Metodelogi Penelitian [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) SEBAGAI ANTIDIARE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU-IBU PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA RT 19 RW 08, DUSUN TEMPEL, NGALAS, KLATEN SELATAN, KLATEN Dosen mata kuliah : Nine Elissa Maharani, SKM , M.Kes



Disusun Oleh : Nama : Fitri Andriyansah NIM



: 2051700080



PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO TAHUN 2020



PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) SEBAGAI ANTIDIARE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU-IBU PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA RT 19 RW 08, DUSUN TEMPEL, NGALAS, KLATEN SELATAN, KLATEN Dosen mata kuliah : Nine Elissa Maharani, SKM , M.Kes



Disusun Oleh : Nama : Fitri Andriyansah NIM : 2051700080 PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO TAHUN 2020



ii



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai



antidiare



terhadap



peningkatan



pengetahuan



ibu-



ibupemberdayaankesejahteraan keluargaRT19 RW08, Dusun Tempel, Ngalas,Klaten Selatan, Klaten”. Adapun Proposal ini disusun guna memenuhi tugas UAS mata kuliah metode penelitian jenajang alih jenis kesehatan masyarakat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Selama proses penyusunan Proposal, Penulis menyadari telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis menyadari dalam pembuatan Proposal masih ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan oleh penulis. Untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan pembuatan Proposal ini.



Sragen,



Penulis



iii



Januari 2021



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR .......................................................................................... i HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 D. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 9 1. Teori Penyuluhan Kesehatan .......................................................... 9 2. Teori Pengetahuan .......................................................................... 15 3. Daun Jambu Biji Sebagai Antidiare ............................................... 20 4. Teori Diare ...................................................................................... 23 F. Landasan Teori .................................................................................... 28 G. Kerangka Teori.................................................................................... 29 H. Kerangka Konsep ................................................................................ 30



iv



I. Hipotesis Penelitian............................................................................. 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 29 B. Variabel Penelitian .............................................................................. 30 C. Definisi Operasional............................................................................ 31 D. Bahan dan Instumen Penelitian ........................................................... 32 E. Alat dan Bahan .................................................................................... 34 F. Pelaksanaan Jalannya Penelitian ......................................................... 35 G. Analisis Hasil ...................................................................................... 37 H. Jadwal Penelitian................................................................................. 39



v



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan penduduk Indonesia yang memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad) sebanyak 30,4%. Bentuk-bentuk Yankestrad meliputi Yankestrad Ramuan, keterampilan dengan alat, keterampilan tanpa alat dan keterampilan dengan pikiran. Yankestrad yang mereka pilih yaitu ramuan dengan persentase 49,0%. Alasan utama masyarakat Indonesia memilih Yankestrad ramuan yaitu menjaga kesehatan dan kebugaran (52,7%) alasan yang lainnya yaitu tradisi kepercayaan nenek moyang yang hingga kini masih dijaga (12,3%). Ramuan sering digunakan masyarakat terutama dari kalangan menengah ke bawah dalam upaya pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan (promotif). Ramuan tradisional adalah ramuan yang terbuat dari bahan-bahan tumbuhan yang berkhasiat dan sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat setempat (Maryani H dan Suharmiyati, 2006). Ramuan tradisional juga masih digunakan oleh masyarakat untuk gangguan penyakit diare (Mustika, 2015). Diare adalah penyakit yang ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi lebih cair atau setengah padat) dengan atau tanpa lendir (Ariani, 2016).



1



2



Diare disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare. Selain itu, diare juga dapat disebabkan karena faktor infeksi, malabsorsi, makanan, dan faktor psikologi (Widjaja, 2002). Adapun tanda gejala diare yaitu dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), mata cekung, membran mukosa kering, keram abdominal, demam, mual dan muntah, anoreksia, lemah, pucat, perubahan tanda vital berupa nadi dan pernafasan cepat, menurun atau tidak adanya pengeluaran urin (Nurjanah, 2012). Diare merupakan penyebab utama kematian ke-13 dengan proporsi sebesar 3,5%. Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab kematian peringkat ke-3 setelah tuberkulosis dan pneumonia (Kemenkes, 2011). Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan



tanaman



berkhasiat



obat



sebagai



upaya



dalam



menanggulangi masalahan kesehatan salah satunya yaitu diare. Jamu adalah bahan atau ramuan obat yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan penyakit, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Permenkes RI No. 003/MENKES/PER/I/2010).



