Materi Pengelolaan Bengkel TBSM Semester 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul



Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor



I.



Peluang Usaha Bengkel Sepeda Motor Bisnis bengkel sepeda motor menjanjikan peluang usaha yang sangat menjanjikan. Apalagi jika diamati dari waktu ke waktu. Perkembangan penjualan sepeda motor sangat pesat. Di mana setiap orang kemungkinan besar memiliki sepeda motor. Sehingga peluang ini harus ditangkap bagi calon pengusaha bengkel motor. Jenis usaha ini pun bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan investasi jangka panjang. Kepadatan aktivitas di jalan, menuntut kenyamanan berkendara. Sehingga sepeda motor harus selalu dalam keadaan baik. Agar kendaraan selalu dalam keadaan baik maka diperlukan perawatan dan service berkala. Jika kondisinya memburuk, maka dibutuhkan perbaikan-perbaikan bagian yang rusak. Sehingga jasa bengkel sepeda motor sangat dibutuhkan. Kondisi seperti inilah yang harus dimanfaatkan sebagai peluang usaha. Usaha bengkel motor memang menjanjikan, mengingat pengguna sepeda motor semakin banyak jumlahnya. Hal ini terbukti dari meningkatnya produksi sepeda motor pertahun. Kebutuhan servis bagi sepeda motor menjadi kebutuhan rutin yang harus dilakukan oleh penggunanya. Tak ayal, keberadaan bengkel sepeda motorpun terus menyebar hingga ke daerah pelosok. Peluang usaha bengkel motor memang tidak boleh disia-siakan begitu saja. Terlebih bagi orang yang memiliki jiwa bisnis besar dan kebetulan gemar dengan dunia otomotif. Dalam menjalankan bisnis usaha harus memikirkan jangka panjang dari usaha tersebut. Hal ini dimaksutkan untuk mengetahui apakah usaha yang akan dijalankan memiliki prospek yang bagus. Ada 2 faktor yang perlu anda perhatikan sebelum memulai usaha bengkel yaitu:



a.



Faktor internal Yaitu bentuk pelayanan yang akan diberikan pada usaha bengkel yang akan dibangun tersebut. Misalnya kualitas pekerjaan ketika mereparasi motor. Waktu tunggu ketika proses pengerjaan. Biaya yang dikenakan di usaha bengkel.



Ketiga point itu harus diperhatikan agar bengkel yang akan didirikan bisa bersaing dengan kompetitor usaha bengkel yang lain. Anda juga bisa memberikan pelayanan ekstra yang menarik bagi konsumen, agar mereka lebih percaya dengan usaha bengkel anda. Misalnya memberikan garansi dan menyediakan sparepart yang komplit.



b. Faktor eksternal Yaitu faktor pendukung dari luar. Misalnya berapa kira-kira populasi jumlah pengguna sepeda motor pada suatu lokasi. Serta dimana usaha bengkel tersebut akan dijalankan. Anda harus menguasai populasi motor di lingkungan tersebut. Semakin banyak pengguna sepeda motor maka akan semakin banyak juga peluang yang bisa kita peroleh dari usaha bengkel motor yang kita jalankan.



II.



Memenuhi Keinginan Pelanggan Melalui Tren Pasar Tren pasar dapat mempengaruhi pola perilaku dan gaya hidup masayarakat sesuai jamannya. Demikian hal nya dengan tren kendaraan bermotor. Tren model dan modifikasi kendaraan bermotor terus berkembang dari waktu ke waktu. Dimulai dari motor dan mobil sport, hingga motor dan mobil balap jadul, dari motor gede hingga vespa, dan lain-lain. Sadarkah kita bahwa tren modifikasi motor dan mobil yang terus berubah-ubah menandakan bahwa industri perbengkelan sangat atraktif. Jika kita jeli, kita akan menyadari adanya sebuah kepastian ditengah ketidakpastian tren modifikasi motor yaitu ‘kebutuhan masyarakat atas jasa bengkel’. Tidak peduli se-ekstrim apa pun perubahan tren kendaraan bermotor, jasa bengkel akan tetap menjadi sebuah kebutuhan pasti bagi setiap pemilik kendaraan pribadi. Pada intinya, selama mayoritas masyarakat masih membutuhkan dan menginginkan kendaraan pribadi, selama itu pula kebutuhan atas jasa bengkel tidak mengenal istilah basi. Perkembangan industri otomotif nasional belum diimbangi dengan pertumbuhan jumlah bengkel pendukung layanan purna jual, akibatnya sering terjadi antrean cukup panjang kendaraan yang membutuhkan perawatan atau perbaikan. Kondisi tersebut terjadi karena bengkel yang ada hanya bisa melayani sekitar 60% dari kebutuhan layanan purna jual kendaraan, sehingga masih terbuka luas untuk bisnis



perbengkelan di dalam negeri. Apalagi, industri otomotif juga membutuhkan keberadaan bengkel umum atau bengkel resmi (authorized) menjadi bagian dari jaringan layanan purna jual untuk memberi kemudahan bagi pelanggan yang kendaraanya bermasalah. Melihat angka pertumbuhan sepeda motor di indonesia yang semakin meningkat, bisnis bengkel motor merupakan bisnis yang paling menguntungkan, dan bisnis turunan dari bisnis ini juga sangat menjajnjikan mulai dari penjulan suku cadang motor, aksesoris motor, pencucian motor, sampai dengan jual beli motor. Usaha bengkel motor masih berpeluang menjanjikan apabila bengkel tersebut memiliki tiga hal berikut. Pertama, ketersediaan man power yang harus bisa diupgrade skill-nya sesuai dengan teknologi terbaru kendaraan. Kedua, tools, yakni peralatan bengkel yang juga harus disesuaikan dengan zaman. Ketiga, bengkel juga disarankan untuk bisa lebih informatif dengan melakukan transparansi alur kerja, data konsumen, dan lainnya. Dengan modal terbatas, terdapat pilihan untuk mendirikan bengkel motor jasa servis ringan serta menjalani pelayanan pembelian sperpart dan aksesoris motor. Ini dapat dilakukan jika kita mampu melihat peluang untuk menjalin kerjasama dengan distributor spare part motor maupun distributor aksesoris motor. Membuka bengkel motor umum dengan modal terbatas, kita bisa melakukannya di rumah dengan memanfaatkan area kosong yang tidak terlalu luas karena jenis usaha ini merupakan usaha yang cukup simple dan tidak memerlukan tempat yang cukup besar. Menurut pancajayasetia.co.id(1), jenis-jenis usaha bengkel motor dapat dibagi menjadi 4, yaitu :



