Modul 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

JUDUL PRAKTEK TITIK LEBUR ES TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menguji bahwa titik lebur es adalah 0°C 2. Menguji hwa titik didih air 100°C LANDASAN TEORI Perubahan wujud dalam fisika adalah berubahnya fisik suatu zat dari kondisi padat menjadi cair, dari cair menjadi uap dan sebaliknya. Penambahan panas (kalor) pada atau pelepasan dari suatu zat tidak selalu menaikkan atau menurunkan suhu temperaturnya. Jika suatu zat menyerap panas maka temperatur zat tersebut akan naik sampai temperatur tertentu, disaat inilah terjadi peristiwa perubahan wujud zat. Misalnya suatu zat yang berbentuk padat menyerap panas secara terus menerus, maka zat tersebut akan lunak dan menjadi cair. Contohnya mencairnya es dari padat menjadi cair. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Es batu 1 Kg 2-3 buah Thermometer 2 buah Bejana kaca 2 buah Pengaduk 2 buah Bunsen/lampu spirtus 2 buah Kasa 2 buah Tripot 2 buah Static 2 buah



CARA KERJA 1. Mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah di hancurkan. 2. Memanaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan mengaduknya pelanpelan secara terus menerus sampai mencapai suhu 100°C. 3. Memperhatikan perubahan bongkahan es dan perubahan suhu dalam bejana yang tertera pada thermometer. 4. Mencatat setiap perubahan suhu dan wujud pada kertas kerja.



HASIL PRAKTIKUM 1. Suhu es dalam bejana sebelum dipanaskan - 3 °C 2. Kenaikan suhu setiap 2 menit .......... °C No



2 menit ke



Kenaikan suhu



1



1



3



Suhu pada termometer 0



2



2



20



20



3



3



9



29



Keterangan Es mulai melebur (dari padat ke cair) Proses pencairan kemudian air mulai memanas Suhu air meningkat.



4



4



10



39



Suhu air bertambah.



5



15



56



95



Timbul suara air mendidih dan mencapai titik didih maksimum.



PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan, di peroleh hasil bahwa pada bongkahan es apabila di panaskan dengan nyala api, maka setiap dua menit akan terjadi perubahan kenaikan suhu. Dimana untuk melebur (perubahan zat padat menjadi cair) yaitu pada suhu 0°C kemudian pada suhu 95 °C timbul suara air mendidih dan mencapai titik didih maksimum. Dengan di panaskan dapat terjadi perubahan wujud es (padat) menjadi cair, hal ini terjadi karena jika dipanaskan maka es akan menyerap panas sehingga suhunya akan naik sampai terjadi peleburan (mencair). Saat pemanasan suhu pada termometer menunjukkan skala 0 °C maka pada proses ini terjadi peleburan dengan energi tersembunyi. Apabila air di panaskan secara terus menurus tetapi suhu masih menunjukkan 0 °C (belum ada kenaikan suhu ) hal ini terjadi karena masih adanya bongkahan es yang belum mencair. Suhu air untuk mendidih mendekati 100 °C pada 2menit ke 15 atau 30 menit setelah pemanasan.



KESIMPULAN Titik lebur es terjadi pada suhu 0 °C. Untuk mendidih biasanya air memerlukan suhu 100 °C tetapi pada percobaan yang di lakukan, pada thermometer menunjukkan suhu 95 °C untuk air mendidih (kurang dari 100 °C), hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh suhu lingkungan. Semakin tinggi suatu daerah maka air akan lebih cepat mendidih ( kurang dari 100 °C )



KEPUSTAKAAN



Sumardi, Yosephat dkk. (2011) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka



JUDUL PRAKTEK PERUBAHAN WUJUD PADAT MENJADI GAS DAN SEBALIKNYA TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menguji bahwa benda padat dapat langsung menjadi gas. 2. Menguji bahwa benda padat dapat langsung menjadi cair. LANDASAN TEORI Benda dalam wujud padat dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. Sebaliknya gas (uap) dapat langsung didinginkan menjadi padat tanpa mengalami wujud cair terlebih dahulu. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Yodium kristal Kapur barus Parafin Tabung reaksi Penjepit tabung Lampu spirtus



secukupnya. secukupnya. secukupnya. 1 buah. 1 buah. 1 buah.



