambil menghindari kemungkinan konflik antar murid di dalam sekolah atau antar murid di sekolah berbeda. Dengan semangat pembinaan dan pengembangan generasi muda, kemudian dibentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disingkat OSIS. OSIS telah menjadi bagian dalam sejarah negara Indonesia. Definisi, Latar Belakang dan Tujuan Osis OSIS didefinisikan sebagai satu satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah, dimana setiap sekolah memiliki kewajiban untuk membentuk OSIS masing masing. OSIS di suatu sekolah haruslah tidak memiliki hubungan secara organisasi dengan OSIS di sekolah lain atau organisasi eksternal lain di luar sekolah. Di awal pembentukannya, OSIS memiliki tujuan sebagai sarana pemerintah untuk membina para siswa agar menjadi penerus perjuangan bangsa. OSIS merupakan salah satu cara pembinaan siswa yang digelar secara nasional. Pemerintah mencanangkan 4 Jalur Pembinaan Kesiswaan pada saat itu, yang terdiri dari:







Organisasi Kesiswaan







Latihan Kepemimpinan







Kegiatan Ekstrakulikuler







Kegiatan wawasan Wiyatamandala



Sebagai organisasi kesiswaan, OSIS memiliki tujuan pokok awal sebagai berikut: 1. Menampung ide, kreativitas, pandangan, minat dan bakat siswa ke dalam wadah yang tidak terpengaruh efek negatif dari luar sekolah. 2. Meningkatkan sikap, jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan diantara para siswa, sehingga siswa dapat secara aktif mendukung proses kegiatan belajar mengajar di sekolah 3. Sebagai sarana komunikasi, bertukar gagasan dan berpendapat yang nantinya dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan berpikir dan melatih skill pengambilan keputusan siswa Dapat kita lihat bahwa semangat pembangunan OSIS adalah untuk membina para siswa di tingkat SMP dan SMA agar memiliki berbagai kemampuan yang nantinya bisa menjadi bekal yang cukup untuk meneruskan tampuk kepemimpinan di negara Indonesia. Dengan adanya OSIS, diharapkan siswa bisa melakukan lebih banyak kegiatan positif di dalam sekolah dan terhindar dari pengaruh negatif yang terjadi baik saat itu maupun di zaman modern ini. Fungsi dan Karakteristik OSIS Sebagai satu satunya organisasi yang ada di sekolah, OSIS tentunya memiliki fungsi tersendiri. Fungsi OSIS dapat dijabarkan ke tiga poin sebagai berikut: 1. OSIS Sebagai Wadah Dalam fungsi ini, OSIS berperan sebagai satu satunya wadah kegiatan siswa di sekolah. OSIS hadir untuk bersama kegiatan jalur pembinaan lain di sekolah, seperti kegiatan latihan kepemimpinan, ekstrakulikuler, maupun aktivitas wiyata mandala. OSIS dan kegiatan pembinaan ini berfungsi untuk mendukung tercapainya target pembinaan siswa di sekolah. 2. OSIS Sebagai Pendorong OSIS disini berperan sebagai motivator bagi para anggotanya dan siswa lainnya di lingkup sekolah. OSIS berfungsi sebagai pendorong semangat dan inisiatif siswa untuk berbuat positif dan bergerak bersama sama untuk mencapai suatu tujuan. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan di dalam OSIS yang nantinya dapat menjadi sarana untuk mendorong siswa bekerjasama dalam organisasi. 3. OSIS Sebagai Pencegah OSIS berfungsi sebagai lembaga pencegah pengaruh negatif baik dari internal maupun eksternal sekolah. OSIS harus memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menggerakkan anggotanya untuk bersama sama mencegah adanya kegiatan negatif yang di lakukan siswa. OSIS harus mampu beradaptasi dengan lingkungan eksternal sehingga bisa berpartisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan seperti kenakalan remaja, penyimpangan remaja dan banyak lainnya. Fungsi ini erat kaitannya dengan fungsi pendorong pada poin sebelumnya. Kemampuan OSIS untuk mendorong anggota dan siswa di sekolah untuk berbuat positif juga harus dibarengi dengan kemampuannya dalam mencegah berkembangnya ide atau pemikiran negatif yang dapat merusak kehidupan siswa di sekolah. Ketiga fungsi OSIS ini juga menjadi karakteristik OSIS sebagai organisasi sekolah yang digerakan oleh siswa. OSIS memiliki corak yang khas sebagai organisasi anak muda yang orientasinya adalah pembinaan anak muda lainnya dalam lingkup sekolah. Perangkat OSIS Sebagaimana organisasi pada umumnya, OSIS juga memiliki perangkat sendiri dengan bentuk dan fungsinya masing masing. Berikut adalah perangkat OSIS beserta fungsi yang diembannya: 1. Pembina OSIS Pembina OSIS terdiri dari tiga unsur, yakni Kepala Sekolah sebagai Ketua, Wakil Kepala Sekolah sebagai Wakil Ketua dan Guru sebagai anggota. Jumlah pembina guru ini bervariasi namun sedikitnya harus ada 5 orang guru yang menjadi pembina OSIS dan bergantian setiap tahun ajaran sekolah. Secara umum, pembina OSIS memiliki tanggung jawab untuk membina dan mengembangkan OSIS di sekolahnya. Pembina OSIS juga aktif memberi masukan kepada perwakilan kelas dan pengurus OSIS. Pembina OSIS adalah perangkat yang mengesahkan anggota perwakilan kelas dan pengurus OSIS. Proses pengesahan dan pelantikan



