Mineral Logam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MINERALOGI ACARA IV: MASSA JENIS MINERAL



MUH.FADHIL ADRIAN D111 20 1087



DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN



GOWA



2021



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat dan rahmatnya penulis bisa menyelesaikan tugas Laporan Mineralogi. Shalawat serta salam tidak lupa selalu haturkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta. Laporan Mineralogi ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata kuliah Mineralogi. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu pembuatan selama proses penulisan Laporan Mineralogi ini hingga Laporan Mineralogi . Penulis juga berharap semoga Laporan Mineralogi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan Laporan ini, karena pada dasarnya penulisan adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.



Gowa,



April 2021



Penyusun



ii



DAFTAR ISI SAMPUL LAPORAN KATA PENGANTAR...........................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................iii DAFTAR GAMBAR...........................................................................iv DAFTAR TABEL ...............................................................................v BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1 1.1 Latar Belakang..................................................................................1 1.2 Tujuan..............................................................................................2 1.3 Ruang Lingkup .................................................................................2 BAB II MASSA JENIS MINERAL.......................................................3 2.1 Mineral.............................................................................................3 2.2 Sifat-Sifat Fisik Mineral......................................................................4 2.3 Massa Jenis Mineral...........................................................................9 2.4 Aplikasi Massa Jenis Mineral.............................................................11 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM..............................................19 3.1 Alat dan bahan...............................................................................19 3.2 Prosedur praktikum.........................................................................23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................25 4.1 Hasil Pengamatan...........................................................................25



iii



4.2 Pembahasan..................................................................................26 BAB V PENUTUP............................................................................29 5.1 Kesimpulan....................................................................................29 5.2 Saran.............................................................................................31 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................32 LAMPIRAN....................................................................................33



iv



DAFTAR GAMBAR Gambar 2.2.1 Sistem kristal mineral…….………………………………………………….….5 Gambar 2.2.2 Warna mineral logam………………………….…………………………….….6 Gambar 2.2.3 Goresan pada bidang.……………..…………….……………………………10 Gambar 3.1 Buku Rock and Minerals…………………………………………...……………18



v



DAFTAR TABEL



Tabel 2.1 Alat penguji kekerasan ……………………..………….…………………………….6 Tabel 2.2 Skala Mosh....................................................................................7 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan.........................................................................23



vi



0



BAB I 1. 1.1



PENDAHULUAN



Latar Belakang Mineral adalah padatan alami dengan bahan kimia tertentu dengan komposisi



dan struktur kristal internal yang khas. Mineral terbentuk secara anorganik tetapi beberapa, ditemukan di tulang,dibentuk secara anorganik (oleh organisme hidup) (Bonewitz, 2012). Mineral di bumi ini ada yang tersusun dari satu macam mineral dan ada yang tersusun oleh beberapa macam mineral. Mineral yang menyusun mineral ini ada yang masih alami seperti waktu terbentuk, tetapi ada juga yang sudah mengalami metamorfisme atau perubahan menjadi mineral lain. Perubahan mineral ini biasanya dikarenakan adanya pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi, sehingga mineral dasar akan berubah menjadi mineral lain yang lebih stabil (Sapiie dkk, 2006). Mineral Logam adalah mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki kilap logam , dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Mineral non-logam adalah mineral yang unsur utamanya terdiri atas bukan logam, misalnya bentonit, kalsit (batu kapur/gamping), pasir kuarsa, dan lain-lain. Dengan pengetahuan tentang mineral non-logam saya dapat mengetahui dan mempelajari contoh mineral non-logam yang biasa kita jumpai dalam sehari-hari kita juga dapat mengetahui bentuk fisik dan kimiawi dari mineral non-logam terdapat ciri ciri fisik yang kita dapata analisis yaitu: pecahan, belahan, kilap, cerat,dan tenacity (Haidar, 2014).



Pengetahuan tentang mineral logam ini sangat penting dalam dunia pertambangan, agar mampu membedakan antara mineral logam dengan logam



1



sesuai sifat-sifat fisika maupun sifat kimia yang dimiliki mineral tersebut. Setelah 1.2



Tujuan Praktikum Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah:



1.



Memahami tahan-tahapan dalam menghitung massa jenis



2.



Mampu menentukan massa jenis mineral



1.3



Ruang Lingkup Percobaan Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 April 2021 bertempat di



Laboratorium APBG Departemen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Materi yang akan dibahas adalah mineral massa jenis mineral. Pada percobaan kali kita diminta untuk mendeskripsikan sifat-sifat fisik mineral massa jenis mineral yang telah disiapkan dalam laboratorium.



