Media, Koloni Jamur Dan Bakteri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIKUM IV PEMBUATAN MEDIA A. TUJUAN - Memilih dan membuat media pertumbuhan mikroorganisme. B. TINJAUAN PUSTAKA Pembuatan Media Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Lay, 1994; Jutono, dkk., 1980). Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah lingkungan kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu: harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmose, tegangan muka, dan pH yang sesuai, harus steril, dan tidak mengandung zat-zat penghambat. Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya (Saparianti, dkk., 2014: 16-17). Klasifikasi medium berdasar susunan kimia: 1. Medium anorganik yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik. 2. Medium organik yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik. 3. Medium sintetik yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui dengan pasti; medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. 4. Medium non sintetik yaitu medium yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti, medium ini banyak digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Klasifikasi medium berdasarkan konsistensinya (Cappuccino dan Sherman, 1983): 1. Medium cair (liquid medium) yaitu medium yang berbentuk cair. 2. Medium padat (solid medium) yaitu medium yang berbentuk padat karena mengandung bahan pembentuk gel yang berupa agar. Untuk membentuk medium yang padat diperlukan agar sebesar 1,5-1,8 %. Berdasarkan atas keperluannya medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya medium agar tegak, medium agar miring)



3. Medium padat yang dapat dicairkan (semi solid medium) yaitu medium yang dalam keadaan panas (dipanasi) berbentuk cair tetapi dalam keadaan dingin berbentuk padat. Medium ini mengandung agar-agar atau gelatin kurang dari 1%. Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya (Saparianti, dkk., 2014: 1-18): 1. Medium diperkaya (enriched medium), yaitu medium yang ditambah zat-zat tertentu misalnya (serum, darah, ekstrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lain), sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu. 2. Medium selektif (selektive medium), yaitu medium yang ditambah zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain, misalnya medium yang mengandung kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri Gram positif tanpa mempengaruhi bakteri Gram negatif. 3. Medium diferensial (differensial medium), yaitu medium yang ditambah reagensia atau zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat untuk membedakan bakteri himolitik dan non himolitik. 4. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam-asam amino, antibiotik dan lain-lain. 5. Medium untuk perhitungan jumlah mikroba, yaitu medium spesifik yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri Actinomycetes dan lain-lain. 6. Medium khusus, yaitu medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu.. Komposisi dan Pembuatan Nutrient Agar dan Nutrient Broth 1. Pembuatan Nutrient Agar (NA) a. Timbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik untuk volume yang diinginkan sesuai dengan komposisi berikut: - Beefextract 3 g - Peptone 10 g - NaCl 5 g - Agar 15 g - Aquades s.d 1000 ml



b. Larutkan beefextract, peptone, dan NaCl dengan aquades di dalam beaker glass dan diaduk dengan batang pengaduk atau menggunakan hot plate stirrer sampai homogen. c. Ukur pH medium menggunakan alat pH meter, medium NA memiliki pH 6,8-7,3. Jika pH belum sesuai maka pH bisa diturunkan dengan menambahkan larutan asam (HCL) atau pH dinaikkan dengan menambahkan larutan basa (NaOH). Pengukuran pH dilakukan sebelum penambahan agar supaya alat pH meter tidak mengalami kerusakan. d. Tambahkan agar ke dalam campuran media dan diaduk secara konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer (jangan sampai overheat, karena akan terbentuk busa dan memuai sehingga tumpah). e. Setelah itu media dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan disterilisasi dengan autoklaf. f. Tuang media steril ke dalam cawan petri steril secara aseptis. Jika diinginkan media miring maka media langsung dituang ke dalam tabung kemudian disterilisasi, setelah disterilisasi, tempatkan tabung reaksi yang berisi media dalam tempat/wadah yang miring, kemudian diamkan sampai media mengeras. Media dapat dipakai satu hari setelah sterilisasi dan diletakkan secara terbalik pada ruang penyimpanan (media dalam cawan petri) untuk menghindari uap dalam cawan petri membasahi medium agar mengurangi kontaminasi pada media. 2. Pembuatan Nutrient Broth (NB) Komposisi untuk media NB sama dengan NA, tetapi tidak memakai agar sebagai pemadat. (Hafsan dkk.,2015: 16-18; Syulasmi dkk., 2011).



C. ALAT DAN BAHAN Alat dan bahan yang digunakan merupakan alat dan bahan yang sederhana, beberapa bahan yang disebutkan dalam tinjauan pustaka dapat dimodifikasi untuk memudahkan mengamati koloni bakteri atau jamur di tengah kondisi pandemic saat ini. Bahan yang sederhana tidak menunjukkan kesederhanaan ilmu yang didapat ☺, bisa saja dengan alat dan bahan yang sederhana kita dapat memperoleh ilmu yang brilliant ☺



Alat dan bahan yang digunakan terdiri dari : 1. Agar plain 2. Kaldu sapi 3. Garam



4. Air 5. Pemanas/Kompor 6. Cetakan agar/piring/wadah (bening lebih baik)



D. PROSEDUR KERJA: 1. Campur 1/4 bungkus agar plain (swallow) dengan 250 ml air 2. Tambahkan garam sedikit saja, kurang lebih 1-2 gram 3. Tambahkan kaldu sapi (apabila dalam bentuk cair, maka air diganti dengan air kaldu, sehingga jumlah yang ditambahkan 250 mL, Apabila dalam bentuk serbuk (Masako/Royco) maka tambahkan kurang lebih 1 gram. 4. Larutkan dan didihkan 5. Cetak di dalam wadah bening



E. PERTANYAAN 1. Jelaskan syarat apa sajakah yang harus dipenuhi dalam pembuatan media yang baik! 2. Apa fungsi NaCl yang ditambahkan dalam media? 3. Apa fungsi Beef ekstrak yang ditambahkan dalam media?



