Metode Lift 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METO DE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN LIFT Pendahuluan Perkembangan Teknologi dewasa ini sangat pesat di berbagai pihak bidang dan setiap sendi kehidupan



manusia,



teknologi



dan



rekayasa



engineering



sangat



membantu



serta



mempermudah kehidupan manusia dalam setiap melakukan aktifitas sehari-hari. Salah satu dari turunan dari perkembangan teknologi tersebut adalah mesin yang kita pergunakan, didalamnya terdapat komponen yang saling berkaitan satu sama lainnya, perkembangan mesin pun banyak mengalami perubahan, inovasi dan revolusi, baik dalam segi design maupun efisiensi. Mesin yang dipergunakan manusia banyak sekali ragamnya dari telepon, Kendaraan/transportasi, televise, radio, alat tata udara, perlengkapan rumah tangga dan sebagainya termasuk alat transportasi vertical dalam gedung atau disebut Lift. Alat Atau mesin tentunya memiliki unjuk kerja dan masa kerja yang berbeda- beda tergantung dari bahan / material, kualitas serta design yang dikembangkan oleh masing-masing perusahaan atau pabrik pembuatnya. Unjuk kerja dan masa kerja sebenarnya memiliki standart waktu yang biasanya dii ujicoba dan telah diuji kelayakan untuk diproduksi masal oleh pabrik pembuatnya. Akan tetapi unjuk kerja dan masa kerja dapat dicapai apabila user atau pengguna memperhatikan cara pengoperasian yang baik dan benar serta melakukan perawatan rutin berkala. Kaitannya dengan alat transportasi vertical dalam gedung atau lift juga memerlukan penanganan yang baik dan benar yakni dengan melakukan perawatan rutin berkala sehingga untuk kerja serta kelayakan operasional dapat terjaga dengan memperhatikan kenyamanan dan keamanan penggunanya.



Latar Belakang Elevator ( LIFT ) adalah salah satu transportasi Vertikal berupa Konveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang digerakkan oleh motor. Karena digerakkan oleh motor listrik, alat ini dirancang untuk mengangkut orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak yang pendek Lift digunakan di seluruh dunia untuk mengangkut Orang / Barang. Pemakaiannya terutama di daerah pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



1



Melihat dari kebutuhan inilah menyediakan produk-produk alat transportasi khusus bangunan meliputi Elevator (lift), escalator, cargolift dan dumbwaiter. Produk yang berkualitas tinggi merupakan ciri dari CV. SIMPUL PRIMA GEMILANG. Kami menjual,, memasangkan dan merawat alat transportasi bangunan yang berkualitas baik bagi konsumen CV. SIMPUL PRIMA GEMILANG, adalah perusahaan lokal yang bergerak dalam bidang penjualan, pembuatan, perakitan, pemasangan, service overhaule, repair atas segala macam merk Elevator / Lift termasuk juga cargo lift dan dumbwaiter. Perusahaan Kami didukung oleh tenaga-tenaga ahli yang professional dan berpengalaman serta dengan teknologi yang modern dan dinamis yang dapat menciptakan inovatif dan mempunyai pengetahuan teknologi Elevator dan escalator yang dapat membantu Perusahaan Asing maupun Perusahaan Lokal dalam menginstalasi Elevator dan Eskalator yang digunakan pada gedunggedung tinggi di Indonesia. Pelayanan Kami yang optimal dan berkualitas merupakan prioritas utama, sehingga keamanan dan kenyamananbagi para pengguna akan senantiasa menjadi perhatian dari CV. SIMPUL PRIMA GEMILANG. Struktur Organisasi Perusahaan dan Penanggung Jawab yang akan ditempatkan Dalam Susunan Organisasi Perusahaan yang diterapkan adalah susunan organisasi yang saling terkait. Ini bertujuan supaya adanya komunikasi yang saling menunjang dalam pengoperasian semua kegiatan yang ada di dalam perusahaan. Adapun struktur organisasi kami adalah sebagai berikut : KOMISARIS



DIREKTUR



BENDAHARA



KA. ADMINISTRASI



KA. MARKETING



SEKRETARIS



KA. LOGISTIK



TENAGA LAPANGAN ( Teknisi & Operator )



KA. QUALITY CONTROL



TENAGA AHLI K3 (MANAGER SDM)



PENGAWAS & PELAKSANA



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



2



CV. Simpul Prima Gemilang berminat untuk mengikuti paket Pekerjaan Pemeliharaan Lift TA 2015 pada Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM. Guna menunjang pekerjaan tersebut maka kami menempatkan tim pelaksana dan pengawas yang dilatih oleh instruktur yang berpengalaman di bidang Khusus Lift dengan menerapkan system pembinaan yang berkala dan ditujukan tidak sekedar sebagai Pemeliharaan tetapi sekaligus merawat Unit Lift agar tercapai maksud dan tujuan pekerjaan ini. Pengalaman yang kami punya di bidang Khususnya Elevator (Lift) telah memungkinkan kami untuk menerapkan system dan teknik Modern yaitu system Pemeliharaan dengan biaya yang lebih murah dan hemat, sehingga kami dapat menawarkan cara Pemeliharaan dan perawatan yang efektif dan efesien. Dengan tenaga kerja yang terlatih, terampil, disiplin cekatan, dapat menjaga etika kerja, dan berpengalaman ,serta didukung oleh peralatan yang sempurna dan program yang baik adalah target kami.



Pendekatan Teknis Pesatnya pembangunan gedung-gedung umumnya disertai dengan peningkatan kegiatan pemeliharaan, baik pada Bangunan Gedung yang bersifat komersial maupun gedung untuk pelayanan masyarakat. Salah Satu Penyebabnya adalah keterbatasan dana yang dialokasikan untuk pemeliharaan. Sehingga perlu untuk memberikan gambaran perkiraan biaya yang diperlukan dalam pemeliharaan bangunan gedung. Perawatam dan pemeliharaan yang kami lakukan sangat menitik beratkan pada kenyamanan dan keamanan penggunanya, perawatan yang rutin atau service rutin akan kami lakukan satu kali dalam sebulan dan hasil dari pemeriksaan akan selalu kami laporkan kepada pihak engineering gedung agar bila ada penggantian komponen / spare part yang aus atau rusak dapat segera diketahui dan segera dilakukan penggantian atau perbaikan apabila diperlukan. 



Pengertian Perawatan (maintenance)



perawatan adalah suatu proses pemeliharaan dan perawatan semua perlengkapan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Perawatan merupakan salah satu fungsi management produksi yang menyangkut persoaalan sehari hari dalam hal menjaaga dan menjamin agar mesin tetap berada dalam kondisi yang baik dan selalu siap di operasikan .untuk melengkapi perawatan perlu juga di ketahui apa sebab dan akibatnya jika terjadi kerusakan .



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



3



Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan ,namun pada umumnya disebabkan oleh : 



Pengaruh Cuaca Pengaruh keadaan cuaca (matahari,hujan,angin) sebagai contoh dapat disebutkan kerusakan pada isolasi pada kabel listrik, panas atau temperature yang tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan kabel –kabel listrik tersebut.







Proses Pemakaian



Peroses



pemakain



yang



terus



menerus



menimbulkan



getaran-getaran,



gesekan-



gesekan ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakkan pada bagian mesin tesebut. 



Human Error Kelalaian Atau kesalahan yang dilakukan oleh para pekerja dalam pengoprasian, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari mesin-mesin tersebut.







Kerusakan Kecil Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin lainnya pengaruh dari debu ataupun kotoran yang sangat halus,sering menyebabkan aus pada bagian-bagian didalam mesin.



a) maintanance adalah aktivitas untuk mencegah: 1. trouble 2. line stop 3. penurunan efisiensi dan lain sebagainya. b) maintenance adalah aktivitas untuk mengetahui: 1. kondisi perawatan 2. kondisi detail mesin 3. peningkatan kemampuan peralatan invorment kondisi mesin diseluruh unit.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



4



Aktivitas Pada Perawatan a) Aktivitas perawatan untuk menjaga trouble Preventive maintenance Meningkatkan teknik maintenance coutermeasure untuk meningkatkan kualitas b) Aktivitas perawatan dalam mempercepat repair Meningkatkan leadership Meningkatkan teknik maintenance Pengadaan spare part Menjaga system back up data c) Klasifikasi pekerjaan perawatan Breakdown maintenance Corrective maintenance Preventive maintenance Predictive maintenance d) Breakdown maintenance Maitanance untuk kejadian yang mucul ketika fungsi peralatan berhenti tanpa dapat di perkirakan sebelumnya atau terjadi keabnormalan pada equipment yang berpegaruh pada kulitas yang di hasilkan ataupun akan merusak equipment yang lain. e) Corrective maintenance Maintenance untuk mengadjust atau merepair mesin setelah mesin berhenti ataupun tidak berproduksi. Dalam hal ini bertujuan untuk menyelesaikan trouble mesin hingga keakar permasalahan. f)



Preventive maintenance Maintanance untuk mencegah tejadinya keabnormalan yang terjadi dengan cara melakukan pengecekan harian, pengecekan berkala atau lebih dikenal dengan pereodik chek.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



5



e) Predictive maintenance Maintenance untuk mencegah problem yang terjadi dan memperhitungkan kerusaakan part atau elemen mesin lainya dengan melibatkan pencatatan beberapa mekanisme pengukuran yang memberikan indikasi kondisi mesin seperti naiknya temperature pada permukaan yang terisolasi ,vabrikasi bertambah pada rumah bushing. Operator yang tiap harinya selau bekerja dengan mesin atau peralatan-peraaatan itu dapat merasakan kondisi mesin dengan mendengar dan meraba atau menyentuh dan menidintifikasi perubahaan level noise dan getaran yang terjadi. Konsep Umum Dalam Perawatan



Konsep umum dalam perawatan/maintenance pada dasarnya antara lain : a) Membersihkan peralatan dari debu dan kotoran yang lainnya tang di anggap tidak perlu.kerena debu dan kotoran akan menjadi penyebab munculnya kerusakan pada peralatan . b) Memeriksa pada bagian-bagian peralatan yang cukup kritis,juga terhadap unit instalasi yang perlu dilakukan secara teratur. c) Memeperbaiki pada bagian-bagian unit dan instalasi tersebut mencapai standar semula dengan usaha dan biaya yang wajar. d) Menentukan kondisi tak wajar dari mesin sedini mungkin,dengan pemantauan panca indra operator. e) Mengebangkan dan menerapkan penanggulangan guna pemulihan kondisi sehat dari mesin.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



6



Istilah-Istilah Dalam Perawatan Istilah-istilah pekerjaan dalam perawatan/maintenance secara garis besar adalah pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap fasilitas agar tetap dalam keadaan yang dapat di terima menurut standar yang berlaku dalam tingkat biaya yang relatif kecil . a) Preventive maintenance adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Jadi merupakan tingkatan yang diambil sebelum kerusakan yang terjadi. b) Routine maintenance adalah pekerjaan yang di lakukan secara rutin atau terus menerus seperti penggantian oli, penggantian spare part. Pada hakekatnya sama seperti preventive maintenance. c) Predictive maintenance adalah merupakan suatu perubahan bentuk baru dari planed maintenance dimana penggantian komponen atau suku cadang dilakukan lebih awal dari waktu terjadinya kerusakan secara prediksi. d) Running maintenance adalah merupakan preventive maintenance yang dilakukan pada saaat mesin dan alat –alat menjalankan fungsinya (untuk mesin produksi). e) Corrective maintenance adalah pekerjaan maintenance yang merupakan koreksi atau perbaikan terhadap suatu kerusakan yang telah terjadi. f)



