Modal Saham [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODAL SAHAM



Tujuan belajar mengenai materi Modal Saham adalah diharapkan setelah mempelajarinya para pembaca dapat: 1.



Mahasiswa dapat memahami unsur-unsur modal saham,



jenis saham, penjualan saham



perubahan firma menjadi perseroan, stock right dan stock option dan saham treasury . 2.



Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dan pencatatan transaksi-transaksi berkaitan penjualan saham, perubahan firma menjadi perseroan, stock right dan stock option dan saham treasur.



A.



Pendahuluan Modal saham menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai



akibat penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik / para pemilik. Struktur modal dalam suatu perusahaan tergantung bentuk badan usahanya. Diantara ke tiga bentuk badan usaha (perseroan, persekutuan dan perseorangan) , Perseroan mempunyai beberapa keuantungan tertentu bila ditanagani dengan baik dan salah satu kelebihannya adalah terletak pada struktur permodalannya. Untuk mendapatkan modal, PT menerima setoran dari pemilik. Dan sebagai bukti setoran dikeluarkan tanda bukti pemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak – pihak yang menyetor modal. Pemilik PT. merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham sehingga disebut pemegang saham. Saham yang dikeluarkan oleh PT. dapat dicantumkan nama pemiliknya, disebut saham atas nama, dapat juga tidak dicantumkan nama pemiliknya. Saham yang merupakan bukti pemilikan PT. mempunyai beberapa hak yaitu : 1) Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaa, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham. 2) Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk deviden yang dibagi oleh perusahaan 3) Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat berubah. 4) Hak untuk menerima pembagian aktiva perusahaan dalam hal perusahaan dilikuidasi. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-1



UNSUR – UNSUR MODAL SAHAM Modal saham biasa harus ditentukan dalam jumlah maksimum yang akan dikeluarkan oleh para pemilik perusahaan ketika perseroan didirikan dan dicantumkan di dalam anggaran dasar. Atas dasar penjualan saham, bila timbul selisih harga jual dengan harga yang ditentukan, maka harus dinyatakan sebagai kelebihan dari harga yang ditentukan dan dicantumkan di dalam rekening tersendiri Pencantuman modal saham dalam laporan keuangan akan nampak sbb: MODAL SAHAM Modal saham (nilai pari Rp. xx atau nilai tercatat Rp. xx perlembar) Disetujui jumlah akan dikeluarkan xxx lembar ……………………. (-) : Jumlah yang belum diotorisasi untuk dikeluarkan …………………. Disetujui untuk dikeluarkan ……………………………………….. (-) : Dijual tetapi belum disetor……………………… …………………. Modal saham sudah disetor ………………………………………… (+) / (-) : Selisih harga jual dengan dengan harga yang ditentukan …………… Modal saham ………………………………………………………..



Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx Rp. xxxx



Jumlah modal saham yang sudah disetor sering disebut modal saham yang beredar. Contoh : PT. “Davia” pada saat pendirian disetujui untuk mengeluarkan saham sebesar 10.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 per lembar. Jumlah yang telah disetujui untuk diedarkan adalah sebesar 4.000.000 lembar dan dijual dengan harga Rp. 3.000,00 per lembar. 60 % dari jumlah tersebut sudah dibayar oleh pembeli.



MODAL SAHAM Modal saham (nilai pari Rp. 1.000,00 per lembar) disetujui jumlah akan dikeluarkan sebesar 10.000.000 lembar



Dikurangi



Rp 10.000.000.000,00



Jumlah yang belum diotorisasi untuk dikeluarkan



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-2



6.000.000 lembar.. ………………………………. Disetujui dikeluarkan …………………………... Dikurangi Dijual tetapi belum disetor ……………………… Modal saham sudah disetor …………………….. Ditambah Kelebihan pembayaran atas nilai nominal *) …… Modal saham…………………………………….. *) (Rp. 3.000,00 – Rp. 1.000,00) x 4.000.000 lembar



(6.000.000.000,00) Rp.4.000.000.000,00 (1.600.000.000.00) Rp. 2.400.000.000,00 8.000.000.000,00 Rp.10.400.000.000,00



JENIS SAHAM Secara garis besar ada dua jenis saham, yaitu saham biasa (common stock) dan saham prioritas (preferred stock). Perbedaan yang pokok pada kedua jenis saham tersebut adalah pada hak para pemegang saham dalam pembagian deviden serta pembagian asset pada saat perusahaan terpaksa melakukan likuidasi. Saham prioritas mempunyai hak menerima deviden lebih dahulu dan apabila timbul likuidasi akan menerima asset lebih dahulu dibandingkan dengan para pemegang saham biasa. Dari masing-masing jenis, saham dikelompokkan lagi menjadi beberapa jenis. 



Saham biasa : 1. Saham biasa dengan nilai nominal 2. Saham biasa tanpa nominal, tetapi tercatat pada saat dikeluarkan. 3. Saham biasa tanpa nilai nominal dan tidak tercatat pada saat dikeluarkan.







Saham Prioritas: 1. Saham prioritas kumulatif, partisipatif 2. Saham prioritas kumulatif, tidak partisipatif. 3. Saham prioritas tidak kumulatif, partisipatif 4. Saham priorias tidak kumulatif, tidak partisipatif



PENJUALAN SAHAM Ada dua kemungkinan penjualan saham kepada para pemegang saham yaitu : 1. Saham dijual secara tunai 2. Saham dijual secara pesanan.



1. Penjualan Saham Secara Tunai



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-3



Apabila saham dijual secara tunai, maka perusahaan akan membuat catatan ketika dilakukan penjualan, dengan mendebit kas dan mengkredit modal saham. Apabila timbul perbedaan antara keduanya, maka akan diakui sebagai selisih kurang atau lebih dari modal tercatat (paid in capital in excess) Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2010 “PT. Davis” menjual saham sebesar 100.000 lembar dengan harga jual per lembar Rp. 2.500,00. Jika jenis saham yang dijual adalah: 1. Saham biasa dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 per lembar 2. Saham biasa tidak bernilai nominal, tetapi tercatat Rp. 1.000,00 per lembar 3. Saham biasa tanpa nilai nominal tidak tercatat 



Maka jurnal pada saat penjualan adalah sebagai berikut : 1. Kas …………………………………



Rp. 250.000.000,00



Modal saham (nominal Rp.1.000,00)



Rp. 100.000.000,00



Kelebihan modal atas penjualan saham



Rp. 150.000.000,00



2. Kas………………………………….



Rp. 250.000.000,00



Modal saham (nominal Rp. 1.000,00



Rp. 100.000.000,00



Kelebihan setoran penjualan saham dari nilai tercatat ………………….. 3. Kas ………………………………….. Modal saham



