Metode Pelaksanaan Longsoran [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

METODE PELAKSANAAN Penanganan Longsoran Sinjai - Watampone - Sengkang - Tarumpakae I.



Mobilisasi a. Mobilisasi Tenaga Kerja Sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan yang harus dilakukan dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga kerja yang profesional yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. Selain dari pekerja-pekerja lapangan, dalam pelaksanaannya juga harus mempersiapkan staf pengawas lapangan baik dari proyek itu sendiri, konsultan, maupun kontraktor. b. Mobilisasi Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan penyedia fasilitas-fasilitas yang berfungsi dapat mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan. Oleh karena itu, alat-alat berat digunakan sebagai salah satu fasilitas dalam pekerjaan dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap pelaksanaan. Alat-alat berat tersebut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi lapangan dan kemampuan pekerjaan yang mampu dilaksanakan, dimana sejumlah alat berat perlu dikoordinasikan dengan secermat mungkin untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang sebaik-baiknya.



II.



Manajemen Keselamatan Lalu Lintas Dalam melaksanakan pekerjaan jalan setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal. Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu lintas. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan proyek akan merugikan pengguna jalan raya. Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : 1. Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai ketentuan. 2. Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait. 3. Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan. 4. Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat dan benar. 5. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu lintas. Peralatan Keselamatan Lalu Lintas Rambu penghalang lalu lintas jenis plastik Rambu peringatan Peralatan komunikasi dan lainnya Tenaga yang terdiri dari: Pekerja Koordinator



Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian, tujuannya agar lalu lintas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian. Rambu-rambu yang dipasang mempunyai cat dengan pantulan cahaya, guna menghindari kecelakaan di malam hari. III. Pengamanan Lingkungan Hidup 1. Membuat dan menyiapkan rencana kerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan (RKPPL) berdasarkan Dokumen Lingkungan dan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan (SKKL). 2. Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lingkungan. 3. Kriteria lokasi pengambilan sampel meliputi lokasi dekat dengan pemukiman, fasilitas umum dan sumber mata air/sungai yang dimanfaatkan oleh penduduk, quarry dan lokasi berupa basecamp. 4. Penggunaan alat-alat untuk pekerjaan jalan yang menggunakan material yang dapat menyebabkan radiasi dan berpotensi menurunkan kualitas lingkungan hidup, dipastikan mempunyai izin yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. IV. Manajemen Mutu Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan manajemen mutu pelaksanaannya juga harus mempersiapkan staf pengawas lapangan baik dari proyek itu sendiri, konsultan, maupun kontraktor. 1. Menyiapkan rencana pengendalian mutu (quality control Plan) sesuai dengan ketentuan kontrak dan harus menyerahkan rencana pengendalian mutu (quality control plan) yang lengkap kepada konsultan pengawas sebelum dimulainya setiap elemen pekerjaan. 2. Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan sistem manajemen mutu harus mencakup pekerjaan secara keseluruhannya, termasuk tanpa pembatasan terhadap semua bahan yang dipasok Kontraktor dan Sub-Kontraktor, dan semua jenis dan tahap pelaksanaan pada Kegiatan dengan mengacu pada spesifikasi teknis dan gambar rencana. 3. Sistem manajemen mutu dilaksanakan sesuai dengan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan harus dikelola dengan baik, dengan hasil pengujian yang mewakili o 4. perasi yang aktual. Hasil-hasil tersebut akan dilaporkan dengan akurat dan dalam suatu waktu tertentu. DEVISI II. PEKERJAAN DRAINASE



