METODE PELAKSANAAN Gedung Kemenkeu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UNTUK PEKERJAAN : Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Infrastruktur dan Sarana Prasarana K-9 Kantor Pusat DJBC Tahun Anggaran 2021



LOKASI PEKERJAAN :



Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai - Jakarta



PT RIANGGA JAYA UTAMA I.



PENDAHULUAN Metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan evaluasi teknis sebagaimana ketentuan yang tercantum dalam dokumen pengadaan (dokumen lelang). Maksud dan tujuan dari uraian metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pekerjaan dan tata cara pelaksanaan yang dapat menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Ruang Lingkup Pekerjaan PENGADAAN JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN SARANA PRASARANA K-9 KANTOR PUSAT DJBC TAHUN ANGGARAN 2021 Manajemen dan pengawasan kerja yang tepat dan kompeten adalah dasar yang terpenting untuk menghasilkan kesuksesan sebuah pekerjaan, dan kami telah menyusun sebuah tim yang terdiri dari orang-orang yang sangat berpengalaman. Setelah kami rasa sudah menyusun tim dengan tepat, prioritas selanjutnya adalah untuk mengidentifkasi peralatan yang paling dibutuhkan, untuk keperluan pekerjaan ini, untuk menghindari tertundanya pekerjaan karena terhambatnya suplai material, maka kami berencana melaksanakan pengadaan material sebelum pekerjaan berjalan. Adapun pekerjaan mobilisasi bahan material akan dilakukan menggunakan modal transportasi darat yaitu kendaraan roda empat pick up dan atau dump truck apabila diperlukan. Adapun ruang lingkup pekerjaannya adalah sebagai berikut : Berikut kami uraikan metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan tersebut diatas dan berdasarkan ketentuan dalam dokumen lelang di mana metode pelaksanaan minimal memuat : Metode pelaksanaan harus menguraikan seluruh pekerjaan utama maupun pekerjaan penunjang/ sementara yang ditetapkan dalam LDP dan memenuhi persyaratan substantif. Uraian metode pelaksanaan harus disusun secara Sistematis dan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan. 1. Tahapan urutan dalam penyelesaian pekerjaan untuk tiap jenis pekerjaan sebagaimana tercantum dalam lingkup pekerjaan paket pengadaaan ini diuraikan secara sistematis lengkap yang diyakini realistis dapat menyelesaikan pekerjaan. 2. metode kerja meliputi metode kerja alat, penggunaan bahan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan sebagaimana yang tercantum dalam lingkup paket pekerjaan paket penagadaan ini diuraikan secara sistematis lengkap yang diyakini realistis dapat menyelesaikan pekerjaan yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. 3. Metode kerja setiap kegiatan pekerjaan penunjang /sementara (Apabila ada) yang terkait dengan pekerjaan utama. Diuraikan secara sistematis lengkap dan realistis.



Berikut kami sampaikan metode pelaksanaan sesuai dengan ketentuan tersebut diatas :  Standart Operasional Konstruksi Standart ini dipakai dalam proses keseluruhan konstruksi untuk mewujudkan Target dan Sasaran Pekerjaan. Berikut disampaikan dalam bentuk flow chart :



PERSIAPAN PERTEMUAN AWAL RAPAT DIREKSI PERSETUJUAN     



Metode Pekerjaan Gambar Kerja Material (Bahan) Peralatan Inti Peralatan Penunjang



RENCANA



TEKNIS GAMBAR KERJA



PELAKSANAAN TEKNIS GAMBAR KERJA



Jadwal Pelaksanaan Rencana Kerja Rencana QA / QC Keselamatan Kerja / K3 Peralatan Penunjang



    



MOBILISASI  PEKERJA  MATERIAL  PERALATAN



DITOLAK MELAKUKAN PERBAIKAN



HASIL KERJA



DITERIMA    



LAPORAN PROGRES LAPORAN QA / QC LAPORAN BULANAN DEMOBILISASI ALAT



PEMBAYARAN



Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dibuat Rencana Fasilitas Lapangan atau Site Facilities Plan untuk pengaturan lokasi pekerjaan, termasuk pengaturan penempatan alat, stok material dan sarana penunjang lainnya lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, antara lain kantor direksi keet, gudang, barak kerja, posisi peralatan, dan fungsi lainnya. Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga : a) Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan; b) Memudahkan pemeriksaan dan pengecekan; c) Mudah dalam pengambilannya; d) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan lanjutannya; e) Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja; f) Terjamin kebersihannya. Site Facilities Plan dibuat berdasarkan kebutuhan per periode waktu pekerjaan, dimana Site Facilities Plan seyogyanya dibuat ideal untuk jangka waktu yang efektif sehingga tidak terlalu banyak merevisi Site Facilities Plan. Lalu lintas kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi, dibatasi dengan menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil kemungkinan terhadap kecelakaan, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang lain. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan sesegera mungkin dipindahkan dari Site atau Area proyek. Untuk menjamin sistem manajemen dapat berlangsung dengan baik, kami telah mengeluarkan Kebijakan sesuai Sistem Manajemen K3, Lingkungan dan Mutu yang dijalankan. Sistem manajemen tersebut di atas, dalam pelaksanaannya ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan perangkat keras (hardware) berupa peralatan-peralatan sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan. 1. Sistem Pengendalian Proyek Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (Soft drawing) yang mudah dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat di dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan. Pengendalian Proyek diterapkan dengan : A. Pengendalian Waktu - Perencanaan dan Monitoring Master Schedule, Schedule Bahan, Schedule Alat. - Perencanaan dan Monitoring Schedule Detail dan Schedule Mingguan. Pengendalian Mutu



 Perencanaan dan penerapan ISO 9001 : 2008, OHSAS 18001 : 2007 dan ISO 14001 : 2004  Perencanaan dan pengendalian gambar Pelaksanaan Inspeksi dan Test dan penanganannya.  Pelaksanaan Audit Mutu Internal B. Pengendalian Biaya  Perencanaan design yang mantap.  Bekerja sekali jadi, tidak ada re-work.  Pembuatan data administrasi yang tertib dan tepat. C. Pemilihan Alat Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni Biaya Hemat, Mutu Akurat dan Waktu Tepat. Kebutuhan peralatan minimum yang ditentukan akan dicukupi dengan alat milik sendiri, namun jika dalam pelaksanaannya terjadi kekurangan alat, maka akan kami penuhi dari sumber alat yang banyak terdapat di Propinsi Banten. D. Material Beberapa material inti yang dipergunakan dalam proyek ini akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian, dan pada produk tertentu pabrikan diminta menunjukkan sertifikat uji test yang pernah dilakukan yang masih berlaku untuk menjamin persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Material utama yang dipakai pada proyek ini diantaranya adalah : Beton Sitemix, Besi beton ( Baja Tulangan). Material harus sudah didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan hanya karena material belum datang. E. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas:  Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.  Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas, mekanik & operator.  Pekerja diusahakan mengambil tenaga lokal yang banyak terdapat di daerah sekitar lokasi proyek, untuk pekerja yang terampil dan terlatih akan didatangkan dari daerah lain.  Tenaga inti yang digunakan merupakan tenaga pilihan yang sering menangani proyek-proyek besar dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. F. Pengamanan (Security) Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, kami akan menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk:  Pengawasan terhadap para pekerja.  Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.  Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam kebakaran yang mudah dicapai, baik di tempat pekerjaan maupun di kantor proyek.  Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti helm kerja, sepatu, dan sarung tangan jika dipersyaratkan.



 Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempattempat yang berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu kegiatan proyek.  Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan dan ancaman dari pihak luar, serta mencegah kemungkinan terjadinya keributan di lingkungan proyek. Sebagai sarana komuniksi di proyek, digunakan handy talky (HT), bagi para petugas keamanan, para pelaksana (supervisor) dan petugas-petugas lain yang memerlukan hubungan secara menerus.



II.



URAIAN KERJA Dalam metode pelaksanaan ini kami akan menjabarkan teknis pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan urutan pekerjaan sebagaimana tercantum diatas, sebagai berikut : Tahapan persiapan adalah tahap krusial dimana pada tahap persiapan ini kami akan melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan persiapan pelaksanaan pekerjaan secara simultan pada minggu awal setelah penandatanganan kontrak. Pekerjaan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini antara lain :



1. BAGIAN PEKERJAAN BANGUNAN UTAMA  Pemenuhan Sumber Air dan Listrik Kerja (Biaya Air dan Listrik Kerja) Kebutuhan air kerja akan kami penuhi dari sumur terdekat lokasi proyek atau dari aliran pipa PAM dan tentunya akan kami tentukan setelah berkoordinasi dengan pihak direksi pekerjaan. Jika diperlukan kami akan menyediakan pompa air untuk memastikan air kerja dapat terpenuhi dengan baik. Air yang akan digunakan dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini tentunya air yang memenuhi spesifikasi teknis pekerjaan yang dipersyaratkan dalam RKS pekerjaan ini. Airyang digunakandalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus memenuhi kriteria dari AASHTOT26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Untuk penampungan air kami akan menggunakan bak penampung air agar pada saat pelaksanaan pekerjaan yang membutuhkan air kerja dapat langsung digunakan atau tersedia dalam waktu yang singkat. Listrik kerja akan kami supply dari aliran listrik PLN. Listrik akan dipasok dengan bekerja sama dengan pihak direksi pekerjaan, yang di mana nantinya biaya pemakaian listrik akan kami tanggung sesuai dengan penggunaan dan kebutuhan pekerjaan. Apabila diperlukan kami akan mengunakan generator set bila terjadi pemadaman listrik atau keadaan darurat lainnya yang mengharuskan pekerjaan tetap berjalan ketika listrik yang dipasok PLN mengalami gangguan. Setelah pemenuhan sumber air dan listrik kerja terpenuhi selanjutnya kami akan melanjutkan pekerjaan/kegiatan pemasangan papan nama proyek/pekerjaan.



 Pembuatan Papan Nama Proyek Kami akanmembuatdanmemasangpapannamakegiatandenganukuran1.20 x 0.75m atau sesuai dengan spesifikasi teknisdengan konstruksitiangdarikayukelas III danpapantebal2cmataumultiplek12mm. Kayu di ukur dengan meteran/meter roll dan dipotong menggunakan gergaji kayu sesuai dengan kebutuhan spesifikasi/intruksi direksi yang nantinya akan menjadi kerangka untuk menempatkan papan nama pekerjaan. Kayu dirangkai sedemikian bentuknya dengan menggunakan paku yang diketuk menggunakan palu/hammer. Penulisan papan nama akan menggunakan digital printing diatas bahan flexi yang nantinya direkatkan/ditempelkan pada papan multiplek dengan menggunakan paku dan palu. Papan nama pekejraan isinyasesuaidengan spesifikasi atau petunjuk direksidi lapangan. Papan nama akan dipasang dengan terlebih dahulu menggali tanah di mana papan nama akan ditancapkan. Penggalian dapat menggunakan alat bantu cangkul/linggis untuk menggali tanah dengan kedalaman sesuai dengan intruksi direksi atau kedalaman yang cukup untuk menahan papan nama selama masa pelaksanaan pekerjaan. Penempatan papan nama di lokasi yang telah ditentukan oleh direksi dan mudah dilihat oleh masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas. Selama pelaksanaan pekerjaan papan nama di periksa untuk memastikan papan nama tidak rusak dan tetap kokoh ditempatnya. Pekerjaan pemasangan papan nama dikerjakan oleh tukang kayu yang dibantu oleh pekerja yang bekerja sama untuk membuat papan nama pekerjaan tersebut. Setelah pekerjaan pemasangan papan nama proyek selesai dilaksanakan kami akan melanjutkan kegiatan ke pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank. 