3



Bahan tanaman yang dapat mengobati suatu penyakit salah satunya yaitu daun jambu biji (Psidium guajava Linn.). Daun jambu biji dapat mengatasi penyakit diare. Secara empiris, biasanya masyarakat ketika sedang terkena diare mencari daun jambu biji yang masih muda dan langsung dimakan. Masyarakat percaya bahwa dengan memakan daun jambu biji maka akan dapat menyembuhkan diare tersebut. Secara ilmiah telah banyak penelitian daun jambu biji dapat mengatasi diare. Kandungan zat kimia dalam daun jambu biji yaitu tannin, flavonoid, guaiaverin, leukosianidin, minyak atsiri, asam malat, dan asam oksalat, tetapi hanya senyawa khusus seperti flavonoid, tannin, minyak atsiri, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi sebagai antidiare terutama pada penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri (Fratiwi, 2015). Setelah riset tentang daun jambu biji berkembang dan difokuskan pada kandungan senyawa kimia daun jambu biji serta efek teurapetiknya terhadap berbagai macam penyakit, maka diperoleh berbagai khasiat daun jambu biji yang telah terbukti secara ilmiah yaitu sebagai antibakteri, antifungi, antidiare, dan antioksidan (Fratiwi, 2015). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh penelitian



dengan



menggunakan



kuesioner



dengan



6



ibu-ibu



pemberdayaan kesejahteraan masyarakat di Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, hanya 1 orang yang mengerti tentang diare dan gejalanya, 3 orang yang mengerti daun jambu biji sebagai antidiare dan selama ini belum pernah ada penyuluhan kesehatan tentang diare dan penggunaan daun



4



jambu biji sebagai antidiare di pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan satu permasalahan dalam penelitian ini, yaitu “Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten?” C. Tujuan Penelitian 1.



Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 8 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.



5



2.



Tujuan khusus a.



Untuk



mengetahui



pengetahuan



sebelum



dilakukan



penyuluhan Kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare



kepada



ibu-ibu



pemberdayaan



kesejahteraan



masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten b. Untuk mengetahui pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare kepada ibu-ibu PKK RT 19 RW 08 Dusun Tempel Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten c.



Untuk menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan



D. Keaslian Penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan dengan pengetahuan penyuluhan dan uji tentang daun jambu biji, tercantum dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No



Judul



1.



Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang buah mengkudu sebagai



Penelitian Mustika, 2015



Variabel yang Diteliti



Metode Penelitian



Kesimpulan



Variabel bebas : penyuluhan kesehatan tentang mengkudu sebagai antihipertensi



Rancangan eksperimen semu (quasi experiment design)



Nilai mean pengetahuan Ibuibu PKK RT 1 RW 1 Jombor Danguran Klaten



6



Antihipertensi terhadap pengetahuan ibuibu PKK RT 1 RW 1 Jombor, Danguran Klaten Selatan



Variabel terikat: peningkatan pengetahuan ibuibu PKK di RT 1 RW 1 Jombor, Danguran Klaten Selatan.



2.



Efektifitas Audiovisiul Sebagai Media Penyuluhan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Tatalaksana Balita Dengan Diare Di Dua Rumah Sakit Kota Malang



Widyastuti et al, 2013



3.



Pengaruh Pendidikan KesehatanTerhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Diare pada Anak Jalanan di Semarang



Ernawati, 2012



Variabel bebas: Efektifitas audiovisual sebagai media penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap dalam tatalaksana balita dengan diare di dua rumah sakit kota Malang Variabel Terikat: Peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam tatalaksana balita dengan diare di dua rumah sakit kota Malang Variabel Bebas: Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan, diskusi dan simulasi tentang diare Variabel Terikat: Penetahuan tentang diare pada anak jalanan



Menggunakan quasiexperimental design dengan pendekatan rancangan pretest posttest control group design.



Menggunakan quasiexperimental dengan rancangan pretest posttest control group design.



Selatan sebelum dilakukan penyuluhan sebesar 73,65, sedangkan nilai mean pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan sebesar 85,33. Penyuluhan kesehatan berpengaruh secara statistik terhadap pengetahuan ibuibu PKK media audiovisual dan diskusi efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap.