Repair work adalah suatu maintenance yang perlu untuk memperbaiki kerusakankerusakan yang telah terjadi.



g) Break down maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mesin ,tetapi masih masuk ke dalam planning. h) Emergency maintenance adalah pekerjaan maintenance yang dilakukan yang terjadi kurasakan yang tidak drencanakan. i)



Overhaul adalah pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap fasilitas atau sebagian sehingga mencapaai standar yang di terima.



j)



Down time adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan tidak dapat dipakai atau diproduksi.



k) Availability adalah periode waktu dimana fasilitas dalam keadaan dapat beroprasi. l)



Maintenance management organisasi maintenance dalam suatu kebijakan yang telah disetujui bersama.



m) Maintenance schedule



adalah suatu daftar yang menyeluruh yang berisi kagiatan



maintenance dalam kejadian-kejadian yang menyertainya. n) Planed maintenance adalah perorganisasian pekerjaan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan dan pengontrolan.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



7



Maksud Dan Tujuan Pekerjaan



Keuntungan dari Elevator ( Lift ) cukup banyak seperti mempunyai kapasitas memindahkan sejumlah orang dalam jumlah besar dan tidak ada interval waktu tunggu terutama di jam-jam sibuk dan mengarahkan orang ke tempat tertentu seperti ke pintu keluar, pertemuan khusus, dll. Agar pemanfaatan gedung benar-benar maksimal dan memberikan sevice yang memuaskan kepada para tenat maka sangat perlu sekali di adakannya pemeliharaan sarana/prasarana yang maksimal terhadap semua aset-aset manajemen dan aset tenant terhadap kondisi gedung SMESCO UKM / SME Tower dan lingkungan sekitarnya akan memberikan nilai tambah yang positif sebagai gedung untuk pusat promosi KUKM dan gedung perkantoran Oleh karena itu ada maksud dan tujuan pekerjaan Jasa Pemeliharaan Elevator dan Escalator di Gedung SME Tower, maksud dan tujuan kegiatan tersebut dilaksanakan adalah :  Menambah daya tahan dan umur yang panjang pada peralatan Elevator / Lift tersebut  Memberikan kemudahan akomodasi Karyawan & pengunjung di dalam gedung SMESCO UKM  Memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap pengguna Elevator (Lift)



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



8



Sistem Informasi Perawatan Syarat perawatan yang bermanfaat : a)



Informasi yang benar & benar



b)



Hubungan sebab akibat yang terjadi pada peralatan dijelaskan dengan lengkap



c)



Kepentingan & tujuan pemakaian jelas



Tujuan Dasar Perawatan a)



Aktivitas untuk memastikan jumlah produksi yang direncanakan Dengan cara melakukan repair (perbaikan) yang terencana,pengecekan dan pengisian oli.



b)



Aktivitas untuk meningkatkaan kualitas Dengan



cara



meningkatkan



fungsi



yang



di



harapkan



dengan



cara



megecek,merepair,mengimprove mesin dan peralatan. c)



Aktivitas menurut cost Mengimprove peralatan,modifikasi mesin,jika system yang dapat menditeksi adanya cacat sedini mungkin dan penghematan energi.



d)



Aktivitas untuk menjaga delivery Menghindari kecelakan dan meningkatkan kemapuan merepair (secara teknis dan waktu).



Lingkup Pekerjaan Dalam melaksanakan pekerjaan Perusahaan harus benar-benar memahami tentang lingkup pekerjaan di lingkungan gedung SME Tower yaitu : Lift pada pekerjaan pemeliharaan ini terbagi menjadi 2 jenis Lift : 1. Lift Penumpang ( Passenger Elevator) Elevator penumpang sering dinyatakan dalam jumlah orang (persons) atau dalam kilogram (kg) atau (Ib kombinasi keduanya). Elevator penumpang ini merupakan elevator yang sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, elevator ini sangat dijaga kehandalannya dan juga sangat dijaga keamanan dan keselamatan manusianya.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



9



2. Lift Service Elevator service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan-pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar-kamar penghuni hotel. Namun disini pula elevator ini tak kalah handalnya dengan elevator penumpang, perbedaan dari elevator service dengan elevator penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu elevator penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi elevator service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang. Pada fungsinya Lift Pesengger dan Lift Service terdapat jumlah dan dibagi-bagi dalam 2 (dua) gedung berbeda Yaitu : 1. Gedung Utama ( Main Building ) terdapat 6 (enam) unit Elevator untuk daya tempuh 18 (delapan belas) lantai 2. Gedung KUKM Convention Center terdapat 4 (empat) unit Elevator untuk daya tempuh 9 (sembilan) lantai Adapun lingkup pekerjaannya untuk Jasa pemeliharaannya sebagai berikut : A. Jasa Pemeliharaan -



Pemeriksaan kondisi kerja lift



1



Pemeriksaan buka / tutup pintu lift



2



Pemeriksaan Tombol dalam, tombol luar dan OPB switch



3 4



Pemeriksaan fungsi kerja safety shoe dan door switch Pemeriksaan fungsi photo cell / sensor



5



Pemeriksaan start shock naik dan turun



6



Pemeriksaan stop shock naik dan turun



7



Pemeriksaan level sangkar tiap lantai ( standart + 10 mm )



8



Isi lubrikator oil CWT



9



Pemeriksaan guide shoe / guide roller car dan CWT



10



Pemeriksaan tangan - tangan pintu dalam dan luar



11



Pemeriksaan interphone lift



12



Pemeriksaan gate switch sesuai standart



-



PEMERIKSAAN KONDISI RUANG MESIN LIFT



1



Bersihkan carbon contact dan relay di CP dan Ruang mesin



2



Pemeriksaan kondisi kerja magnetic brake



3



Pemeriksaan tegangan supply 3 phase



4



Pemeriksaan kondisi main wire rope dan governour rope



5



Pemeriksaan motor dan traction machine / gearbox



6



Ukur temperatur ruang mesin



7



Greasing semua bearing



8



Pemeriksaan dan setting floor height measurement



9



Pemeriksaan contact point relay



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



10



B.



Test Beban / balancing beban - Balancing / test ulang beban lift - Balancing / test beban ulang Start Shock naik dan turun - Balancing / test beban ulang Stop Shock naik dan turun



D.



Jasa lainnya - pengurusan izin operasional lift dari KEMENAKERTRANS ( Semua Lift )



.



Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No : PER-03/MEN/1999 Tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang atau Barang .



E.



Suku Cadang dan bahan material untuk penggantian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33



Penggantian inverter door motor ( CC ) Penggantian v-belt door motor ( MB ) Penggantian AVR ( MB & CC ) Penggantian switch safety shoe ( MB & CC ) Penggantian photo cell ( MB & CC ) Penggantian LDCX / RM POSI ( MB & CC ) Penggantian PCB DHG ( MB ) Penggantian PCB GRS ( CC ) Penggantian coupling ( MB & CC ) Penggantian bearing pulley sangkar ( MB ) Penggantian oli gear box ( MB & CC ) Penggantian seal oil gearbox Penggantian door shoe ( MB & CC ) Penggantian relay ( CC ) Penggantian kabel photo cell ( MB & CC ) Penggantian kunci OPB ( CC ) Penggantian anak kunci OPB ( MB ) Penggantian Bearing Governoor Atas Penggantian Bearing Governoor Bawah Vulkanisir Guide Roller Sangkar + Penggantian Bearing Penggantian power supply input 110 volt Penggantian battere ARD ( MB ) Perbaikan bufer pit lift ( CC ) Perbaikan fan sangkar ( MB & CC ) Penggantian PCB tombol luar ( CC ) Penggantian switch slow down up ( CC ) Penggantian contaktor breake lift Penggantian contactor LC1D32 110 VAC ( CC ) Penggantian contactor LC1D18 110 VDC ( CC ) Penggantian contactor LC1D09 220 volt ( CC ) Penggantian rotary encoder ( MB & CC ) Penggantian limit switch ( CC ) Penggantian PCB WD ( CC )



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



11



Usulan Metode Dan Rencana Kerja



PEMELIHARAAN. Program pemeliharaan 1. Secara praktis pemeliharaan dikerjakan oleh ahlinya yaitu produsen atau agennya. Walaupun begitu pihak pengelola bangunan harus mendapat jaminan bahwa pesawat lif berfungsi baik sebagaimana mestinya. Jaminan lif itu dapat berupa sebagai berikut : a.



Tiap-tiap kemacetan harus sudah selesai diperbaiki dalam satu jam, atau dua jam dengan alasan yang wajar. b. Jumlah kemacetan dalam setahun tiap-tiap satuan pesawat, rata-rata tidak lebih dari 3 kali. c. Jumlah jam lift berhenti (tidak jalan) karena dilakukan perawatan dan perbaikan ialah maksimal 5% dari jumlah jam tugasnya setahun. Lihat box ilustrasi. d. Setahun sekali diadakan audit atas pekerjaan fisik dan administrasi oleh pihak ketiga (ahli bidang lift, kesehatan dan keselamatan kerja) untuk menilai mutu dan hasil pelaksanaan pemeliharaan. 2. Sangsi atas jaminan harus jelas tersebut dalam kontrak (surat perjanjian). Biaya inspeksi atau audit dipikul bersama agar auditur jujur tidak memihak siapapun. Catatan : Suatu Ilustrasi : Jumlah jam operasi lift dalam suatu bangunan kantor kira-kira 3000 jam. Jumlah aktu lift diizinkan istirahat untuk dirawat ialah 5% atau 150 jam, terdiri atas 100 jam pemeriksaan berkala dan 50 jam cadangan untuk reparasi dan penyetelan ulang (readjustment). Jika dalam satu tahun dilakukan 32 kali pemeriksaan (rata-rata 3 kali per bulan), maka tiap-tiap kunjungan memakan waktu 3,2 jam diluar jam perjalanan. Lihat contoh daftar periksa pada lampiran. 3. Kontrak perawatan harus lengkap mencakup semua aspek, termasuk jadwal pemeriksaan. Table dibawah ini adalah contoh jadwal untuk satu tahun pemeliharaan lift. Jadwal ini merupakan lampiran dri kontrak pemeliharaan, dan mengikat untuk dilaksanakan. Catatan : Ada satu bulan dalam satu tahun dikosongkan, untuk mengulang pekerjaan yang dirasa tertunda, dan atau reparasi yang direncanakan dalam rangka pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance). Jadwal Pemeliharaan Lift Catatan : 1. 2.



Jadwal alternative dapat dibuat untuk tiap-tiap gedung agar menyesuaikan diri dengan keadaan dan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Dasar penjadwalan tetap berlaku, yaitu jumlah jam pemeriksaan untuk tiap-tiap komponen. Komponen yang lebih sering mengalami pemeriksaan ialah pintu lantai, terutama pintu di lobby karena tugas kerjanya lebih berat. Dianjurkan tiap-tiap bulan diperiksa, yaitu door contack, interlock, door hanger roller, excentric roller, air cord, door closer (weight), stopper, guides, dan cam roller.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



12



Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance). Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance = PM ) dirancang dengan maksud menghindari (dan juga menunda) kerusakan dari peralatan atau komponen yang vital, yang lambat atau cepat pasti terjadi. Ada dua (2) aspek yang dapat kita kemukakan dalam pelaksanaan Pemeliharaan pencegahan :



1. Pemeriksaan (Inspection). Pemeriksaan oleh teknisi yang kompeten atas bagian-bagian peralatan kritis. Pemeriksaan seringkali memberi petunjuk adanya keharusan mengganti suku cadang (atau cukup reparasi), jauh-jauh hari sebelum terjadi kerusakan, dan biasanya sesuai dengan jadwal yang dirancang oleh pabrikan. Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan harus serendah mungkin sehingga tidak mengganggu pelayanan (operasi) lift.



