Minoritas Muslim Di Brazil [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MINORITAS MUSLIM DI BRAZIL Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Umat Islam Minoritas Dosen Pengampu : Dr. Sujadi, M. A.



Penyusun: Ahmad Hafiduddin



(19101020096)



PRODI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2021



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan di Amerika Selatan, Brazil merupakan negara terbesar, baik dari aspek luas wilayah maupun jumlah penduduk (180 juta jiwa). Negara yang menjadi gudangnya pesepak bola terkenal di dunia ini, disinilah agama Islam terus berupaya mengembangkan diri, Menurut statistik data Brasil pada tahun 2010, terdapat 35.207 Muslim yang berdiam di Brasil atau 0.02% dari total populasi Brazil adalah pemeluk Islam. Sejumlah lembaga Islam di Brazil menyatakan, jumlah orang yang memeluk Islam di satu kota seperti San Paolo, setiap harinya mencapai 3 orang. Sayangnya, tidak ada data statistik yang detail mengenai berapa jumlah umat Islam sesungguhnya di Brazil. Perkembangan tersebut adalah suatu hal yang cerah bagi masa depan islam di Brazil Dibalik perkembangan tersebut, tentu terdapat berbagai tantangan yang dialami oleh Muslim disana, mengingat status mereka sebagai masyarakat minoritas. Lalu apa sajakah tantangan tersebut. Inilah yang akan menjadi salah satu pokok masalah dalam pembahasan makalah ini, yang akan dipaparkan sesuai pengetahuan dan pemahaman penyusun. B. Rumusan Masalah 1. Beberapa kegiatan Komunitas muslim yang ada di Brazil. 2. Hambatan-hambatan muslim di Brazil dalam perkembangannya. C. Tujuan Pembahasan 1. Memaparkan kegiatan muslim yang ada di Brazil melalui beberapa Organisasi yang berkembang disana. 2. Memaparkan hambatan serta menguraikan beberapa kasus yang dialami minoritas Muslim di Brazil.



BAB II KOMUNITAS DAN HAMBATAN PERKEMBANGAN MUSLIM DI BRAZIL A. Komunitas muslim di Brazil Komunitas muslim di Brazil memang mayoritas merupakan para muslim pendatang yang mencapai 99.04% dengan konsentrasi populasi berada di negara bagian São Paulo, Paraná, Rio Grande do Sul dan Rio de Janeiro. Sebagian besar dari mereka menganut faham shiah yang bermukim di São Paulo dan wilayah selatan Brazil, seperti di Curutiba dan Foz do Iguaçu. Sementara muslim Suni kebanyakann tinggal di Paulo, Paraná, Rio Grande do Sul, Rio de Janeiro dan Distrito Federal. Merujuk kepada penjelasan Antropologis Brazil bernama Silvia Montenegro diseluruh Brazil telah berdiri 58 organisasi Islam di tahun 2000, 90% mewakili muslim suni dan sisanya shiah.1 1. Islamic



Mutual-Aid



Associations



(Sociedades



Beneficentes



Muçulmanas-SBM) Institusi Islam di Brazil menggunakan nama resmi “Islamic Mutual-Aid Associations” (Sociedades Beneficentes Muçulmanas - SBM). Organisasi tertuanya pertama kali dibentuk di São Paulo tahun 1929. Organisasi ini juga yang kemudian membangun masjid pertama di Brazil dengan nama the Mesquita Brasil (Brazil Mosque). Masjid yang dibangun dengan dana bantuan dari keluarga kerajaan Mesir dimulai pada tahun 1942 dan di resmikan pada tahun 1960. Dalam kurun waktu yang cukup lama antara 1929-1969 organisasi ini menjadi satu satunya organisasi yang memayungi muslim disana baik Suni maupun Shiah. Berikut kegiatan pelaksanaan sholat jumat di Mesquita; Pelaksanaan shalat Jumat di Mesquita hampir mirip dengan di Indonesia, sekitar 60 jamaah yang mengikuti shalat Jumat sebagian besar berasal dari Afrika dan Timur Tengah. Seusai shalat Jumat, para jamaah tak langsung pulang. Pengurus Vitória Peres de Oliveira, “Islam in Brazil or the Islam of Brazil?”, Relig. Soc. vol.2 no.se Rio de Janeiro 2006, hlm-3. 1



