Materi Translation and Interpreting II [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TRANSLATION AND INTERPRETING II DEFINITION OF TRANSLATION According to Catford (1965), Penerjemahan diartikan sebagai sebuah proses yang tidak hanya melibatkan ujaran secara tulis, melainkan juga secara lisan dalam sebuah bahasa, tetapi memiliki makna yang sama dalam bahasa yang lain. Penerjemahan menurut Wills (1982), adalah sebagai suatu prosedur pengubahan suatu naskah dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan ekuivalensi seoptimal mungkin dan menghendaki pemahaman penerjemah terhadap sintaksis, semantik, stilistik, dan konteks naskah asli. B.2 DEFINITION OF INTERPRETATION Pengertian Interpreting dan Translation Interpreting adalah proses menerjemahkan bahasa lisan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Translation  adalah proses menerjemahkan bahasa tulisan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran.  Pengertian Interpreter dan Translator Interpreter Interpreter atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Juru Bahasa adalah seorang penterjemah bahasa yang mengalihkan bahasa lisan dari bahasa satu ke bahasa yang lain secara langsung (orally) dalam waktu yang sama atau “on the spot“ (saat itu juga). Translator Translator adalah penterjemah juga, namun produk yang dihasilkan berupa tulisan diatas sebuah media, tugas seorang translator adalah menstransfer teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dan memiliki waktu yang lebih fleksibel.



1. Simultaneous interpretation: Interpretasi simultan Interpretasi simultan merupakan penerjemahan lisan yang dilakukan tanpa menunggu teks sumber dibacakan atau diujarkan hingga selesai, tetapi dilakukan bersamaan dengan selama



ujaran itu berlangsung. Ketika suatu frasa atau klausa sudah dimengerti, maka ketika itu juga sudah dilakukan interpretasi, akan tetapi bisa saja suatu ujaran baru diterjemahkan ketika berupa kalimat. Pada saat menyampaikan atau berbicara dalam bahasa sasaran, seorang interpreter secara bersamaan harus sambil mendengarkan dan membuat catatan untuk ujaran berikutnya. Seorang interpreter dalam penerjemahan simultan harus tahu betul topic pembicaraan yang nantinya akan dibahas.



2. Interpretasi konsekutif (Consecutive interpretation) Pada proses penerjemahan ini dilakukan dengan cara bergantian atau berurutan. Interpereter harus mendegarkan dulu lalu mencatat point penting lalu mengutarakan penerjemahan kepada pendegar penerima setelah pembicara selesai berbicara. 



3. Interpretasi (Sight interpretation) Interpretasi penglihatan adalah interpretasi teks tertulis yang diterima oleh penerjemah, biasanya tanpa waktu persiapan. Layanan juru bahasa seperti itu biasanya diberikan oleh penerjemah bersertifikat di kantor notaris atau di ruang sidang, ketika pihak yang berkepentingan harus mengetahui isi dokumen yang disajikan dalam bahasa asing.



4. Whisper (Whispered interpretation) Intepretasi ini dilakukan saat dua orang tidak saling memahami karena berbeda bahasa dan tidak saling memehami. Intpretasi ini juga dilakukan dengan cara membisikan kepada clien dan biasanya terbatas pada 2-3 orang saja. B.3



PREREQUISITES



IN



TRANSLATION



(FOR



BEING



A



GOOD



TRANSLATOR/INTERPRETER) Dengan penjelasan yang lebih gamblang clan cukup rinci, Zuchridin Suryawinata menyebutkan enam syarat yang harus dipenuhi oleh penerjemah yang baik, yakni :



1. Menguasai BSu, baik lisan maupun tulisan clengan kemampuan 95% pacla tingkat reseptif, clan 85%-90% pacla tingkat procluktif. 2. Menguasai BSa sepenuhnya, baik lisan maupun tulisan, pacla kemampuan reseptif maupun procluktif. 3.



Menguasai biclang ilmu, pengetahuan , ataupun kiat yang akan diterjemahkan, seticlaknya konsep clasamya.



4. . Mengetahui latar belakang sosial-buclaya BSu yang akan diterjermahkan. 5. Memiliki keluwesan kebahasaan sehingga ia muclah beraclaptasi ke clalam kondisi Bsu clan Bsa, tanpa dilanclasi prasangka baik maupun buruk; 6. Memiliki keluwesan kultural, sehingga ia muclah beraclaptasi clalam kondisi sosial buclaya Bsu clan Bsa, tanpa dilanclasi prasangka baik atau buruk. 



