Modul Agribisnis Tanaman Pangan - 1 - 24 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Penulis: Prof. Dr. H. Husain Syam, M.Tp Dr. Djamaluddin P., MP



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |i



SAMBUTAN KETUA RAYON 1 24



Universitas Negeri Makassar (UNM) adalah salah satu Perguruan Tinggi yang diberi amanah oleh pemerintah menyelenggarakan sertifikasi guru dalam jabatan yang bertugas memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun 2012 mengalami beberapa perubahan, antara lain perubahan yang mendasar yaitu pola penetapan peserta dan pelaksanaan uji kompetensi awal sebelum PLPG. Selain itu, sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2012 dilaksanakan berbasis program studi sesuai dengan Permendikbud Nomor 5 tahun 2012. Yang dimaksud dengan berbasis program studi adalah bahwa hanya rayon yang memiliki program studi S1 kependidikan terakreditasi yang dapat melaksanakan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru pada mata pelajaran yang sesuai. PLPG merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memperoleh sertifikat pendidik.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Untuk menjamin standardisasi isi/materi PLPG, diperlukan keseragaman format penyajian materi menurut bidang studi kepesertaan dengan memperhatikan empat kompetensi guru yang dalam penyusunannya mengacu pada kisi-kisi Uji Kompetensi Awal (UKA). Oleh karena itu, tersusunnya modul ini kami sambut dengan baik diiringi rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan pengharapan semoga modul ini dapat dijadikan sebagai acuan utama bagi instruktur dan peserta dalam pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Oleh sebab itu, Ketua Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada penyusun modul yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi dalam menyusun modul ini. Mudah-mudahan melalui modul ini proses penyelenggaraan PLPG dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien yang pada gilirannya dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).



Ketua Rayon 1 24/Rektor UNM,



Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | ii



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena atas rahmat dan InayahNya sehingga Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar dapat tersusun sebagaimana yang diharapkan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Modul ini disusun berdasarkan pada Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (Buku 4) yang dikeluarkan oleh Dirjen DIKTI Kemdikbud Tahun 2012, dikembangkan sesuai dengan kisi-kisi yang telah disahkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) dan kurikulum PLPG PSG Rayon 1 24 UNM. Perubahan mendasar yang membedakan pelaksanaan PLPG tahun 2012 ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya antara lain: (1) Pelaksanaan PLPG yang berbasis Program Studi; (2) Pemberian materi kebijakan pembinaan profesionalisme guru berkelanjutan; dan (3) Penguatan materi bidang studi dengan penambahan jumlah JP serta penyampaian materi yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Tujuan penyusunan modul ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru pada Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini antara lain memuat isi Pedagogik Umum dan Pedagogik Khusus. Kepada tim penyusun serta pihak lain yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ini disampaikan banyak terima kasih. Semoga Allah SWT memberkahi segala aktivitas kita.



Makassar, Ketua PSG,



April 2012



Prof. Dr. H. Eko Hadi Sujiono, M.Si. NIP. 19691017 199303 1 003



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | iii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i SAMBUTAN KETUA RAYON 1 24 ............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ................................................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



PENDALAMAN MATERI AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN - Pendahuluan ......................................................................................................................... 1 - Mengikuti Prosedur Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................................ 2 - Pembiakan Tanaman Secara Generatif .................................................................................... 8 - Menyiapkan Tempat Pembibitan ........................................................................................... 13 - Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif .................................................................................. 18 - Mencangkok ........................................................................................................................ 22 - Mengukur Kadar Air Tanah ................................................................................................... 28 - Mengairi Tanaman ............................................................................................................... 31 - Merawat Tanaman ............................................................................................................... 34 - Melakukan Pemupukan ........................................................................................................ 36 - Menyiang Tanaman ............................................................................................................. 38 - Memangkas/Mewiwil Tanaman ............................................................................................. 41 - Metode Pengendalian Hama ................................................................................................. 45 - Teknik Budidaya Rumput Laut .............................................................................................. 51 - Menyiapkan Teknik dan Lahan Budidaya ............................................................................... 56 - Menyiapkan Bibit Rumput Laut ............................................................................................. 58 - Menanam Rumput Laut di Lahan Budidaya ............................................................................ 59 - Mengemas Benih ................................................................................................................. 61 - Daftar Pustaka .................................................................................................................... 68 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KEJURUAN - Strategi Pembelajaran Kejuruan .......................................................................................... 69 - Keterampilan dan Strategi Mengajar .................................................................................... 74 - Pendekatan Pembelajaran ................................................................................................... 84 - Macam-Macam Metode Pembelajaran .................................................................................. 91 - Pembelajaran Kejuruan ....................................................................................................... 98 - Media Pembelajaran .......................................................................................................... 104 - Perencanaan Pembelajaran ............................................................................................... 120



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | iv



PENDAHULUAN



Modul ini merupakan kompetensi dasar dan kompetensi kejuruan didalam memahami sistim agribisnis pertanian secara luas yang akan menjadi landasan bagi aktivitas-aktivitas kegiatan agribisnis serta keterkaitannya dengan modul-modul lain atau kompetensi-kompetensi lain yang lebih mengarah kepada kegiatan untuk mencapai Standar Kompetensi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Modul pembelajaran ini disajikan mengacu pada standar kompetensi pada kompetensi keahlian Guru SMK Pertanian untuk mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan dengan benar. Kebenaran ini diukur dengan pendekatan dua dimensi, yaitu apakah pekerjaan-pekerjaan itu dapat dilaksanakan dengan nyaman. Baik untuk keselamatan diri, alat, dan bahan serta kesesuaian hasil pekerjaan dengan standar. Pokok-pokok materi diklat dan proses pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta untuk mempunyai kompetensi disajikan dalam garis-garis besar program diklat dan cara memahaminya agar peserta dapat belajar dengan benar.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |1



MENGIKUTI PROSEDUR MENJAGA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA



1. Tujuan Pembelajaran: a. Dapat menyebutkan dasar–dasar dan prinsip–prinsip kesehatan dan keselamatan kerja. b. Dapat menyebutkan masalah atau bahaya utama yang dapat terjadi pada proses pengolahan. c. Dapat membuat program sanitasi, higien dan keselamatan kerja yang baku untuk industri– industri yang berbeda. d. Dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan dasar dan prinsip sanitasi, higien dan keselamatan kerja.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Uraian Materi a. Kesehatan Kerja di Perusahaan 1). Pengertian Kesehatan Kesehatan perusahan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kwalitatif dan kwantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya. Prinsip-prinsip dan dasar-dasar sanitasi dan higiene perlu dipelajari dengan baik sehingga suatu perusahaan pengolahan hasil pertanian akan dapat mengembangkan dan menetapkan metoda ataupun program sanitasi, higiene dan keselamatan kerja yang baik, yang diberlakukan di perusahaan tersebut. Adanya suatu program sanitasi dan higiene yang baku akan dapat digunakan sebagai tolak ukur menilai apakah suatu kondisi saniter telah tercapai dan terpelihara dengan baik atau belum. Hakekat higiene perusahaan dan kesehatan kerja adalah dua hal : (1). Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja. (2). Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Oleh karena hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan di dalam suatu negara, maka Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja selalu harus diikutsertakan dalam pembangunan tersebut. Program sanitasi Higiene perusahaan dan keselamatan kerja baku ini harus mencakup semua aspek produksi. Program ini hendaknya diterapkan mulai dari aspekaspek urusan rumah tangga umum, penanganan dan penyimpanan bahan baku, pengolahan, penggudangan, sampai kepada usaha-usaha pengendalian binatang pengganggu, pembuangan dan penanganan limbah dan fasilitas umum lainnya, sedangkan program higiene terutama mencakup higiene pekerja, meliputi aspek kesehatan umum, kebersihan, dan penampilan umum. Tujuan utama dari Higien Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan demikian mungkin dicapai, oleh karena terdapatnya korelasi diantara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas keja atau perusahaan, yang didasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut: (1). Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya, pekerja harus dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan dan cara dimaksud meliputi di antaranya tekanan panas, penerangan di tempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, penserasian manusia dan mesin, pengekonomian upaya. Cara dan ligkungan tersebut perlu disesuaikan juga dengan tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang bersangkutan. (2). Biaya kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang meningkat jumlahnya karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan adalah sangat mahal dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya. Biaya-biaya kuratif yang mahal meliputi pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan bahan karena kecelakaan, terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |2



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Kondisi-kondisi Kesehatan Yang Menyebabkan Rendahnya Produktivitas Kerja Bedasarkan hasil survey dan pengamatan Lembaga Nasional Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja tentang kesehatan yang berhubungan dengan produktifitas kerja diperoleh gambaran terlihat adanya kondisi-kondisi kesehatan yang ditinjau dari sudut produktivitas tenaga kerja sangat tidak menguntungkan. Adapun kondisi-kondisi tersebut adalah sebagai berikut: 1). Penyakit Umum Baik pada sektor pertanian, maupun sektor pertambangan, industri, dan lain-lainnya, penyakit yang paling banyak terdapat adalah penyakit infeksi, penyakit endemik dan penyakit parasit. 2). Penyakit Akibat Kerja Penyakit seperti pneumoconioses, dermatoses akibat kerja, keracunan bahan kimia, gangguan-gangguan mental psikologi akibat kerja, dan lain-lain benar-benar terdapat pada tenaga kerja. 3). Kondisi Gizi Keadaan gizi pada buruh-buruh menurut pengamatan yang pernah dijalankan sering tidak menguntungkan ditinjau dari sudut produktivitas kerja. Adapun keadaan gizi kurang baik dikarenakan baik dikarenakan penyakit-penyakit endemis dan parasitis, kurangnya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah, dan beban kerja yang terlalu besar. 4). Lingkungan Kerja Lingkungan kerja sering kurang membantu untuk produktivitas optimal tenaga kerja. Keadaan suhu, kelembaban, dan gerak udara memberikan suhu efektif diluar kenikmatan kerja. 5). Perencanaan Perencanaan atau pemikiran tentang penserasian manusia dan mesin serta perbaikan cara kerja sesuai dengan modernisasi yang berprinsip sedikit-dikitnya energi tetapi setinggitingginya output kerja pada umumnya belum diketahui. Untuk mengatasi pengaruh buruk, dari kondisi-kondisi kesehatan kepada pembangunan tanah air, khususnya meliputi sektor tenaga kerja produktif, maka perlu dibina keahlian higiene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai inti keahlian. Dan perlu dibina keahlian tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan dan perlu ditingkatkan pengerahan tenaga-tenaga kesehatan kedalam sektor produksi. b. Sanitasi Peralatan dan Proses Pengolahan 1). Lokasi pabrik hendaknya tidak terletak pada arah angin dari sumber pencemaran debu, asap, bau dan pencemaran lainnya, jarak antara sumber pencemaran dengan pabrik tidak boleh kurang dari 100 meter. 2). Bangunan pabrik harus terpisah dari pemukiman dan terbuat dari bahan yang kokoh. 3). Pekarangan di sekeliling lokasi pabrik atau unit pengolahan hendaknya selalu dipelihara kebersihannya. Kebersihan yang terjaga dengan baik akan mengurangi potensi bahaya dan masalah yang mengancam kelancaran proses produksi. 4). Lantai, gang, tangga dan jalan keluar / masuk ruang pengolahan harus bersih, bebas sampah, tidak licin dan tidak berminyak, bebas oli, dan tidak ada air yang menggenang. 5). Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga mudah dibersihkan dan tidak ada genangan air. 6). Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu dan benda lain yang berada di sekitar ruang pengolahan harus dalam kondisi bersih. 7). Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi yang baik. Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik. Pencahayaan atau penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di semua ruangan, namun hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyilaukan. 8). Kamar mandi dan WC, tempat cuci kaki dan tangan juga harus selalu dijaga kebersihannya. Pada fasilitas ini perlu tersedia air yang cukup, tissue/pengering, sabun, dan tempat sampah. WC dan kamar mandi hendaknya terletak jauh dari ruang pengolahan. c. Penanganan dan Penyimpanan Bahan Baku 1). Alat –alat yang digunakan untuk penanganan dan penyimpanan bahan baku baik alat yang utama atau alat pembantu lainnya harus selalu dalam keadaan baik, utuh dan bersih. 2). Ruang penyimpanan harus selalu bersih, bebas dari binatang pengganggu. 3). Jika bahan baku disimpan dalam kotak-kotak ataupun kemasan lainnya, maka untuk penyimpanannya perlu disusun dengan baik dan teratur, misalnya dengan menggunakan rak-