DEVISI III. PEKERJAAN GALIAN I. Galian Biasa Pekerjaan galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir dan galian perkerasan beton. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. 1. Pembersihan lokasi dari bahan-bahan yang tidak diperlukan.Galian dilakukan dengan menggunakan excavator, tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan. 2. Pengukuran dan pematokan (straiking out) dilakukan oleh survevor untuk menentukan kelandaian elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditujukan oleh direksi pekerjaan. 3. Galian dengan tenaga manual dan peralatan manual. Adapun menggunaakn excavator galiannya langsung dimuat ke dump truck, kemudian diangkut



keluar lokasi proyek. 4. Pengendalian lalu lintas terhadap tempat pekerjaan tetap dijaga dengan menempatkan rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan. II. Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 meter Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. 1. Pembersihan lokasi dari bahan-bahan yang tidak diperlukan.Galian dilakukan dengan menggunakan excavator, tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke lokasi yang telah ditentukan. 2. Penggalian tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan dilakukan dengan menggunakan excavator. 3. Selanjutnya excavator menuangkan hasil galian ke dalam dump truck, kemudian diangkut dan membuang material keluar lokasi jalan. 4. Pengendalian lalu lintas terhadap tempat pekerjaan tetap dijaga dengan menempatkan rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan. VI. Timbunan Biasa dari Sumber Galian Pekerjaan timbunan biasa digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan jalan yang amblas dan pada daerah sekitar proteksi. Metode kerja dari pekerjaan ini yaitu: 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. 2. Material dihampar dengan tenaga manusia dan menggunakan alat 3. Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan water tank sebelum pemadatan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibrator roller dan stamper. 4. Selama pemadatan, sekelompok pekerja marapihkan tepi-tepi hamparan dan level permukaan dengan alat bantu. VII. Timbunan Pilihan dari Sumber Galian Pekerjaan timbunan pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan tembok penahan tanah dan pada jalan yang amblas. Metode kerja dari pekerjaan ini yaitu: 1. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. 2. Material dihampar dengan alat penghampar 3. Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan water tank sebelum pemadatan dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibrator roller dan stamper. 4. Selama pemadatan, sekelompok pekerja marapihkan tepi-tepi hamparan dan level permukaan dengan alat bantu.



VII.



Penyiapan Badan Jalan Penyiapan badan jalan dilakukan pada lokasi badan jalan yang dilaksanakan. Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah untuk timbunan, untuk membentuk dimensi



badan jalan sesuai dengan garis kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan. 1. Pembersihan lokasi dari bahan-bahan yang tidak diperlukan. 2. Pengukuran oleh pematokan (straiking out) dilakukan oleh surveyor untuk menentukan kelandaian elevasi yang ditentukan dalam gambar atau ditujukan oleh direksi pekerjaan. 3. Pengadaan material timbunan dilokasi sumber dengan menggunkana wheel loader / excavator diameter max. 2.5". 4. Material diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke lokasi pekerjaan yang telah siap dengan menggunakan dump truck. 5. Penghamparan digunakan motor dreder, dirapikan dengan tenaga manual. 6. Segera setelah penempatan dan penghamparan dilanjutkan dengan pemadatan dengan vibrator roller, ini dilakukan per lapis untuk mendapatkan kepadatan yang maksimal. 7. Dalam proses pemadatan dilakukan penyiraman dengan menggunakan water tank hingga mencapai kadar air optimum yang ditentukan. 8. Pengendalian lalu lintas terhadap tempat pekerjaan tetap dijaga dengan menempatkan rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan. DEVISI V. PERKERASAN BERBUTIR I. Lapis Pondasi Agregat Kelas A Sebagai tempat dudukan AC-BC, digelar lapis pondasi agregat klas A sepanjang dan selebar perkerasan yang telah ditentukan oleh direksi atau sesuai dengan desain.Alat yang digunakan adalah wheel loader, dump truck, motor grader, three wheel roller, water tank, tire roller. Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui; 2. Penggabungan materail hingga tercipta spesifikasi agregat klas A dilaksanakan di luar lokasi pekerjaan (baiknya di sekitar stone cruser). 3. Pencampuran dengan porsi material yang telah ditentukan, digunakan alat wheel loader sekaligus me-loading agregat A ke atas dump truck selanjutnya diangkut menuju lokasi pekerjaan yang siap hampar. 4. Grader menghampar dan meratakan agregat A di lapangan hingga mencapai ketebalan yang diinginkan dan dalam toleransi padat yang disyaratakan. 5. Pemadatan dengan menggunakan vibrator roller yang diikuti dengan penyiraman oleh water tank untuk menjaga kadar air optimun dan mempercepat kepadatan kering maksimum modified 100%. 6. Pengecekan terhadap elevasi dan ukuran yang telah ditentukan. 7. Pengendalian lalu lintas terhadap tempat pekerjaan tetap dijaga dengan menempatkan rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan. II. Lapis Pondasi Agregat Kelas S Lapis pondasi Agregat Klas S digunakan pada bahu jalan tanpa penutup aspal tebal padat 15 cm, dengan kondisi elevasi permukaan dan kemiringan melintang mengacu pada Spesifikasi Teknik. Bahan Material Klas S terdiri dari fraksi Agregat Kasar (tertahan saringan No. 4), dan Faraksi Agregat Halus(lolos saringan No. 4) dengan rentang komposisi dan syarat spesifikasi bahan yang diatur dalam Spesifikasi Teknik. 5. Wheel loader memuat material Agregat yang telah dicampur dari base camp /stock file ke dalam dump truck untuk selanjutnya dibawa kelokasi pekerjaan.