ini menggunakan Surat Keputusan Kepala Sekolah. Tugas lain dari pembina OSIS adalah mengikuti rapat OSIS dan melakukan evaluasi terhadap kinerja OSIS 2. Perwakilan Kelas Perwakilan kelas adalah 2 orang siswa dari setiap kelas yang memiliki tugas khusus dalam pembentukan OSIS. Tugas dari perwakilan kelas dalam perangkat OSIS termasuk mengajukan ide kegiatan atau program kerja OSIS, mencalonkan pengurus OSIS berdasarkan rapat kelas dan memilih pengurus OSIS. Perwakilan kelas juga akan menilai laporan pertanggung jawaban (LPJ) pengurus OSIS di akhir masa jawabatannya. Selain itu, perwakilan kelas juga akan aktif terlibat dalam penyusunan Anggaran Rumah Tangga OSIS. Perwakilan kelas harus aktif mengikuti rapat perwakilan kelas untuk mewakili kelasnya masing masing 3. Pengurus OSIS Pengurus OSIS adalah perangkat OSIS ketiga yang aktif menjalankan fungsi dan tujuan OSIS. Secara umum, pengurus OSIS memiliki kewajiban untuk membuat dan menjalankan program kerja sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OSIS yang telah disepakati di awal kepengurusan. Pengurus OSIS wajib menjunjung nama baik dan kehormatan sekolah. Inilah sebabnya terdapat banyak syarat untuk bisa menjadi seorang pengurus OSIS. Syarat untuk menjadi pengurus OSIS termasuk beriman, memilki budi pekerti & sopan santun, berbakat sebagai pemimpin, berkemampuan cukup, memiliki manajemen waktu yang baik, bebas dari narkoba dan syarat lainnya. Untuk bisa terpilih, pengurus OSIS dapat dicalonkan oleh perwakilan kelas maupun mendaftar sendiri. Tugas OSIS lainnya adalah penyampaian Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepada Pembina OSIS dan perwakilan kelas. Dalam mengerjakan tugasnya, pengurus OSIS harus selalu berkomunikasi dengan pembina OSIS. Ketiga perangkat OSIS diatas merupakan perangkat OSIS dasar yang sejak dulu ada di sekolah. Meski begitu, terdapat perbedaan perangkat OSIS di zaman kini, sepertinya tidak adanya perangkat Perwakilan Kelas di dalam struktur OSIS. Di beberapa sekolah, peran perwakilan kelas ini dipisahkan menjadi lembaga yang disebut Majelis Permusyawaratan Kelas atau MPK. Secara struktur, lembaga ini tidak berada di bawah OSIS, namun tetap berkordinasi aktif dengan OSIS. Peran MPK ini juga sama dengan peran perwakilan kelas sebagaimana disebutkan diatas. Setiap sekolah memiliki bentuk organisasi OSISnya masing masing sehingga penamaan lembaga perwakilan kelas ini mungkin berbeda beda untuk tiap sekolah baik di SMP maupun SMA. Manfaat OSIS Adanya OSIS tentunya memberikan dampak yang positif baik bagi pengusnya, siswa dan sekolah secara umum. Kegiatan yang dilakukan OSIS dapat memberikan manfaat bagi siswa di sekolah tersebut. Berikut adalah daftar manfaat yang dapat ditimbulkan oleh OSIS:  Melatih Kepemimpinan Salah satu aspek pembinaan dalam OSIS adalah meningkatkan kepemimpinan. Peningkatan kepemimpinan ini dapat berupa penambahan kemampuan seorang siswa dalam menggerakan sumber daya yang dimilikinya secara efektif.  Meningkatkan kemampuan manajemen Keahlian manajemen merupakan skill penting yang wajib dimiliki seseorang. Mempelajadi skill ini semenjak sekolah dengan OSIS adalah pilihan yang sangat baik bagi para siswa. Dengan OSIS, siswa mampu melatihan kemampuan mengatur, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program kesiswaan.  Pengalaman organisasi Pengalaman organisasi merupakan manfaat yang berharga yang akan didapat siswa dari OSIS. Pengetahuan tentang organisasi penting bagi siswa sehingga nantinya bisa langsung bekerjasama bila masuk organisasi selain OSIS, misalnya saat memasuki dunia kerja nanti.  Meningkatkan kerjasama Skill lain yang juga dapat dikembangkan di OSIS adalah kerjasama dalam tim. Di OSIS, siswa diajarkan untuk bisa bekerjasama dengan siswa lainnya untuk mencapai tujuan OSIS. Kerjasama di OSIS juga dapat berupa kerjasama antara siswa dan pembina OSIS, yang mana merupakan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan beberapa guru. Kemampuan bekerja dengan pihak yang lebih senior dan memiliki jabatan lebih tinggi akan melatih diri siswa untuk bisa bekerja sesuai dengan porsi dan tanggung jawab yang dimilikinya.  Kontribusi lewat Program Kerja Selain mendapat manfaat untuk diri sendiri, OSIS juga memberikan peluang untuk berkontribusi bagi pihak lain semisal sekolah, lingkungan sekitar maupun negara. Siswa dapat menyusun dan melaksanakan program kerja yang dapat bermanfaat untuk siswa lainnya maupun masyarakat yang lebih luas. Misalnya, kegiatan bakti sosial atau donor darah akan sangat bermanfaat bukan hanya bagi siswa namun juga masyarakat umum lain di luar sekolah.



