Mitos [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Muhammad Alifan S. D. NPM : 270110130107 Kelas : C Dosen : Dr. Ir. Vijaya Isnaniawardhani, MT. dan Dr. Ir. H. Nana Sulaksana, MSP.



Mitos



Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut mitologi. Mitologi kadang diartikan sebagai cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka, dan sebagainya. Mitos seringkali disalahartikan sebagai legenda, padahal keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benarbenar terjadi tetapi tidak dianggap suci dan oleh yang empunya cerita sebagai suatu yang benarbenar terjadi dan juga telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia, ada kalanya mempunyai sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan makhluk ajaib. Peristiwanya bersifat sekuler (keduniawian), dan sering dipandang sebagai sejarah kolektif. Oleh karena itu, legenda seringkali dipandang sebagai ”sejarah” kolektif (folkstory). Walaupun demikian, karena tidak tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah maka legenda harus bersih dari unsur-unsur yang mengandung sifat-sifat folklor. Dalam hidup ini, manusia tidak pernah terhindar dari persoalan-persoalan tentang kehidupan, begitu pula saat berfilsafat pun juga muncul persoalan. Persoalan filsafat dari zaman dahulu hingga sekarang sama saja, orang-orang selalu mengalaminya, karena filsafat sendiri merupakan ilmu yang mempelajari olah pikir seseorang. Olah pikir itu sebenarnya adalah apa yang patut dipikirkan, apa yang pantas untuk dipikirkan, apa yang bisa dipikirkan, dan apa yang tidak pantas untuk dipikirkan. Selanjutnya jika kita bisa berfikir, maka muncul pertanyaan baru yaitu sejauh mana kita mikirkannya dan bagaimana cara kita memikirkannya, terkait metodemetode yang kita gunakan untuk memikirkannya. Itu merupakan persoalan manusia sejak awal. Karena sesungguhnya manusia ditakdirkan mempunyai pikiran, hanya bedanya pada tingkatan atau dimensi kualitas yang berbeda-beda. Selain itu juga memiliki ektensifitas atau keluasan yang tidak sama satu dengan yang lainnya.



Selain persoalan filsafat, hal lain yang bisa dikaji secara filsafati adalah mitos. Jika zaman Yunani punya mitos, maka kita juga mempunyai mitos. Mitos yang ada tidak selamanya bersifat negatif. Mitos bisa saja bermanfaat. Karena anak kecil belajarnya bukan memakai pehamana tetapi melakukan apa-apa yang tidak dimengerti, itulah yang dinamakan mitos. Kita dalam kehidupan kadang juga melakukan seperti hal itu. Tetapi sebagai mahasiswa akan menjadi hal yang lucu jika tidak mengetahui manfaat dan tujuan melakukan sesuatu. Mitos sejalan dengan intuisi, anak kecil 90% belajar dengan menggunakan intuisi. Maka jika dianalogikan, produk merupakan mitos, sedangkan proses merupakan intuisi. Bagaimana anak-anak memahami panjang, pendek, tinggi, redah, luas, sempit, dan lain-lain itu menggunakan intuisi. Intuisi diperoleh dari interaksi dengan lingkungan sekitar, komunikasi dengan keluarga, teman, dan seterusnya. Contoh intuisi yaitu: kapan kita mngetahui konsep cantik atau tampan? Hal tersebut tergantung dari keterbukaan keluarga, keterbukaan lingkungan, dan seterusnya. Bahkan seorang anak kecil umur 11 bulan bisa mendefinisikan apa itu cantik dengan komunikasi bahasa dan interaksi. Para pendahulu kita, dapat bertahan hidup karena mitos. Mitos menjamin kehidupan mereka, contohnya tarian adat Kalimantan, mereka membentuk suatu ritual sebagai perwujudan dari mitos yang mereka pegang, karena mereka percaya bahwa di dalam hutan-hutan yang mereka tinggali masih bersemayam roh-roh leluhur mereka. karena itu, mereka sangat menghormati hutan tempat mereka tinggal. Dari hal itu juga mereka melindungi hutan dari pembakaran dan ilegalloging sehingga keindahan dan kelestarian hutan tempat mereka tinggal tetap lestari. Hal tersebut baik bagi kehidupan mereka dan generasi berikutnya. Manusia memerlukan keseimbangan untuk mencapai kesejahteraan. Ilmu pengetahuan boleh saja, namun akan menjadi ekstrim bila mendominasi. Ilmu pengetahuan yang mendominasi akan membawa manusia kepada egoisme yang menjadi sumber pertengkaran dan menggunakannya untuk melenyapkan nyawa orang lain. Mengapa mitos ada? Mitos lahir dari rasa terpesona. Hujan turun. Matahari terbit. Angin bertiup. Semuanya itu mempesona para pendahulu kita. Keterpesonaan melahirkan pertanyaan sederhana, mengapa dan dari mana semua ini ada? Dari pertanyaan lahirlah pemikiran dan perdebatan yang bermuara pada penjelasan. Manusia adalah mahluk yang bertanya, namun dia juga mahluk yang rindu akan penjelasan. Mitos adalah penjelasan atas berbagai gejala dunia. Peran mitos adalah menyeimbangkan apa yang telah di dominasi oleh ilmu pengetahuan dengan tujuan mencapai keselarasan hidup manusia sendiri. Mitos juga membatasi keinginan manusia yang selalu menggunakan akal budi dan ilmu pengetahuan untuk kepentingan pribadi. Pada titik tertentu, manusia akan mengalami jalan buntu dalam ilmu pengetahuan yang telah dimiliki. Hal tersebut dapat terjadi bila teori-teori yang ada dalam ilmu pengetahuan sudah usang atau tidak relevan lagi dengan zaman yang telah maju, lebih maju dan berkembang dari zaman dimana teori dalam ilmu pengetahuan itu muncul pertama kali. Lalu apa yang dapat dilakukan manusia? Apa dibiarkan begitu saja berada dalam kebingungan? Rasanya tidak. Bila ilmu pengetahuan yang ada telah usang, mungkin mitos akan mendapat tempatnya kembali. Mitos akan membimbing, menghibur dan mengatasi keluhan manusia untuk



