MODEL Builder [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PERMODELAN BUILDER



OLEH:



LIARIZZA WARDANI 135060607111013



KELAS A



JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA



MALANG 2015



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Kota Enschede merupakan suatu kota yang terletak di Provinsi Overijssel, Belanda.



Kota Enschede terletak 160 Km dari Amsterdam. Penduduk di Kota Enschede mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, khususnya pada tahun 2006 hingga tahun 2011. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kota Enschede sebanyak 157.848 jiwa dan ketika diproyeksikan, pada tahun 2020 akan mencapai 162.000. Lahan



yang



tersedia



pada



Kota



Enschede



untuk



pengembangan



aktifitas,



khususnya kegiatan permukiman dan kawasan komersial semakin berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Pemerintah Kota Enschede berusaha untuk mellakukan ekspansi (perluasan) daerah ke wilayah disekitarnya. Namun Pemerintah Kota Enschede berkomitmen untuk mempertahankan wilayah di Kota Enschede yang memiliki fungsi kawasan alam, pertanian, dan fungsi ekologis, serta kawasan komersial dan kawasan perkantoran. Sehingga pengembangan aktifitas penduduk tidak akan mengganggu keseimbangan ekosistem serta keanekaragaman hayati. Ekspansi yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan aktifitas kota berupa permukiman, industri, dan kegiatan penunjang permukiman lainnya. Berdasarkan kriteria tersebut daerah yang diperkirakan akan menjadi lokasi ekspansi yaitu Boekelo, Lonneker, Glanerburg, serta wilayah di sekitar Kota Enschede yang masih belum terbangun sehingga lokasi tersebut menjadi batas penentuan lokasi Kota Enschede. 1.2.



Rumusan Masalah Dimanakah lokasi ekspansi yang sesuai untuk ekspansi Kota Enschede yang



mempertimbangkan fungsi ekologis, pertanian, komersial, serta perkantoran? 1.3.



Tujuan Menentukan lokasi-lokasi yang sesuai untuk perluasan wilayah Kota Enschede



untuk pemenuhan kebutuhan pada tahun 2020.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.



Model Builder Metode Builder merupakan suatu alat yang bersifat grafis untuk perancangan,



membuat/mengedit/mengelola model serta simulasi dan analisis matematika yang terdiri dari sistem persamaan diferensial biasa. Model Builder berbentuk flow chart yang memudahkan dalam memahami proses dari sebuah model. Model Builder dapat digunakan tanpa melakukan ekstensi khusus, hal ini berbeda dengan software arcview model builder dapat digunakan dengan syarat melakukan ekstensi model builder terlebih dahulu. 2.2.



Fungsi dan Manfaat Model Builder Berikut merupakan fungsi dari model builder: a. Menilai area-are geografis tertentu dengan kriteria yang ditentukan b. Mendapatkan solusi, mencari pola, dan memperluas terhadap sistem bersangkutan c. Melakukan prediksi apa yang akan terjadi pada area-area geografis atas perlakuan yang diberikan



2.3.



Penggunaan Model Builder Model Builder terdiri dari tiga komponen; elements, connectors, and text labels.



Elements adalah data dan tools yang digunakan, connectors adalah garis yang menyambungkan data dengan tools, text labels dapat di asosiasikan dengan keseluruhan model, masing-masing elements maupun connectors.



Sumber: ArcGIS Dekstop Help/model builder 9.3, 2008 Elements dalam Model Builder terbagi menjadi 2 jenis yaitu tools dan variables. Tool elements di gambarkan dalam bentuk persegi, biasanya tool elements diambil dari Arc Toolbox. Variables di gambarkan dalam bentuk oval. Variables terbagi menjadi 2 tipe: data dan values.



Sumber: ArcGIS Dekstop Help/model builder 9.3, 2008 Data variables merupakan data yang tersimpan dalam disk atau layer yang tampak pada table of contents ArcMap. Values variables (nilai variabel) adalah angka, teks, referensi spasial dan geographic extents. Ada 2 tipe Values variables yaitu: input dan derived. Connectors model builder terdiri dari empat tipe: Data, Environment, Precondition, and Feedback. Connector arrows menunjukkan arah dari proses.



