Materi Permintaan Dan Penawaran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 3 PERMINTAAN, PENAWARAN, HARGA KESEIMBANGAN, DAN PASAR Dalam kegiatan perekonomian, masalah pertama yang dihadapi adalah tentang apa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya. Kita dapat mengetahui apa yang akan diproduksi dengan melihat kondisi di masyarakat atau pasar, masyarakat membutuhkan barang/jasa apa saja dan berapa jumlah barang/jasa yang dibutuhkan/diminta oleh masyarakat? Berdasarkan hal tersebut, kemudian perusahaan/penjual memproduksi barang/jasa yang diminta masyarakat (konsumen) dengan harga tertentu. Dengan mempertemukan permintaan oleh pembeli dan penawaran oleh penjual muncullah interaksi antara penjual dan pembeli yang menentukan harga keseimbangan dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan.



A. PERMINTAAN (DEMAND) 1. Pengertian Bu Anwar seorang guru sekaligus ibu rumah tangga. Ia pergi ke supermarket "Tania" untuk membeli telur untuk keperluan hidup keluarganya. Biasanya ia membeli 3 kg yang digunakan selama satu bulan. Diketahui bahwa harga 1 kg telur Rp. 5.000,00 Jika pada saat ia membeli, harga telur mengalami kenaikan yaitu Rp. 15.000,00/kg. Sehingga permintaan Bu Anwar akan menurun yaitu dengan hanya membeli 1 kg telur. Dengan melihat contoh di atas, Permintaan (demand) adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu, tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. 2. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan a. Harga Barang Itu Sendiri; Semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit barang yang diminta. Sebaliknya, semakin turun harga suatu barang, semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa jika harga barang naik, ceteris paribus (keadaan faktor lain tetap sama), jumlah barang yang diminta per unit waktu akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan bertambah. b. Pendapatan Konsumen; Hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat searah (positif). Hal ini berarti, jika pendapatan konsumen naik, konsumen tersebut akan meminta jumlah barang yang lebih tinggi per unit waktu, dan sebaliknya. Pernyataan ini berlaku terhadap barang normal. Adapun pada barang inferior yaitu barang yang rendah kualitasnya, naiknya pendapatan konsumen akan menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut berkurang per unit waktu. Begitupun sebaliknya, turunnya pendapatan konsumen akan menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah. Jadi, dalam barang inferior, hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat berlawanan arah (negatif). c. Harga Barang Substitusi dan Komplementer Pada umumnya, barang konsumsi memiliki penggunaan yang saling berhubungan. Penggunaan yang saling berhubungan antara barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu saling mengganti (substitusi) dan saling melengkapi (komplementer). Contoh: 1) Pada saat harga gas elpiji (LPG) naik, ibu-ibu rumah tangga menggantikannya dengan minyak tanah.



2) Pada saat harga daging sapi naik, konsumen akan membeli lebih banyak daging kambing atau daging ayam. 3) Pada saat harga tempe naik, konsumen akan membeli lebih banyak tahu. Dalam analisis ekonomi, permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harga. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dan harga barang tersebut. d. Selera Konsumen (Taste) Selera konsumen bersifat subjektif karena selera konsumen bergantung pada penilaian terhadap barang tersebut. Selera juga dipengaruhi oleh unsur tradisi dan agama. Selera konsumen dapat memengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Naiknya selera konsumen terhadap suatu barang mengakibatkan naiknya permintaan terhadap barang tersebut. Begitupun sebaliknya, jika selera konsumen turun, permintaan konsumen akan berkurang. Misalnya, jika selera Anda terhadap makanan fast food turun, permintaan Anda terhadap makanan fast food akan turun. Sebaliknya, jika selera Anda terhadap makanan tradisional naik, permintaan Anda terhadap makanan tradisional juga akan naik. e. Jumlah Penduduk Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan suatu barang untuk harga tertentu. Sebagai contoh, jumlah penduduk Republik Rakyat Cina (RRC) yang lebih dari 1 miliar jiwa, akan lebih banyak permintaan terhadap pakaian dan makanan dibandingkan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih kurang 220 juta jiwa. 3. Hukum Permintaan dan Kurva Permintaan Hukum permintaan merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang diminta pada jumlah barang yang diminta merupakan variabel yang dipengaruhinya. Hukum permintaan berbunyi: “Jika harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan turun. Begitu sebaliknya, jika harga suatu barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan naik.” Adapun asumsi yang mendasari hukum permintaan adalah faktor-faktor lain selain harga yang memengaruhi jumlah barang yang diminta dalam keadaan tetap sama (ceteris paribus). Keadaan lain yang harus tetap sama antara lain pendapatan konsumen, harga barang lain, dan selera konsumen. Perhatikan tabel permintaan berikut: Titik