Rp. 150.000.000,00



Rp. 250.000.000,00



…………………



Rp. 250.000.000,00



2. Penjualan Saham Secara Pesanan. Cara kedua dari penjualan saham adalah dengan cara para calon pemegang saham memesan terlebih dahulu sebelum saham diberikan. Namun demikian cara ini ada kemungkinan sebagian dari pemesan membatalkan pesanannya, jadi akuntansi atas penjualan saham dengan pesanan dibagi menjadi tiga, yaitu : a. Akuntansi pada saat saham dipesan b. Akuntansi pada saat pelunasan c. Akuntansi pembatalan pesanan saham. Contoh : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-4



Pada tanggal 1 Pebruari 2010, “PT. Davis” menjual saham secara pesanan sebesar 100.000 lembar @ Rp.3.000,00 dengan uang muka sebesar 40%, nilai nominal per lembar Rp. 1.000,00. Penyelesaian untuk pencatatan penjualan saham tersebut adalah sebagai berikut: a. Akuntansi pada saat saham dipesan Pada saat saham dipesan, perusahaan akan mencatat penjualan tersebut sebagai berikut Kas



Rp. 120.000.000,00



Piutang pesanan saham



180.000.000,00



Modal saham dalam pesanan



Rp. 100.000.000,00



Agio saham



200.000.000,00



b. Akuntansi pada saat pelunasan Dengan asumsi bahwa 100.000 lembar saham yang dipesan tersebut 80.000 lembar (80 %) diantaranya dilunasi, maka catatan yang dilakukan perusahaan adalah: Kas



Rp. 144.000.000,00*) Piutang pesanan saham



Rp. 144.000.000,00



*) Keterangan : 80 % x Rp. 180.000.000,00 = Rp. 144.000.000,00 Modal saham dalam pesanan



Rp. 80.000.000,00 *)



Modal saham



Rp. 80.000.000,00



*) Keterangan : 80 % x Rp. 100.000.000,00 = Rp. 80.000.000,00 c. Akuntansi pembatalan pesanan saham Ada tiga kemungkinan pencatatan atas pembatalan pesanan saham. Hal ini dipengaruhi oleh perjanjian ketika dilakukan pemesanan saham. Kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut: c.1. Uang Muka dikembalikan c.2. Uang muka diganti dengan saham secara proposional c.3. Uang muka tidak dikembalikan 1. Uang Muka dikembalikan Apabila uang muka dikembalikan atas pesanan saham tersebut maka perusahaan akan membatalkan seluruh rekening yang berhubungan dengan saham yang belum dilunasi dan dibatalkan tersebut. 



Calon pemegang saham yang belum melunasi dalam contoh ini : Rp. 300.000.000,00 x 40 % x 20 % = Rp. 24.000.000,00



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-5







Agio saham atas pesanan saham tersebut adalah : (Rp.3.000,00 – Rp. 1.000,00) x 20 % x 100.000 lembar = Rp. 20.000.000,00







Jurnal yang dibuat: Modal saham dalam pesanan Agio saham



Rp. 20.000.000,00 40.000.000,00 *)



Kas



Rp. 24.000.000,00



Piutang pesanan saham



36.000.000,00**)



Keterangan : *) = 20 % x Rp. 200.000.000,00 = Rp. 40.000.000,00 **) = 20 % x Rp. 180.000.000,00 = Rp. 36.000.000,00 2. Uang muka diganti dengan saham secara proposional Uang muka adalah



Rp. 24.000.000,00



Harga saham per lembar



3.000,00



Jumlah saham pengganti



8.000 lembar



Jumlah saham dibatalkan



12.000 lembar



Agio saham atas saham dibatalkan Rp. 2.000,00 x 12.000 = Rp. 24.000.000,00 Jurnal yang dibuat adalah : Modal saham dalam pesanan Agio saham



Rp. 20.000.000,00 40.000.000,00



Piutang pesanan saham



Rp. 36.000.000,00



Modal saham



24.000.000,00



3. Uang muka tidak dikembalikan Apabila dalam perjanjian dinyakan bahwa uang muka tidak akan dikembalikan apabila pemesan membatalkan pesanannya, maka jurnal yang dibuat adalah : Modal saham dalam pesanan Agio saham



Rp. 20.000.000,00 40.000.000,00



Piutang pesanan saham



Rp. 36.000.000,00



Tambahan modal dari pembatalan pesanan saham



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



24.000.000,00



III-6



Saham Prioritas Saham prioritas pada umumnya dijual secara tunai dan atas penjualan tersebut akuntansi yang dilakukan sama dengan akutansi penjualan saham biasa PERUBAHAN FIRMA MENJADI PERSEROAN Pada perusahaan yang berbentuk firma apabila para pemilik menghendaki untuk memperluas permodalan, maka mereka dapat mengubah bentuk perusahaan dari bentuk ffirma menjadi bentuk perseroan. Dengan perubahan tersebut, maka perusahaan baru yang berbentuk perseroan akan dapat menarik modal lebih besar dengan mengeluarkan saham. Prosedur akuntansi dari perubahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Melakukan penyesuaian terhadap aktiva firma 2. Melakukan transfer pembukuan dari firma menjadi perseroan. 3. Melakukan pemberian saham kepada anggota firma dan melakukan penjualan saham kepada pihak non-anggota firma jika diperlukan. Untuk melakukan prosedur akuntansi tersebut ada dua metode pencatatan yang dapat dlakukan oleh perusahaan, yaitu : 1. Buku firma dilanjutkan. 2. Buku firma ditutup dan diganti dengan buku baru. Contoh : Pada tanggal 31 Desember 2010 Firma Dino dan Tya diubah menjadi perseroan dengan mengeluarkan saham sebesar 100.000 lembar nominal Rp. 1.000,00 per lembar. Dari jumlah tersebut, 50.000 lembar diberikan kepada pemilik firma untuk mengganti modal mereka dan 25.000 lembar dijual dengan harga Rp.4.000,00 per lembar sesaat sesudah perseroan berdiri. Neraca dan data pendirian adalah sebagai berikut:



FIRMA DINO & TYA NERACA Per 31 Desember 2010 (Laba/Rugi dibagi sama) (dalam ribuan rupiah)



Kas Rp Piutang dagang Persediaan Lain-lain AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



1.200,00 4.200,00 16.800,00 6.200,00 10.400,00



Utang Rp Utang wesel Utang Pajak



dagang



8.800,00 5.000,00 6.000,00



III-7



Tanah Gedung Akumulasi penyusutan gdung Mesin dan peralatan Akumulai Penyusutan Total Rp.



