MIOLOGI [PDF]

  • Author / Uploaded
  • intan
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

MIOLOGI [PDF]

NAMA : SABRINA INTAN MAULIDA NIM : 1813041046 KELAS : 6B PENDIDIKAN BIOLOGI

SATUGAS ANATOMI DAN FISIOLOG MANUSIA BAB SI

6 0 74 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

NAMA : SABRINA INTAN MAULIDA NIM : 1813041046 KELAS : 6B PENDIDIKAN BIOLOGI



SATUGAS ANATOMI DAN FISIOLOG MANUSIA BAB SISTEM GERAK (MIOLOGI) 1) Mengapa para pemain sepak bola, pada menit-menit terakhir pertandingan sering mengalami kram pada ototnya? Jawab : Kram sering terjadi pada atlet olahraga dengan intensitas penggunaan otot yang sangat tinggi. Seperti pada pemain sepak bola yang sering berlari dengan cepat dan dalam waktu yang lama sehingga ini berkaitan dengan kontraksi otot pada pemain tersebut. Sumber langsung untuk kontraksi otot diisi kembali oleh proses fosforilasi oksidatif yang membutuhkan O2. Ketika kebutuhan energi melebihi batas metabolisme intraseluler, untuk menghasilkan energi (ATP) yang lebih cepat karena berlali terus-menerus maka metabolisme anaerobic akan mengambil alih pasokan energi selama aktivitas lahraga dan mengahasilkan asam laktat. Dengan akumulasi asam laktat yang meningkat maka tingkat kelelahan akan meningkat sehingga berpotensi untuk kram pada menit-menit terakhir pertandingan. Kram otot yang dialami oleh pemain sepak bola pada menit – menit terakhir disebut Delayed onset muscle soreness atau DOMS. Kram otot ini biasanya muncul dalam waktu 24-48 jam setelah berolahraga dengan intensitas yang cukup tinggi dan disebabkan oleh penumpukan asam laktat di otot. Faktor utamanya yakni kurangnya pemanasan sebelum memulai latihan dan juga kelelahan akibat berlari dengan cepat dan dalam waktu yang lama, selain itu saat berolahraga tubuh akan kehilangan banyak cairan. Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi dan hilangnya mineral yang dibutuhkan tubuh seperti natrium, kalsium, dan magnesium. Akibatnya, saraf otot menjadi lebih sensitif dan memicu kontraksi otot secara tiba-tiba. Penggunaan otot berlebihan, saraf terjepit, dan kurangnya aliran darah ke otot juga dapat memicu terjadinya kram otot saat berolahraga. Mekanisme keram otot yaitu diawali dengan kontraksi otot yang berlebihan tanpa adanya suatu relaksasi atau istirahat. Ketika otot



berkontraksi maka terjadilah suatu metabolism glikogenensis yang merubah glikogen pada otot untuk dijadikan asam piruvat dan menjadi bahan dasar ATP , namun apabila kontraksi dilakukan terus menerus ototmatis glikogen yang akan dirombak mengalami penurunan sehingga dalam tubuh terjadi homeostatis yang mengatur sebuah energi untuk otot walaupun kadar glikogen menipis dengan cara mengubah glikogen menjadi asam laktat, untuk kadar rendah asam laktat yang dihasilkan dalam proses mempertahankan gerakan otot ini diperlukan ,namun apabila otot terus berkontraksi ketika sudah terbentuk asam laktat maka pembentukan asam laktat ini terus dilakukan dan hingga terjadi penempukan. Dalam hal penumpukan inilah asam laktat mampu mengiritasi serabut serabut saraf otot sehingga terjadilah sebuah rasa nyeri, ketika sudah timbul rasa nyeri namun otot dipaksa untuk terus bekerja maka otot akan mengalami spasme atau kejang otot,sehingga otot – otot tersebut mengalami ketegangan yang berlebih dan berhenti secara mendadak. 2) Mengapa orang yang bekerja dalam posisi statis lebih cepat merasa pegal/ kaku pada ototnya dibandingkan dengan orang yang bekerja lebih dinamis? Jawab : Postur statis merupakan postur yang tetap atau sama hampir disepanjang waktu. Pada postur statis hampir tidak terjadi pergerakan otot dan sendi, sehingga beban yang ada adalah beban statis Orang yang bekerja pada postur statis akan lebih merasakan pegal hal ini Pada saat tubuh berada dalam posisi statis, akan terjadi penyumbatan aliran darah dan mengakibatkan pada bagian tersebut kekurangan oksigen dan glukosa dari darah. Selain itu, tubuh akan menghasilkan sisa metabolisme seperti asam laktat yang tidak dapat diangkut keluar akibat peredaran darah yang terganggu sehingga menumpuk dan menimbulkan rasa nyeri. selain itu keadaan peredaran darah pada otot yang bekerja dalam posisi statis dan dinamis itu berbeda. Dalam otot yang bekerja dengan posisis statis, pembuluh-pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot. Dengan begitu peredaran darah dalam otot tersebut menjadi berkurang. Sebaliknya otot yang berkontraksi secara dinamis berlaku sebagai pompa bagi peredaran darah kerutan disertai pemompaan keluar otot. Pengenduran tersebut menjadi kesempatan bagi darah untuk masuk dalam otot. maka jelas otot yang berkontraksi dinamis memperoleh glukosa dan oksigen sehingga kaya akan tenaga dan sisa-sisa metabolisme akan segera dibuang. Otot