CARA KERJA 1. 2. 3. 4. 5.



Merangkai alat dan bahan. Memasukkan beberapa butir kapur barus ke dalam tabung reaksi. Memanasi tabung reaksi dengan lampu spirtus. Mengamati yang terjadi dengan kapur barus yang ada di dasar tabung. Melakukan langkah 2 – 4 dengan mengganti kapur barus dengan naftalin.



Gambar rangkaian alat. HASIL PRAKTIKUM No



Kristal



Mencair dulu ya atau tidak



1 2



Kapur barus Parafin



Ya Tidak



Langsung menguap ya atau tidak Tidak Ya



Keterangan



Mencair – menguap Mengkristal menguap



PEMBAHASAN Dari pengamatan yang telah di lakukan di ketahui bahwa apabila kapur barus di panaskan maka akan mencair lalu mendidih setelah itu apabila di masukkan pada air dingin maka kapur barus tersebut akan membeku (memadat)lagi. Berbeda halnya dengan parafin apabila di panaskan maka akan mengkristal kemudian menguap.



KESIMPULAN Kapur barus, parafin merupakan contoh benda padat. Kapur barus jika dipanasi maka akan mencair kemudian menguap. Parafin jika di panasi maka akan mengkristal timbul bau menyengat kemudian menguap. Benda padat dapat langsung berubah menjadi gas pada suhu kamar tanpa melalui proses mencair terlebih dahulu, contohnya kapur barus yang di letakkan di almari maka lama kelamaan akan menguap. KEPUSTAKAAN



Sumardi, Yosephat dkk. (2011) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka



JUDUL PRAKTEK PERUBAHAN WUJUD CAIR MENJADI GAS TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menguji perubahan zat cair menjadi wujud gas. 2. Menguji perubahan wujud gas menjadi wujud cair. LANDASAN TEORI Benda cair akan menjadi gas bila dipanaskan sampai mencapai lebih dari titik didihnya. Sebaliknya, gas akan menjadi cair apabila didinginkan. Untuk memahaminya dapat di lakukan percobaan penguapan dan pendinginan. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Tabung reaksi Gabus penutup Pipa plastik Termometer Lampu spirtus Bejana Ketel uap Tripot



1 1 1 1



2 buah. 2 buah. meter buah. 1 buah. 1 buah. buah. buah.



CARA KERJA 1. Merangkai alat dan bahan. 2. Mengambil air secukupnya ke dalam ketel uap atau teko, kemudianmenutup rapat dengan gabus yang telah di lengkapi dengan pipa plastik dan termometer. 3. Menghubungkan pipa plastik dengan tabung reaksi sebagai penampung uap. 4. Memasukkan tabung reaksi ke dalam bejana yang telah diisi dengan air dingin. 5. Memanasi air dalam ketel uap sampai melabihi titik didih. 6. Mengamati pergerakan uap air melalui pipa yang mengalir ke tabung reaksi. HASIL PRAKTIKUM



PEMBAHASAN



Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diuraikan proses dari air menjadi uap dan kemudian menjadi air kembali yaitu sebagai berikut : pertamatama air dingin di masukkan dalam ketel lalu ditutup rapat dengan gabus yang telah di beri lubang pipa plastic kemudian diberi plastisin agar tidak ada udara yang masuk dalam ketel. Pipa plastic itu dihubungkan ke tabung reaksi dalam bejana kaca yang berisi air dingin. Ketel dipanaskan dengan menyalakan lampu spirtus, Ketel tersebut mulai mengeluarkan uap saat termometer menunjukkan suhu 72 °C , kemudian lama kelamaan air dalam ketel akan mendidih, pada saat air mendidih sampai melebihi titik didih maka air tersebut akan berubah menjadi uap (menguap). Uap air akan bergerak naik ke atas dan masuk ke dalam pipa plastik menuju ke tabung reaksi dalam bejana kaca hal ini terjadi karena adanya perubahan suhu. Suhu didalam ketel lebih panas di banding suhu pipa plastic. Karena bejana kaca berisi air dingin maka uap air yang mengalir dari pipa plastik tersebut berubah kembali menjadi air (mengembun). KESIMPULAN Apabila benda cair di panaskan sampai melebihi titik didihnya maka akan berubah menjadi gas(uap), proses ini di sebut menguap. Dan benda gas(uap) akan berubah kembali menjadi air jika didinginkan, proses ini di namakan mengembun / kondensasi . KEPUSTAKAAN