2. Pemeliharaan berkala. Yaitu kebersihan, pelumasan, penyetelan kembali peralatan yang senantiasa berfungsi. Jadwal yang dianjurkan oleh pabrikan harus diikuti, disamping juga pengalaman sendiri selama bertahun-tahun. Preventive Maintenance tidak beda dengan Planned Maintenance. Karakteristik dari Pemeliharaan pencegahan.



1. Check list buat khusus untuk individual unit (planning). 2. Dedikasi dan mekanik, teknisi dan adjuster saat memeriksa peralatan. 3. Kecakapan dan keterampilan (skill and competent) teknisi dengan pengetahuan up to date, melalui field education (pelatihan lapangan). 4. Quality control oleh supervisor untuk memperoleh quality assurance. 5. Tiap-tiap trouble (call back) harus dianalisa sebab-musabahnya dengan dasar teori, dan disimpulkan oleh suatu tim (bukan perorangan). Kemungkinan diperlukan perbaikan rencana. 6. Suku cadang dibawah standard (mutu rendah) harus dicari substitusinya dan diuji lebih dulu (improvement of quality design). 7. Jumlah jam pemeriksaan dan pemeliharaan berkala tidak harus sama seragam untuk semua unit lift, melainkan harus seimbang menurut work-load, umpama 12 kali setahun untuk lift VIP dan 15 kali setahun untuk lift penumpang pegawai (umum). 8. Kontraktor sebaiknya agen tunggal pabrikan atau pabrikan sendiri, karena dia mempunyai pengalaman yang luas dan paham sifat-sifat lift tertentu. 9. Jadwal reparasi dapat dilaksanakan pada waktu-waktu yang ditentukan oleh manajemen, setelah keputusan atas laporan evaluasi. Reparasi dilaksanakan tanpa tergesa-gesa sehingga diharapkan hasil mutu yang baik.



Catatan : 1. Check list : Tiap-tiap suku ada umurnya, dan saat kapan mulai diperiksa, ditest atau di readjust (stel ulang) dan terakhir kapan diganti baru (replacement). 2. 2. Tiap-tiap lift mempunyai ‘jam terbang’yang berbeda, sehingga ramalan umur suku/komponen berbeda.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



13



Performance Guranted Maintenance (PGM). 1. Performance (unjuk atau tampil kerja) mempunyai unsure-unsur sebagai berikut : a. Kenyamanan (Ride comfort). b. Keamanan dan keandalan (Safety and Reliability). c. Tanggap atas permintaan (System response). d. Hasil guna kerjasama beberapa unit (Handling – Efficiency of group operation). e. Taraf bising dan getaran (Noise and Vibriation level). 2. Dalam PGM, kontraktor berkewajiban senantiasa menjaga performance sama seperti awal semula lift diserah terimakan pertama kali untuk dipakai, yaitu dalam kondisi top performance. Kondisi sesungguhnya yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, harus dibandingkan dengan performance yang diharapkan oleh management (sebagai acceptable performance). Perbedaan yang mungkin timbul harus diusahakan sekecil mungkin (minimized), dan perbedaan ini dipakai sebagai ukuran untuk memberikan insentive atau mengenakan penalty kepada kontraktor. 3. Perjanjian PGM harus jelas apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam tanggung jawab kontraktor, jika lift macet dan atau terjadi call back. Lihat daftar klasifikasi call back. Jumlah call back service sebaiknya rata-rata 3 kali per unit per tahun. Jika dalam suatu bangunan ada 10 unit tercakup dalam satu kontrak, maka jumlah CB tersebut dapat ditoleransi sampai 30 kali per tahun. Jumlah selang waktu lift diam tidak kerja (shut down hours) diperkenankan berjumlah 75 jam per unit per tahun. Jumlah selang waktu temasuk reparasi, call back service, routine service dan inspection, tetapi tidak termasuk kerusakan, karena hal-hal diluar kuasa kontraktor. Melebihi batasan-batasan wajar tersebut, kontraktor dikenakan penalty. 4. Untuk menanggulangi kewajiban-kewajiban yang berat tersebut diatas kontraktor harus mempunyai strategy yaitu : a. b. c. d. e. f.



Technology back up dari pabrikan : standard mutu yang tinggi dari tiap-tiap komponen/suku/part. Persediaan spare part (suku cadang) secara “ilmiah cukup”, dan berdasar pengalaman. Dukungan dari specialist sub-contractor dan vendor. Sarana bengkel perbaikan (reparasi) Fasilitas “lending part”, yaitu persediaan komponen untuk sementara dipinjamkan, jika ada komponen rusak dan perlu diperbaiki. Informasi improvement atas part/ komponen dari pabrikan. (Lihat box).



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



14



5. Semua dukungan tesebut diatas pasti memerlukan biaya yang besar. Part 3 umpamanya, suncontraktor perlu diikat dengan perjanjian dengan “up front” payment agar kita memperoleh pelayanan khusus yang cepat dari vendor. Dan semua dukungan tersebut bertujuan agar tercapai target maximum 75 jam “shut down hours” pertahun per lift. Sedangkan call back, harus ditekan dengan cara preventive maintenance. 6. PGM adalah perluasan dari Full Maintenance, sehingga Preventive Maintenance termasuk dalam lingkup kerja. 7. Kontraktor harus menjaga catatan atas kejadian call back, dan lamanya lift tidak beroperasi dengan betul-betul perhitungan, agar pada akhir tahun dapat dipertanggung jawabkan kepada management. Sebaliknya, management pun harus tanggap dan waspada atas kejadian incidence, tegangan sumber tenaga atau perbuatan tangan jahil, dan sebagainya. Hubungan dua arah komunikasi antara management dan teknisi dari kontraktor harus terbuka dan jujur. 8. Management sebaiknya memanggil consultant (pihak ketiga) untuk membuat quality audits atas pekerjaan kontraktor selama satu tahun. Biaya PGM memang mahal yaitu 2.5 sampai 3 kali lipat biaya FM. Tetapi ada beberapa keuntungan yang dapat dinikmati. Tenants (penyewa) merasa puas, sewa kantor melebihi target dibanding gedung tetangganya, dan management dapat lepas tanggung jawab kalau ada kecelakaan, premi asuransi lebih rendah, dan yang terpenting umur instalasi lift dapat mencapai lebih rendah, dan yang terpenting umur instalasi lift dapat mencapai lebih dari 40 tahun atau seumur bangunannya dengan melaksanakan major refurbishment 5 tahun sekali setelah lift berumur 15 tahun. Perjanjian PGM sebaiknya ditanda tangani untuk jangka waktu paling sedikit 10 tahun. Pemeliharaan Lif Terpadu



1. Segera setelah lif dijalankan melayani penumpang, pemeliharaan berkala sudah harus dimulai. Kewajiban manajemen untuk membuat program atau kontrak pemeliharaan dengan ahlinya mencakup pelumasan sebagaimana mestinya, pemeriksaan, penyetelan kembali secara teratur dan bekala dan test-tahunan alat-alat keamanan. 2. Penggantian bagian suku-suku cadang yang aus sebelum rusak dan tidak berfungsi, yang pasti akan menyebabkan operasi (kerja lif) gagal, harus (tercantum) masuk dalam kontrak. 3. Manajemen harus waspada terhadap isi kontrak. Apa yang tertulis tidak selalu menjangkau apa-apa yang kita maksud/kehendaki, dan apa-apa yang terjadi di luar dugaan semu pihak. 4. Pokok-pokok isi kontrak pemeliharaan terpadu harus paling sedikit meliputi hal-hal ebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q.



Lingkup pekerjaan Penggantian suku cadang yang termasuk/ tidak termasuk dalam harga kontrak Reparasi – suku cadang pinjaman Call – back sevice (24 hours service) Jadwal jam-jam pekerjaan pemeliharaan Orang yang bertanggung jawab dilapangan & penggantinya Laporan bulanan (macet dan sebab-sebabnya) Laporan tahunan (termasuk rencana kerja tahun berikut) Testing tahunan atau rutin (safeties) Pemeriksaan (inspection) 2 tahun sekali (quality audit) Tanggung jawab dan kewajiban manajemen Biaya, penyesuaian dan denda Jangka waktu kontrak dn perpanjangannya Kecelakaan Arbitrasi Penyelesaian hukum Legalitas



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



15



5. Satu hal yang harus disadari oleh management jika telah siap masuk dalam kontrak perawatan terpadu ialah : bahwa kita yakin kontraktor mempunyai pengalaman dan reputasi (citra) yang baik selama jangka waktu yang panjang (± 15-20 tahun), suatu perusahaan yang sehat dan back-up technology dari pabrikan. Terlampir daftar unsure-unsur yang diperlukan atas suatu bentuk perawatan yang dinamakan guaranteed maintenance. 6. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah kesediaan kontraktor untuk dievaluasi kerjanya oleh pihak ketiga paling lambat 2 tahun sekali untuk meyakinkan bahwa hasil kerjanya selama ini bagus dan betul. 7. Pihak ketiga ialah seorang ahli lapangan dibidang lift yang tidak memihak 8. Juga kesediaan kontraktor untuk di penalty (didenda), jika melakukan kesalahan atau melalaikan tugas, sehingga lift menjadi rusak ataupun tidak berfungsi selama jangka waktu yang ditetapkan. Berganti-ganti kontraktor untuk merawat lift tidak bijak. Jika kontraktor tahun lalu banyak berbuat kesalahan, sebaiknya diberi kesempatan satu tahun lagi, dengan perjanjian baru dan menambah pasal-pasal dimana diperlukan, agar kontraktor lebih bertanggung jawab. Jika terpaksa harus ganti/tukar kontraktor, tentunya kontraktor baru akan melakukan survey atas kelalaian perawatan keseluruhan dan membuat proposal untuk rekondisi pesawat tersebut sebelum dimulai dengan perjanjian perawatan. Rekomendasi tentang Lif (Europen Elevator Association). 1. Semua lif harus dipelihara. Pemeliharaan harus oleh orang-orang yang kompeten dari perusahaan yang memenuhi syarat dan bekerja sesuai aturan-aturan EEA. 2. Pemilik/ manajemen dapat menerima kebutuhan akan (perlunya) lif harus di upgrade. Yaitu bagi peralatan yang berumur lebih dari 15 tahun dan selanjutnya tiap-tiap 5 tahun setelah melalui pemeriksaan. Hal ini agar memenuhi persyaratan-persyaratan keselamatan yang berlaku akhir-akhir ini (up to date). 3. Panggilan darurat harus segera dilayani. Seseorang dalam organisasi building management harus siap 24 jam untuk menolong orang yang terperangkap dalam lif. Alat komunikasi dengan orang tersebut harus berfungsi. 4. Peralatan cacat atau rusak harus segera dilaporkan. Seorang petugas dari pihak manajemen harus segera melaporkan kepada perusahaan pemelihara. 5. Perusahaan pemelihara harus membuktikan kecakapannya, dapat dipercaya dan berpengalaman. Perusahaan harus terdaftar dan menutup asuransi untuk kepentingan umum (kecelakaan dan kerusakan harta benda). 6. Perusahaan pemeliharaan harus jelas. Nama dan alamat, nomor telepon sebaiknya terpampang di dalam lif. Hal ini memudahkan komunikasi jika ada masalah dengan peralatan demi keselamatan. 7. Perusahaan pemeliharaan harus peduli dengan keselamatan. Perusahaan harus melaporkan kepada manajemen/pemilik pada waktunya atas unit lif untuk memenuhi persyaratan K3. Juga perusahaan peduli atas keselamatan pegawainya dengan kebijakan yang jelas. 8. Perusahaan pemeliharaan harus dapat melayani call back sevice 24 jam sehari, 365 hari per tahun. Hal ini terutama untuk menolong penumpang yang terkurung/ terperangkap didalam kereta lif yang macet. Teknisi yang dikirim untuk menolong harus cakap dan sigap, sehingga tidak menunda waktu terlalu lama. 9. Perusahaan pemeliharaan harus bermutu tinggi. Di Eropa perusahaan tersebut lulus ISO 9000/EN29000 (memiliki sertifikat) untuk sisitim/ procedure kerja. 10. Perusahaan pemeliharaan harus memiliki pegawai yang cakap. Perusahaan menyediakan pelatihan dan senantiasa melaksanakan peningkatan keahliannya dan pengetahuannya mengenai pemeliharaan. 11. Perusahaan pemeliharaan menyediakan pelayanan kebutuhan suku cadang. 12. Perusahaan pemeliharaan harus mencatat dan menyimpan sejarah pemeliharaan, reparasi, modifikasi, dan lain-lain, atas tiap unit lif.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



