Minipro Dewi Kepatuhan Minum Obat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS LANGSA TIMUR



MINI PROJECT



Disusun Oleh: dr. Sri puspita dewi



Dokter Pendamping : dr. Eko Budiyanto, M.Kes



PUSKESMAS KUTOWINANGUN KEBUMEN, JAWA TENGAH PERIODE SEPTEMBER 2018– JANUARI 2019



1



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN MINI PROJECT DOKTER INTERNSIP



TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS LANGSA TIMUR



Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Langsa Timur Kota Langsa periode Periode 26 November 2020-



Peserta,



Dokter Pendamping Internsip



dr. Sri puspita dewi



dr. Eko Budiyanto, M.Kes



KATA PENGANTAR



2



Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah– Nya penulis dapat menyelesaikan Mini Project ini dalam rangka memenuhi persyaratan dalam program Internsip di puskesmas kutowinangun mengenai “Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Anti Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kutowinangun



Kabupaten



Kebumen”. Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi. Namun, penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, pendamping semua pihak sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Eko Budiyanto, M.Kes Sebagai dokter pendamping dalam pembuatan Mini Project ini. Dan tidak lupa kami ucapakan ribuan terima kasih kepada dokter-dokter yang ada di Puskesmas kutowinangun serta seluruh stafmya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Mini Project ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga Mini Project ini dapat bermanfaat dan membantu teman sejawat.



Kutowinangun, 17 Desember 2018



Penulis



DAFTAR ISI



3



KATA PENGANTAR....................................................................................................3 DAFTAR ISI..................................................................................................................4 BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................5 I. Latar Belakang...................................................................................................5 II. Rumusan Masalah............................................................................................6 III. Tujuan Penelitian............................................................................................7 Tujuan Umum...............................................................................................7 Tujuan Khusus.............................................................................................7 IV. Manfaat Penelitian..........................................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................8 Hipertensi.............................................................................................................8 I. Definisi.............................................................................................................8 II. Etiologi..............................................................................................................9 III. Klasifikasi......................................................................................................10 IV. Mekanisme Terjadinya Hipertensi..................................................................12 V. Komplikasi......................................................................................................16 VI. Diagnosis.......................................................................................................16 VII. Pengobatan ...................................................................................................19 VIII. Kepatuhan.....................................................................................................21 Definisi...........................................................................................................21 Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kepatuhan............................................21 Metode Penukuran Tingkat Kepatuhan...........................................................21 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................25 1. Jenis Penelitian ............................................................................................25 2. Ruang Lingkup Kerja...................................................................................25 3. Populasi Dan Sampel...................................................................................25 4. Cara Pengumpulan Data...............................................................................25 5. Instrumen Penelitian....................................................................................25 6. Prosedur Penelitian .....................................................................................26 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................27 Hasil Penelitian ..................................................................................................27 Tingkat Kepatuhan..............................................................................................27 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................31 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................32



BAB I 4



PENDAHULUAN



I.



LATAR BELAKANG Hipertensi adalah



penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah. Yang



dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, gangguan anak ginjal, dll. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol



(seperti kegemukan, kurang olahraga,



merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Penderita hipertensi yang sangat heterogen membuktikan bahwa penyakit ini bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai subkelompok berisiko di dalam masyarakat. Hal tersebut juga berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor resiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti neurotransmitter, hormon dan genetik, maupun yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi dan stressor 5



Bagi para penderita tekanan darah tinggi, penting mengenal hipertensi dengan membuat perubahan gaya hidup positif. Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup.



II.



RUMUSAN MASALAH



Hipertensi seperti yang telah kita ketahui dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Selain karena keturunan, umur dan jenis kelamin, faktor lingkungan seperti stress psikososial, obesitas, kurang olahraga dan konsumsi alkohol dan garam juga berhubungan terhadap timbulnya hipertensi esensial. Oleh karenanya melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkisar: 1. Bagaimana karakteristik masyarakat di puskesmas Kutowinangun yang menderita hipertensi? 2. Bagaimana karakteristik faktor resiko aktivitas fisik dan pola makan terhadap hipertensi pada masyarakat puskesmas Kutowinangun? 3. Bagaimana karakteristik faktor resiko istirahat dan merokok terhadap hipertensi pada masyarakat puskesmas Kutowinangun? 4. Bagaimana tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di puskesmas Kutowinangun? 5. Bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat puskesmas Kutowinangun terhadap hipertensi?