2



BAB II 2. 2.1



MASSA JENIS MINERAL



Mineral Mineral merupakan padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang



memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.



The



International Mineralogical Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik ke dalam daftar mineral (Alghifarry dkk, 2020). Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang telah diketahui. Senyawa anorganik biasanya tidak termasuk, namun tahun 1995 The International



Mineralogical Association telah mengajukan definisi baru tentang mineral. Mineral didefinisikan sebagai suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki struktur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas organik ke dalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi. Mineral bersifat alami terdiri dari zat anorganik dan tersusun dari dan tersusun dari atom-atom, baik satu unsur kimia atau beberapa unsur yang berbeda. Ada lebih dari 4.000 mineral yang berbeda, dan masing-masing dibedakan dengan komposisi kimianya (rasio kimia tertentu elemen) dan struktur kristalnya. Identifikasi mineral dan penamaan suatu mineral kuncinya terletak dalam deskripsi 3



sifat sifat mineral, identifikasi sifat mineral dapat dilakukan baik secara megaskopis maupun mikroskopis atau melalui berbagai analisa. Asosiasi Mineralogi Internasional memberikan definisi sebagai berikut: "mineral adalah elemen atau senyawa kimia yang biasanya berbentuk kristal dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi" (Price, 2005).



2.2



Sifat-Sifat Fisik Mineral Beberapa mineral , ada yang mempunyai sifat sangat khas artinya tidak



semua mineral memiliki sifat ini, sifat demikian disebut sebagai sifat diagnostik, sangat berguna dalam mengidentifikasi mineral yang tidak dikenal. Mineral halit, misalnya, memiliki rasa asin, karena sangat sedikit mineral yang mempunyai sifat asin ini, sehingga rasa asin dianggap sebagai sifat atau properti diagnostik dari Halit. Sifat atau properti lain dari mineral tertentu dapat bervariasi di antara sample yang berbeda walaupun dari mineral yang sama. Sifat mineral untuk identifikasi atau mengenal mineral: 2.2.1 Bentuk kristal (crystall form) Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Secara umum bentuk kristal dibagi menjadi 2, yaitu kristal isometrik dan non isometrik. Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “oktahedron” dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan atom yang berbeda. Sehingga dapat diglongkan menjadi 7 sistem kristal yaitu isometri, 4



tetragonal ,heksagonal, trigonal, monoklin,triklin dan orthorombik. Berikut adalah bentuk-bentuk kristal yang terbentuk pada suatu mineral.



Gambar 2.1 Sistem kristal mineral



2.2.2 Berat jenis (specific gravity) Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Berat jenis (BJ atau G) atau densitas (density) mineral terutama ditentukan oleh struktur kristal dan komposisi kimianya. Berat jenis (G) dapat berubah jika suhu dan tekanan berubah, karena kedua faktor itu menyebabkan



5



mineral memuai, atau mengerut. Oleh karena itu, mineral yang berkomposisi kimia dan struktur kristal tertentu,.



2.2.3 Warna (color) Warna mineral memang bukan merupakan ciri utama untuk dapat membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh warna gelap yang dimiliki mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung aluminium. Berikut ini adalah contoh gambar warna mineral logam.



Gambar 2.2 Warna mineral logam



2.2.4 Kekerasan (hardness) Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap



kemudahan



mengalami



abrasi



(abrasive)



atau



mudah



tergores



(scratching). Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Mohs.



6



Sebagai perbandingan dari skala maka diberikan kekerasan dari alat penguji standar, yaitu sebagai berikut: Tabel



Alat Penguji



Derajat KekerasaMohs



Kawat Tembaga



3



Paku



5,5



Kikir Baja



6,5 – 7



Skala Kekerasan



Mineral



Rumus Kimia



Skala



(Mustaghfirin, 2014)



2.2.5 Kilap (luster)



7



Tabel 2.2 Mohs



1



Talk



H2Mg3 (SiO3)4



2 3



Gipsum Kalsit



CaSO4. 2H2O CaCO3



4



Florit



CaF2



5 6 7 8 9 10



Apatit Feldespar Kuarsa Topas Korondum Intan



CaF2Ca3 (PO4)2 K Al Si3 O8 SiO2 Al2SiO3O8 Al2O3 C



Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah. Hal ini akan tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi). Kilap logam, kilap ini memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti Emas, Galena, Pirit, Kalkopirit. Berikut adalah contoh gambar kilap pada mineral logam.



