Menghormati Orang Tua - Drama PAI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ Menghormati Orang tua “ Dikisahkan seseorang yang kaya raya, mantan pengusaha sukses bernama ….. mengundurkan diri dari dunia bisnis setelah istrinya meninggal dunia. Ia menjadi single parent, berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu- satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang sarjana. Sebelum mengundurkan diri ( ayah ) Berbincang bersama anaknya akan keputusan yang akan dia ambil di ruang tengah rumah miliknya. “ nak, setelah ayah pikir-pikir ayah ingin mengundurkan diri dari dunia bisnis. Ayah mau lebih meluangkan waktu bersama kamu. “ ucap …. “ kenapa yah ? bagaimana dengan hidup kita besok kedepannya “ ucap … “ kamu tenang aja, untuk biaya sekolah kamu udah ayah siapkan sampai nanti kamu sarjana “ “ lagi pula ayah sudah semakin tua, ayah ingin fokus membesarkanmu. “ tambahnya “ iya ayah, kalau memang itu udah keputusan ayah, aku ikut “ Kehidupan mereka terus berjalan, hingga akhirnya ( anak ) berhasil lulus menjadi sarjana. Beberapa hari setelah lulus, ( anak ) meminta izin kepada ayahnya untuk menikah. “ ayah, aku udah lulus menjadi sarjana seperti yang ayah mau. Jadi aku ingin meminta izin untuk menikah “ “ apa kamu yakin nak ?, baru beberapa hari lalu kamu lulus. Bahkan kamu belum mendapatkan pekerjaan “ “ ya aku yakin ayah, untuk masalah pekerjaan nanti aku cari setelah menikah, aku sarjana lulusan universitas terbaik, untuk mendapatkan pekerjaan pasti hal yang mudah “ “ nak, lebih baik kamu pikirkan dulu matang-matang apa yang kamu putuskan. Kalau kamu belum punya pekerjaan, mau di beri makan apa nanti keluarga mu ? “ “ ah itu hal gampang ayah, lagi pula ayah kan kaya raya, ayah bisa membantuku dulu sambil aku mencari pekerjaan “ “ kalau cara berpikir mu masih begitu ayah belum bisa memberi restu, ayah mau kamu memiliki pekerjaan terlebih dahulu. Ayah akan bantu kamu mendapatkan pekerjaan “ ( anak ) hanya terdiam dan mengiyakan perintah ayahnya. ( ayah ) terus berusaha menghubungi rekan kerjanya dulu, untuk mendapatkan info lowongan pekerjaan. “ halo ( temen ayahnya ) “ “ halo ( ayah ) , apa kabarmu ? lama tidak berbincang “ “ baik, bagaimana kabarmu ? “ “ baik, aku dengar anakmu sudah lulus dari universitas terbaik “



“ iya, beberapa hari lalu ia lulus “ “ hebat kamu, bisa mendidik dan membesarkan anak mu sendirian “ “ hahaha tidak juga “ “ oiya sampai lupa, apa yang mau kamu bahas ? “ “ anak ku kan habis lulus, dan belum mendapatkan pekerjaan, apa dikantor mu ada lowongan pekerjaan. “ “ pas sekali aku baru saja membuka lowongan pekerjaan. Tapi harus tetap mengikuti tes “ “ baiklah, aku akan samapaikan ke ( anak ), terimakasih ya “ “ iya, kamu kapan-kapan mampir ke rumah “ “ iya, kapan kapan aku akan mampir “ ( ayah ) menutup telfonnya dan segera memanggil anaknya. “ ( anak ), sini ayah mau ngobrol sebentar “ “ kenapa yah ? “ “ teman ayah ada yang mencari pekerja, kamu bisa kesana, alamat nya sudah ayah kirim ke wa kamu. “ “ baik ayah “ Setelah mengajukan diri dan diterima di perusahaan tersebut, ( anak ) bekerja dengan baik. waktu terus berjalan hingga tak terasa sudah 2 tahun ia bekerja di kantor tersebut. “ ayah, aku sudah lulus seperti yang ayah mau, aku juga sudah bekerja seperti yang ayah inginkan. Aku mau meminta restu untuk menikah “ “ kamu sudah yakin ? “ “ sangat yakin ayah, aku sudah mendapatkan gaji tetap. Uang tabungan sudah cukup “ “ kalau memang kamu udah merasa cukup dan yakin , baik ayah beri restu “ Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia meminta izin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen ayahnya yang mewah dan besar. “ Mas bagaimana kalau kita tinggal di apartemen ayah kamu aja mas, kasian ayahmu kesepian “ ucap ( istri ) istrinya “ Tapi kan kita sudah menikah, seharusnya kita tinggal di rumah milik sendiri bukan ikut tinggal dengan orang tua, ayah pasti juga tidak mengijinkan “ “ coba saja bujuk ayahmu dulu, aku yakin dia luluh dan mau, apalagi niat kita baik, agar ayahmu tidak kesepian“