1) Usaha Bengkel Sepeda Motor Resmi Bagi yang ingin menjalankan usaha bengkel motor resmi tentunya kita harus menghubungi kantor service center merek yang diinginkan , misalnya ingin membuka bengkel resmi honda maka anda harus pergi ke dealer Honda yang dalam prosesnya biasanya akan diminta syarat-syarat tertentu tergantung perusahaan pemberi license. (1) http://pancajayasetia.co.id/2017/08/23/tips1-mengenal-jenis2-usaha-bengkel-motor/



2) Usaha Bengkel Sepeda Motor Umum Bagi yang ingin membuka usaha bengkel motor, mungkin jenis yang satu ini cocok untuk dijalankan karena memang bengkel jenis ini umumnya melakukan service motor standard (cek busi, pembersihan karburator, pembersihan filter udara, dll), kemudian penggantian sparepart motor yang sudah rusak , menambal ban bocor, dan perbaikan motor yang memiliki masalah kecil alias tidak terlalu berat.



3) Usaha Bengkel Sepeda Motor Tune Up Bagi yang menyukai kecepatan atau memiliki hobi balap motor, mungkin bisa membuka bengkel yang khusus, yaitu bengkel khusus yang memodifikasi motor standard menjadi tidak standard. Seperti, motor yang standardnya 150cc dirubah menjadi 200cc, dsb yang biasanya hal ini tergantung dari permintaan pelanggan yang menginginkan perubahan pada kecepatan/akselerasi motornya. Bengkel jenis ini biasanya tidak terlalu membutuhkan tempat yang strategis karena biasanya pelanggan atau konsumen yang berkunjung ke bengkel motor tune-up didapat dari promosi mulut ke mulut.



4) Usaha Jual Beli Aksesoris Motor dan Modifikasi Motor Jenis usaha bengkel motor sudah merambah kebagian tampilan motor. Di mana banyak pengguna motor yang merubah tampilan menjadi lebih keren, agar tampilan motor yang dimiliki tersebut berbeda pada motor umumnya. Biasanya bengkel motor ini lebih fokus pada penjualan aksesoris motor , contohnya yaitu underbone, undertail, ban motor, velg motor, cakram, body kit, sayap motor, spakbor , handle gas dan handle kopling, cover engine, cover shock dan lain sebagainya yang pada intinya adalah bengkel yang fokus pada perubahaan tampilan motor menjadi lebih keren.



III.



Struktur Organisasi Bengkel



a.



Pengertian Struktur Organisasi Bengkel Otomotif Struktur dalam Kamus bahasa Indonesia memiliki beberapa makna sebagai berikut.



1.



Cara sesuatu disusun / dibangun.



2.



Susunan atau bangunan.



3.



Disusun dengan pola tertentu.



4.



Pengaturan unsur atau bagian suatu benda.



5.



Ketentuan unsur-unsur dari suatu benda. Struktur organisasi bengkel otomotif yaitu pengaturan/penempatan personal



yang dibuat pada bengkel otomotif guna melakukan tanggung jawabnya sesuai dengan pekerjaan masing-masing. Bengkel otomotif yang sering kita jumpai terdiri atas bengkel mobil dan bengkel motor.Bengkel selain melayani perawatan berkala, perbaikan, dan penjualan suku cadang biasanya juga menyediakan penjualan kendaraan.



b. Jenis Struktur Organisasi Bengkel (1) Struktur Organisasi Fungsional Struktur fungsional sering digunakan berdasarkan sesuai dengan kemampuan masingmasing.



(2) Struktur Organisasi Divisional Struktur organisasi divisional dikelompokkan berdasarkan kesamaan baik layanan, pasar, produk, maupun fisik geografis. Struktur ini biayanya lebih tinggi, sehingga sering digunakan perusahaan menengah ke atas. Struktur ini memetakan tiap bawahan yang mempunyai tanggung jawab dan wilayah sendiri-sendiri.



(3) Struktur Organisasi Lini Struktur ini menghubungkan secara langsung dengan atasan, cocok untuk lini kecil contohnya di RT, rumah makan, perbengkelan, dan sebagainya. Keuntungannya adalah dapat langsung bertanggung jawab pada atasan. Adapun kelemahannya adalah bergantung pada seorang saja. Berikut bagan struktur lini.



(4) Struktur Organisasi Lini dan Staf Struktur kombinasi yang sangat menjunjung tinggi kedisplinan ilmu. Spesifikasinya memudahkan kontrol, namun kelemahannya kurang dapat terpusat.



(5) Struktur Organisasi Komite/Proyek Struktur oranisasi komite memiliki anggota mempunyai wewenang. Semua mempunyai peran karena terjadi musyawarah. Kelemahannya jika terjadi masalah, maka sering menghindari atau saling lempar tanggung jawab. (6) Struktur Organisasi Matriks Struktur organisasi matriks merupakan kombinasi antara struktur fungsional dan struktur divisional. Dunia perbengkelan baik bengkel mobil maupun motor mempunyai kemiripan struktur. Tiap bengkel atau perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbeda. Minimal yang paling sederhana terdiri atas kepala bengkel dan mekanik. Struktur organisasi bengkel sangat penting dalam operasional sistem kerja bengkel. Tiap bagian bertanggung jawab sesuai pekerjaannya. Berikut bagan struktur organisasi yang biasa diterapkan pada bengkel sepeda motor



Berikut tugas dan tanggung jawab Struktur Organisasi Bengkel: 1.