6



III.



TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Menggambarkan karakteristik penderita hipertensi di puskesmas Kutowinangun 2 Tujuan Khusus Menggambarkan karakteristik masyarakat di puskesmas Kutowinangun yang menderita hipertensi Menggambarkan karakteristik faktor resiko aktivitas fisik dan pola makan terhadap hipertensi pada masyarakat puskesmas Kutowinangun Menggambarkan karakteristik faktor resiko istirahat dan merokok terhadap hipertensi pada masyarakat puskesmas Kutowinangun 4.Menggambarkan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di puskesmas Kutowinangun Menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat puskesmas Kutowinangun terhadap hipertensi



IV.



MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut : Mengetahui karakteristik dan faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada masyarakat penderita hipertensi di Kecamatan Kutowinangun Hasil penelitian ini bertujuan untuk menerapakan strategi praktis dalam menurunkan angka morbiditas hipertensi di Kecamatan Kutowinangun Menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai dokter internship dalam melakukan metodologi penelitian Memenuhi tugas mini-project program internsip dokter



7



BAB II TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI I.



DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama) di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.1 Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.1,2



8



II. ETIOLOGI Penyebab hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :1-4,7 1. Hipertensi esensial atau primer Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer sedangkan 10% tergolong hipertensi sekunder. 2. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui. Pada sekitar 5 - 10 % penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1 2 %, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya penyakit kelenjar adrenal / hiperaldosteronisme, penggunaan pil KB). Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder : Penyebab Penyakit Ginjal



Contoh 1. Stenosis arterirenalis 2. Pielonefritis 3. Glomerulonefritis 4. Tumor-tumor ginjal 5. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) 6. Trauma ginjal (luka yang mengenai ginjal)



Kelainan Hormonal



7. Terapipenyinaran yang mengenaiginjal 1. Hiperaldosteronisme 2. Sindroma Cushing



Obat-obatan



3. Feokromositoma 1. Pil KB 2. Kortikosteroid 3. Siklosporin 4. Eritropoietin 9



5. Kokain 6. Penyalahgunaan alkohol 7. Kayumanis (dalam jumlah sangat besar) 1. Koartasio aorta



Penyebab lainnya



2.



Preeklamsia



3.



Porfiriaintermiten akut



4.



Keracunan timbal akut



III. KLASIFIKASI The Seventh Report of the Joint National Committee on the Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) mengklasifikasikan tekanan darah pada orang dewasa (usia > 18 th) didasarkan pada rata-rata 2 atau lebih tekanan darah yang diukur secara tepat dari 2 kali atau lebih pengukuran di klinik. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cendrung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat. JNC7 mengklasifikasikan tekanan darah dalam 4 kategori yaitu tekanan darah normal, pre hipertensi, hipertensi grade 1, dan hipertensi grade 2.3 Tabel I. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO Kategori



Sistol (mmHg)



Diastol (mmHg)



Optimal



< 120



< 80



Normal



< 130



< 85



Tingkat 1 (hipertensi ringan)



140-159



90-99



Sub grup : perbatasan



140-149



90-94



Tingkat 2 (hipertensi sedang)



160-179



100-109



≥ 180



≥ 110



Tingkat 3 (hipertensi berat)



10



Hipertensi sistol terisolasi Sub grup : perbatasan



≥ 140



< 90



140-149



< 90



Tabel II. Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7 Kategori



Sistol (mmHg)



Dan/atau



Diastole (mmHg)



160/100 mmHg



Obat khusus untuk compelling indication. Antihipertensi lain (diuretika, ACEI, ARB, BB, CCB) digunakan bila diperlukan



Lebih sering kombinasi 2 obat, biasanya thiazide, dg. ACEI, atau ARB, atau BB, atau CCB



VIII. KEPATUHAN DEFINISI



22



Kepatuhan terhadap pengobatan didefinisikan sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh tenaga medis mengenai penyakit dan pengobatannya. Tingkat kepatuhan untuk setiap pasien biasanya digambarkan sebagai presentase jumlah obat yang diminum setiap harinya dan waktu minum obat dalam jangka waktu tertentu.18



FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEPATUHAN Kepatuhan pasien terhadap pengobatannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi: Faktor Demografi Faktor demografi seperti suku, status ekonomi, dan tingkat pendidikan yang rendah dikaitkan dengan kepatuhan yang rendah terhadap regimen pengobatan.18 Faktor Psikologi Faktor psikologi juga dikaitkan dengan kepatuhan terhadap regimen pengobatan. Kepercayaan terhadap pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan. Sedangkan factor psikologi, seperti depresi, cemas, dan ganguan makan yang dialami pasien dikaitkan dengan ketidakpatuhan.18 Faktor Sosial antara anggota keluarga dan masyarakat juga berperan penting dalam pengelolaan penyakit. Penelitian menunjukan bahwa pasien dengan tingkat masalah atau konflik yang rendah dan pasien yang mendapat dukungan dan memiliki komunikasi yang baik antara keluarga atau masyarakatnya cenderung memiliki tingkat kepatuhan yang lebih baik. Dukungan sosial juga dapat menurunkan rasa depresi atau stress bagi penderita.18 Faktor Penyakit kronik yang diderita pasien dan efek samping obat yang terjadi pada pasien dapat meningkatkan ketidakpatuhan pada pasien.18 Faktor Komunikasi yang rendah dan kurangnya waktu yang dimiliki tenaga kesehatan, seperti dokter, menyebabkan penyampaian informasi yang kurang sehingga pasien tidak cukup mengerti dan paham akan pentingnya pengobatan. 23



Keterbatasan tenaga kesehatan lain, waktu dan keahlian juga berpengaruh terhadap pemahaman pasien mengenai penggunaan obat sehingga cenderung meningkatkan ketidakpatuhan pasien.18 METODE PENUKURAN TINGKAT KEPATUHAN Tingkat kepatuhan terhadap pengobatan dapat diukur melalui dua metode, yaitu : Metode Langsung Pengukuran kepatuhan melalui metode langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengukur konsentrasi obat atau metabolit dalam darah atas urin, mengukur atau mendeteksi petanda biologi di dalam. Metode ini umumnya memerlukan biaya lebih besar, tingkat kesulitan lebih tinggi, serta rentan terhadap penolakan pasien.18 Metode Tidak Langsung Pengukuran kepatuhan melalui metode tidak langsung dapat dilakukan dengan bertanya kepada pasien tentang penggunaan obat, menggunakan kuisioner, menilai respon klinik pasien, menghitung jumlah pil obat, serta menghitung tingkat pengambilan kembali resep obat.18



BAB III



24



METODOLOGI PENELITIAN III.1



JENIS PENELITIAN



Pada penelitian ini, kami menggunakan metode deskriptif III.2



RUANG LINGKUP KERJA a. Tempat : Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah b. Waktu : Desember 2018



III.3 POPULASI DAN SAMPEL Populasi



:



Populasi yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah masyarakat yang datang ke Puskesmas Kutowinangun dan posyandu lansia



Sampel



:



Pengambilan



sampel



secara



consecutive



random



sampling



yaitu



pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sampai memenuhi jumlah sampel penelitian.



III.4 CARA PENGUMPULAN DATA Pada penelitian ini, kami mengumpulkan data dengan cara : 1.



Primer: Peneliti mendapatkan data secara langsung dari sumbernya (responden) dengan wawancara berdasarkan kuesioner



2. Sekunder : Peneliti mendapatkan data dari sumber yang sudah tersedia (data dari Puskesmas)



IV.5 INSTRUMEN PENELITIAN 25



Pada penelitian ini, kami mengumpulkan data instrumen berupa kuesioner (daftar pertanyaan)



VI.



6. PROSEDUR PENELITIAN 1. Pengambilan data melalui pengisian kuisioner, baik dilakukan secara mandiri oleh pasien maupun dengan metode terpimpin 2. Pengambilan data rekam medis mengenai hasil pemeriksaan tekanan darah dan penyakit yang dialami oleh pasien sebagai komplikasi dari hipertensi 3. Pengumpulan dan pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel 4. Penulisan laporan



BAB IV 26



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



HASIL PENELITIAN Berdasarkan karakteristik hasil pengumpulan data penelitian yang dilakukan pada responden di puskesmas kutowinangun diperoleh responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan.



