MODUL 4. Cara Belajar Anak Usia Dini (Maret 2018) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM PELATIHAN (RP3)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN



TAHUN 2018



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN DAFTAR ISI MODUL 4: CARA BELAJAR ANAK USIA DINI



KATA PENGANTAR DAFTAR ISI



BAB I



PENDAHULUAN



BAB II



BERMAIN DAN ANAK A. Apa itu Bermain? B. Mengapa Bermain Penting Bagi Anak? C. Apa Manfaat Bermain Bagi Anak? D. Apa yang Dimainkan Anak? E. Bagaimana Mengembangkan Kegiatan Bermain Yang Menyenangkan? F. Bagaimana Penerapan Bermain dengan Pendekatan Saintifik?



BAB III CARA ANAK BERMAIN DI LAYANAN PAUD A. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan dengan Waktu? B. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan dengan Tempat C. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan dengan Bahan Main? D. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan dengan Interaksi?



BAB IV PENUTUP



DAFTAR PUSTAKA TUGAS MANDIRI LAMPIRAN CONTOH-CONTOH PRAKTIS



1



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN KATA PENGANTAR



Guru dan Tenaga Kependidikan yang bekerja pada Layanan PAUD, memiliki peran yang sangat besar dalam mewujudkan Layanan PAUD bermutu. Untuk itu mereka perlu memahami berbagai hal yang terkait dengan Cara Belajar Anak Usia Dini di PAUD, yang terdapat pada modul keempat dari materi diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) ini.



Bahan ajar untuk Modul Cara Belajar Anak Usia Dini ini disusun untuk dipergunakan oleh pelatih maupun peserta diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) yang telah dikembangkan oleh tim penyusun dengan berbagai upaya sehingga mudah untuk dipahami dan diterapkan.



Materi Cara Belajar Anak Usia, merupakan materi yang harus disampaikan pada kegiatan diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) Tahap Tatap Muka, karena merupakan jendela pengetahuan dan keterampilan bagi guru-guru PAUD dalam memfasilitasi kebutuhan belajar anak usai dini di PAUD. Materi ini terkait juga dengan materi-materi lainnya. Oleh karena itu, diharapkan agar materi Cara Belajar Anak Usia Dini ini dipelajari dengan baik, sehingga dapat diterapkan dengan benar pada kegiatan belajar mengajar di PAUD.



Terima kasih disampaikan kepada tim penyusun bahan ajar ini dan semua pihak yang telah membantu. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dinantikan kehadirannya demi sempurnanya modul ini.



Jakarta, .... Maret 2018 Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat



Dr. Abdoellah, M.Pd. NIP. 196008201986031005 2



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Semua anak usia dini, tanpa memandang usia dan tempat, mereka belajar dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005: P:1). Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peristiwa khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial, dan kognitif. Saat bermain anak dapat mengekspresikan dan melatih emosi dari pengalaman dan kejadian yang mereka temui setiap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut – perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ketika dewasa. Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi dalam mendukung perkembangan dan belajar anak.



1



Ini juga alasan mengapa anak usia dini



memerlukan waktu main lebih besar dalam sepanjang harinya. Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar seperti biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannya adalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan kemampuan anak.



Menurut Lev Vigotsky, bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9). Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau tidak sadar ia belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu sangat penting untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh



Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally Appropriate Practice: An Introduction for Teachers of Children 3 to 6 (Washington, DC: NAEYC, 2006), p. 20. 1



3



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN pengetahuan, sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan aktivitas yang dilakukan.



B. TUJUAN MODUL INI 1. Tujuan umum: sebagai salah satu sumber bahan belajar bagi Pelatih serta Guru dan Tenaga Kependidikan Peserta Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) dalam memahami cara belajar anak usia dini. 2. Tujuan khusus: a. Peserta Diklat mengetahui pentingnya bermain yang menyenangkan dan penyelidikan terhadap lingkungan bagi perkembangan anak. b. Peserta Diklat dapat mengatur jadwal harian dan lingkungan pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan. c. Peserta Diklat dapat mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis permainan dan kegiatan bermain, serta menyesuaikannya dengan tingkat perkembangan anak, budaya dan minat anak. d. Peserta Diklat dapat menemukan dan menciptakan APE dari bahan-bahan lokal yang tersedia di lingkungannya. e. Peserta Diklat mampu membangun interaksi dengan anak untuk menstimulasi pembelajaran dan mencegah masalah-masalah perilaku selama bermain.



f. RUANG LINGKUP Materi Cara Belajar Anak Usia Dini dengan bobot 8 JPL pada tahap Tatap Muka, ditujukan agar peserta diklat dapatmemahami hal-hal tentang cara belajar anak usia dini serta dapat mempraktekannya di lembaga. Pada modul Cara Belajar Anak Usia Diniini terdapat informasi yang dapat membantu peserta diklat dalam memahami cara belajar anak usia dini seperti: 1. Apa itu Bermain? 2. Mengapa Bermain Penting Bagi Anak? 3. Apa Manfaat Bermain Bagi Anak? 4. Apa yang Dimainkan Anak? 5. Bagaimana Mengembangkan Kegiatan Bermain Yang Menyenangkan? 6. Bagaimana Penerapan Bermain dengan Pendekatan Saintifik? 4



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN g. PETUNJUK BELAJAR Agar dapat memahami konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini secara tepat, utuh dan mendalam, peserta diklat diharapkan: 1.



Membaca secara tuntas dan cermat seluruh materi yang ada dalam bahan ajar ini.



2.



Mengikuti paparan atau penyajian materi ini secara fokus pada saat disampaikan dalam kegiatan diklat tahap tatap muka.



3.



Melakukan analisis dan mendiskusikan setiap paparan yang disajikan baik dengan teman peserta diklat maupun dengan nara sumber.



4.



Mengerjakan berbagai tugas yang diminta, baik yang disajikan dalam bahan ajar ini maupun yang diberikan oleh nara sumber pada saat mengikuti pelatihan.



5.



Melaksanakan tugas mandiri terkait modul ini.



5



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAB II Bermain dan Anak



A.



Apa Itu Bermain? Tentu kita sebagai guru sering melihat dalam keseharian anak-anak selalu bermain, di rumah, di lingkungan sekitar maupun di sekolah. Bermain bagi anak adalah sesuatu yang penting dalam hidupnya. Memang itulah dunia anak. Bermain itu kegiatan yang dilakukan anak secara alami, dengan mengenali diri dan benda-benda di sekitarnya. Dari kegiatan bermain, anak dapat mengetahui lebih jauh tentang kehidupan di lingkungannya. Anak dapat belajar banyak hal dalam kegiatan alami itu dengan cara mengamati, menyentuh/meraba, membau, mendengarkan bunyinya dan merasakan. Semua indera anak akan digunakan sebagai modal bermain anak.



Dari kegiatan bermain, maka anak belajar. Anak memiliki keingintahuan yang tinggi untuk belajar apapun. Karena itu, kita sering dihujani bermacam pertanyaan dari anak, yang kadang sulit untuk kita jawab. Nah, belajar yang memenuhi rasa ingin tahu anak bisa diperoleh melalui kegiatan bermain sehari-hari, yang akan mendatangkan banyak manfaat bagi anak khususnya bagi perkembangan anak untuk menjadi pribadi yang matang.



B.



Mengapa Bermain Penting bagi Anak Usia Dini ? Ketika anak berada di lembaga PAUD yang memberikan layanan pendidikan, maka anak perlu mendapatkan rangsangan yang tepat agar tumbuh kembangnya semakin optimal. Nah, bermain yang dilakukan anak di rumah bersama keluarga perlu dilanjutkan guru PAUD agar makin banyak hal yang dipelajari anak. Proses belajar tentang lingkungan rumah yang selama ini dilakukan anak, perlu diperkaya ke lingkungan yang lebih luas di mana ada banyak anak lain yang sebaya, yaitu di PAUD.



Kenyataan yang bisa kita cermati di lapangan, bahwa pada umumnya proses pembelajaran di PAUD cenderung mengutamakan pembelajaran akademik, yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (sering disebut calistung). Orangtua mengharapkan bahwa ketika anaknya masuk ke PAUD akan 6



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN memiliki kemampuan dasar akademik ini, yang dianggap oleh orangtua sebagai bekal kesuksesan di masa depan. “Jika bermain di rumah. Kalau sudah masuk ke sekolah, anak harus belajar”, demikian pendapat orangtua.



Apalagi kenyataan yang terjadi di banyak tempat bahwa setelah anak dapat diterima bersekolah di Sekolah Dasar jika mampu lulus seleksi penerimaan murid dengan menggunakantes akademis, yaitu tes calistung. Demikian juga di bulan-bulan pertama anak dituntut harus dapat menyalin, mencatat dan mengerjakan tes-tes di jenjang sekolah dasar. Hal ini akan menyebabkan anak akan mengalami ketertinggalan, kesulitan dan berbuntut pada rendahnya rasa percaya diri anak dan pada ujungnya mogok ke sekolah, apabila tidak dapat mengikuti proses pembelajaran di sekolah dasar yang lebih mengedepankan kemampuan calistung.



Guru SD kelas awal juga mengeluhkan apabila murid-muridnya tidak dapat mengikuti pelajaran akibat tidak mampunya membaca menulis dan berhitung. Hal ini akan merepotkan guru jika harus mengajar dari awal. Guru SD menganggap bahwa mengajarkan calistung adalah tugas guru PAUD.



Penjelasan di atas adalah fakta yang seharusnya tidak terjadi demikian. Anak usia dini belum waktunya diajarkan calistung secara formal, kecuali dengan cara bermain yang menyenangkan tanpa paksaan. Surat edaran Dirjen PAUD Dikmas No.2519 tahun 2015 menyatakan bahwa pengenalan pra-keaksaraan melalui bermain. Demikian pula, untuk masuk ke SD telah ada PP no.17 tahun 2010 pasal 69 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan, pada pasal 69



yang menyatakan bahwa Penerimaan



peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain.



Dengan demikian, jelaslah bahwa PAUD bukan berorientasi pada persiapan hal-hal akademik, tetapi lebih memfokuskan pada pembelajaran melalui bermain, dalam rangka mempersiapkan anak memiliki kesiapan sekolah, yaitu kematangan dalam semua aspek perkembangannya.



7



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Bagi orangtua yang masih menuntut agar anaknya dapat lancar membaca menulis, maka guru perlu mengundang orangtua untuk hadir dalam kelas Parenting. Guru dapat menjelaskan tentang pentingnya bermain, dan akibat yang tidak baik bagi anak apabila belajar dengan cara yang menekan anak. Sampaikan bahwa anak tetap dapat belajar calistung, namun dengan cara yang menyenangkan, yaitu melalui bermain. Selanjutnya, dalam kelas Parenting, guru juga dapat menjelaskan manfaat bermain bagi anak seperti dijelaskan di bawah ini.



C.



Apa Manfaat Bermain Bagi Anak? Bermain bagi anak berdampak langsung pada perkembangan anak, karena bermain bermanfaat untuk: 1.



Menstimulasi semua aspek perkembangan anak Semua aspek perkembangan anak (Perkembangan nilai agama dan moral, Perkembangan fisik motorik. Perkembangan sosial emosional, Perkembangan bahasa, Perkembangan kognitif, Perkembangan seni) perlu mendapatkan stimulasi sehingga semuanya perkembangan anak dapat optimal. Tidak ada satu perkembangan tertentu yang lebih penting dari yang lainnya. Sehingga, bila satu aspek perkembangan terganggu, maka dapat berdampak pada perkembangan lainnya. Misalnya: Dena yang berusia 4 tahun. Saat teman-temannya bermain bersama, Dena lebih memilih bermain sendiri. Apabila temannya mendekati, Dena menjauh. Dena hanya berbicara beberapa kata kepada satu teman yang disukainya.



Guru dapat memberikan perhatian dengan mencarikan teman lain untuk bermain bersama Dena, khususnya anak-anak yang senang berbicara. Harapannya, Dena terpancing untuk ikut berceloteh dan terlibat bermain bersama teman-temannya.



2.



Mengembangkan berbagai kecerdasan anak Semua anak itu cerdas. Anak memiliki berbagai potensi untuk dikembangkan lebih jauh melalui berbagai stimulasi yang diberikan guru. 8



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 



Ada anak yang memiliki potensi kecerdasan dalam bidang angka. Anak jenis ini apabila diberikan permainan angka dan huruf lebih mudah menerima.







Anak-anak dengan kecerdasan bahasa akan sangat menyukai permainan yang melibatkan keterampilan sosial. Berikan kesempatan pada anak untuk berkumpul bersama teman, bercerita atau bermain peran.







Ada anak-anak yang gemar sekali menggambar, mewarna dan bermain cat. Jika kesempatan ini diperbanyak, maka anak-anak yang memiliki kecerdasan di bidang ruang akan makin berkembang.







Anak-anak tertentu menunjukkan kemampuan gerak dan tari yang menonjol dibandingkan anak lain. Apabila diberikan banyak kesempatan untuk bermain yang melibatkan gerakan motorik kasar, maka kecerdasan anak di bidang gerak semakin berkembang maksimal.