Mesquita menjamu para jamaah dengan makan siang di ruang samping masjid. "Biasanya setiap selesai shalat Jumat kami memang memberikan jamuan makan kepada para jamah secara gratis," tutur salah seorang pengurus Mesquita, Habibi Hadad.2 Pembangunan tempat tempat ibadah bagi muslim di wilayah Brazil lainnya baru dimulai di kurun tahun 1980-an. Sejak itu beberapa masjid sebagian besar dari muslim Suni mulai berdiri di negara bagian Paraná, São Paulo, Mato Grosso, Goiás dan Minas Gerais. Masjid-masjid tersebut dibangun dengan gaya arsitektural Arab yang sangat kental, sebagai respon meningkatnya imigran arab ke negara tersebut. Sampai permulaan abad ke-21 berbagai organisasi Islam sudah bertebaran di seantero Brazil. 2. SBJR (Sociedade Beneficente Muçulmana do Rio de Janeiro) Perkembangan cukup menarik bagi komunitas muslim di Rio de Janeiro yang tergabung dalam organisasi SBJR (Sociedade Beneficente Muçulmana do Rio de Janeiro), 85% dari 500 keluaga muslim disana justru bukan dari Etnis Arab atau keturunannya tapi berasal dari beragam latar belakang, dibandingkan dengan organisasi Islam di bagian lain negara tersebut. Karenanya komunitas muslim di Rio de Janeiro tidak bertendensi untuk menonjolkan identitas Arabia dalam kehidupan beragama keseharian mereka.



B. Hambatan Perkembangan Muslim di Brazil Menurut Syekh Khalil Saifi, koordinator The Center of Divulgation of Islam to Latin America yang berpusat di Sao Bernardo do Campo, menyatakan, dakwah Islam di Brazil baru sebatas ‘menghadirkan’ Islam dan membantu masyarakat Brasil mengenal Islam. Selain itu juga memelihara hubungan mereka



Lihat, https://republika.co.id/berita/koran/piala-dunia-koran/n7991s56/kabar-dari-brasilshalat-jumat-di-mesquita-do-brasil. diakses pada 28 September 2021, pukul 17:15. 2



dengan bahasa dan juga kebudayaan Islam.3 Oleh karna itu berikut beberapa hambatan muslim di Brazil dalam perkembangannya. 1. Minimnya juru dakwah yang berpengalaman Pada saat masjid dan madrasah sudah berdiri, juru dakwah dan mereka yang berpengalaman dalam bidang agama masih sangat minim sehingga pengelolaannya tidak maksimal, kondisi ini memang sangat disayangkan. Akibatnya, masjid menjadi sepi dari aktivitas keagamaan, bahkan untuk shalat lima waktu berjamaah, tidak semuanya bisa. Dikhawatirkan, kondisi itu bisa memengaruhi para generasi muda Muslim untuk memperdalam ilmu agama. Beberapa tokoh agama lantas mengaitkan masalah ini dengan kurangnya dana di pusat-pusat keislaman. Itu menjadikan mereka tidak mampu mencetak imam-imam baru yang mumpuni. Masalah ini membutuhkan solusi cepat. Umat, organisasi Islam, yayasan amal, serta lainnya, untuk bekerja sama terutama dalam penggalangan dana, agar bisa diadakan kembali pelatihan-pelatihan bagi para dai dan imam. 2. Kurangnya literatur keagamaan yang sudah diterjemahankan kebahasa Portugis. Kebanyakan negara di Amerika Latin menggunakan bahasa Spanyol dan mereka tidak kesulitan mencari buku Islam berbahasa Spanyol. Maka, orang Brazil yang merupakan satu-satunya bangsa yang berbahasa Portugis di kawasan ini, tentu menemui kesulitan. umat Muslim di Brazil membutuhkan buku keislaman berbahasa Portugis. Maklum saja, Brazil adalah satu-satunya negara di Amerika Latin yang menggunakan bahasa Portugis. Kebanyakan buku dan literatur keagamaan bagi kawasan ini ditulis dengan bahasa Spanyol. Dan, hanya sedikit sekali yang sudah merupakan terjemahan bahasa Portugis. Penguasaan bahasa Arab muslim Lihat,https://albaroni.wordpress.com/2009/08/07/sejarah-islam-di-brasil-dimulaidengan-masuknya-orang-orang-afrika-dalam-bentuk-perbudakan. diakses pada 03 Oktober 2021, pukul 19:17. 3