Kepala Bengkel (Direktur) Direktur sebagai pimpinan perusahaannya bertugas memimpin berlangsungnya perusahaan atau bengkel yang dipimpinnya. Pimpinan yang baik hendaknya selalu mengecek anak buah yang dipimpin. Cara antara lain dengan berdoa bersama atau upacar sebelum melakukan kerja, memberi contoh kedisiplinan, berbuat ramah kepada siapa saja termasuk konsumen, serta tidak segan untuk melakukan perawatan di bengkel.



2.



Kepala Mekanik (Service Advisor) Kepala mekanik bertugas mengatur dan mengoordinasi mekanik dalam melakukan pekerjaan, Selain itu, juga mengontrol berbagai keluhan pelanggan tentang service yang dilakukan oleh mekanik.



3.



Front Desk/Front Counter Bertugas menerima keluar masuk pelanggan yang datang untuk melakukan berbagai jenis layanan di bengkel. Petugas front desk diharapkan ramah dan pandai berkomunikasi dengan baik. sehingga pelanggan dengan berbagai macam latar belakang akan merasa senang. Selain itu juga mendapatkan apa yang diinginkan baik dari service, membeli suku cadang atau pun hanya sekedar konsultasi.



4.



Mekanik Mekanik mempunyai tugas untuk melakukan servis pada sepeda motor yang datang dan masuk pada antrean. Servis maupun perawatan yang dilakukan dari ringan, sedang, maupun berat semua harus dilakukan dengan bertanggung jawab.



5.



Spare Part Spare part Menjaga bagian jual beli atau pengambilan suku cadang yang dibutuhkan oleh mekanik. Keluar masuk barang suku cadang selalu dicocokan dengan administrasi yang ada.



6.



Pencuci Motor Petugas ini bertugas untuk mencuci motor yang selesai diservis oleh mekanik atau motor yang memang datang hanya untuk cuci motor. Beberapa bengkel telahmemberikan fasilitas cuci motor sebagai bonus service.



7.



Office Boy Office boy bertugas untuk tetap menjaga dan merawat kebersihan bengkel pada umumnya. Tugas tersebut di antaranya menyapu, mengepel, maupun memberi pewangi pada ruang-ruang tertentu. Office boy harus selalu siap dengan kebersihan bengkel.



IV.



Karakteristik Konsumen Bengkel Sepeda Motor Anda harus menetapkan siapa target konsumen bengkel yang akan didirikan. Jika usaha bengkel motor ini akan dibuka di lingkungan rumah, maka target pasar terbesar adalah pengendara motor yang berada di daerah rumah itu sendiri. Mengingat kepemilikan sepeda motor menjadi hal yang wajar bagi seluruh lapisan masyarakat, baik itu dari segi tingkatan ekonominya, tingkat pendidikan, gender, ataupun kondisi sosial, maka setiap pemilik sepeda motor pasti membutuhkan bengkel sebagai tempat perawatan dan perbaikan motor dan mobil yang mereka miliki. Jenis motornya pun pasti akan beraneka ragam. Keragaman tersebut menuntut adanya proses perawatan yang berbeda-beda. Akan tetapi, berapapun harga motor serta dari mana pun motor itu berasal, setidaknya setiap motor tetap membutuhkan perawatan standar yang sama secara terus menerus. Seperti contohnya ganti aki dan ganti oli, atau servis yang bersifat darurat seperti isi angin dan tambal ban. Nah, perawatan standar tersebut adalah teknik mumpuni yang harus dimiliki setiap bengkel demi menunjang kebutuhan standar konsumen di masa ini. Bengkel bagi kendaraan bagaikan makan bagi makhluk hidup. Setiap makhluk hidup tidak mungkin tidak butuh makanan selama ia masih ingin hidup. Setiap pemilik kendaraan pun tidak mungkin tidak pergi ke bengkel selama ia masih menginginkan kendaraanya berfungsi dengan baik. Semakin sering motor digunakan, semakin besar pula perawatan yang dibutuhkan. Sejak seseorang membeli motor untuk pertama kali, sejak saat itulah ia terdaftar sebagai konsumen yang akan membutuhkan jasa bengkel secara terus menerus. Sebagaimana telah dijelaskan di awal, katadata.co.id(2) menyatakan bahwa jumlah kepemilikan kendaraan pribadi di Indonesia didominasi oleh roda dua dan tren setiap tahunnya semakin meningkat. Otomatis, setiap tahun terdapat jutaan konsumen baru yang masih membutuhkan jasa bengkel.



V.



Lokasi dan Penataan Bengkel



A. Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi harus memperhatikan potensi pasar yang tersedia di sekitar



lokasi tersebut. Dengan tetap mempertimbangkan anggaran yang tersedia. Pilihlah lokasi yang dekat dengan pasar, sekolah atau universitas, perumahan, perkantoran dan yang jelas lokasi calon bengkel jangan terlalu masuk kedalam atau jauh dari jalan besar, paling tidak ada jalur angkutan umum yang rutin lewat sekitar lokasi Pilih lokasi yang belum ada bengkel sejenis berdiri disitu, kecuali jika anda cukup PD untuk ‚bertarung‛ dengan mereka. Sehingga merasa tidak masalah jika ingin mendirikan di lokasi manapun. Investor juga harus memperhitungkan apakah pendirian bengkel di lokasi yang diincar untuk dijadikan bengkel diijinkan oleh aparat kelurahan/kecamatan. Peraturannya harus ada ijin keramaian (HO) yang ditandatangani oleh tetangga sekitar sebagai tanda tidak keberatan dilingkungannya ada bengkel yang berdiri. HO ini jangan diremehkan karena banyak kasus investor sudah kontrak atau bahkan beli tanah untuk mendirikan bengkel ternyata tidak diijinkan oleh tetangga sekitar. Tips mudahnya, lihat aja didaerah sekitar lokasi, apakah ada usaha atau bengkel apa saja yang sudah berdiri disitu. Kalau iya berarti gak ada masalah mengenai ijin HO. (2) https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/11/sejak-1956-sepeda-motormendominasi-jumlah-kendaraan-indonesia



Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan sebagai bahan pertimbangan strategi memilih lokasi usaha :



1) Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh berbeda.



2) Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga mampu mempengaruhi usaha yang akan dibangun. Sebab, tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Jika kita ingin menjalankan usaha dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih lokasi yang daya belinya cukup tinggi (misal di kota-kota besar). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan harga relatif lebih murah, tidak akan menjadi masalah jika memilih lokasi usaha yang daya beli masyarakatnya kurang urusan kualitas. Karena konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga murah dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang dijual.



3) Memperhatikan tingkat keramaian lalu lalang kendaraan yang lewat Perhatikan kondisi lalu lalang kendaraan, karena hal ini juga memperngaruhi jenis usaha yang cocok di daerah tersebut. Untuk daerah yang banyak dilalui kendaraan bermotor, usaha bengkel motor sangatlah dibutuhkan.



4) Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut Semakin banyak usaha yang ada disekitar lokasi maka konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula, sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang terdapat berbagai macam usaha. Missal saja lokasi pasar, dll.



5) Sesuaikan dana dengan lokasi yang akan dipilih Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall, atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis. Untuk itu sesuaikan dana yang dimiliki dengan lokasi usaha yang akan dipilih. Jangan memilih lokasi yang harga sewanya mahal tapi ternyata tidak ramai pengunjung.



6) Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis dengan usaha yang akan kita buka, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun jika sudah yakin karena posisinya yang sangat strategis, anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru yang dapat membedakan usaha anda dengan usaha lain yang sejenis.



7) Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha Usahakan pilih lokasiyang mudah diakses oleh para calon konsumen.



8) Tingkat keamanan yang mendukung Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para konsumen. Dengan lingkungan yang aman, anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi yang kurang aman.



9) Perhatikan kebersihan lokasi usaha Konsumen tidak akan mengunjungi toko ataupun outlet yang berada di lingkungan kotor atau kumuh. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar usaha anda agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lkasi usaha anda.



B. Tata Letak Bengkel Perencanaa tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan, tujuan dari penyusunan tata letak adalah untuk mencapai suatu sistem produksi yang efisien dan efektif, melalui :



· · · · · ·



Pemanfaatan peralatan yang optimal



· · · ·



Biaya produksi dan infestasi modal yang rendah



Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum Aliran bahan dan produksi jadi yang lancar Kebutuhan persediaan yang rendah Pemakaian ruang yang efisien Ruang gerak pemeliharaan



yang



cukup



untuk



operasional



maupun



Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan Keselamatan kerja yang tinggi Suasana kerja yang baik



Dalam membangun atau memilih bangunan maka harus diperhatikan bentuk bangunan yang akan anda jadikan bengkel.



Berikut ini contoh layout yang umumnya dijadikan layout dasar bengkel-bengkel resmi dimana idealnya setiap bengkel mempunyai tempat-tempat berikut :



a) Ruang Tunggu Konsumen b) Meja Penerima Tamu c) Tempat Service d) Gudang Spare Part e) WC / Locker Mekanik f) Ruang Konsultasi Konsumen g) dll Ada beberapa alasan kenapa layout seperti di atas :



a) Ruang Tunggu Ruang tunggu konsumen sebaiknya bisa dilihat dari luar bengkel, hal ini dapat digunakan untuk menarik calon konsumen yang mungkin merasa nyaman jika ada salah seorang temannya sedang servis motor di tempat tersebut. Ruang tunggu juga harus mempunyai akses untuk konsumen dapat melihat langsung sepeda mereka diservis, karena hal ini akan memberikan kenyamanan dan ketenangan pada konsumen. Jika bengkel mempunyai system pembuangan yang baik maka sepeda motor dapat diservis dengan arah membelakangi konsumen, tapi jika tidak maka sepeda motor yang diservis sebaiknya menghadap konsumen.



b) Tempat Servis Tune up Memiliki banyak pit servis memang menguntungkan karena berhubungan dengan kapasitas unit yang diservis. Tapi fasilitas dan kenyamanan tidak dipungkiri merupakan faktor yang dapat menentukan konsumen mau datang atau tidak. Jadi, maksimalkan ruang untuk tempat servis dan fasilitas lainnya. Tempat servis harus bisa dilihat oleh konsumen dari ruang tunggu dan juga orang yang lewat di depan bengkel, karena bengkel adalah usaha yang bergerak dibidang jasa maka ini dapat digunakan sebagai sarana promosi dengan segala fasilitas yang ada .



Usahakan arah parkir sepeda motor yang diservis menghadap sebelah kiri dari mekanik, karena orang yang tidak kidal lebih nyaman memarkir kendaraan kearah kirinya



c) Tempat Servis Bongkar Mesin Ringan – Berat Selain ada tempat servis untuk tune-up, ada tempat servis khusus untuk bongkar mesin baik ringan atau berat. Jangan dicampur karena pekerjaan ini relatif lebih lama daripada tune-up. Jadi lebih baik jika menjadwalkan konsumen yang ingin bongkar mesin bila jumlahnya tidak bisa dikerjakan dalam sehari daripada mengorbankan tempat servis tune-up. Karena keuntungan bongkar mesin yang bisa memakan waktu berjam-jam lebih sedikit dibanding keuntungan tune-up.



d) Gudang Spare Part Gudang spare part harus berada ditempat yang mudah dijangkau oleh petugas penerima servis. Konsumen dan mekanik bisa dengan mudah membeli atau mengambil spare part kepada petugas penerima servis. Maka letaknya sebaiknya dibelakang petugas penerima servis, tetapi di-display sehingga mudah dilihat oleh konsumen. Kalau perlu sebagian besar gudang dari kaca, sehingga isi atau kelengkapan dari gudang dapat dilihat oleh konsumen.