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |3



rak atau pallet. Pengaturan ini bertujuan untuk mempermudah pada waktu pemeriksaan dan pemeliharaan kebersihan. 4). Tumpahan bahan baku pada lantai hendaknya segera dibersihkan, jangan dibiarkan tercecer karena dapat mengundang binatang atau pun serangga yang tidak diinginkan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Peralatan dan Fasilitas Pengolahan 1). Semua peralatan yang digunakan untuk penanganan dan pengolahan harus selalu diperhatikan kebersihannya, dan juga alat tersebut harus terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak. 2). Setelah penggunaan alat selesai atau pekerjaan telah selesai semua peralatan tersebut dibersihkan dan ruangan yang digunakan harus dibersihkan juga dengan bahan saniter. 3). Saniter adalah senyawa kimia yang dapat membantu membunuh bakteri dan mikroba 4). Ketel, wadah pencampuran, tong-tong, drum-drum dan peralatan lain yang mempunyai mulut besar dan terbuka harus dilindungi dari kemungkinan kontaminasi 5). Semua platform harus dikonstruksi dengan baik sehingga tidak menjadi sumber kontaminasi bagi proses atau produk di bagian bawahnya. 6). Air yang digunakan dalam pencucian alat hendaknya air yang bersih yang memenuhi persyaratan sanitasi, sehingga mencegah kontaminasi. Air bersih mempunyai ciri-ciri antara lain tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau e. Fasilitas Penggudangan 1). Ruangan, dinding, bangunan dan pekarangan bangunan harus selalu bersih, bebas sampah dan kotoran. 2). Barang barang yang disimpan dalam gudang harus diatur dan disusun secara baik dan teratur, dengan menyisakan jarak yang cukup, baik jarak antar tumpukan maupun dengan dinding tembok. 3). Barang yang telah rusak atau bahan baku yang telah busuk, hendaknya diambil dan dipisahkan dari barang-barang yang masih baik. f. Pembuangan limbah Dengan semakin besarnya skala usaha, maka semakin banyak pula limbah yang dihasilkan. Maka dari itu perlu dilakukan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan tersebut, seperti : 1). Saluran pembuangan limbah cair harus dikonstruksi dengan baik sehingga proses pembuangan limbah cair tidak terhambat. 2). Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat umum karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum. 3). Jika produksi sampah/limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah mengakibatkan ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah pencemaran itu lingkungan telah terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan badan pengelolaan limbah. 4). Pemanfaatan limbah adalah sebagai tambahan makanan/minuman untuk ternak. 5). Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan sampah padat yang cukup,baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan jumlah sampah diproduksi. 3. Keselamatan Kerja a. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolaannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat risiko bahayanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya. Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut : 1). Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 2). Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3). Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja dinilai seperti berikut : Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |4



1. 2. 3.



4. 5.



Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya dewasa ini seolah-olah relatif rendah dibandingkan banyaknya jam kerja tenaga kerja. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai sektor kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasikan, misalnya sektor industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan-keracunan bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh karena mesin, kebakaran, ledakan-ledakan, dan lain-lain. Menurut observasi, angka frekwensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan yang tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih terlalu tinggi. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Sebanyak 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Keselamatan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Jelas bahwa keselamatan kerja adalah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Dalam hubungan ini, bahaya yang dapat timbul dari mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, keadaan tempat kerja, lingkungan, cara melakukan pekerjaan, karakteristik fisik dan mental dari pada pekerjaannya, harus sejauh mungkin diberantas dan atau dikendalikan. c. Keselamatan Kerja dan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Produktivitas adalah perbandingan di antara hasil kerja (out put) dan upaya yang dipergunakan (in put ). Keselamtan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : 1. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecilkecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari. 2. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi. 3. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya dengan partisipasi pengusaha dan buruh akan membawa iklim keamanan dan ketenagaan kerja, sehingga sangat membantu bagi hubungan buruh dan pengusaha yang merupakan landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi. d. Latar Belakang Sosial-Ekonomi dan Kultural Keselamatan kerja memiliki latar belakang sosial-ekonomi dan kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan, latar belakang kehidupan yang luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaankepercayaan, dan lain-lain erat bersangkutan paut dengan pelaksanaan keselamatan kerja. Demikian juga, keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan permasalahan keselamatan kerja tersebut. Pembangunan adalah bidang ekonomi dan sosial maka keselamatan kerja lebih tampil kedepan lagi dikarenakan cepatnya penerapan teknologi dengan segala seginya termasuk problematik keselamatan kerja menampilkan banyak permasalahan sedangkan kondisi sosial kultural belum cukup siap untuk menghadapinya. Keselamatan harus ditanamkan sejak anak kecil dan menjadi kebiasaan hidup yang dipraktekkan sehari-hari. Keselamatan kerja merupakan suatu bagian dari keselamatan pada umumnya, masyarakat harus dibina penghayatan keselamatan kearah yang jauh lebih tinggi dan proses pembinaan ini tidak pernah ada habishabisnya sepanjang kehidupan manusia e. Metoda Pencegahan Kecelakaan Kecelakaan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan : 1. Peraturan perundangan yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisikondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan, pemeliharaan pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan supervisi medis, P3K, dan pemeriksaan kesehatan. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |5



2. 3. 4.



5. 6. 7.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



8. 9. 10. 11. 12.



13.



Standarisasi yaitu penetapan standar-standar resmi setengah resmi atau tak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan industri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum, alat-alat pelindung diri. Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundanganundangan yang diwajibkan. Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat dan ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambangtambang pengangkat. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis, faktorfaktor lingkungan dan teknologis dan keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan. Penelitian psikologis yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Penelitian syarat statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebabsebabnya. Pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah perniagaan atau kursus-kursus pertukangan. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang baru dalam keselamatan kerja. Penggairahan yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain unuk menimbulkan sikap untuk selamat. Asuransi yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah, kecelakaan-kecelakaan terjadi sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan. Organisasi K3, dalam era industrialisasi dengan kompleksitas permasalahan dan penerapan prinsip manajemen modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan tidak mungkin dilakukan oleh orang perorang atau secara pribadi tapi memerlukan keterlibatan banyak orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang memadai.



Organisasi ini dapat berbentuk struktural seperti Safety Departemen (Departemen K3), fungsional seperti Safety Committee (Panitia Pembina K3). Agar organisasi K3 ini berjalan dengan baik maka harus didukung oleh adanya : 1. Seorang pimpinan (Safety Director) 2. Seorang atau lebih teknisi (Safety Engineer) 3. Adanya dukungan manajemen 4. Prosedur yang sistimatis, kreativitas dan pemeliharaan motivasi dan moral pekerja. Pernyataan di atas sesuai menurut International Labour Office (ILO) tentang langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menanggulangi kecelakaan kerja. Rangkuman A. Kesehatan Kerja di Perusahaan 1. Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam Ilmu Higiene beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kwalitatif dan kwantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya. 2. Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja / masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik maupun sosial. 3. Kebersihan adalah modal utama dalam suatu kegiatan pengolahan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang bermutu tinggi dan higienitas.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |6



B. Keselamatan Kerja 1. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara cara melakukan pekerjaan. 2. Keselamatan kerja bersasaran di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air di dalam air, maupun di udara. 3. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko bahayanya adalah penerapan teknologi terutama teknologi yang lebih maju dan modern. 4. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja, keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan juga masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. 5. Keselamatan kerja harus ditanamkan sejak anak kecil dan menjadi kebiasaan hidup yang dipraktekkan sehari-hari.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



C. Tes Formatif 1. Sebutkan bagian program yang tidak terpisahkan dari program pembinaan mutu secara keseluruhan 2. Sebutkan tujuan utama dari Higiene Perusahaan 3. Sebutkan penyakit umum baik pada sektor pertanian, maupun sektor pertambangan, industri yang paling banyak terdapat pada karyawan 4. Sebutkan sasaran sanitasi higiene perusahaan 5. Sebutkan sanitasi peralatan dan proses pengolahan 6. Sebutkan sasaran keselamatan kerja 7. Sebutkan siapakan yang berperan dalam mengaplikasikan keselamatan kerja 8. Sebutkan 3 tujuan utama keselamatan kerja 9. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas apakah yang dimaksud produktivitas itu. 10. Sebutkan waktu kapan sebaiknya diterapkan keselamatan kerja



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |7



PEMBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF



1. Menyiapkan dan Merawat Alat a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan dapat menyiapkan peralatan pembiakan tanaman secara generatif