Pembuatan Direksikeet dan Barak Pekerja Kantor proyek/direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf, baik staf dari kontraktor, pengawas maupun proyek di lapangan yang dilengkapi dengan ruangan-ruangan kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, musholla, dan kecilnya kantor ini bergantung pada jenis proyek maupun jumlah staf yang bekerja. Kantor konsultan dan kontraktor menggunakan keet standar dari Perusahaan yang dapat bisa berupa Container dari baja, maupun temporary office. Hal tersebut tergantung dari ketersediaan lahan. Sehingga diperlukan perencana ketiga kondisi tersebut dengan tetap memperhatikan aspek-aspek penting lainnya seperti efisien dan efektifitas. Air yang digunakan di proyek harus bersih, bebas lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lain yang dapat mengurangi mutu bangunan, sedangkan listrik kerja yang digunakan diproyek dari peralatan kontraktor sendiri. Penyediaan sumber air yaitu dengan membuat bak/drum penampungan air dengan perkiraan cukup untuk kebutuhan operasional sehari–hari dilapangan.



Perhitungan pemakaian air kerja mencakup untuk kegunaan pelaksanaan pekerjaan dan juga bagi sarana di kantor direksi keet dan kantor proyek. Air bersih di supply dari PDAM terdekat atau tempat yang diizinkan direksi dengan menggunakan angkutan water tangker, atau membuat sumur lengkap dengan pompa & perpipaannya. Untuk penyediaan fasilitas penerangan dan listrik bagi operasional lapangan dan kantor direksi keet, berasal dari PLN. Untuk mengantisipasi jika terjadi listrik padam maka akan disiapkan genset, Instalasi pengkabelan dan titik lampu dikoordinasikan dengan pengawas. 



Dokumentasi dan Rekaman Proyek Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dilaporkan dalam bentuk rekaman photo yang dilaporkan secara berkala ke pemberi tugas. Pengambilan objek photo dilakukan setiap awal pelaksanaan, masa pelaksanaan dan akhir pelaksanaan. Dokumentasi awal pekerjaan. Pengambilan dokumentasi/foto visual biasanya dikerjakan pada kondisi tertentu, yaitu : a) Pekerjaan 0% yaitu saat pekerjaan belum dimulai. b) Saat pekerjaan mencapai progres lebih kurang 25% c) Saat pekerjaan mencapai progres lebih kurang 50% d) Saat pekerjaan mencapai progres lebih kurang 75% e) Saat pekerjaan mencapai progres 100%







Dokumentasi diambil dengan arah dan tempat yang tetap serta kelihatan latar belakang dengan sudut pengambilan yang sama dari titik awal menghadap ke titik berikutnya. Pengukuran dan Pematokan Pekerjaan Pengukuran merupakan pekerjaan awal yang akan dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan, pengukuran ini menggunakan alat ukur Waterpass atau Theodolith. Lokasi yang telah diukur dipasang patok-patok untuk menentukan elevasi. Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan yang dibuatkan kedalam Mutual Chek Nol (MC-0). Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing) dan petunjuk dari Direksi pekerjaan. Pekerjaan yang telah selesai dilaksanakanakan diukur kembali untuk mencek hasil pekerjaan, dimana hasil pengukuran ini nantinya dipakai sebagai Asbuilt Drawing (MC-100). Pekerjaan pengukuran dilaksanakan sebelum pelaksanaan di lapangan dan gambar dibuat dari hasil pengukuran tersebut serta dimintakan persetujuan oleh pihak Konsultan Pengawas. Pengukuran lokasi proyek terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu : a.



Pengukuran awal



Untuk pengukuran awal segera dilakukan kontraktor setelah mendapatkan Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengukuran awal ini, yaitu :  Penentuan pedoman elevasi yang diambil dari titik tertentu (bench mark) sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.  Penentuan posisi bangunan dari titik tertentu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.  Pemasangan titik bantu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi. Pengukuran untuk menentukan batas-batas proyek serta sebagai dasar perhitungan kuantitas aktual dan ploting pekerjaan di lapangan, juga sebagai acuan pembuatan Shop Drawing. b. Pemasangan Patok-patok Bench - Mark sementara Patok-patok terdekat dan batu alam yang besar dan tidak bergerak dapat untuk menempatkan titik tinggi (bench march) sementara. Akan tetapi apabila hal tersebut sukar didapat, maka dapat digunakan lokasi yang aman dengan tanah yang stabil serta tidak terganggu aleh pelaksanaan pekerjaan. Guna mencegah kerusakan patok-patok tersebut selama pelaksanaan pekerjaan, seyogyanya kepala patok di cat merah agar mudah terlihat oleh para pekerja dan dipagar dengan papan. Apabila trase pekerjaan tanah sangat panjang untuk lebih memudahkan supaya patok-patok tetap dipasang pada beberapa bench mark atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan. Apabila beberapa patok bench mark sementara dibangun pada beberapa tempat adalah sangat penting untuk mengecek elevasi relatif dari masing-masing patok tersebut. Selain itu selama pekerjaan berlangsung, patok-patok tersebut haruslah dicek secara periodik. c. Pengukuran sebelum pelaksanaan. Pengukuran sebelum pelaksanaan perlu dilakukan karena untuk memastikan kembali terhadap pengukuran awal yang telah dilakukan. Selain itu juga untuk mengetahui detail pekerjaan pada proyek sehingga akan didapatkan metode kerja pelaksanaan yang efisien, aman, dan nyaman. Kemudian membuat Shop Drawing sebagai acuan kerja untuk pelaksanaan di lapangan, dengan mengacu pada hasil Joint Survey.



d. Pelaksanaan Mutual Check (MC-0) Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan Surat Penyerahan Lapangan diserahkan oleh pengguna jasa ke penyedia jasa, langkah pertama yang dilakukan adalah Pelaksanaan Mutual Check (MC-0) bersama antara penyedia jasa, konsultan supervisi dan Direksi Lapangan. Pengukuran dan penghitungan quantity dilaksanakan di awal dimana hasil pengukuran ini akan dijadikan bahan untuk Shop drawing dan dasar estimasi perhitungan volume pekerjaan. Pada saat MC-0 juga dilaksanakan pengambilan foto 0% untuk dokumentasi kondisi



awal lokasi pekerjaan Pekerjaan.







di lapangan sesuai petunjuk dari Direksi/Pengawas



Melaksanakan Mobilisasi dan Demobilisasi Alat  Pekerjaan persiapan untuk memulai dan mengakhiri pekerjaan konstruksi sesuai lingkup pekerjaan yang tertuang dalam kontrak termasuk pemasangan papan nama bangunan irigasi sesuai spesifikasi teknis.  Mempersiapkan fasilitas kantor, gudang dan sebagainya.  Mendatangkan personil seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangkan mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercantum pada Rencana Kerja/Schedule secara bertahap sesuai dengan kebutuhan termasuk penyiapan jalan masuk sementara atau fasilitas lain yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh pekerjaan yang memerlukan mobilisasi dan demobilisasi. Pekerjaan Mobilisasi meliputi : 1. Personil. 2. Peralatan. 3. Tenaga Kerja. Demobilisasi lapangan pada akhir kontrak meliputi kegiatan pembongkaran semua instalasi (direksi keet, dsb) dan demobilisasi peralatan yang sudah tidak digunakan, serta pemulihan lokasi pekerjaan seperti kondisi semula. Pekerjaan ini dilaksanakan secara bertahap, peralatan yang sudah tidak dibutuhkan dalam pelaksanaan akan segera dikembalikan ke pool dengan persetujuan PPK. Mobilisasi dianggap selesai bila Kontraktor dapat melaksanakan dan diterima oleh Konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang terkait yang disebutkan dalam kontrak. Demobilisasi akan dianggap selesai jika seluruh peralatan, bahan, personil, atau lainnya milik Kontraktor telah dikeluarkan dari lokasi proyek, dan persyaratan– persyaratan penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak telah terpenuhi. Demobilisasi mencakup penyiapan pengajuan yang diperlukan sebelum pengakhiran pekerjaan.







Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas dan Pengamanan lingkungan hidup



Untuk menjaga dan melindungi keselamatan pengguna jalan yang ada selama prosespelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan, maka akan dilakukan pengaturan lalu-lintas yang akan berpedoman kepada Norma Standar Pedoman Manual (NSPM), antaralain yaitu Pedoman No. 015/T/BM/1999 SK No. 60/KPTS/Db.1999 perihal PengaturanLalu-Lintas untuk keselamatan selama Pekerjaan Pemeliharaan Jalan dan PeraturanPemerintah No. 32 Tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa, analisa dampak sertamanajemen lalu lintas Dalam rangka pengaturan arus lalu lintas untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, ditunjuk beberapa petugas untuk mengatur arus lalu lintas sepanjang hari (siang dan malam) melalui pengaturan shif kerja, dan untuk menunjang pengaturan arus lalu lintas diperlukan beberapa kegiatan dan Upaya – upaya lain yang akan dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan sistem perambuan sementara dengan mempertimbangkan: volumelalu-lintas dan kapasitas jalan yang ada, keselamatan lalu-lintas pengguna jalan dankeselamatan pejalan kaki pada daerah pemukiman. 2. Menetapkan lokasi-lokasi dimana perlu disediakan peralihan (taper) saatpelaksanaan pekerjaan. 3. Memasang rambu-rambu perhatian dan peringatan disekitar lokasi pekerjaan(termasuk didalamnya spanduk dan selebaran). 4. Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas yang akan mengarahkan dan mengontrolarus lalu lintas ke dan di sekitar lokasi pekerjaan. 5. Kecuali diijinkan lain, maka pelaksanaan pergerakan peralatan dan pelaksanaan pekerjaan pengaspalan dan pekerjaan jalan lainnya, akan dilakukan pada siang/malam hari dengan menggunakan sistem penerangan yang cukup.