Kadang ditemukan anak yang senang dengan kegiatan kelompok. Anak tersebut sangat suka menolong dan peduli dengan anak lain. Ia mudah bergaul dengan siapa saja, baik orang dewasa ataupun anak lain. Anak seperti ini perlu sering dilibatkan dalam kegiatan bermain kelompok.







Sebaliknya, ada anak yang menyukai bermain sendiri, lebih cenderung mengamati teman yang sedang bekerja. Bisa jadi anak ini memiliki kecerdasan diri (intrapersonal). Jadi guru perlu memberikan kesempatan pada anak baik bermain secara perorangan maupun bermain dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Semuanya dilakukan secara seimbang.







Jika anak diberikan kesempatan bermain di alam, maka kecerdasan alam (natural) nya akan semakin berkembang.







Bila anak memiliki kesempatan bermain dengan aneka bunyi dan musik, maka kecerdasan musiknya akan terasah. Siapa tahu, justru kecerdasan anak di bidang musik.



3.



Membuat anak senang Bermain tumbuh secara alami dari dalam diri anak. Anak melakukannya dengan senang, selaras dengan pertambahan usianya. Semakin besar, anak akan menyukai permainan yang lebih kompleks dan menantang. 9



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Kita sebagai guru tentu pernah mengamati anak usia muda yang lebih menyukai bermain dengan anak yang lebih tua, atau sebaliknya. Dari situ bisa dilihat, perkembangan mental (kemampuan) anak. Yang terpenting dalam bermain adalah anak merasa senang, karena rasa senang membuat anak mudah belajar. Apabila anak tidak merasa senang ataupun tertekan, maka akan mengakibatkan anak tidak bisa belajar.



4.



Mempermudah anak menerima informasi Telah disebutkan di atas, bahwa perasaan senang akan membuat anak mudah belajar. Saat bermain, anak bisa mendapatkan berbagai informasi dari guru, teman, bahan permainannya ataupun lingkungan sekitarnya. Semakin banyak kesempatan bermain yang diperoleh, maka semakin banyak pengetahuan dan ketrampilan baru yang yang dikuasai anak.



D.



Apa yang Dimainkan Anak? Ternyata banyak hal yang diperoleh anak pada saat bermain. Semoga penjelasan di atas makin membuat guru meyakini bahwa bermain adalah hal yang perlu dilakukan guru saat bersama anak-anak. Nah…ketika pemahaman tentang manfaat bermain sudah kita miliki, selanjutnya kita akan bicarakan tentang jenis mainan yang dapat dimainkan anak. Berikut adalah penjelasan tentang tiga jenis main yang perlu diketahui guru: Secara umum, jenis main anak tergolong pada 3 kategori, yaitu : 1.



Main sensorimotor.  Anak



bermain



dengan



benda



untuk



membangun persepsi.  Menangkap



rangsangan



melalui



penginderaan dan menghasilkan gerakan sebagai reaksinya  Gerakan bebas menggunakan otot besar dan kecil untuk melatih tubuh dan fungsi-fungsi sensorimotornya.



10



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Stimulasi yang bisa diberikan:  Guru memberikan obyek berupa biji-bijian, tepung, pasir atau air dalam sebuah wadah.  Ketika anak memainkan obyek tersebut, dia akan,melihat, menyentuh, meraba, mencium dan merasakannya. Anak memperoleh pengetahuan baru tentang benda yang ada di dekatnya melalui seluruh penginderaannya.



2.



Main simbolik/pura-pura/peran. Anak dikatakan main simbolik apabila anak bermain dengan obyek/benda untuk menghadirkan konsep yang dimilikinya. Stimulasi yang bisa diberikan:  Guru dapat menyiapkan berbagai peralatan rumah tangga yang cukup ringan sebagai alat bermain, misalnya:



sepatu,



peralatantidur,



baju,



peralatan



peralatan masak



yang



makan, ringan



peralatan membersihkan rumah, selendang, sarung, topi, mobil-mobilan, boneka  Biarkan anak mengekplorasi dan menggunakan obyek sesuai dengan keinginannya seperti pengalamannya melihat obyek tersebut dipergunakan oleh orang-orang di sekitarnya. Misalnya, ia melihat ibunya bercermin sebelum pergi, maka anak akan melakukan hal yang sama.



3.



Main pembangunan Anak dikatakan bermain pembangunan apabila anak bermain dengan benda untuk mewujudkan ide/gagasan yang ada dalam pikirannya menjadi sebuah bentuk nyata. Stimulasi yang bisa diberikan: Guru mengajak anak mengeluarkan idenya dengan



11



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN memberikan berbagai obyek untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada dan membangun sesuatu dari tidak berbentuk menjadi tersusun. Misalnya :  Membuat kerajinan dari daun, ampas kelapa, serbuk kayu, kardus bekas, perca, dll.  Membangun menara dari kardus bekas peralatan rumah tangga ataupun wadah minuman plastik yang tidak terpakai.  Menggambar, melukis di atas kertas dengan jari/tangan/alat bantu lainnya.



E. Bagaimana Mengembangkan Kegiatan Bermain Yang Menyenangkan? Yuk kita mengembangkan kegiatan bermain yang menyenangkan bagi anak. Kita bisa mencoba beberapa kegiatan berikut ini:



Tema: Semut 1. Membuat semut dari bahan tanah liat, playdough atau bahan limbah. Tujuan : melatih motorik halus /sensorimotor. 2. Menggambar dan menggunting beberapa semut berbagai ukuran. Tujuan : melatih kemampuan matematika. 3. Berjalan di punggung semut. Tujuan : melatih keterampilan motorik kasar.  Gambar bentuk punggung semut di kertas.  Buatlah bentuk tersebut dalam berbagai ukuran, guntinglah dan kemudian tempellah di lantai.  Ajaklah anak-anak berjalan, berjinjit, melompat bentuk-bentuk-bentuk itu sambil diiiringi musik. 4. Bermain peran tentang semut. Tujuan : melatih keterampilan sosial, bahasa dan kognitif. Anak dijelaskan bahwa semut hidup berkelompok. Semut mencari makanan, bertelur, merawat telurnya, dan menjaga sarang. 5. Membuat kebun semut. Tujuan : mengamati semut.



12



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN  Masukkan tanah ke dalam sebuah wadah yang ada lubang pada tutupnya (lubang untuk mengamati semut oleh anak).  Carilah beberapa macam semut dan masukkan ke dalam wadah itu.  Masukkan beberapa makanan ke dalam wadah itu.  Masukkan juga spon basah sehingga semut itu juga bisa minum.  Setiap dua atau tiga hari ajak anak meneteskan air ke dalam spon itu. Lalu ajaklah anak untuk melihat semut-semut itu pada saat makan dan minum di wadah.



Tema : Pakaian 1. Mencuci dan menjemur baju Tujuan : melatih motorik halus dengan memeras, menjepit



dan menarik logika



dengan hubungan sebab akibat.  Sediakan dua wadah berisi air dengan sabun, sikat pakaian, dan beberapa baju kecil untuk mencuci pakaian.  Letakkan jepitan baju serta tali membentang sebagai tempat untuk menjemur.  Biarkanlah anak mencuci, membilas, meremas, menjemur, menjepit pakaian.



2. Bermain peran menjual dan membeli pakaian. Tujuan : melatih kemampuan berbahasa dan matematika. 



Taruh berbagai pakaian pada gantungan baju.







Sediakan kotak yang dapat dijadikan mesin penyimpan uang, uang-uangan yang dibuat sendiri, serta tas / kantong.







Ajak anak berunding untuk menentukan siapa yang menjadi penjual dan pembeli.







Anak mempraktekkan berperan menjadi penjual dan pembeli pakaian.



3. Membuat baju boneka. Tujuan : mengembangkan kemampuan motorik halus dan kreativitas. 



Sediakan kertas lipat /kertas koran/kertas bekas kalender, gunting, lem, spidol, kancing.







Berikan kesempatan pada anak untuk menggambar pola baju sederhana, lalu mengguntingnya. 13



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 



Anak boleh berkreasi dengan kancing dan menempelkannya sebagai hiasan di pakaian yang dibuatnya.







Persilakan jika anak lebih menyukai menghias dengan spidol pada pakaian tersebut.



4. Mengurutkan pakaian. Tujuan : mengembangkan kemampuan matematika. 



Sediakan sekeranjang pakaian anak.







Mintalah anak mengurutkan dari pakaian yang paling kecil ke yang besar.



5. Memasangkan kaos kaki. Tujuan : memasangkan (kemampuan matematika)



F.







Kumpulkan berbagai warna, bentuk dan jenis kaos kaki.







Mintalah anak mencari kaos kaki sesuai dengan pasangannya.



Bermain danPendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan dalam membangun cara berpikir agar anak memiliki kemampuan menalar yang diperoleh melalui proses mengamati sampai pada mengomunikasikan hasil pikirnya.



Anak sebagai pembelajar aktif harus terlibat langsung secara aktif untuk menciptakan pengalaman-pengalaman baru. Melalui pendekatan saintifik, anak akan melakukan proses sebagai berikut: 1. Mengamati Anak menggunakan semua



inderanya



untuk



mengumpulkan informasi tentang benda-benda atau peristiwa-peristiwa. Pada tahap eksplorasi ini, guru hanya mengikuti, mengamati dan kadang memberikan komentar atau pertanyaan. Sedangkan anak menjadi sosok yang diijinkan untuk aktif memanipulasi



bahan-bahan



dan



berinteraksi



dengan bahan-bahan itu atau dengan temantemannya. Di sini diperlukan guru yang memahami perkembangan anak, sehingga 14



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN guru dapat memandu pemilihan



alat dan bahan yang akan dipakai anak,



dan



bagaimana benda-benda itu diletakkan di lingkungan anak agar mudah dijangkau anak.



Dengan penataan (setting) yang pas untuk ukuran dan usia anak maka



memungkinkan anak mengeksplorasi dan membangun konsep-konsep.yang sedang dipelajarinya. Sebagai contoh, pada saat anak mengeksplorasi tentang bentuk-bentuk benda, maka anak diberi berbagai benda kayu aneka bentuk (segitiga, persegi, lingkaran, dsb) dan membiarkan anak mengamati, memainkan, menguji, dsb. Guru dapat bertanya kepada anak untuk menjelaskan bagaimana benda-benda tersebut memiliki kesamaan dan apa perbedaannya.



2. Menanya Dari hasil eksplorasi indera, anak terdorong untuk mengenali lebih jauh lagi tentang benda atau peristiwa yang diamatinya. Hal ini memungkinkan anak menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahunya yang tinggi. Dengan menanya, anak sesungguhnya sedang membangun ide-ide dan memberinya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mencoba dan membuktikan hal-hal yang ingin diketahuinya.



3. Mengumpulkan informasi Pada proses menanya tentang benda-benda, makhluk hidup, peristiwa/kejadian di lingkungan mereka, sesungguhnya anak sedang berproses dalam mengumpulkan informasi. Anak seharusnya didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan mencari informasi dari pengamatan dan penyelidikannya sendiri. Guru dapat mengajak anak berdiskusi tentang informasi yang telah dikumpulkan anak. Guru dapat membantu anak untuk mengingat berbagai informasi yang telah dikumpulkan anak. Guru memperjelas dan menambahkan beberapa hal atas temuan anak. Dalam tahap ini sesungguhnya anak mulai mengenal konsep-konsep. Misalnya ketika anak telah mengeksplorasi bentuk-bentuk berbagai benda dari kayu, guru dapat mengambil benda-benda itu lalu meletakkannya dalam kelompok yang sama (persegi dengan persegi, lingkaran dengan lingkaran, segitiga dengan segitiga, dsb).



15



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 4. Menalar Lebih jauh lagi, maka anak mulai dapat membandingkan sendiri dengan melihat kesamaan dan perbedaan. Anak juga mengelompokkan dan memilah sesuai dengan karakteristik misalnya warna, bentuk, ukuran, dll. Dari hasil mengumpulkan informasi, maka anak dapat menggunakan konsep yang ditemukannya unuk mencari bentuk-bentuk lainnya dan mengelompokkannya.



5. Mengomunikasikan Anak mengomunikasikan ide-idenya, deskripsi tentang sesuatu yang telah diselidikinya dengan cara lisan ataupun tertulis seperti gambar, lukisan, dll agar orang lain dapat memahami apa yang dimaksudkannya. Ketika anak menemukan bahwa di rumahnya ada berbagai bentuk benda-benda seperti yang telah dipelajarinya bersama gurunya, maka anak dapat menghubungkan bentuk benda-benda di rumah seperti taplak mejanya berbentuk persegi, lampu ruang tamu berbentuk segitiga, dan piring di meja makan berbentuk segitiga.