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian Materi Alat merupakan perangkat kerja yang dapat membantu memudahkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Oleh karena itu sebelum memulai melakukan pembiakan tanaman secara generatif, kenali dulu alat-alat yang akan digunakan, agar pemahaman penguasaan terhadap jenis alat dapat dijiwai secara mantap dan mendalam sehingga dalam melakukan kegiatan dan pembiakan tanaman secara generatif dapat memberi suatu keselamatan kerja. Adapun manfaat pengenalan alat ini adalah : 1. Mengetahui jenis, macam alat, dan fungsinya 2. Mengetahui cara penggunaan dan perawatan alat 3. Mempermudah dalam bekerja 4. Mempercepat menyelesaikan pekerjaan 5. Mencapai hasil kerja yang tinggi 6. Dapat memperbaiki kerusakan ringan pada alat yang bersangkutan. Dalam melakukan kegiatan pembiakan tanaman secara generatif tidak terlepas dari kebutuhan akan alat kerja dalam kondisi yang siap pakai. Agar dapat mencapai suatu pekerjaan yang efektif dengan hasil kerja yang tinggi dapat dilakukan dengan cara pendataan alat sebelum bekerja. Pendataan alat ini bermaksud untuk menjaring suatu kebutuhan alat yang akan digunakan secara pasti di dalam kegiatan pembiakan tanaman secara genaratif. Pendataan alat ini dapat dibantu dengan menggunakan format yang berisi tentang kebutuhan alat-alat yang akan digunakan dalam kegiatan perbanyakan tanaman secara generatif mulai dari jenis, spesifikasi; jumlah dan kondisi kelayakan siap pakai. Salah satu contoh format yang dapat digunakan sebagai berikut : Contoh : Format Kebutuhan Alat No



Jenis Kegiatan



Jenis Alat



Spesifikasi



Jumlah



Kondisi



Untuk meyakinkan bahwa ketersediaan alat-alat yang digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif sudah siap pakai, maka perlu melakukan pengecekan terhadap alat-alat tersebut. Pengecekan alat ini harus disesuaikan dengan pengisian format. Jika jumlah, jenis dan kondisi peralatan sudah siap pakai maka alat-alat tersebut dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan. Beberapa alat yang dapat digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif, antara lain : 1. Cangkul a. Bagian-bagian cangkul Cangkul terdiri dari bagian tangkai dan bagian mata cangkul. Tangkai cangkul terbuat dari kayu. Fungsi tangkai cangkul ini untuk memegang dan mengayunkan mata cangkul sewaktu digunakan dalam bekerja. Mata cangkul terbuat dari bahan besi. Fungsi mata cangkul ini untuk membalik tanah, menghaluskan tanah dan mencampur pupuk kandang pada saat pembuatan bedengan. Ukuran dan bentuk cangkul bervariasi hal ini tergantung pada kondisi dan jenis tanah setempat.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Tangkai



Mata Cangkul



Page |8



b. Fungsi Fungsi cangkul ini digunakan untuk : 1. Membongkar sisa-sisa tanaman 2. Menggemburkan tanah 3. Mencampur media 4. Membuat bedengan 5. Membuat saluran air 6. Membuat lubang semai



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



c. Perawatan Untuk menjaga agar cangkul tetap dalam kodisi bersih dan cangkul siap pakai, maka perlu dirawat antara lain : 1. Perawatan selama pemakaian Sebelum cangkul digunakan, tanah yang akan dicangkul dikondisikan agak lembab tetapi tidak becek. Jika kering tanahnya sebaiknya disiram terlebih dahulu, agar tanah mudah dicangkul sehingga tidak merusak mata cangkul. Selama proses pencangkulan tanah, apabila ada tanah yang melekat pada mata cangkul, maka harus dibersihkan supaya tidak menghambat/mengganggu jalannya pencangkulan tanah. Apabila dalam proses pencangkulan tangkai cangkul kendor/tidak kokoh dengan mata cangkul maka perlu segera diperbaiki dahulu hingga menjadi kokoh. 2. Perawatan setelah pemakaian Setelah selesai digunakan cangkul dibersihkan dari kotoran yang melekat, kalau perlu dicuci dengan menggunakan sikat cuci, kemudian dikeringanginkan untuk menghindari terjadinya pengkaratan pada mata cangkul. Kemudian cangkul yang sudah bersih dan kering disimpan pada tempat penyimpan yang keadaannya bersih dan kering, agar cangkul tetap dalam keadaan baik dan apabila digunakan lagi mudah mencarinya. Apabila cangkul disimpan dalam waktu lama, maka pada mata cangkul perlu dolesi dengan minyak atau oli bekas, guna mencegah terjadinya pengkaratan pada mata cangkul. 2. Garpu tanah Garpu tanah yang umum digunakan terdiri dari tangkai garpu dan mata garpu Tangkai garpu ini terbuat dari kayu. Tangkai garpu berfungsi sebagai pegangan pada saat menancapkan mata garpu. Mata garpu bentuknya seperti garpu bergerigi 2 – 4, dan terbuat dari besi/baja. Ukuran dan bentuk garpu bervariasi, ada yang bertangkai panjang ada juga yang pendek tergantung pada kondisi dan jenis tanah setempat. Fungsi garpu tanah adalah untuk membongkar tanah yang keras, sisa perakaran tanaman atau bebatuan yang agak besar. Untuk menjaga garpu tanah tetap dalam kondisi baik dan siap pakai maka perlu dirawat antara lain:



Tangkai



Mata Garpu



a. Perawatan selama pemakaian Sebelum menggunakan garpu, tanah yang akan digarpu harus dikondisikan lembab tapi tidak becek, jika keadaan tanah kering sebaiknya disiram terlebih dahulu, agar pada waktu membongkar sisa-sisa tanaman maupun gulma dan bebatuan mudah untuk menancapkan mata garpu, sehingga mata garpu yang digunakan tidak patah. b. Perawatan setelah pemakaian Setelah selesai menggunakan garpu tanah, sebelum disimpan hendaknya dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat pada mata garpu agar tidak menjadi karat yang akan merusak mata garpu. Setelah bersih garpu tanah dijemur di bawah terik matahari sampai kering, kemudian disimpan pada tempat penyimpanan. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Page |9



3. Sekop atau sendok tanah Sekop yang digunakan pada umumnya terdiri dari : Tangkai sekop ini terbuat dari kayu. Fungsi tangkai sekop adalah untuk mengayunkan mata sekop saat digunakan dalam bekerja. Mata sekop terbuat dari besi/baja yang berfungsi untuk mencampur, memindahkan tanah, pupuk kandang, dan lain-lain. Ukuran dan bentuk sekop ini bervariasi, ada yang kecil dan ada yang besar, penggunaannya tergantung pada keperluannya. Untuk menjaga sekop agar tetap dalam kondisi baik dan siap pakai maka perlu dirawat antara lain :



Tangkai



Mata Sekop



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



a. Perawatan selama pemakaian Hindari mata sekop membentur batu yang dapat mengakibatkan mata sekop retak, patah dan bengkok. Waktu mengangkut media diusahakan pengambilannya dari bagian atas ke bawah sehingga tangkai sekop tidak patah dan punggung tidak sakit. b. Perawatan setelah pemakaian Setelah selesai sekop digunakan, secepatnya mata sekop dibersihkan dari kotoran yang melekat agar bila digunakan lagi untuk mencampur media tumbuh, tanah tidak lengket pada mata sekop, disamping itu dalam jangka waktu tertentu menghindari terjadinya karat pada mata sekop. Setelah diber sihkan sekop sebaiknya dikeringkan, dengan cara dijemur dibawah sinar matahari. Untuk sekop yang sudah bersih dan kering, selanjutnya disimpan pada tempat penyimpanan bersih dan kering. 4. Golok Golok yang umum digunakan terdiri dari tangkai golok dan mata golok. Tangkai golok terbuat dari kayu. Fungsinya untuk pegangan sewaktu mengayunkan mata golok dalam bekerja. Mata golok terbuat dari besi/baja. Fungsinya untuk memotong. Ukuran golok dan bentuk nya bervariasi ada yang panjang 40 cm dan ada yang pendek 30 cm, hal ini tergantung dari kebutuhannya. Fungsinya untuk memotong ranting atau batang tanaman yang Tangkai mengahalangi pertumbuhan bibit di tempat pembibitan, memotong dan membelah bambu.



Mata Golok 5. Gergaji kayu Gergaji kayu yang umum digunakan terdiri dari tangkai gergaji dan mata gergaji. Tangkai gergaji ini terbuat dari kayu. Fungsinya untuk pegangan dan mengayunkan mata gergaji waktu digunakan dalam bekerja. Mata gergaji terbuat dari besi/baja, dan bentuknya bergerigi. Fungsinya untuk memotong bambu/kayu. Ukuran dari gergaji kayu bervariasi, ada yang panjang dan ada pula yang pendek tergantung dari keperluan. 6. Sprayer Sprayer merupakan alat semprot yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit atau untuk menyiram bibit jenisnya sprayer dibagi menjadi :



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 10



Sprayer tangki 1. Tangki sebagai tempat larutan/air yang terbuat dari stainless/palstik. 2. Pipa berfungsi untuk mengalirkan larutan/air. 3. Nozzle berfungsi untuk mengatur besar kecilnya semprotan dari larutan/air.



4



51



2



3



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



4. Tuas berfungsi untuk mengisi udara dengan cara memompa sampai batas yang ditentukan. 5. Tali punggung berfungsi untuk menggendong sprayer. Hand sprayer 3 1. Tangki digunakan untuk menyimpan larutan/air yang akan disemprotkan. 2. Tuas digunakan untuk menekan pompa agar larutan/air 2 dapat keluar. 3. Nozzle berfungsi untuk mengatur besar kecilnya semprotan dari larutan/air.



1



Hand sprayer terbuat dari bahan plastik yang memiliki ukuran bermacam-macam mulai dari volume 500 cc, 1000 cc dan 2000 cc. 7. Gembor Gembor merupakan alat penyiraman yang digunakan untuk menyiram tanaman. Gembor terbuat dari bahan plastik atau seng. Alat ini memiliki bagian-bagian yang terdiri dari : 1. Tangki berfungsi untuk menampung air yang dibutuhkan untuk penyiraman. 2. Pegangan berfungsi untuk mengangkat gembor. 3 3. Lubang-lubang penyiraman memiliki ukurannya lubang yang halus dan kasar. Fungsinya untuk mengalirkan air sesuai dengan keperluan jenis 2 tanaman. Ukuran gembor bervariasi, ada yang isi 5 l, 10 l dan 15 liter



1 8. Berbagai macam peralatan lain seperti roll meter, gunting, tang, beaker glass, termometer, timbangan, potongan kuku dan sebagainya c. Rangkuman 1. Dalam melakukan kegiatan pembibitan tanaman secara generatif, peralatan merupakan perangkat kerja yang sangat penting yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh dalam melakukan pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengenali peralatan antara lain : nama, karakteristik, spesifikasi dan fungsi dari alat tersebut. 2. Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatan dalam pembiakan tanaman secara generatif maka sebelum melaksanakan kegiatan peralatan perlu disiapkan terlebih dahulu berdasarkan pendataan kebutuhannya, mengecek kesesuaian peralatan yang dibutuhkan dan meletakkan di tempat yang ditentukan. 3. Guna menjamin peralatan yang digunakan tetap bisa dipakai dan terjaga pemanfaatannya, maka perawatan peralatan perlu dilakukan pembersihan alat dari segala kotoran, dikeringanginkan/dilap dan disimpan di tempat yang telah ditentukan. Apabila menemui peralatan yang mengalami kerusakan ringan sebelum disimpan perlu diperbaiki terlebih dahulu. Namun jika rusaknya berat perlu dilaporkan kepada guru pembimbing praktik. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 11



