Metode Stream Sediment [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Metode Stream Sediment



Survey sedimen sungai aktif banyak digunakan untuk program penyelidikan pendahuluan (regional geochemical reconnaissance), khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis, pengambilan conto sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan geologi dari float dan batuan dasar yang tersingkap diareal Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS), yaitu mengambil fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan saringan berukuran -80#. Tujuan dari metoda ini adalah menangkap butiran emas dan base metal berukuran halus.



Gambar 1. Pengambilan conto sedimen sungai aktif ( Freeport, Irian Jaya)



Metode ini telah lama digunakan diberbagai negara belahan dunia alasannya dalah bahwa stream sediment merupakan komposit produk pelapukan dan erosi yang mewakili sumber daerah tangakapan air dari suatu jaringan drainage sungai. Oleh karena itu metode ini dianggap dapat mewakili komposisi batuan dasar over burden dan berbagai kandungan mineralisasi logam yang terdapat pada daerah tangkapan air dari suatu sistem drainage faktor lain yang dapat mempengaruhi sampel adalah :  



Iklim daerah pelapukan akan mempengarui komposisi sampel Variasi Eh dan pH mengontrol mobilisasi dan mempengaruhi dispersi berbagai unsur.







Berbagai kontaminasi aktivitas manusia dapat mempengaruhi komposisi sampel



terutama dari daerah pemukiman dan industri Stream sediment terdiri dari komponen klastik dan hidromorfik termasuk butiran detrital, lempung, koloid, material organik dan lapisan Fe dan Mn pada permukaan, retakan, rongga butiran klastik. Karena keragaman komponannya maka penting menentukan fraksi ukuran yang sesuai dengan tujuan survey, yaitu fraksi ukuran yang menunjukkan kontras anomali paling baik yang menunjang dalam identifikasi lokasi mineralisasi. Stream sediments, terutama yang berukuran lempung dan lanau, merupakan tipe survei yang paling mendasar dari keseluruhan jenis drainage basin surveys, dan karena sedimensedimen sungai berukuran lempung-lanau tersebut selama ini telah dianggap merupakan jenis/ukuran yang paling representative dari keseluruhan (atau sebagian) suatu catchment area, pengambilan material (sampling) dengan ukuran yang tepat sangatlah penting. Umumnya material sebanyak 50 gram merupakan jumlah yang tepat untuk tujuan analisis. Jika diperlukan untuk mengambil material yang berukuran lebih kasar (karena mungkin ukuran yang halus tersebut kurang), maka sebaiknya diambil dalam jumlah yang banyak dengan ukuran sampai pebbles (kerakal, maximum 64 mm). Untuk mendapatkan ukuran material yang lebih tepat dan meyakinkan, sebaiknya sedimen sungai tersebut langsung diayak dalam keadaan basah setelah diambil dari sungai (pengayakan dilakukan di lapangan). Penting juga untuk membawa suatu seri rangkaian ayakan ke lapangan, di mana ini diperlukan jika ukuran butir material sungai bervariasi. Ukuran yang dipilih untuk dianalisis umumnya -80 mesh; tetapi sebaiknya dipastikan dulu melalui survei orientasi. Jika yang diperlukan dari sedimen sungai tersebut adalah mineral beratnya, maka pengambilan material sebaiknya sedekat mungkin dengan bedrock, karena di daerah inilah mineral-mineral berat sering melimpah. Jika bedrock-nya tertututpi oleh aluvium yang tebal, maka perlu dilakukan augering (pemboran dangkal) atau pembuatan sumur uji (test pit). Sampel stream sediments umumnya diambil dengan tangan, atau dengan plastik, atau sekop aluminium (perkakas dapur atau peralatan kebun juga cukup baik digunakan); diambil sedikit di bagian bawah dari puncak layer sedimen; lalu dikepak - dalam keadaan basah dalam amplop/kantong kertas Kraft (berwarna coklat) yang bebas metal dan bertekananbasah tinggi (kantong pembungkus sampel ini biasanya sudah disediakan secara gratis oleh laboratorium-laboratorium geokimia komersial). Kantong kepak sampel Kraft ini tersedia juga di toko-toko grosir yang menjual alat-alat explorasi, di mana kantong tersebut sudah diantisipasi dari kontaminasi dengan cara tidak disertakan unsur-unsur trace metals di