“ oke nanti aku akan coba berbicara dengan ayah “ /telefon ayah “ Ayah bagaimana kabar ayah, apakah ayah baik-baik saja? “ Iya alhamdulillah ayah sehat. bagaimana kabarmu dan istri mu “ “ Alhamdulillah kami baik-baik saja yah “ “ Alhamdulillah kalau begitu “ “ Yah.. “ “ Iya ada apa nak ? ada yang bisa ayah bantu ? “ “ ayah merasa kesepian ? “ “ pasti nak, bagaimana lagi, kamu sudah menikah. ibumu sudah tiada. ayah sendiri sekarang “ “ mm bagaimana kalau aku dan istriku tinggal bersama ayah. maksudku aku dan istriku tinggal di apartemen ini supaya ayah tidak kesepian sekaligus kami bisa menjaga ayah “ “ Wah apa kamu serius nak, ayah sangat senang sekali kalau kamu dan istirmu mau tinggal bareng bersama ayah. ayah tidak akan kesepian lagi, pasti akan ramai apartemen ini. “ “ Iyaa yah, jadi boleh aku dan istriku ikut tinggal bareng bersama ayah di apartemen itu ? “ “ Pasti Boleh. Pasti ayah mengizinkan. Kapan kalian akan pindah? “ “ Serius yahh terima kasih yah terima kasih banyak secepatnya aku dan istirku akan pindah ke sana “ “ ayah tunggu “ / tutup telfon Ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak dan menantunya tinggal bersama – sama dengannya. ( ayah ) memang ingin anak tunggalnya itu mandiri namun di sisi lain, ayahnya itu ingin bersama-sama dengan anaknya di masa tuanya. Terbayang dibenak ayahnya tersebut bahwa apartemen nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi. Betapa bahaginya hati ayah tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiann dengan anak dan menantunya dimasa tuanya. Setelah mendapatkan izin, ( anak ) memberitahu istrinya akan hal tersebut “ Aku sudah berbicara sama ayah, ayah bolehin kita tinggal disana “ “ wah, terus kapan kita pindah “ “ secepatnya, nanti kita mulai beres-beres “ Setelah selesai semua, ( anak ) dan istrinya sampai di apartemen ayahnya.



“ Nak terima kasih kalian sudah mau tinggal disini, menjaga ayah merawat ayah. ayah sangat bahagia sekali kita bisa berkumpul seperti ini “ “ Iyaa yah kami juga senang bisa merawat dan menjaga ayah, iya kan mas “ “ Iyaa yah kami jadi merasa lebih lega karena setiap hari bisa memantau keadaan ayah “ Ayah tersenyum bahagia, bagaimana tidak bahagia di masa tuanya ia bisa berkumpul dengan anak laki-laki satu – satunya Terjadi komunikasi yang sangat baik antara ayah, anaknya dan menantunya yang membuat ayahnya sangat mencaintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu mewariskan seluruh harta bendanya termasuk apartemen yang mereka tinggali. Semua harta kekayaan yang ia miliki dibaliknama ke anak tunggalnya. ( ayah ) memanggil anak dan menantunya itu untuk memberi tahu niatnya. “ Nak, ayah sudah memutuskan untuk mewariskan seluru harta kekayaan ayah kepada kamu, termasuk apartemen ini juga. ayah ini kan sudah tua tinggal menunggu waktu saja kapan ayah akan dipanggil pulang, jadi ayah yakin sekarang saatnya ayah mewariskan harta kekayaan keluarga kita kepada kamu. “ “ se serius yah ? “ “ Iya nak, segera ayah akan mengurus semuanya. semua karta kekayaan akan dibaliknamakan atas nama kamu melalui notaris keluarga kita. “ “ Baik yah, aku setuju setuju saja. “ “ Ayah pesan, gunakan harta kekayaan itu dengan baik dan memikirkan untuk kedepannya “ “ Iya yah “ Diam-diam ( anak ) keluar dari kantor milik teman ayahnya, dan meminta teman ayahnya tidak memberi tahu ayahnya tentang hal itu. Tahun- tahun berlalu, ( anak ) dan istrinya menggunaka harta kekayaannya untuk bersenang- senang membeli barang-barang mahal dan sebagainya. Tanpa mereka sadari ayahnya mengetahui perilaku anak dan menantunya. “ ( anak ), ayah mau bicara “ “ Bicara apa yah ? “ “ Bagaimaa pekerjaan mu ? kamu tidak ada rencana untuk mmebuat perusahan sendiri ? “ “ Lancar yah, untuk membuat perusahan baru aku masih butuh banyak belajar yah “ / ayah menatap mata anaknya “ ayah membesarkan kamu dan mendidik kamu dengan sebaik mungkin, dan sama sekali tidak mendidik tentang berbohong. “ “ maksud ayah ? “