16



Instalasi Elevator ( LIFT ) 1. Apabila jalan masuk ke kamar mesin menggunakan tangga, maka pemasangan tangga tersebut harus cukup kuat dan pasangan tetap (permanen) dan sudut kemiringan maksimal 40° 2. Kamar mesin harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik. 3. Ventilasi kamar mesin harus dapat menahan suhu maksimal 40°C. 4. Pemasangan instalasi tenaga listrik dalam kamar mesin harus memenuhi persyaratan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL). 5. Penerangan kamar mesin harus sekurang-kurangnya 100 lux per satuan mesin. 6. Kamar mesin dijaga bersih dan dilarang menaruh atau menyimpan barang apapun. 7. Peralatan dan perkakas untuk maksud perawatan harus disimpan rapi di lemari yang disediakan dikamar mesin. 8. Kamar mesin harus dilengkapi dengan stop kontak jenis tertutup dan dilengkapi dengan kawat pentanahan. 9. Harus tersedia lampu tangan yang sesuai dengan persyaratan kelistrikan. 10. Harus tersedia alat pemadam api cepat CO2 atau bubuk kering atau BCF dari 5 kg dan ditempatkan pada tempat yang mudah di capai, sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan. 11. Apabila kamar mesin tidak dijaga, maka pintu harus selalu tertutup dan terkunci. Kunci tersebut harus disimpan oleh petugas yang ditunjuk pada tempat yang telah ditentukan. 12. Alat-alat darurat seperti engkol dan pembuka rem harus ditempatkan dalam kamar mesin pada tempat yang ditentukan, sedangkan kunci darurat (interlock releasing key) harus disimpan oleh pengelola bangunan dan atas tanggung jawabnya. 13. Pemasangan pemutus arus utama distribusi tenaga listrik (MCB) harus pada tempat yang mudah dicapai dan tidak terhalang oleh apapun. 14. Instalasi tenaga listrik untuk lif harus terpisah dari instalasi lain dan harus dilayani secara khusus. Sakelar tersebut harus diberi tanda pengenal dengan kata seperti “Lif’’. 15. Tenaga listrik untuk pengendali (controller) harus terpisah dari MCB ( Main Circuit Breaker ) dengan sakelar utama tersendiri.



16. Apabila kamar mesin merupakan bagian yang tertinggi dari bangunan sekitarnya, harus dipasang instalasi penyalur petir. 17. Dudukan mesin harus sempurna, dan tidak cacat, gunakan isolasi peredam getaran pada bed-plate dan kick-plate. 18. Permukaan pelumas didalam rumah gigi mesin harus cukup sesuai dengan garis petunjuk tanda batas. 19. Roda tarik atau puli tidak retak atau cacat, alurnya harus sempurna dan seragam, tidak menyebabkan geser (slip) antara roda dan tali.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



17







Komponen Utama Elevator



Apabila kita ingin mengetahui sistem kerja elevator, maka kita harus mengetahui komnponen utama dalam elevator tersebut. Untuk mempermudah kita mengetahui cara kerja elevator secara keseluruhan, disini penulis akan menggolongkan tata letak komponen-komponen elevator dalam dua bagian ruangan, yaitu ruang mesin (Machine Room) dan ruang luncur (Hoistway).



Komponen Elevator 1.



Ruang mesin (Machine Room)



Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang tersebut terjadinya semua proses pengoperasian elevator berlangsung secara keseluruhan. Didalam ruang mesin terdapat beberapa alat penggerak elevator, yaitu:



Ruang Mesin Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



18



Governoor Governoor adalah komponen penggerak utama dalam elevator, didalam governoor ini terdapat saklar yang berfungsi untuk menonaktifkan semua rangkaian sehingga otomatisasi elevator mati dan tidak berfungsi. Selain saklar juga terdapat pengait rem, pengait rem ini berfungsi untuk menghentikan kawat selling dan kawat selling ini menarik rem yang ada di kereta elevator.



Governoor



1.



Panel



Panel ini adalah tempat control elevator secara otomatis, panel ini terdapat inverter motor dan program logic control yang berfungsi untuk mengatur geraknya elevator.



Panel Control Elevator



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



19



1.



Motor penggerak



Motor penggerak elevator ini memiliki asupan daya tegangan bolak-balik (Ac) dari PLN yang sangat berperan dalam pelaksanaan kerja elevator, motor penggerak ini mempunyai kemampuan putar antara 50 putaran per menit sampai dengan 210 putaran per menit. Dengan kapasitas tegangan motor 7.5 KW dan menggunakan arus maksimal 25 Ampere. Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control). Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja (rope) yang melingkar pada puli mesin (sheave),dibawah ini adalah gambar motor listrik yang digunakan pada elevator.



1.



Ruang luncur (Hoistway)



Ruang luncur ini adalah tempat dimana elevator beroperasi berbentuk lorong vertikal, disinilah elevator menjangkau tiap-tiap lantainya.didalam ruang luncur ini terdapat beberapa komponen utama yang tak kalah pentingnya dibandingkan dalam ruang mesin.



Ruang Luncur



1.



Kereta (Sangkar)



Kereta elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail (sliding guide) yang berfungsi memandu atau menapaki rail.



Sangkar Elevator(6) Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



20







Saklar Pintu



Saklar pintu atau sering disebut dengan door contact adalah salah satu komponen yang termasuk penting dalam pengamanan elevator, cara kerja dari saklar pintu (door contact) ini adalah saklar di hubungkan kabel saklar pintu (door contact) tiap-tiap lantai secara seri. Apabila salah satu pintu dibuka secara sengaja maka elevator tidak akan bekerja, ini dikarenakan untuk keselamatan pengguna elevator atau bagian perawatan elevator.



Saklar Pintu 



Bobot imbang (counter weight)



Bobot imbang atau counter weight biasanya terpasang dibelakang atau disamping kereta elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada. Faktor-faktor yang menentukan berapa berat dari bobot imbang ini diantaranya harus memperhitungkan berat kereta, kapasitas penuh pada keretadan faktor keseimbangan. Kapasitas Elevator



Besaran faktor bobot imbang Faktor Keseimbangan



>> 1200 kg



40 % s/d 42,5 %



600 kg s/d 1150 kg



45 %



300 kg s/d 580 kg



50 % s/d 55 %



Sebagai contoh, elevator dengan kapasitas Q = 1200 kg dengan berat kosong 2400 kg dan faktor bobot imbang sebesar 42,5% maka perlu diimbang dengan bandul (Filter Weight) ? Penyelesaian : 2400 + 42,5% x 1200 = 1910 kg



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



21



 1.



Peralatan Pengaman (Safety Device) Circuit braker



Memutuskan sumber (aliran) listrik dari panel induk (sub panel) ke panel kontrol lift. Menjaga peralatan elektronik dari lift jika terjadi arus lebih (over current).



Circuit braker 1.



Governoor



Memutuskan power/aliran listrik ke kontrol panel lift jika governor mendeteksi terjadinya over speed (kecepatan lebih) pada traffict lift (putaran roda pulley governoor). Menjepit sling governoor (catching).Secara mekanik bandul governoor akan menjepit sling overnor (rope governor) dan dengan terjepitnya sling ini,maka sling ini akan menarik safety wedge pada unit safety gear/safety wedge yang terletak di bawah car lift dan akan mencengkaram rail untuk melakukan pengereman secara paksa terhadap lift.



Governoor



1.



Final limit switch (upper/bagian atas )



Merupakan double proteksi untuk menghentikan operasi lift jika limit switch (upper) gagal beroperasi.



Final Limit Switch



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



22



1.



Limit switch (upper/bagian atas)



Berfungsi menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai tertingginya.



Limit Switch



1.



Emergency exit (manhole)



Penumpang dapat di evakuasasi dari dalam sangkar melalui manhole ini pada saat emergency.Manhole ini hanya dapat di buka dari sisi luar bagian atas.jika pintu ini terbuka lift otomatis akan berhenti.



Emergency exit (manhole)



1.



Emergency light (lampu emergency)



Lampu emergency akan menyala secara otomatis di dalam elevator jika terjadi pemadaman sumber listrik. Lampu ini dapat bertahan +15 menit.



Emergency light (lampu emergency)



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



23



1.



Safety gear/safety wedge



Melakukan pengereman (menjepit) terhadap rail jika governoor mendeteksi terjadinya kecepata lebih (over speed).



Safety gear/safety wedge



1.



Limit switch (Lower/bagian bawah)



Menjaga lift beroperasi melewati batas travel lantai terendahnya.



Limit switch (Lower/bagian bawah)



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



24



1.



Final limit switch (lower/bagian bawah)



Merupakan double proteksi untuk menghentikan opersi lift jika limit switch gagal beroperasi.



Final Limit Switch



1.



Lubang kunci pintu luar



Terletak di sisi sebelah atas dari pintu luar lift yang memungkinkan untuk di buka. jika ingin melakukan pertolongan darurat pada penumpang jika terjadi emergency



1.



Door lock switch



Mencegah pintu terbuka pada saat lift sedang beroperasi (running).Pintu hanya dapat di buka setelah sangkar berhenti.



Door lock switch



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



25



1.



Interphone



Penumpang dapat berkomunikasi dengan petugas teknisi (building maintenance) di ruang mesin,ruang control atau ruang security jika terjadi pemadaman listrik atau hal emergency.



Interphone



1. Safety Shoe



Mendeteksi gangguan pada saat pintu akan menutup dan membuka kembali Jika mendeteksi sesuatu. Photocell dapat di gunakan secara bersamaan safety shoe ini.



Safety Shoe



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



26



1.



Weighing Device (pendeteksi beban)



Memberikan atau mengaktifkan buzzer alarm pada saat weighing device ini mendeteksi beban sangkar yang berlebih. jika weighing device ini aktif pintu lift akan tetap terbuka sampai dengan sangkar di kurang bebannya.