dalamnya, baik pada kertas/kantong itu sendiri maupun pada lem yang digunakan untuk menutupnya. Kantong yang disertai dengan klip logam, walaupun kemudian ditutupi lagi oleh kertas, sebaiknya tidak digunakan. Kantong sampel dari kain (cloth sample bags) yang biasa digunakan untuk sampel batuan (karena sudut-sudutnya yang tajam dapat merobek plastik atau kertas) sebaiknya tidak lagi digunakan, karena sangat berpotensi untuk terkontaminasi. Kantong sampel dari kain ini umumnya dibuat dari bahan-bahan yang contaminated potentially secara kimia, seperti talk, pirofilit, dan kaolin. Sample-sampel tersebut kemudian dikeringkan (tanpa dikeluarkan dari kantongnya); biasanya digantung atau diletakkan di tempat terbuka terhadap matahari di base camp, lalu di laboratorium dikeringkan lagi dalam oven. Tetapi, untuk sampel-sampel (baik soil maupun batuan) yang ditujukan untuk analisis merkuri atau unsur-unsur volatil lainnya, sangat dianjurkan untuk tidak dikeringkan, baik melalui penjemuran maupun oven. Penggunaan kantong poli-etilen dan/atau botol/guci dari plastik atau gelas, tidak dianjurkan karena sulit untuk dikeringkan, dan pada lingkungan yang kurang oksigen, bisa terjadi berbagai macam reaksi atau perubahan akibat aktivitas bakterial. Reaksi-rekasi ini bisa mengakibatkan terjadinya perubahan pada ikatan metal-silt yang original pada sampel tersebut, dan akibatnya bisa menimbulkan berbagai macam interpretasi yang tidak akurat; sebagai contoh, cold extractable metal values-nya menjadi lebih sulit. Keterbatasan-keterbatasan yang sama pada kantong plastik dan botol gelas juga berlaku pada soil samples. Kebanyakan ahli geokimia lebih memilih untuk memberi nomor awal terlebih dahulu pada sampel-sampelnya (prenumber sample) sebelum meninggalkan lokasi/lapangan, atau kadang menggunakan pita prenumber yang dapat dilepas lagi pada saat sampel dikoleksi untuk dikirim ke laboratorium. Prosedur ini diterapkan agar penomoran sampel bisa dilakukan ulang secara berurut. Sampel stream sediments sebaiknya diambil pada posisi atau sedekat mungkin dengan pertengahan sungai, sehingga representatif terhadap keseluruhan drainage area, dan lokasinya didokumentasikan atau diplot dipeta dasar. Lokasi sampel, sebenarnya cukup dengan harus tepat supaya dapat dikenali lagi jika ingin didatangi kembali oleh penelitinya; tetapi kadangkala perlu juga diberi tanda dengan pita, patok, atau tanda-tanda lain yang awet, agar memudahkan dikenali oleh orang lain yang ingin melakukan aktivitas explorasi di daerah tersebut. Harus selalu diusahakan untuk menghindari mengambil sampel yang berasal dari jatuhan material tebing sungai, karena tidak representatif terhadap drainage basin. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi sample untuk metode sttream sediment :







Hindari sumber kontaminasi yang jelas (sampel diambil minimal 50 m dari jalan







atau pemukiman) Jika lembah sangat curam hindari material runtuhan, lakukan samplng ditengah







tengah sungai Hindari daerah sedimen endpan angin. Lebih baik ambil material halus pada batas



 



air Hindari daerah dengan sorting gravel yang baik dan akumulasi sedimen sedikit Sampling sebaiknya diambil konsisten dari lokasi lokasi yang ettingnya sama dari muatan dasar sungai yang bergerak, jang bercampur dengan material halus tebing sungai.



Gambar 2. Diagram yang mengilustrasikan hasil stream sediments sampling yang tidak tepat (A) dan tepat (B). A. Data yang didapat dari sampel-sampel yang diambil dekat dengan tebing sungai atau pada aliran sungai yang deras. Walaupun sampel-sampel tersebut mengandung sedimen berbutir halus (-80 mesh), tetapi sebagian besar bercampur dengan material jatuhan dari tebing. Nilai-nilai anomalinya hanya meluas pada jarak yang terbatas dari area mineralisasi. B. Data yang didapat dari sampel-sampel yang tepat, sedimen aktif, di tengah sungai, dan tidak mengandung material jatuhan dari tebing sungai. Nilai anomalinya meluas pada jarak paling sedikit 1 mil (1,6 km) dari mineralisasi. (Levinson, 1974, hal. 225; Contoh kasus di British Columbia).



Pada beberapa program geokimia explorasi, yang ahli-ahlinya menyadari pentingnya sampel sedimen pada drainage basin, mereka akan mengambil sampel pada berlusin-lusin



tempat dalam radius 10-50 kaki (33-165 m) untuk setiap lokasi sampel. Mereka juga akan mengambil beberapa gram dari setiap kolam yang tidak mengalir, di bawah dan di belakang boulders, dan pada main stream bed, untuk mendapatkan sejumlah 50 gram sampel yang representatif. Tingkat ketelitian sampling yang detail seperti ini perlu dipuji dan diikuti. Material-material organik harus diperhatikan dan dihilangkan, jangan sampai ikut tersampel, karena sangat sering mengandung konsentrasi metal yang tinggi, yang berhubungan dengan proses adsorpsi, dan juga karena sampel tersebut nantinya akan dianalisis dengan berbagai macam metoda yang bisa berpengaruh terhadap kandungan material organik, terutama jika menggunakan teknik/metoda kolorimetri. Namun pada beberapa kondisi, material organik dan lapisan-lapisan manganese dan oxida besi, dapat bergesekan dengan batuan dasar sungai, dan sangat sulit dipisahkan pada saat pengayakan, sehingga pada saat di analisis bisa mengindikasikan adanya kandungan metal. Interpretasi hasil analisisnya bisa menyulitkan, seperti pada banyak kejadian yang menunjukkan tingginya anomali yang sebenarnya tidak berhubungan dengan mineralisasi (anomali semu atau false anomaly). Sampling untuk stream sediment biasanya dilakukan oleh team yang terdiri dari 2 orang. Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi. Informasi harus mencakup material, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan, apakah dijumpai endapan besi oksidan atau mungkin oksida sekunder, Pengukuran ph air sungai akan sangat berguna. Langkah pertama dalam penyajian hasil survet drainage adalah mengeplot semua sungai yang ada didaerah penelitian dan mengeplot nilai dan nomornya. Setelah dilakukan pengeplotan data secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan thershold. Lokasi conto dapat di tandai dengan titik hitam yang ukurannya menunjukan kandungan logamnya atau dengan menebalkan sungai yang kandungan logamnya tinggi. Dalam eksplorasi mineral, data sediment sungai aktif biasanya tidak harus disajikan dalam bentuk peta kontur, tetapi dalam survey regional bentuk peta kontur lebih praktis untuk melihat



Gambar 3. Contoh penyajian hasil survey sediment sungai (Stream Sediment)