“ ayah mau kamu jujur ( anak ). “ “ apasih maksud ayah ? aku bohong tentang apa ? “ /ayah masih menatap mata anaknya “ tentang pekerjaan, tentang harta kekayaan yang ayah amanahkan ke kamu “ “ apasih yah “ ( berdiri dari tempat duduk dan ingin pergi ) “ ayah belum selesai bicara, duduk “ ( ucap ayah dengan sangat tegas ) “ udah deh yah, enggak usah ikut campur urusan aku lagi. “ ( bentak anaknya ) “ Aku udah dewasa yah, udah cukup hidup aku di atur sama ayah “ “ ayah cuman mau yang terbaik ( anak ) buat kamu, “ “ ah udah deh yah, aku udah bilang aku udah dewasa “ Pada akhirnya mereka berdebat hebat, hingga anaknya tega mengusir sang ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari ayahnya. “ udah deh, kalau ayah masih ikut campur mending ayah pergi dari sini. “ ucap anaknya “ ayah udah enggak ada hak apa- apa disini “ Ayahnya yang mendengar kalimat terakhir anaknya itu menjadi sakit hati, anaknya langsung mengambil barang-barang milik ayahnya dan menaruh di satu tas besar. “ ayah bisa pergi sekarang, aku udah enggak butuh ayah “ ucap sang anak / ( ayah ) pasrah dengan hal yang anaknya lakukan Karena seluruh hartanya, Apartement, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis. Seorang mantan pembisnis yang cukup terkenal tiba-tiba menjadi pengemis. Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya yang juga membantu ia mendapatkan pekerjaan untuk anaknya didepannya dan memberikan sedekah. “ Ini sedikit sedekah untuk bapak ya, semoga bermanfaat “ / Sambil mengulurkan uang “ Terima kasih- terima kasih “ ucapnya sambil melihat ke arah mantan temen bisnisnya “ Iya sama-sama. eh tunggu-tunggu. anda . anda bukannya pak ( nama ), rekan bisnis saya dulu. “ “ Bukan pak, bukan. anda salah orang “ /ucapnya sambil menunduk “ enggak mungkin saya salah orang, Anda pak ( nama ) kan ? “ “ Bukan pak, sepertinya anda salah orang. saya bukan ( nama ) yang anda bicarakan. nama saya …, lagi pula mana mungkin teman mantan bisnis bapak menjadi pengemis “



( teman ayahnya ) masih menaruh curiga dan yakin bahwa dia tidak sala orang, namun ia juga tidak bisa terlalu lama Karena akan ada meeting. Selesai meeting pekerjaan ( temen ayahnya ) mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain. “ tadi sebelum saya ke sini, saya meihat pak ( ayah ) tapi keadaannya memprihatinkan, dia menjadi pengemis “ “ hah yang bener aja, jangan mengada-ada, beliau itu pembisnis sukses mana mungkin menjadi pengemis. “ ucap temen yang lainnya ( temen cewe )