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Tugas 1. Carilah informasi tentang persiapan dan perawatan alat dalam proses pembiakan tanaman secara generatif, kemudian buatlah resume! 2. Lakukan observasi pada petani tentang jenis, ukuran dan jumlah alat yang digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif. Nama : Ukuran/spesifikasi : Fungsi : Jumlah : Komponen : Cara menggunakan : Cara perawatannya : Gambar masing-masing alat : Catat dan simpulkan hasil kegiatan 3. Diskusikan hasil resume dan hasil observasi Anda dengan teman Anda dan guru pembimbing Anda. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi! 4. Kesimpulan dan hasil diskusi yang telah disepakati guru pembimbing selanjutnya difail dalam odner port folio hasil belajar Anda! e. Lembar Latihan 1. Sebutkan macam-macam alat yang digunakan dalam kegiatan pembiakan tanaman secara generatif! 2. Jelaskan fungsi masing-masing alat yang digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif! 3. Jelaskan bagaimana cara menyiapkan alat yang akan digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif! 4. Bagaimana cara melakukan perawatan-perawatan pada alat yang digunakan dalam pembiakan tanaman secara generatif? 5. Mengapa penyimpanan alat harus dilakukan di tempat yang bersih dan kering?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 12



MENYIAPKAN TEMPAT PEMBIBITAN



a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari modul ini. Peserta diklat mampu menyiapkan tempat pembibitan yang meliputi: 1. Pembersihan lahan 2. Pembuatan bedengan dan naungan 3. Penyiapan media tumbuh dalam polybag Garis-garis besar program diklat adalah merupakan pokok-pokok materi diklah dan proses pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta diklat untuk menguasai kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian Materi Tempat pembibitan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melakukan penyemaian benih/kecambah dan penyapihan bibit yang bersifat sementara sampai menjadi bibit siap tanam di lapangan. Untuk membuat tempat pembibitan agar sesuai dengan karakter pertumbuhan benih yang disemai dan bibit yang disapih maka tempat pembibitan harus disiapkan sesuai dengan syarat yang dibutuhkan yaitu: 1. Lahan bersih dari gulma, sisa tanaman dan kotoran 2. Suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan 3. Sirkulasi udara lancar 4. Terlindung dari angin kencang, sengatan matahari, dan hujan 5. Media tumbuh harus gembur dan subur 6. Tidak tergenang air Untuk menyiapkan tempat pembibitan sesuai dengan persyaratan tersebut diatas, maka perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut : 1. Pembersihan lahan Lahan sebagai tempat kegiatan dari pembibitan tanaman harus benar-benar bersih dari sampah dan tanaman pengganggu. Oleh karena itu pembersihan lahan sangatlah penting agar lahan tersebut terbebas dari sisa-sisa tanaman sebelumnya atau rerumputan, semaksemak yang tumbuh, batu-batuan maupun sisa-sisa perakaran dari tanaman sebelumnya yang dapat mengganggu pertumbuhan akar nantinya. Selain itu dimaksudkan untuk membebaskan tempat pembibitan dari sarang patogen yang akan menjadi sumber kontaminasi. Selama ini banyak cara dalam melakukan pembersihan lahan seperti pembabatan, penggunaan pestisida dan dengan pembakaran. Pembersihan lahan yang terbaik adalah dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan, lalu mengumpulkannya pada tempat tertentu untuk selanjutnya dijadikan pupuk kompos. Pembersihan lahan dengan cara pem babatan dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat secara manual seperti sabit, parang, garpu atau menggunakan alat mekanik traktor. Untuk lahan sempit pembersihan lahan secara manual sangat dianjurkan, sedangkan lahan yang luas dapat dilakukan menggunakan traktor. Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam pembabatan adalah: a. Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan jenis tanaman yang saat penanaman meninggalkan bagian tanaman yang masih utuh dan sulit membusuk misal cabe, jagung dan lain-lain, maka cara membersihkannya dengan mencabut dengan tangan. b. Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan tanaman yang meninggalkan bonggol, maka cara membersihkannya dengan membongkar bonggol tersebut c. Selain jenis tanaman diatas, apabila jenis tanam yang saat dipanen meninggalkan bagianbagian tanaman yang mudah mengering dan membusuk misal, padi, kacang hijau dan lainlain, cara membersihkannya dengan mencabut menggunakan sabit. Sisa-sisa tanaman dari pembersihan lahan tersebut dikumpulkan jadi satu untuk pembuat kompos. Sedangkan untuk batu-batuan atau kerikil perlu disingkirkan ke tempat yang agak jauh dari tempat pembibitan. Pembersihan lahan dapat juga dilakukan dengan membabat sisasisa tanaman atau rerumputan yang tumbuh lalu dikumpulkan pada tempat tertentu k emudian dibakar. Namun pembakaran ini akan mengakibatkan turunnya kandungan bahan organik tanah yang Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 13



2.



merupakan sumber unsur hara bagi tanaman dan matinya mikro organisme tanah. Selain itu asap yang ditimbulkan oleh pembakaran akan berakibat buruk pada lingkungan. Pembersihan lahan dapat juga dilakukan dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan pada lahan dengan konsentrasi sesuai anjuran. Namun penggunaan herbisida sebaiknya dilakukan sebagai alternatif terakhir karena penggunaan herbisida dapat berpengaruh pada pencemaran lingkungan, baik pada tanah maupun air yang disebabkan oleh terbawanya aliran permukaan akibat air hujan. Jenis dan ukuran tempat pembibitan Untuk mendukung tumbuhnya benih yang disemai dan bibit yang disapih di tempat pembibitan, maka dibutuhkan suatu tempat yang sesuai dengan keperluannya. Umumnya tempat pembibitan yang banyak digunakan antara lain :



Raised Bed



Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan atau guludan pada lahan datar tanpa menggunakan atap/naungan diatasnya.



Sunked Bed



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan yang terletak di bawah permukaan tanah dengan kedalaman tertentu dan pada bagian-bagian atasnya diberi atap/naungan yang dapat dibuka tutup. Tempat pemibibitan ini biasanya digunakan untuk daerah yang kelembabannya rendah dan tiupan anginnya cukup kencang sehingga dapat merusak kecambah yang baru tumbuh. Umumnya tempat pembibitan yang banyak digunakan antara lain :



Shade House



Adalah tempat pembibitan yang berbentuk bedengan/guludan pada lahan datar dengan dilengkapi naungan yang dapat dibuka dan ditutup.



Green House



Adalah tempat pembibitan yang berbentuk rumah kaca yang dapat dikendalikan temperaturnya dan kelembaban udara di dalamnya sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya tempat pembibitan dibuat dengan cara yang sama, terdiri dari bedengan dengan naungan atau tanpa naungan. Hanya bedanya dalam perlakuannya tergantung pada tujuan dan kebutuhan.



Bedengan



Bedengan merupakan luasan lahan tertentu yang dibuat untuk menghindari terjadinya genangan air pada tempat pembibitan yang dapat mengakibatkan jeleknya aerasi. Bedengan dibuat memanjang dengan arah utara selatan dengan maksud agar bedengan tersebut dapat memperluas cahaya matahari yang cukup dan merata. Pada tanah miring bedengan dibuat dengan arah mengikuti garis kontur. Ukuran yang digunakan untuk membuat bedengan ini adalah: a. Lebar bedengan 100 – 150 cm Lebar bedengan ini dapat lebih atau bahkan kurang dari ukuran itu. Hal ini tergantung dari tujuan kebutuhan pembibitan. b. Panjang bedengan 5 – 10 m Panjang bedengan ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan, bisa lebih dari 5 m atau kurang dari ukuran 10 m. Jika kebutuhannya lebih dari 10 m, sebaiknya dibuat bedengan baru dengan ukuran yang sesuai kebutuhannya dengan jarak antar bedengan 0,5 m atau lebih. c. Tinggi bedengan 20 cm Tinggi bedengan ini bisa kurang 20 cm atau lebih dari 20 cm. Sesungguhnya tinggi bedengan ini, susah dipastikan. Bedengan yang ditinggikan dimaksudkan untuk menghindari terjadinya genangan air pada lahan bedengan yang dapat mengganggu pertumbuhan akar tanaman muda. Umumnya macam bedengan yang direkomendasikan untuk digunakan sebagai tempat tumbuhnya benih terdiri dari : 1. Bedengan yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan benih secara langsung Bedengan ini biasanya dibuat untuk menyemai benih yang jenis tumbuhnya agak lama dan mudah dipindahkan kecambahnya/bibitnya misal : ceisin, tomat dan lain-lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan bedengan ini antar a lain: a. Tanah dikondisikan gembur dan subur b. pH tanah dikondisikan netral atau sesuai dengan kebutuhan tanaman. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 14



Kondisi fisik tanah yang gembur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan akar, terutama kebutuhan aerasi yang cukup. Sedangkan kesuburan tanah dibutuhkan bagi benih setelah berkecambah agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi bibit. Untuk mengkondisikan tanah menjadi gembur dan subur dapat dilakukan dengan cara mencampur pupuk organik (pupuk kandang, kompos), pasir dan tanah dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan jenis benih yang disemai. 2. Bedengan sebagai tempat tumbuhnya benih yang disemai di polibag, pot dan bak perkecambahan. Pada bedengan ini, tanah bedengan tidak perlu dibuat menjadi gembur dan subur bedengan cukup ditinggikan dari permukaan tanah (misal 20 cm) dan permukaannya dibuat rata. Bedengan perkecambahan



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



20 cm



a. b. c. d.