Pendidikan kesehatan berupa penyuluhan, diskusi dan simulasi tentan diare secara bermakna pada anak jalanan yang ada di Semarang



Perbedaan penenelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada : variabel penelitian, waktu dan lokasi penelitian. Variabel penelitian antara lain: variabel bebas berupa penyuluhan kesehatan, variabel terikat



7



pengetahuan tentang daun jambu biji sebagai antidiare. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Mei 2019. Populasi penelitian adalah ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan. Fokus penelitian adalah penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare. E. Manfaat Penelitian 1.



Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan



penelitian



lebih



lanjut



mengenai



pengaruh



penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare. 2.



Manfaat Praktis a. Jurusan Jamu Menambah wawasan mahasiswa Jurusan Jamu Politeknik Kementerian



Kesehatan



Surakarta



tentang



pengaruh



penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.



8



b. Ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan Menambah wawasan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare bagi ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Penyuluhan Kesehatan a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Penyuluhan kesehatan menurut Departemen Kesehatan (Depkes) adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998). Penyuluhan kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan, karena keduanya berorientasi kepada perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu perilaku sehat, sehingga mampu mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam meningkatkan derajat kesehatan (Effendy, 1998). Secara konsep, promosi atau pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012).



7



8



b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan Tujuan pokok dari penyuluhan, antara lain: 1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat, baik fisik, mental dan sosial, sehingga dapat menurunkan angkat kesakitan dan kematian. 3) Menurut pengetahuan WHO (World Health Organization), tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1998). c. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Menurut Notoatmodjo (2012), sasaran kesehatan dibagi dalam 3 kelompok sasaran, yaitu: 1) Sasaran Primer (Primary Target) Sasaran primer adalah masyarakat umum yang menjadi sasaran langsung segala upaya penyuluhan kesehatan. 2) Sasaran Sekunder (Secondary Target) Sasaran sekunder adalah para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat



dan



sebagainya,



yang



diharapkan



penyuluhan kepada masyarakat di sekitanya.



dapat



memberikan



9



3) Sasaran Tersier (Tertiary Target) Sasaran tertier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah. d. Ruang Lingkup Penyuluhan Kesehatan Cakupan promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi, yakni: dimensi aspek pelayanan kesehatan dan dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan penyuluhan. Kesehatan masyarakat mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Notoatmodjo, 2012). e. Materi atau Pesan dalam Penyuluhan Pesan adalah isi stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima). Isi stimulus yang berupa pesan atau informasi ini dikeluarkan oleh komunikan tetapi diharapkan agar respons secara positif dan aktif berupa perilaku atau tindakan (Notoadmodjo, 2012). f. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan Kesehatan Menurut Effendy (1998), faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah: 1) Tingkat pendidikan 2) Tingkat sosial ekonomi 3) Kepercayaan dan adat istiadat 4) Kondisi lingkungan



10



g. Metode Penyuluhan Menurut Notoatmodjo (2012), efektivitas suatu metode juga tergantung pada besarnya sasaran yang terbagi atas: 1) Kelompok Besar Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode penyuluhan kelompok besar antara lain: a) Ceramah Ceramah



adalah



suatu



cara



dalam



menerangkan



dan



menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan (Effendy 1998). (1) Persiapan Notoatmodjo (2012) menyebutkan bahwa ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan disampaikan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan: (a) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. (b) Mempersiapkan berbagai alat bantu penyuluhan. (2) Pelaksanaan Menurut Notoatmodjo (2012), pelaksanaan ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai sasaran dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: (a) Sikap dan penampilan yang meyakinkan



11



(b) Suara yang cukup keras dan jelas (c) Pandangan tertuju ke seluruh peserta ceramah (d) Posisi berdiri di depan atau di tengah (e) Menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin b) Seminar Seminar adalah suatu penyajian dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. Metode ini hanya cocok untuk sasaran dengan tingkat pendidikan menengah ke atas (Notoatmodjo, 2012). 2) Kelompok kecil Menurut Notoatmodjo (2012), kelompok kecil adalah apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain: (a) Curah Pendapat (Brain Storming) (b) Diskusi Kelompok (c) Bola Salju (Snow balling) (d) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group) (e) Bermain peran (Role play) (f) Permainan simulasi (Stimulation game) h. Alat Bantu Penyuluhan Alat bantu penyuluhan adalah berbagai alat yang digunakan oleh petugas untuk mendukung penyampaian materi atau pesan dalam