Sumber: ArcGIS Dekstop Help/model builder 9.3, 2008 Text labels dalam model builder digunakan sebagai keterangan tambahan pada variable, tool, maupun connector model element. Text labels tidak termasuk sebagai bagian urutan proses. Text labels dapat diikatkan kepada element model dan dapat juga berdiri sendiri di dalam diagram model. 2.4.



Kelebihan Model Builder Kelebihan metode builder yaitu: a. Mudah digunakan untuk suatu proses dengan tools yang beragam b. Dapat disimpan secara permanen dalam ArcTollbox sehingga dapat digunakan berulang-ulang c. Membantu menudahkan proses spasial terutama untuk pekerjadaan yang memerlukan pengawasan dengan cara berkala. d. Memproses sebuah model secara sekaligus tidak satu persatu e. Membantu mengeksplorasi suatu tool yang digunakan dalam proses membuat model f. Sangat mudah digunakan dengan menggunakan logika dan lain-lain g. Mampu memproses model yang sederhana sampai paling rumit



2.5.



Kekurangan Model Builder a. Harus memgetahui tools yang akan digunakan terlebih dahulu, jika tools tidak sesuai maka proses tidak dapat berjalan sesuai harapan b. Karena berupa flow chart sehingga alur yang dibuat harus benar jika alur salah maka model gagal



BAB III PERMODELAN BUILDER 3.1Permodelan Model Builder Pemodelan model builder dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Buka ArcMap, kemudian buka folder dengan Klik Connect to Folder di menu Catalog, lalu pada kotak dialog connect to folder pilih folder folder untuk menyimpan kemudian Klik OK.



2. Pada kotak folder yang telah dibuat, Klik kanan folder Liarizza Wardani lalu pilih New dan pilih toolbox. Ganti nama toolbox yang telah dibuat dengan cara klik kanan lalu pilih rename.



3. Kemudian tambahkan toolbox LiarizzaWardani dengan cara Klik kanan ArcToolbox pada kolom ArcTollbox.



4. Buat model dengan pada toolbox LiarizzaWardani, beri nama model LiarizzaWardani. Masukkan shp base_layer dan soilmap sebagai input. Klik Analisis tool > pilih Extract > pilih clip. Pilih connect pada kolom model LiarizzaWardani dan hubungkan input base_layer dan soilmap. Kemudian pada data hasil output feature class dan simpan output tersebut pada folder yang sama (folder hasil). Setelah itu klik run.



5. Kemudian lakukan langkah yang sama dengan memasukkan base layer dan shp NKN dan hubungkan input dengan clip. Klik kanan klip lalu masukkan input base layer. Lakukan hal yang sama untuk NKN.



6. Lakukan hal yang sama, drag base layer dan EHS dan hubungkan pada kolom clip masukkan data shp base layer dan EHS, simpan pada folder yang sama, Klik RU



7. Pada kolom ArcToolbox pilih analysis tool pilih Extract > klik select, kemudian drag ke model setelah itu connect soilmap_clip.shp. klik dua kali pada select kemudian akan muncul kota dialog expression, maka akan muncul query builder dan masukkan format sebagai berikut:



8. Berikut merupakan hasil peta yang muncul dari proses di atas



9. Setelah itu lakukan erase dengan cara pilih analysis tool > pilih overlay, lalu hubungkan dengan model yang sebelumnya (setelah selesai jangan lupa di run) seperti berikut:



10.



11.



