Metode Terjemahan Tatabahasa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB III METODE TERJEMAHAN TATABAHASA



Kompetensi Dasar Mengenali, memahami, serta mencontohkan pengaplikasian konsep metode terjemahan tatabahasa dalam konteks pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia



Indikator 1. Menjelaskan latar belakang lahirnya metode terjemahan tatabahasa 2. Menjelaskan ciri utama metode terjemahan tatabahasa 3. Menjelaskan sintak dari metode terjemahan tatabahasa 4. Menemukan kelebihan dan kekurangan metode terjemahan tatabahasa 5. Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk skenario pembelajaran berdasarkan konsep-konsep dari metode terjemahan/tatabahasa ke dalam konteks pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia



Materi 1. Latar Belakang Sejarah Metode ini sering disebut dengan metode tradisional. Ini tidaklah berarti bahwa metode ini paling tua. Istilah “tradisional” dipakai dalam pengertian bahwa metode ini merupakan percerminan yang paling tepat dari model pengajaran bahasa Yunani kuno dan Latin yang berlangsung berabad-abad. Walaupun kedua bahasa itu tidak lagi sebagai bahasa pengantar, tetapi masih banyak sekolah yang mengajarkan kedua bahasa itu karena teks-teks berbahasa Yunani dan Latin kuno dianggap mengandung nilai pendidikan tinggi. Banyak karya-karya klasik yang mengandung nilai keilmuan dan kependidikan yang dianggap tersimpan dalam karya berbahasa tersebut. Dalam usaha mempelajari bahasa Yunani dan Latin Kuno ini, digunakanlah cara terjemahan-tatabahasa. Bahasa dari bahasa Yunani dan Latin



25



Kuno ke bahasa lain yang dipakai sebagai bahasa pengantar pembelajaran atau dari bahasa lain ke bahasa Yunani dan Latin Kuno. Keadaan bahasa Yunai dan Latin ini mirip dengan keberadaan bahasa Kawi di Bali. Bahasa Kawi tidak lagi dipakai sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan orang-orang Bali masa kini, tetapi masih banyak orang Bali yang mempelajari bahasa Kawi karena dalam teks berbahasa Kawi dianggap tersimpan banyak nilainilai penting untuk kehidupan, mulai dari nilai spiritual, sosial, pengobatan, kesenian, dan lain-lain. Cara pengajaran bahasa Kawi sekarang ini pun masih mengukuti cara pengajaran dengan metode terjemahan tatabahasa. Walaupun demikian halnya, tetap saja agak sukar mendapatkan sejarah lengkap dan terperinci mengenai metode terjemahan tatabahasa ini. Tetapi dari data yang sempat tercatat dapat diketahui bahwa pengajaran dengan metode terjemahan tatabahasa ini telah berlangsung berabad-abad dan kepopulerannya terjadi sekitar abad ke 18. Salah satu karya terkenal mengenai metode ini adalah karya Meidinger yang berjudul “Praktische Franzoische Grammatik” (1783). Selain itu, kursus bahasa yang dilakukan oleh Olendorff sekitar tahun 1840 juga sangat terkenal dengan kombinasi penyajian yang berupa penyajian singkat butir-butir tatabahasa dengan praktik terjemahan terhadap bahasa yang diajarkan. Urutan standar model Olendorff adalah mulai dari penjelasan kaidah tatabahasa, diikuti oleh daftar kosakata dan latihan-latihan terjemahan. Pada akhir, pelajaran diupayakan terjemahan bagian-bagian prosa. Selain Olebdorff, sebenarnya masih banyak tokoh lain yang menerapkan rangkain motode terjemahan tatabahasa berupa pengombinasian antara kaidah tatabahasa, kosakata, teks, dan kalimat yang diterjemahkan. Di Amerika Serikat metode terjemahan-tatabahasa ini dikenalkan oleh B. Sears dengan nama metode Prussia Metode terjemahan-Tatabahasa ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa ada satu logika semesta (Universal logic) yang merupakan dasar semua bahasa di dunia ini, dan tatabahasa adalah cabang dari logika. Anggapan bahwa tatabahasa adalah cabang dari logika memunculkan tatabahasa tradisonal yang warisannya sampai sekarang masih banyak digunakan. Istilah subjek, preedikat, dan objek yang



26



sekarang masih dipakai dalam analisis kalimat adalah warisan dari tatabahasa tradisional. Terlepas dari kepopulerannya pada masa lalu, metode terjemahan tatabahasa juga banyak mendapat kritik. Metode terjemahan tatabahasa diserang sebagai pendekatan yang kaku dan mati. Metode ini juga dianggap sebagai sumber kegagalan pengajaran bahasa asing.