Harga (P)



1 2 3 4 5



Rp 50.000,00 Rp 40.000,00 Rp 30.000,00 Rp 20.000,00 Rp 10.000,00



Jumlah yang Diminta (Q) 200 400 600 800 1000



Gambar 3.1 Kurva permintaan Keterangan: Pada kurva permintaan DD terdapat 5 titik yaitu 1, 2 , 3, 4, dan 5. Keadaan 1 terjadi apabila harga satu tas Rp50.000,00 jumlah tas yang dibeli adalah 200. Apabila harga turun ke



Rp40.000,00 jumlah tas yang dibeli 400 buah. Demikian seterusnya, akibatnya kurva permintaan bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini disebabkan oleh hubungan harga dan jumlah yang diminta mempunyai hubungan terbalik/tidak searah/negatif. Jika P  maka Q , dan sebaliknya jika P  maka Q , sehingga kurva permintaan mempunyai kemiringan (slope) negatif. Ada perbedaan permintaan dan jumlah barang yang diminta. Permintaan adalah keseluruhan dari kurva permintaan. Jadi permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Dalam hal permintaan digambarkan dengan kurva DD. Sedangkan jumlah barang yang diminta adalah permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Sebagai contoh, titik 4 menggambarkan bahwa pada harga Rp20.000,00 jumlah barang (tas sekolah) yang diminta adalah 800 buah. Pergeseran kurva permintaan dinamakan pergeseran permintaan (shift in demand) atau disebut pula perubahan permintaan (change in demand). Hal ini terjadi jika perubahan harga (change of price) tidak dipengaruhi pendapatan naik, jumlah barang yang diminta pada tingkat harga tertentu per unit waktu akan cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Begitupun sebaliknya. Selain dapat digambarkan dalam kurva, hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta juga dapat dirumuskan secara matematis dalam sebuah fungsi permintaan. Melalui fungsi permintaan, dapat diketahui hubungan antara variabel bebas (independent variable) yaitu harga dan variabel tidak bebas (dependent variable), yaitu jumlah barang yang diminta, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap. Fungsi Permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Fungsi permintaan: Qd = a - bP atau Pd = Q Keterangan: Qd = jumlah (Quantity) a = konstanta (jumlah barang ketika harga Rp 0) b = koefisien pengarah (slope) P = tingkat harga Contoh: Suatu fungsi permintaan jika diketahui a = 4, b = 2, dan P = Rp10,00. Berapakah jumlah barang yang diminta? Fungsi Permintaan = Qd = a - bP = 4 - 2P = 4 - 2.10 = 16 Jadi apabila harga Rp10,00 jumlah barang yang diminta adalah 16. Jika digambarkan dalam grafik dengan fungsi permintaan Qd = 4 - 2P adalah sebagai berikut: Jika, P = 0 maka Q = 4 Jika, Q = 0 maka P = 2



Gambar 3.2 Kurva permintaan dari fungsi



B. PENAWARAN (SUPPLY) 1.



Pengertian Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, periode tertentu dan pada tingkat tertentu.