“ Iya mana mungkin beliau menjad pengemis, beliau mengundurkan diri dari dunia bisnis pasti sudah mempersiapkan semuanya “ ucap temen cewe 2 “ iya betul kata ( temen cewe 2 ) “ ( temen cewe ) “ saya juga awalnya enggak percaya, pas di tanya dia bilang bukan terus tapi saya yakin itu pak ( ayah ) “ / teman-temnanya bingung harus percaya atau tidak “ kalau kalian masih tidak percaya, ayo besok kita kesana, buat membuktikan “ Teman yang lain mengiyakan karena merasa penasaran juga. Keesokannya, mereka bertiga melewati jalan yang di lewati ( temen ayahnya ) kemarin dan melihat sosok laki-laki sudah cukup umur sedang duduk mengemis. Dari jauh mereka memperhatikan dan benar itu ( ayah ), pembisnis sukses yang sudah lama tidak ada kabar beritanya. Tanpa berpikir lama mereka mendatangi laki-laki itu. “ benar kataku, kamu memang ( ayah ) “ ucap ( teman ayahnya ) /(ayah ) kaget melihat teman-teman bisnisnya ada di hadapannya Dihadapan para teman bisnisya, si ayah menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah di alaminya “ semua hartaku aku berikan kepada anakku satu-satunya, dan ternyata dia menggunakan uang tersebut dengan sangat boros tanpa memikirkan kedepannya, aku hanya mau yang terbaik untuk dia, mengelola harta yang aku berikan dengan baik, agar mereka bisa hidup berkecukupan kedepannya, namun niatku tidak diterima baik oleh dia, dia marah dan mengusir ku, karena dia sudah tidak membutuhkan aku “ / ucap ayah sambil menangis Teman-temannya yang mendengarkan itu pun ikut sakit hati. Mereka tahu betul perjuangan ( ayah ) membesarkan anaknya itu sendirian. “ dimana apartement mu, aku ingin bertemu anakmu, gimana bisa dia tidak punya rasa terimakasih “ ( teman cewe ) “ sudah, enggak perlu di perpanjang, biarkan dia bahagia “



“ dia bahagia tapi kamu sengsara padahal kamu ayahnya, sangat tidak adil “ ( temen cewe 2 ) ( temen ayahnya ) sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantunya. Mereka di maki-maki habis-habisan oleh ( temen ayahnya ) “ sungguh sangat memalukan bahwa ada anak durhaka seperti kalian “ ( temen ayahnya ) “ apakah kalian tidak ada rasa khawatir, sama sekali dengan ayah kalian, dimana ucapan terimakasih kalian ? “ ( temen cewe ) / anak dan menantunya hanya terdiam menahan malu Lalu ( temen ayah ) memanggil sang notaris keluarganya dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi hukum dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut di sobek – sobek oleh ( temen ayah ). / ( temen ayah ) merobek kertas di hadapan anak dan menantunya “ mulai sekarang harta milik yang sudah diwariskan tersebut kembali ke atas nama ( ayah ). Dan kalian sama sekali tidak memiliki hak apapun , bahkan tidak boleh tinggal di apartement itu lagi. “ Anak dan menantunya pun meminta maaf kepada ayahnya, namun ayahnya sudah terlanjur kecewa dengan perilaku yang mereka lakukan, “ yah, aku minta maaf. Aku tau aku salah yah, maafin aku sama ( istri ), kita bener-bener menyesal yah “ “ iya yah, aku sama mas ( anak ) minta maaf, seharusnya aku bisa ngasih tau mas (anak )” / ucap mereka sambil menunduk dihadapannya ayahnya dan menangis ( ayah ) pergi begitu saja dengan meninggalkan kalimat “ ayah kecewa sama kamu, ayah memebesarkan kamu dengan sebaik mungkin, tapi saat kamu melakukan itu semua ke ayah, ayah merasa gagal mendidik kamu. Sekarang terserah kamu, kamu udah enggak butuhin ayah kan ? jadi kamu boleh pergi dari apartement sekarang juga. “ --------------------------------------------------TAMAT------------------------------------------------------Ini merupakan kisah nyata dari Negara Singapura, dari kisah ini di keluarkan kebijakan / dekrit yaitu “ larangan kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat kebijakan berupa dekrit lagi, yaitu agar semua perusahaan Negara dan Swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.