Mikologi (Roti) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Jumat, 27 Oktober 2017 Praktikum IV Identifikasi Rhizophus sp Pada Sampel Roti I. II.



TUJUAN 1. Untuk mengetahui jamur yang tumbuh pada tempe. 2. Untuk mengamati struktur dari jamur tempe. PRINSIP Jamur ditanamkan pada media secara aseptis untuk menghindari kontaminasi, diinkubasi pada suhu 370C selama 3 hari. Jamur yang telah tumbuh diambil sedikit lalu diletakkan pada objek glass yang telah berisi lactofenol blue lalu ditutup dengan cover glass. Diamati pada mikroskop



III.



dengan perbesaran 10x. DASAR TEORI Aspergillus adalah



suatu



jamur



yang



termasuk



dalam



kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana khususnya di alam. Aspergillus tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan laboratorium. Kingdom



:



Myceteae



Divisi



:



Amastigomycota



Kelas



:



Ascomycetes



Ordo



:



Eurotiales



Famili



:



Euroticeae



Genus



: Aspergillus



Spesies:



: Aspergillus fumigatus, Aspergillus flavus, Aspergillus clavatus, Aspergillus nidulans, Aspergillus nidulans, Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Aspergillus yermus, Aspergillus wentii



Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang bercabang,



dan



dalam



media



biakan



membentuk



miselia



dan



konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru. Aspergillus sp. dapat tumbuh dengan cepat, memproduksi hifa aerial yang membawa struktur konidia yang khas yaitu konidiofora yang panjang dengan vesikel-vesikel terminal dimana phialid menghasilkan rantai konidia basipetal. Spesies ini diidentifikasi menurut perbedaan morfologis dalam struktur ini, yang meliputi ukuran, bentuk, tekstur dan warna konidia (Jawetz, 2012).  Morfologi a)



Makroskopis Aspergillus sp.



Pada media SDA, Aspergillus sp. dapat tumbuh cepat pada suhu ruang membentuk koloni yang granular, berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergillus fumigatus koloni berwarna hijau, Aspergillus niger berwarna hitam dan Aspergillus flavus koloni berwarna putih atau kuning (Jawetz, 2005)



b) Mikroskopis Aspergillus sp. Aspergillus sp. mempunyai hifa bersekat dan bercabang, pada bagian ujung hifa terutama pada bagian yang tegak membesar merupakan konidiofornya. Konidiofora pada bagian ujungnya membulat menjadi fesikel. Pada fesikel terdapat batang pendek yang disebut sterigmata Sterigmata atau filadia biasanya sederhana berwarna atau tidak berwarna. Pada sterigmata tumbuh konidia yang membentuk rantai yang berwarna hijau, cokelat atau hitam (Fardiaz,1992).  Patogenitas Aspergillus sp. Spesies dari Aspergillus sp. diketahui terdapat di mana-mana dan hampir tumbuh pada semua substrat. Beberapa jenis spesies ini termasuk jamur



patogen,



misalnya



yang



disebabkan Aspergillus



sp.



disebut



Aspergillosis, beberapa diantaranya bersifat saprofit sebagaimana banyak ditemukan pada bahan pangan (Fardiaz,1992). Toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus sp. berupa mikotoksin. Mikotoksin adalah senyawa hasil sekunder metabolisme jamur. Mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus sp. lebih dikenal dengan aflatoxin, dapat menyerang sistem saraf pusat, beberapa diantaranya bersifat karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan perut (Buckle, K.A,2007)



 Epidemiologi Aspergillus sp.



Aspergillus sp. terdapat di alam sebagai saprofit, hampir semua bahan dapat ditumbuhi jamur tersebut , terutama daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi dan dengan adanya faktor predisposisi memudahkan jamur tersebut menimbulkan penyakit (Ramona, 2008). Masuknya spora jamur Aspergillus sp. pada manusia umumnya melalui inhalasi dan masa inkubasinya tidak diketahui, Aspergillosis dapat mengenai semua ras dan semua usia. Dari laporan diketaui bahwa lingkungan rumah sakit sering terkontaminsi dengan spora Aspergillus sp, kontaminasi ini dapat dijumpai pada konstruksi rumah sakit dimana dijumpai peningkatan jumlah spora Aspergillus sp, pada sistem ventilasi, daerah sekitar kateter intravena juga merupakan jalan masuknya Aspergillus sp, penggunaan plester serta penutupan luka yang terlalu lama (Ramona, 2008). IV.



ALAT DAN BAHAN Alat: - Objek glass - Cover glass - Mikroskop - Ose bulat Bahan :



V.



-



Lactophenol Blue Koloni jamur



-



Aspergillus sp. Tissue



PROSEDUR KERJA  Isolasi Jamur 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Dipanaskan ose bulat dan ose jamur diatas nyala api labu spiritus. 3. Ditunggu hingga ose tidak terlalu panas.