10. lakukan hal yang sama untuk seterusnya hingga suitable dan unsitable area didapatkan. Kemudian model yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:



Penjelasan fungsi dari tools yang telah digunakan yaitu sebagai berikut: Tools Clip Select



Fungsi Memotong shp berdasarkan feature yang digunakan Memilih atribut untuk mendapatkan shp yang



Union Erase Add



Expression yang sudah ditentukan Mengelompokkan atau menggabung shp menjadi satu Menghapus shp dari input features Menambah field pada shp



Field



sesuai



dengan



SQL



BAB IV PEMBAHASAN



4.1Delineasi Lokasi Berdasarkan hasil permodelan dengan memperhatikan kriteria jenis tanah, penggunalan lahan, dan kawasan ekologis maka diperoleh hasil sebagai berikut: A. Peta Calon Lokasi Perluassan Kota



Berdasarkan Peta 1.1 dapat diketahui calon lokasi potensial untuk ekspansi. Berikut merupakan kriterian yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan ekspansi: Variabel Soil (jenis



Kriteria yang Tidak Sesuai Jenis tanah es soil dan jenis tanah



Jenis



Keterangan tanah tersebut



tanah)



stream valley soil



diperbolehkan



karena



tidak jenis



tanah tersebut cocok untuk kegiatan pertanian, sedangkan Pemerintah



Kota



Enschede



berkomitmen



untuk



mempertahankan EHS



Seluruh



(kawasan



ekologis



kawasan



dengan



fungsi



pertanian Kawasan



ekologis



ditentukan



oleh



daerah telah hukum



ekologis)



sehingga



tidak



dapat



dikembangkan untuk ekspansi NKN



Kawasan



kawasan



pegembangan aktifitas. Kawasan tersebut merupakan



(guna



perkantoran, dan kawasan dengan



kawasan yang dipertahankan



lahan



fungsi ekologis



sesuai komitmen Pemerintah



tertentu) B. Peta Jenis Tanah



bisnis,



Kota Enschede.



Berdasarkan Peta 1.2 dapat diketahui lokasi dengan jenis tanah yang sesuai untuk ekspansi dan lokasi dengan jenis tanah yang tidak sesuai untuk ekspansi. Jenis tanah yang sesuai yaitu jenis tanah boulder clay, development, peat, raised lands, sandy soils, dan water. Sedangkan untuk lokasi yang tidak sesuai yaitu lokasi dengan jenis tanah es soils dan stream valley soils karena merupakan jenis tanah yang cocok untuk pertanian.



C. Peta Guna Lahan



Berdasarkan Peta 1.3 dapat diketahui jenis guna lahan yang sesuai dan tidak sesuai adalah jenis guna lahan nature, offices, business areas, green areas, water storage, dan mixed agriculture. Sedangkan tanah dengan jenis guna lahan yang sesuai adalah amenities, mixed urban, recreation, sport, traffic road, dan residential.



D. Peta Fungsi Ekologis



Berdasarkan Peta 1.4 dapat diketahui deliniasi kawasan non ekologis yang berpotensi menjadi daerah ekspansi dan kawasan ekologis sebagai batas dan tidak boleh digunakan untuk daerah ekspansi.



E. Peta Deliniasi



Berdasarkan Peta 1.5 terdapat lahan seluas 6241ha yang tidak sesuai untuk ekspansi dan lahan seluas 8069 m2 yang sesuai untuk daerah ekspansi Kota Enschede. Luas didapatkan dengan melakukan calculate geometri pada suitable dan unsuitable area.



BAB IV KESIMPULAN 4.1Kesimpulan Pemilihan lokasi untuk perluasan wilayah dapat dilakukan dengan batasan lokasi yaitu kota Glanennburg, Lonneker, Boekelo, dan lahan tak terbangun disekitar Kota Enschede. Kriteria lokasi berdasarkan guna lahan, fungsi kawasan ekologis yang sudah ditetapkan, dan jenis tanah selain tanah pertanian. Berdasarkan hasil analisis melalui metode builder yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil terdapat lahan seluas 8069 ha yang dapat diekspansi disekitar Kota Enschede.



DAFTAR PUSTAKA http://inigis.com/geoprocessing-menggunakan-model-builder/ http://www.citrasatelit.com/modelbuilder-arcgis/