Lebar 1 – 1,5 m Panjang tergantung kebutuhan Tinggi 20 cm Jarak antar bedengan 50 cm



Benih yang disemai pada bedengan, pada awal pertumbuhannya memerlukan kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban yang optimal untuk memenuhi tumbuhnya. Untuk memenuhi kondisi tersebut pada bedengan diberi naungan. Naungan yang dimaksud sebagai suatu atap peneduh bagi benih/kecambah yang disemai, kecambah ataupun bibit yang masih muda yang belum mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan di lapangan. Naungan sebagai atap peneduh dapat berfungsi antara lain : 1. Untuk melindungi tanaman muda terhadap sengatan terik matahari dan jatuhnya air hujan deras. 2. Untuk menyediakan intensitas sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan tanaman muda. 3. Mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar pada tanaman muda. Dilihat dari bentuknya, naungan terdiri dari :



Bentuk atap datar atau horizontal



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 15



Bentuk miring



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Bentuk Sungkup Naungan sebagai pelindung tanaman muda dapat dibuat berbagai bahan seperti: plastik transparan, paranet, daun kelapa, alangalang dan lain-lain. c. Rangkuman Tempat pembibitan merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyemai benih, kecambah, menyapih bibit yang bersifat sementara sampai menjadi siap tanam. Dalam menyiapkan tempat pembibitan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan : 1. Pembersihan lahan Pembersihan lahan merupakan kegiatan untuk membebaskan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, rerumputan, semak yang tumbuh, batu-batuan maupun sisa-sisa perakaran dari tanaman sebelumnya. 2. Pembuatan bedengan dan naungan Bedengan pembibitan adalah sebidang tanah dengan luasan dan ukuran tertentu yang dibuat dengan arah memanjang utara – selatan yang digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan benih, kecambah, disemai baik secara langsung maupun tidak langsung Umumnya : ukuran bedengan a. Lebar : 100 – 150 cm b. Panjang : 5 – 10 m c. Tinggi : 20 – 50 cm d. Jarak antar bedengan : 0,5 m Ukuran bedengan disesuaikan dengan kebutuhan bisa kurang/lebih. Naungan adalah suatu atap peneduh bagi benih, kecambah yang ditemui dan tanaman muda yang belum mampu beradaptasi dengan lingkungan di lapangan. Naungan dibuat dengan ukuran antara panjang dan lebar disesuaikan dengan ukuran bedengan. Umumnya naungan menghadap ke arah timur – barat dengan tinggi naungan disesuaikan dengan tinggi tanaman tertinggi ditambah dengan lebar untuk pengaliran sirkulasi udara, suhu dan kelembaban. Naungan dibuat dengan memasang kerangka terbuat dari bambu, kayu, besi, dan lain-lain yang berbentuk tiang yang ditancapkan pada bagian sudut-sudut bedengan dengan bagian pinggir lainnya. Kemudian atap dipasang dengan plastik transparan, paranet, daun kelapa, alang-alang dan lain-lain. 3. Penyiapan media dalam polibag Umumnya wadah yang banyak digunakan dalam pembibitan adalah pot, kantong plastik, polibag, bak perkecambahan daun pisang atau Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 16



Generatif 50 daun kelapa. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tempat media (wadah) antara lain : a. Bahan wadah cukup kuat dan ringan b. Ukuran wadah harus sesuai dengan jenis tanaman c. Cukup untuk menampung perakaran tanaman d. Mempunyai lubang pembuangan air Wadah yang umum digunakan dalam skala produksi adalah polibag. Media yang digunakan dalam pembibitan merupakan campuran antara tanah, pasir, pupuk kandang atau media lainnya. Perbandingan campuran media harus memperhatikan kebutuhannya. Media tumbuh yang tercampur rata diisikan ke dalam polibag secara bertahap sedikit demi sedikit sambil dipadatkan secara hati—hati sampai batas ? 90 % polibag terisi. Polibag yang sudah terisi media disimpan dalam tempat pembibitan dan ditata dengan posisi berdiri tegak rapi sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Tugas 1. Carilah informasi melalui studi pustaka tentang penyiapan tempat pembibitan dari berbagai macam komoditi tanaman yang berbeda (sayuran, hias, buah, perkebunan dan pangan). Bandingkan antara komoditi-komoditi yang satu dengan yang lainnya. Buatlah kesimpulan dari hasil studi pustaka. 2. Lakukan observasi ke petani tentang penyiapan tempat pembibitan. Catatlah informasi tentang: a. Cara menyiapkan media dalam wadah b. Nama komoditas c. Jenis tempat pembibitan d. Ukuran e. Alat dan bahan yang digunakan f. Cara membuatnya g. Gambar tempat pembibitan Buatlat laporan dari hasil observasi tersebut. 3. Diskusikan hasil studi pustaka dan observasi lapangan dengan guru dan teman-teman sekelas. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi! 4. Hasil studi pustaka, hasil observasi dan hasil diskusi yang telah disetujui oleh guru pembimbing diadministrasikan sebagai portofolio! e. Tes Formatif 1. Jelaskan macam-macam tempat pembibitan! 2. Apa tujuan dari pembersihan lahan? 3. Bagaimana cara membersihkan lahan dari sisa tanaman sebelumnya yang berupa bagianbagian tanaman yang sulit membusuk, tanaman yang meninggalkan bonggol dan tanaman yang mudah membusuk? 4. Apa yang dimaksud dengan bedengan pembibitan? 5. Jelaskan ukuran dari bedengan pembibitan! 6. Mengapa dalam menumbuhkan tanaman muda perlu diberi naungan? 7. Jelaskan syarat pemilihan wadah! 8. Mengapa dalam menyiapkan media tumbuh dianjurkan mencampur beberapa jenis media?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 17



PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Menyetek Tanaman a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran modul teknik dasar penyetekan dalam pembiakan tanaman dan teknik dasar mencangkok adalah mampu melakukan pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya menyetek dan mencangkok sesuai metode dan langkah kerja yang baik dan benar. Disamping hal tersebut di atas para peserta diklat mampu : 1. Menyiapkan dan merawat alat pembiakan tanaman secara vegetatif (pisau okulasi, gunting setek, gergaji, kikir dan asahan) 2. Menyiapkan tempat pembibitan 3. Melakukan penyetekan dan pencangkokan 4. Meningkatkan kemandirian, hubungan sosial, menyimpulkan dan mengevaluasi Garis-garis besar program diklat adalah merupakan pokok-pokok materi diklah dan proses pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta diklat untuk menguasai kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif. b. Uraian Materi Bermacam-macam cara pada pembiatakn tanaman secara vegetatif diantaranya adalah memperbanyak tanaman dengan cara menyetek. Perbanyakan tanaman seperti ini juga diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Antara lain ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainya. Stek adalah suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman (akar, batang, daun, dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian itu membentuk akar. Alat yang dipergunakan untuk menyetek tanaman adalah pisau okulasi (pisau yang tajam) dan gunting stek. 1) Ketajaman Alat Akan Mempengaruhi Terhadap Keberhasilan Menyetek. Pengaruh alat yang tidak tajam akan mengakibatkan hasil potongan yang kasar sehingga sangat sulit untuk membentuk halus. Sedangkan dengan menggunakan pisau yang tajam akan menghasilkan permukaan potongan yang halus.



Potongan Yang Kasar



Potongan Halus



2) Teknik Mengasah/Menajamkan Alat Untuk mendapatkan peralatan yang tajam, maka dilakukan pengasahan pada alat-alat yang dipergunakan untuk memotong yaitu pisau okulasi pisau (biasa), gunting stek. Teknik mengasah ini dapat dilakukan dengan cara menggosokkan pisau atau gunting stek pada batu asahan yang halus dengan menggungakan prosedur yang benar. Batu asahan ini ada yang khusus untuk mengasah jenis-jenis peralatan yang menggunakan bahan stainless. 3) Persyaratan Bahan Setek Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif mempunyai persyaratan yang dapat menentukan keberhasilan didalam pembiakan tanaman secara vegetatif. Persyaratan bahan setek dari macammacam jenis penyetekan hamkpir sama (setek cabang/pucuk, setek daun, setek akar), persyaratan tersebut antara lain : a) Batang/cabang tidak terlalu tua ataupun muda minimal berumur 1 tahun terkecuali stek pucuk (masih dalam masa tumbuh). b) Bebas dari serangan hama dan penyakit. c) Warna cabang/pucuk, daun kelihatan segar dan berwarna hijau. Untuk akar diambil akar yang masih muda.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 18



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Untuk membedakan bahan stek yang baik dan yang jelekk harus memperhatikan bahan yang akan diperbanyak apakah bahan stek tersebut kena serangan hama atau penyakit, bahan stek kurang subur atau sedang dan bahan tersebut sudah terlalu tua atau bahan stek belum pernah berbuah/berbunga, kalau sudah dapat mengetahui ciri-ciri tersebut tidaklah sulit untuk membedakan bahan stek yang baik dan yang jelek. Bahan stek yang baik akar menentukan keberhasilan atau bahan stek tersebut mudah tumbuh. 4) Tujuan Penyetekan Tujuan penyetekan ini adalah untuk mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya yang mempunyai ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunga dan sebagainya. 5) Macam Teknik Penyetekan Pada perbanyakan tanaman secara vegetatif, teknik penyetekan (memotong) ada beberapa cara yang sering dilakukan antara lain : a) Stek datar b) Stek miring c) Stek lurus d) Stek bertumit atau bermartil Alat yang digunakan dalam penyetekan ini adalah pisau okulasi (pisau) dan gunting stek.



Stek Datar Stek Miring



Stek Lurus



Stek Bertumit atau Bermartil



6) Keuntungan Dan Kerugian Dengan Cara Setek Untuk keuntungan yang di dapat pada pembiakan tanaman dengan cara di stek adalah: caranya yang sederhana (tidak memerlukan teknik-teknik tertentu yang rumit) dan bibit yang diperoleh mewarisi sifat-sifat yang dimiliki induknya. Kerugian atau kelemahannya adalah tidak banyak jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini (stek) sehingga penggunaannya masih terbatas tidak mempunyai akar tunggang, sehingga tanaman kalau sudah besar mudah roboh. Setiap metode stek ada keuntungan dan kerugiannya yaitu keuntungan pada stek miring akan didapatkan jumlah akar yang lebih banyak sedang. 7) Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Keberhasilan Penanaman Kita tahu bahwa pembiakan tanaman dengan cara stek banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan/pertumbuhan tanaman antara lain : a) Di dalam pemotongan bahan stek (halus, kasar) b) Panjang dari potongan bahan stek (20-30 cm) c) Jumlah mata tunas (3-5 mata tunas) d) Kelembaban udara pada waktu memotong e) Tempat untuk menanam bahan stek (struktur tanahnya remah/subur) f) Tidak kena sinar matahari secara langsung (dibuatkan naungan) g) Jumlah daun yang masih terbawa pada bahan stek, sebaiknya dikurangi, untuk mengurangi penguapan h) Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) contohnya Rootonef yang berbentuk tepung.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 19



8)