di Brazil masih terbatas. Sehingga, mereka kesulitan jika harus merujuk pada buku-buku dan literatur utama agama Islam yang masih berbahasa Arab. Pusat pengembangan Islam Amerika Latin memang punya sejumlah buku Islam berbahasa Portugis, namun kualitas penerjemahan dan isinya belum cukup baik. Meski begitu, tidaklah gampang mencari buku-buku berkualitas minim tersebut di pasaran. lembaga dan institusi dakwah di Brazil dan kawasan Amerika Latin, kurang menyediakan informasi mengenai



Islam secara luas, baik melalui buku, selebaran,



ataupun situs internet. Ketika banyak orang tertarik mempelajari Islam, kelangkaan fasilitas seperti ini jelas dapat merupakan hambatan. 3. Budaya setempat yang dianggap kurang sesuai dengan ajaran Islam Hambatan selanjutnya dalam perkembangan islam di Brazil yaitu, terkiat dengan budaya setempat yang menyukai permainan, tarian, dan aktivitas-aktivitas yang kurang sesuai ajaran Islam. Sehingga kemudian banyak orang beranggapan



bahwa penduduk Brazil tidak cocok jika



beragama Islam. Inilah diantara alasan-lasan yang sering dikemukakan mengapa kegiatan dakwah di Brazil menjadi kurang bergema. Argumen semacam itu masih bisa diperdebatkan mengingat rakyat Brazil sejatinya sangatlah religius. Dari sejak dulu mereka pun terbuka terhadap agama lain dan kadang bersedia mempelajarinya. Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Menurut Sheikh Khalil Saufi Koordinator Pusat Pengembangan Islam Amerika Latin, mengatakan bahwa sulit bagi kalangan Muslim, terutama yang berasal dari Timur Tengah, untuk memilah budaya setempat dan mengadopsinya hingga sesuai ajaran Islam. 4



Lihat, https://123dok.com/document/yd2kjx6q-islam-di-negara-sepak-bola.html , di akses pada 10 Oktober 2021, pukul 21:10. 4



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Minoritas muslim di brazil semakin berkembang secara bertahap setiap tahunnya, hal tersebut di buktikan dengan banyaknya masjid dan madrasah yang didirikan di seantero brazil. Namun, bukan berarti tanpa tantangan dan hambatan, faktanya kegiatan dakwah di masjid dan madrasah justru terhenti akibat kurangnya juru dakwah yang mempuni di bidangnya dan kurangnya literature keislaman yang mudah di pahami dalam bahasa mereka. Sehingga hal tersebut menjadi alasan ajaran islam kurang cocok dengan kebudayaan setempat, pemahaman tersebut ada karna mereka kurang mengenal tentang ajaran islam. B. Solusi Hambatan-hambatan yang dialami muslim minoritas di Brazil cukup serius. Namun, bukannya tanpa upaya, harapan agar masyarakat Brazil makin mengerti dan memahami Islam sebagai agama penuh damai, tidak pernah pudar. Dengan begitu, kehidupan saling menghargai dan menghormati antar umat beragama bisa terwujud di Brazil. Dengan keterbatasan itu, Islam tetap berkembang, tak hanya menyebarkan nilainilai Islam terhadap kalangan umat sendiri, tapi juga kepada warga Brazil yang non-Muslim.



Daftar Pustaka Vitória Peres de Oliveira, “Islam in Brazil or the Islam of Brazil?”, Relig. Soc. vol.2 no.se Rio de Janeiro 2006, hlm-3. (Internet) https://123dok.com/document/yd2kjx6q-islam-di-negara-sepak-bola.html , di akses pada 10 Oktober 2021, pukul 21:10. https://republika.co.id/berita/koran/piala-dunia-koran/n7991s56/kabardari-brasil-shalat-jumat-di-mesquita-do-brasil. diakses pada 28 September 2021, pukul 17:15. https://albaroni.wordpress.com/2009/08/07/sejarah-islam-di-brasildimulai-dengan-masuknya-orang-orang-afrika-dalam-bentuk-perbudakan. diakses pada 03 Oktober 2021, pukul 19:17.