Dilihat dari sejarah OSIS dapat dikatakan sebagai organisasi di sekolah yang sudah lama berdiri. OSIS kini berkembang menjadi semakin baik dengan format yang mungkin berbeda dari awal pembentukannya. Meski begitu, OSIS tetap memiliki semangat untuk melakukan pembinaan terhadap siswa di sekolah agar bisa bermanfaat bagi negara.



Selayang Pandang Logo OSIS



1. Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima menunjukkan kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga, yaitu: abdi, adab, ajar, aktif, dan amal. 2. Buku terbuka Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangsih siswa terhadap pembangunan bangsa dan negara. 3. Kunci pas Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala kesulitan. 4. Tangan terbuka Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan bertanggung jawab. 5. Biduk Biduk atau perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan nasional yang dicita – citakan. 6. Pelangi merah putih Tujuan nasional yang dicita–citakan adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik material maupun spiritual. 7. Tujuh belas butir padi, delapan lipatan pita, empat buah kapas, lima daun kapas Pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah peristiwa penegakan jembatan emas kemerdekaan Indonesia mengandung nilai–nilai perjuangan ’45 yang harus dihayati para siswa sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional. Kemerdekaan yang telah ditebus dengan mahal perlu diisi dengan partisipasi penuh para siswa. 8. Warna kuning Sebagai dasar lambang yaitu warna kehormatan/agung. Suatu kehormatan bila generasi muda diberi kepercayaan untuk berbuat baik dan bermanfaat melalui organisasi, untuk kepentingan dirinya dan sesama mereka, sebagai salah satu sumbangsih nyata kepada tanah air, bangsa dan negara. 9. Warna coklat Dapat berarti sifat kedewasaan dan sikap rela berkorban bagi tanah air. 10. Warna merah putih Warna kebangsaan Indonesia yang menggambarkan hati yang suci dan berani membela kebenaran.



MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK) SMK FAJAR MOYONGKOTA