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Teknik Penanaman Setiap jenis tanaman yang dikembangkan melalui pembiakan secara vegetatif baik itu tanaman buah-buahan maupun tanaman hias, memerlukan teknik yang berbeda, untuk itu Anda harus paham cara/teknik penanaman dari setiap jenis tanaman yang dikembangkan, baik di dalam pemmbibitan kotak kayu, bak-bak dari batu bata, bedengan maupun dalam polybag. Teknik penanaman yang sering digunakan dalam pembiakan tanaman secara vegetatif adalah a) Berdiri (buah-buahan, tanaman hias) b) Miring (singkong) c) Tidur (tebu) Dalam pembenaman stek kedalam media tumbuh ada yang di benam sebagian dan semua bahan setekan terkubur/terbenam dalam tanah. 9) Pengaruh Lingkungan Terhadap Keberhasilan Stek Perbanyakan tanaman vegetatif dengan cara stek merupakan perbanyakan yang paling sederhana namun didalam perawatan selama di pembibitan memerlukan perlakuan yang sangat serius, keberhasilan bibit stek juga dipengaruhi oleh lingkunga dimana bibit stek itu ditanam, baik dalam bak, kotak kayu, bedengan ataupun dalam polybag lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan stek antara lain : a) Kelembaban udara b) Naungan (agar supaya tidak terkena sinar matahari secara langsung) 10) Teknik Pengairan, Pemupukan, Penyiangan Pengendalian Hama Penyakit dan Pemangkasan Dalam pembiakan tanaman secara vegetatif dilakukan pemeliharaan yang meliputi: a) Pengairan Pengairan diberikan pada waktu media tanaman mulai kering, biasanya dilakukan setiap hari, waktu pengairan (penyiraman) pada pagi hari yaitu dengan menggunakan alat gambar. Pengairan (penyiraman) pada pembibitan dengan cara stek dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore (tergantung kondisi tanaman atau media tanamnya. Dalam pengairan pembibitan stek diberikan secara merata dengan cara mengayun-ahunkan gembor yang diisi dengan air. b) Pemupukan Pemupukan pada bibit stek dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun satu minggu sekali dengan konsentrasi 0,2-0,3% pupuk dilarutkan dalam air setelah itu disemprotkan pada bibit hasil stek. c) Penyiangan Penyiangan dalam pembibitan stek baik dalam bedengan, bak batu bata, kotak kayu dan polybag perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang berada disekitar bibit stek. Penyiangan dilakukan agar supaya pertumbuhan bibit stek tidak terganggu baik dalam menyerap unsur hara maupun mengganggu dalam pencahayaan (proses asimilasi). d) Pengendalian hama penyakit Serangan hama dan penyakit segera diberantas dengan pestisida untuk menjaga terjadinya serangan hama dan penyakit di lakukan pengendalian secara precentif yaitu disemprot setiap 2 kali dalam 1 minggu, hama yang menyerang pada pembibitan yaitu kutu-kutu daun, ulat dan kepik, pestisida yang digunakan dengan konsentrasi 0,1-0,2%. e) Pemangkasan Bibit hasil setekan yang masih berada daun pembibitan perlu dilakukan pemangkasan agar supaya didapatkan tunas yang banyak sehingga akan dihasilkan bibit stek yang banyak tunas. Pada waktu akan dipindahkan bibit stek perlu dilakukan pemangkasan agar supaya mengurangi penguapan yang berlebihan sehingga akan mengakibatkan bibit mengalami stress (staknasi). Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting atau pisau. Di dalam pemotongan stek dilakukan menurut jenis dari bahan stek yang diperbanyak. Setiap jenis tanaman mempunyai syarat pemotongan yang berbeda baik ukuran panjangnya maupun bentuk ukurannya.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 20



c. Rangkuman Bermacam-macam pembiakan tanaman secara vegetatif diantaranya adalah menyetek. Pada kegiatan ini juga akan diperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Bagianbagian yang disetek antara lain akar, batang, daun dan tunas. Syarat bahan setek : 1) Batang/cabang tidak terlalu tua ataupun muda 2) Bebas dari serangan hama dan penyakit 3) Warna cabang/pucuk, daun kelihatan segar dan berwarna hijau, untuk akar diambil akar yang masih muda. Macam-macam Teknik Penyetekan 1) Setek dasar 2) Setek miring 3) Setek lurus 4) Setek bertimut dan bermartil



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan setek adalah: 1) Di dalam pemotongan bahan setek (halus, kasar) 2) Panjang dari potongan bahan setek 3) Jumlah mata tunas 4) Kelembaban udara pada waktu memotong 5) Tempat untuk menanam bahan setek 6) Tidak kena sinar matahari secara langsung 7) Jumlah daun yang masih terbawa pada bahan setek, sebaiknya dikurangi, untuk mengurangi penguapan 8) Menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT) d. Tugas Untuk memperluas pemahaman Anda tentang pembiakan tanaman secara vegetatif, ada tugastugas yang dapat membantu meningkatkan penguasaan materi ini yaitu : 1) Bacalah buku referensi yang menjelaskan tentang pembiakan tanaman secara vegetatif. 2) Lakukan observasi pada petani/pengusaha horticultura/TPU yang mengembangkan tanaman secara vegetatif a) Pembiakan secara vegetatif dengan stek b) Alasan menggunakan cara stekk c) Bagaimana cara mendapatkan bahan stek d) Perlakuan-perlakuan apa yang disiapkan. 3) Catat hasil kegiatan tersebut, kalau perlu gambar, gambarlah dengan benar, hasilnya disimpulkan dan diskusikan dengan teman Anda dan guru pembimbing Anda. 4) Hasil diskusi yang telah disetujui guru, selanjutnya di file dalam odner portofolio hasil belajar Anda 5) Lakukan latihan perbanyakan tanaman dengan cara menyetek. Dalam latihan ini gunakan cabang, daun, akar atau tunas muda yang sudah tidak digunakan lakukan latihan ini dengan orang yang sudah terbiasa memperbanyak tanaman dengan cara stek. e. Latihan 1) Bagaimana teknik mengasah/menajamkan alat 2) Apa saja persyaratan bahan stek yang harus diperhatikan? 3) Apa tujuan penyetekan ? 4) Ada berapa macam teknik penyetekan ? 5) Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan penanaman 6) Jelaskan pemeliharaan didalam pembibitan ?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 21



MENCANGKOK a. Tujuan Setelah mempelajari sub kompetensi ini Anda mampu menyiapkan tempat pembibitan



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian Materi Ada kalanya, dipilih cara mencangkok apabila pohon yang akan dicangkok tidak dapat diperbanyak dengan pembiakan vegetatif lainnya yang lebih mudah, misalnya dengan stek. Jenisjenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon buah-buahan misalnya : mangga, beberapa jenis jeruk (jeruk besar, jeruk nipis, jeruk manis dan jeruk siem), berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu air dan jambu monyet), delima, belimbing manis, lengkeng dan sebagainya. Selain tanaman buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya: bunga sakura, kemuning, soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya. Tanaman yang tersebut di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan caranya, akhirnya mampu juga mengeluarkan akarnya setelah dicangkok. Sebagai misalnya adalah cemara atau tanaman berdaun lainnya. Tanaman tak berkayu pun berhasil dicangkok. Tentu saja dengan cara yang berbeda. Sebagai contoh kasus tanaman ini adalah pepaya dan dieffenbachia. Salak juga berhasil “dicangkok” dengan cara menampung tunas anakannya yang tumbuh. Cara pembiakan dengan cara mencangkok dipilih dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, misalnya kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat persis seperti induknya. Sifat ini meliputi ketahanannya terhadap hama dan penyakit, rasa buah (khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunga (untuk tanaman hias) dan sebagainya. Karena seperti yang kita ketehui bahwa hasil cangkokan bisa dikatakan hampir seratus persen menyerupai sifat induknya. Seandainya terdapat penyimpangan sifat biasanya disebabkan oleh mutasi gen. Walaupun banyak keunggulannya, namun teknik perbanyakan dengan mencangkok ini tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Sebenarunya mencangkok dapat dilakukan baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Bila mencangkok pada musim kemarau, memang kita harus rajin menyiraminya agar kelembaban media tetap terjaga. Tetapi lazimnya cangkokan lebih cepat jadinya, karena pada saat ini pertumbuhan akar sedang aktif. Sedangkan bila mencangkok dilakukan pada musim hujan, tentunya kita tidak akan repot menyiraminya. Lagi pula bila kita lakukan pada awal musim hujan, maka dalam musim itu juga cangkokan telah jadi bibit dan dapat ditanam. Tumbuhan meperoleh zat-zat hara dari lingkungan. Penyerapan bahan itu berlangsung secara difusi, osmosis dan transpor aktif. Pada tumbuhan bersel satu/bahan-bahan dapat diserap langsung dari lingkungannya melalui proses-proses tersebut. Tetapi tumbuhan tingkat tinggi, memerlukan sistem pengkutan yang lebih panjang dari proses-proses itu, yaitu dibantu dengan sistem pembuluh angkut (vaskuler) yang lebih menguntungkan. Pengangkutan bahan-bahan pada tumbuhan dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu : 1) Pengangkutan bahan melalui jaringan di luar berkas pembuluh angkut, disebut pengangkutan ekstra vaskuler. Oleh karena jaringa-jaringan ini bersifat hidiup, maka sistem pengankutan bahan menggunakan transportassi antar membran sel, seperti melalui jaringan parenkim kortek dan empulur. 2) Pengankutan bahan melalui sestem berkas pembuluh angkut, disebut pengangkutan intravaskuler. Umumnya jaringan berkas pembuluh memiliki dinding melintang yang hilang (sebagian atau seluruhnya) maka sestem pengangkutan ini jauh lebih cepat daripada pengankutan ekstravaskuler. Berkas pembuluh angkut terdiri atas dua macam jaringan, yaitu : a) Xilem : ialah pembuluh kayu yang berfungsi mengankut bahan-bahan yang berasal dari tanah melewati akar hingga ke daun untuk bahan asimilasi. b) Floem: ialah pembuluh tapis/ayak yang berfungsi mengangkut zat-zat makanan hasil asimilasi untuk diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Di dalam daun, zat-zat yang diangkut melalui pembuluh xilem diolah melalui fotosintesis atau asimulasi zat lain. Hasil asimilasi zat ini perlu diangkut ke seluruh bagian tumbuhan melalui jalan lainnya, yaitu pembuluh floem (pembuluh tapis/ayak). Pembuluh floem terletak di luar pembuluh kayu (xilem) pada tumbuhan berkayu. Pengankutan zat hasil aimilasi ini penting untuk pembangunan tubunya atau membentuk korgan-organ tubuh barunya. Hasl ini dapat ditunjukan pada pengelupasan kulit batang yang dicangkok, pengeluaran getah dan pembentukan kalus.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 22