e) Toilet – Musholla Sediakan toilet yang representative, banyak kasus dimana ada orang yang fanatik memilih suatu tempat hanya karena toiletnya bersih – walau pelayanannya biasa saja, sehingga hal ini perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan sediakan Mushola, sehingga memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.



f)



Ruang Konsultasi Ketika menghadapi konsumen yang tidak puas akan pelayanan mekanik bengkel, sangat tidak elok bila membiarkannya marah di depan semua orang. Maka untuk menghindari itu, sediakan ruang konsultasi yang nyaman (jika bisa ada AC atau minimal kipas angin untuk mendinginkan konsumen). Ruang konsultasi juga bisa berfungsi sebagai kantor anda atau penanggung jawab bengkel untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasinya.



g) Loker / Ruang Istirahat Mekanik Bila masih ada ruang, maka sediakan ruang loker untuk ganti mekanik atau istirahat. Para mekanik juga karyawan biasa yang membutuhkan privasi untuk ganti atau istirahat.Tempat tersebut bisa dijadikan ajang curhat antar mekanik baik mengenai pelayanan konsumen atau sharing masalah-masalah teknik.



VI.



Pemasaran Bengkel Dengan semakin banyaknya motor di jalanan, semakin tinggi pula kebutuhan akan bengkel motor dan ini bisa menjadi ide untuk membuka sebuah usaha. Hanya saja memasuki bisnis ini memang tidak bisa dikatakan mudah. Pasar yang demikian besar mendorong banyak orang tertarik untuk terjun pada bisnis ini. Persaingan bisa menjadi sangat ketat, bahkan tidak perlu heran kalau dalam satu ruas jalan saja kita bisa menemukan 3 bengkel motor yang jarak satu sama lainnya bisa saja tak lebih dari 300 meter. Dengan situasi macam ini, perlu sedikit mensiasati dengan menerapkan beberapa langkah cara promosi atau pemasaran yang bisa membantu usaha bengkel motor ini bertahan dalam persaingan. Beberapa langkah pemasaran yang bisa dicoba antara lain :



a). Memberi kartu member Beberapa bengkel menggunakan sistem kartu member yang akan diberikan kepada pelanggan bengkel yang setidaknya sudah melakukan kunjungan beberapa kali pada bengkel tersebut. Pemegang kartu member biasanya akan mendapat keistimewaan khusus seperti diskon, penawaran khusus atau fasilitas khusus. Biasanya mereka yang sudah mendapatkan kartu member akan merasa sayang untuk tidak memanfaatkannya dan memilih untuk setia.



b). Bekerja sama dengan komunitas Usahakan untuk bisa menjalin kerjasama dengan komunitas atau club motor tertentu di kota setempat. Jika perlu siapkan diri dengan selalu memiliki seluruh sparepart dan aksesoris motor sesuai dengan jenis motor club tersebut. Berikan penawaran istimewa supaya usaha bengkel bisa menjadi bengkel resmi club, seperti harga khusus, stok paling lengkap dan layanan khusus.



c). Kerjasama dengan café atau salon Kita dapat menyewakan space di bengkel untuk pengelola salon atau café. Bila konsumen bengkel bisa menunggu sambil merawat rambutnya atau sambil menikmati secangkir capucinno hangat rasanya ini bisa jadi ide menarik.



Atau malah jalin sistem kerjasama untuk tiap pengunjung bengkel bisa mendapat potongan harga khusus di café atau salon tersebut. Jika café atau salon terlihat terlalu mahal untuk kelas bengkel Anda, kerjasama bisa dilakukan dengan penjual burjo, warkop, atau lainnya.



d). Layanan antar jemput motor Beberapa bengkel yang menambahkan layanan antar jemput motor bisa mencuri beberapa konsumen yang berjarak sedikit lebih jauh dari lokasi usahanya. Pasalnya banyak pemilik motor terlalu sibuk atau mungkin terlalu malas untuk berangkat ke bengkel. Layanan ini bisa membantu calon konsumen dan sekaligus menarik konsumen dengan konsep jemput bola.



e). Sediakan sarana lengkap Pemasaran tidak harus dengan menjalin kerjasama atau sibuk berpromosi, pemasaran juga mencakup layanan yang bisa dioptimalkan untuk konsumen. Selalu lengkapi layanan perbengkelan supaya bengkel bisa menjadi semacam one stop shopping untuk konsumen. Sediakan pula sarana tunggu memadai dengan ruangan yang nyaman disertai hiburan seperti TV, musik atau malah majalah dan buku bacaan.



VII. Peralatan dan Fasilitas Bengkel Secara umum, bengkel merupakan tempat untuk perawatan/pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel tersebut. Dan setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan melayani jasa baik perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Berikut adalah beberapa alat standar bengkel yang ada di bengkel resmi, yang dapat digunakan sebagai referensi untuk membuka bengkel umum :



I.



Strategic Tools



a) Mechanic truster Mechanic truster berfungsi sebagai peralatan standar untuk melakukan perawatan/perbaikan sepeda motor.



Ketentuan : Diletakkan secara rapi di tiap pit kerja dekat dinding, disediakan sesuai jumlah pit kerja, fungsi dan kelengkapan diperiksa secara berkala (min. 1 bulan 1x). Perawatan : Box dan peralatan dibersihkan secara berkala (min. 1 bulan 1x) menggunakan kain majun atau kuas kecil, box dicat ulang warna merah jika kondisi cat sudah memudar.



b) Bike lift



Fungsi : Peralatan standar dirawat/diperbaiki.



untuk



meletakkan



sepeda



motor



yang



akan



Ketentuan: Diletakkan secara rapi di setiap pit kerja, diperiksa fungsi dan kondisinya secara berkala (min. 1 bulan 1x). Perawatan : Dibersihkan secara berkala (min. 1 bulan 1x) menggunakan kain majun, dan dicat ulang warna merah jika cat sudah memudar.



c) Parts Washing Cleaner (PWC)



PWC



Fungsi : Tempat untuk mencuci dan membersihkan komponen sepeda motor saat dilakukan pekerjaan servis. Ketentuan : Diletakkan di area khusus, umumnya di area heavy repair. Perawatan : Dibersihkan secara berkala (min. 1 bulan 1x) dengan menggunakan



majun/sikat/kuas, dan dicat warna merah jika warna sudah pudar.