12



penyuluhan (Notoatmodjo, 2012). Pada dasarnya, alat bantu hanya ada 3 macam yaitu: 1) Alat bantu lihat (visual aids) a) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film dan sebagainya. b) Alat yang tidak diproyeksikan, yaitu alat 2 dimensi (leaflet, booklet, poster dan sebagainya) dan alat 3 dimensi (boneka). 2) Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang menstimulasi indra pendengaran, misalnya compact disk (CD), radio dan sebagainya. 3) Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids atau AVA), seperti televisi, DVD, dan video cassette (Notoatmodjo, 2012). i. Langkah-langkah dalam Penyuluhan Kesehatan Menurut Effendy (1998) langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat yang baik adalah sebagai berikut: 1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat 2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat 3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat 4) Menyusun perencanaan penyuluhan a) Menetapkan tujuan b) Penentuan sasaran c) Menyusun materi/isi penyuluhan d) Memilih metode yang tepat



13



5) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan 6) Penentuan kriteria evaluasi 7) Pelaksanaan penyuluhan 8) Penilaian hasil penyuluhan 9) Tindak lanjut dari penyuluhan 2. Teori Pengetahuan Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2014). a. Cara Memperoleh Pengetahuan (Notoatmodjo, 2014) 1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah Cara kuno atau tradisional ini digunakan orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi: a) Cara coba salah (trial and error) Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal pula, maka



14



dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya, hingga masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut benar atau salah. Kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahannya yang dihadapi pada masa yang lalu.



15



e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. h) Melalui jalan pikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang



16



bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalamanpengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. 2) Cara memperoleh kebenaran ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematik, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Wawan dan Dewi, 2010) 1) Faktor internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya



17



hal-hal



yang



menunjang



kesehatan



sehingga



dapat



meningkatkan kualitas hidup. b) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumya merupakan kegiatan



yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan



memiliki pengaruh terhadap kehidupan keluarga. c) Umur Menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfisik dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. 2) Faktor eksternal a) Faktor Lingkungan b) Sosial Budaya (Wawan dan Dewi, 2010)



18



3. Daun Jambu Biji sebagai Antidiare



Gambar 2.1 Daun Jambu Biji (Dokumentasi pribadi)



a. Klasifikasi Ilmiah Kingdom



: Plantae



Divisi



: Spermatophyta



Sub Divisi



: Angiospermae



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Myrtaceae



Famili



: Myrtaceae



Genus



: Psidium



Spesies



: Psidium guajava Linaeus. (Sutrisna, 2016)



b. Nama Daerah Nama daerah jambu biji antara lain: Glima breueh, galiman, masiambu, biawas, jambu biji, jambu partake l, jambu susu, jambu klutuk, bayawas, jambu krutuk, petokal, jhambhu bhender, jhambu bighi,



19



sotong, guawa, gothawas, kuyabas, koyabas, diabuto, kayawase, kojawase (Kemenkes, 2016). c. Deskripsi Tanaman Tinggi pohon jambu biji mencapai 10 meter, tumbuh pada ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut. Batang bulat berkayu, kulit kayu licin, mengelupas, bercabang, warna coklat kehijauan. Daun tunggal bertangkai pendek, berhadapan, elips, ujung tumpul,pangkal membulat, tepi rata, panjang hingga 14 cm, lebar hingga 6 cm, tulang daun menyirip, warna hijau kekuningan, berkumpul 1-3 bunga. Buah bentuk bundar telur, warna putih kekuningan, kulit tipis, berdaging tebal, beraroma wangi, rasa manis asam (Kemenkes RI, 2016). Simplisia daun berbentuk elips, tepi rata, agak menggulung ke atas, warna hijau, makin tua umur daun warna menjadi hijau tua/gelap, tampak bintik-bintik kelenjar minyak, pertulangan daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah, warna putih agak hijau (Mun’im dan Hanani, 2011). d. Kandungan Kimia Adapun kandungan kimia dari daun jambu biji antara lain: senyawa flavonoid : guaijavarin, kuersetin, kuersitrin, isokuersetin,guajavarin dan asam guajavolat. Glukosida flavonoid dan morin-3-alfa-Larabopiranosida, serta minyak atsiri, tannin, sitosterol (Kemenkes RI, 2016).