2. Ciri-ciri Utama Ada beberapa ciri utama dari metode ini. Secara singkat, ciri-ciri metode terjemahan-tatabahasa ini adalah sebagai berikut. 1) Tujuan utama dari pengajaran adalah pelajar mampu menerjemahkan dari atau ke bahasa yang dipelajarinya.



Misalnya kalau bahasa



pengantar siswa adalah bahasa daerahnya dan bahasa yang dipelajari adalah bahasa Indonesia maka tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah mampu menerjemahkan dari bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebagaliknya dari bahasa Indonesia ke bahasa daerahnya. 2) Kaidah tatabahasa dan kosakata dipelajari dengan seksama bahkan dihafal. 3) Pemilihan kosakata semata-mata berdasarkan teks bacaan yang digunakan. Kata-kata diajarkan melalui daftar kata dwibahasa, telaah kamus, dan hafalan. 4) Tatabahasa dipelajari secara deduktif dengan penyajian dan pengkajian kaidah-kaidah tatabahasa, yang kemudian dipraktikkan melalui latihanlatihan terjemahan. Perkecualiaan dalam tatabahasa dihafalkan oleh siswa. 5) Kalimat merupakan unit dasar pengajaran dan praktik berbahasa. Kebanyakan dari jam-jam pelajaran dipakai untuk menerjemahkan kalimat ke dan dari bahasa sasaran. 6) Petunjuk penerjemahan diberikan secara rinci. Hal ini menjadi arahan bagi siswa dalam menerjemahkan teks yang diberikan guru.



27



7) Kecermatan dan ketepatan dalam penerjemahan sangat ditekankan. Para siswa diharapkan dapat mencapai norma-norma atau standar yang tinggi dalam terjemahan karena prioritas utama yang diberikan pada kecermatan dan ketepatan ini menjadi syarat kelulusan. 8) Pemahaman kaidah dan bahan bacaan diuji melalui terjemahan. Para siswa dikatakan sudah memahami kaidah tersebut kalau mereka dapat menerjemahkan paragraf-paragraf atau bagian-bagian prosa dengan baik. 9) Bahasa asli (bhs ibu) siswa merupakan media pengajaran bahasa. Bahasa asli siswa ini dipakai untuk menjelaskan butir-butir atau hal-hal baru dan untuk memudahkan pembuatan perbandingan-perbandingan antara bahasa asing dan bahasa ibu sang siswa. 10) Fokus pengajaran kepada membaca dan menulis dan kurang pada kegiatan lisan berupa menyimak dan berbicara. 11) Materi pelajaran lebih banyak berupa teks sastra. Ciri ini merupakan ciri metode terjemahan-tatabahasa yang masih asli karena metode terjemahan-tatabahasa yang masih asli memang mengarahkan usaha terjemahan pada teks-teks sastra kuno yang dianggap banyak mengandung nilai pendidikan. Namun, belakangan ini banyak variasi metode terjemahan-tatabahasa yang tidak lagi mengadalkan materi pembelajarannya berupa teks sastra saja.