Tiga tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan antara lain sebagai berikut : TAHAP PERENCANAAN Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ ) Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam suatu proyek dan penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan. I.



b. Pembuatan Network Planning Dari network planning ini akan diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga kontraktor dapat lebih mengetahui pekerjaan yang harus didahulukan dan mempersiapkan lebih awal hal-hal yang mendukung pekerjaan. Kontraktor juga dapat memperkirakan kapan bahan dan peralatan yang akan digunakan didatangkan ke lokasi proyek sehingga dapat mengatur dan memprediksikan lebih awal pengaturan dan penempatan bahan dan peralatan secara tepat waktu dan efisien. Penjadwalan ini disusun untuk : 1. Memprediksi waktu penyelesaian pekerjaan. 2. Memprediksi kapan tahapan pekerjaan akan dimulai dan harus diselesaikan, sehingga dapat memperkirakan kapan pekerjaan sub kontraktor (pekerjaan khusus) harus memenuhi pekerjaannya. 3. Mengendalikan sumber daya dan rencana cash flow. 4. Mengevaluasi pengaruh perubahan terhadap biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan. 5. Memberikan referensi untuk keputusan claim ataupun perpanjangan waktu. Dalam menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut : 1. Menginventarisasi seluruh kegiatan yang diperlukan dalam penye-lesaian pekerjaan pembangunan ini. 2. Menyusun urutan kegiatan. 3. Menyusun durasi dari setiap kegiatan. 4. Pembuatan jadwal kegiatan ( Barchat atau Network Planning ). 5. Analisa jadwal yang dibuat. Pengajuan / Perijinan a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan sistem mutu yang dimiliki serta mem-beritahukan / ijin setiap akan melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya



pekerjaan bongkar pasang yang berakibat terjadinya keterlambatan dan penambahan biaya. b. Gambar Kerja ( Shop Drawing ), As Built Drawing dan Dokumentasi  Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shop drawing untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.  Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer (masing-masing bidang) dan ditandatangani oleh Project Manager sebelum diserahkan ke Konsultan Pengawas.  Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas didistribusikan ke masing-masing Pelaksana Proyek untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenis pekerjaan.  Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam As Built Drawing.  Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan laporan pelaksanaan proyek.  Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi berlangsung sejak proyek dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan proyek. c. Material / Bahan Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material / bahan yang akan dipergunakan diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan / RKS dan ketentuan teknik. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.



Pekerjaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, serta peraturan perundangan yang berlaku, kami akan melakukan identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penerapan langkah pengendalian yang berjalan. Hal ini berlaku terhadap aktifitas rutin dan non rutin, aktifitas semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja ( termasuk subkontraktor dan pengunjung ). Kami akan menyediakan fasilitas kotak P3K di lapangan guna mengatisipasi terjadinya kecelakaan ringan sehingga segera dapat dilakukan pencegahan agar tidak mengakibatkan efek yang lebih besar. Adapun diagram alir dari pelaporan dan investigasi kecelakaan dan insiden yang terjadi di lapangan adalah sebagai berikut. KETERANGAN



Mulai Identifikasi potensi kecelakaan kerja Komunikasi kepada pihak yang terkait Ada potensi Lapor ke atasan langsung



1. Apabila ada potensi kecelakaan laporkan kepada atasan langsung dan catat dalam Form Laporan Potensi Kecelakaan Kerja. 2. Lakukan tindakan pencegahan dan perbaikan sesegera mungkin untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja.



Buat tindakan pencegahan Terjadi Insiden / Accident Lapor ke pihak terkait Ada korban Lakukan Penanganan Lakukan investigasi



Buat tindakan perbaikan dan pencegahan Verifikasi tindakan Dokumentasi



Selesai



3. Apabila terjadi insiden / accident segera laporkan secara lisan kepada atasan langsung dan personalia sesaat setelah kejadian dan buat laporan kecelakaan dalam kurun waktu 1 x 24 jam.



4. Jika



kecelakaan tersebut menyebabkan ada korban, lakukan penanganan korban segera mungkin dan kalau tidak bisa ditangani sendiri maka harus dibawa secepatnya ke rumah sakit yang terdekat.



Perencanaan Site Plan Meskipun pada item Persiapan tidak terdapat pekerjaan perencanaan Site Plan, kami tetap memasukkan pekerjaan tersebut karena pekerjaan perencanaan Site Plan merupakan awal dari seluruh pekerjaan persiapan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan Site Plan adalah sebagai berikut :  Menempatkan semua fasilitas, diluar denah yang akan dikerjakan sedemikian rupa, agar tidak mengganggu pelaksanaan proyek.  Menempatkan material bangunan seperti besi beton, kayu dan lainnya harus dipisahkan sesuai dengan jenis dan ukuran se-hingga memudahkan dalam penyimpanan dan pemakainnya.  Menempatkan material yang harus terlindungi dari cuaca, seperti semen, atau material finishing dalam gudang tertutup.  Merencanakan jalan kerja dan arus lalu lintas secara benar agar tidak menimbulkan stagnasi lalu lintas, baik lalu lintas material maupun alat.  Menempatkan los kerja tidak jauh dari penumpukan material.  Merencanakan pagar proyek yang rapi dan memperhitungkan estetika namun tetap efesien.  Menempatkan barak kerja dan base camp staf proyek yang tidak jauh dari lokasi proyek.







WAKTU PELAKSANAAN Rencana waktu penyelesaian pekerjaan adalah 270 (Dua Ratus Tujuh Puluh ) hari kalender, dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja sebagaimana ditetapkan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).



PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG •



PEKERJAAN BAJA TULANGAN



1.



Syarat Umum



a.



Gambar kerja harus menunjukkan semua ukuran, posisi penulangan beserta perlengkapannya yang harus dipersetujui Direksi/Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan.



b.



Semua baja tulangan harus berasal dari produksi sumber atau supplier yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.



c.



Sertifikat asli dari pabrik dan sertifikat test untuk tiap pengiriman baja yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Sertifikat mana harus menunjukkan analisa kimia serta hasil uji tarik dan lentur baja. Pada setiap pengiriman minimum 2 (dua) specimen atau 1 (satu) specimen tiap 7000 kg, dengan panjang masing-masing 100cm dari tiap ukuran (harus diuji pada laboratorium uji yang ditunjuk Direksi. Bilamana diperlukan, Direksi/Konsultan Pengawas dapat mensyaratkan tambahan specimen uji selama pelaksanaan.



2.



Baja Tulangan



a.



Semua baja tulangan yang dipakai adalah baja ulir dengan kekuatan tarik leleh minimum 3200 kg/cm2 (BJTD 40) mutu baja U 40 dan baja pols dengan kekuatan tarik leleh minimum 2400 kg/cm2 mutu baja U 24.



b.



Jika digunakan wiremesh, harus mempunyai kekuatan tarik leleh minimum 5000 kg/cm2



c.



Jika dipersyaratkan pengelasan baja tulangan harus mengikat persyaratan AWS D1.4. Tidak diperkenankan pengelasan pada tulangan yang bersilangan (tack welding) kecuali dengan persetujuan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.



3.



Toleransi Fabrikasi dan Pemasangan



Tulangan yang digunakan untuk pembesian beton harus difabrikasi dengan toleransi yang tercantum dalam ACI 315. Pemasangan tulangan harus mengikuti toleransi sebagai berikut : - Jarak bersih ke permukaan bekisting



± 5 mm



- Jarak minimum antara dua tulangan



- 5 mm



- Tulangan atas pada plat dan balok tinggi 200 mm atau kurang - Tinggi lebih dari 200 mm, tapi tidak lebih dari 600 mm



±5 mm



±10 mm



- Tinggi lebih dari 600 mm ± 25 mm - Terhadap kedudukan tulangan yang bersilangan



50 mm



- Terhadap kedudukan tulangan arah memanjang



± 50 mm



Bilamana perlu tulangan dapat digeser untuk menghindari pertemuan dengan baja tulangan yang lain, pipa dan sebagainya. Jika jarak pergeseran tulangan lebih dari satu kali diameter tulangan atau melebihi persyaratan toleransi diatas, penyusunan tulangan pada bagian tersebut harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 4.



Syarat Pelaksanaan



a.



Sebelum pemasangan, baja tulangan harus dibersihkan dari karat, sisik, bahan lumpur, minyak atau bahan lain yang melekat yang dapat merusak atau mengurangi daya lekatnya terhadap beton.



b.



Baja tulangan harus diletakkan pada posisi yang etpat dan dijaga terhadap kemungkinan bergeser dengan diikatkan satu sama lainnya dengan kawat beton yang cukup. Ujung-ujung kawat beton harus dibengkokkan kearah sebelah dalam dan tidak boleh keluar dari selimut beton.



c.



Pembengkokkan semua baja harus dalam keadaan dingin kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Pada tulangan baja dengan kekuatan tarik leleh tinggi tidak diperkenankan dilakukan pembengkokkan kembali. Harus digunakan pekerja yang ahli dan terampil untuk pemotongan, pembengkokkan dan pemakaian alat-alat yang tepat untuk pekerjaan ini.



d.



Kecuali ditentukan lain, tulangan yang disangga dari tanah harus menggunakan penyangga dariblok beton pracetak dengan tebal minimum 100 mm dan mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan kekuatan tekan beton yang akan dicor. Penyangga lain dapat digunakan dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Tulangan yang disangga dari bekisting menggunakan penyangga dari beton, metal atau material lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Pada beton yang akan diekspose, bagian dari semua accessories yang berada tidak lebih dari 15 mm ke dalam permukaan beton harus non korosif atau dilindungi terhadap korosi.



e.



Tulangan untuk sambungan yang keluar dari beton yang sudah dicor (starter bars, dsb) harus dilindungi terhadap korosi.



f.



Tulangan memanjang kolom harus bergeser minimum satu diameter pada sambungan lewatan. Untuk menjamin ketepatan penempatan tulangan pada posisinya, harus dipasang plat (template) pada tiap dowel.



g.



Semua sambungan yang tidak ditunjukkan pada gambar harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Demikian pula sambungan tulangan yang mungkin hendak menggunakan mekanik harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.



h.



Sebelum pengecoran beton, Direksi/Konsultan Pengawas akan memeriksa dan menyetujui secara tertulis semua pekerjaan pemasangan tulangan. Persetujuan mana tidak berarti Kontraktor utama bebas atau terlepas dari tanggung jawabnya, Setelah dilakukan pemeriksaan, susunan tulang tidak boleh diubah tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.



PEKERJAAN BEKISTING 1.



Bahan Bekisting harus dipakai kayu sesuai dengan spesifikasi yang sudah disetujui yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Begisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik atau plywood :



-



Untuk beton tidak diexposed dipakai besi dia 9-12 mm terentang tebal sesuai dengan gambar



-



Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif terhadap beton. Tebalnya minimal 1.2 cm dan tergantung dari kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.



