Merumuskan Diagnosa Masalah Aktual [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH AKTUAL, DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL Proses manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari data-data dasar tersebut baik subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. A. Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Aktual Masa Nifas Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat



diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang. Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas terbagi dalam beberapa pokok bahasan diantaranya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan perineum, perawatan payudara, masalah ASI eksklusif, masalah KB, gizi ibu nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam nifas dan cara menyusui. 1. Masalah Nyeri Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan tidak nyaman pada ibu, ibu diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan member kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa nyaeri yang dialami ibu antara lain: a. After pains / keram perut. Hal ini disebabkan kontraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara. Anjurkan untuk mengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut bila analgestik. b. Pembengkakan payudara. c. Nyeri perineum. d. Konstipasi.



e. Haemoroid. f. Deuresis Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh : 1) Kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus – menerus. 2) Penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten ( sebentar – sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten. 3) Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down (pengeluaran asi) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik, yang memerlukan kandung kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa pengisian kandung kemih yang sering seiring tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih yang sering. Potensial terjadi nyeri pada ibu nifas : 1. Mules-mules sesudah partus. 2. Berlangsung 2-3 hari post partum. 3. Lebih terasa saat menyusui. 4. Timbul bila terdapat sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta, gumpalan darah dalam cavum uteri.



2. Infeksi Infeksi nifas adalah infeksi-peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu tubuh melebihi 38oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari. Sumber terjadinya infeksi kala nifas adalah manipulasi penolong yang terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam dan penggunaan alat yang kurang steril, infeksi nosokomial, hubungan seks menjelang persalinan atau sudah terdapat infeksi intrapartum, persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari 6 jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (fokal infeksi). Data dasar subjektif : luka yang semakin nyeri dan badan panas dingin. Data objektif bisa diamati dari : 1. Vital sign (adanya peningkatan suhu, frekuensi nadi, dan pernafasan). 2. Inspeksi : adanya tanda-tanda infeksi pada luka jahitan. a. Dolor : Perubahan Rasa (Nyeri). b. Kalor : Perubahan suhu (meningkat). c. Rubor : Perubahan warna kulit (memerah). d. Functio laesa : Gangguan fungsi tubuh. e. Tumor : Perubahan bentuk. Potensial yang terjadi secara umum pada infeksi ibu nifas : 1) Demam merupakan gejala klinis terpenting untuk mendiagnosis metritis, dan suhu tubuh penderita umumnya



berkisar melebihi 38oc – 39oc. Demam yang terjadi sering juga disertai menggigil, yang harus diwaspadai sebagai tanda adanya bakteremia yang bisa terjadi pada 10-20% kasus. Demam biasanya timbul pada hari ke-3 disertai nadi yang cepat. 2) Penderita biasanya mengeluh adanya nyeri abdomen yang pada pemeriksaan bimanual teraba agak membesar, nyeri, dan lembek. 3) Lokhia yang berbau menyengat sering disertai dengan timbulnya metritis, tetapi bukan merupakan tanda pasti. Pada infeksi oleh grup A β – hemolitik streptokokus sering disertai lokhia bening yang tidak berbau. Selain tanda-tanda klinik diatas ada juga infeksi lokal dan infeksi general. Infeksi lokal: a. Pembengkakan luka rpisiotomi. b. Bernanah. c. Perubahan warna lokal. d. Pengeluaran lokhea bercampur nanah. e. Mobilitas terbatas karena rasa nyeri. f. Temperatur badan dapat meningkat Infeksi general: a. Tampak sakit dan lemah. b. Temperatur meningkat diatas 39oc. c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi menigkat. d. Pernafasan dapat meningkat dan nafas terasa sesak