Weighing Device (pendeteksi beban)



1.



Apron



Mencegah penumpang terjatuh ke dalam hoistway (ruang luncur lift) pada saat penumpang mencoba keluar ketika lift berhenti tidak level.



Apron 1.



Buffer



Jika sangkar atau counter weight (beban penyeimbang) bergerak ke arah paling bawah,buffer akan mengurangi terjadinya shock (guncangan).



Buffer



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



27







Lobby Lift (Lift Hall)



Lobby lift (Lift Hall) adalah ruang bebas yang terletak didepan pintu hall lift yang berfungsi untuk ruang tunggu sangkar elevator.



Lobby Lift (Lift Hall) 



Tombol Lantai (Hall button)



Tombol Lantai (Hall button) adalah tombol lantai untuk mengantar sipengguna ke lantai yang dituju.



Tombol Lantai (Hall button) Sakelar Parkir (Parking switch) Sakelar Parkir (Parking switch) terletak di lobby utama didekat tombol lantai (hall button), berfungsi mematikan dan menjalankan lift.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



28







Sakelar Kebakaran (Fireman Switch)



Sakelar Kebakaran (Fireman Switch) terletak di lobby utama disisi atas hall button, berfungsi untuk mengaktipkan fungsi fireman control atau fireman operation.



Sakelar Kebakaran (Fireman Switch)







Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator)



Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator) terletak di transom masing-masing lift. Berfungsi untuk mengetahui posisi masing-masing kereta.



Gambar 2.35 Petunjuk Posisi Kereta (Hall indicator)



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



29



Ruang Luncur 1.



Bangunan ruang luncur harus dibuat dari bahan yang cukup kuat, tahan api dan tertutup rapat mulai dari lekuk dasar sampai kebagian teratas (langit-langit) dari ruang luncur. 2. Bangunan ruang luncur harus langsung didukung oleh pondasi tanah. Jika tidak, maka bobot imbang harus dilengkapi dengan pesawat pengaman, sama halnya dengan kereta. 3. Pada bagian ruang luncur ekspres harus dipasang pintu-pintu darurat pada tiap-tiap jarak 12 meter, atau tiap-tiap 3 lantai. 4. Didalam ruang luncur dilarang memasang peralatan apapun yang bukan merupakan bagian dari instalasi lif. 5. Di bagian atas ruang luncur dilarang harus terdapat ruang bebas paling sedikit 60 (enam puluh) cm, antara bagian teratas kontruksi kereta dan langit-langit sewaktu bobot imbang menekan penuh penyangga. 6. Apabila di dalam ruang luncur dipasang instalasi listrik, mka harus memenuhi persyaratan PUIL. 7. Bobot imbang (counterweight) harus dapat bergerak dengan lancar mengikuti rel pemandu yang kokoh. 8. Apabila bobot imbang terdiri dari potongan atau balok-balok logam, maka satu sama lain harus diikat paling sedikit dengan dua buah baut, sehingga merupakan satu kesatuan yang kuat dan aman. 9. Rel-rel pemandu harus cukup kuat untuk menahan tekanan akibat pesawat pengaman kereta saat bekerja. 10. Rel-rel pemandu untuk kereta dan bobot imbang harus terbuat dari baja dan konstruksi kaku, kecuali rel untuk lift pelayanan (dumbwaiter) dan lift yang kecepatannya tidak melebihi 30 m per menit. 11. Rel-rel pemandu lift berkecepatan tidak melebihi 30 m/m dan digunakan di tempat-tempat kerja yang menyimpan dan/atau mengolah bahan-bahan kimia atau bahan-bahan yang mudah meledak, dapat digunakan bahan bukan logam, diantaranya kayu. 12. Rel-rel pemandu harus tetap lurus dan vertikal. Cara pemeriksaan rel-rel dapat dilakukan dengan pemandangan mata visual atau alat lainnya. 13. Baut-baut angker pengikat braket harus tertanam dengan kuat pada dinding dan tiap-tiap baut braket harus diperiksa satu demi satu. 14. Kereta dan bobot imbang yang menggunakan sepatu luncur, rel pemandu harus dilunasi agar jalannya kereta dan bobot imbang tidak terhambat atau tersendat. Lekuk dasar (Pit) 1. 2. 3.



4. 5.



6. 7. 8. 9.



Di bagian lekuk dasar harus terdapat ruang bebas paling sedikit 60 (enam puluh) cm, antara lantai bawah dan bagian terbawah dari konstruksi kereta sewaktu kereta menekan penuh penyangga. Lekuk dasar dilarang untuk menyimpan atau menaruh barang apapun dan selalu dalam keadaan bersih dan kering. Dalam lekuk dasar harus dipasang lampu penerangan dengan stop kontak dan tangga monyet pasangan permanen. Tangga permanen tidak boleh licin dan pegangan tangga menonjol ke atas sampai kira-kira 30 cm di atas permukaan lantai. Tangga tersebut diharuskan untuk kedalaman lekuk dasar lebih dari 1.2 meter. Untuk kedalaman lekuk dasar lebih kecil dari 1.20 meter tidak diharuskan memasang tangga permanen. Hanya orang yang kompeten dan terlatih saja yang boleh masuk ke lekuk dasar. Pintu darurat dapat di pasang di lekuk dasar, jika kedalamannya lebih besar dari 2.50 meter. Ukuran pintu 0.6 m (lebar) x 1.20 m (tinggi) membuka arah kedalam. Pintu tesebut dapat dibuka dari dalam dengan grandel, sedangkan dari luar dibuka dengan kunci khusus. Lantai lekuk dasar harus datar. Tonjolan pada bagian lantai dibolehkan, jika diperlukan untuk tumpuan (buffer stand). Legokan pada lantai dibolehkan pada daerah tertentu saja, agar tidak mengganggu dan dimaksud untuk mengumpulkan air. Untuk ruang luncur yang berjejer dimana lekuk dasar berbeda kedalamannya, maka : Jika selisih kedalamannya lebih besar dari 1,0 meter, harus dipasang dinding pemisah pelindung setinggi minimal 1,50 meter. Jika selisih kedalamannya lebih kecil dari 1,0 meter, maka cukup dipasang pagar (railing) setinggi minimal 0,6 meter.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



30



Pintu lantai perhentian. Untuk mencegah kecelakaan yang mungkin timbul, diantaranya : -



Tergelincir, terhimpit atau terbentur pada pembukaan pintu; Terjerat atau terseret kereta; Terjatuh ke dalam ruang luncur; Terjepit pintu lantai.



Maka perlu diperhatikan pemasangan sebagai berikut : 1.



Kunci kait (interlock) harus dilengkapi dengan kontak arus listrik, dan bekerja sejalan dengan pengendalian lift, sehingga kereta tidak dapat bergerak jika salah satu pintu tebuka. 2. Semua jenis pintu (otomatis maupun tidak) harus dilengkapi dengan kunci kait (interlock) yang menjamin : - Kereta tidak dapat bergerak atau melanjutkan gerakannya, kecuali apabila semua pintu dalam keadaan tertutup rapat dan terkunci. - Pintu dapat terbuka jika kereta dalam keadaan berhenti dan permukaan lantai kereta sama rata dengan lantai pemberhentian, atau lantai kereta berada dalam batas jarak maksimum 20 cm diatas atau dibawah dari permukaan lantai perhentian. 3. Pintu-pintu lantai dan pintu kereta harus dapat menutup dengan rapat dengan cara penekanan oleh gaya pegas atau oleh gaya gravitasi pemberat. 4. Jarak antara ambang pintu (door sill) kereta dan pintu lantai (running clearance) harus dibuat tidak lebih dari 35 mm. 5. Alur-alur pada ambang pintu dimana sepatu-sepatu pintu meluncur harus sellu berih, sehingga pintu dapat bergerak hambatan. Sepatu yang aus atau longgar harus segera diganti dengan yang baru. 6. Apabila pada pintu-pintu dilengkapi dengan panel kaca, maka panel tersebut harus selalu utuh dan kokoh dan tahan api sesuai pintunya. 7. Pada tiap kali perhentian, lantai kereta harus sellu rata dengan permukaan lantai. Apabila tidak rata, maka alat perata kereta harus diperiksa dan disetel. 8. Ambang pintu (door sill) harus dibuat dari bahan yang kuat dan tidak licin. 9. Permukaan lantai pada ambang harus rata dengan permukaan lantai sekitarnya. 10. Cahaya atau penerangan pada daerah lantai pemberhentian harus cukup terang, minimal 100 lux. Kereta. 1. Setiap rangka kereta harus terbuat dari baja yang sesuai kekuatannya, kecuali lif pelayan (dumbwaiter) tidak perlu dengan rangka. 2. Atap kereta harus cukup kuat untuk menahan berat peralatan yang ditempatkan diatasnya dan beban minimal dua orang yang mungkin naik diatasnya. 3. Setiap atap kereta (kecuali lif pelayan) harus dilengkapi pintu darurat dengan ketentuan : - Dapat dibuka dari dalam atau dari luar kereta arah ke atas. - Tidak menganggu peralatan diatas atap kereta sewaktu dibuka sebagian atas seluruhnya. - Ukuran cukup luas, sekurang-kurangnya berukuran 0.35 x 0.45 m, yang memungkinkan orang keluar/masuk kereta dengan mudah. 4. Pintu darurat harus dilengkapi dengan kontak arus listrik sejalan dengan pengendalian, kecuali untuk lif yang tidak otomatis. 5. Interior badan kereta harus merupakan kurungan tertutup (kecuali lif barang) 6. Kereta lif barang yang tidak diperlengkapi dengan atap, tinggi dinding tidak boleh kurang dari 2 (dua) meter. 7. Luas lantai kereta harus dibatasi sesuai kapasitas atau jumlah penumpang maksimal (lihat 4.2.4.7), kecuali lift rumah sakit (hospital elevator) dapat lebih luas dengan ketentuan harus mendapat izin khusus dan harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (overload limit switch). 8. Tinggi bagian dalam dari kereta tidak boleh kurang dari 2 (dua) meter, (kecuali lif pelayan).



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



31



9. Instalasi lampu penerangan dan langit-langit gantung (suspended ceiling) di dalam kereta harus cukup kuat dan aman dari goncangan akibat bekerjanya pesawat pengaman kereta. Langit-langit gantung dilarang terbuat dari kaca (glass). 10. Setiap kereta (kecuali lif pelayan) harus dilengkapi dengan pintu, dengan pengaman mekanis dan elektris.



gambar kereta lift



11. Setiap kereta (kecuali lif pelayan) harus dilengkapi dengn : - Ventilasi udara dan penerangan yang cukup serta memenuhi syarat. - Stop kontak, saran kendali dan penerangan di atas atap kereta (lihat 4.2.2.6). - Lampu darurat dalam kereta dengan sumber tenaga dari baterai (aki), yang bekerja otomatis dn tahan selama satu jam. - Penerangan listrik di bawah bagian kereta, kecuali bila telah tersedia penerangan pada lekuk dasar ruang. 12. Kereta harus diperiksa terhadap kemungkinan cacat konstruksi dan pemasangan diantaranya - Baut-baut yang longgar. - Roda atau sepatu luncur pemandu yang sentries. - Goyangan, getaran dan suara-suara tidak normal. 13. Pintu darurat pada kereta hrus di uji dengan cara membuka pintu tersebut. 14. Semua tombol dan sakelar dalam kereta harus utuh (tidak retak) dan tetap berfungsi. 15. Kereta harus dilengkapi alat pembatas beban lebih (over load limit switch) yang menyebabkan kereta tidak mau berangkat serta pintu tetap terbuka dan menyembunyikan suara buzzer.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



32



Tali Baja Bahaya dan kecelakaan akibat putusnya tali baja tidak mudah terjadi apabila tali baja tersebut cukup kuat, terpelihara baik dan pemeriksaan secra teratur. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : 1. 2. 3.