2.



Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga



mempermudah penumbukan - penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti kotoran gergaji, potongan-potongan besi, tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton. Tiang - tiang acuan harus diatas papan atau multiplek sesuai dengan speksifikasi atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken diameter : 8/10 cm atau kaso 5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan / balok secara cross. Alat untuk membersihkan. Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapanperlengkapan untuk menyingkirkan kotoran - kotoran, serbuk gergaji, potongan potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama. Kawat Pengikat. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan diameter kawat sesuai dengan ketentuan yang ada. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Pelapis Cetakan. Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup pelapis cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini. Lingkup dan Macam Pekerjaan. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi :      



Pekerjaan Kolom Pekerjaan Sloof Pekerjaan Ring Balok Pekerjaan Balok Lantai Pekerjaan Kuda – Kuda Gewel Pekerjaan Kolom Gewel



. Syarat-syarat Pelaksanaan. Syarat-syarat cetakan untuk beton. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang ( bila ada ) dari plywood dengan tebal minimum sesuai dengan gambar, bermutu baik yang telah disetujui oleh Pengawas, fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa bisa dipakai cetakan dari papan yang berkwalitas baik. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan dihaluskan 1,5 cm ), kecuali untuk kolom bulat. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan yang berdekatan. Ukuran keseluruhan untuk kosen-kosen pintu dan jendela, harus diambil dari pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu dan jendela. Lobang-lobang dan balok kelos. Dalam pelaksanaan harus menentukan tempat dan memasang lobang-lobang, besi dia 16 mm keras untuk paku atau kelos-kelos, angker dan sebagainya yang diperlukan ditempat pipa-pipa bersilang, memasang rangka-rangka atau lain-lain pekerjaan besi dia 16 mm halus. Alat-alat yang salah menempatkannya harus disingkirkan, jika memang di perintahkan diperintahkan oleh Pemberi Tugas / Arsitek dan ketepatan-ketepatan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (kumulatip). Ukuran-ukuran masingmasing bagian harus seksama . Pemberitahuan tentang pelaksanaan pengecoran. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus memberitahu Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas, maka pekerja dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor, atas perongkosan sendiri. Pengangkutan Adukan.



Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari yang sudah disyaratkan. Pembersihan cetakan dan alat-alat. Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton, harus dibasahi dengan air sebelum dicor. Pengecoran. Dalam pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran - ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi / Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan Pengawas. Pemadatan Beton. Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalam 1 menit. Penggetar harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan kebagian - bagian adukan yang sudah mengeras. Perawatan.



Untuk melindungi beton yang baru dicor daripada cahaya matahari, angin dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut : Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan itu dibongkar. •



Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.



Pembongkaran cetakan. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, cetakan pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Pemborong, dan perhatian pemborong mengenai pembongkaran cetakan. Pemborong harus memberi tahu Pemberi Tugas / Konsultan Perancana bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Pemborong lepas dari tanggung jawab. Perubahan Konstruksi Beton. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi tugas / Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : •



Konstruksi beton yang sangat keropos.







Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.







Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.







Konstruksi beton yang berisikan besi dia 16 mm atau benda lainnya.



Kami menggunakan dasar pelaksanaan sebagai berikut : Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung ( SK SNI T-15-1991-03 ). Kami akan bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuanketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaian. Khusus pekerjaan beton bertulang yang langsung diatas tanah, akan dibuatkan lantai kerja dari beton sesuai dengan apa yang tercantum dalam gambar pelaksanaan. Semua pekerjaan akan dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dihasilkan akan mempunyai mutu sesuai dengan gambar dan spesifikasi struktur.



Apabila Konsultan Pengawas memandang perlu, kami akan meminta nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan Pengawas atas beban kami. Semua yang digunakan adalah semen portland lokal yang memenuhi syarat-syarat standart. Semua semen yang dipakai akan dari satu merk yang sama.dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan semen akan terlindung dari ujan, semen akan diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan akan disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai melampaui 2 m atau maksimim 10 zak. Setiap pengiriman baru akan ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. Krikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaannya akan mendapat persetujuan tertulis Konsultan Pengawas. Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan akan dapat menghasilkan mutu beton yang diisyaratkan, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proposi campuran yang akan dipaka, Konsultan pengawas akan meminta kepada kami untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-agregat tersebut. Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton / tulangantulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat peraturan beton Indonesia serta diuji dahulu baik atau tidak untuk digunakan. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus dikonsultasikan oleh pihak Konsultan Pengawas atau perencana Struktur, Besi beton akan disuplay dari satu sumber (Manufakture) dan tidak dibenarkan mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan kontruksi. Sebelum mengadakan pemesanan kami akan mengadakan pengujian mutu beton besi beton yang akan dipakai, Besi beton ysng akan digunakan disesuaikan dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan. Pada prinsipnya semua peryaratan untuk yang dibuat dilapangan berlaku juga untuk beton ready mix, baik mengenai persyaratan matrial semen,agregat,air maupun admixture, testing beton slum dan lain sebagainya. Disyaratkan agar pemesanan beton ready mix dilakukan pada suplier beton yang sudah terkenal mengenai stabilitas mutunya. Mengingat volume beton yang relatif sangat besar maka perlu diperhatikan kontinuitas pangadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu pelaksanaan. Untuk mencegah terjadinya pengerasan atau penggumpalan beton sebelum dicorkan, maka kami akan merencanakan secermat mungkin mengenai kapan beton ready mix akan tiba dilapangan dan berapa jumlah volume yang akan dibutuhkan, termasuk didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan macetnya transpertasi



dari/kelapangan. Sebelum pengecoran dimulai maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran dan dibasahi dengan air semen. Pengecoran dilakukan secara selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian melebihi 1.5 m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan agregat. Pengecoran akan dilakukan secara terus menerus tanpa henti. Adukan yang sudah sudah keluar dari mesin melebihi 15 menit tidak diperkenankan digunakan untuk pengecoran. Beton akan dipadatkan dengan menggunakan fibrator dengan ukuran yang sesuai selama pengecoran berlangsung,dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi/rangkaian tulangan. Kami akan menyediakan fibrator-fibrator untuk menjamin pemadatan yang baik Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakan kearah horizontal karena dapat menyebabkan pemisahan bahan-bahan. Campuran Percobaan ( Trial Mix ) Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, kontraktor utama diwajibkan untuk membuat percobaan ( trial mix ) yang harus diuji untuk memperoleh rencana campuran yang memenuhi syarat – syarat kekuatan, kekentalan, dsb yang telah ditentukan dalam spesifikasi ini. Campuran percobaan harus memenuhi pembatasan sebagai berikut: a.



Kombinasi material harus sama dengan yang telah disusulkan untuk digunakan dalam pekerjaan beton.



b.



Campuran percobaan dengan proporsi yang telah sesuai dengan hal tersebut diatas, harus dibuat dengan minimum 3 faktor air semen yang berbeda.



c.



Campuran percobaan harus direncanakan untuk menghasilkan slump 25 mm dibawah slump maksimum yang diperbolehkan, dan kadar udara maksimum yang diperbolehkan. Suhu beton pada campuran percobaan harus dicatat.



d.



Setiap perubahan factor air semen harus dianggap sebagai campuran baru. Untuk tiap campuran percobaan, minimum 20 kubus percobaan harus dibuat dan dirawat berdasarkan ASTM C 192. Kubus percobaan umur 28 dan 7 hari harus diuji kekuatannya berdasarkan ASTM C 39.



e.



Dari hasil uji kubus, dibuat grafik hubungan kekuatan tekan dan factor air semen untuk beton umur 28 dan 7 hari.



f. Dari grafik ini, dipilih factor air semen yang menghasilkan kekuatan beton yang telah ditentukan. Jumlah semen dan proporsi campuran dipakai adalah yang mempunyai factor air semen atau jumlah semen tidak melebihi maksimumnya pada saat slump maksimum.



g. Beton dari hasil campuaran percobaan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan beton. Pekerjaan Struktur Baja Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan struktur baja adalah :     



Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, seperti pelat-pelat, profil, baut, angkur-angkur dan las Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungansambungan pengelasan, baik las sudut maupun penuh Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian konstuksi baja seperti pemasangan semua elemen-elemen rangka baja & pengecatan Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja



Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja adalah : Fabrikasi



A. POLA PENGUKURAN : Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada saat Pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada 25°C.



B. PELURUSAN Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat keseluruhannya.



C. PEMOTONGAN Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.



D. PEKERJAAN MESIN PERKAKAS DAN GEIRINDA



Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.



  







E. PEKERJAAN LAS Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung pelaksana struktur dengan pekerjaan Las. Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat baja jenis RD. Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las. F. MENGEBOR Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus.































G. MEMBERI CODE PADA JENIS-JENIS POTONGAN Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersamasama untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu. Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat montase percobaan H. MONTASE DI BENGKEL (MONTASE PERCOBAAN) Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase percobaan) pada bengkel pemborong Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus dimontase bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan perletakanperletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat. Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan menggunakan cara yang disetujui seperti wartel, jack, baut-baut.



























 



Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagianbagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material. I. MEMBERIKAN TANDA UNTUK PEMASANGAN AKHIR. Setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Cat dari dart Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang sarna. Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu. J. PENGECATAN DI BENGKEL Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan, dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering , diberi bahanbahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya K. KERANGKA BAJA. Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada gambar kerja. Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh sambungan (kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanent. Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat permanent



L. PENGGUNAAN BAJA KERAS, BAUT-BAUT UNTUK PEMASANGAN AKHIR. Pemasangan :   







 



 



Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga berbagai bagian serta pelat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh. Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel. Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar. Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as lubang. Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan cincin baut yang miring(taperd). Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm. Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.



Megencangkan Baut:



 



Pengecekan hubungan tegangan/torque dilakukan oleh Pemborong Montase Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan sehingga mencapai tegangan yang diperlukan. M. PENGECATAN BAJA Pembersihan







Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih, dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang melekat padanya. Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.







Pengecatan



     







Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu atau pada cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering. Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat dasar lagi seperti diuraikan diatas. Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan dengan baik. Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang disetujui sebelum penyelesaian cat dasar. Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya. PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG KERAMIK



Persiapan  



Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap genteng keramik. Approval material yang akan digunakan.



  



Persiapan lahan kerja. Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap, dynabolt, sekrup, dll. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air, bor listrik, cutting well, benang, dll.



Pengukuran 







 







Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan. Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan menggunakan mesin potong baja ringan. Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih akurat. Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut). Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).



Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan menggunakan mesin potong baja ringan.Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih akurat.Setelah semua



ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing). Pemasangan reng baja ringan 







Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi perubahan. Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.



Pasang penutup atap genteng keramik 







 



Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting) dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng ringan. Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-kuda tidak sama mengakibatkan genangan air. Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan nok atap. Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan penutup atap).