e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. f. Terjadi gangguan involusi uterus g. Lokhea berbau, bernanah serta kotor Dengan gambaran klinis tersebut, bidan dapat menegakkan diagnosis infeksi kala nifas. Pada kasus dengan infeksi ringan, bidan dapat memberikan pengobatan, sedangkan pada infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan berkonsultasi atau merujuk penderita. 3. Masalah Cemas, Perawatan Perineum, Payudara, ASI Eksklusif a. Masalah Cemas Rasa cemas ini sering timbul pada ibu masa nifas karna perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi. Pada periode ini tersebut” masa krisis”karena memerlukan banyak perubahan perilaku, nilai peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan harus bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan. Potensial terjadi masalah cemas pada ibu nifas : 1) Postpartum Blues – Reaksi depresi. – SedihDisforia – Menangis – Mudah tersinggun atau iritabilitas, Cemas, Labil perasaan, Cendrung menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan



gangguan nafsu makan. – Gejala afektif yang ringan terjadi mulai 2 sampai 3 hari post partum dan mencapai puncaknya pada 5 sampai 7 hari post partum dan mulai berkurang pada minggu ke 2 (ambulatory obstetri, 2001). – Ditandai dengan gejala-gejala seperti reaksi depresi/sedih/ menangis mudah tersinggung, hilang nafsu makan, gangguan tidur (irritabilitas) cepat lelah, cemas dan merasa kesepian . (Iskandar S.S, 2006). 2) Depresi postpartum Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu: – Berkurangnya energi. – Penurunan efek. – Hilang minat (anhedonia) – Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain : 1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi. 2. Kelelahan dan perubahan mood. 3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur. 4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain. 5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.



3) Post Partum Psikosa Gejala yang sering terjadi adalah: – Delusi – Halusinasi – Gangguan saat tidur. – Obsesi mengenai bayi. b. Perawatan Perineum Penentuan adanya masalah ini pada ibu nifas didasarkan pada belum mampunya ia untuk melakukan perawatan perineumnya secara mandiri, Oleh karena itu, bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang perawatan perineum selama masa nifas : 1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca partum karena resiko infeksi, usahakan luka selalu dalam keadaan kering dan hindari menyentuh luka dengan tangan. 2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa hingga menjadi lochea alba. 3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan serta pembalut yang dipenuhi darah banyak. 4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah mandi pancuran atau berendam. 5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah edema. 6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi air



hangat. 7) Ajari pentingnya membersihkan perineum dari arah depan kearah belakang untuk mencegah kontaminasi. 8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area hemorrhoid. 9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara adekuat. 10) Identifikasi gejala ISK. Jelaskan pentingnya asupan cairan adekuat setiap hari. c. Masalah Payudara Data dasar subjektif pada masalah ini dapat berupa keluhan nyeri pada payudara, badan terasa demam dan dingin, atau pasien tidak dapat menyusui karena putingnya masuk kedalam, karena itu data dasar objektifnya dapat berupa putting susu tidak menonjol, adanya mastitis/abses payudara ataupun payudara bengkak (bendungan ASI). Saat suplai susu masuk ke dalam payudara, pembesaran payudara mulai terasa berat, distensi, tegang dan nyeri tekan saat disentuh. Puting payudara menjadi lebih keras dan menyulitkan bayi untuk menghisapnya. Bagi beberapa wanita nyeri tersebut dirasa sangat menyakitkan ditambah bayi sulit menyusu atau jika ia tidak menggunakan penyangga payudara dengan baik. Tindakan menurunkan nyeri tergantung pada apakah wanita menyusui. Untuk wanita yang tidak menyusui, tindakan ditujukan



terhadap pemulihan ketidaknyamanan dan penghentian laktasi misalnya dengan kompres hangat dan bebat payudara. d. Masalah yang ada kaitannya dengan ASI eksklusif Bayi bingung puting Tanda dan gejala : 1. Bayi menghisap puting seperti menghisap dot. 2. Menghisap sebentar-sebantar. 3. Bayi menolak menyusu pada ibu ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak umur 0 hari sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun. Dalam pelaksanaannya, program ASI eksklusif juga akan ditemui beberapa masalah. Data dasar subjektif dapat berupa : 1) Keluhan pasien mengenai masalah payudara. 2) Pasien seorang wanita karier dengan jam kerja sampai sore. 3) Pasien mengatakan bahwa ia kurang minat untuk menyusui bayinya. Data dasar objektif dapat berupa : 1) Adanya kelainan pada payudara. 2) Pasien kurang semangat ketika dibimbing cara menyusui yang benar. 3) Ekspresi wajah menunjukkan bahwa pasien kurang suka diberikan bimbingan cara menyusui yang benar.