20.00,00 (10.000,00) 30.000,00 (15.000,00) Modal Dino 63.800,00 Modal Tya



Total



20.000,00 24.000,00 63.800,00



Rp. Data : a. Piutang dicadangkan tidak dapat ditagih Rp. 600.000,00 b. Persediaan dinaikkan sebesar Rp. 700.000,00 c. Tanah dinaikkan sebesar Rp. 900.000,00 d. Gedung dinaikkan harga perolehannya menjadi Rp. 4.000.000,00 e. Mesin dinaikkan harga perolehannya menjadi Rp. 6.000.000,00 1. Penyesuaian Aktiva Firma a. Penghapusan piutang sebesar Rp. 600.000,00 Modal Dino



Rp. 300.000,00



Modal Tya



Rp. 300.000,00



Cadangan penghapusan piutang



Rp. 600.000,00



b. Kenaikan nilai persediaan sebesar Rp. 700.000,00 Persediaan



Rp. 700.000,00



Modal Dino



Rp. 350.000,00



Modal Tya



Rp. 350.000,00



c. Apresiasi tanah sebesar Rp. 900.000,00 Tanah



Rp. 900.000,00 Modal Dino



Rp. 450.000,00



Modal Tya



Rp. 450.000,00



d. Apresiasi gedung sebesar Rp. 4.000.000,00, akumulasi penyusutan 50 % (nilai bersih kenaikan Rp. 2.000.000,00 Gedung



Rp. 4.000.000,00



Akumulasi Penyusutan



Rp. 2.000.000,00



Modal Dino



Rp. 1.000.000,00



Modal Tya



Rp. 1.000.000,00



e. Apresiasi mesin sebesar Rp. 6.000.000,00 , akumulasi penyusutan 50 % (nilai bersih Rp. 3.000.000,00) Mesin AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



Rp. 6.000.000,00 III-8



Akumulasi Penyusutan



Rp. 3.000.000,00



Modal Dino



Rp. 1.500.000,00



Modal Tya



Rp. 1.500.000,00



Sete;ah penyesuaian buku firma maka neraca sesaat sebelum pembentukan perseroan adalah sebagai berikut : FIRMA DINO & TYA NERACA Per 31 Desember 2010 (Laba/Rugi dibagi sama) (dalam ribuan rupiah) Kas Rp Piutang dagang Persediaan Lain-lain Tanah Gedung Akumulasi penyusutan gdung Mesin dan peralatan Akumulai Penyusutan Total



1.200,00 3.600,00 17.500,00 6.200,00 11.300,00 24.000,00 (12.000,00) 36.000,00 (18.000,00)



Rp.



Utang Rp Utang wesel Utang Pajak



dagang



23.000,00 27.000,00



Modal Dino Modal Tya



69.800,00



8.800,00 5.000,00 6.000,00



Total



69.800,00



Rp. 2. Jurnal Transfer pembukuan dari firma menjadi perseroan Jurnal yang dilakukan untuk mencatat perubahan firma menjadi perseroan dipengaruhi oleh metode yang digunakan sebagai berikut : a. Buku firma dilanjutkan : Modal Dino Modal Tya Modal saham b. Buku firma diganti :



Rp. 23.000.000,00 27.000.000,00 Rp. 50.000.000,00



1. Penutupan Buku Firma Utang dagang Rp. 8.800.000,00 Utang wesel 5.000.000,00 Utang pajak 6.000.000,00 Akumulasi penyusutan gedung 12.000.000,00 Akumulasi penyusutan mesin 18.000.000,00 Investasi pada Saham 50.000.000,00 Kas Piutang dagang (bersih) Persediaan Lain-lain AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



Rp.



1.200.000,00 3.600.000,00 17.500.000,00 6.200.000,00 III-9



Tanah Gedung Mesin dan Peralatan



11.300.000,00 24.000.000,00 36.000.000,00



2. Pembukuan Buku Perseroan : Kas



Rp.



Piutang dagang (bersih)



1.200.000,00 3.600.000,00



Persediaan



17.500.000,00



Lain-lain



6.200.000,00



Tanah



11.300.000,00



Gedung



12.000.000,00



Mesin dan Peralatan



18.000.000,00



Utang dagang



Rp. 8.800.000,00



Utang wesel



5.000.000,00



Utang pajak



6.000.000,00



Modal Saham



50.000.000,00



3. Pemberian Saham pada Anggota Firma a. Buku dilanjutkan : Tidak ada jurnal b. Buku diganti Modal Dino Modal Tya Investasi saham



Rp. 23.000.000,00 27.000.000,00 Rp. 50.000.000,00



STOCK RIGHT DAN STOCK OPTION Stock right adalah hak untuk membeli saham yang diberikan kepada para pemegang saham. Apabila perusahaan menginginkan menambah modal melalui pengeluaran saham, maka manajemen menawarkan untuk membeli hak beli saham ini pertama kali kepada pemegang saham. Hal ini untuk menjaga persentase pemilikan saham bagi pemegang saham yang sudah ada. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-10



Stock option adalah hak beli saham dengan harga tertentu yang diberikan kepada para pejabat perusahaan. Pada umumnya stock option ini diberikan kepada para manager perusahaan karena jasa-jasanya mengoperasikan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Stock option diberikan dengan syarat para pejabat tersebut suddah akan bekerja dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan oleh perusahaan bersama para pemegang saham. Akutansi untuk stock right dan stock option 



Akutansi untuk stock right adalah sebagai berikut : 1. Pencatatan pengeluaran stock right 2. Pencatatan penukaran stock right



Contoh : PT. “Sanches” mengeluarkan 100.000 lembar stock right dengan nilai ditentukan @ Rp. 100,00. Setiap 10 lembar stock right bisa dibelikan 1 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 1. Pencatatan pengeluaran stock right : Laba yang ditahan



Rp. 10.000.000,00



Tambahan modal pengeluaran saham



Rp. 10.000.000,00



2. Pencatatan penukaran stock right : Kas



Rp. 100.000.000,00 Saham (nominal Rp. 1.000,00)



Rp. 100.000.000,00



Akutansi untuk stock option adalah sebagai berikut : 1. Pencatatan pengakuan stock option 2. Pencatatan pengakuan biaya stock option. 3. Pencatatan pemberian atau pembatalan stock option Contoh : PT. “Lorenzo” mengeluarkan stock option 10.000 lembar untuk membeli 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,00, pada harga Rp. 1.500,00. Stock option dapat ditukarkan pada akhir tahun ketiga dengan perkiraan harga per lembar sahamRp. 2.100,00. Akhir tahun kedua, 2000 stock option dibatalkan. 1. Pencatatan pengakuan stock option : Perkiraan biaya bonus manajer AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



Rp. 6.000.000,00 III-11



Stock option



Rp. 6.000.000,00



*) Nilai saham diperkirakan



Rp. 21.000.000,00



Harga saham diperkirakan



(15.000.000,00) ------------------------



Stock option



Rp. 6.000.000,00 =============



2. Pencatatan pengakuan biaya tahun I dan II : Perkiraan bonus manajer



Rp. 2.000.000,00



Perkiraan biaya bonus manajer



Rp. 2.000.000,00 *)



*) (1 tahun dari 3 tahun) x Rp. 6.000.000,00 = Rp. 2.000.000,00 3. Pencatatan pembatalan option dan pemberian saham : a. Pembatalan Stock option



Rp. 1.200.000,00 *)



Perkiraan biaya bonus



Rp. 400.000,00 **)



Laba yang ditahan *) 2.000/10.000 x Rp. 6.000.000,00



800.000,00 = Rp. 1.200.000,00



**) 2.000/10.000 x (Saldo perkiraan biaya bonus Rp. 2.000.000,00) b. Pemberian saham Kas



Rp. 12.000.000,00



Stock option Modal saham Kelebihan modal dari pengeluaran saham



4.800.000,00 Rp. 8.000.000,00 8.800.000,00



SAHAM TREASURY Saham treasury adalah saham perusahaan sendiri yang dibeli dari pasar modal. Tujuan pembelian saham sendiri tersebut adalah untuk dijual kembali di masa yang akan datang.