PRAKTIKUM V KARAKTERISASI KOLONI BAKTERI DAN JAMUR A. TUJUAN: - Mengenali bentuk dan koloni bakteri dan jamur



B. TINJAUAN PUSTAKA: Karakterisasi Koloni Bakteri dan Jamur Pengamatan Morfologi mikroba merupakan tindakan pertama kali jika ingin mempelajari suatu jenis bakteri lebih lanjut, khususnya untuk tujuan identifikasi. Setelah mendapatkan kultur murni maka biakan yang diinginkan ditumbuhkan ke berbagai bentuk media untuk dikenali ciri koloninya. Ciri koloni yang diamati berupa ukuran, pigmentasi, bentuk tepi, elevasi dan pertumbuhan pada media cair (Hafsan dkk., 2015: 42-45).Pada umumnya jika ditumbuhkan dalam suatu media, maka koloni bakteri akan terbentuk benjolan putih/kuning/bening dan mengkilap, sedangkan untuk koloni jamur, maka akan terlihat seperti benang-benang halus (hifa) dan terkadang pada bagian ujungnya terdapat spora berwarna hitam/kehijauan



Gambar 7. Karakteristik koloni bakteri (Sumber: Benson dalam Anonim(b) 2016:12 )



C. ALAT DAN BAHAN 1. Media agar 2. Roti atau nasi 3. Bahan cemaran bakteri atau jamur 4. Cotton bud 5. Plastik bening



D. PROSEDUR KERJA UNTUK PENGAMATAN KOLONI BAKTERI : 1. Media agar yang telah dibuat pastikan sudah mengeras dan tidak panas lagi 2. Campurkan agar yang sudah mengeras dengan sumber sumber terdapatnya bakteri Misal : tangan yang kotor, air bekas cucian, air selokan, olesan tembok, olesan kosmetik kedaluwarsa, olesan mainan anak-anak, olesan permukaan HP, berbicara didepan media agar selama 5 menit (untuk sumber bakteri dari droplet ketika berbicara), olesan air liur dll (masing-masing orang harus berbeda *silakan didiskusikan, 1 orang membuat 2 buah agar dengan sumber koloni yang berbeda) (untuk sumber bakteri berbentuk cairan, teteskan 3-4 tetes cairan dan sebar menggunakan cottonbud bersih) 3. Simpan pada suhu ruang 4. Amati perubahan yang terjadi setelah 3-7 hari 5. Catat dan Gambar dalam jurnal praktikum



UNTUK PENGAMATAN KOLONI JAMUR 1. Untuk yang menggunakan bahan roti, buat 2 lembar roti 2. Tempelkan tangan pada roti 3. Masukkan ke dalam plastic bening dan rekatkan sehingga udara sekitar tidak dapat masuk 4. Kemudian cuci tangan menggunakan sabun dan tempelkan kembali pada roti yang lain 5. Masukkan kembali roti yang telah disentuh dengan tangan bersih ke dalam plastic bening dan rekatkan 6. Labeli untuk membedakan Roti yang disentuh tangan bersih dan kotor



7. Amati selama 3-7 hari 8. Catat dan gambar dalam jurnal praktikum *untuk yang menggunakan bahan nasi, nasi dikepal-kepal dengan tangan kotor dan masukkan ke dalam plastic, kemudian nasi selanjutnya dikepal kepal dengan tangan bersih dan masukkan ke dalam plastic (secara keseluruhan sama dengan yang menggunakan roti)



E. HASIL PENGAMATAN Tabel Karakteristik Koloni Bakteri No



Karakteristik



Sumber mikroba Missal Air Liur (setiap orang berbeda)



1



Jumlah



3



Bentuk



4



Warna



5



Kenaikan permukaan koloni



6



…………….



Gambar tangan



* dokumentasikan penampakannya dan lampirkan dalam pengiriman tugas jurnal praktikum Tabel Karakteristik Koloni Jamur No



Karakteristik



Sumber mikroba Tangan bersih



1



Gambar tangan hasil pengamatan



2



Jumlah koloni jamur



Lebih banyak/Lebih sedikit*dicoretsalahsatu



Tangan kotor



Lebih banyak/Lebih sedikit* dicoretsalahsatu



* dokumentasikan penampakannya dan lampirkan dalam pengiriman tugas jurnal praktikum



F. PERTANYAAN 1. Bagaimanakah ciri-ciri koloni bakteri dalam media agar? 2. Bagaimanakah ciri-ciri koloni jamur? 3. Berdasarkan hasil praktikummu, dari sumber mana yang lebih banyak terdapat koloni jamur atau bakteri?