4. Masalah KB, Gizi, Tanda Bahaya, Senam, Menyusui. a. Masalah KB Data dasar subjektif dapat berupa : 1) Pasien mengatakan tidak ingin memakai alat kontrasepsi, tapi juga ingin menunda kehamilan berikutnya. 2) Pasien mengatakan tidak tahu sama sekali tentang alat kontrasepsi. 3) Pasien mengatakan pernah memakai beberapa alat kontrasepsi, tapi rata-rata tidak cocok. Sedangkan data dasar objektif dapat berupa : varises pada kaki banyak dan menonjol, tekanan darah tinggi, banyak flek hitam, dan jerawat pada wajah. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB, Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Akan tetapi petugas kesehatan mampu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang harus dijelaskan pada ibu antara lain : 1) Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya. 2) Kelebihan dan kekurangannya.



3) Efek samping. 4) Bagaimana cara menggunakannya. 5) Kapan dapat digunakan. Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2 minggu kemudian untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik. b. Masalah Gizi Data dasar subjektif dapat berupa: 1) Pasien mengatakan tidak suka makan yang amis-amis. 2) Keluarga sangat kuat memegang adat atau kepercayaan bahwa ibu nifas tidak boleh makan yang manis-manis. 3) Ibu mengatakan bahwa ia seorang vegetarian. 4) Ibu tidak tahu tentang : a) Pentingnya mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari. b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali setelah menyusui). d) Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. e) Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.



Data dasar objektif dapat berupa : 1) Perbandingan BB dan TB termasuk kategori kurus. 2) Lingkar lengan < 23 cm. 3) Hb kurang dari normal. 4) Konjungtiva anemis. c. Tanda dan Bahaya Ketidaktahuan tentang tanda bahaya pada masa nifas dapat menjadi masalah besar bagi ibu. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suami nya tentang tanda bahaya selama masa nifas agar ibu segera datang ke bidan atau dokter apabila terdapat salah satu dari tanda bahaya tersebut : a) Perdarahan Postpartum pervaginam yang luar biasa atau tibatiba bertambah banyak. Data dasar subjektif dapat berupa : • Pasien mengatakan banyak darah yang keluar. • Kepalanya pusing dan mengantuk. • Perutnya tidak mules, dan pandangan matanya berkunangkunang. Data Dasar Objektif dapat berupa : • Vital sign (peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, penurunan tekanan darah, nadi teraba lemah). • KU lemah, wajah pasien pucat, konjungtiva anemis, ujung jari pucat, keringat dingin di wajah, bibir pucat. • Uterus tidak berkontraksi.



b) Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk (menyengat). c) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung. d) Rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan. e) Pembengkakan di wajah atau di tangan. f) Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau jika merasa tidak enak badan. g) Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit. h) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. i) Nyeri, sakit, edema atau panas di daerah tungkai. j) Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab atau tidak perduli dengan bayinya. k) Sembelit, hemoroid. l) Sulit menyusui d. Senam Masih kurang informasi tentang pentingnya atau manfaat dari senam nifas atau ibu belum pernah mendapatkan pelatihan senam nifas sebelumnya dan kesibukan ibu akan peran barunya sehingga ibu tidak punya keinginan untuk melakukan senam nifas. e. Menyusui Bayi Berbagai masalah menyusui pada ibu antara lain : 1) Kurang informasi yang menyebabkan banyak ibu menganggap susu formula lebih baik dari ASI, kurang informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI, pentingnya rawat