–otot yang berkontraksi statis tidak mendapat glukosa dan oksigen dari darah sehingga harus menggunakan cadangan yang ada. Sisa metabolisme tidak bisa diangkut keluar tubuh melainkan tertimbun. Hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada otot. 3) Mengapa kita perlu memperhatikan posisi/ sikap tubuh saat melakukan aktivitas, sehingga terhindar dari musculoskeletal disorder (MSD)? Jawab : Muskuloskeletal Disorders (MSDs) merupakan gangguan fungsi otot, tendon, saraf, pembuluh darah, tulang dan ligamen, akibat ketegangan atau perubahan struktur sistem muskuloskeletal dalam waktu pendek ataupun lama. Gangguan muskuluskeletal ini menyebabkan gelaja seperti nyeri akibat kerusakan pada nervus, dan pembuluh darah pada berbagai lokasi tubuh seperti leher, bahu, pergelangan tangan, pinggul, lutut, dan tumit disebabkan oleh cara kerja yang tidak ergonomis. engan posisi tubuh yang tidak benar maka beban yang diterima otot akan berlebih sehingga ketegangan otot meningkat. Jika otot dalam berkontraksi (tegang) terus menerus maka metabolisme sel otot akan secara anaerobik sehingga akan dihasilkan asam laktat yang menyebabkan keluhan kelelahan pada otot atau MSD. Oleh karena itu kita harus memperhatikan posisi atau sikap tubuh saat melakukan aktivitas. Dengan memperhatikan posisi tubuh saat melakukan aktivitas kita dapat mengurangi terjadi musculoskeletal disorder (MSD) hal ini dikarenakan dengan lingkungan yang sudah diatur secara ergonomic maka ketika kita beraktifitas pada lingkungan tersebut dengan posisi/ sikap tubuh yang ergonomi membuat otot – otot didalam tumbuh kita tidak cepat mengalami kelelahan sehingga dapat menghindari penumpukan asam laktat di otot yang dapat menyebabkan kram pada otot tersebut.apabila kita tidak memperhatikan posisi/ sikap tubuh yang ergonomic. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan otot skeletal atau sering disebut sebagai MSD. MSD pada awalnya menyebabkan sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur, dan rasa terbakar. Bagian tubuh yang sering dikeluhkan meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, punggung, pinggang, dan otot-otot bagian bawah 4) Mengapa para penumpang bus jurusan Denpasar- Singaraja sering mengeluh pegal pada otot leher dan bahu? Jawab : Pada saat perjalanan di dalam bus para penumpang mengalami postur statis dimana mereka duduk di kursi dengan waktu yang relatif lama mungkin sampai berjam –