Tabel. Karakteristik sampel penelitian Umur



60 tahun 22 44% TOTAL 50 100% Berdasarkan data usia, responden terbanyak berada pada rentang usia RPD dengan presentasi 17 orang terkena Hipertensi dengan presentase



28



1



Apakah terkadang anda lupa minum obat-obatan yang seharusnya anda minum?



2



Seseorang kadang-kadang lupa minum obat karena suatu alasan selain lupa. Coba diingat dalam dua minggu terakhir apakah anda tidak minum obat?



Ya



Tidak



39 (78% )



11 (22%)



35 (70% )



15 (30%)



3



Apakah anda pernah mengurangi atau berhenti minum obat tanpa memberi tahu dokter?



44 (88% )



6 (12%)



4



Jika anda sedang bepergian atau keluar rumah dalam waktu yang cukup lama



26 (52% )



24 (48%)



apakah anda pernah lupa membawa obat yang harus di minum? 5



Apakah anda minum semua obat kemarin?



23 (46% )



27 (54%)



6



Jika anda sudah merasa sudah baikan, dan gejala penyakit anda berkurang



45 (90% )



5 (10%)



30 (60% )



20 (40%)



42 (84% )



8 (16%)



apakah anda pernah berhenti untuk minum obat? 7



Minum obat setiap hari merupakan hal yang tidak nyaman bagi sebagian orang. Apakah anda merasa terganggu dengan rencana pengobatan yang anda dapatkan?



8



Apakah anda merasa kesulitan untuk mengingat semua obat yang harus anda minum?



29



PEMBAHASAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT HIPERTENSI Tingkat kepatuhan penggunaan obat anti hipertensi pada penderita hipertensi dinilai berdasarkan kuesioner yang terdiri dari 8 pertanyaan dengan nilai 0-8. Tabel 6. menunjukkan penggunaan obat pasien hipertensi. Ketidakpatuhan pasien yang disebabkan oleh gejala penyakit yang berkurang serta berhenti minum obat dengan presentase 90%. Sedangkan kepatuhan mengurangi atau berhenti minum obat tanpa memberitahu dokter dengan presentase 88%, untuk pasien merasa kesulitan untuk mengingat obat yang harus di minum dengan presentase 84%. Sedangkan ketidakpatuhan lupa minum obat dengan presentase 78%. Dan ketidakpatuhan dikarenakan pasien tidak meminum obat pada suatu hari dalam 2 minggu terakhir adalah 70%.ketidakpatuhan minum obat setiap hari merupakan yang tidak nyaman bagi sebagian orang dan merasa terganggu dengan rencana pengobatan dengan presentase 60%. Ketidakpatuhan jika sedang berpergian atau keluar rumah dalam waktu yg cukup lama dengan presentasi 52%. Serta ketidakpatuhan minum semua obat kemarin dengen presentase 46%.. 120% 100% 80% Column1 Ya



60% 40% 20% 0% 1



2



3



4



5



6



7



8



30



Grafik Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi berdasarkan 8 pertanyaan.



Apakah Bapak/Ibu terkadang lupa meminum obat? Ya



Tidak



22%



78%



Pada pertanyaan pertama mengenai lupa meminum obat 39 orang (78%)menyatakan terkadang lupa meminum obat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa lupa merupakan faktor yang sering menyebabkan ketidakpatuhan meminum obat. Sebuah penelitian di Jepang menunjukan adanya hubungan antara frekuensi makan dengan kepatuhan meminum obat. Diperkirakan bahwa frekuensi makan menjadi salah satu pengingat bagi pasien untuk meminum obat. Intruksi tertulis bagi pasien menjadi alat pengingat yang lebih baik dibanding dengan instruksi oral.21 22



Frekuensi Lupa Meminum Obat



Ya



Tidak



30%



70%



Pada pertanyaan ke delapan, diuraikan lebih rinci mengenai frekuensi lupa meminum obat. Sebagian besar pasien terkadang lupa meminum obat, dengan jumlah 25 orang atau sama dengan 70%, 31



