Metode Uji Hammer Test [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DEFINISI STANDAR KRITERIA KUALITAS BETON PEMILIHAN PERMUKAAN UJI



TAHAPAN PENGUJIAN PENGOLAHAN DATA



A. DEFINISI



B. STANDAR



Uji pantul beton keras atau hammer test adalah alat yang digunakan untuk mengetahui keseragaman mutu permukaan beton. Jenis pengujian ini secara umum dilakukan untuk semua jenis beton dan menjadi pembanding dengan jenis uji beton inti.



• Disadur dari ASTM C805 • EN BS 12504-2



C. Kriteria Umum Kualitas Permukaan Beton dengan Hammer Test



D. Pemilihan Permukaan Uji • Pemilihan permukaan beton yang akan diuji harus memiliki tebal minimum 100 mm dan menyatu dengan struktur • Pengujian tidak boleh dilakukan pada daerah yang menunjukkan adanya cacat • Permukaan beton yang telah mengalami karbonasi akan menghasilkan angka pantul yang lebih tinggi • Diameter bidang uji sedikitnya 150 mm • Permukaan dengan tekstur yang kasar, lunak atau kehilangan mortar harus digosok dengan batu penggosok • Lakukan 10 pengujian pada setiap titik uji dengan jarak masing-masing pengujian tidak boleh lebih kecil dari 25 mm • Perhatikan permukaan beton yang sudah dipalu, dan dibatalkan pembacaan jika tumbukan memecahkan atau menghancurkan rongga udara yang dekat ke permukaan



E. Tahapan Pengujian 1. Persiapan Pengujian • Menentukan lokasi bidang uji pada elemen struktur yang akan • Membersihkan permukaan bidang uji dari plesteran atau pelapis pelindung • Meratakan permukaan bidang uji dengan gerinda. 2. Teknis • Konfigurasi alat Schmidt Hammer Digital sesuai pedoman yang ditentukan ; • Sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji, usahakan posisi tegak lurus sesuai dengan benda uji ; • Secara perlahan tekankan alat hammer dengan arah tegak lurus bidang uji sampai terjadi pukulan pada titik uji • Lakukan 10 kali pukulan sesuai area bidang uji yang ditentukan dengan minimal jarak antar pukulan 25 mm • Data tersimpan dalam alat



Catatan: • Periksa permukaan beton setelah tumbukan, batalkan pembacaan jika tumbukan memecahkan atau menghancurkan permukaan beton karena terdapat rongga udara, dan ambil titik bacaan yang lain • Hasil pembacaan yang berbeda lebih dari 6 satuan dari rata-rata 10 titik bacaan diabaikan dan tentukan nilai rata-rata dihitung dari pembacaan data yang memenuhi syarat. Bila lebihdari 2 titik bacaan memiliki perbedaan lebih dari 6 satuan dari nilai rata-rata, maka seluruh rangkaian pemb acaan harus dibatalkan dan tentukan angka pantul pada 10 titik bacaan baru pada daerah pengujian



F. Pengolahan Data Konversi Angka Pantul ke Estimasi Kuat Tekan Kubus 1.



Sebelum menganalisa dan mengevaluasi data rekaman, perhatikan parameter yang mempengaruhi angka pantul, yaitu: • Arah tumbukan • Kalibrasi alat Dalam pengambilan angka pantul diusahakan pada bidang horizontal. Tetapi jika mengukur pada bidang vertical atau bidang miring, maka angka pantul pada rekaman data harus dikoreksi.



Kalibrasi Alat



Contoh: Diperoleh setelah memplot nilai angka patul ke grafik konversi nilai pantul ke estimasi kuat tekan kubus



Terdapat 2 jenis konversi dari nilai kekerasan ke estimasi permukaan mutu beton yakni dengan Conversion curve for SilverSchmidt ST/PC Type N (untuk beton baru) dan Lower 10th percentile curve (untuk beton lama) yang lebih rendah direkomendasikan oleh standar utama EN 13791 dan ASTM C805 / ACI 228.1 dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi tes in-situ.



Conversion curve for SilverSchmidt ST/PC Type N (Valid range 20–62Q, 10-100 MPa)



Lower 10th Percentile Curve



Output Silver Schmidt Hammer Raw data from Schmidt hammer



Result of Hammer Test Recapitulation Data of Hammer Test