3. Langkah-langkah Pembelajaran 1) Guru mulai dengan memberikan definisi-definisi jenis kata, imbuhan yang dipakai, kaidah-kaidah yang harus dihafalkan, contoh-contoh penggunaan, dan perkecualian-perkecualian dalam bahasa sasaran. Semua materi kaidah ini diajarkan secara deduktif dalam arti diberikan penjelasan terlebih dahulu baru ikuti dengan contoh-contoh dan latihan sesuai kaidah yang dipelajari. 2) Guru melatih pelajar dalam terjemahan kalimat-kalimat kemudian paragraf. Materi yang digunakan dapat dipilih dari buku-buku sastra



28



yang bahasanya memiliki ragam yang estetis. Para pelajar diharapkan dapat mengaplikasikan kaidah-kaidah yang telah dipelajari sebelumnya dalam menerjemahkan teks yang diberikan guru. 3) Guru memberi daftar kosakata untuk dihafalkan. Kata itu lepas dari konteks kalimat. 4) Guru memberi pekerjaan rumah berupa persiapan terjemahan halamanhalaman buku untuk dibicarakan pada pertemuan berikutnya.



4. Kelebihan dan kekurangan Metode Terjemahan-Tatabahasa Metode terjemahan-tatabahasa juga memilki kelebihan atau keunggulan yang tampaknya perlu juga diperhatikan. Keunggulan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pelajar mahir menerjemahkan dari dan ke bahasa sasaran. 2) Pelajar hafal kaidah bahasa yang dipelajari bahkan sampai sangat rinci. 3) Kelas besar dapat dilayani 4) Guru yang tidak fasih berbahasa target masih dapat dipakai 5) Cocok untuk semua tingkat linguistik siswa Di balik kelebihan yang dimiliki, metode terjemahan-tatabahasa juga memiliki kelemahan-kelemahan yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Kelemahan metode ini adalah sebagai berikut ini. 1) Analisis tatabahasa mungkin baik bagi mereka yang merancang (guru), tetapi sering membingungkan siswa karena rumitnya analisis yang harus dilakukan. 2) Terjemahan kalimat demi kalimat sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks yang lebih luas. 3) Pelajar hanya belajar satu ragam bahasa tertentu, misalnya ragam sastra. Bisa saja ragam yang dipelajari bukan ragam sehari-hari yang dipakai. 4) Kaidah yang dihafal siswa belum tentu berlaku dalam kehidupan berbahasa sehari-hari 5) Pelajar tidak menggunakan bahasa yang dipelajari tetapi membicarakan “tentang bahasa”. Pelajar sering diajak hanya membicarakan bahasa berupa



29



kaidah bahasa tersebut bukan bagaimana menggunakan bahasa yang dipelajari. Padahal, belajar bahasa seharusnya belajar menggunakan bahasa. 6) Karena fokus utama pelajaran adalah menejermahkan teks, maka pelajar jarang berlatih bahasa lisan akibatnya pelajar lemah dalam bahasa lisan



Rangkuman Metode terjemahan tatabahasa sering disebut metode tradisional dalam pembelajaran bahasa. Tradisionalnya bukanlah karena kunonya, tetapi karena biasanya dipakai untuk mengajarkan bahasa Yunani Latin pada masa itu. Namun, sampai sekarang, prinsip-prinsip pembelajaran metode ini masih ada yang menggunakan. Ciri utama metode ini adalah mengajarkan siswa agar mampu menerjemahkan dari atau ke bahasa yang dipelajarinya. Untuk kepentingan ini, maka tatabahasa dan kosakata mendapat penekanan dalam pembelajarannya. Sintak dari metode terjemahan tatabahasa adalah pembelajaran yang bersifat deduktif, yaitu dimulai dari penjelasan tentang definisi jenis kata, imbuhan dan tatabahasa lainnya, baru kemudian menerjemahkan kalimat, paragraf dan wacana. Metode terjemahan-tatabahasa membuat siswa mahir menerjemahkan dari dan ke bahasa sasaran dan menguasai kaidah dengan baik. Namun, metode ini lemah dalam hal melatih siswa dalam bahasa lisan.



Tugas dan latihan 1. Buatlah ringkasan keseluruhan materi pada Bab ini! 2. Jawablah pertanyaan berikut! a. Bagaimanakan hakikat pembelajaran bahasa menurut metode terjemahan-tatabahasa? b. Dimanakah penekanan metode terjemahan-tatabahasa dalam pembelajaran bahasa?



30



3. Buatlah rencana pembelajaran sebuah pokok bahasan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan mengadaptasi prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dari metode terjemahan tatabahasa!



31