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-12



Akutansi saham treasury meliputi perolehan sahan treasury dan penjualan kembali saham treasury. Untuk melakukan pencatatan transaksi tersebut ada dua metode dapat digunakan, yaitu: 1. Metode Harga Pokok 2. Metode Nilai Nominal 1. Metode Harga Pokok Pada metode harga pokok perusahaan mengakui harga perolehan saham treasury sebesar harga pokoknya. Apabila saham treasury dijual kembali maka selisih lebih dari harga pokok dimasukkan sebagai kelebihan modal treasury di bawah harga pokoknya, maka selisih antara harga pokok dengan harga jual akan dibebankan pada rekening kelebihan modal dari penjualan saham treasury. Tetapi bila rekening kelebihan modal dari penjualan saham trasury tidak mempunyai saldo lagi, maka dibebankan pada rekening laba yang ditahan. Contoh : Pada tanggal 15 Pebruari 2010, PT. “Davis” membeli saham treasury sebesar 1.000 lembar (nominal @ Rp. 1.000,00) dengan harga beli per lembar Rp. 2.000,00. Pada tanggal 1 Juni dijual kembali 400 lembar saham treasury dengan harga per lembar Rp. 2.500,00. Pada tanggal 1 Oktober dijual kembali 200 lembar @ Rp. 1.800,00, dan pada tanggal 1 Desember, seluruh saham treasury dijual dengan harga per lembar Rp. 1.500,00 1. Jurnal pada sat pembelian saham treasury Saham treasury



Rp. 2.000.000,00



Kas



Rp. 2.000.000,00



2. Jurnal penjualan 400 lembar saham treasury @ Rp. 2.500,00 Kas



Rp. 1.000.000,00 Saham treasury



Rp. 800.000,00



Kelebihan modal dari penjualan saham treasury



200.000,00



3. Jurnal penjualan 300 lembar saham treasury @ Rp. 1.800,00 Kas



Rp. 540.000,00



Kelebihan modal dari penjualan saham treasury Saham treasury AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



60.000,00 Rp. 600.000,00 III-13



4. Jurnal penjualan 300 lembar saham treasury @ Rp. 1.500,00 Kas



Rp. 450.000,00



Kelebihan modal dari penjualan saham treasury Laba yang ditahan



140.000,00 10.000,00



Saham treasury



Rp. 600.000,00



2. Metode Nilai Nominal Pada metode nilai nominal perusahaan mengakui nilai saham treasury sebesar nominal ketika saham dikeluarkan. Selisih antara harga beli dengan nilai nominal dibebankan ke dalam kelebhan modal penjualan saham (agio saham) dan laba yang ditahan. Pada penjualan saham treasury perusahaan akan mengakui laba rugi penjualan dengan membebankan langsung kepada kelebihan modal dari penjualan saham (agio saham). Contoh pada metode harga pokok sebelumnya apabila digunakan dalam metode nilai nominal, dengan tambahan data bahwa saham tersebut ketika dikeluarkan dijual dengan harga Rp. 1.600,00 per lembar atau dijual dengan agio sebesar Rp. 600,00 per lembar, maka pencatatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Jurnal pada sat pembelian saham treasury Saham treasury



Rp. 1.000.000,00



Agio saham treasury



600.000,00



Laba yang ditahan



4.00.000,00



Kas



Rp. 2.000.000,00



2. Jurnal penjualan 400 lembar saham treasury @ Rp. 2.500,00 Kas



Rp. 1.000.000,00 Saham treasury



Rp. 400.000,00



Kelebihan modal dari penjualan saham (Agio saham)



600.000,00



3. Jurnal penjualan 300 lembar saham treasury @ Rp. 1.800,00 Kas



Rp. 540.000,00



Kelebihan modal dari penjualan saham (agio saham) AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



Rp. 240.000,00 III-14



Saham treasury



Rp. 300.000,00



4. Jurnal penjualan 300 lembar saham treasury @ Rp. 1.500,00 Kas



Rp. 450.000,00



Kelebihan modal dari penjualan saham (agio saham)



Rp.150.000,00



Saham treasury



Rp.300.000,00



SOAL LATIHAN 1.



PT. “Davia” pada saat pendirian disetujui untuk mengeluarkan saham sebesar 10.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 3.000,00 per lembar. Jumlah yang telah disetujui untuk diedarkan adalah sebesar 6.000.000 lembar dan dijual dengan harga Rp. 7.000,00 per lembar. 60 % dari jumlah tersebut sudah dibayar oleh pembeli. Hitung besar modal saham !



2.



Pada tanggal 1 Januari 2011 “PT. Davis” menjual saham sebesar 100.000 lembar dengan harga jual per lembar Rp. 5.000,00. Jika jenis saham yang dijual adalah : a.



Saham biasa dengan nilai nominal Rp. 2.000,00 per lembar



b.



Saham biasa tidak bernilai nominal, tetapi tercatat Rp2.000,00 per lembar



c.



Saham biasa tanpa nilai nominal tidak tercatat



Buatlah pencatatan ! 3.



Pada tanggal 1 Pebruari 2011, “PT. Davis” menjual saham secara pesanan sebesar 500.000 lembar @ Rp. 4.000,00 dengan uang muka sebesar 50 %, nilai nominal per lembar Rp. 2.000,00. Buatlah pencatatan !



4.



Pada tanggal 31 Desember 2002 Firma Dino dan Tya diubah menjadi perseroan dengan mengeluarkan saham sebesar 100.000 lembar nominal Rp. 1.000,00 per lembar. Dari jumlah tersebut, 50.000 lembar diberikan kepada pemilik ffirma untuk mengganti modal mereka dan 25.000 lembar dijual dengan harga Rp. 4.000,00 per lembar sesaat sesudah perseroan berdiri. Neraca dan data pendirian adalah sebagai berikut : FIRMA DINO & TYA NERACA Per 31 Desember 2002 (Laba/Rugi dibagi sama) (dalam ribuan rupiah)



Kas AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



1.200,00 Utang



dagang



8.800,00 III-15



Rp Piutang dagang Persediaan Lain-lain Tanah Gedung Akumulasi penyusutan gdung Mesin dan peralatan Akumulai Penyusutan



4.200,00 16.800,00 6.200,00 10.400,00 20.00,00 (10.000,00) 30.000,00 (15.000,00)



Rp Utang wesel Utang Pajak



5.000,00 6.000,00



20.000,00 24.000,00



Modal Dino Modal Tya



63.800,00 Total



63.800,00



Rp.