Pekerjaan Dinding : Pekerjaaan Pasangan Bata Ringan 1. Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan. 2. Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet, waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll. 3. Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan mendapat permukaan yang rata. 4. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan. 5. Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).



Marking 6. Pasang Profil dengan memakai hollow besi.



Profil Hollo 7. Pasang starterbar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis sesuai approval. Dengan ketentuan : Tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan bawah terpasang.



·



Kedalaman bor, kebersihan lubang agar di cek.



8. Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada. 9. Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja dengan baik. 10. Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan / ember plastik



bak adukan 11. Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer. 12. Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)



Leveling 13. Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir. 14. Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah disetujui.



starter bar ·



Campuran untuk kolom praktis 1 pcs : 2 ps : 3 sp : 1 lt aiRDengan perbandingan 1 ember semen, 2 ember pasir, & 3 ember split kecil serta 1 liter air. Material yang digunakan sesuai dengan yang telah di ajukan approval.



15. Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen 16. Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian ±1meter.



Pengecoran kolom 17. Untuk memastikan kelurusan dari pasangan dinding bata ringan tersebut digunakan hollow alumunium / jidar Uk. 50 / 100 sebagai alat control kerataan.



control kerataan 18. Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.



plesteran 19.



Rendering



Pekerjaan Plesteran dan Acian Pekerjaan plesteran dinding batu bata maupun beton merupakan pekerjaan mudah, namun memerlukan perhatian dan metode cara plesteran dinding yang baik sehingga dapat dihasilkan pekerjaan plesteran yang baik, rata dan rapi. Beberapa Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran dinding antara lain: Meteran, Jidar alumunium / jidar kayu kaso, Roskam kayu / roskam besi, Kertas semen/ kertas bekas zak semen, benang acuan. Proses pekerjaan plesteran dinding diawali dengan selesainya pekerjaan pasangan dinding batu bata sesuai dengan gambar rencana dinding yang sudah dibuat sebelumnya, kita pastikan dinding benarbenar tegak dan rapi karena akan menghemat pekerjaan plesteran. Setelah itu basahi permukaan dinding batu bata dengan menggunakan air sampai basah dan rata dalam kondisi jenuh air. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan (1 PC : 5 Ps). Adukan dapat dibuat secara manual dengan mencampur bahan/material semen, pasir dan air yang di aduk menggunakan cangkul. Sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Tukang memasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan penggunaan caplakan atau kepalan plesteran dan cek kembali ketegakan dan kerataanya, ketebalan kepalan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar teknis pekerjaan. Perlu diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini, kita harus menentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran , pastikan instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian hari. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan , selalu mengecek kerataannya dengan menggunakan alat jidar. Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar tidak terjadi keretakan dinding. Pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering, kuat, karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan pada dinding yang menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak rambut. Pekerjaan ini dilakukan oleh tukang dan atau kepala tukang yang dibantu oleh pekerja yang diawasi dan



diarahkan oleh mandor pekerjaan. Setelah plesteran selesai dikerjakan dan sudah mengering selanjutnya dilakukan pekerjaan acian. Pekerjaan acian dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran mengering (cukup umur). Permukaan dinding yang akan diaci di siram air terlebih dahulu untuk memperoleh hasil acian yang halus. Setelah itu siapkan acian semen yang dicampur air secukupnya pada kotak semen dan lapisi permukaan dinding dengan acian menggunakan sendok untuk acian atau kape semen. Acian diratakan sesuai dengan permukaan dinding. Acian yang telah kering digosok dengan menggunakan kertas gosok atau bisa juga menggunakan kertas semen agar hasilnya maksimal. Pekerjaan ini dilakukan oleh tukang dan yang dibantu pekerja dan diarahkan oleh mandor pekerjaan. Untuk area pekerjaan yang cukup tinggi menggunakan alat bantu steger dalam pelaksanaannya.



 Tahapan Kerja Pengacian : 1. Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak semen dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan. 2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember bekas tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk menampung air acian. 3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja dan tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian dinding. 4. menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen. 5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding dengan menggunakan cetok. 6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga permukaan benar-benar rata dan halus. 7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat menyebabkan keretakan dinding. 8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa waktu untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan. Teknis pelaksanaan pekerjaan :  Basahi permukaan bata dengan air sampai basah secara merata.  Pasang tarikan benang vertikal dan horizontal untuk caplakan kepala plesteran dan cek tarikan benang.  Setelah kepala plesteran terpasang tentukan hold point yaitu Instalasi ME sesuai shop drawing, Ketebalan kepala plesteran sesuai spesifikasi dan kepala plesteran harus lurus dan rata.  Lakukan hold point yaitu Instalasi ME sesuia shop drawing, Ketebalan kepala plesteran sesuai spesifikasi dan kepala plesteran harus lurus dan rata.  Buat adukan 1 : 2 untuk kamprotan, jarak lemparan 50 cm dari permukaan yang dikamprot dengan ketebalan 1.5-2 cm.  Setelah bidang yang dikamprot kering, lakukan penyiraman.  Buat caplakan dengan perbandingan 1 : 3  Buat kepala plesteran dengan ketebalan 1.5 cm  Lakukan penyiraman jika kepala plesteran telah terpasang.  Buat adukan dengan pasir yang sudah diayak.



 Lakukan plesteran pada dinding yang telah ada kepala plesteran sampai seluruh permukaan 1 zone.  Gunakan jidar aluminium untuk meratakan permukaan sesuai dengan kepala plesteran.  Saat plesteran setengah kering gunakan ruskam untuk menggosok permukaan dinding sampai halus.  Lanjutkan dengan penyiraman selama 7 hari.  Keringkan selama 1 hari dan lanjutkan dengan acian. Tenaga Kerja Plesteran + Aci dinding :    



Pekerja Tukang batu Kepala tukang Mandor



Peralatan yang digunakan :    



Ruskam Pacul Ember cor Sendok spesi



Waktu pelaksanaan :  Sesuai dengan Time Schedule



Gambar Dok. Pekerjaan Plesteran



2.



Openingan Kusen Mortar Instan pada pekerjaan Opening kusen diperuntukan menambal, dan memperkuat. Pada metode pekerjaan ini akan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan arahan dari pengawas lapangan atau direksi.



Pekerjaan Pasangan Kusen Pintu Dan Jendela Pekerjaan Pintu Jendela Kusen Aluminium Teknis pelaksanaan pekerjaan :             



Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas. Pasang kusen pada lokasi yang telah ditentukan Sesuiakan lubang kusen dengan ukuran kusen. Masukkan kusen kedalam lubang tembok. Atur kedudukan kusen dengan baji karet / kayu. Stel kelurusan kusen / kedudukan kusen terhadap dinding ( dengan menggunakan benang ukur dan bandul pemberat ). Lubangi tembok melalui lubang kusen dangan bor untuk tempat sekrup. Masukkan fischer ke dalam lubang bor. Fischer dikencangkan dengan obeng. Finish celah antara kusen dengan dinding dengan mortar / semen / sealent. Pasang vaseline / isolasi pada kusen untukmenghidari goresan. Pasang Pintu / Jendela yang sebelumnya sudah diukur untuk tinggi dan lebarnya sehingga pintu atau jendela enak untuk di buka/ tutup.



Gambar Pek. Pas. Kusen Alumunium



Pekerjaan Plafond Plafond GRC dan Gypsum Pemasangan Plafon + Rangka Metal furing, Accessories dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut : Pada tahap awal pekerjaan akan dilakukan pengukuran dan penyesuaian dengan gambar rencana. Bahan utama pekerjaan ini adalah Rangka Metal furing, Accessories untuk rangka plafond panel GRC dan Gypsum yang akan dipasang menjadi plafond. Metal furing dirakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan di dala ruangan. Perakitan menggunakan alat ukur meteran untuk mengukur kebutuhan panjang kaso yang akan digunakan, gergaji/Gunting Baja untuk memotong rangka Metal furing, spidol untuk menentukan acuan pemotongan, AlatBor untuk menancapkan bautbaut sebagai pengunci. Rangka plafond yang sudah dirangkai dipasang dengan peralatan penunjang yang sesuai dengan jenis pekerjaan ini seperti steger work. Pemasangam dilakukan oleh tukang dan kepala tukang yang dibantu oleh pekerja. Mandor mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pemasangan rangka sesuai dengan gambar rencana. Marking elevasi plafond ditentukan dan dibuat garis sipatan serta titik-titik paku kait. Paku kait dipasang pada titik-titik yang telah ditentukan. Setelah rangka plafond terpasang, GRC dan Gypsum di pasang pada rangka dengan menggunakan paku GRC dan Gypsum dengan menggunakan alat bantu Bor Elektrik. Pemasangan GRC dan Gypsum dilakukan sampai semua permukaan plafond pada ruangan tertutup sempurna. Pemotongan GRC dan Gypsum dilakukan apabila ada bagian dari permukaan plafond yang membutuhkan penyesuaian ukuran untuk pemasangannya. Teknis pelaksanaan pekerjaan :  Siapkan alat, bahan dan tenaga kerja  Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.  Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafond sesuai dengan shop drawing.  Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai pedoman kelurusan dan ketinggian rangka sesuai dengan elevasi yang telah dibuat.  Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond.  Pasang rangka plafond yang telah halus dan diresidu.  Periksa kelurusan dan kerataan rangka, memakai waterpass dan siku besi.  Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan depra bold.  Tentukan arah tulangan pokok.  Selanjutnya pasang tulangan pembagi.  Rangka plafond yang sudah siap ditutup adalah berupa rangka-rangka kondisi lurus dan waterpas.  Pada rangka ini penutup plafond dapat dipasang dengan naat.  Pemasangan plafond dimulai dari tepi.



1



2



4



7



3



5



6



8



9



10



Peralatan yang digunakan :  Bor tangan  Sekrup  Benang  Meteran, dll. Tenaga Kerja :  Pekerja  Tukang kayu  Kepala tukang  Mandor



Pekerjaan Lantai Dan Dinding Keramik Pekerjaan Lantai Keramik Shop Drawing



Penentuan elevasi



Pembersihan Keramik



Penentuan start point



Pemasangan keramik



Bagan Tahapan Pekerjaan Lantai Keramik



Teknis pelaksanaan pekerjaan :                     



Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas. Pahami pola pemasangan keramik terlebih dahulu. Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman. Rendam keramik selama 1 jam didalam drum air. Anginkan keramik yang telah direndam pada dudukan keramik. Tentukan garis dasar pasangan serta elevasi dari lantai. Penentuan elevasi ini untuk seluruh kesatuan. Pasang benang arah horizontal dan vertikal (saling tegak lurus) pada lantai sesuai elevasi pada shop drawing. Kedudukan benang datar dan siku, apabila dinding yang ada adalah dinding keramik, maka nad pada lantai harus disesuaikan dengan yang ada pada dinding. Pasang keramik sebagai pasangan kepalaan, se-panjang garis dasar yang telah dipasang. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik dengan waterpass. Isi bagian permukaan lantai yang lainnya dengan adukan / spesi. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai. Jika keramik sudah terpasang, ketuk permukaan keramik dengan palu karet untuk mendatarkan / meratakan permukaan keramik. Setelah itu cek kerataan elevasi keramik dengan waterpass. Bersihkan permukaan pasangan keramik yang telah terpasang dengan kain lap basah sampai bersih. Untuk menghindari naiknya lantai buatlah delatasi Siapkan bahan nad pada ember dan diaduk dengan rata. Setelah adukan rata, isi sela-sela nad dengan cairan nad dengan menggunakan sendok spesi. Pengisisan nad dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau spesi telah kering. Rapikan nad dengan kape. Diamkan dan tunggu sampai nad tersebut benar-benar kering.