16



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAB III Cara Anak Bermain di Layanan PAUD



Agar anak dapat belajar dengan menyenangkan, dukungan kita sebagai guru sangat diperlukan. Ada 4 hal yang perlu kita perhatikan untuk mengajak anak bermain, yaitu: 1. Waktu Waktu yang cukup sangat diperlukan anak untuk bisa belajar melalui bermain, agar anak dapat menemukan pengetahuan dari kegiatan bermainnya. 2. Tempat Tempat yang cukup bagi sejumlah anak sangat diperlukan agar anak dapat bermain dengan leluasa, bukan hanya dalam bergerak tetapi juga dalam berpindah dari satu kegiatan main ke kegiatan lain tanpa harus mengganggu anak yang lain 3. Bahan main Ragam kegiatan main dan bahan main yang mendukung tiga jenis main dan mengoptimalkan enam aspek perkembangan, diperlukan untuk mengoptimalkan perkembangan belajar anak 4. Interaksi Anak memerlukan interaksi dengan guru, yang akan mendukung mereka belajar pada saat bermain



A. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan dengan Waktu? Di PAUD, anak usia 4-6 tahun belajar selama 900 menit dalam per minggu, sedangkan untuk anak usia 2-4 tahun belajar selama 360 menit per minggu.Lama belajar tersebut perlu diatur dalam jadwal harian dan lingkungan pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan. Karena itu, dalam membuat jadwal, pikirkan adanya keseimbangan waktu anak saat bermain sendiri, dalam kelompok kecil ataupun kelompok besar. a. Penyambutan.



17



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Biasanya di pagi hari, setelah anak datang dan disambut guru, anak dapat bermain bebas sesuai pilihan anak. b. Kegiatan motorik kasar. Selanjutnya anak bermain dalam kelompok besar untuk melakukan kegiatan fisik. Berbagai permainan, senam, gerak dan lagu atau kegiatan lainnnya yang melibatkan motorik kasar anak. Contoh kegiatan fisik misalnya :  Bergerak menirukan gerakan binatang (melompat seperti kelinci, merangkak seperti kucing, memanjat seperti monyet, berenang seperti ikan, lari seperti kuda, dsb)  Menirukan gerakan tanaman tertiup angin.  Berjalan di papan titian. Dapat divariasikan dengan membawa benda.  Merangkak di bawah meja atau lingkaran hulahop.  Berlari memindahkan benda dari satu wadah ke wadah lain. Setelah itu anak dapat dipersilakan untuk minum dan merapikan diri dan bersiapsiap masuk ke kelas/sentra. Bagi layanan PAUD yang pada umumnya anak-anak belum makan pagi di rumah, maka kegiatan makan dapat dilakukan di awal kegiatan untuk memastikan anak sudah mempunyai tenaga untuk bermain bersama. c. Pembukaan Kegiatan dapat dimulai dengan anak berada dalam lingkaran. Pada saat lingkaran ini dapat dilakukan kegiatan doa bersama, menyanyi, bercerita, berdiskusi tentang tema, dll. d. Kegiatan Inti Selanjutnya anak memasuki kegiatan inti, yaitu saat anak dapat melakukan kegiatan bermain dalam kelompok kecil. Berbagai kegiatan main ini perlu direncanakan oleh guru, sehingga bahan-bahan yang diperlukan telah siap. Contoh: Tema : tanaman. Kegiatan :  mengumpulkan aneka daun  mengelompokkan bentuk daun 18



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN  menumbuk daun  membentuk orang menggunakan daun dan ranting e. Istirahat Setelah melakukan berbagai kegiatan, ingatkan anak untuk mencuci tangan pakai sabun sebelum mereka menikmati bekal yang dibawanya dari rumah atau makanan sehat yang disediakan sekolah.



Bagi anak-anak yang telah



menyelesaikan makan minumnya, dapat bermain bebas sambil menunggu temanteman lain menyelesaikan dan membereskan makanan masing-masing. f. Penutup Sebelum kegiatan belajar berakhir, anak diajak untuk memeriksa kelas. Mainan yang dipergunakan sudah kembali ke tempat semula atau masih berserakan di lantai. Jika ada kegiatan main yang perlu dilanjutkan keesokan harinya, maka barang-barang tersebut sebaiknya tetap dalam keadaan rapi. Anak-anak diajak mengulang kegiatan hari ini, memberikan penguatan pembelajaran, pesan-pesan dan berdoa pulang.



Berikut ini adalah contoh jadwal harian yang baik dari sebuah lembaga PAUD. 07.00-07.30 07.30 -08.00 08.00-08.30



08.30-09.30



09.30-10.00 10.00-10.30



JADWAL HARIAN PAUD Penyambutan Anak Kegiatan Motorik Kasar Pembukaan * Berdoa * Menyanyi * Mendengarkan cerita * Diskusi tema * Penjelasan main Kegiatan Inti * Memilih kegiatan * Bermain (main pasir, main air, menggambar, meronce) Makan dan istirahat Penutup * Membereskam mainan * Penguatan main * Berdoa



BERMAIN YANG MENYENANGKAN BUKAN SEKEDAR BERMAIN BEBAS TANPA KETERLIBATAN GURU. GURU YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN BERMAIN ANAK AKAN MEMBANTU ANAK BELAJAR MELALUI BERMAIN YANG LEBIH OPTIMAL.



19



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN B. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan dengan Tempat Main? Tempat bermain anak merupakan ruang di mana anak dapat mengembangkan diri dan bergerak leluasa dalam melakukan kegiatan bersama teman dan guru.



1. Penataan Ruang Kelas perlu ditata dan diatur sehingga membuat anak tertarik untuk bermain. Apabila kelas padat dan berisik, anak cenderung berperilaku agresif karena terbatasnya ruang gerak. Tujuan penataan ruangan adalah: •



Tercipta lingkungan fisik yang aman, nyaman, menarik, sesuai perencanaan sehingga mendorong anak untuk mengoptimalkan perkembangannya.







Mendukung



anak



untuk



mandiri,



bersosialisasi,



kreatif



dan



mampu



menyelesaikan masalah. Ruangan yang dapat digunakan anak untuk bermain dapat berada di dalam kelas ataupun di luar kelas. Penataan ini disesuaikan dengan luas ruangan/area. Ruangan yang cukup bagi anak memiliki luas 3m2 untuk satu anak. Jadi apabila di satu kelas terdapat 15 anak, maka area yang cukup bagi anak seluas 45 m2. Apabila ruangan kelas lebih sempit, maka pikirkan untuk membuat ruang menjadi lebih nyaman buat anak.



Beberapa tips berikut ini semoga dapat membantu guru dalam mengatur ruangan:  Keluarkan barang-barang yang tidak perlu seperti lemari, meja guru, dsb.  Keluarkan meja kursi yang tidak perlu, gunakan tikar/alas lain di lantai. Gunakan secukupnya saja.  Jika memerlukan rak, cobalah gunakan rak gantung, yang masih dapat terjangkau anak.  Beberapa kegiatan main dapat dilakukan dengan menatanya di lantai atau di dinding.  Tas atau kotak bekal anak dapat digantung di luar kelas atau area yang lebih luas  Pastikan ventilasi udara cukup baik, sehingga ruangan tidak pengap.  Juga pastikan pencahayaan dalam ruangan cukup terang 20



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 2. Pendekatan/Model pembelajaran. Tempat/lahan main menjadikan salah satu pertimbangan dalam menentukan pendekatan/model pembelajaran yang akan digunakan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah:  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menjadi pilihan satuan.  Jumlah dan ukuran ruang yang digunakan sebagai tempat berlangsungnya pembelajaran.  Peralatan dan jumlah APE yang dimiliki.  Jumlah dan kemampuan guru yang ada di satuan.  Jumlah anak yang dilayani.  Minat dan bakat anak yang dilayani.  Potensi lingkungan di sekitar satuan.



Ada beberapa pendekatan pembelajaran yang digunakan di PAUD di Indonesia, antara lain: a. Sudut Anak mendapatkan kesempatan untuk belajar di sudut-sudut kelas, berupa kegiatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Anak dapat memilih sudut pembelajaran yang ada berdasarkan minatnya. Kegiatan pada umumnya berfokus pada : 



Praktek kehidupan



Pembelajaran yang melatih keterampilan dan kemandirian.Kegiatan yang dapat



dilakukan



seperti



mengikat



tali



sepatu,



menyisir



rambut,



mengancingkan baju, dll. 



Kesadaran sensoris Pembelajaran yang melatih anak untuk menggunakan panca inderanya. Berbagai permainan sensoris seperti pasir, air, benda-benda bertekstur tersedia di sudut ini.







Bahasa Anak didorong untuk mengekspresikan diri secara lisan. Kegiatan bisa berupa pengenalan membaca dan menulis. 21



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 



Matematika dan bentuk geometris Anak belajar mengenal angka, baik dengan menggunakan tangan ataupun media lain.







Budaya. Anak belajar hewan, tanaman, waktu, sejarah, geografi, music, gerak, sains dan seni.



b. Kelompok Anak terbagi dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda antar kelompok. Anak yang telah menyelesaikan kegiatan dalam satu kelompok dapat berpindah ke kelompok lainnya.



Anak yang telah selesai dengan



tugasnya namun belum dapat berpindah ke kelompok lain dapat melakukan kegiatan lainnya yang telah disediakan guru.



c. Area Anak dapat memilih area bermain yang ada sesuai minatnya. Ada 10 area yang dapat disediakan sebagai pilihan bagi anak, yaitu : 



Area Seni Area seni mendukung pengembangan kreativitas dan pengalaman taktil anak dalam menggunakan berbagai bahan dan alat. Anak dapat mengekspresikan hal-hal yang diamati, dipikirkan, dibayangkan, dan dirasakan melalui alat dan bahan main yang digunakannya.







Area Balok Area balok memfasilitasi anak untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir matematika, pola, bentuk geometris, hubungan satu dengan yang lain, penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian melalui kegiatan membangun dengan balok.







Area Drama Bermain drama melatih fungsi kognitif seperti mengingat, mengatur diri sendiri, berbahasa, konsentrasi, merencanakan, menentukan strategi, menentukan prioritas, mengembangkan gagasan dan keterampilan22



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN keterampilan lain yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan pada pendidikan selanjutnya. 



Area Keaksaraan Di area ini anak belajar mengenal simbol-simbol sederhana dari bendabenda yang ada di sekelilingnya. Bisa juga dengan membuat coretan di kertas.







Area Matematika Anak belajar tentang bentuk, hitungan, angka, jumlah, ukuran, pola, memasangkan dan mengelompokkan.







Area Pasir dan Air Area ini merupakan tempat anak merasakan pengalaman sensoris dengan pasir dan air. Pasir dan air mendukung perkembangan dan pemahaman di semua aspek perkembangan anak.







Area Sains Area



ini



menyediakan



banyak



kesempatan



bagi



anak



untuk



menggunakan panca indera dan menyalurkan minat terhadap kejadiankejadian alamiah dan kegiatan manipulatif. 



Area Gerak dan Musik Gerak dan musik dapat membangun kesadaran gerakan diri sendiri, melatih kelenturan, mengikuti irama, mengenal bunyi-bunyian dan mengeksplorasi alat-alat sederhana menjadi alat musik bebas. Melalui kegiatan gerak dan musik anak juga dapat mengembangkan berbagai kemampuan seperti matematika, kelenturan, koordinasi fisik, percaya diri, kesadaran spasial, dll.







Area Imtaq (Iman dan Taqwa) Area imtaq memfasilitasi anak belajar tentang kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang dianut anak.







Area Kegiatan Luar Lingkungan di luar kelas



dapat berupa taman bermain di layanan,



taman-taman berumput di lingkungan sekitar, kebun, sawah, dll. Anak dapat menghirup udara segar, bergerak melatih otot-otot, koordinasi alat 23



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN gerak, mengenal tekstur, warna, aroma, dan suara-suara yang berbeda dengan di dalam ruangan.



d. Sentra Sentra merupakan pusat kegiatan di mana anak dapat menjalin interaksi dengan bahan-bahan belajar, anak dengan anak lain, dan anak dengan orang dewasa (dalam hal ini guru). Anak menjadi pribadi yang aktif yang mengeksplorasi lingkungannya untuk membangun pengetahuan dengan caranya sendiri, tentunya dengan dukungan orang dewasa secukupnya



Macam-macam Sentra Area/sentra



dibuka



berdasarkan



kondisi lembaga PAUD di desa. Jumlah area/sentra juga disesuaikan dengan



kebutuhan.



Berikut



ini



berbagai sentra yang dapat dipilih



• Area/Sentra sebagai pusat belajar anak yang menyenangkan. • Sesuaikan area/ sentra dengan kondisi lembaga PAUD. • Pastikan bahwa area/ sentra menstimulasi semua aspek perkembangan anak.



sesuai dengan kondisi lembaga PAUD. 



Sentra Bahan Alam Cair Sentra ini merupakan sentra yang sebaiknya diletakkan di ruang terbuka. Dapat disediakan di depan, samping atau belakang bangunan PAUD. Ciri khas dari sentra ini adalah disediakannya berbagai alat dan bahan yang berhubungan dengan bahan-bahan alam, seperti pasir, air, biji-bijian, daun, tumbuhan, dll. Kegiatan yang dilakukan akan mengajak anak bereksplorasi dengan bahan-bahan tersebut untuk mengenali dan mengalami sentuhan fisik dengan inderanya.