6. Material dihampar di lokasi keja dengan menggunakan Vibrator roller, dengan



tetap menjaga tebal hamparan pada yang disyaratkan dalam gambar. 7. Untuk menjaga kadar air bahan yang disyaratkan dalam rentang Spesifikasi, maka sebelum pemadatan dapat dilakukan penyiraman material hamparan dari segregasi sebelum pemadatan dengan menggunakan alat bantu. 8. Peralatan yang digunakan adalah : Whell Loader, Dumptruck, Vibrator Roller, Water Tank dan Alat bantu. DEVISI VI. PERKERASAN ASPAL I. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair Pekerjaan ini meliputi pencampuran aspal dan minyak kerosene di Ketel AMP dan dipanaskan sehingga menjadi aspal cair, dengan komposisi sesuai petunjuk Direksi. Mengangkut campuran aspal dan kerosene tersebut ke lapangan, pembersihan dari debu dll areal yang akan dihampar, lalu dilaksanakan penghamparan lapis resap pengikat / lapis perekat, alat-alat yang akan digunakan : 1. Asphalt Sprayer untuk menyemprotkan campuran aspal cair ke areal yang di Lapis. 2. Air Compressor untuk membersihkan areal yang akan dihampar lapis resap pengikat. 3. Dump untuk mengangkut keduanya (Asphalt Sprayer + Compressor) ke lokasi yang akan dilapis. 4. Keseluruhan tahap pelaksanaan sesuai petunjuk direksi dan spesifikasi teknik.



II. Lapis Perekat – Aspal Cair Sebelum laston lapis Aus AC-WC dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan antara permukaan lama dengan yang baru (AC-WC) digunakan bahan lapis perekat yang disemprotkan dengan menggunakan ashpalt sprayer. Metoda kerja : 1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi untur disetujui; 2. Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air compressor; 3. Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur dengan komposisi sesuai spesifikasi dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair; 4. Campuran aspal cair disemprotkan dengan asphalt sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi; 5. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test di lokasi pekerjaan.



III. Bahan Anti Pengelupasan Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Bahan aditif anti pengelupasan (Anti Stripping Agent) yang digunakan untuk campuran aspal panas akan diangkut langsung dari lokasi gudang supplier ke lokasi proyek. IV. Laston Lapis Aus (AC-WC Asb) Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. 1. Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) material BA-Asblaw ele untuk lapis aus (AC-WC Asb) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan. 2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan trial agar diketahui ketebalan dan densitynya. 3. Pencampuran material AC-WC Asblaw ele diolah menggunakan AMP. 4. Dump truck membawa material tersebut ke lokasi pekerjaan. 5. Campuran dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian pemadatan awal oleh tandem roller, pemadatan utama oleh tire roller dan pemadatan akhir kembali dengan tandem roller. 6. Lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. V.