 Setelah kering bersihkan permukaan keramik yang sudah dipasang nad dari sisa bahan nad dengan menggunakan kain lap basah sampai bersih.



Gambar Pek. Pas. Keramik Lantai



Tenaga Kerja :  Pekerja  Tukang batu  Kepala tukang  Mandor Peralatan yang digunakan :  Ruskam  Sendek spesi  Jildar allumunium  Sendok spesi Bahan Yang digunakan :  Sesuai Spesifikasi Pada RAB



Pekerjaan Pengecatan Pengecatan Exterior Dan Interior Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan pastikan daerah yang akan di cat dibersihkan permukaannya. Dalam proses pekerjaan ini dilakukan dengan cara 1 lapisan plamir, 1 lapisan cat dasar dan 2 lapisan cat penutup atau seperti yang ditunjukan oleh direksi pekerjaan. Pekerjaan dilakukan oleh tukang cat yang dibantu oleh pekerja dan diarahkan oleh mandor pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan kaidahkaidah teknis yang tertuang dalam RKS dokumen pelelangan ini.



Gambar Pekerjaan Pengecatan Teknis pelaksanaan pekerjaan :  Siapkan tenaga kerja, bahan dan alat.  Buat requset pekerjaan dan ajukan kepada Konsultan Pengawas.  Bersihkan permukaan dinding dari debu dan kotoran dengan kain lap.  Lindungi bahan-bahan / pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen, koran dan lakban.  Gunakan sekrap untuk memperbaiki bagian dinding yang retak dan kurang rata dengan plamir, tunggu sampai kering. Untuk dinding bagian luar tidak digunakan plamir tapi digunakan sealer.  Haluskan plamur/sealer yang telah kering dengan amplas.  Cek apakah permukaan dinding sudah rata.  Aduk cat sesuai dengan petunjuk dari pabrik.  Lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas dan dengan kuas untuk bidang yang sempit.  Jika cat dasar sudah kering lakukan pengecatan ulang tahap selanjutnya sampai finish dan hasilnya benar-benar rata.



Peralatan yang digunakan :  Kuas



 Kape  Roll, dll Tenaga Kerja :  Pekerja  Tukang cat  Kepala tukang  Mandor Gambar Pekerjaan Pengecatan



PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL



Pekerjaan Air Bersih



Pekerjaan Instalasi Air Bersih pipa PVC Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa indoor :  Marking jalur pipa  Potong pipa sesuai kebutuhan  Lapisi pipa dengan cat dasar  Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat warna  Pasang gantungan maupun suport pipa sesuia hasil marking  Pasang pipa sesuai ukuran pada gambar, penyambung pipa  Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa  Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa  Lakukan tes tekan pipa dengan tekanan sesuia dengan spek  Untuk pemasangan pipa dinding harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa outdoor :  Marking jalur pipa  Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai spek  Sambung pipa diatas galian  Lapisi pipa dengan zincromate  Lakukan test tekan pipa tekan sesuai spek  Beri lapisan pasir pada dasar galian  Turunkan pipa kedalam galian  Lapisi kembali pipa dengan pasir  Urug kembali galian Dalam pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor, Buangan dan Vent Riser akan di laksanakan sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan atau Direksi.



Pekerjaan Air Kotor, Buangan dan Vent Riser



Pekerjaan Instalasi Air Kotor pipa PVC Untuk instalasi air kotor, biasanya langsung melalui buangan dari closet dan terminal, sedangkan untuk air buangan adalah sisa air buangan melalui wastafel, bak cuci dan floor drain yang mengalir secara gravitasi dari masing-masing genitor menuu bak penampungan ( Spetic tank ). Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan air kotor adalah dibuat kemiringan  1o, untuk kemiringan 1,5o masing-masing pipa air kotor harus dilengkapi saluran leher angsa untuk mencegah bau. Dalam pekerjaan Air Bersih dan Air Kotor, Buangan dan Vent Riser akan di laksanakan sesuai dengan petunjuk pengawas lapangan atau Direksi. Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa indoor :  Marking jalur pipa  Potong pipa sesuai kebutuhan  Lapisi pipa dengan cat dasar  Setelah dicat dasar lapisi pipa dengan cat warna  Pasang gantungan maupun suport pipa sesuia hasil marking  Pasang pipa sesuai ukuran pada gambar, penyambung pipa  Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa  Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa  Lakukan tes tekan pipa dengan tekanan sesuia dengan spek  Untuk pemasangan pipa dinding harus dikoordinasikan dahulu dengan pekerjaan keramik Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa outdoor :  Marking jalur pipa  Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai spek  Sambung pipa diatas galian  Lapisi pipa dengan zincromate  Lakukan test tekan pipa tekan sesuai spek  Beri lapisan pasir pada dasar galian  Turunkan pipa kedalam galian  Lapisi kembali pipa dengan pasir  Urug kembali galian



Pekerjaan Sanitair Persiapan :



   



Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair. Approval material yang akan digunakan. Persiapan lahan kerja. Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.



 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun sealant, dll. Pengukuran  Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi ketinggian alat sanitair.



Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar  Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alatalat sanitair tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.  Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.  Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja.  Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.  Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.  Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.  Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.



PEMASANGAN CLOSET DUDUK Teknis pelaksanaan pekerjaan :     



Ajukan request pekerjaan kepada Konsultan Pengawas. Cocokan spesifikasi closet dengan RKS. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan. Marking lokasi penempatan closet Duduk. Pasang closet duduk.



PEMASANGAN WASTAFEL Teknis pelaksanaan pekerjaan :               



Ajukan request pekerjaan kepada Konsultan Pengawas. Cocokan spesifikasi closet dengan RKS. Siapkan tenaga, bahan dan peralatan. Tentukan tinggi wastafel dengan berpedoman pada letak pipa pemasukan ( inlet ) dan pipa pembuangan ( outlet ). Tandai lubang dinding dengan paku. Lakukan pengeboran pada dinding. Pasang bracket pada lubang yang telah dibor. Pasang pipa kran pada dinding. Lakukan pengelasan pipa dengan pipa yang ada pada dinding. Pasang penyambung pipa Pasang kran pada wastafel. Pasang socket pipa. Pasang pipa penyambung dengan wastafel. Pasang wastafel pada pipa, yang telah dipasang perlengkapannya. Cek sambungan antara pipa dengan wastafel.



 Perkuat sambungan pipa agar tidak terjadi kebocoran.  Wastafel selesai dipasang.



Gambar Pemasangan Wastafel



PEMASANGAN KERAN  Semua keran yang dipakai adalah semutu merk Dalam negeri atau setaraf dengan chormed finish Ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir untuk sambungan  selang. Selang-selang untuk metal sink diruang saji dan dapur disambung dengan pipa leher angsa (extension).  Stop keran yang dapat digunakan semutu merkKitazawa ex Jepang, bahan kuningan dengan putiran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan gambar untuk itu.



 Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.



PEKERJAAN TATA UDARA a.



Informasi Umum Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyediakan udara yang nyaman bagi penghuni gedung.



Kondisi desain, suhu ruangan



b.



: 24˚C ( ±2˚C )



suhu udara luar



: 35˚C



kelembaban nisbi



: 60 + 10 % RH



Regulasi







ASHRAE GRP 158, ASHRAE 1990.







Sheet Metal Air Conditioner Contractor’s National Association (SMACNA).







Air Movement and Control Association (AMCA).







Air-Conditioning and Refigeration Institute (ARI).







American Society for Testing and Material (ASTM).







Peraturan Plumbing Indonesia (The IndonesiaPlumbing Regulation).







Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).



c.



Lingkup Pekerjaaan



1.



Pengadaan dan pemasangan material utama AC dan lain-lain.



2.



Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi AC dan FAN.



3.



Testing & Comissioning.



d.



Diagram Sistem Air Conditioning



Gambar 1



Diagram sistem AC



Teknikal Sistem : 1.



Sistem pendingin udara yang digunakan pada proyek ini adalah Split AC System. AC Split yang digunakan adalah tipe AHU (Air Handling Unit) dan Wall Mounted.



2.



Split AC System terdiri dari outdoor unit, indoor unit, local remote controller, pemipaan refrigerant berikut isolasinya serta kelengkapannya penunjang lainnya.



3.



Alat pengatur operasi mesin/Remote control dilengkapi dengan pengatur temperatur kerja dan pengatur kecepatan fan serta mampu menjalankan peralatan tanpa mengakibatkan kompressor bekerja.



e.



Urutan Pelaksanaan Pemasangan Pipa Refrigrant



1.



Marking pipa / rak pipa.



2.



Pasang gantungan rak pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya.



3.



Pasang rak pipa (untuk satu jalur lebih dari 2 pipa).



4.



Pasang isolasi pipa copper persatuan panjangnya.



5.



Pasang pipa pada rak / gantungannya.



6.



Sambung pipa dengan las tembaga.



7.



Test pipa dengan compressor.



8. f.



Rapikan isolasi pipa. Instalasi Ducting & Pemasangan AC Indoor-outdoor



1.



Instalasi Ducting



-



Buat cutting list ukuran ducting & fitting-nya yang akan dipasang.



-



Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di work shop)



-



Buat fitting (elbow/percabangan) ducting.



-



Pasang isolasi ducting dengan glass woll & aluminium foil (untuk ducting dengan isolasi).



-



Marking jalur ducting.



-



Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya.



-



Pasang ducting.



-



Pasang isolasi ducting.



-



Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari.



2.



Pemasangan Indoor Unit



-



Marking lokasi penempatan indoor unit



-



Pasang gantungan



-



Pasang indoor unit



-



Pasang karet mounting dan kencangkan bautnya



-



Sambung pipa copper ke unit



-



Pasang instalasi listriknya



3.



Pemasangan Outdoor Unit



-



Marking pondasi outdoor unit.



-



Buat pondasi outdoor unit.



-



Pasang dinabolt pada pondasi.



-



Pasang outdoor unit lengkap dengan mounting-nya.



-



Sambung pipa ke outdoor unit.



-



Sambungan instalasi listriknya.



g.