II.



Common Tools



a) Thickness Tape Fungsi : Mengukur celah antara part sepeda motor, misal klep mesin. Alat ini biasanya diletakkan di masing-masing pit kerja.



b) Impact Wrench



Fungsi : Membuka dan menutup baut dengan lebih cepat saat perawatan/perbaikan sepeda motor, dan sebagai image bongkel modern. Biasanya diletakkan di masing-masing pit kerja.



c) Air Gun



Fungsi : Membersihkan kotoran pada komponen sepeda motor saat perawatan/perbaikan, dan sebagai image bengkel modern. Ketentuan : Diletakkan di masing-masing pit kerja.



d) Battery Charger



Fungsi : Mengisi ulang tegangan battery sepeda motor yang kurang. Ketentuan : Diletakkan di area khusus, umuumnya di area heavy repair, dan dikalibrasi minimal 1 tahun 1x.



III.



Special Tools



Fungsi : Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan khusus.



IV.



Additional Tools



a) Air Hose Reel



Fungsi : Selang udara yang dapat tergulung untuk menyalurkan udara bertekanan bagi air duster/air gun dan impact wrench. Ketentuan : Diletakkan di masing-masing pit kerja sebanyak 2 buah.



b) Kompresor



Fungsi : Menghasilkan udara bertekanan untuk operasional bengkel. Ketentuan : Diletakkan di area khusus yang memiliki peredam. Perawatan : Dibersihkan dan diservis secara berkala, setiap sore usai bengkel tutup agar angin di piping system dibuang melalui kran pembuangan.



c) RPM Meter Fungsi : Menunjukkan hasil pengukuran RPM sepeda motor yang sudah selesai diservis sesuai dengan kondisi setting pabrikan. Ketentuan : Diletakkan di area final inspection.



d) Nampan Kerja



Fungsi : Meletakkan komponen/benda kerja saat servis agar tidak tercecer atau hilang. Ketentuan : Diletakkan di tiap pit kerja. Umumnya ada 5 buah nampan, untuk part, murbaut, tools, bensin servis, oli bekas. Perawatan : Dibersihkan dengan majun setiap usai kerja.



V.



Persediaan Suku Cadang di Gudang Bengkel



A. Manfaat Persediaan Suatu perusahaan biasanya mempunyai persediaan. Baik itu berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan barang jadi untuk perusahaan- perusahaan industri (processing), maupun persediaan barangbarang dagangan yang berupa finished product ataupun barang- barang yang belum lengkap untuk perusahaan dagang. Perusahaan selalu membutuhkan persediaan disebabkan karena :



1) Bahan-bahan



(barang-barang) yang diperlukan perusahaan tidak dapat datang secara satu persatu sebesar barang dagangan diperlukan serta pada saat barang dagangan diperlukan. Bahan-bahan (barang-barang) akan datang dalam jumlah yang besar, sehingga dengan demikian akan terjadi persediaan barang atau bahan dan tentu saja perusahaan harus menanggung biaya-biaya dan resiko dengan adanya persediaan barang atau bahan.



2) Untuk



perusahaan-perusahaan industri, apabila terjadi bahan baku belum ada (datang), sedangkan tidak ada persediaan bahan baku, maka tentu saja kegiatan produksi akan terhenti dengan sendirinya. Demikian juga untuk perusahaan dagang, bila persediaan barang yang dijual tidak ada, padahal ada langganan yang akan membelinya maka tentu saja langganan akan kecewa. Kalau tidak ada persediaan barang atau bahan terjadi lebih dari satu kali saja maka langganan akan semakin kecewa dan mulai mencari perusahaan lain yang lebih memuaskan.



3) Sebaliknya, apabila terdapat persediaan yang terlalu banyak maka keadaanya juga tidak menguntungkan. Persediaan yang terlalu banyak akan menghabiskan biaya yang besar, memiliki resiko kerusakan dalam penyimpanan, resiko keamanan, dan lain-lain. Masalahnya sekarang adalah berapa banyak persediaan harus ada serta kapan persediaan bahan atau barang dibeli. Sebab sebagaimana diketahui apabila persediaan bahan atau barang habis, maka akan menyebabkan berbagai kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya apabila persediaan terlalu banyak juga akan menimbulkan tambahan biaya yang semestinya dapat dihemat. Dengan demikian untuk mencapai efisiensi persediaan barang, paling sedikit pengusaha harus dapat menentukan suatu jumlah yang tepat untuk dibeli serta kapan pembelian barang dilakukan. Dari pembelian bahan baku diharapkan proses produksi perusahaan tidak terganggu (disebabkan karena gangguan bahan baku) serta biaya-biaya persediaan barang dagangan dapat ditekan seminimal mungkin. Sehubungan dengan pengadaan persediaan barang dagangan, maka perlu dikembangkan adanya suatu sistem pengawasan persediaan yang optimal. Sistem pengawasan persediaan yang optimal yaitu meliputi: a. Kapan mengadakan pemesanan barang kembali b. Berapa barang yang akan dipesan kembali Untuk melaksanakan pengawasan persediaan yang optimal tentu saja harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan persediaan. Dengan mengabaikan salah satu faktor saja berarti perusahaan akan mendapatkan resiko yang lebih besar.



B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan Barang Faktor-faktor yang akan mempengaruhi persediaan barang pada perusahaan, ada beberapa macam, dimana satu dengan yang lain saling berhubungan, yakni sebagai berikut:



1.