gabung, cara menyusui yang baik dan benar dan siapa yang bisa dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui. 2) Putting susu yang pendek atau terbenam yang membuat ibu merasa kehilangan peluang untuk menyusui. 3) Payudara bengkak yang menyebabkan ibu merasa sakit dan malah berhenti menyusui, padahal pembekakan payudara akan hilang jikamemberikan ASI sesegera mungkin pada bayi dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal dan lakukan perawatan payudara dengan mengompres dingin serta minum obat analgesik jika diperlukan. 4) Puting susu nyeri/lecet, yang dominan disebabkan karena kesalahan posisi menyusui. 5) Saluran ASI tersumbat yang bisa diatasi dengan memijat payudara kea rah puting, mengubah-ubah posisi menyusi serta menggunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat. 6) Radang dan abses payudara, yang merupakan lanjutan dari putting lecet, saluran tersumbat dan payudara bengkak apabila tidak ditangani dengan baik. Penangannya yaitu lakukan perawatan disertai istirahat yang cukup, segara berobat ke dokter untuk diberi antibiotic dan analgetik. Pada abses payudara, nanah yang terjadi harus dikeluarkan dengan insisi. 7) Masih banyak ibu merasa ASI nya kurang. Karena berkurangnya ketegangan payudara dan seringnya bayi minta disusukan. Kecukupan ASI dapat dinilai dengan kenaikan BB bayi secara teratur dan frekuensi BAK bayi minimal 6 kali dalam sehari.



8) Menyusui setelah bedah caesar, memang sulit, tapi jika anda merasa baik bisa menyusui dalam posisi miring dengan meletakkan bantal pada pangkuan atau penggunaan pompa untuk memerah ASI 9) Ibu dengan penyakit. Dalam banyak hal penyusuan tidak perlu dihentikan, ibu dapat menggunakan masker. Kecuali jika ibu sakit sangat berat dan membutuhkan konsultasi medis. Jika ibu menyusui harus mengkonsumsi obat, pilihlah obat yang memiliki masa pendek dan mempunyai rasio ASI-plasma kecil dan lakukan segera begitu selesai menyusui. 10) Ibu hamil, masih dapat menyusui jika tidak ada masalah dengan kandungannya. 11) Ibu bekerja. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja atau saat ibu ada dirumah (cuti/libur). B. Merumuskan Masalah Diagnosa atau Masalah Potensial. Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi. Berikut adalah beberapa diagnosa potensial yang mungkin ditemukan pada pasien nifas. 1. Gangguan Perkemihan a) Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama



kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema, mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine yang berlebihan kecuali perawatan diberikan untuk memastikan berkemih secara periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi, tetapi mungkin tidak dapat dihindari akibat persalinan lama dengan kepala janin dalam panggul. b) Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita mengalami infeksi seluruh saluran kemih. Sekitar 40 % wanita pascapartum tidak mengalami proteinuria nonpatologis sejak segera setelah melahirkan hingga hari kedua pascapartum. Spesimen urine harus berupa urine yang diambil bersih atau kateterisasi, karena kontaminasi lokia juga akan menghasilkan preeklamsia. c) Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari 3000 ml per hari. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk membuang kelebihan cairan intertisial dan kelebihan volume darah. Hal ini merupakan penjelasan terhadap perpirasi yang cukup banyak yang dapat terjadi selama hari – hari pertama pascapartum. 2. Gangguan BAB Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga



skibala tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris. a) Dengan diadakannya mobilisasi sedini -dininya, tidak jarang maslah ini dapat diatasi. b) Di tekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam berjam – jam pertama postpartum, akan tetapi jika persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru bersalin itu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti seorang penderita. 3. Gangguan Hubungan Seksual Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Tetapi tak jarang masih mengalami rasa sakit, ini disebabkan oleh : 1) Proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. 2) Kram otot, infeksi atau luka jahitan pada perineum yang masih dalam proses penyembuhan. 3) Rasa nyeri pada saat sanggama atau dyspareunia. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu : a) Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan. b) Luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula. 4) Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau



jamur. 5) Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll). 6) Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual. 7) Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan, seperti: a. Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah tentang seks, dll). b. Adanya trauma masa lalu (fisik, seks). c. Tipe kepribadian yang kurang fleksibel. d. Komunikasi suami istri kurang baik . 8) Beberapa faktor lain diantaranya : a. Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya. b. Karena adanya luka bekas episiotomy. c. Karena takut merusak keindahan tubuhnya. d. Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan. e. Penyebab Apati Seksual pasca salin : a) Stress dan Traumatik. Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu yang mempunyai pengharapan yang



tidak realistik tentang kelahiran. Misalnya : persalinan berlangsung lama atau persalinan yang memerlukan tindakan. b) Adanya luka episiotomy. c) Keletihan Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas sehingga gairah seks pun merosot. d) Depresi Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan kelabu pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat terjadi depresi berat yang berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan), halusinasi (membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk menghilangkan kontak dengan kenyataan. 9) Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin. a. Rasa Nyeri Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan. b. Sensivitas berkurang Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina yaitu melebarnya otot-otot vagina.



Soal kasus Ny.A umur 28 tahun, post partum 6 hari yang lalu, anak pertama partus di RS M.Jamil datang ke BPS Bidan B mengeluh sering pusing ketika berdiri, dan merasa sangat letih. Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 370C, pernapasan 18x/menit,Hb 9,5 gr%. 1. Berdasarkan kasus diatas, diagnosa bidan adalah …… a. Pre-eklamsi b. Anemia postpartum c. Perdarahan nifas d. Hipertensi postpartum e. Eklamsi 2. Berdasarkan kasus diatas, diagnosa potensialnya adalah ….. a. Pre-eklamsi b. Anemia postpartu c. Nyeri kepala d. Perdarahan postpartum e. Eklamsi Ny. D umur 25 tahun, post partum 5 hari yang lalu, anak pertama partus di BPS Bidan Tia mengeluh nyeri pada perineum karena episiotomi. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 75x/menit, pernapasan 16x/menit, suhu 36,50 C, jahitan luka perineum belum kering.



3. Berdasarkan kasus diatas, masalah potensial yang terjadi pada Ny. D adalah ….. a. Gangguan perkemihan b. Gangguan pencernaan c. Nyeri pada perineum d. Sakit pada luka episiotomi e. Gangguan hubungan seksual Ny. Ani umur 25 tahun, postpartum 5 hari yang lalu, partus di BPM Bidan Imelza mengeluh sudah 5 hari tidak BAB, nyeri perineum bekas luka jahitan episiotomi. Hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 85x/menit, pernapasan 16x/menit, suhu 370 C, luka pada episiotomi belum kering. 4. Berdasarkan kasus diatas diagnosa aktual yang ditegakkan Bidan Imelza adalah …… a. Nyeri perineum b. Sakit pada luka episiotomi c. Infeksi d. 5 hari tidak BAB e. Konstipasi 5. Berdasarkan kasus diatas diagnosa potensialnya adalah …. a. Konstipasi b. 5 hari tidak BAB c. Infeksi



d. Gangguan perkemihan e. Gangguan BAB Ny. Tia umur 30 tahun, postpartum 6 jam yang lalu, partus anak ke 6 di BPM Bidan Ani. Berdasarkan anamnesa mengenai ekonomi, penghasilan suami Ny.Tia Rp.1000.000,00/ bulan. 6. Berdasarkan kasus diatas masalah potensialnya adalah …. Jawaban : Masalah potensial nya adalah gangguan ekonomi. Alasannya : Mungkin pada saat itu tidak terjadi masalah apaapa, namun dengan penghasilan hanya Rp.1000.000,00/ bulan dengan anak 6 orang akan menimbulkan berbagai masalah terkait dengan perekonomian.