Sentra Main Peran Sentra ini merupakan tempat anak bermain purapura dengan berbagai benda untuk menghadirkan pengalaman yang pernah dilihatnya di rumah. Adanya dukungan berbagai benda-benda seperti boneka, peralatan makan dan memasak, peralatan



24



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN pertukangan, rumah-rumahan, binatang, pakaian, sepatu dan kendaraan mainan, akan menarik minat anak untuk memainkannya. Anak dapat menggunakan imajinasinya untuk mengeksplorasi benda-benda tersebut dan berperan seolah-olah menjadi seseorang yang sedang mengerjakan sesuatu. 



Sentra Balok Sentra ini sangat mudah dikenali, karena adanya sejumlah balok-balok kayu yang tertata dalam rak-rak yang mudah dijangkau anak. Akan lebih lengkap dengan adanya berbagai mainan pendukung lain berupa asesoris berbagai binatang, tanaman, kendaraan, tanda-tanda lalu lintas atau orang-orangan. Di sentra ini anak dapat mewujudkan ide-idenya untuk membangun karya bangunan dari balok-balok tersebut.







Sentra Persiapan Sentra Persiapan dimaksudkan untuk membangun kesiapan anak agar lebih fokus pada bidang akademik saat memasuki pendidikan dasar di SD. Anak belajar membaca dan menulis dengan cara menyenangkan di sentra ini. Karena itu dukungan berbagai benda seperti huruf-huruf, puzzle, gambar, alat tulis, manik-manik akan melatih kemampuan motorik halus anak dan mengenal simbol-simbol.







Sentra Seni Anak dapat bereksplorasi dengan berbagai material yang mendukung anak mengekspresikan dan mengapresiasi rasa seninya. Anak bisa bermain dengan kuas dan cat, crayon, bahan-bahan limbah, kertas, kain, plastik, lem, benang dsb. Biasanya anak senang menggambar, melukis, mengecat, menjahit, dan membuat aneka kreasi dari berbagai benda.







Sentra Imtaq Sentra Iman dan Taqwa dapat disebut sentra religi. Memiliki kekhasan dengan ditemukannya berbagai perlengkapan ibadah, simbol-simbol 25



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN agama, kitab suci dan berbagai tulisan yang bernuansa keagamaan, misalnya huruf hijaiyah, membangun tempat ibadah dari balok-balok, bermain puzzle bernuansa keagamaan, membuat miniatur rumah ibadah, dll. Anak dapat mempraktekkan kehidupan beragama secara sederhana, yang diharapkan menjadi pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Apapun pendekatan/model yang digunakan, yang terpenting adalah pemberian dukungan terhadap anak untuk dapat mengembangkan minat dan rasa ingin tahunya dalam kegiatan belajar melalui bermain



. Prinsip Penataan Lingkungan Main Untuk



mempersiapkan



mainan



anak,



prinsip-prinsip



berikut



perlu



diperhatikan:  Menarik, aman, nyaman, dan bersih. Rancanglah mainan yang beragam sehingga mengundang minat anak untuk bermain. Apabila bahan main merupakan barang-barang yang sama sepanjang waktu, maka anak menjadi bosan dan tidak tertarik untuk belajar. Pastikan mainan itu aman, tidak tajam/runcing, tidak beracun. Mainan yang bersih,



tidak



berdebu



atau



kotor



akan



membuat



anak



nyaman



mempergunakannya.  Sesuai karakteristik tumbuh kembang anak. Sesuaikan penataan dengan usia perkembangan anak.  Memanfaatkan potensi lingkungan sekitar. Gunakan barang-barang yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.  Mendidik. Mainan anak perlu dirancang untuk membangun anak mampu berkembang lebih baik. Mainan itu perlu berasal dari kehidupan sehari-hari anak sehingga bermakna.



Cara Menata Lingkungan Main



26



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Pastikan bahwa mainan yang akan diatur memenuhi kriteria berikut: Mengandung 3 jenis main, yaitu main sensorimotor, main peran dan main pembangunan.  Mudah dijangkau anak.  Dapat digunakan bermain dalam kelompok (antara 2-6 anak).  Alat dan bahan main cukup untuk sejumlah anak.  Jarak antar tempat main memungkinkan anak bergerak.



Membuat anak main bersama dalam kelompok Mendukung 3 jenis main



Mudah dijangkau anak



Alat dan bahan main cukup untuk sejumlah anak



27 Jarak antar mainan memungkinkan anak bergerak



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Nah.. sekarang mari kita lihat kondisi kelas kita, apakah kondisinya sudah menarik minat anak untuk bermain ? Yuk, kita cek dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut 1. Apakah kelasku sudah mendukung anak belajar melalui bermain ? 2. Jika sudah, silahkan berbagi tips dengan teman lain! 3. Jika belum: a. Apa kesulitannya ? b. Bagaimana saya mengatasinya ? c. Lakukan SATU perubahan!



C.



Bagaimana Dukungan Guru Berkaitan dengan Bahan Main? Lingkungan alam Indonesia sangat kaya raya. Pandanglah alam sekitar kita. Alam pedesaan yang hijau dan indah, dengan banyak material sederhana yang dapat dimanfaatkan menjadi alat dan bahan main bagi anak. Alat dan bahan main merupakan hal yang penting bagi anak agar anak dapat belajar. Untuk belajar dengan baik, anak memerlukan benda-benda nyata yang dapat dilihat, dipegang, diraba, dibunyikan dan dirasakan. Benda-benda itu di dalam dunia PAUD disebut APE (Alat Permainan Edukatif). Kita sebagai guru dapat



menyediakan APE



menggunakan



barang-barang sederhana baik dari bahan-bahan limbah atau bahan yang berasal dari alam. Bahan-bahan tersebut dapat langsung digunakan ataupun dirancang guru menjadi sebuah mainan (APE). Bahkan anak juga dapat diajak terlibat dalam pembuatannya.



1.



Prinsip APE Ketika akan membuat APE, kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut: Prinsip-Prinsip Alat Permainan Edukatif (APE) a. Dapat digunakan dalam berbagai cara (dimainkan dengan berbagai tujuan, manfaat dan menjadi berbagai bentuk ). b. Mengoptimalkan berbagai aspek kecerdasan dan melatih ketrampilan motorik anak. c. Memperhatikan segi keamanan baik dari segi bentuk maupun penggunaan bahan, seperti lem dan pewarnaan. 28



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN d. Tidak bersifat diskriminasi. e. Ragam kesulitan variasi sehingga anak bisa memilih sesuai tahap perkembangannya. 2. Manfaat membuat APE bagi anak Untuk mengembangkan keragaman APE, guru perlu mengajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam pembuatan APE. Beberapa manfaat yang akan didapatkan anak ketika membuat APE bersama guru adalah: 



Menjalin hubungan sosial yang erat antara anak dengan orang dewasa.







Membuat anak terlibat secara aktif .







Membangun konsep pengetahuan baru.







Mengembangkan keterampilan dan sikap positif.







Melatih kemampuan memecahkan masalah.







Melatih mengenal konsep-konsep dasar (warna, bentuk, ukuran, pola, fungsi, dll).







Melatih ketelitian dan ketekunan.







Memunculkan ketertarikan dan minat anak bermain.







Memunculkan rasa bangga dan menghargai hasil karya sendiri.



Yuk membuat APE sendiri ! Gunakan bahan-bahan sederhana yang ada di lingkungan kita. Tidak perlu membeli, tapi pikirkanlah bagaimana kita sebagai guru dapat memperoleh bahan-bahan itu.



3.



Membuat APE Sendiri.



Sebagai guru, kita pasti akan semakin mengenali karakteristik, kebutuhan, dan kesukaan masing-masing anak dari kegiatan bermain bersama. Selain orangtua dan keluarga anak, guru adalah orang yang tahu tentang perkembangan anak-anak yang mengikuti PAUD. Tentunya, guru juga mengenali mainan apa yang diminati anak 29



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN dan sesuai dengan usia perkembangan anak. Apalagi guru tinggal bersama anak di lingkungan itu, maka guru sangat mengenali budaya anak.



Dari pengenalan



terhadap anak ini, guru dapat menciptakan APE yang sesuai dan bisa menjadi media belajar bagi anak. Dibandingkan APE buatan pabrik yang diproduksi dalam skala besar di lingkup yang sangat luas, maka kecocokan APE lokal menjadi lebih pas dengan anak. Apalagi jika dipandang dari sudut biaya. Pasti APE buatan guru lebih murah. Bukankah begitu?



Contoh berbagai APE yang dapat dibuat oleh guru: a. Raba Huruf (Usia 3 tahun ke atas) Alat &bahan : 



Kardus-kardus bekas yang ada hurufnya







Kotak







Kain penutup mata







Gunting



Cara membuat dan bermain : 



Potonglah beberapa huruf dari kardus-kardus yang ada hurufhurufnya. Carilah huruf-huruf yang memiliki makna bagi anak, misalnya nama diri, nama anggota keluarga atau nama hewan peliharaan.







Masukkan huruf itu ke dalam kotak.







Mintalah anak untuk mengambil salah satu huruf dari kotak dengan mata tertutup.







Selanjutnya mintalah anak untuk meraba bentuk huruf dan menebak nama huruf itu.



Tujuan : 



Melatih indera perabaan







Melatih pengenalan bentuk







Melatih kemampuan memprediksi



30



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Wayang Mini “A” (Usia 3 tahun ke atas) Alat dan bahan : 



Kertas







Spidol/krayon







Gunting







Stick es krim







Lem



Cara membuat dan bermain : 



Gambarlah sebuah huruf A yang besar di atas kertas.







Gambarlah wajah pada huruf tersebut dengan krayon/spidol.







Tempelkan stick es krim di belakang huruf A untuk menjadikan huruf A sebagai wayang.







Peganglah wayang mini tersebut dan nyanyikan sebuah lagu tentang huruf A, misalnya : “Hai, aku huruf A dan aku punya banyak kata seperti apel, anggur, ayam, angsa”







Lakukan hal yang sama untuk huruf-huruf yang lain.



Tujuan : 



Melatih kreativitas melalui menggambar wajah pada huruf-huruf.







Melatih motorik halus melalui menulis, menggambar, dan melekatkan stick pada huruf.







Melatih daya pikir untuk menemukan kata-kata baru dengan alphabet yang dipilihnya.



b. Permainan Cerita (Usia 4 tahun ke atas) Alat dan bahan : 



Kantong / tas plastik warna gelap







Berbagai mainan seperti sendok, kacamata, kunci, buah-buah plastik.



Cara bermain : 



Masukkan berbagai benda tersebut ke dalam kantong / tas warna gelap agar anak tidak dapat melihat benda itu. 31



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 



Tunjukkan kantong itu kepada anak dan katakana bahwa di dalam kantong itu banyak benda.







Mintalah salah seorang anak mengambil satu benda dari kantong itu.







Selanjutnya mintalah anak membuat kalimat tentang benda itu. Misalnya ia mengambil sendok, maka ia dapat membuat kalimat,”Adik makan dengan sendok.”







Demikian diulang untuk benda-benda yang lainnya.







Bagi anak usia 6 tahun, dapat dilatih untuk mengambil 2 benda, dan menyambungkan kalimat yang dibuat, antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.



D. Bagaimana Dukungan Guru Yang Berkaitan denganInteraksi? Untuk Menstimulasi Pembelajaran dan Mencegah Masalah-masalah Perilaku Selama Bermain, guru perlu membangun interaksi dengan anak.Interaksi guru dan anak di PAUD perlu memperhatikan rasio guru dan anak. Standar PAUD nasional menetapkan bahwa untuk anak usia 2-4 tahun 1 guru melayani paling banyak 8 anak, sedangkan untuk usia 4-6 tahun 1 guru melayani paling banyak 15 anak. Untuk penitipan anak, 1 pengasuh melayani paling banyak 4 anak. Rasio guru dan anak tersebut merupakan ukuran maksimal, akan lebih baik apabila ukuran kelas yang dilayani satu orang guru lebih kecil, hal ini memungkinkan terbangunnya interaksi guru dan anak yang lebih intensif.



1.



Dukungan Guru pada Anak dalam Kegiatan Belajar yang Menyenangkan Agar



kegiatan



bermain



memberikan



kesempatan



pada



anak



untuk



mengembangkan potensi dirinya dengan cara menyenangkan, diperlukan keterampilan guru dalam memberikan dukungan yang tepat. Yang merupakan hal terpenting dari Dukungan Guru • Apa yang anda lakukan bersama anak. • Anak dapat bermain sendiri. • Guru perlu terlibat agar anak belajar dan berkembang



32



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN



Untuk membangun manusia yang sehat dan produktif di masa dewasanya, maka harus dimulai sejak dini. Pada usia dini, anak lebih mudah dibentuk untuk memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga menunjukkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan lingkungan sosial di mana anak berada. Jika semua anak mendapatkan dukungan dari lingkungan (baik dari guru, orang tua dan teman) dengan hubungan yang hangat dan responsif, maka anak akan tumbuh sebagai Jika ingin memiliki generasi muda yang dapat bekerja dengan efektif dan produktif, maka sejak di layanan PAUD semua anak perlu mendapatkan dukungan lingkungan yang positif dan hubungan yang hangat dari guru.



pribadi



yang



dapat



menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Dukungan ini diperoleh dari layanan PAUD yang berkualitas. Sebaliknya, apabila lingkungan tidak mendukung



dan



tidak



adanya



hubungan yang hangat dan responsif, maka anak dapat tumbuh menjadi anak yang bermasalah. Anak-anak yang bermasalah (beresiko) perlu mendapatkan penanganan secara khusus. Guru perlu merancang upaya-upaya agar anak-anak ini mendapatkan respon yang tepat, khususnya dalam hal sosial emosionalnya. Biasanya anak-anak yang mudah marah atau sulit diatur adalah anak-anak yang belum dapat mengatur dirinya. Nah, anak-anak seperti itu lama kelamaan akan mengganggu teman-temannya, yang dampaknya menjadi kurang disukai teman atau bermasalah dengan teman.