Laston Lapis Perata (AC-BC Asb) Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. 1. Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) material CBA-Asblaw ele Lapis Perata (AC-BC Asbl) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan.



2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan trial agar diketahui ketebalan dan densitynya. 3. Pencampuran material AC-WC Asblaw ele diolah menggunakan AMP. 4. Dump truck membawa campuran material tersebut ke lokasi pekerjaan. 5. Campuran dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian pemadatan awal oleh tandem roller, pemadatan utama oleh tire roller dan pemadatan akhir kembali dengan tandem roller. 6. Lintasan pemadatan dilakukan sesuai jumlah lintasan yang telah disetujui. Semua rentang suhu yang disyaratkan selama proses ini harus tetap dijaga untuk mendapatkan kepadatan yang optimum. DEVISI VII. STRUKTUR I.



Beton struktur,fc’20 MPa Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama s e b e l u m p e n g e c o r a n f c ’ 2 0 t e r l e b i h d a h u l u h a r u s dipastikan kesiapan bahan material dan alat yang akan digunakan serta komposisi campuran sesuai desain mix 2. Pengecoran dilakukan secara menerus pada lokasi yang akan dikerjakan dan pengambilan slump test maupun pembuatan benda uji (kubus atau selinder) disesuaikan dengan spek 3. Bahan-bahan/,material yang digunakan sesuai dengan bahan/material yang dipakai pada saat pembuatan desain mix



II.



Baja Prategang Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a k o n d i s i b a j a p r a t e g a n g y a n g a k a n digunakandan memastikan bahwa bahwa baja prategang yang akan digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi dan desain 2. Baja prategang ini digunakan untuk memegang sheet pile baja yang dikunci pada blok beton yang berada pada sisi sebelah jalan tersebut 3. Posisisi atau letak baja prategang tersebut disesuaikan dengan gambar



III.



Baja Tulangan Polos BjTP 280 Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a b a j a t u l a n g a n t e r s e b u t t e l a h d i u j i tekanan tarik pada laboratorium yang kridibel 2. Baja Tulangan polos ini dipakai pada spiral isian tulangan tiang pancang baja diameter 400 mm dan juga pada tulangan retaining wall



IV.



Baja Tulangan Sirip BjTP 280 Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a b a j a t u l a n g a n t e r s e b u t t e l a h d i u j i tekanan tarik pada laboratorium yang kridibel 2. Baja Tulangan sirip ini dipakai pada isian tulangan tiang pancang baja diameter 400 mm dan juga pada tulangan retaining wall



V.



Penyediaan Baja Struktur Baja Grade 250(Kuat Leleh 250MPa) Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a b a j a t u l a n g a n t e r s e b u t s u d a h s e s u a i dengan desain dan spesifikasi 2. Baja Tulangan grade ini dipakai untuk mengikat antara sheet pile baja yang berada di arah sungai denga tiang pancang baja diameter 40 mm yang berada di sisi seberang jalannya dan juga sebagai konstruksi yang dipasang didepan sheet pile baja



VI.



Pemasangan Baja Struktur Baja Grade 250(Kuat Leleh 250MPa) Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a b a j a t u l a n g a n t e r s e b u t s u d a h s e s u a i dengan desain dan spesifikasi 2. Baja Tulangan grade ini dipakai untuk mengikat antara sheet pile baja yang berada di arah sungai dengan tiang pancang baja diameter 40 mm yang berada di sisi seberang jalannya dan juga sebagai konstruksi yang dipasang didepan sheet pile baja



VII.