Perkiraan kebutuhan barang (forecast demand) Sebelum kegiatan pembelian atau pemesanan barang dilakukan, maka pengusaha harus dapat membuat perkiraan barang yang akan dijual pada suatu periode. Perkiraan kebutuhan barang yang akan dijual merupakan



perkiraan tentang berapa kebutuhan perusahaan akan barang untuk proses pemasaran ataupun proses produksi.



2.



Harga barang dagangan Harga barang ikut juga menentukan besar kecilnya persediaan barang. Harga barang dagangan merupakan penentu berapa dana yang harus disediakan untuk pengadaan persediaan barang dagangan.



3.



Biaya – Biaya Persediaan Biaya-biaya persediaan hendaknya diperhatikan dalam penentuan besarnya persediaan. Dalam memuat analisis tentang biaya-biaya persediaan dikenal adanya dua tipe biaya, yaitu biaya-biaya yang semakin besar dengan bertambah besarnya rata-rata persediaan, dan biaya-biaya yang semakin kecil dengan berkurangnya besar rata-rata persediaan.



4.



Kebijaksanaan pembelanjaan (financial policy) Kebijaksanaan pembelanjaan berhubungan dengan seberapa jauh persediaan barang dagangan akan mendapatkan dana.



5.



Kebutuhan senyatanya (actual demand) Kebutuhan akan barang yang senyatanya harus diperhatikan. Berapa besar kebutuhan barang dagangan serta bagaimana hubungannya dengan perkiraan kebutuhan yang telah dibuat untuk periode yang berkutnya harus diperhatikan dan dianalisis. Dengan demikian maka dapat dibuat perkiraan kebutuhan penjualan barang lebih mendekati pada kenyataan.



6.



Waktu tunggu (lead time) Waktu tunggu adalah tenggang waktu yang diperlukan untuk menunggu datangnya barang sesudah saat pemesanan. Waktu tunggu perlu diperhatikan karena erat hubungannya dengan penentuan saat pemesanan kembali (reorder). Dengan diketahuinya waktu tunggu yang tepat maka kelangsungan proses bisnis tetap terjamin sedangkan biayabiaya persediaan dapat ditekan sampai seminimal mungkin. Maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari pelanggan, tidak akan mengecewakan pelanggan karena kebutuhan pelanggan tetap ada dalam perusahaan, sehingga pelanggan tidak akan pindah tempat dalam membeli kebutuhannya.



C. Teori Persediaan Persediaan (inventory) merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu bisnis(3). Alasannya adalah persediaan cenderung menyembunyikan persoalan. Dengan memecahkan masalah persediaan membuat permasalahan menjadi sederhana, namun demikian permasalahan yang sering muncul adalah tentang persediaan yang sangat sulit dikelola. Akibatnya kebijakan operasi yang bijaksana sangat diperlukan dalam mengelola persediaan, sehingga tingkat persediaan dapat ditekan sekecil mungkin. Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila perusahaan menanamkan terlalu banyak dana dalam persediaan, maka akan menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan. Dengan demikian apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya dari terjadinya kekurangan barang (stock out cost). Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi kebutuhan permintaan. Permintaan meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap, dan komponenkomponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan keluaran produk (product output).



(3) Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan (8th Edition). Jakarta : Rajawali. Sistem persediaan diartikan sebagai serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus disediakan dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem persediaan bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat.



D. Analisis Persediaan Walaupun kadangkala kita sering berpikir mengenai persediaan hanya dalam hal jumlah persediaan yang terdapat dalam rak toko, namun bentuk persediaan dapat bermacam-macam, seperti produk setengah jadi pada tingkat proses manufaktur yang berbeda-beda, bahan baku, sumber daya, tenaga kerja atau kas.



Tujuan dari persediaan tidak selalu untuk memenuhi permintaan pelanggan, sebagai contoh perusahaan-perusahaan sering menyimpan persediaan bahan baku dalam jumlah besar sebagai cadangan jika terjadi pemogokan. Adapun bentuk serta tujuan persediaan, sering menimbulkan biaya besar bagi perusahaan bisnis.



E. Fungsi Persediaan 1. Fungsi Decoupling Adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier (pemasok). Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.



2.



Fungsi Economic Lot Sizing Persediaan lot size perlu mempertimbangkan penghematan- penghematan atau potongan pembelian atau pemesanan, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian atau pemesanan dalam kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.



3.



Fungsi Antisipasi Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Pada fungsi antisipasi perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional inventories) dan perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu. Sehingga perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).



F. Penentuan Sistem Persediaan Apabila barang-barang yang telah dibeli atau diproduksi sendiri semuanya terjual dalam suatu periode maka dalam menentukan keuntungan atau profit atas penjualan akan dapat ditentukan dengan mudah, yaitu total harga pokok penjualan pembelian atau biaya produksi yang juga merupakan harga pokok



penjualan dibebankan pada hasil penjualan (revenue from sales). Tetapi biasanya sebagian barang yang dibeli, tidak atau belum terjual pada akhir suatu periode. Sehingga memerlukan penilaian atas barang dagangan. Permasalahan yang terjadi dalam menentukan nilai dari persediaan yang dilaporkan pada neraca sebagai laporan keuangan adalah faktor-faktor yang termasuk dalam suatu persediaan dan berapa besarnya nilai persediaan barang dagangan. 1. Sistem Periode Berkala (Periodic System) Merupakan sebuah sistem yang setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan barang dagangan akhir. 2. Perpectual System Biasa disebut juga book inventories yaitu persediaan yang diatur dalam catatan administrasi. Setiap mutasi dari persediaan sebagai akibat dari pembelian dapat dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. Bila metode Perpectual System dipakai secara fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya dilakukan untuk keperluan counter checking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan dalam kartu administrasi persediaannya.



VI.