jam tanpa berpindah sampai tujuan hal ini menyebabkan penumpang bus Denpasar Singaraja sering mengeluh pegal pada otot leher dan bahu . Duduk terlalu lama akan mengakibatkan otot bahu bekerja lebih banyak sehingga dapat menyebabkan bahu menjadi kaku, pegal dan nyeri. Dengan posisi duduk yang membungkuk dan juga kepala yang terlalu sering menunduk dapat menyebabkan otot leher menegang sehingga jaringan lunak dan sendi menyusut yang dapat menyebabkan daya regang otot leher dan bahu menurun sehingga terjadinya ketegangan otot yang menyebabkan terjadinya penurunan sirkulasi pada jaringan sekitar otot leher dan bahu hingga menimbulkan rasa nyeri. 5) Mengapa kita merasa pegal/kaku pada leher jika saat tidur menggunakan bantal yang terlalu tunggi? Jawab : Hal ini dikarenakan ketika menggunakan bantal yang terlalu tinggi leher akan terlalu condong ke depan maka dapat menyebabkan otot – otot disekitar leher dan bahu menjadi tegang, sehingga leher menjadi kaku dan bahu terasa pegal ketika bangun di pagi hari, hal ini dikarenakan pada saat otot – otot di leher dan bahu memendek/ berkontraksi lama, dapat terjadi kontraksi otot iskemik akibat penurunan aliran darah. Substansi seperti asam piruvat dan asam laktat yang dikeluarkan dalam keadaan ini menyebabkan stimulasi nyeri pada lokasi dimana saraf perifer tersebut terdistribusi. 6) Urutkanlah mekanisme kontraksi otot yang terjadi pada otot bisep ketika mengangkat beban! Jawab : Mekanisme kontraksi otot yang terjadi pada otot bisep ketika mengangkat beban 1. Saat tangan ditekuk, Implus saraf tiba di neuromuscular junction dan menyebabkan pembebasan asetilkolin 2. Asetilkolin memicu pembebasan ion Ca dari reticulum sarkoplasma 3. Ion Ca akan terikat pada troponin sehigga terjadi perubahan struktur troponin. Perunahan struktur ini menyebabkan aktifnya tropomiosin 4. Kepala myosin akan menarik aktin pada daerah aktif tersebut dengan bantuan 5. Otot bisep memendek , maka pada otot bisep akan berkontraksi (membesar) dan otot trisep akan berelaksasi (memanjang). 6. Saat tangan diluruskan, otot trisep berkontraksi (membesar) dan otot bisep akan berelaksasi (memanjang.



7) Pernahkan saudara mengalami salah tidur yang kemudian menyebabkan saudara kesulitan menoleh/ menggerakkan leher? Di Bali kejadian itu disebut “singeh”, dan beredar kearifan local yang menyebutkan bahwa untuk menghilangkan singeh tersebut seseorang disarankan “ negen jineng” dalam Bahasa Indonesia mengangkat gazebo dengan menggunakan bahu. Menurut pandangan saudara apakah ada hubungannya hal ini dengan penyembuhan sakit otot di atas? Berikan rasionalnya! Jawab : Menurut pendapat saya saat seseorang dalam kondisi singeh/sakit leher ada kearifan lokal yang menyebutkan bahwa agar bisa sembuh maka orang tersebut harus negen jineng,namun dalam realita itu adalah sebuah bentuk pemaknaan bahwa seseorang yang singeh memiliki gangguan pada otot lehernya,oleh karena itu orang tersebut harus melatih otot lehernya secara perlahan agar otot tidak tegang Bali sering mengistilahkan dengan negen jineng namun saat itu hanya sebuah kepercayaan saja yang biasa dilakukan orang Bali. Ketika mengalami singeh otot yang berada di leher mengalami kontraksi (tegang) secara terus-menerus, ini dikarenakan otot mengalami Kontraksi statis (kontraksi tonus) atau kontraksi isometris, kontraksi seluruh atau sebagian otot tanpa mengalami perubahan panjang atau diameternya. Misalnya, otot-otot yang antagonistik satu sama lain, kontraksi dengan kekuatan yang sama. Segmen tubuh dimana otot ini bekerja sama sekali tidak bergerak, melainkan tetap pada tempatnya. Suatu otot berkontraksi untuk menahan suatu gaya lain seperti gaya berat atau kekuatan muscular lain. Secara ini terjadi karena ikatan antara ion kalsium (Ca++) dengan troponin C menyebabkan tropomiosin yang terikat pada thin filament akan mengalami perubahan struktur dan membuka binding site pada thin filament.ATP yang kemudian dipecah menjadi ADP dan P maka kepala thick filament akan menempel pada binding site yang terdapat thin filament dan menarik thin filament ke arah M line sehingga sarkomer akan mengkerut dan terjadi proses kontraksi. Pada proses tersebut thick filament pada binding site tidak bisa terlebas karena beban yang diterima otot lebih besar akibat salah posisi tidur dan secara terusmenerus. Selain itu akan terjadi penumpukan asam laktat sehingga terdapat rasa nyeri. Ketika mengalami singeh dianjurkan untuk mengangat gazebo atau benda berat di bahu. Ini akan memicu motabolisme sel otot sehingga akan berelaksasi kembali akibat terlepasnya ikantan thick filament pada binding site. Dan berangsur akan sembuh. Namun



orang tersebut tidak senantiasa sembuh hanya dengan negen jineng saja,tetapi harus dibarengi juga dengan upaya peregangan otot yang lain,agar otot leher bisa kembali normal