Dinding Turap Baja Penyediaan dan Pemancangan Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a t u r a p b a j a t e r s e b u t s u d a h s e s u a i d e n g a n desain dan spesifikasi 2. Turap baja ini dipancang dengan menggunakan vibrating rammer dipakai sebagai proteksi dibibbir sungai



VIII.



Penyediaan Tiang Pancang Baja Diameter 400 mm tebal 100mm Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a t i a n g p a n c a n g t e r s e b u t s u d a h s e s u a i dengan desain dan spesifikasi 2. Tiang Pancang ini dipancang menggunakan Pile Hammer dan dipancang pada posisi arah sisi sebelah jalan dan sebagai pengikat dengan sheet pile baja yang berada disisi lainnya



IX.



Penyediaan Tiang Pancang Baja Diameter 200 mm tebal 100mm Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama m e m e r i k s a t i a n g p a n c a n g t e r s e b u t s u d a h s e s u a i dengan desain dan spesifikasi 2. Tiang Pancang ini dipancang menggunakan Pile Hammer dan dipancang pada posisi di depan sheet pile baja



X.



Pemancangan Tiang Pancang Baja Diameter 400 mm tebal 100mm Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Tiang Pancang ini dipancang menggunakan Pile Hammer dan dipancang pada posisi di sisi sebelah jalan



XI.



Pemancangan Tiang Pancang Baja Diameter 200 mm tebal 100mm Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Tiang Pancang ini dipancang menggunakan Pile Hammer dan dipancang pada posisi di depan sheet pile baja



XII.



Pasangan Batu Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama lokasi yang akan dipasangi talud terlebih dahulu dibersihkan dari semak-semak atau humus. Selanjutnya dilakukan pengukuran dan pemasangan patok / bowplank. Galian pondasi dikerjakan mengikuti elevasi talud dengan kedalaman pondasi sesuai dengan dimensi yang tercantum dalam gambar. 2. Sebelum pemasangan, batu selayaknya dibersihkan terlebih dahulu dan secara menyeluruh dibasahi, begitupun landasan yang akan dipasangi batu sebaiknya dibasahi untuk mendapatkan permukaan yang stabil. 3. Dipilih batu yang berukuran besar untuk ditempatkan pada bagian dasar talud dan terutama disudut-sudut galian tanah. Batu ini disusun secara rapih dan saling mengunci antara butiran yang satu dengan butiran lainnya. Disela-sela rongga batu dan pada sisi yang saling bertemu diberi adukan perekat campuran 1:4. 4. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu dibatasi.



5. adukan segar yang belum mengeras. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka akan dibongkar dan adukan dibersihkan lalu batu dipasang kembali dengan campuran segar. 6. Sambungan ekspansi pada arah memanjang dibentuk pada jarak atara 20 m maksimal sambungan 30 mm lebarnya dan setinggi talud. Sambungan pada sisi muka dari batu dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan. Pada bagian puncak horisontal dari seluruh pasangan batu dibuat rapi dengan tambahan dari lapis adukan setebal 2 cm, yang dikerjakan kepermukaan yang merata dengan kemiringan yang akan menjamin perlindungan terhadap air hujan dan dengan sudut yang dibulatkan. XIII.



Bronjong dengan Kawat Yang Dilapisi Galvanis Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pertama-tama lokasi yang akan dipasangi beronjong terlebih dahulu dibersihkan dari semak-semak atau humus. Selanjutnya dilakukan pengukuran. Pemasangan beronjong dikerjakan mengikuti elevasi 2. Pemasangan beronjong disesuaikan dengan gambar desain



XIII.



Pipa Drainase Baja diameter 1000 m Sebelum melaksanakan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Metode pelaksanaannya yaitu : 1. Pipa drainase baja ini yang dipasang melintang/crossing badan jalan berfungsi cros drain yaitu untuk mengalirkan air dari sisi kiri ke sisi kanan jalan 2. Sebelum dilaksanakan supaya memastikan elevasi agar air bisa mengalir