20



e. Data Manfaat a. Uji Praklinik Daun jambu biji telah lama dipercaya untuk menyembuhkan penyakit



diare



ringan.



Kandungan



kuersetin



dalam



daun



menunjukkan efek menurunkan kontraksi ileum melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat sekresi asetilkolin dalam lambung. Ekstrak air daun jambu biji menunjukkan adanya efek antidiare dengan mengurangi efek peristaltik, khasiat antimuba dan antibakteri, antara lain Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp, Clostridium sp. Secara in vitro ekstrak heksana, methanol dan air dari daun jambu biji menunjukkan aktivitas spasmolitik, sedangkan ekstrak etanol juga mempunyai aktivitas terhadap enterobakteri yang menyebabkan infeksi saluran cerna. Flavonoid dari daun jambu biji seperti morn, kuersetin, dan glikosidanya dapat menghambat mikroba patogen. Ekstrak metanol daun jambu biji pemberian secara oral dengan dosis 50-200 mg/kg BB dapat menghambat diare pada tikus yang diiduksi dengan minyak jarak. Selain itu juga dapat meningkatkan konsistensi feses. Efek antispasmodik dan antidiare ekstrak daun jambu biji melalui penghambatan motilitas usus. Efek spasmodik ini berhubungan dengan kandungan flavonoid pada daun jambu biji, yaitu turunan kuersetin. Ekstrak air dari daun jambu biji dosis 50-



21



400 mg/kg BB per oral pada tikus dan mencit menunjukkan pengurangan motilitas usus dengan mekanisme kerja seperti atropine dosis 1 mg/kg BB, menurunkan frekuensi dan keparahan diare seperti loperamid 10 mg/kg BB (Kemenkes, 2016). b. Uji Klinis Mekanisme antispasmodik disebabkan karena inhibisi terhadap sekresi Na+ dan K+ dan berkurangnya transport air melalui dinding membrane (Kemenkes, 2016). f. Resep Jamu Diare Daun jambu biji segar sebanyak 30 g atau 15 lembar dan garam 1 ujung sendok teh. Cara pembuatannya yaitu cuci daun jambu biji dengan air bersih, lalu potong-potong dengan pisau menjadi beberapa bagian, rebus sampai mendidih dalam 500 cc air selama 15 menit pada suhu 90˚C, saring air sari dari daun jambu biji dan seduh bersama garam. Cara pemakaiannya yaitu minum air rebusan secara rutin sampai sembuh. Untuk orang dewasa sebanyak 500cc/hari, anak-anak berumur 7-12 tahun 250 cc/hari, sedangkan bayi atau balita cukup satu sendok makan/hari (PS Sarimin, 2005) 4. Teori Diare a. Pengertian Diare Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan, rasa



22



tidak nyaman pada area perianal, inkontinensia, atau kombinasi dari faktor ini. Tiga faktor yang menentukan keparahan diare antara lain: sekresi intestinal, perubahan penyerapan mukosa, dan peningkatan motilitas (Baughman dan Hackley, 2000). b. Jenis Diare Jenis diare menurut Widjaja, (2002) antara lain: a)



Diare akut Adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya dapat berat. Penyebabnya sebagai berikut: 1) Gangguan jasad renik atau bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati asam lambung 2) Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus 3) Racun yang dikeluarkan oleh bakteri 4) Kelebihan cairan usus akibat racun



b)



Diare kronis atau menahun atau persisten Pada diare kronis, kejadiannya lebih kompleks dari pada diare akut. Berikut beberapa faktor yang menimbulkan diare kronis: 1) Gangguan bakteri, jamur, dan parasit 2) Malabsorpsi kalori 3) Malabsorpsi lemak