33



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Anak-anak bermasalah ini apabila tidak mendapatkan respon yang tepat, akan tumbuh menjadi anak yang sangat sulit diatur. Jumlah anak ini di kelas memang lebih sedikit dibandingkan anak-anak pada umumnya, namun jumlah yang sedikit ini bisa menjadi hambatan bagi guru. Dalam kondisi seperti ini, guru perlu memberikan perhatian secara indvidual sesuai dengan permasalahan yang dihadapi anak tersebut, dan guru tetap bersikap positif dengan mencoba memahami bahwa anak-anak tersebut sedang belajar untuk mengatur dirinya. Karena itu pendampingan guru secara intensif sangat diperlukan. Contoh : Nana anak perempuan usia 5 tahun, dan berada di kelompok TK A. Dalam kesehariannya Nana lebih suka bereksplorasi dengan berjalan-jalan di kelas, sementara teman-temannya terlibat dalam pembelajaran berkelompok. Apabila Nana menginginkan sesuatu, ia selalu minta dipenuhi. Jika tidak terpenuhi ia menangis menjerit-jerit dan melempar barang apapun yang ditemuinya. Guru tidak memaksa Nana untuk harus terlibat dalam kegiatan kelas, sekalipun guru terus berupaya untuk mengajak Nana bergabung. Harapan guru terhadap Nana disesuaikan dengan kemampuan Nana. Ketika Nana menangis tanpa dapat dikendalikan, guru memberikan kelonggaran sampai emosi Nana turun. Setelah Nana tenang, barulah guru mengajak bicara secara pribadi dan mendampingi anak bermain.



6.



Tips Mengelola Perilaku Anak



Untuk dapat mengatasi berbagai kesulitan dalam menghadapi perilaku anak, maka guru dapat menggunakan tip-tip berikut : 1.



Pahami anak dan bangun hubungan yang hangat. Kenakalan anak sering muncul karena anak mencari perhatian orang dewasa. Tuntutan orang dewasa terhadap anak sering membuat anak merasa terpaksa untuk mengikuti kemauan orangtua, sementara kadang anak belum sampai pada tahap itu. Untuk itu orang dewasa perlu memahami anak, bukan menuntut anak memahami orangtua. Hubungan yang hangat disertai dengan pemahaman terhadap anak membuat anak berperilaku positif.



34



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Contoh Kasus : Andi sering bangun kesiangan sehingga dia terlambat hadir di layanan. Biasanya jika datang terlambat Andi selalu menangis, ayahnya pun sering memarahinya ketika mengantar. Solusi : Guru perlu bercakap-cakap dengan orangtua, mengapa Andi sering bangun kesiangan. Mungkin bisa saja, keterlambatan anak disebabkan anak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk makan pagi. Pahamilah kondisi anak, dan terus bangun hubungan yang hangat dengan orangtua agar bisa membantu anak tidur lebih awal sehingga dapat bangun lebih pagi. Dengan demikian, anak akan memiliki waktu makan lebih panjang. Apabila anak datang terlambat dan guru ikut memarahinya, maka anak akan makin merasa bersalah.



2.



Buatlah jadwal yang konsisten. Pajang dengan gambar. Perilaku anak sulit diatur dapat disebabkan karena tidak adanya aturan rutin yang jelas dan tidak dipahami anak. Untuk membantu anak mengatur perilakunya, biasakan agar anak memiliki jadwal rutin. Anak usia dini sangat mudah untuk diajarkan pembiasaan-pembiasaan yang baik.



Dengan berbagai gambar yang



dipajang di dinding ruangan, anak akan selalu ingat tentang jadwal maupun aturan yang disepakati. Kasus: Tio sedang belajar mengenali perpindahan ruang dari kegiatan fisik pagi hari di halaman dengan kegiatan pembelajaran di sentra-sentra. Solusi : Untuk membantu Tio mengenali ruang sesuai jadwal, guru perlu membuat gambar yang ditempel di dinding sejajar dengan pandangan mata anak. Gambar berupa anak sedang melakukan kegiatan fisik di halaman, dan gambar anak duduk di lingkaran dengan setting salah satu sentra yang digunakan di layanan.



3.



Rencanakan hal-hal yang cukup menarik yang dapat dilakukan anak.



35



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Pembelajaran yang sama setiap harinya akan membuat anak bosan. Apabila anak bosan, maka anak tidak mau terlibat dalam pembelajaran, bahkan anak dapat mengganggu temannya. Kasus: Tobi akhir-akhir ini rewel tidak mau berangkat ke layanan PAUD. Guru bertanya kepada ibunya saat datang mengantar Tobi yang menangis dalam pelukan ibunya. Menurut ibunya, Tobi tidak suka jika kegiatan di sekolah hanya mewarnai saja setiap harinya. Dia ingin bermain di luar.Ibu guru juga menceritakan kepada ibu Tobi bahwa memang dalam sebulan ini Tobi hanya duduk diam di pojok tidak mau mengikuti kegiatan yang diberikan guru seperti mewarnai, melipat atau mencocokkan gambar. Tobi lebih suka menelungkupkan wajahnya di atas meja, bahkan kadangkal dia tertidur di kelas. Solusi : Tobi menginginkan kegiatan bermain yang dapat membuatnya bergerak bebas. Kita dapat mengajak anak melakukan kegiatan bermain yang memberikan tantangan, misalnya kegiatan motorik kasar dengan memasukkan bola ke dalam keranjang, lompat bervariasi, merayap, memanjat tali, jalan-jalan di sekitar lingkungan layanan, dsb. Atau dengan kegiatan permainan di dalam atau di luar ruangan yang lebih menarik seperti bermain peran, bermain air, membuat kreasi dari aneka daun atau batu-batu kecil.



4.



Berikan anak sebanyak mungkin pilihan. Pada dasarnya anak adalah individu yang aktif. Anak senang melakukan berbagai kegiatan yang menarik minatnya. Kegiatan kelas yang sama dan tidak memberikan pilihan pada anak dapat membuat anak tidak tertarik untuk belajar. Jika anak tidak tertarik untuk belajar, ia bisa menjadi anak yang pasif atau bahkan mengganggu anak lain. Kasus: Kasus Tobi pada poin nomor 3 di atas muncul karena anak kurang mendapatkan kesenangan di kelas. Pilihan kegiatan main yang diberikan guru selalu sama dari waktu ke waktu. Solusi : 36



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Berikan pilihan beberapa kegiatan main yang dapat dipilih Tobi. Jika ia kurang menyukai salah satu permainan, maka ia dapat memilih permainan yang lain. Apabila kita tidak memiliki ide, maka kita bisa berbagi tentang hal ini dalam kegiatan Gugus Paud. Apabila guru memiliki akses internet (menggunakan telpon seluler



atau



computer),



guru



dapat



mencari



dari



youtube



atau



link



www.pinterest.com. Banyak kegiatan kreatif yang dapat dicoba oleh guru PAUD.



5.



Hindari meminta anak untuk menunggu sesuatu terlalu lama. Rentang waktu anak untuk dapat fokus pada suatu kegiatan sangat terbatas. Semakin kecil usia anak, semakin dia lebih suka bergerak. Karena itu, hindari membuat anak menunggu lama, karena jika anak sudah tidak dapat menunggu, maka kecenderungan untuk melepaskan fokusnya sangat tinggi. Kasus: Anak-anak antri berbaris untuk mencuci tangan sebelum makan. Hanya ada satu tempat cuci tangan, sementara satu kelas berisi 20 anak. Terlihat anak-anak yang lebih kecil tidak sabar menunggu dalam antrian, sehingga mereka keluar dari barisan bahkan ada yang mencoba menyerobot maju untuk dapat segera mencuci tangan. Kita perlu mengingatkan anak untuk sabar menunggu antrian, namun hal tersebut sering berulang. Solusi : Guru perlu menambah jumlah tempat cuci tangan dengan menggunakan ember ataupun wadah air yang diberi lubang kecil serta sabun dan lap, sehingga anak tidak perlu antri cuci tangan terlalu lama. Apabila tidak memungkinkan, maka guru membagi jam makan yang berbeda untuk sebagian anak.



Pilihan yang



memungkinkan dapat diambil oleh guru agar anak terbentuk perilakunya sesuai yang dilatihkan guru.



6.



Buatlah anak dalam kelompok besar singkat. Kegiatan di kelas perlu dibangun seimbang antara kegiatan dalam kelompok besar, kelompok kecil maupun kegiatan individu. Buatlah kegiatan yang bervariasi sesuai tujuan kegiatan. Pada kegiatan kelompok besar, lakukan dalam waktu yang tidak lama. 37



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Kasus: Dua puluh lima anak dan dua guru berada dalam lingkaran besar. Satu guru melemparkan bola ke satu anak dan meminta anak yang menerima bola untuk melemparkannya kembali kepada guru. Demikian dilakukannya kepada satu per satu anak. Andi tidak sabar untuk menunggu giliran. Beberapa kali ia mencoba berlari ke tengah lingkaran untuk menyerobot bola yang dilemparkan oleh guru kepada teman lain. Ibu guru mengingatkan Andi untuk belajar bersabar. Andi marah dengan berteriak dan menghentak-hentakkan kakinya. Solusi : Buatlah lingkaran besar menjadi dua lingkaran kecil yang masing-massing lingkaran mempunyai satu bola dengan satu guru yang mendampingi. Dengan demikian, etiap anak akan mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk menangkap dan melempar bola.



7.



Anak berpartisipasi aktif, bukan hanya mendengarkan guru. Anak perlu terlibat aktif dalam berbagai kegiatan. Anak tidak bisa duduk diam. Apabila kita berdiri di depan kelas mengajar anak dengan cara berbicara kepada anak sementara anak duduk mendengarkan, maka informasi yang diberikan guru tidak dapat masuk ke dalam otak anak. Akan lebih efektif jika cara mengajar dengan berbicara kepada anak digantikan dengan kegiatan bermain, maka anak akan terlibat secara aktif dan mendapatkan pengalaman baru. Kasus: Bunda Sela adalah guru baru. Ia belum mengikuti Diklat Dasar PAUD. Ketika mengajar, Bunda Sela berdiri di depan kelas, anak-anak duduk dan mendengarkan guru menyebutkan kata-kata yang ditulis Bunda Sela. Anak-anak menirukan. Ica (4 tahun) adalah anak baru yang duduk di kelas TK A. Ia berkeliling di kelas, kadang ke luar kelas, dan bermain ayunan. Solusi : Guru menyediakan berbagai media untuk kegiatan bermain yang bisa melibatkan anak terlibat aktif. Misalnya: bermain biji-bijian, menggunting, menyusun menara, main peran, dsb.



38



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 8.



Bantulah anak membangun hubungan dengan teman. Kegiatan kita lakukan untuk membangun hubungan sosial secara aktif. Kegiatan dalam kelompok kecil atau besar melatih anak untuk berinteraksi dengan teman. Kasus: Atila senang bermain sendiri. Apabila ada anak yang berbadan besar atau banyak berbicara, Atila akan menjauhi. Solusi : Guru dapat menata mainan yang diperuntukkan untuk dua orang atau lebih. Dekatkanlah Atila dengan teman lain yang lebih aktif. Ajaklah Atila untuk mengeksplorasi mainan bersama teman tersebut. Dengan adanya teman yang aktif, diharapkan Atila mulai membangun hubungan pertemanan.



9.



Pasang kartu gambar di dinding untuk mengingatkan apa yang harus dilakukan anak bila ada masalah. Kartu-kartu yang menunjukkan gambar perilaku positif perlu ditempel di dinding ruangan sehingga dapat dilihat anak untuk mengingatkan mereka berperilaku seperti gambar ketika menghadapi masalah. Misalnya : di dinding ditempel gambar anak yang bermain bersama dan gambar anak meminta maaf. Apabila terjadi pertengkaran antar anak di kelas, guru dapat menunjukkan gambar itu sehingga anak mengetahui harapan guru. Kasus: Apabila Zaka menginginkan suatu barang, Zaka akan merebut dari teman. Apabila teman tersebut tidak memberikan barang yang diinginkan Zaka, maka Zaka



memukul tangan temannya sampai dia



melepaskan barang yang diinginkannya. Setelah lepas, maka Zaka mengambilnya dan berlari menjauhi teman tersebut.