Proses pengankutan zat-zat makanan hasil asimilasi ke bagian tubuh lainya disebut translokasi. Zat-zat yang dibentuk dalam asimilasi lebih banyak daripada yang dibongkar untuk respirasi atau pernafasan>Adanya kelebihan zat, sebagian digunakan untuk pembentukan sel-sel baru atau pertumbuhan dan sebagian lagi misalnya dalam jaringan perenkin dan kelenjar. Zat-zat makanan cadangan yang ditimbun dalam bagian tumbuhan, contohnya : 1) Karbohidrat disimpan di bagian : umbi, ubi (seperti: kentang, singkong, ketela rambat, wortel, bit, dan sebagainya), batang (seperti : tebu, sagu), rhizoma (seperti : jahe, alang-alang, gayong, dan sebagainya) dan buahnya (seperti : pisang, mangga, apel, dan sebagainya. 2) Lemak/minyak disimpan di bagian : umbi (bawang), daunnya (kayu putih), batang dan akar (sereh), dan biji-bijian (kacang tanah, kelepa sawit, kemiri, dan sebagainya). 3) Protein disimpan dibagian: bijinya (kedelai, kacang hijau, buncis, dan sebagainya) 4) Dan sebagainya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Bibit cangkokan termasuk jenis bibit yang diperoleh secara vegetatif, tanpa melalui proses perkawinan (aseksual). Sistem pencangkokan sebanarnya merupakan bagian dari cara perbanyakan dengan pembumbunan (layerage). Namun, bedanya pada sistem pencangkokan ialah pembumbunan dilakukan di udara (di atas permukaan tanah), sedangkan pembumbunan biasanya dilakukan di tanah dengan melengkungkan cabang atau membumbun cabang Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif 1 65 yang berada di bawah. Pencangkokan lebih banyak digunakan pada tanaman buah karena kebanyakan cabang tanaman ini tidak dapat dilengkungkan seperti cara pembumbunan yang umum. Bibit cangkokan diperoleh dengan menghambat proses pengiriman zat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisan kambium cabang tanaman induk. Selanjutnya pada bagian tersebut dilakukan pembumbunan untuk memberi kondisi yang sesuai bagi pertumbuhan akar sehingga ditempat tersebut akan tumbuh akar. Selama pertumbuhan akar, cabang tersebut masih bersatu dengan induknya sampai pertumbuhan akarnya mencukupi sehingga dapat dipindahkan menjadi bibit tanaman. Setelah jumlah akarnya mencukupi, cabang tersebut dipotong sehingga terbentuklah bibit yang siap tanam. Namun, akar yang tumbuh pada bibit cangkokan ini tidak sebaaik akar yang terbentuk pada bibit dari biji. Akarnya lebih pendek dan cenderung tumbuh ke samping sehingga daya jangkau akar dalam menyerap makanan dan air lebih dangkal. Kelebihan cara pembiakan cangkokan antara lain : 1) Pohon dari bibit cangkokan lebih cepat berbuah. 2) Dapat mewarisi sifat baik dari tanaman induk karena induknya dapat dipilih yang memiliki sifat baik. Adapun kelemahannya antara lain : 1) Perakaran pohon cangkokan kurang kuat dan dangkal. 2) Bentuk pohon induk menjadi rusak. 3) Tidak dapat menyediakan bibit yang relatif banyak dalam waktu yang cepat. 4) Cara pengerjaan sedikit lebih rumit dan memerlukan ketelatenan. 5) Jika sering dilakukan pencangkokan terhadap pohon induk maka produksi buah pohon induk menjadi terganggu. Pertumbuhan bibit cangkokan tidak dimulai dari awal, tetapi lanjutan dari pertumbuhannya sebagai cabang dari tanaman induknya. Oleh karena itu tanaman yang berasal dari bibit cangkokan tidak memerlukan waktu yang tidak terlalu lama untuk pertumbuhan vegetatif awalnya. Oleh karena pertumbuhan vegetatif awalnya tidak terlalu lama, maka sosok tanaman pun cenderung lebih pendek. Selain itu, pertumbuhan vegetatifnya lebih banya digunakan untuk pembentukan cabang sehingga tanaman cenderung mejpunyai pertumbuhan cabang yang lebih banyak. Bibit cangkokan dapat dibedakan dari bibit biji dengan melihat sosoknya yang lebih pendek pada umur dan kondisi yang sama dengan bibit dari biji. Bibit cangkokan dapat digunakan untuk lahan yang memiliki tanah dangkal dan sebaiknya dihindari penggunaannya untuk lahan yang memiliki air tanah dalam. Bibit cangkokan memiliki kelemahan yaitu perakarannya yang dangkal. Jika ditanam di daerah yang memiliki air tanah dalam, bibit ini akan mendapat kesulitan dalam penyerapan air tanah. Dalam melakukan kegiatan mencangkok tanaman yang perlu dipersiapkan adalah: peralatan, pohon induk dan media cangkok. Peralatan yang diperlukan tidaklah harus peralatan modern dengan harga yang mahal, tetapi cukup dengan peralatan yang sederhana asal dapat digunakan dengan baik dan sesuai dengan keperluan. Pisau okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 23



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat saja menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau sangat perlu, karena dengan pisau yang tajama dapat dihasilkan suatu keratan yang halus, bersih, rapi serta tidak perlu mengulang beberapa kali keratan, dengan demikian tidak mengganggu pertumbuhan akar nantinya. Alat lain yang diperlukan adalah gunting pangkas atau yang sering juga disebut gunting dahan. Sesuai dengan namanya, gunting ini digunakan untuk menggunting dahan atau rantingranting daun yang jumlahnya berlebihan. Jika tidak ada gunting dahan maka bisa juga digunakan sabit atau pisau. Peralatan atau pisau yang kurang tajam hendaknya dibuat tajam dengan cara mengasahnya. Dengan menggunakan batu asah, kita dapat menajamkan pisau dengan hati-hati. Apabila batu asah yang dipakai mempunyai dua bagian yakni bagian yang lebih kasar dan bagian permukaan yang lebih halus, maka gosoklah atau asahlah sisi pisau yang akan dibuat tajam pada bagian batu asah yang mempunyai permukaan kasar terlebih dahulu. Setelah didapatkan ketajaman yang lebih baik maka untuk menyempurnakannya, lanjutkan dengan mengasahnya pada bagian batu asalh yang mempunyai permukaan lebih halus. Selama mengasah pisau hendaklah senantiasa disertai dengan pemberian air secukupnya, agar dapat mengurangi panas yang timbul akibat pergesekan antara pisau dengan batu asah itu sendiri. Posisi atau arah pengasahan pisau hendaknya satu arah saja dan berkali-kali dengan perlahan-lahan tidak usah terlalu cepat. Sangat perlu diperhatikan tentang keamanan tangan perasah agar jangan sampai terluka pada saat melakukan pengasahan. Dewasa ini tidak menutup kemungkinan mengasah pisau dengan selain menggunakan batu asah saja, namun sudah tersedia juga alat pengasah dari pabrik yang terbuat dari dua lempengan saja berbentuk lingkaran. Yang mana dalam penggunaannya, kita tinggal memasukkan sisi pisau yang ditajamkan ke celah pertemuan dua sisi lempengan baja tersebut dan mendorong pisau dengan sedikit di tekan lakukan beberapa kali maka akan didapatkan pisau yang tajam. Setelah peralatan dipersiapkan dengan benar, maka selanjutnya adalah memilih pohon induk dan menentukan cabang atau dahan yang akan dicangkok. Pohon intuk hendaknya sudah cukup umurnya, tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua. Pohon yang terlalu tua biasanya mempunyai jumlah cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok hanya sedikit. Sedangkan pohon intuk yang terlalu muda tentu belum diketahui sifat-sifatnya dengan jelas. Bila kita bertanya berapa umur pohon induk yang ideal, tentu sulit untuk menjawabnya yang jelas, pohon induk harus telah berbungan bagi tanaman hias buang dan, telah berbuah sedikitnya tiga kali bagi tanaman buatbuahan. Dengan demikian kita sudah tahu keindahan bentuk dan warna bunga, atau kelezatan rasa buah dari tanaman yang akan dicangkok. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah pohon nampak kuat dan subur, serta tidak terserang hama penyakit yang akan dapat menggagalkan hasil cangkokan> Syarat terakhir adalah pohon harus bercabang banyak atau rimbun sehingga setelah dicangkok, pohon tidak akan kehabisan cabang. Dengan telah diketahui dan dipilih pohon induk yang bermutu baik diharapkan bibit hasil cangkokan nantinya akan mempunyai sifat persis atau sama dengan pohon induknya. Tahapan selanjutnya adalah mengamat-amati cabang yang kiranya tepat digunakan sebgagai bibit cangkokan. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu besar. Ukurannya kira-kira sebesar kelingking atau pensil. Walaupun demikian, berdasarkan pertimbangan tertentu, cabang sebesar lidi atau pun sebesar lengan manusia, bahkan batang pokok, tetap bisa dicangkok. Asalkan batang atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna cokelat muda. Pemilihan cabang yang berukuran kecil bertujuan agar dari tiap pohon induk diperoleh belasan sampai puluhan cangkokan tetapi bentuk pohon tidak akan rusak. Selain itu bibit cangkokan ini bila sudah dipindah ke lapangan/lahan pertanaman, akan kecil penguapan airnya. Ini jelas lebih baik mengingat akar cankokan belum banyak, dengan demikian jumlah air dan zat hara yang terserap belum banyak. Bentuk cabang yang baik adalah lurus atau tegak dan mulus. Cabang yang berwarna kehitaman dan berkerak, pertumbuhan akarnya sedikit dan pendek-pendek. Batang yang tidak mulus ini biasanya disebabkan serangan hama, misalnya karena serangan penggerek batang. TAnda lain bekas gesekan adalah adanya bekas bubuk yang melekat pada cabang. Tidak dipilihnya cabang seperti ini karena akan menghambat aliran air dan hara dari bawah ke pucuk cabang atau bagian atas luka sayatan, akibatnya akan menghasilkan cangkokan yang pucat. Pada cabang yang berwarna cokelat muda akan lebih cepat terbentuk kalus dan akar. Kalus adalah penutup luka. Cabang masih berwarna hijau dan muda hanya mempunyai sedikit persediaan makanan, sehingga pertumbuhan akar cangkokan akan lambat dan jumlahnya sedikit. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 24



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Bibit cangkokan yang demikian akan mengalami kesulitan hidup di lapangan. Begitu juga bila dipilih cabang yang sudah terlalu tua. Panjang cabang yang dipilih hendaknya berukuran 20 – 30 cm saja, kalau terlampau panjang, nanti akan mengalami kesulitan pada waktu penanaman dilahan. Selain itu pohonnya akan jangkung tidak karuan. Apalagi dewasa ini orang lebih suka dengan tanaman yang kecil namun telah menghasilkan/walaupun hasilnya sedikit. Bibit cangkokan yang kecil juga mempunyai keuntungan karena mudah dibentuk, sehingga tanaman buah pun bisa berfungsi sebagai tanaman hias. Jumlah daun yang akan disertakan pada batang cangkokan harus banyak. Banyaknya helaian daun ini akan memperbanyak makanan yang diolah, sehingga sangat menunjang pembentukan dan pertumbuhan akar bibit hasil cangkokan. Cabang yang gundul sukar menumbuhkan akar. Mengingat fungsi daun adalah sebagai pabrik lahan makanan bagi tumbuhan maka jangan sampai daun yang ada pada cabang cangkokan di kurangi dan terserang ulat atau hama lain. Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45 atau ke samping dan rajin berbuah. Cara-cara memilih cabang tersebut di atas belaku untuk semua jenis tanaman, kecuali cemara. Pemilihan cabang cemara untuk dicangkok harus berdasarkan mahkota atau tajuk pohonnya. Maksudnya adalah bagaimana bentuk tajuk tanaman induk setelah dipotong cangnya nanti. Bila memang atanaman cemara itu merupakan pohon induk ditempat pembibitan/tentu tidak menjadi masalah. Tetapi bagi para pecinta tanaman tentu tidak menginginkan bentuk tajuk tanaman cemaranya akan berkurang keindahannya. Di dalam melakukan penyayatan cabang cangkokan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni : 1) Cabang kecil Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang kecil. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat di bawah kuncup daun, karena disitulah terkumpul zat pembentuk akar yang disebut rizokalium. Dalam satu cabang bisa dibuat satu atau lebih sayatan (cangkok berantai).