23



c. Tanda dan gejala diare Berikut ini adalah tanda dan gejala diare untuk bayi, anak-anak dan orang dewasa: a) Jika bayi biasanya akan berubah cengeng dan gelisah, serta suhu badannya pun tinggi b) Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah c) Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu d) Anusnya lecet e) Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang f) Muntah sebelum atau sesudah diare g) Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) h) Dehidrasi (kekurangan cairan) d. Faktor yang menyebabkan diare Faktor yang menyebabkan diare menurut Widjaja, (2002) antara lain oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologi. a) Faktor infeksi Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang sebagai berikut: 1) Infeksi bakteri oleh bakteri E.coli Salmonella, Vibrio Cholera (kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya



berlebih



dan



patogenik



(memanfaatkan



24



kesempatan



ketika



kondisi



tubuh



lemah)



seperti



pseudomonas. 2) Infeksi basil (disentri) 3) Infeksi virus enterovirus dan adenovirus 4) Infeksi parasit oleh cacing (askaris) 5) Infeksi jamur (candidiasis) 6) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan 7) Keracunan makanan b) Faktor malabsorpsi 1) Malabsorpsi karbohidrat Pada bayi, kepekaan terhadap laktoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini, pertumbuhan anak akan terganggu. 2) Malabsorpsi lemak Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida. Trigliserida, dengan bantuan kelenjar lipas, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus, diare dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Adapun gejalanya adalah tinja mengandung lemak.



25



c) Faktor makanan Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak dan sayuran mentah. d) Faktor psikologis Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak, dapat menyebabkan diare kronis. e. Komplikasi penyebab diare Menurut Ariani (2016), diare dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh. Macam-macam komplikasi diare yaitu: 1) Dehidrasi 2) Syok hipovolemia 3) Feses berdarah 4) Demam 5) Dehidrasi ringan dan sedang 6) Renjatan hipovolemik 7) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus 8) Hipoglikemia dan Hipokalemia 9) Kejang trauma pada dehidrasi hipertonik 10) Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan.



26



B. Landasan Teori Secara konsep, promosi atau pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi dan atau mengajak orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Tujuan pokok dari penyuluhan perubahan perilaku individu. Kelompok sasaran kesehatan terbagi manjadi sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier. Pada penelitian ini, penyuluhan menggunakan metode ceramah dengan pemberian leaflet sebagai media. Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor internal (pendidikan, pekerjaan, umur) dan faktor eksternal (faktor lingkungan, sosial budaya). Daun jambu biji telah lama dipercaya untuk menyembuhkan penyakit diare ringan. Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan kontraksi ileum melalui efek antagonis kalsium, serta menghambat sekresi asetilkolin dalam lambung. Ekstrak air daun jambu biji menunjukkan adanya efek antidiare dengan mengurangi efek peristaltik, khasiat antiamuba dan antibakteri, antara lain Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp, Clostridium sp. Secara in vitro ekstrak heksana, methanol dan air menunjukkan aktivitas spasmolitik, sedangkan ekstrak etanol juga mempunyai aktivitas terhadap enterobakteri. Flavonoid dari daun jambu biji seperti kuersetin, dan glikosidanya dapat menghambat mikroba pathogen sehingga bisa digunakan sebagai antidare.



27



Diare adalah kondisi dimana terjadi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). C. Kerangka Teori Faktor Eksternal



Pengetahuan



Faktor Internal



Pendidikan



Pekerjaan



Formal



Non Formal



Pelatih



Informasi dari Media



Umur



Sasaran penyuluhan Penyuluhan



Materi/pesan Metode



Gambar 3.1 Kerangka Teori Modifikasi dari Notoatmodjo (2012) dan Wawan dan Dewi (2010).



28



D. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsepkonsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Berikut adalah kerangka konsep yang ingin diteliti dalam penelitian ini: Intervensi: Pengetahuan ibuibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat tentang daun jambu biji sebagai antidiare sebelum penyuluhan (prestest)



Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah dan alat bantu leaflet tentang daun jambu biji sebagai antidiare



Pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat tentang daun jambu biji sebagai antidiare setelah penyuluhan (posttest)



Gambar 3.2 Kerangka Konsep E. Hipotesis Penelitian H0: Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat tentang daun jamu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare di RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten. Ha: Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) sebagai antidiare terhadap peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.