39



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Solusi : Guru menempelkan gambar yang mengandung pesan agar anak sayang kepada teman atau gambar-gambar karakter baik lainnya. Gambar-gambar



tersebut



dipasang di dinding. Apabila guru melihat Zaka ingin merebut barang teman, maka guru mendekati Zaka dan menunjukkan gambar di dinding. Selanjutnya guru mengarahkan untuk meminta dengan sopan apakah diijinkan untuk meminjam barang tersebut.



10. Ketika anak tidak mengikuti aturan, ingatkan dengan ramah apa yang harus ia lakukan, BUKAN apa yang TIDAK BOLEH dilakukan. Menjadi guru, kita perlu memiliki karakter sabar. Terus mengingatkan anak berulang-ulang apabila anak belum melakukan sesuai harapan. Kasus: Saat guru bercerita, Iwan bermain sendiri, atau kadang berjalan-jalan di kelas. Solusi : Guru meminta Iwan duduk di dekat guru, sehingga lebih mudah membangun interaksi dengannya. Apabila Iwan hendak berjalan-jalan di dalam ruangan, kita bisa menawarkan buku cerita kepada Iwan, atau mengaitkan cerita dengan kehidupan Iwan, atau meminta responnya terhadap sesuatu.



SELAMAT MENCOBA TIPS di atas, semoga kita menjadi guru yang dapat memahami anak dan mengurangi perilaku yang kurang sepatutnya pada anak.



40



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAB V PENUTUP



Cara Belajar Anak Usia Dini belajar melalui bermain dengan pendekatan saintifik, sebaiknya dipahami oleh Guru dan Tenaga Kependidikan pada Layanan PAUD, karen merupakan kunci keberhasilan layanan PAUD bermutu dengan menerapkan 8 (Delapan) Standar PAUD yang terdapat pada Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 dan Kurikulum 2013 PAUD yang ditetapkan pada Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014. Guru anak usia dini, ketika paham tentang cara belajar anak usia dini, akan dengan senang melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian perkembangan belajar anak, meskipun cara belajar anak usia dini adalah melalui bermain.



41



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN DAFTAR PUSTAKA



Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Birth to Three: supporting our youngest children acts as a foundation for a child.s future learning and development, Learning and Teaching Scotland, 2005 A Curriculum Framework for 3 to 5, Learning and Teaching Scotland, 2004 Barbara Seuling, How to Write a Children’s Book and Get It Published THIRD EDITION, 2005 Bronson, Martha B., The Right Stuff for Children Birth to 8: Selecting Play Material to Support Development, NAEYC, Washington, DC, 1995. Bredekamp, Sue (Editor), DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8, Washington DC: NAEYC Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally Appropriate Practice: An Introduction for Teachers of Children 3 to 6 Washington, DC: NAEYC, 2006 Catron, Carol. E dan Allen, Jan. Early Childhood Curriculum: A Creative Play Model, 2nd Edition, NewJersey : Merill Publ, 1999 Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, Growing & Learning Through Play (USA: McGraw-Hill, Inc., 1981 Charles Wolfgang and Mary E. Wolfgang, School for Young Children: Developmentally Appropriate Practices Needham Heights, Florida State University: Allyn and Bacon Coughlin Pamela A dkk., Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak, Children’s Resources International Inc, Washington, DC, 2000 Femmie Juffer, Marian J. Bakermans, etc, Promoting positive parenting an attacment based intervition, 2008 Gretchen Owocki, Literacy Through Play, Portsmouth, NH: Heinemann, 1999 Moxley, Juliet, 150 Things to make and Do With Your Children, London, Ebury Press, 1997 Mackenzie, Jennie, Kids Craft and Play Ideas, Australia, Bay Books, 1993. Mayke S. Teja Saputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo. Patmonodewo, Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Piaget,Jean, Play, dreams, and imitation in Childhood,New York: W.W. Norton, 1962 42



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Phelps, Beyond The Kitchen Housekeeping,Tallahassee, Florida: The Creative Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005 Phelps, Beyond Building Up Knocking Down,Tallahassee, Florida: The Creative Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005 Roger, Cosby S. and Janet K. Sawyers, Play in The Lives of Children, (Washington DC: National Association For The Young Children, 1995 Renée Sherman, Instructor Competencies Assessment Instrument , U.S. Department of Education, 2002 Seefeldt, Carol & Nita Baurbor, Early Childhood Education, Columbus: Meril Publishing Company, 1990 Stone, Sandra J. Playing A Kid’s Curriculum, GoodYear Books, 1993. Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan dan Perminan Untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta: Grasindo, 2001 Moyles, Janet R, The Excellence of Play, Bristol: Open University Press, 1995 50 Activities for Diversity Training, by Jonamay Lambert and Selma Myers. HRD Press, 1994. The Giant Sue C. Wortham. Assessment in Early Childhood Education third edition, Columbus, Ohio, New Jerey: Upper Saddle River, 2001 Wolfgang, Charles H. and Mary E. Wolfgang. (1992). School for Young Children. Boston: Allyn and Bacon



43



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN



TUGAS MANDIRI



Untuk memperkuat pemahaman dan ketrampilan peserta diklat terkait materi Cara Belajar Anak Usia Dini, peserta memiliki tugas setelah Tahap Tatap Muka, yaitu Tugas Mandiri. Bentuk tugas mandiri yang terkait dengan Modul Cara Belajar Anak Usia Dini ini yaitu melakukan Kegiatan Belajar Mengajar Melalui Bermain dengan bobot 30 JPL atau lama waktu pelaksanaan maksimal 4 hari. Tugas Mandiri ini adalah bagian dari Tugas Mandiri Wajib.



A. Penjelasan Tentang Tugas Mandiri Menggunakan modul “Cara Belajar Anak Usia Dini” yang sudah dipelajari, peserta menjelaskan



dengan singkat



minimal 5 (lima) aktivitas “pembelajaran melalui



bermain” yang ditambahkan dalam pembelajaran di PAUD yang dapat membantu mengembangkan pengetahuan konsep keaksaraan dan berhitung.



B. Contoh Penjelasn Kegiatan Belajar Melalui Bermain Yang Memunculkan Keaksaran dan Konsep Berhitung 1. Bermain “Angka Kesukaan”: untuk anak usia 4 tahun. 



Setiap anak ditanya berapa angka kesukaannya.







Selanjutnya anak diminta mengumpulkan berbagai kelompok benda yang jumlahnya sesuai dengan angka kesukaan anak.



Contoh: Nia mengatakan bahwa ia suka angka 3. Ia mengumpulkan 3 crayon, 3 pensil,3 bola, dst. 



Anak mengambil angka plastik sesuai dengan jumlah benda yang dikumpulkannya.



2. Bermain “Kartu Kata”: untuk anak usia 5 tahun 



Guru menyiapkan berbagai kartu kata yang berisi gambar dan tulisan, kemudian memasukkan ke dalam kantong. Contoh:



44



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN



Bola 



jeruk



mobil



boneka



permen



Selanjutnya guru mengajak anak memutarkan lagu anak dari CD. Sementara lagu diputar, anak dapat ikut bergerak berputar sambil memindahkan kantong kartu kata tersebut kepada teman di sebelahnya.







Apabila musik berhenti, maka anak yang kebetulan mendapatkan kantong kartu kata dapat mengambil satu kartu.







Anak tersebut membaca kartu itu dengan bersuara sambil menunjukkan kepada teman-teman yang lain.



Selanjutnya musik dan kantong kartu kata dijalankan kembali. Permainan diulang C. Blanko Isian (digandakan dan dimasukan ke dalam laporan tugas mandiri) Kegiatan Belajar Mengajar Yang Dilakukan adalah:



DOKUMENTASI FOTO SAAT KBM



DOKUMENTASI FOTO APE



45



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN LAMPIRAN CONTOH-CONTOH PRAKTIS BAGIAN 1. JADWAL HARIAN



Jadwal harian yang baik akan membantu kita dan anak-anak mengetahui apa yang akan dilakukan. Anak-anak akan senang mengetahui apa yang akan terjadi. Jadwal yang baik memberikan kesempatan bagi anak untuk bekerjasama, dalam kelompok kecil, maupun secara mandiri. Jadwal tersebut perlu memberikan kesempatan bagi anak untuk beraktivitas fisik secara aktif dan waktu bermain yang lebih santai. Jadwal yang baik memberikan banyak waktu bagi anak untuk belajar melalui bermain dan mengekplorasi/menyelidiki bahan/material



Lama Waktu Pembelajaran di PAUD Anak usia 4-6 tahun = 900 menit per minggu Anak usia 2-4 tahun = 360 menit per minggu



Lama waktu pembelajaran tersebut perlu diatur dalam jadwal harian dan lingkungan pembelajaran untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, dalam membuat jadwal perlu dipikirkan keseimbangan waktu anak saat bermain sendiri, dalam kelompok kecil ataupun kelompok besar.



Berikut ini adalah contoh jadwal harian yang baik dari sebuah lembaga PAUD. Contoh 1



WAKTU 07.00 – 07.30 07.30 – 08.00 08.00 – 08.30 08.30 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.30 10.30



KEGIATAN Penataan lingkungan main, Penyambutan anak Kegiatan motorik kasar Pembukaan Inti Penutup Makan dan Bermain bebas Pulang dan Penjemputan



46



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Contoh 2



WAKTU 07.30 – 08.00 08.00 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 10.00 10.00 – 10.30 10.30 – 11.00



KEGIATAN Penyambutan kedatangan anak Pengembangan motorik kasar (Senam / permainan tradisional) Pembukaan Kegiatan Inti Istirahat Kegiatan penutup



Contoh 3



WAKTU 07.00 – 07.30 07.30 – 08.00 08.00 – 08.15 08.15 – 08.45 08.45 – 09.15 09.15 – 10.15 10.15 – 10.30 10.30 – 11.00 11.00



KEGIATAN Penataan lingkungan main, Penyambutan anak Kegiatan motorik kasar Transisi menuju kegiatan makan (bersih-bersih diri) Makan pagi Pembukaan Kegiatan Inti Penutup Makan dan Bermain bebas Pulang dan penjemputan



Contoh 4



WAKTU 07.00 – 07.30 07.30 – 08.00 08.00 – 08.30



08.30 – 09.30



09.30 – 10.00 10.00 – 10.30



KEGIATAN Penyambutan anak Kegiatan Motorik Kasar Pembukaan * Berdoa * Menyanyi * Mendengarkan cerita * Diskusi tema * Penjelasan main Kegiatan Inti * Memilih kegiatan * Bermain (main pasir, main air, menggambar, meronce) Makan dan istirahat Penutup * Membereskam mainan * Penguatan main * Berdoa



Penjelasan tentang kegiatan inti yang tercantum di jadwal harian dapat dilihat



47



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Contoh 5



WAKTU 07.00 07.30 – 08.00 08.00 – 08.20 08.20 – 08.45 08.45 – 09.00 09.00 – 09.15 09.15 – 10.45 09.15 – 09.30 09.30 – 10.30 10.30 – 10.45 10.45 – 11.15 11.15 – 11.30 11.30 – 11.45 11.45 – 12.00



KEGIATAN Penataan lingkungan main Penyambutan kedatangan anak, Jurnal pagi Materi pagi (memelihara lingkungan dan tanaman) Bermain motorik kasar Transisi sebelum masuk kelompok (menyanyi/membacakan cerita terkait dengan penanaman akhlak, ikrar, berbaris, minum) Kudapan (snack) pagi Main di sentra * Pijakan sebelum main * Pijakan selama main * Pijakan setelah main Makan sehat + membiasakan untuk kebersihan diri Jurnal siang (kegiatan individu) Penutupan Penjemputan



Contoh 6



M



Jam



07.00



KEGIATAN



Kegiatan



Penataan lingkungan main



07.30 – 08.00



Proses penyambutan kedatangan anak



07.30 – 08.00



Jurnal pagi



08.00 – 08.20



Materi pagi (memelihara lingkungan dan tanaman)



08.20 – 08.45



Bermain Motorik Kasar



08.45 – 09.00



Transisi sebelum masuk kelompok (menyanyi/membacakan cerita terkait dengan penanaman akhlak, ikrar, berbaris, minum)



09.00 – 09.15



Kudapan (snack) pagi



09.15 – 10.45: 09.15 – 09. 30 09.30 – 10.30 10.30 – 10.45



Main di sentra  Pijakan sebelum main  Pijakan selama main  Pijakan setelah main



10.45 – 11.15



Makan sehat + membiasakan untuk kebersihan diri



11.15 –11.30



Jurnal siang (kegiatan individu)



11.30 – 11.45



Penutupan



11.45 – 12.00 Penjemputan Untuk penjelasan lebih lanjut tentang jadwal harian bisa dilihat dalam Bab II. Anak dan Bermain tentang Bagaimana Anak Bermain di Layanan PAUD halaman 71.