Domestikasi dan foreignization adalah strategi dalam penerjemahan, menyangkut sejauh mana penerjemah menyesuaikan teks dengan budaya sasaran. Domestikasi membawa penulis ke pembaca, tetapi Foreignization membawa pembaca ke penulis.







Menurut Hoed (2006:87) menyebutkan bahwa ideologi foreignisasi adalah penerjemahan yang betul, berterima, dan baik adalah sesuai dengan selera dan harapan pembaca dengan menghadirkan budaya Bsu dan kehadiran Bsu memberikan manfaat untuk pembaca target. Foreignisasi juga digunakan untuk mempertahankan referensi budaya teks sumber, nilai – nilai budaya, dan sebagai pembelajaran lintas budaya. Ideologi ini bertolak belakang dengan domestikasi yang berusaha tidak menghadirkan sesuatu yang asing kepada pembaca target.







Menurut Nida dan Taber (1974) menyatakan bahwa penerjemahan sebaiknya mengutamakan keterbacaan teks untuk pembaca target. Penerjemahan yang dapat memenuhi selera dan harapan pembaca dianggap sebagai penerjemahan yang betul, berterima, dan baik sesuai dengan latar belakag budaya masyarakat sasaran dinamakan ideologi domestikasi (Hoed, 2006: 88). Tujuan penerjemahan adalah untuk mentransfer ide atau untuk mendapatkan



kesetaraan antara dua bahasa, dua budaya yang berbeda. Penerjemah adalah orang yang menyampaikan suatu bahasa ke bahasa lain. Penerjemah harus mengetahui konteks dan



latar belakang budaya Bahasa Sumber dan Bahasa Sasaran. Ada hubungan antara bahasa dan budaya. Bahasa mewakili budaya kelompok sosial atau organisasi itu sendiri. Bahasa dan budaya juga memiliki hubungan timbal balik, bahasa adalah kunci untuk memahami suatu budaya dan media untuk menyebarkan budaya tersebut. Jika kita belajar suatu bahasa, kita juga mempelajari budayanya. Budaya adalah cara hidup yang meliputi keyakinan, simbol, perilaku, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang menjadi ciri orang atau organisasi. 



Newmark (1988: 94) mendefinisikan budaya “sebagai cara hidup dan manifestasinya yang khas dalam komunitas yang menggunakan bahasa tertentu sebagai alat ekspresinya”.







Perbedaan antara prosedur penerjemahan dan metode penerjemahan disebutkan oleh Newmark (1988: 81) “sedangkan metode penerjemahan berhubungan dengan keseluruhan teks, prosedur penerjemahan digunakan untuk kalimat dan unit bahasa yang lebih kecil”. Prosedur penerjemahan merupakan perangkat teknis yang digunakan untuk menerjemahkan kata dan kalimat dari satu budaya ke budaya lain.







Ada beberapa prinsip dalam menerjemahkan karya sastra (puisi, novel, cerpen, lakon).



1) terjemahan adalah proses mentransfer pesan dari Bahasa Sumber (SL) ke Bahasa Target (TL). 2) penerjemah harus memahami aspek fungsi estetika dalam teks sastra. Ketiga, terjemahan adalah jembatan komunikasi yang melintasi batas budaya dan bahasa. 3) Dewasa ini, tidak hanya sebagai alat komunikasi, bahasa juga dapat menjadi alat untuk menyebarluaskan karya sastra, seperti: novel, cerpen dan puisi. 



Translator, yaitu orang yang menerjemahkan bahasa berperan sebagai jembatan untuk dibawa menyeberang ke bahasa lain. Seperti yang dikatakan oleh Vermeer (1986: 39) “penerjemah dituntut memiliki pengetahuan yang baik dan menjadi bilingual, multilingual, bicultural and multicultural.” Penerjemah bertujuan untuk membuat pembaca memahami ide-ide dari bahasa sumber. Penerjemah juga dibutuhkan untuk membuat pembaca mengenal budaya dengan mengubah budaya bahasa sumber menjadi budaya bahasa sasaran. Penerjemah harus mempelajari aspek budaya dalam Bsu dan Bsa,