Data Pertanyaan memgenai Meminum Seluruh Obat Hari Kemarin Ya



Tidak



46% 54%



Sebuah sistematik review oleh Jin J et al, mengemukakan bahwa terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan pasien meminum obat, mulai dari diri pasien seperti tingkat pengetahuan, kepercayaan, dan psikologis pasien, efek samping pengobatan, gejala penyakit yang dirasakan, serta hubungan yang baik antara pasien, keluarga, dan petugas medis.30 Data Pertanyaan memgenai Lupa Membawa Obat saat Perjalanan Ya



54%



Tidak



46%



Pada pertanyaan mengenai lupa membawa obat saat melakukan perjalanan. Sebanyak 26 pasien dengan presentase 52% mengatakan terkadang lupa untuk membawa obat saat melakukan perjalanan.



32



Ya



Tidak 3%



97%



Pertanyaan memgenai Menghentikan Pengobatan saat Kondisi Membaik Pertanyaan mengenai penghentian obat ketika gejala sudah dirasakan membaik. Terdapat 45 pasien (95%) yang memilih menghentikan pengobatan saat gejala sudah dirasakan membaik. Pasien-pasien denga penyakit yang tidak bergejala atau fluktuatif, seperti hipertensi, akan memiliki tingkat kepatuhan yang rendah. Penelitian oleh Kyngas dan Lahdenpera menunjukan bahwa pasien dengan gejala, kemudian membaik dengan pengobatan, memilki tingkat kepatuhan yang lebih baik, dibandingkan pasien uang tidak mengalami gejala sejak awal. Beberapa penelitian lain mengemukan bahwa kondisi klinis pasien sangat mempengaruhi kepatuhan pengobatan. Pasien dengan kondisi kesehatan yang tidak baik akan termotivasi untuk patuh meminum obat. penelitian di Hongkong, terdapat kesenjangan antara pengetahuan dan kepatuhan meminum obat. Hal yang diketahui pasien berbeda dengan hal yang dilakukannya. Walaupun demikian, edukasi tetap menjadi hal yang penting untuk melibatkan pasien dalam terapi yang sedang dijalani. Memberikan penjelasan yang lengkap hingga dosis yang diminum dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Untuk membuat pasien mengingat edukasi yang telah dijelaskan, penjelasan dalam bentuk tulisan akan lebih baik dibandingkan dengan penjelasan secara lisan saja. Pasien seringkali tidak mengingat dengan baik penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan secara lisan oleh tenaga medis.



33



Data Pertanyaan memgenai Rasa Terganggu karena Meminum Obat Setiap Hari Ya



Tidak



46%



54%



Selain timbulnya efek samping, sikap pasien terhadap terapi dapat berpengaruh terhadap kepatuhan obat. Pada pertanyaan ke tujuh mengenai rasa tidak nyaman ketika menggunakan obat setiap hari, menunjukan bahwa sebanyak 30 orang dengan presentase 60 % merasa tidak nyaman dengan meminum obat setiap hari. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor psikologis. Terdapat 15 penelitian yang menunjukan adanya hubungan antara sikap negatif pada pengobatan, seperti depresi cemas, serta marah akibat penyakit, dengan kepatuhan meminum obat. Sebuah penelitian menunjukan bahwa dewasa muda yang telah mengikuti sebuah terapi merasa tertekan karena mereka tidak normal seperti orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, sikap negatif terhadap terapi dapat menjadi faktor penyebab dalam rendahnya kepatuhan pasien. Selain itu, faktor psikologis lainnya, seperti kepercayaan serta motivasi pasien, turut berperan dalam mempengaruhi kepatuhan meminum obat. Beberapa poin penting yang berpengaruh yang dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan adalah kepercayaan pasien bahwa terapi tersebut efektif dan memberikan manfaat; pasien tidak nyaman dengan penyakit dan mengetahui bahaya komplikasinya. Sementara itu, kepercayaan yang salah akan menyebabkan rendahnya kepatuhan penggunaan obat. Beberapa hal tersebut antara lain, yakin bahwa penyakitnya tidak dapat dikontrol, terapi tidak efektif jika dilakukan dalam jangka panjang, khawatir ketergantungan pengobatan dalam jangka waktu lama, serta adanya kepercayaan adat istiadat atau agama yang meningkatkan ketidakpatuhan pengobatan.