Sumardi, Yosephat dkk. (2011) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka



JUDUL PRAKTEK KONDUKSI TUJUAN PRAKTIKUM 1. Membuktikan bahwa kalor/panas dapat berpindah melalui cara konduksi. 2. Mengetahui beberapa bahan sebagai konduktor panas yang baik. LANDASAN TEORI Sepotong besi bila dipanaskan salah satu ujungnya, dan ujung yang lainnya kita pegang kemudian lama kelamaan tangan akan merasakan panas. Hal ini dapat disebabkan kalor atau panas dari api berpindah dari ujung besi yang dipanasi ke ujung besi yang dipegang. Pada perpindahan kalor ini tidak ada bagian besi yang ikut berpindah. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4.



Tripot 1buah. Lampu spiritus 1 buah. Cakram konduksi 1buah. Lilin warna/malam secukupnya.



CARA KERJA 1. Meletakkan cakram konduksi di atas tripot. 2. Mengambil empat bagian lilin/malam dan diletakkan di ujung logam cakram konduksi. 3. Memanasi cakram konduksi tepat diantara sambungankeempat logam. 4. Mengamati dan mencatat hasil pada lembar pengamatan. HASIL PRAKTIKUM



Gambar susunan alat



Tabel pengamatan terhadap lilin



No



1 2 3 4



Jenis bahan



Besi Tembaga Kuningan Alumunium



Lilin mencair pertam a



Lilin mencair kedua



Lilin mencair ketiga



Lilin mencair keempa t √



√ √ √



PEMBAHASAN Dari pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa lilin yang diletakkan pada penghantar tembaga lebih cepat meleleh, kemudian lilin kedua yang meleleh adalah pada penghantar kuningan, alumunium dan terakhir pada besi. Lilin tersebut meleleh karena terkena panas yang di hantarkan oleh keempat logam tersebut. KESIMPULAN Peristiwa perpindahan panas yang membutuhkan atau melalui zat perantara (konduktor) di sebut konduksi. Dari keempat penghantar yaitu tembaga, kuningan, alumunium dan besi yang paling mudah menghantarkan panas (konduktor) yang paling baik adalah tembaga, sebab tembaga paling cepat melelehkan lilin dan sifat tembaga yang mudah terurai bila dipanaskan. Diantara kayu dan tembaga yang merupakan konduktor paling baik adalah tembaga karena sifat tembaga mudah terurai bila dipanaskan, sedangkan kayu lambat terurai sehingga bukan konduktor yang baik dan lebih bersifat isolator( tidak dapat menghantarkan panas). Keempat logam pada percobaan diatas dapat menghantarkan panas karena sifatnya yang mudah terurai bila terkena panas dan menyerap panas yang mengenainya. KEPUSTAKAAN



Sumardi, Yosephat dkk. (2011) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka



JUDUL PRAKTEK KONVEKSI DALAM AIR TUJUAN PRAKTIKUM Membuktikan bahwa konveksi dapat terjadi di dalam zat cair(air) LANDASAN TEORI Peristiwa konveksidapat ditunjukkan pada kegiatan arus konveksi dalam air. Pemanasan air dalam bejana yang telah di campur dengan serbuk gergaji akan menunjukkan bagaimana pergerakan konveksi dalam air. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5.



Bejana kaca Serbuk gergaji Tripot Lampu spiritus Kasa



1 buah. secukupnya. 1buah. 1buah. 1buah.