Urutan pelaksanaan Pemasangan Indoor Unit Split Wall Mounted Type



1.Sebelum indoor unit tipe split wall terpasang, maka harus lebih dahulu diukur lebar ruangan, agar pemasangannya tidak miring harus menggunakan water pass.



Gambar 2 2.



Setelah diketahui posisi unit tersebut, maka selanjutnya dilakukan pembobokan untuk jalur pipa refrigerant dan jalur pipa drain.



Gambar 3



h. 1.



Pengukuran lebar ruangan menggunakan water pass.



Pembobokan jalur pipa refrigerant dan jalur pipa drain.



Sistem Ventilasi Mekanik. Sistem ventilasi mekanik digunakan pada gedung dimana pergantian udara sangat dibutuhkan untuk kesehatan dan kenyamanan.



2.



Komponen paling penting dari sistem ini adalah fan yang menyalurkan udara



3.



Exhaust fan digunakan untuk menghisap udara didalam ruangan terutama pada toilet, kemudian disalurkan keluar.



4.



Intake fan digunakan untuk menyalurkan udara dari luar bangunan agar masuk kedalam bangunan untuk keperluan udara baru ke dalam ruangan.



5.



Pressurized fan adalah fan/kipas yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan udara positif pada suatu ruangan (biasanya tangga darurat), hal ini bertujuan supaya pada kondisi darurat gas/asap dari tempat lain tidak bisa memasuki ruangan tersebut.



6.



Fresh air fan adalah fan/kipas yang berfungsi untuk mensuplai udara segar ke unitunit AHU dan FCU. i.



Testing & Commisioning



Prosedur testing pekerjaan HVAC dilakukan secara partial dan sistem keseluruhan (pada pipa maupun unit). Prosedur testing dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam instalasi dan kebocoran pada pipa serta menjaga unit berfungsi dengan baik.Prosedur testing. 1.



Test pada pipa



-



Flushing dengan N2 (Nitrogen) untuk membersihkan pipa dari sisa-sisa pengelasan sambungan.



-



Test tekan dengan N2 dan O2 untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap tekanan.



2.



-



Test vacuum untuk mengosongkan pipa dari udara yang tersisa di dalam. Test pada ducting



Meliputi pengujian menggunakan cahaya atau dengan pengasapan untuk mengetahui adanya kebocoran



Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan Panel Teknis pelaksanaan pemasangan panel : 1. Pemasangan panel free standing :  Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja  Buat request pekerjaan dan diajukan kepada onsultan Pengawas.  Pastikan pondasi panel telah selesai dibuat dan siap untuk ditempati.  Marking lokasi penempatan panel.  Bor lobang dengan dynabolt.  Kencangkan baut dynabolt. 2. Pemasangan panel semi inbow  Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.  Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.  Marking lokasi penempatan panel dengan ketinggian rata-rata 80 cm.  Bobokan dinding bata.  Pasang dynabolt.  Pasang panel.



Pekerjaan Instalasi dan Armature Metode pemasangan instalasi listrik Urutan pelaksanaan instalasi indoor  Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya  Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut  Tandai kabel kabel sesuai group dengan lakban dan spidol  Sambungan kabel hanya boleh pada tee doos dan dengan las dop  Merger kabel yang telah terpasang Urutan pelaksanaan instalasi outdoor  Marking jalur instalasi  Tandai lokasi tiang lampu  Gali jalur yang telah di marking  Gelar kabel NYFBGY sesuai dengan ukuran pada shop drawing sesuai groupnya  Timbun dengan pasir  Urug kembali galian dengan tanah



Urutan Pelaksanaan pemasangan saklar dan stop kontak  Marking jalur conduit pada dinding  Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter  Pasang conduit dan inbow dos  Tunggu sampai dinding plester akhir  Sambungkan saklar dan stop kontak dengan instalasinya  Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.



Gambar Pemasangan Saklar dan Stop Kontak



PEKERJAAN PENANGKAL PETIR Electrostatic berikut ini adalah material yang dibutuhkan :    



Batang penerima (Splitzen) + tiang pipa GIP Kabel BC 50 mm ring dalam conduit PVC Bak Kontrol (uk. 400 x 400 mm) + Elektroda copper rod dia.25 mm panjang minimal 6 m



Adapun peralatan yang dibutuhkan adalah :  Grounding Test  Tang, obeng, gergaji besi,  Bending conduit



Berikut adalah urutan pelaksanaan pemasangan penangkal petir :  Tentukan lokasi grounding  Pantek grounding dengan copper rod  Buat bak control  Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir  Pasang pengkal petir pada lokasi sesuai gambar  Tarik kabel coaxial & sambung dengan pantekan  Finishing arsitek,



Pekerjaan Fire Alarm Saat melakukan instalasi fire alarm, tentunya Kita membutuhkan pengerjaan sesuai dengan cara instalasi fire alarm yang benar. Cara yang perlu dilakukan pertama kali adalah persiapan peralatan fire alarm seperti panel control, detector, indicating lamp, fire alarm bell dan sebagainya. Lalu panel control dihubungkan ke detector baik secara konvensional maupun addressable. Selanjutnya dihubungkan ke alarm bell, indicating lamp, dan alat pendukung lainnya.



Langkah berikutnya adakah penentuan lokasi penempatan panel control. Untuk panel control sebaiknya diletakkan pada tempat yang luas, mudah dijangkau dan tidak bercampur dengan peralatan lainnya, sehingga memudahkan dalam proses perbaikan atau identifikasian. Biasanya panel control fire alarm diletakkan pada pos security, karena tempat inilah yang selalu ada orang yang standby untuk melakukan pengecekan.



Selanjutnya adalah menentukan lokasi pemasangan detektor dan pembagian zona detektor. Penempatan detector sebaiknya disesuaikan dengan keadaan ruangan. Jika ruangan lebih didominasi hawa panas (Contoh: ruang trafo, power room atau ruang genset) sebaiknya menggunakan fixed heat detector, sehingga jika diidentifikasi suhu panas yang berlebih akan menimbulkan notifikasi kebakaran dan untuk ruangan umum (Contoh: ruangan no smoking area yang beralas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban) sebaiknya gunakan smoke detector.



Kemudian yang terakhir adalah pengetasan alat, yaitu dengan menarik kabel FRC dan secara bersamaan dilakukan pengetesan sinyal input detektor yang ada pada modul controller. Tujuannya untuk melihat apakah sinyal input yang diberikan detector dapat berfungsi dengan baik. Sehingga saat terjadi kegagalan instalasi dapat segera dibenahi.



Cara Instalasi Fire Alarm sesuai Standart SNI



Cara instalasi fire alarm yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam proses penginstalasian. Dengan terhubungnya proses instalasi dengan baik, maka peralatan fire alarm system kita dapat berjalan dengan normal dan tentunya bisa memberikan proteksi maksimal pada gedung kita. Saat terjadi kebakaran, pada fire alarm system yang normal akan memberikan sinyal bahaya kepada kita sehingga dengan segera dapat kita tangani.



Pekerjaan Perapihan dan Pembersihan Pekerjaan perapihan dan pembersihan sisa material dilakukan setelah pekerjaan selesai 100 persen. Pekerjaan harus selesai sebelum tim pemeriksa hasil pekerjaan dari dinas terkait akan melakukan pemeriksaan atas hasil pekerjaan. Pekerjaan ini dilakukan oleh pekerja yang diarahkan oleh mandor. Hasil sisa pembersihan dibawa keluar menuju disposal area yang di tentukan oleh direksi pekerjaan dengan menggunakan pick up. Alat bantu yang digunakan adalah sapu untuk menyapu, kain pel, untuk mengepel lantai. Pembuangan sisa material menggunakan alat bantu pick up dan gerobak. Area yang dibersihkan meliputi ruang lingkup pekerjaan yang telah ditentukan oleh direksi pekerjaan. Sisa bahan dan material lain juga dibawa keluar dari area pekejraan PEKERJAAN PENYIAPAN DOKUMEN LAPORAN, AS-BUILD DRAWING DAN DOKUMENTASI Dalam pelaksanaan pekerjaan kami akan membuat laporan dan dokumentasi mulai pekerjaan dimulai sampai dengan selesai. Proses pelaporan mengacu pada standar pelaporan yang dipersyaratkan, antara lain :



Laporan Harian Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang : Kapasitas / banyaknya tenaga kerja Pemasukan bahan bangunan Kegiatan pelaksanaan pada hari ini Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain-lain) Catatan maupun peringatan dari Pengawas Laporan Mingguan Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja yang telah dicatat / dilaporkan dalam laporan harian, misal jumlah atau persentasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya.



Laporan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Pengawas. Laporan berkala bulanan dibuat oleh Pengawas yang ditujukan untuk Pemberi Tugas. Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor harus mengadakan pemotretan bagian-bagian pekerjaan / bangunan yang sedang dalam pelaksanaan. Dokumentasi dilakukan berkala sesuai dengan progres kemajuan pekerjaan dengan menggunakan kamera digital dari sudut yang sama. Hasil dokumentasi akan dicetak dan lampirkan sebagai data atau bahan kelengkapan administrasi pelaporan pekerjaan. Pekerjaan shop drawing dilaksanakan pada saat MC nol dimulai dengan pengukuran dan pemasangan patok. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan theodolith, waterpass dan meteran roll yang dilakukan oleh personil inti, pekerja, dan mandor. Hasil pengukuran akan dijadikan acuan untuk melaksanakan pekerjaan ini. Proses penggambaran shop drawing dilakukan oleh drafter dengan menggunakan software autocad. Shopdrawing di cetak pada lembar kertas a3 untuk dan dimintakan persetujuan kepada direksi serta konsultan pengawas. Pekerjaan as built drawing dilakukan selama pekerjaan berjalan. Pekerjaan ini dilakukan oleh personil inti yang dibantu oleh drafter. Pekerjaan ini dilakukan berkesinambungan selama proses pelaksanaan pekerjaan berjalan. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara mengukur hasil pekerjaan yang telah terpasang dan dituangkan dalam gambar as built yang dimintakan persetujuan bersama antara direksi dan konsultan pengawas. Pekerjaan dilakukan sampai dengan MC 100.



METODE KERJA PEKERJAAN PENUNJANG ATAU PEKERJAAN SEMENTARA 3.1 Sistim Pengeringan Tempat Kerja Menyiapkan pompa air hisap dan buang untuk mengantisipasi adanya genangan air dilokasi pekerjaan akibat hujan atau akibat lainnya. 3.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja



PELAKSANAAN PROGRAM K3 Dalam setiap pelaksanaan suatu proyek, manajemen menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari kegiatan yang terintegrasi dalam semua kegiatan proyek yang sedang dikerjakan. SAFETY PLAN Program Keselamatan Kerja adalah suatu rencana pengendalian terhadap resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi didalam suatu aktivitas pekerjaan. Hirarki pengendalian terhadap resiko kecelakaan kerja adalah : 1) Eliminasi ( menghilangkan ) bahaya 2) Substitusi ( mengganti ) misalnya peralatan atau bahan kimia 3) Rekayasa Engineering, misalnya dengan menambahkan guarding atau penutup 4) Pengendalian secara administrasi misalnya pengawasan, pelatihan, rotasi. 5) Alat Pelindung Diri (APD). Ketentuan-ketentuan dalam manajemen Keselamatan Kerja ini meliputi:



A.