Total Rp.



Data : a. Piutang dicadangkan tidak dapat ditagih Rp. 600.000,00 b. Persediaan dinaikkan sebesar Rp. 700.000,00 c. Tasnah dinaikkan sebesar Rp. 900.000,00 d. Gedung dinaikkan harga perolehannya menjadi Rp. 4.000.000,00 e. Mesin dinaikkan harga perolehannya menjadi Rp. 6.000.000,00 5.



PT. “Sanches” mengeluarkan 100.000 lembar stock right dengan nilai ditentukan @ Rp. 100,00. Setiap 10 lembar stock right bisa dibelikan 1 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 1.000,00



6.



PT. “Lorenzo” mengeluarkan stock option 10.000 lembar untuk membeli 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,00, pada harga Rp. 1.500,00. Stock option dapat ditukarkan pada akhir tahun ketiga dengan perkiraan harga per lembar sahamRp. 2.100,00. Akhir tahun kedua, 2000 stock option dibatalkan. Pada tanggal 15 Pebruari 2002, PT. “Davis” membeli saham treasury sebesar 1.000 lembar (nominal @ Rp. 1.000,00) dengan harga beli per lembar Rp. 2.000,00. Pada tanggal 1 Juni dijual kembali 400 lembar saham treasury dengan harga per lembar Rp. 2.500,00. Pada tanggal 1 Oktober dijual kembali 200 lembar @ Rp. 1.800,00, dan pada tanggal 1 Desember, seluruh saham treasury dijual dengan harga per lembar Rp. 1.500,00



LABA DITAHAN PENGERTIAN



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-16



Laba ditahan merupakan kumpulan laba yang diperoleh dari operasi, non operasi dan hal-hal lain yang luar biasa yang belum dibagikan kepada para pemegang saham. Laba ditahan merupakan bagian dan hak para pemegang saham dan apabila para pemegang saham menghendaki untuk diambil atau dibagikan, maka manajemen tidak berhak untuk melarang hal tersebut, kecuali para pemegang saham sudah setuju untuk melakukan penyisihan – penyisihan yang beralasan. Laba tidak dibagi dapat digunakan untuk beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Pembagian deviden 2. Pembelian treasury stock 3. Pembatasan laba tidak dibagi untuk tujuan – tujuan tertentu. 4. Rekapitalisasi 5. Penyerapan kerugian Sedangkan fluktuasi laba ditahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti hasil operasi, distribusi kepada pemegang saham, penerapan prinsip akuntansi tertentu, koreksi kesalahan periode sebelumnya, pengalokasian, transaksi saham treasuri, kuasi reorganisasi. 1. DEVIDEN Laba ditahan dapat digunakan untuk dua kemungkinan yaitu : (1) Didistribusikan kepada para pemegang saham sebagai deviden dan (2) tetap utuh dan mengimbangi aktiva yang digunakan dalam operasi bisnis. Sedangkan yang dimaksud dengan deviden adalah pembagian / pemindahan item yang bernilai kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Ada beberapa jenis deviden yang dapat diberikan kepada para pemegang saham, baik saham biasa maupun saham prioritas dan bentuk dari pembagian deviden yang dilakukan perusahaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Deviden Tunai (kas) 2. Deviden Skrip (utang) 3. Deviden Likuidasi 4. Deviden Aktiva non Kas (property devidends) 5. Deviden Saham



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-17



Semua jenis deviden yang dibayarkan kecuali deviden saham, akan mengakibatkan modal pemilik dalam perusahaan menurun. Sedangkan deviden saham hanya menambah jumlah lembar saham yang dimiliki oleh para pemegang saham. 1.1. DEVIDEN KAS Deviden yang diberikan dalam bentuk kas akan dicatat oleh perusahaan dengan jurnal : 



Pada Saat Rapat Pemegang Saham : tidak ada catatan







Pada Saat Pengumuman Laba yang ditahan ……………………… Rp. xxx Utang Deviden ……………………







Rp. xxx



Pada Saat dibayarkan Utang Deviden…… ……………………



Rp. xxx



Kas ………………………………..



Rp. xxx



Permasalahan yang timbul adalah berapa jumlah deviden yang diterima oleh para pemegang saham, karena berdasarkan jenis saham, saham dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu saham biasa dan saham prioritas, kedua pemegang saham tersebut berhak memperoleh deviden . Pembagian jumlah deviden kepada para pemegang saham biasa dan saham prioritas dipengaruhi oleh jenis saham prioritas yang dimilikinya. Ada 4 jenis saham prioritas yang akan mempengaruhi pembagian jumlah deviden, yaitu : 1. Saham Prioritas tidak komulatif, tidak partisipatif 2. Saham Prioritas tidak komulatif, partisipatif 3. Saham Prioritas komulatif, tidak partisipatif 4. Saham Prioritas komulatif, partisipatif a. Saham Prioritas tidak komulatif, tidak partisipatif Jenis saham prioritas ini akan mendapatkan deviden pada periode dimana deviden diumumkan akan dibagikan. Apabila sudah beberapa periode perusahaan tidak membagikan deviden, maka pemegang saham prioritas jenis ini tidak berhak mengakumulasikan hak devidennya kecuali hak deviden tahun pembagian deviden saja. Contoh : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-18



PT. Sehat Sentosa pada tanggal 31 Desember 2010 mempunyai modal saham sebagai berikut : Saham biasa (nominal Rp. 100,00)



Rp. 10.000.000,00



Saham prioritas (nominal Rp. 500,00)



Rp. 2.500.000,00



(Sejak tahun 2000 belum pernah membagi deviden) Perusahaan mengumumkan deviden sebesar Rp. 2.500.000,00 untuk tahu 2010. Apabila jenis saham prioritas adalah tidak komulatif, tidak partisipatif, maka hak deviden masing – masing kelompok saham adalah : Saham Prioritas : 12% x Rp. 2.500.000,00 Saham Biasa



= Rp. 300.000,00



: Rp. 2.500.000,00 – Rp. 300.000,00 = Rp. 2.200.000,00 Jumlah Deviden



= Rp. 2.500.000,00



b. Saham Prioritas tidak komulatif, partisipatif Jenis saham ini memperoleh deviden proporsional dengan saham biasa. Tetapi deviden akan diperoleh hanya apabila perusahaan membagi deviden. Pada saat perusahaan tidak membagi deviden, pemegang saham prioritas jenis ini tidak berhak menagih devidennya. Dari contoh sebelumnya, maka masing – masing kelompok pemegang saham akan memperoleh deviden sbb ; Saham prioritas : Rp. 2.500.000 / (Rp. 10.000.000 + Rp. 2.500.000) X Rp. 2.500.000



= Rp.