mengarahkan manusia pada kebaikan universal tanpa perselisihan dan keraguan. Untuk merubah perilaku manusia yang egois, diperlukan ketegasan untuk memampukan manusia melihat nilainilai kehidupan. Contohnya, bila seseorang mengambil seporsi nasi penuh, tetapi ia tidak dapat menghabiskannya. Sisa nasi tersebut akan terbuang percuma. Tindakan membuang nasi ini adalah suatu hal yang buruk karena masih banyak orang yang mati karena kelaparan. Dalam hal ini mitos berperan menyadarkan orang tersebut dengan pernyataan, “Bila nasimu tidak dihabiskan, nanti nasimu akan datang menangisimu dalam mimpi.” Dari pernyataan ini orang itu akan berusaha menghabiskan sisa nasinya. Selain itu, ada makna dibalik pernyataan dari mitos yaitu agar mengambil nasi secukupnya dan lebih luas lagi, adalah penghargaan terhadap makanan untuk bertahan hidup. Meskipun mitos adalah pernyataan yang terkadang abstrak, tetapi bisa jadi mitos menjadi suatu hal yang nyata yang tidak dapat disangka manusia. Yang terpenting adalah peran mitos adalah mengarahkan manusia pada hal-hal yang baik yang mengajarkan nilai-nilai hidup.



Kesimpulan Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Berbeda dengan legenda yang ditokohi manusia dan dianggap tidak suci oleh yang empunya cerita. Para pendahulu kita, dapat bertahan hidup karena mitos. Mitos menjamin kehidupan mereka. Peran mitos adalah menyeimbangkan apa yang telah di dominasi oleh ilmu pengetahuan dengan tujuan mencapai keselarasan hidup manusia sendiri. Mitos juga membatasi keinginan manusia yang selalu menggunakan akal budi dan ilmu pengetahuan untuk kepentingan pribadi. Meskipun mitos adalah pernyataan yang terkadang abstrak, tetapi bisa jadi mitos menjadi suatu hal yang nyata yang tidak dapat disangka manusia. Yang terpenting adalah peran mitos adalah mengarahkan manusia pada hal-hal yang baik yang mengajarkan nilai-nilai hidup.



Daftar Pustaka Reynaldo, Kevin (2012, 27 Maret). Pengertian Mitos, Legenda, dan Cerita Rakyat. Diperoleh 23 September 2014 dari http://achilles-tycoon.blogspot.com/2012/03/pengertian-dancontoh-contoh-mitos-di.html Reza (2010, 15 Juli). Mitos, Makna, dan Kita. Diperoleh 23 September 2014 dari http://rumahfilsafat.com/2010/07/15/mitos-makna-dan-kita/ Veneranda, Gonzaga (2013, 5 April). Mitos dan Logos. Diperoleh 23 September 2014 dari http://cogitoffukwms.wordpress.com/2013/04/05/nilai-hidup-oleh-gonzagaveneranda/