4. Kemudian ambil salah satu warna jamur pada sampel roti menggunakan ose bulat dengan perlahan dan secukupnya dibantu menggunakan ose jarum. 5. Lalu jamur pada sampel ditanam pada media SDA dengan cara cukup diletakkan saja disetiap sisi yang berbeda. Beri label pada petridish sesuai dengan warna jamur yang ditanam. 6. Diinkubasi pada incubator pada suhu 37oC selama 1 minggu.  Pengamatan Jamur 1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Jamur Aspergillus sp yang telah ditanam sebelumnya dikeluarkan 3.



dari tempat penginkubasian. Diteteskan 1 tetes Lactophenol Blue menggunakan pipet tetes diatas



objek glass. 4. Dipanaskan ose bulat dan ose jamur diatas nyala api labu spiritus. 5. Ditunggu hingga ose tidak terlalu panas. 6. Diambil satu koloni jamur yang tumbuh pada media dengan cara agak sedikit mencongkel menggunakan ose bulat. Usahakan mengambil koloni jamur sampai ke akarnya. 7. Pengambilan dilakukan dengan posisi media berada dibelakang labu spritus dari praktikan yang akan mengambil. 8. Diletakkan koloni jamur pada objek glass yang telah ditetesi Lactophenol Biru dengan bantuan ose jarum. 9. Lalu ditutup menggunakan cover glass. 10. Diamati pada mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x jika struktur jamur kurang jelas / terlihat terlalu kecil. VI.



HASIL NO 1.



HASIL



KETERANGAN Gambar jamur Aspergillus niger 10x



Keterangan : 1. conidia 2. vesicle 3. conidiophore



1



2 3



3 \



2. 3



2



Gambar jamur Aspergillus niger 10x Keterangan : 1. conidia 2. vesicle 3. conidiophore



Media yang sudah 3. ditumbuhi jamur



VII. PEMBAHASAN ` Pada praktikum yang dilakukan tentang isolasi dan identifikasi jamur Aspergillus sp pada roti. Digunakannya media SDA karena media ini merupakan salah satu media pertumbuhan untuk jamur. Pada media SDA jamur Aspergillus sp membentuk koloni filamen dengan pembentukan spora yang khas. Sampel roti yang didapat diperiksa dengan cara membuat preparat dengan meneteskan 1 tetes Lactophenol blue pada objek glass ditambah dengan koloni jamur lalu ditutup dengan cover glass. Preparat lalu diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x untuk mengamati morfologi dan spesies jamur yang didapat. Pada praktikum isolasi dan identifikasi jamur aspergillus sp pada roti yang dilakukan secara mikroskopis didapatkan hasil jamur Aspergillus flavus dan Aspergillus niger. Dimana pada Aspergillus flavus didapatkan hasil dengan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x



didapatkan hasil berupa conidia,vesicle dan conidiophore. Pada Aspergillus niger juga didapatkan hasil berupa conidia,vesicle dan conidiophore. . Adapun ciri-ciri makroskopis dari Aspergillus niger yaitu permukaan terlihat berwarna kehitaman, ketika diposisi terbalik (berlawanan) terlihat berwarna putih kekuningan. Ciri-ciri Mempunyai hifa berseptat, koloninya berwarna putih dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk, kepala konidia dari Aspergillus niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur, Aspergillus niger memiliki warna dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Ciri-ciri makroskopis pada jamur Aspergillus flavus yaitu memiliki koloni berwarna kekuningan. Ciri mikroskopis dari Aspergillus flavus adalah bentuk dari vesikel yang membulat dimana konida menutupi keseluruhan dari vesikel namun pada bagias atas terlihat lebih panjang sehingga menyerupai bentuk api yang membara ke atas. Aspergillus flavus merupakan spesies yang uniseriate tapi beberapa biseriate, kepala konidia terlihat menyerupai bentuk yang memancar ke atas dengan phialides yang longgar, diameter vesikel 18 36 µm vesikel dan bentuk menyebar ke atas.. Spesies dari Aspergillus sp. diketahui terdapat di mana-mana dan hampir tumbuh pada semua substrat. Beberapa jenis spesies ini termasuk jamur



patogen,



misalnya



yang



disebabkan



Aspergillus



sp. disebut



Aspergillosis, beberapa diantaranya bersifat saprofit sebagaimana banyak ditemukan pada bahan pangan. Toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus



sp. berupa mikotoksin. Mikotoksin adalah senyawa



hasil sekunder



metabolisme jamur. Mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus sp. lebih dikenal dengan aflatoxin, dapat menyerang sistem saraf pusat, beberapa diantaranya bersifat karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan perut VIII. SIMPULAN Berdasarkan



identifikasi jamur Aspergillus sp. pada disimpulkan



bahwa sampel roti yang dipereksa ditemukan species Aspergillus niger, Aspergillus flavus.



IX. DAFTAR PUSTAKA Bibiana. 1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo Persada Campbell, Nell A. 2003. Biologi Edisi 5 Jilid 2. Jakarta. Erlangga. Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang. Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar - Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang. JICA. Tjitrosoepomo. Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.



IX.



LAMPIRAN



Larutan KOH 5 % Lactophenol Biru



Proses sterilisasi ose



Proses meneteskan Lactophenol Biru



Proses pengambilan koloni jamur



Dosen Pembimbing A.A Ayu Eka Cahyani, SSi



Nilai