500.000,00 Saham Biasa 2.000.000,00



: Rp. 10.000.000 / Rp. 2.5000.000 x Rp. 2.500.000= Rp. Jumlah Deviden



= Rp.



2.500.000,00



c. Saham Prioritas komulatif, tidak partisipatif



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-19



Saham jenis ini merupakan saham prioritas yang mempunyai hak atas deviden secara terkumpul. Sisa deviden setelah dibagikan untuk periode – periode yang tidak ada pembagian deviden akan dibagikan kepada jenis saham biasa secara proporsional. Dengan menggunakan contoh sebelumnya , maka perhitungan untuk kedua jenis saham tersebut adalah : Saham Prioritas



Komulatif



:



3 tahun x 12% x Rp. 2.500.000,00



= Rp.



900.000,00 Saham Biasa :



Sisa Deviden ( Rp. 2.500.000,00 – Rp. 900.000,00 )= Rp.



1.600.000,00 Jumlah Deviden



= Rp.



2.500.000,00 d. Saham Prioritas komulatif, partisipatif Saham jenis ini merupakan saham prioritas yang mempunyai hak atas deviden setiap tahun. Apabila pada tahun tertentu tidak ada pembagian deviden maka pemegang saham akan memperoleh seluruh deviden, termasuk pada tahun tahun dimana tidak ada pembagian deviden. Dengan menggunakan contoh sebelumnya , maka perhitungan untuk kedua jenis saham tersebut adalah : Saham Prioritas



Komulatif



:



3 tahun x 12% x Rp. 2.500.000,00



= Rp.



:



= Rp.



900.000,00 Saham Biasa



12% x Rp. 2.500.000,00



300.000,00 Sisa Deviden : Rp. 2.500.000 – (900.000 + 300.000) = Rp. 1.300.000,00 Saham Prioritas : 2.500.000/12.500.000 x Rp. 1.300.000,00



= Rp.



260.000,00 Saham Biasa



: 2.500.000/12.500.000 x Rp. 1.300.000,00



= Rp.



Jumlah Deviden



= Rp.



1.040.000,00



2.500.000,00



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-20



1.2. DEVIDEN UTANG (SKRIP) Deviden skrip adalah deviden yang diberikan dalam bentuk hak atas deviden, yang akan dibayarkan pada tanggal tertentu, biasanya dibagikan dalam bentuk wesel. Deviden ini timbul apabila laba tidak dibagi saldonya mencukupi untuk pembagian deviden tetapi saldo kas yang ada tidak cukup. Contoh : Pada tanggal 20 Agustus 2010 PT. Aman mengumumkan pembagian deviden, akan tetapi tidak mempunyai uang tunai atau aktiva lain yang cukup untuk membayar deviden.



Untuk



mengatasi hal itu PT. Aman membagi deviden dalam bentuk utang wesel jangka waktu 3 bulan, dengan harga nominal Rp. 100,00 perlembar saham. Saham yang beredar berjumlah 8.500 lembar, utang deviden dicatat pada tanggal 1 September 2010. Wesel tersebut disertai bunga 8% pertahun dan jatuh tempo pada tanggal 20 November 2010. Buatlah jurnal yang diperlukan Penyelesaian : 



Pencatatan pada saat pengumuman pembagian deviden Laba ditahan …………………………………… Rp. 850.000,00 Utang wesel – pemegang saham ………







Rp. 850.000,00



Pencatatan pada saat Pembayaran Deviden Utang Wesel – Pemegang Saham…..…………… Rp. 850.000,00 Biaya Bunga (850.000x 3/12 x 8%) ……………..Rp. 17.000,00 Kas…………………………………. ………



Rp. 867.000,00



1.3. DEVIDEN LIKUIDASI Deviden Likuidasi adalah deviden yang sebagian merupakan pengembalian modal. Deviden likuidasi dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Beberapa perusahaan menggunakan modal penyertaan sebagai dasar penentuan jumlah laba yang akan didistribusikan. Dalam kondisi seperti ini jumlah deviden yang diumumkan dapat melebihi jumlah akumulasi laba yang dihasilkan perusahaan. Deviden yang



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-21



tidak didasarkan akumulasi laba perusahaan harus diperlakukan sebagai pengurang modal perusahaan. Contoh : PT. Sejahtera mengumumkan pembagian deviden kepada para pemegang saham biasa sebesar Rp. 1.500.000,00. Akumulasi laba pada saat pengumuman berjumlah Rp. 125.000,00. Buatlah jurnal yang diperlukan Penyelesaian : 



Pencatatan pada saat pengumuman pembagian deviden Laba ditahan …………………………………… Rp. 1.250.000,00 Agio Saham Biasa …………………………….. Rp. Utang Deviden…………….. ………







250.000,00 Rp. 1.500.000,00



Pencatatan pada saat Pembayaran Deviden Utang Deviden………………………...…………… Rp. 1.500.000,00



Kas…………………………………. ………



Rp. 1.500.000,00



1.4. DEVIDEN PROPERTY Deviden property adalah deviden yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk aktiva selain kas. Aktiva yang diserahkan sebagai deviden dapat berupa sediaan barang, surat-surat berharga perusahaan lain, gedung, tanah atau investasi. Pembagian deviden dalam bentuk ini disebabkan karena sudah lama perusahaan tidak membagikan deviden atau uang tunai yang dimiliki perusahaan akan digunakan untuk kegiatan lain. Selain itu perusahaan mempunyai aktiva non kas yang cukup. Deviden property adalah transfer aktiva non moneter yang tidak timbal balik antara perusahaan dengan pemegang saham. Dan aktiva yang ditransfer harus dicatat berdasarkan nilai buku aktiva tersebut. Contoh : PT. Adi Karya mengumukan pembagian deviden dalam bentuk investasi sementara obligasi Rp. 2.000.000,00 kepada para pemegang saham, pada tanggal 10 Oktober 2010. Pada tanggal tersebut investasi sementara mempunyai nilai wajar Rp 2.800.000,00. Pada tanggal 25 Oktober 2010 semua pemegang saham telah dicatat. Dan pada tanggal 5 November 2010 deviden didistribusikan. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-22



Buatlah jurnal yang diperlukan . : 



Pencatatan pada saat pengumuman pembagian deviden  Investasi Sementara – Obligasi ………… Rp. 2.800.000,00 Laba Apresiasi Obligasi



…………………………….. Rp. 2.800.000,00



 Laba ditahan …………………………………. Rp 2.800.000,00 Utang Deviden Property …………..