4.



Tali penarik kereta, bobot imbang dan keperluan governon harus digunakan tali baja lemas (flexible) dan dengan kekuatan serta faktor keamanan yang sesuai, dan tidak boleh terdapat sambungan. Rantai tidak boleh dipergunakan untuk penarik kereta dan bobot imbang (kecuali lift khusus untuk perumahan yang sifat penggunaannya pribadi). Lift tarikan langsung (drum drive lift) sekurang-kurangnya harus menggunakan 2 (dua) lembar tali baja penarik kereta dan dua tali baja penarik bobot imbang, sedangkan lift tarikan gesek (traction drive lift) harus mempergunakan minimal 3 (tiga) lembar tali baja, (kecuali lif pelayan). Penggunaan tali baja harus memperhitungkan faktor keamanan sesuai daftar tersebut dibawah ini. Kecepatan (m/m) 20 – 59 60 -90 105 – 180 210 – 300 Diatas 300



Lif



Faktor keamanan tali baja tarik 8,0 9,5 10,5 11,5 12,0



5. Garis tengah tali baja penarik kereta dan bobot imbang sekurang-kurangnya harus 8 (delapan) mm, kecuali lif pelayan 6 (enam) mm. Gambar Tali Baja



6.



Perbandingan garis tengah teromol terhadsp tali baja minimal adalah : - 40 : 1 untuk lif jenis papun. - 25 : 1 untuk governor.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



33



7.



Semua roda puli harus beralur khusus untuk penempatan tali baja. Ukuran alur harus tepat/sesuai guna mencegah tali terjepit dan/atau tergelincir (slip) terhadap keliling puli. 8. Tali baja pada lif tarikan langsung (drum drive lift) harus cukup panjang, sehingga pada waktu kereta berada pada batas perjalanan terakhir, tali baja dalam teromol masih bersisa sekurang-kurangnya satu setengah belitan pada tabung gulungan. 9. Ujung tali baja pada lif tarikan langsung (drum drive lift) hrus diamankan dengan soket lonjong dari babit atau dijepit pada bagian sisi kepingin dari tabung gulungan. 10. Pengikat ujung tali pada kereta dan bobot imbang harus dikerjakan sesuai prosedur baku dengan teliti dan baik. Dalam praktek penyambungan tali baja ada 2 sistim yaitu : a. Untuk lif berkecepatan maksimal sampai 45 m/m, pengikat dapat dengan cara diklem. Jumlah klem pengikatan baja sekurang-kurangnya 3 buah berjarak 20 cm dan arah baut klem selang seling. b. Untuk lif berkecepatan lebih dari 60 m/m atau lebih, pengikatn dengan cara ujung tali masuk ke soket dari baju tempa, lilitan diurai dan di tekuk masuk kedalam soket, kemudian soket dicor dengan babit. Perlengkapan pengamanan. 1. Pesawat pengaman kereta (car safety device). a. Setiap kereta, kecuali lif pelayan harus dilengkapi pesawat pengaman kereta yang dapat memberhentikan kereta dari kelajuan, apabila terjadi kecepatan lebih. b. Pesawat pengaman kereta yang dipergunakan harus dapat memberhentikan kereta dengan aman tanpa mengejut. c.



Setiap lif harus dilengkapi dengan sebuah governor yang memicu dan mengatur bekerjanya pesawat pengaman kereta, jika terjadi kecepatan lebih (overspeed).



d. Governor harus disetel dan diuji sehingga pesawat pengaman kereta bekerja sebelum mencapai prosentase kecepatan lebih tertentu, sesuai daftar. Jika governor telah dietel dan disegel dari pabrik pembuatnya, tetap harus diuji keabsahannya.



Gambar Perlengkapan pengaman kereta. Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



34



Tabel Daftar kecepatan lebih Kecepatan lif (m/m)



sampai 42 42 s/d 90 90 s/d 105 105 s/d 150 150 s/d 210 210 s/d 300



Prosentase maksimal kecepatan lebih terhadap kecepatan normal (%) Saat saklar Saat governor OS bekerja terbuka 40 50 30 40 25 35 20 30 15 25 15 20



Jarak tempuh perhentian kereta (kemerosotan) (m) 0,05 0,10 0,25 0,50 1,00 2,00



– 0,40 – 0,70 – 1,10 – 1,80 – 3,00 – 5,60



e. Setiap lif yang kecepatannya minimal 60 m/m harus dilengkapi sebuah saklar (Overspeed Switch, OS) pemutus rus listrik ke pengedalian motor. Saklar bekerja atas pengungkit pada governor ketika lif mengalami kecepatan lebih tertentu (lihat table 1-8). f.



Pesawat pengaman harus dilengkapi dengan Safety Operated Switch (SOS) untuk semua jenis atau kecepatan lif, yang dapat memutuskan arus listrik ke motor saat governor bekerja.



g. Pesawat pengaman senantiasa dirawat agar selalu tetap dalam keadaan bekerja baik. Pemeliharaan pesawat pengaman ini dengan cara member pelumas secara teratur pada bagian tertentu. h. Governor dan pesawat pengaman secara berkala harus diperiksa atas keausan, keretakan, pecah, karatan dan atas kemungkinan baut-baut longgar. i.



Pesawat pengaman dalam waktu-waktu tertentu harus diuji kemampuannya. Pengujian harus dilakukan oleh tenaga ahli yang kompeten.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



35



Penjelasan Cara Bekerja Pesawat Pengaman Cara bekerja pesawat pengaman kereta terpisah dari cara bekerja motor penggerak lif. Peralatan pengaman kereta ini terdiri dari : 1. Governor sebagai pengindra dan pembatas kelajuan lif. 2. Dasar pengaman kereta (safety block), yang berada langsung dibagian bawah rangka kereta di kiri dan kanan (pada produk tertentu dipasang pada bagian atas rangka). 3. Tali baja governor. 4. Roda teromol sebagai pengatur tegangan tali baja governor yang berada di lekuk dasar (pit). Lif berkecepatan tinggi (120 m/m keatas) pengaturan tegangan dengan pegas dan peredam hidrolis yang dipasang pada rangka teromol. Tali baja governor, bergerak diantara roda penegang (tension sheave) dan roda governor dan kedua ujung dari kabel baja tersebut diikatkan pada tangan (stang) penggerak rem pada rangka kereta, sehingga pasak atau rem kiri dan kanan bekerja sekaligus serempak. Dalam keadaan normal, pesawat pengaman tidak mempengaruhi jalannya lif, kecuali jika kecepatan lif melampaui batas kecepatan tertentu, dengan prosentase sesuai daftar tersebut diatas. Sistim pengaman ini bekerja dengn dua tahap sebagai berikut : a. Pada tahap pertama, apabila awal mula terjadi kecepatan lebih (lihat daftar) lif dalam keadaan turun, maka governor akan membuka sakelar OS pemutus arus listrik ke motor penggerak lif, dan memberhentikan lif. b. Apabila OS tidak sempat bekerja dan kereta tetp melaju dengan kecepatan terus meningkat, maka governor akan tersentak menyebabkan rahang governor menggigit tli baja, selanjutnya menyebabkan tangan-tangan menarik rem masuk ke dalam rumah (blok) sert menjepit rel pengantar. Lif akan berhenti pada jarak lintas tertentu. Berhentinya dibantu oleh pegas yang ada pada blok rem/pasak. Lihat daftar jarak lintas perhentian merosot. Bersamaan dengan peristiwa tersebut saklar SOS terbuka, sehingga arus ke motor terputus.



Ø Saklar-saklar pembatas (Limit Switches) a. Setiap lift harus dilengkapi dengan saklar-saklar pengaman batas lintas (travel limit switches) yang akan memutuskan arus listrik ke motor secara otomatis sebelum kereta atau bobot imbang mencapai batas-batas lintas terakhir ujung atas dan bawah dari ruang luncur (lihat 4.2.3.2). b. Saklar-saklar pengaman batas harus diperiksa mengenai jarak terhadap lantai dan letaknya, keadaan ikatannya dan letak tuasnya (cam), yang akan membuka saklar dan memutus arus listrik menuju motor penggerak (lihat 4.2.4.8). c. Terhadap saklar-saklar pengaman batas harus diadakan percobaan (test) untuk mengetahui baik tidaknya cara bekerja saklar-saklar tersebut, sehubungan dengan luang lari (runby). d. Saklar-saklar pengaman batas harus selalu terpelihara baik, agar dapat bekerja secara otomatis memutuskan arus listrik ke motor lif dan pemberhentian kereta, apabila kereta melampaui batas lintas yang ditentukan, sebelum bobot imbang menyentuh penyangga



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



36



Ø Penyangga/ peredam (buffer). a. Setiap kereta dan bobot imbang harus dilengkapi dengan penyangga/ peredam (buffer) yang di tempatkan di lantai lekuk dasar (pit) ruang luncur. b. Penggunaan penyangga harus sesuai dengan kecepatan kereta menurut ketentuan sebagai berikut : Tabel Kecepatan lift dan jenis penyangga Kecepatan jalannya kereta Kecepatan tidak melebihi dari 30 m/m. Kecepatan lebih dari 30 m/m, tetapi kurang dari 90 m/m. Kecepatan lebih dari 90 m/m.



Jenis peredam atau penyangga yang harus digunakan Bumper (penyangga masih kenyal atau penyangga pefas (spring buffer) Penyangga pegas (spring buffer) atau peredam oli (oil atau hydraulic buffer) Peredam oli (Oil hydraulic buffer).



atau



c. Permukaan minyak hidrolis penyangga harus diperiksa, sesuai batas petunjuk. d. Untuk penyangga hidrolik harus digunakan jenis oli/minyak khusus yang dianjurkan oleh pabrik pembuat. e. Dudukan penyangga harus rata dan vertikal. Baut-bautnya hrus diperiksa. f. Penyangga pegas harus diperiksa, kedudukannya harus kokoh ditempatnya. g. Jarak langkah (stroke) dari penyangga/ peredam harus diuji memenuhi syarat-syarat sesuai dengan kecepatan lif, sebagai berikut : Tabel Kecepatan lif terhadap Langkah peredam Kecepatan (m/m) s/d 45 60 90 105 120 150 180 210 240 300 360 420



L, Langkah peredam saat ditekan (meter) 0,04 0,06 0,15 0,20 0,27 0,43 0,63 0,84 1,10 1,60 2,40 3,30



Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan kereta turun melampaui batas bawah, menekan penyangga sepenuhnya dalam hal ini limit switch di jumper.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



37



Ø Kapasitas dan luas lantai kereta. a. Kapasitas angkut yang direncanakan dalam rekayasa pesawat lif harus menjadi kapasitas angkut yang dinyatakan dan tertera dengan jelas dalam kereta. b. Perubahan kapasitas angkut yang diijinkan tersebut ayat (i) harus dengan Keputusan Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya. c. Kapasitas angkut lif yang diijinkan harus tertulis dalam kereta dan dinyatakan dalam kg dan jumlah orang yang dapat diangkut. d. Cara menentukan jumlah maksimal orang yang dapat diangkut tersebut pada ayat (iii) ialah kapasitas angkut dalam kilogram (kg) dibagi 68, kecuali lif kapasitas dibawah 600 kg dibagi 70 (lihat daftar) e. Contoh : Muatan orang yang diijinkan = 750 kg/68 = 11 orang Muatan yang diijinkan = 300 kg/70 = 4 orang f.