BAB V



34



SIMPULAN DAN SARAN



KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar tingkat kepatuhan penggunaan obat anti hipertensi pada pasien hipertensi di wilayah puskesmas kutowinangun kabupaten kebumen masih rendah, yaitu sebanyak 50%. SARAN Untuk mendapatkan hal yang lebih baik di kemudian hari, sebaiknya perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. dapat meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat melalui penyuluhan di posyandu lansia agar pengetahuan masyarakat



mengenai hipertensi semakin



bertambah. b. Meningkatkan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memeriksakan tekanan darah secara berkala puskesmas terdekat. c. Mempertahankan serta meningkatkan edukasi pasien hipertensi secara personal pada saat melakukan pemeriksaan. d. Dapat dilaksanakan penelitian lanjutan dengan desain penelitian yang lebih baik untuk mengetahui penyebab tingkat kepatuhan yang rendah



DAFTAR PUSTAKA



35



1.



Fisher N.D.L, William G.H. Hypertensive Vascular Disease. Harrison’s Principle Of Internal Medicine.16th Edition. New York: The Mc Graw Hill. 2005. 230: 1463 – 81.



2.



Ed. Tanto C Et Al. Kapita Selekta Kedokteran Ed 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014 : 635-639.



3.



The World Health Report 2002-Reducing Risks, Promoting Healthy Life. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2002.



4.



The World Health Organization. A Global Brief Of Hypertention, Silent Killer Global Public Health Crisis. Geneva : World Health Organization Press. 2013.



5.



Kearney PM, Whelton M, Reynolds K, Muntner P, Whelton PK, He J. Global Burden Of Hypertension: Analysis Of Worldwide Data. The Lancet 2005; 365: 217–223.



6.



World Health Organization Media Center. Diunduh Pada Http://Www.Who.Int/Mediacentre/News/Releases/2013/World_Health_Day_2 0130403/En/



7.



Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data Dan Informasi Kesehatan RI: Hipertensi. Jakarta.



8.



Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. 2013.



9.



Data Puskesmas Kotakaler Kabupaten Sumedang. 2016.



36



10.



Departemen Kesehatan R.I.. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.



11.



Guyton, A.C. Fisiologi Manusia Dan Mekanisme Penyakit Edisi Ketiga, Jakarta: EGC.2006



12.



70



13.



Gunawan. Farmakologi Dan Terapi, Edisi 5, Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakutas Kedokteran UI, Jakarta. 2008.



14.



Kearney P, Whelton M, Reynolds K, Whelton P, He J. Worldwide Prevalence Of Hypertension: A Systematic Review. J Hypertens 2004; 22: 1.19-1.



15.



Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo Jr JL Et Al. The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood Pressure: The JNC 7 Report. JAMA 2003, 289.219.2560.



16.



Elzubier AG, Husain AA, Suleiman IA, Hamid ZA. Drug Compliance Among Hypertensive Patients In Kassala, Eastern Sudan. East Mediterr Health J2000; 6: 100– 105.



17.



Vrijens B, Vincze G, Kristanto P, Urquhart J, Burnier M. Adherence To Prescribed Antihypertensive Drug Treatments: Longitudinal Study Of Electronically Compiled Dosing Histories. Br Med J 2008; 336: 1114–1117.



18.



Morisky DE, Ang A, Krousel-Wood M, Ward HJ. Predictive Validity Of A Medication Adherence Measure In An Outpatient Setting. J Clin Hypertens.2008; 10: 348–354.



37



19.



Osterberg, Lars, Blashke., Terrence. Adherence To Edication. The New Englandjournal Of Medecine. 2006; 97: 353-487



20.



World Health Organization, International Society Of Hypertension Writing Group. World Health Organization (WHO)/International Society Of Hypertension (ISH) Statement On Management Of Hypertension. J Hypertens 2003; 21: 1983–1992.



21.



Sluijs E, Dulmen SV, Dijk LV, De Ridder D, Heerdink R, Bensing J. Patient Adherence To Medical Treatment: A Meta Review. Nivel, Utrecht, 2006.



22.



Niven, N. Psikologi Kesehatan, Edisi 2, EGC, Jakarta. 2002.



38