Gambar 2.2 Kilap Logam Pirit



2.2.6 Goresan pada bidang (streak) Warna mineral dalam bentuk bubuk disebut goresan atau cerat, sering berguna



untuk



menentukan



identifikasi.



Cerat



mineral



diperoleh



dengan



menggosokkannya pada pelat gores (sepotong porselen tanpa glasir) dan mengamati warna yang ditinggalkannya. Warna mineral dapat bervariasi dari berbagai sampel, tetapi ceratnya biasanya berwarna konsisten. Tidak semua mineral menghasilkan cerat ketika digosokkan pada pelat goresan. Streak atau cerat juga dapat membantu membedakan antara mineral dengan kilap logam dan mineral dengan kilap non-logam. Mineral logam umumnya memiliki cerat gelap, sedangkan mineral dengan kilau non-logam biasanya memiliki cerat berwarna terang (Noor, 2012). Berikut adalah contoh gambar goresan pada mineral logam.



8



Gambar 2.3 Goresan pada bidang (Noor, 2012).



2.2.7 Sifat dalam (tenacity) Sifat mineral adalah reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya seperti: penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan atau penghancuran pada suatu mineral Berikut ini macam-macam sifat dalam mineral (Mustaghfirin, 2014): a. Rapuh, mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh: mineral kuarsa, Ortoklas, Pirit. b. Mudah ditempa, dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis, seperti pada Emas dan Tembaga. c. Dapat diiris, dapat diris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh mineral Gipsum. d. Fleksibel, mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan sesudah bengkok kembali lagi seperti semula, contoh mineral Talk, Selenit. e. Elastis, berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali seperti semula bila kita berhenti menekannya, contoh mineral Muskovit. 2.2.8 Kemagnetan



9



Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai



feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali atau benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical (Wilson, 2010).



2.3



Massa Jenis Mineral Massa adalah suatu sifat fisika dari suatu sifat fisika dari suatu benda yang



digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau. Dalam kegunaan sehari-hari massa biasanya disinonimkan dengan berat. Namun menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaski massa dengan medan gravitasi. Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di bumi dapat mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima untuk benda-benda yang berada di bulan, mak berat benda tersebut akan lebih kecl dan lebih mudah diiangkat namun massanya tetaplah sama. Volume atau bisa juga disebut dengan kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang 10



beraturan misalnya kubus, silinder, balok, limas, kerucut, dan bola. Benda yang tidak beraturan misalnya batu yang ditemukan di jalan. Volume digunakan untuk menetukan massa jenis suatu benda. Massa jenis (density) suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat dan dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis suatu zat dipengaruhi oleh tempeteratur. Semakin tinggi temperatur, maka kerapatan suatu zat semakin rendah karena molekul-molekul yang saling berikatan akan terlepas. Kenaikan temperatur menyebabkan volume suatu zat bertambah, sehingga massa jenis an volume suatu zat memiliki hubungan yang berbanding terbalk (Tipler, 1996) :



ρ=



m v



Keterangan :



ρ = massa jenis air (gr/cm3) m = massa benda (gr) v = volume benda (m3) Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada massa maupun volume zat, tetapi bergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu zat yang sejenis selalu mempunyai massa jenis yang sama. Satuan massa jenis adalah kg/m 3 atau gr/cm3, jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa asama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air) (Kondo, 1982).



11



Satuan massa adalah kg



atau gram dan satuan volume m 3 atau cm3



sehingga satua massa jenis adalah kg/m 3 atau g/cm3. Massa jenis merupakan ciri khas benda. Setiap benda yang sejenis memiliki massa jenis yang sama dan setiap benda yang berlainan jenis memiliki massa jenis yang berbeda. Beberapa mineral yang sama dapat memiliki massa jenis yang berbeda. Fenomena ini bisa terjadi karena adanya pengotor yang ikut terikat dalam mineral tersebut. Pada dasarnya massa jenis juga dapat digunakan sebagai ukuran dalam mendekripsi sebuah mineral. Massa jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui massa dan volume zat tersebut (Bredthauer, 1993).