serta mempelajari dua budaya dari dua bahasa yang berbeda. Terjemahan adalah karya penerjemah, yang dibuat oleh pemikiran asli penerjemah tetapi dalam ide yang sama dengan Bahasa Sumber. Nida (1964: 130) mengatakan bahwa "perbedaan antar budaya dapat menyebabkan komplikasi bagi penerjemah daripada perbedaan dalam struktur bahasa." 5 kategori budaya menurut Newmark 1. Ecology: Budaya ekologi ini mencakup keadaan geografis, misalnya: nama nama tumbuhan, pohon, hewan, angin, fenomena alam dan lain-lain. Setiap negara memiliki istilah berbeda-beda dalam menamai suatu medan geografi. Contohnya: mangga, jambu biji, jeruk pomelo merupakan tumbuhan yang ada di hutan hujan tropis. Deskripsi: Flora Fauna Angin 2. Material Culture (budaya materi) Budaya materi meliputi: makanan, minuman,pakaian, rumah, kota dan kendaraan. Untuk kategori makanan,  misalnya: soto (Indonesia), dan lain-lain. Pakaian, misalnya: kebaya (Indonesia), dan sebagainya. Rumah, misalnya: gazebo, bungalow, dan sebagainya. Dan pada kendaraan, misalnya: dokar, becak, dan lain-lain. 3. social Culture (Budaya social) Kebudayaan sosial menyangkut pekerjaan, hiburan, hobi olah raga. Misalnya kata sensee yang mempunyai komponen makna berbeda dengan guru. Sensee dalam bahasa Jepang dapat bermakna guru, dokter atau orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu). 4 Organization, customs, activities, procedures, ideas ( Organisasi, adat istiadat, aktivitas, prosedur, konsep) Nam dari organisasi politik, kegiatan, prosedur, ide ide keagamaan dan lain lain. Misalnya dalam penamaan posisi dalam pemerintahan, nama organisasi, maupun prosedur suatu organisasi. Misalnya: RT/RW hanya ada dalam konsep budaya Indonesia.



5. Gestures and habits (Bahasa isyarat dan kebiasaan) nama dari gerakan dan tingkah laku. Di Indonesia dan beberapa negara lain, mengacungkan jempol itu artinya setuju atau tanda untuk memberikan pujian. Tapi, hal itu tidak berlaku di Yunani. Di negara ini, mengacungkan jempol dianggap tidak sopan, karena mengartikan sebuah hinaan. 15 Translation Procedures These are the translation procedures by Newmark (1988b: 82-91 a. Transference (Pemindahan) Transferensi adalah proses mengubah Bahasa Sumber ke Bahasa Target dan juga termasuk transliterasi atau transkripsi. Transferensi juga biasa disebut kata pinjaman. Contoh: Trident dalam bahasa Inggris (nama sungai) dipindahkan ke Trident dalam bahasa Indonesia tanpa mengubah ejaannya. b. Naturalisasi (Naturalization) Naturalisasi mengubah kata Bahasa Sumber menjadi pengucapannya, lalu menjadi



morfologi



Bahasa



Target



(bentuk



aslinya).



Naturalisasi



juga



menambahkan imbuhan baru pada istilah asing. Contoh: Deserter (Bahasa Inggris) diterjemahkan ke dalam bahasa desertir dengan morfologi Bahasa Sasaran (Bahasa Indonesia). c. Persamaan budaya (cultural equivalent) Persamaan budaya adalah substitusi kata budaya yang tidak akurat dari Bahasa Sumber dengan Bahasa Sasaran. Kata budaya Bsu diterjemahkan ke dalam kata budaya Bsa. Terjemahan hanyalah perkiraan. Contoh: The Night’s Watch (Bahasa Inggris) adalah nama organisasi yang diterjemahkan menjadi Garda Malam (Bahasa Indonesia). d. Persamaan fungsional (Functional equivalent) Persamaan fungsional menggunakan kata-kata budaya yang lebih netral dengan istilah spesifik baru. Ini adalah cara paling akurat untuk menerjemahkan kata



