Metode Pengambilan Sampel Pada Ikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PRAKTIKUM KIMIA DAN BIOKIMIA HASIL PERIKANAN



Anggota: Asterina Wulan Sari



(13030)



Lukman Musthafa



(13024)



Nihlah Chalidah



(13045)



Sri Ningsih



(12697)



Ahmad Nawwar S



(13032)



LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2014



METODE PENGAMBILAN SAMPEL PADA BAHAN I.



TUJUAN Mengetahui beberapa cara pengambilan sampel pada bahan



II.



DASAR TEORI Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus. Namun karena sesuatu hal peneliti bisa tidak meneliti keseluruhan elemen tadi, maka yang bisa dilakukannya adalah meneliti sebagian dari keseluruhan elemen atau unsur tadi (Fuad, 1975). Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan. Pertama: Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi. Kedua : Presisi. Yaitu memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi (Nugroho, 1985). Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan caracara yang ditempuh daam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara pengambilan sampe dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: probability



sampling



dan



nonprobability



sampling.



Prinsip



utama



probabilitysampling adalah bahwa setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Setiap bagian populasi mungkin berbeda satu sama lainnya tetapi menyediakan populasi parameter, mempunyai kesempatan menjadi sampel yang representatif. Contoh dari probability sampling adalah simple random sampling, stratified random



sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Contoh dari nonprobability sampling adalah purposive sampling, consecutive sampling, convinience sampling, dan quota sampling. Dua jenis teknik pengambilan sampel tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. (Nursalam, 2008) Rencana pengambilan sampel sangatlah penting saat melakukan penelitian. Rencana pengambilan sampel adalah pengambilan sejumlah unit yang dipilih secara acak dari suatu lot atau populasi sebagai dasar untuk menerima atau menolak lot atau populasi tersebut/ agar sampel yang ditarik dapat mewakili yaitu dapat menggambarkan populasi secara keseluruhan maka sampel harus diambil secara acak dari populasi. Pada pengambilan sampel acak setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel (Badan Karantina Pertanian, 2007).



III.



PEMBAHASAN Sampel merupakan hal yang penting saat dilakukan penelitian. Dalam pengambilan sampel ada beberapa metode yang dapat dilakukan. Namun metode pengambilan sampel yang digunakan pada 2 jurnal yang diambil berbeda. Untuk mempermudah dalam pembahasan, jurnal pertama adalah jurnal yang berjudul Karakterisasi Protein Miofibril dari Ikan Kuniran (Upeneus moluccensis) dan Ikan Mata Besar (Selar crumenophthalamus). Jurnal kedua adalah jurnal yang berjudul Pengaruh L-Karnitin Terhadap Kadar Lemak Daging dan Komposisi Tubuh Ikan Pati (Pangasisus hypopthalmus). Diharapkan dengan pemisalan nama ini, pembaca tidak bingung terhadap pembahasannya. Berdasarkan jenis sampel, ada dua jenis sampel. Pertama, dari hewan dapat berupa darah dan komponennya (plasma, serum) dan cairan (ekskreta, sekreta), kedua adalah dari bahan asal hewan dan hasil bahan asal hewan dapat