2.4



Aplikasi Massa Jenis Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat terlepas dari benda. Misalnya,



air untuk mandi dan minum, udara untuk bernapas, dan pakaian untuk menutup badan. Benda-benda itu merupakan zat, yaitu sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan (memiliki volume). Jika sesuatu itu tidak memenuhi syarat sebagai zat maka sesuatu itu bukan zat. Misalnya, nyala api, cahaya, dan panas. Zat dapat berwujud padat, cair, atau gas. Tiap zat mempunyai sifat berbeda. Zat yang jenisnya sama akan mempunyai sifat yang sama. Misalnya, massa 5 Liter air murni di suatu tempat sama dengan massa 5 Liter air. murni di tempat lain emas murni 500 gram di suatu tempat volumenya sama dengan volume 500 gram emas murni di tempat lain. Sebaliknya, massa 1 Liter air murni tidak sama dengan massa 1 Liter minyak tanah sebab kedua zat itu berbeda jenisnya. Dua besaran, yaitu massa dan volume dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan karakteristik suatu benda. Jika kedua besaran itu saling dibandingkan maka akan diperoleh sebuah nilai yang merupakan ciri khas dari benda tersebut. Angka ini akan berbeda untuk tiap jenis benda.



12



Para ahli geologi memanfaatkan sifat benda terapung, melayang dan teggelam di dalam zat cair. Benda yang terapung berarti massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis zat cair. Benda melayang berarti massa jenisnya sama dengan massa jenis zat cair. Sedangkan benda yang tenggelam berarti massa jenisnya lebih besar dari massa jenis zat cair. Para ahli geologi menaruh perhatian besar terhadap pengetahuan tentang massa jenis batuan. Makin ke dasar bumi, maka massa jenis batuan-batuan bumi makin besar. Batuan yang terdapat di permukaan bumi di antaranya Granit, memiliki



massa jenis 2.700 kg/m3. Batuan dari vulkanik lebih besar lagi karena



dihasilkan dari lava yang terletak di bagian bawah permukaan bumi.



  



BAB III 3. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1



Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :



3.1.1 1. 13



Alat Bukul Literatur



Literatur (disarankan menggunakan Buku Rock and Minerals) digunakan sebagai sumber referensi mengenai mineral.



Gambar 3.1.1 Buku Rock & Minerals



2.



Gelas Piala Ukur Gelas Ukur 1000 ml digunakan untuk menunjukkan selisih volume pengukuran volume mineral



Gambar 3.1.2 Gelas Ukur piala 1000 ml



3.



Timbangan atau Neraca Neraca digunakan untuk mengukur massa mineral



14



Gambar 3.1.3 Neraca 4.



Pipet Tetes Pipet tetes digunakan untuk memindahkan air dalam parameter yang lebih teliti.



Gambar 3.1.5 Pipet Tetes 5.



Alat Tulis Alat tulis, adalah alat yang di gunakan untuk mencatat semua hasil yang didapatkan dari praktikum.



Gambar 3.1.6 Alat Tulis 6.



Handphone Handphone digunakan sebagai alat dokumentasi dan untuk mengambil gambar-gambar sampel mineral.



15



Gambar 3.1.2 Handphone 3.1.2



Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:



1.



Sampel Batuan Sampel batuan digunakan sebagai objek



Gambar 3.7 Sampel batuan



2.



Gelas Piala Berisi Aquades



Aquades digunakan sebagai pengukur volume



Gambar 3.8 Gelas piala berisi aquades



3. Lembar Deskripsi Lembar deskripsi digunakan untuk menulis hasil dari pendeskripsian mineral



16



Gambar 3.9 Lembar deskripsi



3.1



Metode Praktikum Percobaan kali ini kami melakukan pengamatan langsung pada mineral yang



disediakan dengan sistematika sebagai berikut: 1.



Mendeskripsi sampel sesuai literatur.



2.



Mengukur berat sampel menggunakan timbangan atau neraca.



3.



Menuang aquades ke dalam gelas piala dengan volume tertentu kemudian catat volumenya.



4.



Memasukkan sampel ke dalam gelas piala berisi aquades kemudian catat pertambahan volumenya.



5.



Jika volume kurang jelas, maka pindahkan aquades ke gelas ukur hingga volume pada gelas piala sama sebelum sampel dimasukkan. Catat volume gelas ukur.



6.



Menghitung massa jenis berdasarkan massa dan volume sampel.



7.



Membersihkan alat yang telah digunakan.



8.



Mengulangi langkah 1 – 6 pada sampel berikutnya.



9.



Membuat laporan sementara.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1



Hasil Pengamatan Berikut adalah hasil pengamatan dalam praktikum mineralogi acara IV



yang ditunjukkan oleh tabel 4.1.



17



Tabel 4. 1 Perbandingan Massa Jenis Mineral No. Nama Gambar Stasiun Mineral Mineral



ρ Asli



ρ Praktikum



(gr/cm3)



(gr/cm3)



1



Kuarsa



2,424



4,27



2



Kalsit



2.71



2.48



3



18



Sketsa Mineral



4.51



4



Kromit



4.86



5



Kalkopirit



2.74



BAB V PENUTUP .1 Kesimpulan Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1.