budaya. Contoh: pickpocket (bahasa Inggris) diterjemahkan ke dalam bahasa tukang copet (bahasa Indonesia). e. Padanan deskriptif (Descriptive equivalent) Padanan deskriptif adalah arti dari kata-kata budaya yang dijelaskan dalam beberapa kata. Contoh: destrier diterjemahkan menjadi kuda perang destrier, kuda perang sebagai gambaran destrier. f. Analisis komponen (Componential analysis) Analisis komponen berarti membandingkan kata Bsu dengan kata Bsa yang memiliki arti serupa tetapi bukan padanan satu-ke-satu yang jelas, dengan mendemonstrasikan terlebih dahulu komponen umum dan kemudian komponen pengertiannya yang berbeda. Contoh: good looking (bahasa Inggris), persamaan good looking adalah handsome. Good looking diterjemahkan menjadi tampan (Bahasa Indonesia). hout change the spelling. g. Synonymy (Kesinoniman) Sinonimi hampir setara dengan TL dengan ekonomi mengalahkan akurasi. Artinya memiliki padanan makna. Prosedur ini digunakan jika tidak ada yang setara. Contoh: souvenir (bahasa Inggris) diterjemahkan menjadi oleh-oleh (bahasa Indonesia). h. Through-translation or calque or loan translation (Terjemahan melalui atau calque atau terjemahan pinjaman) Through-translation adalah terjemahan literal dari kolokasi umum, nama organisasi, dan komponen senyawa. Contoh: United Nations (UN) dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi Perserikatan Bangsa (PBB) dalam bahasa Indonesia. i. Pergeseran atau transposisi Pergeseran atau transposisi adalah perubahan instan tata bahasa dari Bsu ke Bsa. Ada empat jenis pergeseran atau transposisi dalam prosedur ini; perubahan dari tunggal ke jamak, perubahan ketika struktur Bsu tertentu tidak ada dalam



Bsa, ketika terjemahan literal dimungkinkan tetapi tidak sesuai untuk Bsa, dan penggantian celah leksikal dengan struktur tata bahasa. Juga perubahan kata kerja bahasa sumber menjadi kata bahasa sasaran dan perubahan kelompok kata benda bahasa sumber menjadi kata benda bahasa sasaran. Contoh: welcome to my house (Inggris) Selamat datang di rumahku. (Bahasa Indonesia) Kata welcome dalam bahasa Inggris hanya satu kata, tetapi jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi selamat datang, sebuah frase. j. Modulasi (modulation) Modulasi muncul ketika teks pesan asli yang direproduksi oleh penerjemah dalam teks Bsa dengan kaidah Bsa, mengingat bahasa sumber dan bahasa sasaran bertentangan secara perspektif. Prosedur ini menangani unit terjemahan yang lebih besar dan perubahan sudut pandang. Contoh: the dog bites the cat diterjemahkan menjadi kucing itu digigit seekor anjing. Kalimat bahasa Inggris aktif tetapi yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia adalah pasif, terjemahan berbeda sudut pandang. k. Recognized translation ( Terjemahan yang diakui) Terjemahan yang diakui muncul saat penerjemah menggunakan terjemahan asli atau terjemahan yang tepat dari istilah kelembagaan apa pun. Contoh: FBI (Federal Bureau of Investigation) dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi FBI (Bahasa Indonesia). l.



Kompensasi (Compensasion) muncul ketika makna di satu bagian adalah kerugian, tetapi balas jasa di bagian lain. Contoh: a lot of (bahasa Inggris) diterjemahkan ke dalam banyak (bahasa Indonesia).



m. Parafrase (paraphrase) Parafrase muncul ketika makna kata budaya dijelaskan lebih rinci. Definisi parafrase adalah mengungkapkan makna dengan menggunakan kata-kata yang berbeda untuk mencapai kejelasan yang lebih besar. Itu juga bisa mengubah kata-kata atau mengubah kata-kata yang diterjemahkan. Contoh: Golden Gate (Inggris)



diterjemahkan



ke



dalam



Golden



Gate



adalah



selat



yang



menghubungkan teluk San Fransisco dan Samudra Pasifik, terletak di pesisir barat Amerika Utara. n. Kuplet (couplets) Kuplet adalah ketika dua prosedur berbeda digabungkan dalam satu terjemahan. Bisa kembar tiga atau empat, dengan kombinasi tiga atau empat prosedur. Contoh: trout (bahasa Inggris) diterjemahkan ke dalam ikan trout (bahasa Indonesia) ada dua prosedur penerjemahan: transferensi dan padanan deskriptif. Ikan menggunakan padanan deskriptif, trout menggunakan transferensi/ pemindahan. o. Catatan (notes) Catatan muncul dalam terjemahan sebagai informasi tambahan terutama untuk kata-kata budaya. Prosedur ini akan membuat pembaca memahami dengan jelas dengan informasi tambahan tentang kata-kata yang diterjemahkan. Contoh: Kata doublet diberi note oleh penerjemah di bagian bawah halaman; pakaian pria berupa jaket pendek pas badan berlapis bantalan.