Rp. 2.800.000,00



Pencatatan pada saat Pembayaran Deviden Utang Property Deviden…………...…………… Rp. 2.800.000,00 Investasi Sementara Obligasi. ………



Rp. 2.800.000,00



1.5. DEVIDEN SAHAM Deviden saham adalah pembagian tambahan deviden, tampa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham yang dimilikinya.. Deviden saham bisa dibagi sebagai berikut : 1. Deviden saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya deviden saham biasa untuk pemegang saham biasa atau deviden saham prioritas untuk pemegang saham prioritas pembagian ini disebut deviden saham biasa 2. Deviden saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya deviden saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau deviden saham biasa untuk pemegang saham prioritas pembagian ini disebut deviden saham spesial / khusus. Deviden saham berbeda dengan pemecahan saham, karena dalam pemecahan saham tidak ada perubahan struktur modal. Tetapi dalam deviden saham terjadi perubahan struktur modal, meskipun tidak secara keseluruhan. Dalam deviden saham nilai nominal perlembar tidak berubah, tetapi dalam pemecahan saham nilai nominal sahamnya berubah. Contoh : PT. Ridho Ilahi memiliki 1.000 lembar saham yang beredar dengan nilai nominal Rp. 150,00 perlembar saham dan saldo laba ditahan sebesar Rp. 75.000,00 . Perusahaan mengumumkan pembagian deviden saham sejumlah 10% dari jumlah saham yang beredar. Nilai pasar saham pada saat pengumuman adalah Rp. 200,00 perlembar saham. Buatlah jurnal yang diperlukan ! Jawab : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-23







Jurnal pada saat pengumuman pembagian deviden Laba ditahan …………………………………… Rp. 20.000,00







Utang Deviden Saham Biasa.. ………



Rp. 15.000,00



Agio Saham Biasa ……………………..



Rp. 5.000,00



Jurnal pada saat Pembayaran Deviden Utang Deviden Saham Biasa..…...…………… Rp. 15.000,00 Modal Saham Biasa.………. ………



Rp. 15.000,00



3. PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) Stock Split (Split up / split down) merupakan pemecahan lembar saham yang beredar dengan tujuan untuk memperbesar atau memperkecil nilai nominal saham. Misalnya pemecahan satu lembar menjadi dua lembar artinya pemegang saham akan menerima 2 lembar saham untuk satu lembar saham yang telah dimiliki sebelum pemecahan ssaham dilakukan. Contoh : PT. Aman Sejahtera melaksanakan kebijakan pemecahan saham untuk menurunkan nilai pasar saham yang terlalu tinggi agar pemilik saham semakin meluas. Jumlah saham yang beredar 1000 lembar dengan nilai nominal Rp. 150,00 Perusahaan melakukan pemecahan 2:1, artinya 2 lembar untuk 1. Berikut ditunjukkan keadaan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Modal pemegang saham sebelum pemecahan Modal pemegang saham sesudah pemecahan Lembar saham



Lembar saham



1000 lb. Saham biasa nominal



2000 lb. Saham biasa nominal



Rp. 150,00 / lembar Laba ditahan



= Rp. 150.000 Rp. 75,00 / lembar = Rp. Laba ditahan



75.000



Jumlah



Jumlah



= Rp. 150.000 = Rp. 75.000 = Rp. 225.000



= Rp.



225.000 Dalam keadaan nilai pasar saham terlalu rendah perusahaan dapat menaikan nilai pasar saham dengan melakukan split down saham yang beredar. Dengan melakukan split down jumlah lembar saham akan semakin kecil, sehingga nilai pasar saham meningkat. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-24



4.



PENCADANGAN



LABA



DITAHAN



UNTUK



TUJUAN



TERTENTU



(RESTRICTION) Pada prinsipnya laba ditahan adalah milik para pemegang saham, sehingga apabila para pemegang saham ingin mengambil dalam bentuk deviden, maka pihak manajemen tidak mempunyai hak untuk melarang. Akan tetapi untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, perusahaan dapat mencadangkan laba ditahan tersebut untuk tujuan tertentu yang jelas. Tujuan pencadangan tersebut harus dinyatakan secara jelas dan beralasan, meskipun jumlah laba yang ditahan yang ada dan tidak dicadangkan adalah bagian menyeluruh dari pemegang saham. Tujuan pencadangan hanya merupakan pemberitahuan pada pemegang saham, bahwa perusahaan pada suatu saat akan melakukan pembayaran tertentu. Yang pada intinya jangan sampai semua laba ditahan habis dibagi dan akhirnya mengganggu likuiditas. Cadangan yang lazim dilakukan dan jelas tujuan pencatatanya adalah : 1. Cadangan untuk perluasan. 2. Cadangan untuk perlunasan obligasi. 3. Cadangan untuk perkara pengadilan. 4. Cadangan untuk penurunan kualitas produk. 5. EARNING PERSHARE (LABA PERLEMBAR SAHAM) Laba perlembar saham adalah suatu analisis yang penting dalam laporan keuangan perusahaan. Laba per lembar saham memberikan informasi kepada pihak luar seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba untuk setiap lembar saham yang beredar. Laba perlembar saham dapat dihitung dengan rumus : EPS = Laba Operasi – Deviden Saham Prioritas Rata –rata tertimbang saham biasa yang beredar Contoh : Pada tanggal 1 Januari 2010 PT. Harum mempunyai saham beredar 10.000 lembar saham biasa dan 2000 saham prioritas kumulatif tidak partisipatif 10%, nominal Rp. 100,00. Setiap tahun dibayar deviden saham prioritas, Pada tanggal 1 Juli 2010 dijual saham baru 1.500 lembar saham biasa dan 1 Oktober 2010 dibeli saham treasuri 1.000 lembar saham biasa. Laba tahun 2010 adalah Rp. 125.000,00. AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-25



Penyelesaian : EPS = Rp. 125.000 – Rp. 20.000 10.500 lb saham



= Rp. 10,00



6. QUASI REORGANISASI Quasi reorganisasi adalah suatu cara penyehatan kembali laporan keuangan. Biasanya dilakukan apabila perusahaan dalam jangka waktu tertentu mengalami kerugian terus menerus dan pemegang saham menghendaki adanya manajemen dan situasi operasi yang baru, sehingga perlu dilakukan quasi reorganisasi. Syarat dilakukannya quasi reorganisasi adalah : 1. Disetujui rapat pemegang saham 2. Seluruh aktiva harus disesuaikan ke dalam nilai yang wajar 3. Nilai saham diturunkan ke dalam nilai yang lebih rendah samapi dengan cukup untuk menutup defisit 4. Penurunan nilai saham dibebankan ke rekening agio saham sebelum ditutupkan ke dalam rekening laba yang ditahan. 5. Selisih penyesuaian aktiva perusahaan dibebankan langsung ke dalam rekening laba ditahan. 6. Setelah quasi reorganisasi, rekening yang ditahan harus menunjukkan saldo nol. 7. Rekening laba yang ditahan dengan saldo nol harus diberi tanggal diadaakannya quasi reorganisasi selama 8 tahun. Contoh : PT. Maju Terus mempunyai neraca per 31 Desember 2010 sebagai berikut : PT. MAJU TERUS NERACA PER 31 DESEMBER 2010 Kas Piutang Dagang Persediaan Tanah Gedung (bersih) Mesin (bersih)



Rp. 500.000,00 1.600.000,00 900.000,00 1.000.000,00 3.000.000,00 6.000.000,00



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



Utang Lancar 670.000,00 Utang Jk. Panjang 5.000.000,00



Rp.