BAB III METODE PENELITIAN



A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah quasi experiment, eksperimental ini seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, sering disebut dengan istilah “quasi eksperiment design”. Pada



penelitian



ini



menggunakan



eksperimen



semu



(quasi



experimental design), karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol tidak dapat dilakukan atau sulit dilakukan (Notoatmodjo, 2012). 2. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan one-group pretest posttest design, yakni sebuah rancangan penelitian yang dilakukan tanpa adanya kelompok pembanding (kontrol) (Notoatmodjo, 2012) One-group pretest posttest design merupakan design yang melakukan satu kali pengukuran di awal (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest). Bentuk rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah:



29



30



Pretest



Perlakuan



01



x



Posttest 02



Keterangan : X



:Pemberian penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare



01



:Pengetahuan tentang daun jambu biji sebagai antidiare sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan



02



:Pengetahuan tentang daun jambu biji sebagai antidiare setelah dilakukan penyuluhan kesehatan Penelitian ini, akan melakukan sebuah perlakuan yaitu dengan



memberikan penyuluhan kesehatan tentang daun jambu biji sebagai antidiare. Pengukuran akan dilakukan dengan memberikan kuesioner untuk dijawab oleh responden. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok, yang berbeda dari kelompok lain. Pengertian lain dari variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang diperoleh dari suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2014). 1. Variabel independen (variabel bebas) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2016).



31



Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan daun jambu biji sebagai antidiare. 2. Variabel dependen Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten. C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu batasan variabel yang diteliti atau mengarah



pada



pengukuran



variabel-variabel



yang



bersangkutan



(Notoatmodjo, 2014). Tabel 1.3 Definisi Operasonal No.



Variabel



DO



1.



Penyuluhan tentang daun jambu biji sebagai antidiare



2.



Peningkatan pengetahuan Ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08,



Pemberian informasi tentang daun jambu biji sebagai antidiare dengan metode ceramah dan alat bantu leaflet yang diberikan peneliti kepada Ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten. Selisih nilai skor pengetahuan responden dalam menjawab pernyataan angket yang diberikan sebelum dan sesudah



Cara Pengukuran -



Skor pretest posttest



nilai dan



Hasil Pengukuran



Skala



-



-



nilai tingkat pengetahuan 0-24



Rasio



32



dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten.



penyuluhan tentang daun jambu biji sebagai antidiare.



D. Bahan dan Instrumen Penelitian 1. Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah populasi, sampel dan teknik sampling. a. Populasi Populasi



adalah



wilayah



generalisasi



yang



terdiri



atas:



obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh anggota ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan yang berjumlah 42 orang. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08, Dusun Tempel, Ngalas, Klaten Selatan, Klaten berjumlah 25 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:



33



1) Kriteria Inklusi a) Ibu-ibu yang hadir dalam kegiatan pemberdayaan kesejahteraan



masyarakat



pada



saat



penelitian



dilaksanakan b) Bersedia menjadi responden 2) Kriteria Eksklusi a) Ibu-ibu yang tidak dapat hadir dalam pertemuan pemberdayaan



kesejahteraan



masyarakat



pada



saat



penelitian dilaksanakan b) Ibu-ibu yang tidak mau mengisi kuesioner c. Teknik sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono,



2016).



Teknik



sampling



pada



penelitian



ini



menggunakan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2014). 2. Instrument penelitian a. Lembar Informed consent (Persetujuan menjadi responden) Lembar persetujuan menjadi responden berisi tentang persetujuan menjadi responden dalam penelitian.



34



b. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis



kepada



responden



untuk



dijawabnya.



Kuesioner



merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2016). Pertanyaan pada kuesioner merupakan pertanyaan tertutup, responden hanya memilih alternatif jawaban (benar-salah) sesuai aturan skala Guttman. Pertanyaan pada angket terdiri dari pertanyaan yang bersifat positif (favourable) dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, sedangkan pertanyaan yang bersifat negatif (unfavourable) dengan jawaban benar diberi skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1 (Sugiyono, 2011). E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji coba instrumen dilakukan dengan menggunakan



rumus



analisis



statistik



Cronbach’s



Alpha



menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0 dengan ketentuan dikatakan valid apabila nilai if item



35



delete< Cronbach’s Alpha dengan ketentuan dikatakan tidak valid jika if Item Delete>Cronbach’s Alpha. Uji validitas dan reliabilitas pertama dilakukan pada ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan masyarakat RT 02 RW 11 Perumahan Ngasem Baru Ngasem, kecamatan Colomadu, Karanganyar dengan jumlah responden 30 responden, jumlah soal yang diujikan sebanyak 40 pertanyaan dengan hasil 21 soal valid, karena 21 soal tersebut sudah mewakili seluruh indikator pertanyaan maka pertanyaan yang lain dapat digugurkan. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Metode yang digunakan adalah Cronbach’s alpha yang diolah dengan SPSS versi 16.0. Instrumen dikatakan reliabel jika alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0,921. Hal ini menunjukkan bahwa angket dinyatakan reliabel. F. Pelaksanaan Jalannya Penelitian 1. Tahap persiapan Tahap ini meliputi pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah, survei pendahuluan