48



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAGIAN 2. PENATAAN RUANGAN DI DALAM DAN DI LUAR KELAS Hal pertama yang perlu diperhatikan terkait kondisi ruangan kelas dan tempat bermainadalah keamanannya – bersih dan bebas dari bahaya yang bisa melukai anak. Di dalam kelas, perlu ada ruang bagi guru dan anak-anak untuk duduk membaca buku dan berdiskusi. Juga penting untuk memberikan ruang bermain dalam kelas di mana anakanak dapat memilih kegiatan. Beberapa kegiatan bisa diletakkan di luar kelas. Di dalam kelas juga perlu ruang untuk menyimpan mainan dan tempat di mana anak-anak bisa menjangkau mainan dan mengembalikannya dengan rapi. Juga penting untuk menyediakan meja dan tempat lain untuk menggambar, makan cemilan serta untuk anak bekerjasama.



      



TIPS MENGATUR RUANGAN Keluarkan barang-barang yang tidak perlu seperti lemari, meja guru, dsb. Keluarkan meja kursi yang tidak perlu, gunakan tikar/alas lain di lantai. Gunakan secukupnya saja. Jika memerlukan rak, cobalah gunakan rak gantung, yang masih dapat terjangkau anak. Beberapa kegiatan main dapat dilakukan dengan menatanya di lantai atau di dinding. Tas atau kotak bekal anak dapat digantung di luar kelas atau area yang lebih luas Pastikan ventilasi udara cukup baik, sehingga ruangan tidak pengap. Juga pastikan pencahayaan dalam ruangan cukup terang



Berikut ini contoh penataan ruang kelas untuk 15 anak dengan ragam pilihan kegiatan yang terkait tema “kelapa” (kegiatan dapat diganti dan disesuaikan dengan tema, kecuali meja keaksaraan). Bahkan jika ruangan kelas kecil, guru tetap dapat menggunakan contoh berikut:



“Meja Keaksaraan” dengan buku cerita, kartu kata, kartu huruf, kartu angka, pensil dan kertas, untuk 3 anak



Meja untuk kegiatan meronce dengan batok kelapa untuk 4 anak



Meja untuk kegiatan mencetak dengan plastisin atau adonan tepung, untuk 6 anak



Meja untuk kegiatan menganyam dengan daun-daun kelapa untuk 6 anak



Alas di lantai bermain peran memeras parutan kelapa, untuk 3 anak Alas di lantai bermain peran mencuci perabot dengan sabut kelapa, untuk 3 anak Alas di lantai bermain balok, dengan jumlah balok cukup untuk 3 anak



49



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Contoh penataan ruangan di dalam kelas:



Gambar penataan area di ruang kelas 1. Balok 2. Drama 3. Matematika 4. Seni 5. Perpustakaan 6. Sains 7. Air dan Pasir 8. Musik dan gerak 9. Memasak 10. komputer



50



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN



Penataan Ruangan di Luar Kelas



Membuat anak main bersama dalam kelompok



Mendukung 3 jenis main



51 Mudah dijangkau anak



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Penataan main di luar ruangan yang ditata guru sebelum anak datang.



Penataan main di dalam ruangan yang ditata sesuai temapembelajaran



Perlu ada buku di dalam kelas sehingga dapat dibaca anak pada saat anak menginginkannya. Apabila memiliki rak buku, akan lebih baik buku ditata di rak



Untuk penjelasan lebih lanjut tentang penataan ruangan bisa dilihat dalam Bab II. Anak dan Bermain tentang Bagaimana Anak Bermain di Layanan PAUD halaman 79



52



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAGIAN 3. ALAT PERMAINAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN Anak-anak mengembangkan konsep dan ketrampilan dengan cara mengeksplorasi/menyelidik. Kita mengarahkan pembelajaran anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang menarik. Guru tidak memerlukan banyak uang untuk melakukan ini; di lingkungan sekitar kita ada bahan-bahan sederhana yang dapat membantu anak belajar, dan orangtua dapat mendukung dengan menyediakan atau membuatnya. PRINSIP PEMBUATAN APE • • • •



Mendukung berbagai program pengembangan (nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni) Sesuai denganKompetensi Dasar yang ingin dicapai dan konsep yang selaras dengan KD. Aman Sederhana: mudah didapat atau mudah di buat



Guru dapat menyediakan APE menggunakan bahan-bahan sederhana baik dari bahan-bahan limbah atau bahan yang berasal dari alam, misalnya: 1. Batu, dapat digunakan untuk : 



menulis, melukis, menggambar



 Membentuk suatu benda/binatang/tanaman 



Menyusun /menumpuk



53



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 2. Daun, ranting, bunga Anak berkreasi dengan daun, ranting, bunga untuk membandingkan



warna,



ukuran,



bentuk,



dan



sebagainya. Anak juga dapat membuat kreasi seni dari bahan-bahan tersebut.



Berkreasi dengan bunga sesuai ide anak



Mengurutkan ukuran daun



Kreasi ide dari berbagai bagian tanaman



Menghitung benda sesuai bilangan



54 Mengamati persamaan dan perbedaan botol Tuang menuang air



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Yuk membuat APE sendiri! 1.



Menggunakan bahan limbah a. Raba Huruf (Usia 3 tahun ke atas) Alat & bahan : 



Kardus-kardus



bekas



yang



ada



hurufnya 



Kotak







Kain penutup mata







Gunting



Cara membuat dan bermain : 



Potonglah beberapa huruf dari kardus-kardus yang ada huruf-hurufnya. Carilah huruf-huruf yang memiliki makna bagi anak, misalnya nama diri, nama anggota keluarga atau nama hewan peliharaan.







Masukkan huruf itu ke dalam kotak.







Mintalah anak untuk mengambil salah satu huruf dari kotak dengan mata tertutup.







Selanjutnya mintalah anak untuk meraba bentuk huruf dan menebak nama huruf itu.



Tujuan : 



Melatih indera perabaan







Melatih pengenalan bentuk







Melatih kemampuan memprediksi



b. Wayang Mini “A” (Usia 3 tahun ke atas) Alat dan bahan : 



Kertas







Spidol/krayon







Gunting dan lem







Stick es krim



Cara membuat dan bermain :



55



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 



Gambarlah sebuah huruf A yang besar di atas kertas.







Gambarlah wajah pada huruf tersebut dengan krayon/spidol.







Tempelkan stick es krim di belakang huruf A untuk menjadikan huruf A sebagai wayang.







Peganglah wayang mini tersebut dan nyanyikan sebuah lagu tentang huruf A, misalnya : “Hai, aku huruf A dan aku punya banyak kata seperti apel, anggur, ayam, angsa”







Lakukan hal yang sama untuk huruf-huruf yang lain.



Tujuan : 



Melatih kreativitas melalui menggambar wajah pada huruf-huruf.







Melatih motorik halus melalui menulis, menggambar, dan melekatkan stick pada huruf.







Melatih daya pikir untuk menemukan kata-kata baru dengan alphabet yang dipilihnya.



c. Permainan Cerita (Usia 4 tahun ke atas) Alat dan bahan : 



Kantong / tas plastik warna gelap







Berbagai mainan seperti sendok, kacamata, kunci, buah-buah plastik.



Cara bermain : 



Masukkan berbagai benda tersebut ke dalam kantong / tas warna gelap agar anak tidak dapat melihat benda itu.







Tunjukkan kantong itu kepada anak dan katakana bahwa di dalam kantong itu banyak benda.







Mintalah salah seorang anak mengambil satu benda dari kantong itu.







Selanjutnya mintalah anak membuat kalimat tentang benda itu. Misalnya ia mengambil sendok, maka ia dapat membuat kalimat,”Adik makan dengan sendok.”







Demikian diulang untuk benda-benda yang lainnya.



56



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 



Bagi anak usia 6 tahun, dapat dilatih untuk mengambil 2 benda, dan menyambungkan kalimat yang dibuat, antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.



Untuk penjelasan lebih lanjut tentang APE bisa dilihat dalam Bab II. Anak dan Bermain tentang Bagaimana Anak Bermain di Layanan PAUD halaman 81



57



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAGIAN 4. TIPS BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK Tips Berkomunikasi Dengan Anak • Pada saat anak berbicara, berikan perhatian penuh pada anak • Dengarkan anak dengan penuh perhatian • Menggali lebih jauh pengalaman, pikiran dan perasaan anak terkait pengalamannya • Biarkan anak berbicara dengan dirinya sendiri saat bermain ataupun melakukan kegiatan lainnya • Usahakan ekspresi wajah dan bahasa tubuh sesuai dengan pesan yang ingin guru sampaikan • Memahami bahasa tubuh dan ekspresi wajah anak dalam berkomunikasi • Mengulangi apa yang disampaikan dengan kalimat yang lebih sederhana jikaada komunikasi guru yang tidak dipahami anak • Bila anak belum selesai menceritakan sesuatu kepada guru, namun guru perlu melakukan hal lain, sebaiknya guru menyampaikan hal tersebut kepada anak serta menawarkan solusinya • Bila anak menanyakan sesuatu yang terkesan sepele ataupun mengada-ada, usahakan tetap menanggapi anak dengan baik



Pada saat menyambut kehadiran anak di PAUD • • • • • • • • •



Guru datang 15 menit lebih awal dari anak Siap dan berdiri di depan pintu masuk sekolah Menyambut anak dengan senyuman ramah Menyapa (mengucapkan salam) dan Berkomunikasi dengan anak (menanyakan kabar dan perasaan anak hari ini) dengan posisi tubuh sejajar dengan anak. Menanyakan kepada orang tua/ pengantar mengenai kondisi fi sik dan perasaan anak, termasuk obat yang harus diminum bila diperlukan. Bila anak tidak diantar, guru piket secara langsung menanyakan dan mengecek keadaan anak. Catat seluruh informasi mengenai kondisi anak dan segera ambil tindakan sesuai dengan prosedur Mempersilahkan anak meletakkan tas di tempatnya, melepas sepatu dan menaruhnya di rak sepatu yang sudah disediakan.



58



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Bertanya untuk Menstimulasi Kemampuan Berpikir Anak Mengajukan pertanyaan yang tepat sangat banyak manfaatnya bagi perkembangan anak. Beberapa contoh pertanyaan untuk menstimulasi kemampuan berpikir anak misalnya: TUJUAN Mengingat



BENTUK PERTANYAAN Mengulang kembali, menyatakan yang diobservasi



  



Memahami



Menjelaskan, menguraikan, memperkirakan



  



Menerapkan



Menggunakan pengetahuan dengan situasi baru







Membandingkan, mengelompokkan, membedakan, membangun, mengatasi masalah



 



Analisa







 



Evaluasi



Mencipta



Mengkritisi, menilai pernyataan, memutuskan untuk menolak atau menyetujui sesuatu







Merancang, merencanakan, membuat, menghasilkan







 



 



CONTOH Apa yang kamu ketahui tentang buah jambu? Tadi bermain apa saja? Apa yang kamu kerjakan tiap pagi? Berapa banyak? Apa saja isi tasmu? Lihat diatas sana awan nya terlihat gelap, kira-kira apa yang akan terjadi? Apa yang kita perlukan agar air ini menjadi manis? Alat apa yang kita pakai untuk mencetak pasir ini? Mana yang lebih berat? Dapatkah dikelompokkan roncean sesuai warna? Bagaimana agar timbangan ini menjadi sejajar? Apa yang harus kita lakukan agar tidak kehujanan? Apa yang terjadi bila ikan tidak memiliki sirip? Ibu lihat hari ini kamu sangat senang. Apa yang membuatmu senang? Bagaimana pendapat kamu kalau tiangnya memakai balok yang kecil? Apa yang akan kamu buat dengan playdough ini? Apa yang akan kamu tanyakan pada pak petani bayam? Bisa kamu ceritakan, apa saja yang sudah dibuat?



Untuk penjelasan lebih lanjut tentang Tips Berkomunikasi Dengan Anak bisa dilihat dalam Bab V. Komunikasi Dalam Membangun PAUD tentangBagaimana Guru Berkomunikasi dengan Anak di halaman 140



59



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN BAGIAN 5. PERMAINAN DAN KEGIATAN SEDERHANA UNTUK MEMBANTU ANAK BELAJAR MELALUI BERMAIN



Bagian ini berisi banyak ide kegiatan bermain yang tidak hanya menyenangkan bagi anak, tetapi juga mendorong perkembangannya. Kegiatan-kegiatan ini akan mendukung semua aspek perkembangan anak dan membantu mereka mempelajari konsep dan ketrampilan dasar dalam keaksaraan dan matematika dengan cara bermain. Selain itu, juga terdapat kegiatan yang mendukung perkembangan seni dan kreativitas serta musik dan gerakan. Kita bisa coba beberapa kegiatan yang ada di bagian ini dan sesuaikan dengan kondisi dan budaya lokal, serta kebutuhan pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan yang dicantumkan di sini bisa mendorong kita untuk memulai, dan bebas dikembangkan menggunakan kreativitas.



A. Kegiatan Seni Kreatif Setiap hari, anak perlu mendapat kesempatan untuk membuat berbagai benda dengan menggunakan imajinasi mereka. Kegiatan seni yang baik akan memberikan kesempatan tersebut bagi anak dengan berbagai cara. Tidak semua produk seni harus terlihat serupa ataupun meniru contoh yang diberikan guru.