2. Faktor yang Mempengaruhi Penawaran a. Harga Barang Itu Sendiri; Produsen atau perusahaan akan menawarkan lebih banyak barang jika harga naik. Begitupun sebaliknya, jika harga turun, jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit. b. Biaya Produksi; Produsen membutuhkan berbagai faktor produksi untuk dapat menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor produksi tersebut harus dibeli oleh produsen dari pemilik faktor-faktor produksi (konsumen). Oleh karena itu, semakin murah harga faktor produksi, biaya produksi akan sedikit sehingga produsen dapat lebih banyak memproduksi barang yang ditawarkan. Sebaliknya, jika harga faktor produksi tinggi, barang yang ditawarkan produsen akan menurun pada setiap tingkat harga. c. Tingkat Teknologi; Penggunaan teknologi memiliki peranan penting dalam kegiatan produksi. Perusahaan yang menggunakan teknologi pada tingkat yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil produksinya dengan cepat. Di samping itu, penggunaan teknologi yang tinggi juga akan menyebabkan biaya produksi semakin murah. Peningkatan hasil produksi dan biaya produksi yang semakin murah akan menyebabkan jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak pada tingkat harga tertentu. d. Kebijakan Pemerintah; Kebijakan pemerintah di antaranya dalam hal pajak dan subsidi. Semakin besar pajak, jumlah barang yang ditawarkan akan menurun, begitu pula sebaliknya. Adapun semakin besar subsidi, jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Sebagai contoh, pada waktu pemerintah masih memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM), perusahaan dapat melakukan proses produksi dengan biaya yang relatif lebih murah. Setelah kebijakan subsidi BBM dikurangi, biaya produksi meningkat dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan menurun. e. Faktor Alam; Pengaruh alam terutama akan memengaruhi penawaran produk pertanian dan perikanan. Misalnya, bagi para petani, iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan gagal panen sehingga jumlah barang yang ditawarkan (contohnya beras) akan berkurang. 3. Hukum Penawaran dan Kurva Penawaran Hukum penawaran merupakan rumusan yang menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan pada berbagai tingkat harga selama jangka waktu tertentu. Hukum penawaran berbunyi: “Jika harga suatu barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumah barang yang ditawarkan per unit waktu akan bertambah. Begitu sebaliknya, jika harga suatu barang turun, ceteris paribus, jumlah barang yang ditawarkan per unit waktu akan turun.” Asumsi yang mendasari hukum penawaran adalah faktor-faktor lain selain harga yang memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan ceteris paribus. Faktor-faktor lain yang harus tetap sama antara lain biaya produksi, harga barang lain, dan tingkat teknologi. Perhatikan tabel penawaran berikut: Jumlah yang Titik Harga (P) Ditawarkan (Q) 1 Rp 50.000,00 1000 Gambar 3.3 2 Rp 40.000,00 800 Kurva penawaran tas sekolah 3 Rp 30.000,00 600 4 Rp 20.000,00 400 5 Rp 10.000,00 200



Keterangan: Dalam kurva penawaran tas sekolah terdapat titik-titik 1, 2, 3, 4, dan 5 yang menggambarkan keadaan 1, 2, 3, 4, dan 5. Kurva penawaran juga dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu: penawaran dan jumlah yang ditawarkan. Dalam analisis ekonomi, penawaran berarti keseluruhan kurva penawaran. Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu. Dalam hal ini penawaran digambarkan dengan kurva SS. Sedangkan "jumlah barang yang ditawarkan" adalah penawaran pada suatu tingkat harga tertentu. Sebagai contoh, titik 3 menggambarkan bahwa pada harga Rp30.000,00 jumlah barang (tas sekolah) yang ditawarkan adalah 600 buah. Gambar kurva di atas bergerak dari kiri bawah ke kanan atas. Terdapat hubungan positif (searah) di antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Jika P  maka Q , sehingga kurva permintaan mempunyai kemiringan (slope) positif. Artinya, apabila harga naik, jumlah penawaran juga naik dan apabila harga turun, jumlah barang yang ditawarkan juga menurun. Selain dapat digambarkan dalam kurva, hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dirumuskan secara matematis dalam sebuah fungsi penawaran. Melalui fungsi penawaran, dapat diketahui hubungan antara variabel bebas yaitu harga dan variabel terikat yaitu jumlah barang yang ditawarkan, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap. Adapun bentuk umum dari fungsi penawaran dapat dirumuskan sebagai berikut. Fungsi Penawaran Qs = - a + bP atau Ps = -



Q



Contoh: Fungsi penawaran Qs = - 6 + 3P. Berapakah jumlah barang yang ditawarkan bila harga barang yang ditawarkan adalah Rp 3,00 ? Jawab: Jika, P = 0 maka Q = - 6 Jika, Q = 0 maka P = 2 Fungsi penawaran Q = - 6 + 3P, dengan P = 3 = - 6 + 3. 3 Qs= -6+3P =3



yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ni.



Keterangan: ΔQ : perubahan jumlah permintaan ΔP : perubahan harga barang P : harga mula-mula Q : jumlah permintaan mula-mula Ed : elastisitas permintaan



Contoh: Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!



Jawab:



a. Macam-macam Elastisitas Permintaan Jenis Elastisitas Rumus 1. Permintaan elastis E>1% 2. Permintaan inelastis E1% 2. Penawaran inelastis E