Rambu Peringatan



Setiap Pekerja diberi pengarahan mengenai K3 & Rambu-rambu yang digunakan. Rambu peringatan dipasang disetiap area proyek dengan pertimbangan kemungkinan bahaya yang dapat terjadi. Untuk tempat tinggi dan berbahaya diberi Pagar serta Jaring Pengaman.



Gambar rambu-rambu Peringatan K3 1. Penyiapan Alat Pelindung Diri APD Disediakan oleh Penyedia jasa untuk semua pekerja. Selain itu semua pekerja diwajibkan mengenakan APD Dilengkapi fasilitas K3L Lainnya.



Ilustrasi pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) 2. Fasilitas Kesejahteraan, Keamanan & Pertolongan Pertama Penyedia jasa mengadakan & memelihara fasilitas KM/WC pekerja, Tempat sampah. Penyedia jasa mengadakan perlengkapan & tenaga terlatih untuk Pertolongan Pertama (Kerja sama dengan Rumah Sakit terdekat dan armada ambulance nya). Penyedia jasa mengadakan tindakan pengamanan lokasi pekerjaan (Pagar pengaman, Pos Penjagaan, Tenaga Satpam).



B.



PENERAPAN DI LAPANGAN Untuk penerapan K3 di lapangan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Identifikasi, Penilaian dan Pengendalian Potensi Bahaya dan Resiko K3 dan Aspek serta Evaluasi Dampak Lingkungan. 2) Kesesuaian dengan Regulasi dan Persyaratan lain. 3) Pembuatan Sasaran dan Program K3L . 4) Pembentukan Struktur Organisasi K3L dan Tanggap Darurat . 5) Desain fasilitas Pengendalian Resiko K3 & Operasi Dampak Lingkungan. 6) Komunikasi Eksternal ( Rumah Sakit terdekat, Kepolisian, Depnaker, Jamsostek, Dinas Pemadam Kebakaran, dll). 7) Komunikasi Internal (Review Management, Tool Box Meeting,Weekly Meeting dan Monthly Meeting). 8) Inspeksi ( Working Permit, PPE – Emergency - Safety Installation dan House Keeping Inspection, Inspeksi Pra Operasi Peralatan, Check List K3 Pada Pekerjaan dll) . 9) Pemantauan dan Pengetesan serta Pelatihan dan Simulasi Tanggap Darurat. 10) Mengadakan Safety Promotion yaitu sosialisasi mengenai masalah safety ke setiap karyawan proyek, untuk sadar memperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja.



Ilustrasi Penyuluhan dan simulasi penggunaan K3 MITIGASI DAN INDENTIFIKASI BAHAYA 1) Bekerja Dengan Alat Panas/Las a) Adanya Alat Pelindung Diri (APD). b) Adanya Sistem Pemadam Api Ringan (APART). c) Adanya perlindungan Mata untuk para pekerjaan Las. d) Penyimpanan peralatan Las dan Aksesoris terlindung dari bahan yang mudah terbakar. e) Peralatan yang digunakan harus memenuhi standard yang digunakan.



2) Bekerja Dengan Alat Angkat Hidrolik a) Menggunakan peralatan dan tenaga kerja yang telah standard. b) Alat pengangkat harus berada diatas pondasi yang kuat dan kokoh. c) Adanya Alat Pelindung Diri (APD). d) Alat yang rusak tidak boleh digunakan. 3) Penanganan Material dan House Keeping a) Menjaga material yang dapat berpotensi terjadinya kecelakaan seperti terpeleset, kebakaran, kejatuhan benda, kesandung dan lain - lain. b) Tidak membiarkan puing - puing dan bekas material berserakan. c) Mencabut atau membengkokan paku pada kayu bekas yang tidak digunakan. d) Semua peralatan tangan harus disimpan dalam box.



4) Pengendalian Dampak Lingkungan a. Identifikasi Dampak Lingkungan, Penentuan Sasaran & Program. b. Program Pemenuhan Undang-Undang c. Program Pemantauan Lingkungan. d. Tindak Lanjut dan Perbaikan. Pelaksanaan pengendalian dampak lingkungan misalnya : 1) Pembuatan gudang khusus bahan bakar, oli dengan pengendalian oil trap. 2) Pengendalian limbah air semen pada Batching Plant. 3) Bekerjasama dengan perusahaan pengolahan limbah. 4) Membuat saluran yang cukup terhadap saluran pembuangan terutama di daerah pemukiman sehingga warga sekitar proyek terhindar banjir akibat pembangunan jalan tol. 5) Pembersihan ban kendaraan sebelum masuk jalan raya. 6) Uji emisi kendaraan dan peralatan berat.



PROGRAM PENGENDALIAN MUTU PROYEK Tujuan Manajemen Pengendalian Mutu: 1. Menciptakan suatu produk sesuai yang diharapkan/direncanakan (Fitness for Use). 2. Mewujudkan kepuasan PELANGGAN. 3. Pemenuhan terhadap kriteria maupun standart yang telah ditetapkan. Konsep Manajemen Pengendalian Mutu : 1. ZERO DEFECT, tidak ada toleransi untuk ketidak sesuaian produk yang dihasilkan maupun sistem yang diterapkan. 2. DEFINISI PELANGGAN, adalah orang berikutnya yang berada dalam satu rangkaian proses. 3. DO THE RIGHT THING, RIGHT THE FIRST TIME, Dengan melakukan sesuatu dengan baik dan benar sejak awal akan dapat dihindari REPAIR dan REWORK yang berujung pada pemborosan biaya produksi. 4. PENINGKATAN BERKESINAMBUNGAN, melalui PLAN – DO – CHECK – ACT. 5. KEMAMPUAN BERPRODUKSI, memiliki kompetensi untuk menjalankan sistem dan menciptakan produk yang memenuhi standart keterimaan.



STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN DAN TUGAS SECARA UMUM 1. Manager Proyek Pada Manager Proyek adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang berada dilapangan. Manager Proyek merupakan wakil mutlak dari perusahaan. Tugas Manager Proyek yaitu : a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan. b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai. c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak. d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing- masing 2. Manager Teknik Tugas Manager Teknik yaitu : a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai. b. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen. c. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 3. Administrasi dan Keuangan Tugas Site Adm. Manager yaitu : a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan. b. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek. c. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek.



d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek 4. Pelaksana Teknis a. Sebagai teknisi yang harus bertanggung jawab atas pelaksanaan/terlaksananya pekerjaan-pekerjaan dilapangan. b. Harus berada dilapangan pada setiap saat c. Harus menguasai gambar bestek beserta detailnya. d. Harus menguasai bestek (rencana kerja) yang telah ditetapkan oleh Direksi. e. Mengawasi pekerjaan para mandor, apakah sudah sesuai bestek dan gambar bestek. f. Memberikan petunjuk/pengarahan kepada para mandor apabila ada masalahmasalah teknik didalam pelaksanaan pekerjaan. g. Mengadakan opname dengan para mandor sesuai dengan volume pekerjaan yang sudah terlaksana. h. Melayani permintaan material sesuai RAB dari para mandor dan mengatur pemakaian / penggunaan material di lapangan. i. Pengendalian pemakaian bahan/material agar dapat sehemat mungkin. j. Memberikan laporan hasil pekerjaannya kepada kepala pelaksana. 5. Pelaksana Lapangan a. Membaca Memahami Gambar kerja dan menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional b. Melakukan Peninjauan Dan pengukuran Lapangan (setting Out) c. Menghitung Perkiraan Volume Pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, nahan dan alat d. Menghitung Harga Satuan Ongkos Kerja e. Merundingkan Harga Borongan Pekerjaan f. Membuat Jadwal Dan Recana Kerja g. Menyiapkan Dan Mengatur pembagian Tugas para Tukang Dan Pekerja h. Mengawasi kegiatan Para Tukang dan pekerja dalam melakukan pekerjaan i. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan j. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja k. Mengukur dan Menghitung hasil kerja/opname l. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan menagih pembayaran m. Membayar Upah Para Tukang Dan Pekerja. 6. Pekerja Orang yang melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai perintah pelaksana lapangan / mandor



METODE KERJA PEKERJAAN PENUNJANG ATAU PEKERJAAN SEMENTARA Dalam menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan pekerjaan ini ada beberapa hal pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut : Manajemen Lalu Lintas Pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dalam dilokasi dilokasi pekerjaan harus dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalu lintas, memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan. Antisipasi pengendalian lalu lintas yang dapat dilakukan diantaranya adalah membuat rambu-rambu atau tanda bahwa dalam lokasi jalan tersebut sedang adanya pelaksanaan Proyek jalan. Sistem Pengeringan Tempat Kerja Apabila dalam lokasi pekerjaan sedang mengalami hujan, atau tanah dalam lokasi Pekerjaan berdekatan dengan sawah/ irigasi sehingga mengakibatkan lokasi yang sedang dikerjaka nmengalami rembes/lembab, langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu :  Penggunaan blowerfan dan lampu pijar untuk pengeringan bagian pekerjaan yang harus kering namun lembab  Penambahan lapis kedapair padalokasi tertentu



PENYERAHAN PEKERJAAN Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak.Gambar- gambar dan Syarat-syarat pada Dokumen Pengadaa n(Pelelangan) ataupun perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemimpin Kegiatan. Pada saat pekerjaan akan diserahterimakan untuk pertama kalinya (Provisiona lHand Over- PHO), Kontraktor harus menyerahkan :   



Gambar-gambar yang sebenarnya (AsBuilt Drawings) yang telah disetujui. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan. LaporanBulanan, Mingguan dan laporan harian.



Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan menyetujui, bagian-bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (CheckList) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan. PENUTUP Untuk pekerjaan yang belum dijelaskan dalam metode pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksanakan pada lokasi pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Detail dan tahapan pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada spesifikasi teknis yang tecantum dalam kontrak dan mendapat persetujuan konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Bentuk dan dimensi harus sesuai gambar yang tecantum dalam kontrak atau hasil pengukuran yang tergambar dalam shop drawing dan mendapat persetujuan konsultan pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.



Tangerang, 19 Februari 2021 Dibuat Oleh: PT RIANGGTA JAYA UTAMA



RISYA RIANGGA Direktur