Contoh kegiatan yang menstimulasi ketrampilan seni & kreativitas : 1.



Menstimulasi kreativitas : Pada berbagai kesempatan ajak anak untuk bekerja sama membuat cerita. Guru dapat memulai cerita tersebut, lalu anak melanjutkan dengan potongan cerita berikutnya, dan seterusnya bergantian sampai cerita itu selesai. Bila anak berminat, guru dapat menuliskan cerita tersebut kemudian berikan kesempatan pada anak di lain waktu untuk melengkapinya dengan gambar-gambar yang menurutnya sesuai.



60



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN 2.



Menstimulasi minat pada seni visual (penglihatan): Untuk membangun minat anak pada seni visual, guru dapat menyediakan berbagai bahan dan perlengkapan seni visual sederhana yang dapat dengan mudah digunakan oleh anak, seperti : pensil warna, krayon, kapur, cat air & kuasnya, lem, kertas warna, malam, benda untuk kolase (beras, kancing, manik-manik, dll). Simpan semua perlengkapan ini di sebuah keranjang atau laci yang mudah dijangkau anak dan berikan kesempatan kepada anak untuk bereksperimen dengan benda-benda ini secara bebas. Hal ini berarti, anak bebas memilih bahan dan perlengkapan yang ingin ia pakai, serta apa yang akan ia lakukan dengan bahan dan perlengkapan tersebut. Guru hanya mengarahkan secukupnya berdasarkan minat anak. Misalnya, bila guru melihat anak mencampur-campur warna cat air dan hasil akhirnya adalah warna gelap, guru dapat bertanya, “Mau coba campur warna lain tidak, supaya warnanya jadi lebih terang?” Bila anak berminat, guru dapat mengusulkan anak untuk mencampurkan warna putih.



Kegiatan untuk Mendukung Belajar Keaksaraan



Banyak kegiatan bermain yang dapat dimanfaatkan untuk membantu anak mempelajari nama huruf dan bunyinya, kata yang bersajak (hal ini akan menolong menyiapkan anak untuk membaca) serta menemukan huruf dan kata di lingkungannya. Buku cerita juga perlu dibacakan dan didiskusikan setiap hari.



Contoh kegiatan yang menstimulasi keaksaraan : 1. Menstimulasi kemampuan mendengar Hari Pengamatan Untuk menstimulasi kemampuan mendengar anak, dorong anak untuk mendengarkan bunyi-bunyi spesifik yang ada di sepanjang hari itu. Sebelum kegiatan dimulai, identifikasi 2-3 bunyi spesifik yang biasanya terdengar di lingkungan anak (misalnya, suara sepeda motor lewat, suara kicauan burung, dl) serta sediakan kertas dan pensil. Pada 61



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN kertas, tempelkan gambar yang terkait dengan bunyi yang sudah guru identifikasi (misalnya, gambar kereta api, anjng, dll), dan sediakan tempat kosong di samping gambar tersebut untuk ditandai oleh anak setiap kali ia mendengar bunyi yang dimaksud di hari itu. Di berbagai kesempatan bersama anak, kita dapat menghitung jumlah tanda yang diberikan untuk masing-masing jenis bunyi. Kemudian kita dapat berdiskusi dengan anak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti : 



Setelah melihat jumlah tanda-tanda ini, menurutmu kita tinggal di lingkungan yang tenang atau berisik? Minta anak jelaskan jawabannya







Apakah ada bunyi lain di luar bunyi yang sudah disebutkan sebelumnya, yang cukup sering kamu dengar hari ini? Mintalah anak menjelaskan jawabannya.



2. Menstimulasi kemampuan berbicara a. Waktu bercerita Dorong anak untuk menceritakan sebuah cerita pada saat pagi hari atau sebelum anak pulang. Berikan perhatian penuh pada saat anak bercerita. Sedapat mungkin usahakan untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan hal-hal yang diceritakan anak.



b. Latihan volume / kekerasan Suara Jelaskan pada anak bahwa kondisi yang berbeda memerlukan kekerasan / volume suara yang berbeda saat berbicara. Berikan contoh kekerasan suara yang berbeda dan jelaskan kapan masing-masing jenis kekerasan suara tersebut diperlukan. Berikan label / nama khusus pada jenis kekerasan suara yang berbeda yang dicontohkan agar memudahkan anak mengingat, misalnya: suara keras, suara biasa, suara berbisik. Berlatih bersama anak untuk mengucapkan kata dengan kekerasan suara yang berbeda-beda. 3. Menstimulasi kemampuan mengenal huruf & bunyinya : a. Tikar Huruf Siapkan



tikar/kain



polos



yang



agak



besar



(bisa



juga



menggunakan



kertas/kardus/kalender bekas), lalu buat huruf A – Z yang agak besar (kurang lebih setelapak tangan) secara acak (tidak berurutan) dengan menggunakan cat. Setelah cat



62



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN kering, tikar/kain tersebut siap digunakan untuk bermain bersama anak, dengan caracara sebagai berikut : 



Bergantian menyebutkan huruf secara acak dan pihak yang satu lagi harus mencari serta menunjukkan huruf yang disebutkan







Bergantian berdiri di atas huruf-huruf tertentu dan pihak yang satu lagi harus menyebutkan bunyi huruf tersebut.







Bergantian menyebutkan nama benda dan pihak yang satu lagi harus menunjukkan huruf awal dari nama beda tersebut.



b. Tebak Huruf Siapkan huruf A – Z dalam bentuk yang bisa diraba untuk dikenali (bisa dibuat dari kayu atau kain yang diisi kapuk / biji). Anak bergantian untuk mengambil huruf secara acak dan pihak yang satu lagi harus berusaha menebak huruf yang diambil tersebut dengan merabanya dalam kondisi mata tertutup (bisa menggunakan kain penutup mata).



c. Memasangkan Bunyi dan Huruf Siapkan kartu huruf vokal (a, e, i, o, u) dan tempelkan stick es krim pada bagian belakangnya, taruh pada wadah yang memungkinkan stick kartu huruf bisa dimasukkan ke dalam wadah itu. Siapkan kartu gambar yang memiliki bunyi vokal yang berbeda-beda, misalnya : 



tas







gigi







susu







tong







bis



Selanjutnya anak boleh memilih kartu gambar yang ia sukai, dan membaca gambar tersebut. Bunyi vokal yang muncul dapat dipasangkan dengan kartu huruf dengan memasukkan batu/biji/kelereng ke dalam wadah tersebut.



63



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN



d. Memasangkan Huruf



Siapkan kertas bertuliskan huruf yang membentuk kata bermakna. Mintalah anak mencari huruf-huruf plastik (kayu) yang sama, membaca huruf-huruf tersebut dan membantu merangkainya menjadi kata.



C. Kegiatan untuk Mendukung Belajar Matematika Banyak kegiatan bermain dapat digunakan untuk membantu anak mempelajari angka, bentuk, konsep besar – kecil, waktu, serta konsep matematika lainnya. Anak-anak sesungguhnya menyukai matematika asalkan dipelajari melalui bermain dan kegiatan sehari-hari, serta menggunakan benda nyata, bukan sekedar mengisi lembar kerja.



64



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Contoh kegiatan yang menstimulasi kemampuan matematika : 1. Menstimulasi kemampuan mengenal bentuk : Perkenalkan anak pada bentuk geometri dasar, yaitu lingkaran, segitiga, persegi panjang dan bujur sangkar dengan menggambar bentuk-bentuk tersebut pada selembar kertas. Agar lebih tahan lama, ada baiknya kertas tersebut ditempel di atas kardus yang kemudian dipotong sesuai gambar bentuk-bentuk tadi. Lalu setiap ada kesempatan, ajak anak jalanjalan sambil membawa potongan bentuk-bentuk tersebut, dan ajak anak mengenali keberadaan bentuk-bentuk tadi di lingkungannya. Misalnya, bentuk dinding bangunan dan pintu yang persegi panjang, bentuk atap yang segitiga serta bentuk jendela yang bujur sangkar. Bila anak sudah mulai mengenal bentuk-bentuk geometri dasar tersebut, anak dapat diajak untuk bermain bergantian mencari bentuk-bentuk tertentu, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, sebanyak-banyaknya dalam batas waktu tertentu. Misalnya, anak mencari bentuk lingkaran yang ada di sekitar dalam waktu 10 menit.



2. Menstimulasi kemampuan mengenal jumlah : a.



Menghitung Setiap hari, manfaatkan berbagai kesempatan yang ada untuk mengajak anak bermain menghitung. Misalnya, pada saat mengancingkan baju, kita dapat mengajak anak untuk menghitung jumlah kancing bajunya, atau pada saat menyisir rambut anak dapat mengajak anak untuk menghitung jumlah sisiran yang dilakukan. Bisa juga pada saat kegiatan di luar ruang, anak diajak untuk menghitung jumlah hewan yang dilihat. Bisa juga menghitung jumlah crayon yang ada di kelas. Yang harus diperhatikan adalah, usahakan kegiatan ini menyenangkan untuk anak, bila anak sedang tidak ingin melakukannya, tidak usah dipaksakan.



b.



Bermain Dadu Kegiatan ini dapat dilakukan bersama sekelompok anak yang sudah dapat menghitung dalam jumlah yang agak banyak. Untuk melakukan kegiatan ini, siapkan sebuah dadu yang agak besar dan beberapa buah benda dalam jumlah yang agak banyak (kancing, biji-bijian, dll). Kegiatan dimulai dengan salah seorang melempar dadu, lalu hitung bersama-sama jumlah titik yang terlihat pada permukaan atas dadu. Bila dadu menunjukkan jumlah 4 titik, maka anak yang melempar dadu 65



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN tersebut dapat mengumpulkan 4 benda. Kemudian, bergantian melakukan hal yang serupa. Setelah benda habis atau jumlah benda yang tersisa tidak mencukupi untuk diambil sesuai jumlah dadu, maka permainan selesai. Lalu ajak anak untuk menghitung jumlah total benda yang ia maupun guru berhasil kumpulkan, untuk mengetahui siapa yang berhasil mengumpulkan benda dalam jumlah terbanyak.



3. Menstimulasi kemampuan mengelompokkan : Kumpulkan tutup dari berbagai botol minuman seperti air mineral, sirup, minuman ringan, dan lain-lain. Setelah terkumpul agak banyak, ajak anak untuk: a. Bermain mengumpulkan tutup botol tersebut berdasarkan warna atau bahan pembuatnya dalam batas waktu tertentu. Misalnya, guru menyebutkan warna “biru”, maka anak harus mengambil tutup botol warna biru sebanyak-banyaknya dalam 10 hitungan. Hal ini bisa dilakukan secara bergantian. b. Mengajak anak mengelompokkan semua tutup botol yang ada berdasarkan ciri tertentu, misalnya warna atau bahan pembuat. Lalu setelah semua dikelompokkan, hitung bersama anak jumlah dari masing-masing kelompok untuk mengetahui kelompok mana yang jumlahnya terbanyak.



4. Kegiatan Gerak dan Lagu Untuk Membantu Anak Belajar Anak-anak sangat senang menyanyi, menari dan menggerakkan tubuhnya. Kebanyakan program PAUD sudah memanfaatkan kegiatan yang menggunakan musik dan gerakan. Usulan yang ada di bagian ini dapat memperkaya cara menggunakan musik dan gerakan untuk membantu anak-anak mempelajari berbagai konsep dan keterampilan. Sedapat mungkin, usahakan agar kegiatan menggunakan musik dan gerakan di berbagai waktu, tidak hanya pada saat permulaan kelas



66



BARANG MILIK NEGARA TIDAK DIPERJUALBELIKAN Contoh beberapa kegiatan yang menstimulasi gerak dan lagu : 



Mencari persamaan bunyi. Mintalah anak untuk mencari benda-benda yang ada di lingkungan yang dapat menimbulkan bunyi. Setelah itu mintalah mereka mendengarkan bunyi tersebut dan berkelompok berdasarkan kemiripan bunyi.







Mengenal tempo musik Ajak anak untuk mendengarkan / menyanyikan lagu yang disukainya, lalu lakukan gerakan fisik (tepuk tangan, jalan di tempat, dll) yang kecepatannya disesuaikan dengan tempo musik lagu tersebut. Lagu-lagu daerah perlu diajarkan kepada anak-anak agar mereka mengenal budaya daerahnya dengan baik.







Menghadiri kegiatan masyarakat Bila ada kegiatan di masyarakat yang melibatkan seni pertunjukkan (tari, musik, drama, dll), sedapat mungkin ajak anak untuk menyaksikannya. Pada saat demikian, berikan kebebasan pada anak untuk memberikan respon terhadap pertunjukkan yang dilihatnya melalui gerakan tubuh, suara, gambar ataupun bercerita dengan tulisan sederhana sesampainya mereka di rumah. Pertunjukkan seni khususnya pertunjukan wayang, layar tancap, atau upacara adat akan memberikan pengalaman kepada anak untuk mencintai budaya lokal di daerahnya.



67