Pembukuan Bengkel Berikut contoh pembukuan sederhana untuk jenis usaha bengkel motor selama 1 bulan (mengambil contoh periode bulan Mei 2018) :



(4) Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Berdasarkan transaksi di atas, yang harus dibuat adalah :



1) Persamaan Akuntansi 2) Laporan Laba Rugi 3) Laporan Perubahan Modal 4) Laporan Neraca 5) Laporan Jurnal 6) Laporan Buku Besar (posting) Posting = memindahkan ayat-ayat jurnal ke dalam Buku Besar



a) Akun (perkiraan) Kas b) Akun (perkiraan) Sewa Bengkel c) Akun (perkiraan) Perlengkapan d) Akun (perkiraan) Peralatan e) Akun (perkiraan) Utang f) Akun (perkiraan) Modal g) Akun (perkiraan) Pendapatan h) Akun (perkiraan) Beban Penjelasan :



1) Persamaan Akuntansi Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan Persamaan Akuntansi Periode 31 Mei 2018 Dalam Ribuan Rp



16.75 0 (H)



16.75 0 (U+M



2) Laporan Laba Rugi Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan Laba Rugi Periode 31 Mei 2018 Dalam Ribuan Rp



3) Laporan Perubahan Modal Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan Perubahan Modal Periode 31 Mei 2018 Dalam Ribuan Rp



4) Laporan Neraca Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan Neraca Periode 31 Mei 2018 Dalam Ribuan Rp



5) Laporan Jurnal Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan Jurnal Periode 31 Mei 2018 Dalam Ribuan Rp



6) Laporan Buku Besar (Posting) Bengkel Motor ‚ABC‛ Laporan Buku Besar Periode 31 Mei 2018 Dalam Ribuan Rp Akun : Kas



Akun



: Sewa



Akun



: Perlengkapan



Akun



: Peralatan



Akun



: Utang



Tgl



Keterangan



D



K



Saldo



7



Kredit perlengkapan



-



500



500



15



Kredit bank



-



5.000



5.000



Akun



: Modal



Akun



: Pendapatan



Akun



: Beban



MEKANISME DEBET DAN KREDIT



VII.



5R BENGKEL 5R = Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin(8)



A. Pengertian 5R ‚5R‛ adalah salah satu element penting dalam mewujudkan ruang (lingkungan) kerja yang nyaman. Jika lingkungan kerja kotor dan peralatan kerja berserakan dan tidak tersusun dengan rapi, maka akan dapat berpengaruh pada efisiensi dan keselamatan kerja.



Selain itu, konsumen yang datang tentunya juga akan meragukan kualitas hasil kerja dari bengkel. 5R (Indonesia) = 5S (Jepang) Ringkas = Seiri Rapi = Seiton Resik = Seiso Rawat = Seiketsu Rajin = Shitsuke



B. Penjelasan 5 R 1) Ringkas / Memilih (Seiri) Ringkas adalah kegiatan yang bertujuan untuk memisahkan hal- hal yang diperlukan dari hal-hal yang tidak diperlukan dan membuang hal-hal yang tidak diperlukan tersebut. Diperluka n



Diperluka n



Tidak diperluka n



2) Rapi (Seiton) Merapikan adalah suatu kegiatan untuk menentukan lokasi dan cara untuk menyimpan hal - hal yang diperlukan / dibutuhkan dan menyediakan petunjuk yang akurat untuk memudahkan identifikasi.



3) Resik / Membersihkan (Seisou) Membersihkan disini maksudnya adalah aktivitas membersihkan ruang kerja, peralatan kerja dan fasilitas kerja dari debu dan kotoran. Pada waktu yang bersamaan, melakukan pemeriksaan terhadap fungsi dari peralatan dan fasilitas kerja.



4) Rawat (Seiketsu) Merawat adalah suatu kegiatan untuk terus melakukan tindakan ringkas, rapi, resik dari semua orang (personil) di bengkel. 5) Rajin (Shitsuke) Kegiatan / tindakan yang rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan, kerapihan, keteraturan, dan selalu mematuhi peraturan - peraturan serta metode – metode kerja yang berlaku.



C. Penerapan 5R 1) Proses Pemilahan (Seiri) Adalah suatu proses penentuan suatu peralatan atau suku cadang di bengkel apakah termasuk ke dalam kategori bermanfaat atau tidak. Buanglah barangbarang yang tidak diperlukan tanpa berpikir bahwa barang tersebut suatu saat



nanti akan berguna. Simpan barang-barang yang diperlukan dalam wadah penyimpanan yang cocok seperti laci dsb. Mengklasifikasi



Buang



Simpan



Diperl u kan



Diperl u



Tidak diperlu kan



kan



2) Proses Merapikan (Seiton) Adalah suatu proses penyusunan dan penyimpanan barang- barang secara terorganisasi dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan kemudahan kerja. Pastikan untuk mengembalikan barang-barang yang sudah dipakai ke tempat semula. Hal ini dapat mempermudah mekanik untuk menemukan dan menggunakan barang-barang tersebut. Anda dapat mengambilnya segera.



Anda dapat menggunakannya segera.



Anda dapat mengembalikannya segera.



3) Proses Membersihkan (Seisou) Bersihkan peralatan, perlengkapan, ruang kerja, dan item lainnya dalam sehingga tidak ada debu atau minyak pada mereka. Secara khusus dan secara berkala membersihkan lantai dengan bahan/agen pembersih untuk mencegah kejadian tergelincir saat sedang dipergunakan. Selain itu, membersihkan



peralatan, perlengkapan dan fasilitas kerja teknisi untuk mengidentifikasi permasalahan sejak awal.



memungkinkan



Pembersihan



D. Dampak Positif Penerapan 5R 1) Efisiensi kerja meningkat 2) Meningkatkan keselamatan kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan



Daftar Pustaka



http://pancajayasetia.co.id/2017/08/23/tips1-mengenal-jenis2-usaha-bengkel-motor/ https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/11/11/sejak-1956-sepedamotor-mendominasi-jumlah-kendaraan-indonesia Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen Persediaan (8th Edition). Jakarta : Rajawali. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. PT Astra Honda Motor; 2019; Modul Pengelolaan Bengkel; Jakarta Muhammad Syarif, SPd, MT, 2019; Pengelolaan Bengkel Sepeda Motor Kelas XII; PT Kuantum Buku Sejahtera