berupa jeringan, organ dan sebagainya dalam bentuk segar, beku atau kemasan (Badan Karantina Pertanian, 2007). Pada kedua jurnal menggunakan sampel jenis kedua yaitu daging dari ikan. Pada jurnal pertama tidak dijelaskan daging diambil dibagian mana, akan tetapi hanya menjelaskan bahwa ikan disiangi bagian kepala dan perutnya selanjutnya digiling. Berbeda dengan jurnal kedua, pada jurnal kedua dijelaskan daging yang diambil adalah daging bagian samping (lateral) dan kulit dan dan daging bagian perut dibuang. Pengambilan sampel digunakan untuk uji fraksinasi protein, uji preparasi protein miofibril,. Pengujian fraksinasi protein dilakukan dengan pengaturan kekuatan ion, yaitu larutan NaCl 0.5% untuk protein sarkoplasma dan NaCl 10% untuk protein miofibril, sedangkan protein stroma dilakukan konversi ke gelatin dengan menghidrolisis melalui proses konversi le gelatin dengan hidrolisis basa. Daging ikan giling (5gram) ditamabah larutan NaCl 0.5% dalam buffer phosphat 0.1 M pH 7 dingin sebanyak 45ml, dan distiser dalam lemari pendingin selama 1 jam. Selanjutnya disentrifudge dengan kecepatan 4000 rpm pasa suhu 2 C selama 10 menit. Filtrtat didenkatansi, sedangkan residu dilakukan pencucian kemudian didekatansi ulang. Filtrat dari dua kali pencucian dicampur dan ditera volumenya dengan buffer phospat 0.1 M ph 7 samnpai 100 ml, filtrat ini disebut fraksi sarkoplasma. Residu ditambah larutan NaCl 10% dalam buffer phospat 0.1M pH7 sebanyak 45ml, yang ditirer 1 jam dalam lemari pendingin. Selanjutnya disaring dengan cheese cloth rangkap dua, dan residunya dicuci ulang dengan larutan yang sama. Filtrat dari dua kali pencucian dicampur dan ditera volumenya dengan larutan NaCl 10% dalam buiffer phospat 0.1 M pH 7 100ml,disebut juga fraksi miofibril. Residu ditambah larutan NaOH 0.1M sejumlah 75ml dan distirere selama 24 jam pada suhu ruang. Campuran disaring dengan kertas saring whatman no 3, filtrat dinetralkan dengan HCl 1 N dan ditera 100ml aquades, fraksi ini disebut stroma. Setiap fraksi dianalisis kadar proteinnya dengan metode bradford. Pengujian preparasi protein miofibril dilakukan untuk mengetahui karakter lebih lanjut protein miofibril dari sampel ikan, sampel ikan dipreparasi dengan pemisahan daging dari tulang dan kulit. Selanjutnya dimixer dengan larutan NaCl 0.5% dalam buffer phosphat 0.1 M pH 7dengan volume 3 kali berat daging pada suhu 4-6 C selama 3 menit. Hasil disentrifudge pada kecepatan 8000 rpm pada suhu 4 C selama 10 menit. Filtrar didekantasi dan endapan dimexer kembali dan



diperlukan sama seperti langkah sebelumnya. Kemudian disaring untuk memisahkan duri maupun protein stroma yang lain. Protein miofibril dianalisi berat molekulnya dengan menggunakan sodium dodecyl sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). Pada miniprotean II Electrophoresis system. Gel yang diperoleh diwarnai dengan coomassie blue R-250. Standard protein yang digunakan berasal dari sigma chemical Co. yaitu penciri protein BM rendah yang meliputi: serum albumin (66.2 kD), ovalbumin (45.0 kD), karbonat anhidrase (31,0 kD) dan lisozim (14,0 kD). Dalam pengujian analisis proksimat yang dilakukan adalah daging giling dari ikan tanpa kepala dan isi perutnya, dan miofibril dianalisis kadar air, protein kasar,lemak dan abu dengan menggunakan metode yang sesuai. Setiap sampel/specimen minimal diambil ganda (double/duplo) untuk menjaga kemungkinan penyimpanan berbeda, menghindari jumlah atau berat sampel/specimen



kurang,



menghindari



terjadinya



kerusakan



pada



sampel/specimen serta untuk analisa tertentu yang membutuhkan pengulangan (Badan Karantina Pertanian, 2007). Pada jurnal pertama, tidak dijelaskan berapa jumlah sampel digunakan, akan tetapi sampel yang digunakan lebih dari satu, hal ini diperlihatkan dari data hasil penelitian didapat dengan cara dijumlahkan, dirata-rata dan dicari standar deviasinya, kemudian diklasifikasikan sehingga merupakan suatu susunan data. Akan tetapi pada jurnal kedua sangat jelas jumlah sampel yang digunakan maupun rancangan yang digunakan.



IV.



KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Metode pengambilan sampel yang pertama (jut\rnal pertama) pengambilan sampel pada bahan dilakukan dengan cara ikan disiangi bagian kepala dan perutnya selanjutnya digiling dan metode kedua (jurnal kedua) daging yang diambil adalah daging bagian samping (lateral) dan kulit dan dan daging bagian perut dibuang.



SARAN Sebaiknya dalam jurnal lebih dijelaskan lagi pada bagian mana sampel ikan yang digunakan agar lebih tepat.



DAFTAR PUSTAKA Badan Karantina Pertanian, 2007.Pedoman Pengambilan Sampel dalam Rangka Monitoting Hama dan Penyakit Hewan Karantina pada Hewan dan Bahan Asal Hewan serta Hasil Bahan Asal Hewan di Daerah Pemasukan/Pengeluaran dan Daerah Penyebaran Eks Pemasukann. Jakarta. Departemen Pertanian. Fuad, Ansari. 1975. Prinsip- prinsip dan Dasar Statistika dalam perencanaan Kesehatan. Surabaya. Airlangga University Press Nugroho. 1985. Rumus-Rumus Statistika Serta Penerapanya. Jakarta. CV.Rajawali. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 2. Jakarta. Salemba Medika.