Kapasitas angkut yang ditetapkan dan diijnkan tidak boleh dilampaui ataupun dirubah, termasuk penambahan dekorasi dinding, lantai dan langit-langit kereta. g. Kapasitas angkut tersebut harus dinyatakan secara tertulis dipasang didalam kereta pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca. h. Luas rantai kereta harus dibatasi untuk mencegah agar jumlah penumpang tidak melibihi kapasitas angkut yang diijinkan. Lihat daftar kapasitas lif yang umum dipakai (kg) dan luas kereta. Tabel Kapasitas Lif Kapasitas angkut (kg) 300 375 450 525 600 680 750 900 1000 1100 1250 1350 1425 1500



Maksimum jumlah muatan (orang) 4 5 6 7 9 10 11 13 15 16 18 20 21 22



Maksimum luas bersih lantai kereta (m²) 0,90 1,10 1,30 1,45 1,60 1,75 1,90 2,20 2,50 2,65 2,95 3,10 3,25 3,40



Ø Peralatan tanda bahaya. Setiap kereta (kecuali kereta lift pelayan) harus dilengkapi dengan sinyal tanda bahaya yang dapat digunakan dari dalam kereta, yaitu berupa : a. Bel listrik kecemasan (darurat) yang dipasang dalam gedung di tempat yang mudah didengar oleh pengawas bangunan atas orang yng ditunjuk bertanggung jawab terhadap pemakaian lif, atau b. Interphone atau intercom sebagai penghubung dari dalam kereta dengan pengawas bangunan atau orang yang ditunjuk bertanggung jawab terhadap pemakaian lift.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



38



Luang lari (runby) 1. Luang lari (runby) bobot imbang adalah jarak antara plat rangka bawah bobot imbang dengan ujung atas penyangga. Luang lari harus dibatasi minimal sebagai berikut : a. Penyangga hidrolis pada lif berkecepatan minimal 90 m/m, luang lari adalah 23 cm. b. Penyangga pegas, untuk : 1) Kecepatan lif 7.5 m/m, luang lari = 11 cm 2) Kecepatan lif 15 m/m, luang lari = 15 cm 3) Kecepatan lif 30 m/m, luang lari = 22 cm 4) Kecepatan lif 60 m/m, luang lari = 30 cm. Contoh : Luang lari bobot imbang = 20 cm. Kecepatan lif 180 m/m. Sesuai daftar, langkah penyangga = 63 cm. Tinggi ruang bebas atas, saat bobot imbang membentur : 1 Luang lari 20 cm 2 Langkah peredam 63 cm 3 Lonjakan 33 cm setengah langkah 4 Ruang aman 60 cm Jumlah 176 cm



PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI PESAWAT LIF 1. Jenis riksa uji . Pemeriksaan dan pengujian tehadap pesawat lift dibagi dalm 3 jenis, yaitu : a. Pemeriksaan dan pengujian awal terhadap instalasi yang baru selesai dipasang. b. Pemeriksaan dan pengujian ulang dan dapat dilakukan sewaktu-waktu, sekurangkurangnya satu kali setahun. c. Pemeriksaan dan pengujian khusus karena pada pesawat telah diadakan reparasi, perubahan teknis dan nyata-nyata dianggap perlu. 2.



Syarat-syarat pelaksanaan riksa uji. Setiap instalasi pesawat yang baru selesai dipasang atau direparasi, atau diadakan perubahan teknis, maka sebelum dipakai harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Tujuan dari pemeriksaan dan pengujian ini ialah untuk meyakinkan bahwa pesawat lif yang bersangkutan betul-betul dapat bekerja atau berfungsi dengan aman termasuk kerja semua peralatan pengamannya.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



39



Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian instalasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Pemeriksa atau penguji harus memakai pakaian kerja berlengan pendek, bersepatu yang tidak mudah tergelincir, siap dengan lampu senter model saku, pensil dan buku catatan serta balok karet. 2. Pemeriksa tidak boleh memakai jam tangan, cincin atau sejenisnya dan tidak berdasi. 3. Pemeriksa menggunakan sarung tangan khusus, dimana saat tertentu diperlukan. 4. Waktu bertugas diatas atap kereta, usahakan salah satu tangan hrus memegang pada bagian rangka kereta yang aman atau pagar railing pada atap. 5. Sebelum bagian-bagian alat listrik diperiksa, aliran listrik ke bagian yang diperiksa harus dimatikan dan pada sakelarnya harus diberi tanda peringatan bahwa lif sedang diperiksa. 6. Harus tersedia sarana kendali di atas kereta antara lain tombol untuk menggerakan kereta bergerak ke atas dan ke bawah dengan kecepatan rendah (inspection speed) 0,5 m/s, tombol stop darurat (emergency stop switch) yang dapat memberhentikan kereta dalam keadaan darurat dan lampu penerangan yang berlindung.



3.



Peralatan pengaman pada pesawat lif. Peralatan pengaman utama pada lift antara lain : 1. Sebuah alat pengindra dan pembatas kecepatan (governor) yang mengatur bekerjanya alat pengaman kereta (car safety device) apabila kecepatan kereta melampaui batas yang ditentukan dilengkapi dengan pemutus control listrik. 2. Sakelar pelamban (slow down switch) dan sakelar batas lintas (limit switch) yang keduanya berfungsi sebagai pengaman batas perjalanan kereta baik di ujung atas maupun di ujung bawah yang bertugas untuk menghentikan kereta apabila sampai pada batas perjalanan terakhir ke atas atau ke bawah. 3. Rem mesin yang bekerja secara otomatis apabila sumber tenaga listrik tiba-tiba terputus. 4. Kunci kait (interlock) pada semua pintu ruang luncur dan kontak listrik pengaman pada pintu kereta, keduanya untuk mengatur secara otomatis, agar pintu ruang luncur dan pintu kereta hanya dapat terbuka apabila kereta berada pada batas tertentu dari permukaan lantai perhentian (lihat 2.4.4). 5. Penyangga dan peredam (buffer) terpasang pada lekuk dasar ruang luncur untuk meredam gaya tumbukan kereta dan/atau bobot imbang yang mungkin jatuh bebas, yaitu ada 2 macam : a. Penyangga pegas atau penyangga masip kenyal b. Penyangga hidrolik atau peredam. 6. Tombol sakelar darurat (emergency stop switch) di dalam kereta yang berbentuk gagang atau tombol berwarna merah. 7. Peralatan pengaman dan peralatan pendukung lainnya yang disesuaikan dengan standar pabrik pembuat dan tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.



4.



Prosedur pemeriksaan dan pengujian. Mengingat aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K-3), maka pemerisaan minimal diarahkan pada obyek : 1. Kamar mesin; 2. Ruang luncur; 3. Lekuk dasar (pit); 4. Pintu-pintu lantai perhentian; 5. Kereta; 6. Tali baja; 7. Perlengkapan pengaman; 8. Luang lari (runby)



5.



Pemeriksaan dan pengujian ulang.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



40



1. Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan secara berkala paling lambat dilakukan satu kali tiap-tiap tahun. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian ulang sama halnya dengn prosedur untuk pertama kalinya. Pada pemeriksaan dan pengujian ulang harus dilakukan bersama-sama dengan tenaga ahli yang kompeten dan bertanggung jawab. Dalam melakukan pemeriksaan pegawai pengawas harus menjaga diri keselamatan masing-masing terutama waktu berada dalam kamar mesin, di atas kereta dan di dalam lekuk dasar. 2. Perhatikan setiap lif dan bagian-bagiannya harus dirawat sebagaimana mestinya, agar selalu bekerja dengan tepat dan aman, dan memenuhi syarat-syarat miniml pemeriksaan a. Kamar mesin, ruang luncur dan lekuk dasar (pit) harus selalu dijaga kebersihannya dan bebas dari sampah, kotoran debu, ceceran minyak dan halangan lainnya. b. Rel pemandu, governor, pesawat pengaman, kereta, pintu-pintu, mesin, penyangga dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi secara teratur, agar tetap dalam keadaan berfungsi sebagaimana mestinya dengan aman. 3. Tali baja yang memperlihatkan tanda-tanda memecah, putus atau patahan pada beberapa komponen, kawat, ataupun berkarat, dan ataupun diameternya susut lebih dari 10%, harus segera diganti dengan yang baru. Tali baja harus dilumasi dengan minyak pelumas yang khusus, jika ternyata kering. 4. Semua pintu lantai harus lebih sering diperiksa dan disetel ulang, agar selalu bekerja sebagaimana mestinya dengan optimal dan aman. 5. Semua peralatan pengaman (mekanis dan elektris) dan tanda-tanda bahaya (alarm bell dan sebagainya) harus lebih sering diperiksa dan dicoba, supaya selalu siap berfungsi sebagaimana mestinya.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



41



PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja Nama Pengawas NIP Tanggal Tanda tangan 2.



: : : :



………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ……………………………………………………….



Perusahaan Jasa Inspeksi Teknis Nama Tenaga Ahli K3 Lift Tanggal Tanda tangan



: : : :



……………………………………… ……………………………………… ……………………………………… ………………………………………



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



42



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



43



PENGOPERASIAN. Kondisi Normal 1.



Jenis Cara Kerja a. Cara kerja lif yang paling sederhana ialah Single Automatic Push Button (SAPB), digunakan pada lif barang dibangunan industry dan rumah-rumah pribadi. b. Cara kerja yang umum dipakai ialah otomatis kolektif. Sifat kolektif dipakai pada lif tunggal (simplex operation), lif ganda (duplex operation) dan lif kerja gabung (grup operation).



2.



Kerja Lif Ganda (duplex operation) a.



Kerja lif harus otomatis dengan cara penekanan tombol yaitu tombol panggilan lantai (PL) atau hall call dan tombol permintaan kereta (PK) atau car call. b. Salah satu lif akan berhenti atas panggilan PL dan PK jika arah lif tersebut sesuai dengan panggilan, dan penekanan tombol dilakukan lima detik sebelum lif berhenti pada lantai yang dimaksud. c. Seseorang masuk kereta diberikan kesempatan menekan PK (prioritas) sebelum pintu lif menutup. Jika selang waktu tersebut PK tidak ditekan, maka kereta bebas menuju kea rah dimana ada PL. d. Semua PL arah ke atas akan dilayani oleh lif yang ke aatas, sebaliknya PL arah ke bawah dilayani oleh lif yang bergerak ke bawah. Lif akan berbalik arah, jika panggilan/ permintaan terakhir telah dilayani dan selanjutnya akan melayani PL dan PK dengan arah yang berlawanan. e. Jika lif tidak ada tugas, salah satu lif menunggu di lobby. Lif lain (kedua) berhenti dilantai dimana dia terakhir mengantar penumpang. Jika lif yang kedua ini kebetulan tugas akhir mengatar penumpang ke lobby pada hal di lobby sudah ada lif, maka segera lif yang menunggu di lobby berangkat ke lantai “home landing”. Home landing biasanya dipilih lantai yang terletak 2/3 total lintasan. Umpama gedung berlantai 15, maka Home Landing” di set pada lantai 10. f. Lif yang menunggu di lobby akan berangkat jika lif kedua sibuk melayani PL dan PK mulai selang waktu tertentu. 3.