pada



beberapa



anggota



ibu-ibu



pemberdayaan



kesejahteraan masyarakat RT 19 RW 08 di Dusun Tempel, Ngalas,



36



penyusunan usulan penelitian dan melakukan seminar sampai revisi proposal. 2. Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri dengan cara mengumpulkan data secara langsung dari responden penelitian



dengan



menggunakan



angket



untuk



mengetahui



peningkatan pengetahuan pada responden. 3. Prosedur pengumpulan data a. Prosedur perijinan pertama harus mendapat ijin dari Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Pemerintah Kabupaten Klaten, untuk melaksanakan penelitian. Ijin yang kedua dari Kepada Desa Ngalas, untuk melaksanakan penelitian. Ijin



selanjutnya



kepada



ketua



ibu-ibu



pemberdayaan



kesejahteraan masyarakat Dusun Tempel. b. Menemukan responden yang dikehendaki dan dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan serta manfaat penelitian pada responden. c. Apabila responden telah mengerti tujuan dan manfaat penelitian, responden yang setuju diminta untuk menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi responden (informed consent) serta mengisi identitas responden. d. Peneliti selanjutnya melakukan test yaitu pretest tentang daun jambu



biji



sebagai



antidiare



untuk



mengetahui



tingkat



37



pengetahuannya. Setelah pretest kemudian dilakukan penyuluhan tentang daun jambu biji sebagai antidiare. e. Setelah penyuluhan kemudian dilakukan test yang kedua yaitu posttest tentang manfaat daun jambu biji sebagai antidiare untuk mengetahui tingkat pengetahuannya. f. Penelitian selanjutnya dilakukan analisis data dari selisih nilai skor pretest dan posttest. 4. Tahap akhir Pada tahap ini kegiatan meliputi penyusunan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan data yang telah terkumpul dan dilanjutkan seminar hasil penelitian dan revisi. G. Analisis Hasil 1. Metode pengolahan data Menurut Notoatmodjo (2014) data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Pengecekan kuesioner (Editing) Suatu kegiatan pengecekan dan perbaikan kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Data harus diisi dengan lengkap, apabila ada yang tidak lengkap, maka dimasukkan dalam pengolahan data missing atau tidak diolah. b. Pengkodean (Coding) Proses pengkodean dengan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.



38



c. Pemberian nilai (Scoring) Pemberian nilai skor terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kuesioner menggunakan aturan skala Guttman dimana pemberian scoring pada pernyataan yang bersifat favourable (positif) dengan jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, sedangkan pernyataan yang bersifat unfavourable (negatif) dengan jawaban benar diberi skor 0 dan jawaban salah diberi skor 1. d. Memasukkan data (data entry) atau processing Pada tahap ini dilakukan proses dimana jawaban-jawaban responden dalam bentuk kode dimasukkan ke dalam program komputer (software). Penelitian ini menggunakan program atau software computer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. e. Pembersihan data (cleaning) Proses pengecekan kembali data-data yang telah dimasukkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisis data a. Analisis univariat Jenis



analisis



ini



bertujuan



untuk



menjelaskan



atau



mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dengan



39



hasil distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2014). Data univariat ini berisikan nama, usia, alamat, dan pendidikan terakhir yang dikumpulkan melalui pengisian angket. b. Uji normalitas data Kenormalan atau keabnormalan distribusi frekuensi data juga menentukan analisis data. Apabila data terdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik. Sedangkan apabila data terdistribusi tidak normal maka uji statistik nonparametrik (Notoatmodjo, 2012). Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus Saphiro-Wilk untuk mengetahui kenormalan distribusi data dengan jumlah n≤50 (Riwidikdo, 2013). Dari hasil uji normalitas, nilai pretest menunjukkan nilai 0,574 maka data terdistribusi normal dan nilai posttest menunjukkan nilai 0,201 maka terdistribusi normal c. Analisis bivariat Jenis analisis ini digunakan untuk dua variabel yang digunakan berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2014). Data pada penelitian ini berdistribusi normal, maka menggunakan uji Paired T-test dengan nilai p value