CARA KERJA 1. Mengisi bejana dengan air sampai hampir penuh. 2. Mencampurkan dan mengaduk serbuk gergaji kedalam bejana air. 3. Memanaskan bejana dan mengamati serbuk gergaji yang ada dalam bejan. HASIL PRAKTIKUM



Gambar percobaan



PEMBAHASAN Dari percobaan yang telah dilakukan, sebelum dipanaskan serbuk gergaji yang dimasukkan dalam bejana dan diaduk sedikit ada sebagian serbuk yang berada di dasar dan ada pula yang berada dipermukaan air. Saat bejana mulai memanas hingga air mendidih, serbuk gergaji bergerak berputar-putar mengitari aliran air, yang semula berada di dasar akan bergerak ke atas dan sebaliknya.



KESIMPULAN



Peristiwa konveksi yaitu perpindahan panas karena perbedaan massa jenis antara bagian zat yang panas ke bagian zat yang dingin dapat terjadi pada air yang mendidih. Hal ini dapat dibuktikan pada serbuk gergaji saat bejana memanas sampai mendidih bergerak dari dasar ke atas begitupun sebaliknya mengikuti aliran air secara acak. Serbuk gergaji bergerak karena pengaruh suhu dan massa jenis. Dapat digunakan hubungan antara volume, massa, massa jenis dan suhu , yaitu : KEPUSTAKAAN



Sumardi, Yosephat dkk. (2011) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka



JUDUL PRAKTEK PERUBAHAN PANJANG (MUAI PANJANG)



TUJUAN PRAKTIKUM Menguji pemuaian suatu logam dan perubahan pertambahan panjang logam karena pengaruh panas. LANDASAN TEORI Kalor atau panas mempengaruhi semua jenis benda (zat). Semua jenis benda yang terkena panas akan memuai. Pemuaian yang terjadi pada benda ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Contoh yang merugikan adalah pada pemasangan rel kereta api harus di beri antara untuk mengatasi pemuaian, sedangkan yang menguntungkan banyak digunakan dalam teknologi seperti stop kontak, termometer bimetal dan lain-lain. ALAT DAN BAHAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Kawat tembaga 1mm 50cm. Kawat nikelin 1mm 50cm. Statis 1buah. Spiritus secukupnya. Pemberat / anak timbangan 50 gr dan 100gr 1 buah. Kapas secukupnya. Penggaris 1buah.



CARA KERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Menggantungkan kawat tembaga pada statis. Mengikat beban 50 gr atau 100 gr pada salah satu ujung kawat yang lain. Diantara panjang kawat diikatkan kapas sebanyak tiga buah. Memberikan batasan pada kawat dengan dasar lantai ± 10 cm. Membasahi kapas dengan spiritus, kemudian di bakar. Mengulangi kegiatan dengan menggunkan jenis kawat yang lain. Mengukur perubahan panjang dari masing-masing kawat saat di bakar / dipanasi.



HASIL PRAKTIKUM



Gambar rangkain alat



Pengamatan pertambahan panjang No 1



Jenis logam Tembaga



Pertambahan panjang 0,2 cm



Keterangan Beban 100 gram



2 3



Nikelin



0,4 cm



Beban 100 gram



PEMBAHASAN Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pada beban 100gr kemudian saat kapas dibakar/dipanasi terjadi perubahan panjang pada masing-masing jenis kawat, kawat jenis tembaga bertambah panjang sebesar 0,2 cm sedangkan kawat jenis nikelin bertambah panjang sebesar 0,4 cm. Dari kedua jenis kawat tersebut kawat nikelin mengalami pertambahan panjang paling besar, karena kawat nikelin lebih elastis daripada kawat tembaga. Kawat nikelin mengalami pertambahan panjang yang paling besar karena terbuat dari bahan yang paling elastis yaitu tembaga dan kawat. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa makin elastis jenis logam makin panjang pertambahannya (pemuaiannya). KEPUSTAKAAN



Sumardi, Yosephat dkk. (2011) Konsep Dasar IPA di SD. Jakarta : Universitas Terbuka