Logam adalah kelompok unsur kimia yang berwujud padatan mengkilap, merupakan penghantar panas dan listrik yang baik. Tidak semua logam memiliki sifat ini (misalnya merkuri adalah cairan). Terdapat dua jenis logam. Logam dari blok s dan p (misalnya natrium dan aluminium) biasanya merupakan unsur reaktif. Kelompok ini membentuk koordinasi. Semua logam mempunyai oksida yang basa. Logam umumnya bersifat sebagai reduktor, sebab dapat dioksidasi. Logamlogam yang berada dalam golongan utama dalam sistem periodik, umunya merupakan pereduksi kuat. Sedangkan pada logam-logam yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif lebih rendah dari logam golongan utama. Logam yang memiliki jari-jari lebih besar, umunya bersifat lebih reaktif, sebab kemampuannya untuk melepaskan elektron pada kulit terluar lebih mudah. Adanya deret volta, logam dapat dijelaskan lebih



19



baik dimana deret tersebut menunjukkan kemampuan suatu logam untuk bereaksi dengan kation logam lain, sehingga membentuk logam dan kation logam yang baru (Danisworo, 1994). A. Mineral logam: 1) Mineral logam dapat dicairkan untuk mendapatkan produk baru. 2) Beberapa contoh mineral logam adalah besi, tembaga, bauksit, timah, dan mangan. 3) Mineral logam ini umumnya dikaitkan dengan batuan beku. 4) Mineral logam biasanya keras dan dapat bersinar atau berkilau. 5) Mineral logam bersifat elastis dan lentur. 6) Mineral logam ketika dipukul-pukul tidak akan rusak. A. Mineral non-logam: 1) Mineral non-logam tidak akan menghasilkan produk baru bila dicairkan. 2) Beberapa contoh mineral non-logam adalah batubara, garam, tanah liat, dan marmer. 3) Mineral non-logam ini umumnya dikaitkan dengan batuan sedimen. 4) Mineral non-logam tidak begitu keras dan tidak bersinar atau berkilau. 5) Mineral non-logam tidak elastis dan tidak lentur. 6) Mineral non-logam ketika dipukul-pukul akan rusak menjadi potonganpotongan 2.



Mineral memiliki sifat fisik yaitu: a. Warna yaitu sifat fisik utama yang terdapat pada suatu mineral. b. Kilap yaitu bagian permukaan mineral yang memantulkan cahaya Ketika terkena cahaya. c. Cerat adalah warna mineral dalm bentuk hancuran.



20



d. Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata. e. Belahan adalah kecenderungan mineral membelah melalui bidang-bidang. f. Tenacity adalah reaksi suatu mineral terhadap gaya yang mengenainya. 3.



Sampel mineral logam yang bernomor urut L - 01 terlihat pada gambar mineral



ini dapat dideskripsikan yaitu memiliki warna segar hitam dan warna lapuknya hijau pucat, cerat yang berwarna cokelat, kilap logam ( metallic), tidak memiliki belahan dan pecahannya termasuk dalam kategori tidak rata serta bersifat paramagnetik. Setelah dilakukan pengujian kekerasan, mineral ini mampu digores oleh kaca sehingga tingkat kekerasannya bernilai 5,5 – 6 pada skala Mohs. Berdasarkan pendeskripsian tersebut dapat disimpulkan bahwa mineral ini adalah Kromit. Kromit memiliki rumus kimia (FeCr2O4), termasuk dalam sistem kristal isometrik, memiliki berat jenis 4,7 dan juga termasuk dalam golongan mineral oksida. Adapun kegunaan mineral ini yaitu bahan pembuat kromium, industri besi dan stainless steel.



.2 Saran Saran untuk Laboratorium adalah sebagai berikut: Sebaiknya contoh mineral yang digunakan untuk praktikum lebih mudah untuk dideskripsikan dan waktu yang diberikan untuk mendeskripsikan mineral lebih lama.



21



DAFTAR PUSTAKA Lutgens, K., F., 2006. Mineral Exploration. New Delhi: New India Publishing Agency. Sapiie, B., 2006. Modul Praktikum Geology Dasar. Jakarta: Erlangga. Noor, D., 2014. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan. Wilson, 2010. Mineral and Rock. Denmark: Bookboon. Mustaghfirin, A., (2014)  Geologi dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.



22