Modal Saham 10.000.000,00 Agio Saham 2.000.000,00 Laba Ditahan (defisit) (4.670.000,00) III-26



Jumlah Aktiva



Rp. 13.000.000,00



Jumlah Utang dan Modal Rp. 13.000.000,00



Pada tanggal 1 Januari 2010 perusahaan atas persetujuan rapat pemegang saham mengadakan quasi reorganisasi dengan data sebagai berikut : a. Piutang dagang diturunkan nilainya sebesar Rp. 200.000,00 b. Persediaan diturunkan nilainya sebesar Rp. 150.000,00 c. Tanah dinaikan nilainya sebesar Rp. 2.500.000,00 d. Gedung dinaikan nilainya sebesar Rp. 1.000.000,00 e. Mesin diturunkan nilainya sebesar Rp. 4.000.000,00 f. Nilai saham diturunkan perlembar saham menjadi Rp. 50,00 dari nilai sebelumnya Rp. 100,00 perlembar. Dari data tersebut diminta : 1. Jurnal yang diperlukan 2. Penyesuaian aktiva Penyelesaian : 1. Jurnal yang dperlukan. 



Penyesuaian Aktiva Tanah …………………………………… Rp. 1.500.000,00 Gedung …………………………………. Rp. 1.000.000,00 Piutang dagang …………………. Persediaan ……………………… Mesin …………………………… Laba Ditahan ……………………. 



Rp. 200.000,00 150.000,00 2.000.000,00 150.000,00



Jurnal Penurunan Nilai Saham Modal Saham……………………………. Rp. 10.000.000,00







Modal saham …………………….



Rp. 5.000.000,00



Agio Saham………………………



5.000.000,00



Jurnal Quasi Reorganisasi Agio Saham……………………..………. Rp. 4.500.000,00 Laba Ditahan…..………………….



Rp. 4.500.000,00



Perhitungan : AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-27



Laba ditahan 31 Desember 2010



= Rp. (4.670.000)



Laba ditahan dari hasil penyesuaian aktiva



=



150.000



Defisit yang perlu ditutup Agio saham 31 Desember 2010



= Rp. 2.000.000



Agio saham penurunan nilai saham



= Rp. 5.000.000



Agio saham sebelum Quasi Reorganisasi = Rp. 7.000.000 Menutup defisit



= Rp. 4.520.000



Saldo setelah quasi reorganisasi



= Rp. 2.480.000



= Rp.



4.520.000 0



2. Neraca Sesudah Quasi reorganisasi. PT. MAJU TERUS NERACA PER 31 DESEMBER 2010 Kas Piutang Dagang Persediaan Tanah Gedung (bersih) Mesin (bersih)



Jumlah Aktiva



Rp. 500.000,00 1.400.000,00 750.000,00 2.500.000,00 4.000.000,00 4.000.000,00



Rp. 13.150.000,00



Utang Lancar 670.000,00 Utang Jk. Panjang 5.000.000,00



Rp.



Modal Saham 5.000.000,00 Agio Saham 2.480.000,00 Laba Ditahan (1 Januari 2010) 0 Jumlah Utang dan Modal Rp. 13.150.000,00



LATIHAN SOAL 1.



Pada tanggal 20 Agustus 2010 PT. Aman mengumumkan pembagian deviden, akan tetapi tidak mempunyai uang tunai atau aktiva lain yang cukup untuk membayar deviden. Untuk mengatasi hal itu PT. Aman membagi deviden dalam bentuk utang wesel jangka



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-28



waktu 3 bulan, dengan harga nominal Rp. 200,00 perlembar saham. Saham yang beredar berjumlah 17.000 lembar, utang deviden dicatat pada tanggal 1 September 2010. Wesel tersebut disertai bunga 10% pertahun dan jatuh tempo pada tanggal 20 November 2010. Buatlah jurnal yang diperlukan 2.



PT. Sejahtera mengumumkan pembagian deviden kepada para pemegang saham biasa sebesar Rp. 1000.000,00. Akumulasi laba pada saat pengumuman berjumlah Rp. 750.000,00. Buatlah jurnal yang diperlukan



3.



PT. Adi Karya mengumukan pembagian deviden dalam bentuk investasi sementara obligasi Rp. 4.000.000,00 kepada para pemegang saham, pada tanggal 10 Oktober 2010. Pada tanggal tersebut investasi sementara mempunyai nilai wajar Rp 5.600.000,00. Pada tanggal 25 Oktober 2010 semua pemegang saham telah dicatat. Dan pada tanggal 5 November 2010 deviden didistribusikan. Buatlah jurnal yang diperlukan . :



4.



PT. Ridho Ilahi memiliki 1.000 lembar saham yang beredar dengan nilai nominal Rp. 4.500,00 perlembar saham dan saldo laba ditahan sebesar Rp. 2.250.000,00 . Perusahaan mengumumkan pembagian deviden saham sejumlah 10% dari jumlah saham yang beredar. Nilai pasar saham pada saat pengumuman adalah Rp. 6000,00 perlembar saham. Buatlah jurnal yang diperlukan !



5.



PT. Mujur Terus mempunyai neraca per 31 Desember 2010 sebagai berikut :



PT. MUJUR TERUS NERACA PER 31 DESEMBER 2010 Kas Piutang Dagang Persediaan Tanah Gedung (bersih) Mesin (bersih)



Rp. 600.000,00 1.500.000,00 900.000,00 1.000.000,00 4.000.000,00 5.000.000,00



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



Utang Lancar 670.000,00 Utang Jk. Panjang 5.000.000,00



Rp.



Modal Saham 10.000.000,00 Agio Saham III-29



Jumlah Aktiva



Rp. 13.000.000,00



2.000.000,00 Laba Ditahan (defisit) (4.670.000,00) Jumlah Utang dan Modal Rp. 13.000.000,00



Pada tanggal 1 Januari 2010 perusahaan atas persetujuan rapat pemegang saham mengadakan quasi reorganisasi dengan data sebagai berikut : g. Piutang dagang diturunkan nilainya sebesar Rp. 100.000,00 h. Persediaan diturunkan nilainya sebesar Rp. 50.000,00 i. Tanah dinaikan nilainya sebesar Rp. 8.500.000,00 j. Gedung dinaikan nilainya sebesar Rp. 5.000.000,00 k. Mesin diturunkan nilainya sebesar Rp. 1.000.000,00 l. Nilai saham diturunkan perlembar saham menjadi Rp. 50,00 dari nilai sebelumnya Rp. 100,00 perlembar. Dari data tersebut diminta : Jurnal yang diperlukan



AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II



III-30