Kerja Lift Gabung (Group Operation). a. Operasi kerja gabung pada dasarnya sama dengan kerj duplex (butir 4.1.2). b. Tugas tiap-tiap lif dikendalikan oleh supervisoy control, memanfaat-kan microprocessor. c. Jumlah lantai seluruh bangunan seolah-olah dibagi menjadi beberapa zona sebanyak jumlah lif yang ada. Lobby merupakan zona sendiri, sebagai lantai prioritas. d. Semua lif tanggap atas PL dan PK, dan akan menyebar ke zona yang kosong jika selesai tugas. e. Microprocessor dilengkapi beberapa perangkat unggulan (features), yaitu Up Peak Demand (UPD) dan Down Peak Demand (DPD) untuk menanggulangi arus padat pagi hari dan sore hari. f. Banyak cara untuk memicu saat terjadinya UPD dan DPD. Feature yang lain banyak ditawarkan oleh pabrik lif, antara lain : Relative System Response, Channeling Operation,dan Arfical Intellegent (dengan maksud yang berbeda-beda).



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



44



4. Cara-cara Kerja Khusus a.



Relative System Response (RSR) 1. Relative system response adalah penghitungan system waktu relative atas masingmasing lif, dalam suatu group operation. 2. Optimasi diperoleh dengan menghitung system waktu relatif atas masing-masing lif dibandingkan satu dengan lainnya, mana yang akan lebih berpeluang untuk menanggapi tombol panggilan PL. 3. Unsur-unsur itu ialah : jarak lif dengan lantai yang membutuhkan pelayanan PL dan PK sebelumnya, jumlah beban penumpang dikereta, jumlah PK yang harus dipenuhi, arah jalannya lif dan terjadinya PL dan PK yang mendadak. 4. Hanya lif yang mempunyai RSR terpendek akan diberi tugas menjemput PL. 5. Keputusan ditetapkan oleh MCU lima detik sebelum mendarat dan perhitungan relative waktu dilakukan lima kali per-detik.



b.



Channeling Operation 1) 2) 3) 4) 5)



Channeling operation terjadi jika timbul lonjakan arus penumpang menunggu lif di lobby (morning peak hour). Channeling mulai beroperasi setelah sensor yang mendetect adany arus penumpang memberi masukan pada kontroler. Channeling biasanya dipakai pada bangunan bertingkat tinggi saja. Controller membagi jumlah lantai menjadi beberapa sector (2-4 lantai) sesuai dengan keadaan sesaat dan jumlah lif. Lif tertentu pada saat tertentu melayani sector tertentu sehingga bekerja efisien, karena lif hanya melayani satu sector, setelah selesai langsung ke lobby, dan mendapat tugas untuk sektor lain.



Penjelasan : Pada lobby diatas pintu terpampang layar (display). Lima detik sebelum lif tiba, layar memberitahu lantai-lantai yang akan dituju. Jika arus penumpang reda, channeling ilang. Keadaan Darurat. 1. a. b. c. d. e. f. g. h. i.



Operasi kebakaran Jika saklar (toggle switch) yang terdapat pada kotak kaca telah diaktifkan, maka signal “FIREMAN’S SERVICE” akan menyala, memberitahu penumpang bahwa lif akan turun ke lobby untuk dipakai oleh regu kebakaran. Jika pada saat itu lif yang sedang bergerak ke atas akan berhenti pada lantai terdekat berikutnya, tanpa membuka pintu dan langsung bertolak turun nonstop ke lantai lobby (atau suatu lantai yang direncanakan). Jika pada saat itu lif sedang bergerak turun, maka lif tersebut meneruskan perjalanan langsung ke lantai lobby. Lif yang sedang parkir di suatu lantai, maka segera menutup pintu dan berangkat ke lantai lobby. Pintu yang menutup tersebut diatur tidak akan membuka kembali, meskipun safety shoe (edge) tersinggung oleh seseorang ataupun tombol DC ditekan. Semua operasi tersebut diatas tanpa mengindahkan panggilan tombol PK dan PL. Jika semua lif telah sampai di lobby, maka pintu-pintu membuka. Salah satu lif siap dipakai oleh petugas regu pemadam dengan menggunakan kunci kontak. Jika saklar kebakaran kembli ke normal, maka signal “FIREMAN’S SERVICE” padam dan lif bekerja secara normal. Lif tidak dapat dianggap sebagai bagian dari tata cara penyelamatan dari bahaya kebakaran, akan tetapi masih boleh digunakan sebagai jalan pelarian saat awal sirine berbunyi.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



45



2.



Syarat Lif Kebakaran.



Lif khusus untuk dipakai regi pemadam kebakaran mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : a. Sumber tenaga dari generator darurat, b. Kabel feeder tenaga harus tahan api (fireresistance) selama satu jam, dan dipasang dalam perlindungan terhadap api. c. Luas kereta minimal 2.0 m², lebar pembukaan pintu minimal 1.0 m, atau dapat masuk kereta tabung pemadam kebakaran 30 kg. d. Tempo perjalanan sampai lantai teratas tidak lebih dari 60 detik. e. Setelah kunci kebakaran di switch ke ON, tombol PK ditekan. f. Tiap-tiap daerah operasi kerja kelompok disediakan satu buah lif untuk regu pemadam. g. Setelah lif tiba ditempat lantai yang dituju, pintu tidak otomatis membuka, tetapi harus dengan menekan tombol DO, secara terus menerus. h. Kamar mesin lif, ruang-luncur dan pintu-pintu lif harus tahan api selama satu jam. Pintu-pintu sebaiknya kedap asap. i. Perhentian terminal bawah harus mudah dicapai oleh kendaraan regu pemadam, yaitu setelah saklar kebakaran diaktifkan lif langsung ke terminal bawah khusus untuk regu pemadam kebakaran. 3.



Gempa Bumi a.



Alat pendeteksi adanya gelombang gempa dapat dipasang, agar lift otomatis berhenti pada saat terjdi gempa. b. Tujuannya agar rel tidak rusak akibat dari guncangan pendulum effect. c. Setelah gempa berhenti, segera dilakukan inspeksi seluruh rel. rel yang bengkok atau terpuntir harus diganti. d. Braket juga mengalami pemeriksaan kemungkinan baut dan angker menjadi longgar termasuk sepatu luncur pemandu. e. Lif-lif rumah sakit di daerah gempa, tidak boleh rusak akibat gempa, karena harus melayani pasien gawat darurat ke ruang operasi. Rel harus lebih besar dari semestinya. Jumlah braket diperbanyak, sepatu luncur diperbesar atau ditambah. 4.



Kemacetan a. b.



c.



Kemacetan lif oleh sumber tenaga PLN putus, harus ditanggulangi dengan generator darurat. Kemacetan lift oleh sebab fungsi pengaman bekerja, umpama overspeed dan karena kesalahan teknis, (perawatan dan komponen yang aus) dapat ditanggulangi dengan REM (remote elevator monitoring) yaitu dengan memasang modem, melalui line telpon secara otomatis kemacetan direkam pada computer kontraktor perawat. Atau secepat mungkin diperbaiki. Operasi emergency landing device atau Automatic Rescue Device (ARD), hanya dianjurkan untuk lif rumah sakit saja. Lihat lampiran uraian cara kerja ARD.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



46



5.



Tenaga Listrik Darurat a.



Generator listrik darurat harus dapat menggantikan hilangnya sumber tenaga PLN, dalam waktu singkat secara otomatis. b. Oleh karena sumber darurat tidak berdaya penuh, maka harus ada pembagian jatah. Yaitu setengah dari jumlah lif mendapat tenaga dan setengah yang lain istirahat. c. Operasi darurat sebagai berikut : 1) Segera setelah arus darurat masuk, secara otomatis satu persatu secara bergantian lif turun ke lobby yaitu dari tiap-tiap kelompok operasi (low rise, med rise, high rise dan sebagainya). 2) Setelah tiba dilobby pintu membuka agar semua orang keluar. 3) Kemudian ada beberapa lif yang terpilih secara otomatis mendapat jatah tenaga untuk beroperasi kembali. Jumlah lif tersebut tergantung perencanaan awal berdasar tersedianya jatah tenaga Prosedur cara menolong penumpang dari Kereta Lift. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



10. 11. 12. 13.



Pertolongan penumpang lift yang macet harus dilakukan oleh 2 orang petugas yng terlatih. Beritahu pengelola bangunan atau pengawas, bahwa pertolongan akan segera dilaksanakan. Matikan sumber tenaga listrik pada panel saklar di kamar mesin. Pastikan lokasi kereta yang macet ada diantara lantai-lantai berapa, terlihat pada indicator diselektor. Buka dop penutup ujung as monitor. Pasang alat engkol diujung as tersebut. Motor-motor lift model lain, pada ujung asnya telah terpasang roda gila (fly wheel) yang sekaligus berfungsi sebagai engkol. Peringkatkan penumpang agar tetap tenang didalam kereta, dan jangan memaksa buka pintu, karena kereta akan digerakkan. Buka rem motor dengan alat pengungkit atau dengan handel yang terpasang. Seorang memegang engkol, menahan gerakan, sementara seorang lain membuka rem. Kemudian engkol diputar kearah yang ringan, sampai kereta bergerak mendekati pintu lantai, pada posisi kira-kira cukup 20 cm dari permukaan lantai bangunan. Pada posisi ini pengungkit (cam) pintu kereta telah mencapai kunci kait pintu lantai. (Perhatikan indicator pada selector). Lepaskan alat pembuka rem atau handel. Sekarang as motor dalam keadaan direm. Pada pintu lantai dimana kereta sekarang berada, dipasang alat pembuka darurat (emergency unlocking device). Buka pintu dengan cukup tenaga, kemudian lepaskan alat pembuka tersebut. Setelah pintu dibuka penuh, pada bagian bawah pintu diganjal agar tetap terbuka. Bimbing penumpang keluar, melangkah naik atau turun dari kereta.



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



47



Catatan : a. Tahapan 1 sampai dengn 10, pelaksanaan petugas dikamar mesin. b. Tahapan 11 sampai 13, pelaksanaan dilantai dimuka pintu, dimana kereta lift berada. c. Petugas harus dilatih secara resmi oleh perusahaan pemasang (instalatir) lift dan diulang tiap-tiap tahun. Pelaporan Pelaporan Pekerjaan seluruhnya diserahkan kemanajemen pengelola gedung untuk kelengkapan Administrasi antara CV. SIMPUL PRIMA GEMILANG dan Gedung Smesco UKM / Pihak kementerian Koperasi dan UKM -



Laporan harian Laporan Mingguan Laporan Bulanan Berita Acara Penggantian Barang (apabila ada penggantian barang)



Demikian usulan Metode dan Rencana kerja ini kami sampaikan sebagai syarat teknis penawaran harga dan metode pelaksanaan pekerjaan ini dapat kami kembangkan seuai dengan ketentuan yang berlaku pada gedung SMESCO UKM demi mutu pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Elevator (Lift) yang maksimal,



Jakarta, 21 November 2016 CV. SIMPUL PRIMA GEMILANG



Pardingotan Simarmata Direktur



Metode Pelaksanaan Jasa Pemeliharaan Lift TA 2017



48