Mengingat Gempa Bumi Yogyakarta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Aldy Ardiansyah Lamusu 5190811168 Kelas C MENGINGAT GEMPA BUMI YOGYAKARTA



Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05:55:03 WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. Gempa tersebut diketahui berpusat di Samudra Hindia, sekitar 33 kilometer sebelah selatan Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Gempa yang berlangsung selama kurang lebih 57 detik ini disusul dengan beberapa gempa susulan dengan skala lebih kecil dari gempa utama, meski demikian gempa susulan dengan skala 5 ke atas juga masih tercatat. Informasi resmi dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang gempa tektonik menyebutkan bahwa gempa tektonik tersebut terjadi pada hari Sabtu, 27 Mei 2006, pukul 05:55:03 WIB. Pusat gempa terletak pada koordinat 8,007°Lintang Selatan 110,286°Bujur Timur (dekat pantai, kurang lebih 25 kilometer barat daya kota Yogyakarta, dan kurang lebih 115 kilometer selatan kota Semarang), dengan kedalaman 17,1 kilometer. Penyebab gempa bumi 27 Mei 2006, adalah aktivitas sesar mendatar berarah BaratDaya-TimurLaut, berkedudukan N231°E, Dip 86° Slip 3°. Gempa tersebut terjadi pada kedalaman rendah di lempeng Sunda di atas zona lempeng Australia. Gerakan tektonik di Jawa didominasi oleh gerakan lempeng Australia ke arah timur laut di bawah lempeng Sunda dengan kecepatan relatif sekitar 6 cm/tahun. Gempa bumi itu berdampak langsung terhadap Provinsi DIY dan Provinsi Jawa Tengah. Di DIY, peristiwa tersebut berdampak pada keempat kabupatennya, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, dan kotamadya Yogyakarta. Di sebelah barat dan utara Yogyakarta, enam kabupaten di Jawa Tengah juga terkena dampaknya yaitu Boyolali,



Klaten, Magelang, Purworejo, Sukoharjo, dan Wonogiri. Dua kabupaten yang paling parah terkena bencana itu adalah kabupaten Bantul, DIY dan kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dalam hal korban jiwa, gempa pagi hari yang "membangunkan" warga Yogyakarta dan sekitarnya itu menewaskan lebih dari 5.700 orang, melukai puluhan ribu orang dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih tergolong pagi hari, gempa ini membuat banyak orang terperangkap di dalam rumah khususnya anak-anak dan orang tua. Tak heran jika mayoritas korban merupakan orang yang berusia lanjut dan anak-anak yang kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri ketika gempa belangsung. Berdasarkan informasi data terbaru yang diterima dari Yogyakarta Media Center pada tanggal 7 Juni 2006, jumlah korban mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927 orang luka-luka. Pemerintah Indonesia menanggapi bencana itu dalam jangka waktu beberapa jam kemudian dan mengalokasikan Rp 5 triliun dan bantuan kemanusiaan bagi korban gempa Jogja dan DIY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba Yogyakarta beberapa jam setelah gempa terjadi dan berpindah kantor di Gedung Agung Yogyakarta sejak tanggal 27 Mei 2006 hingga 31 Mei 2006 untuk memonitor upaya pengiriman bantuan dan penganggulangan bencana alam. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas) yang dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla melaksanakan koordinasi awal pengiriman bantuan dan upaya penyelamatan. Masyarakat Internasional pun bertindak cepat mengingat banyaknya organisasi Internasional yang masih berada di Aceh maupun organisasi yang sebelumnya menangani korban letusan Merapi. Federasi Palang Merah Indonesia, Bulan Sabit Internasional, berbagai organisasi di bawah PBB dan berbagai LSM telah mengumpulkan bantuan berupa kebutuhan pokok, tenaga medis dan penanggulangan bencana.