Cangkok Berantai 2) Cabang besar Batasan cabang besar disini adalah cabang yang diameternya melebih 2 cm. Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbanga jumlah akar yang sesuai untuk memasok air dan zat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan ditanam. Perakaran yang tumbuh dari bentuk penyayatan seperti pada cabang kecil sering kurang memadai. Oleh karena itulah bentuk sayatan dibuat sedemikian rupa agar bidang yang nantinya ditumbuhi akar menjadi luas.



Keratan Bergerigi



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 25



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium. Kambium yang umumnya terdapat hanya pada tanaman dikotil ini kmerupkan suatu tabunga yang berada antara xilem dan floem. Hasil kerja kambium erupa pertambahan lingkaran batang berkayu. Untuk menghindari kejadian ini pada luka sayatan juga agar proses pertumbuhan akar tidak terganggu, kambium harus dihilangkan. Untuk membuan kambium ada beberapa cara yakni dianginanginkan selama kurang lebih dua sampai dengan empat hari. Untuk tanaman bergetah seperti sawo misalnya, waktu yang diperlukan adalah 2 – 3 minggu. Cara lain untuk membuang kambium adalah dengan menggunakan lap kain atau kertas yang bersih. Kain atau kertas ini digosokkan keluka sayatan sehingga kayu kelihatan kering dan terasa tidak licin ada kalanya kertas untuk membersihkan kambium ini dicelupkan dulu ke dalam air garam, dengan demikian kambium yang menyerupai lendir ini akan cepat bersih. Setelah itu dibersihkan dengan air bersih agar keadaan disekitar luka tetap netral. Cara lainnya dalah dikerik dengan pisau secara perlahan-lahan agar tidak melukai kayunya. Bila kayu terluka tentu saja xilem akan terluka juga, padahal peranan xilem ini sanga besar yaitu mengangkut hara dan air dari akar ke seluruh bagian tanaman. Dengan terputusnya saluran pengankutan ini maka batang, cabang/ranting dan daun yga berada di atas luka akan mengering dan hasil cangkokan akan gagal. Akar-akar pada cangkokan bisa tumbuh karena dengan terbuangnya jaringan floem yang terdapat pada kulit cabang, maka zat-zat makanan yang berupa kabohidrat, zat pembentuk akar (rizokalin) dan auxin sebagai zat perangsan pertumbuhan yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan, tidak akan mengalir ke bagian bawah sayatan, zat-zat ini akan mengumpul di bagian atas sayatan, yang dapat dilihat dengan adanya pembengkakan pada kulit cabangnya. Dan dengan adanya media yang lembab maka zat-zat tersebut akan merangsang timbulnya akar pada bagian atas sayatan. Cara membungkus sayatan sangat bergantung pada jenis media yang digunakan. Untuk media mos, biasanya mos yang telah dipupuk dan dalam keadaan basah ini dibungkuskan pada sayatan, lalu diikat dengan tali bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut plastik atau yang lain. Plastik diikata di bagian bawah terlebih dahulu, kemudian pembalut diraikan dan diikat bagian tengah dan atasnya. Ikatan tali di bagian atas sebaiknya janga terlalu kencang, atau diikat dengan cara tali simpul. Jadi bila sewaktu-waktu inin membuka guna menyiramnya, kita tidak akan mengalami kesulitan. Lain lagi bila menggunakan pembalut pot dari tanah, plastik, kaleng dan tabung bambu. Biasanya pembalut ini didasarnya berlubang sebesar cabang yang dicangkok dan telah dibelah pada ke dua sisinya. Cara membungkusnya adalah memasang pot tersebut pada cabang yang telah disayat, lalu belahan sampingnya dirapatkan dengan menggunakan kawat atau tali. Setelah pot ini kelihatan kokoh pada cabang yang di cangkok maka baru medianya dimasukkan sampai paling tidak menutupi luka bekas sayatan. Ukuran pot yang digunakan jangan terlalu besar, cukup yang kecil saja dengan bobot yang ringan. Pot yang terlalu besar justru bisa mematahkan cabang bila terjadi angin kencang. Besar atau diameter pembungkusan in disesuaikan dengan diameter cabang dan panjang cabang yang dicangkok. Biasanya perbandingan antara panjang cabang dan diameter pembungkusnya adalah 5 ; 1. jadi, bila panjang cangkokan 30 cm, maka diameter pembungkusnya adalah 5 cm.



Pengikatan Pembalut Media c. Rangkuman Mencangkok adalah kegiatan perbanyakan tanaman secara aseksual atau vegetatif. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada tumbuhan berkayu karena mempunyai kambium. Pada dasarnya pekerjaan mencangkok adalah menghambat proses pengiriman zat makanan dari daun ke akar dengan menghilangkan lapisan kambium cabang tanaman induk, kemudian pada bagian (luka) tersebut diberikan media tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan akar agar segera tumbuh Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 26



akar. Kelebihan proses ini adalah pohon hasil cangkoknya. Sedangkan kelemahannya adalah perakaran kurang kuat, bentuk pohon induk menjadi rusak yang akan mempengaruhi pula kepada produksinya, cara pengerjaan membutuhkan ketelatenan serta tidak dapat secara cepat menyediakan bibit cangkok dalam jumlah banyak. Cabang yang akan dilakukan pencangkokan harus dalam kondisi sehat dan baik serta berbentuk lurus serta berasal dari pohon induk yang mempunyai produksi tinggi. Dalam melakukan pengeratan atau pelukaan cabang harus menggunakan alat atau pisau yang tajam dan bersih. Kambium pada bidang pengeratan harus dikeringkan dengan benar sebelum diberikan media tumbuh. Media tumbuh untuk mencangkok harus mempunyai sifat: ringan, dapat menyimpan air dengan lama, mudah ditembus akar, banyak mengandung unsur hara dan mudah di dapat. Dalam pencampuran media harus merata dan dibalut dengan pembungkus yang baik. Keberhasilan mencangkok sangat ditentukan oleh jenis tanaman, media, cara kerja dan waktu pelaksanaan. Pemotongan hasil cangkokan (bibit) dilakukan tepat dibawah perakaran, bibit hasil cangkokan segera dilakukan aklimatisasi/adaptasi sebelum ditanam di lahan/lapangan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Tugas 1) Menyiapkan peralatna dalam melakukan pencangkokan tanaman 2) Memilih pohn induk sesuai dengan criteria pohon induk berkwalitas atau unggul 3) Menentukan canga yang akan dicangkok 4) Menyiapkan campuran media pengisi dalam melakukan pembalutan pada cabang yang dicangkok 5) Lakukan penyayatang dengna baik dan benar 6) Membungkus dan mengikat pembalut medi acangkok dengan benar 7) Memotong hasil cangkok tepat dibawah sayatan. e. Latihan 1) Jelaskan mengapa dalam mencangkok diperlukan penggunaan pisau yang tajam? 2) Mengapa kambium pada cangan pohon induk yang akan dicangkok harus dibersihkan? 3) Jelaskan keuntungan apa yang didapat dari mencangkok?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 27



MENGUKUR KADAR AIR TANAH



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar dalam modul ini peserta didik diharapkan mampu mengatur pemberian air agar pada waktu musim kemarau tanaman tidak menderita kekeringan, sedang pada musim penghujan tidak kebanjiran atau kelebihan air terlalu lama, sehingga tanaman cukup mendapat air selama pertumbuhannya. Setalah mengikuti setiap kegiatan belajar, peserta didik akan mampu : a. Mengukur kadar air tanah pada kapasitas lapang dan titik layu permanen, agar dapat memprediksi jumlah air yang siap untuk dimanfaatkan oleh tanaman. b. Melakukan teknik pengukuran kadar air tanah untuk meningkatkan kemampuan mengukur dan mengendalikan suplai air tanah ke tanaman, yang merupakan dasar untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. c. Mengairi tanaman dengan memperhitungkan proses kehilangan air, baik di lahan pertamanan maupun di saluran pengangkutan sehingga dapat dijadikan dasar perhitungan kebutuhan air untuk tanaman, dengan teknik pengairan yang sesuai dengan kesesuaian tanahnya. 2. Uraian Materi a. Status Air Dalam Tanah Tanah terdiri dari empat fraksi; partikel mineral dan benda organik mati yang membentuk matrik, serta larutan tanah dan udara yang mengisi ruang pori matrik. Air tanah sebagian besar ditahan oleh potensial matrik, air terjerap oleh permukaan partikel tanah, dan hanya sedikit yang terikat secara osmosis karena terlrutnya garam mineral dalam tanah. Ketersediaan air bagi tanaman tergantung kepada potensialnya dan konduktivitas hidrauliknya. Air yang siap untuk dimanfaatkan oleh tanaman terdapat antara kapasitas lapang dan titik layu permanen. Air ini sering disebut air kapiler. Kapasitas lapang adalah kandungan air tanah yang tercapai setelah gerak air gravitasi sudah berheti dengan potensial air dibawah –3 bar. Kandungan air tanah dimana terjadi tingkat kelayuan tanaman yang tidak dapat balik, dikenal sebagai titik layu permanen, dan biasanya mempunyai potensial air antara –10 s/d –20 bar. Nilai yang tepatnya sangat tergantung kepada jenis tanaman dan kondisi dimana tanaman itu tumbuh. Air yang tertinggal dalam tanah, yang tidak tersedia bagi tanaman, dikenal sebagai air hogroskopis dan air yang terikat secara kimia. Jumlah air higroskopis berbeda–beda tergantung partikel mineral tanah seperti liat dan organik.



Air Gravitasi Berlebihan Koasitas Lapang



Air Kapiler Tersedia



Air Higroskopis TakTersedia



Di lapangan matrik potensial dapat diatur langsung sampai –0,8 bar, dengan tensiometer, dan nilai yang lebih rendah dari itu dapat diestimasi dari hasil kalibrasi pembacaan alat tahanan listrik. Di laboratorium dapat diukur sampai –25 bar atau lebih rendah lagi dengan menggunakan alat plat tekan atau membran tekan (pressure plates and pressure membran apparatus). Potensial zat terlarut dapat diukur secara krioskopis dari ekstrak tanah. Pengukuran keduanya (matrik dan zat terlarut) dapat dikerjakan langsung dengan menggunakan psikometer termoganda, atau secara tak langsung yaitu dengan menjumlahkan potensial matrik dengan potensial zat terlarut. Metoda terbaik untuk menggambarkan karakteristik suplai air suatu jenis tanah adalah membuat kurva hubungan antara potensial air tanah dengan kandungan air. Dua nilai status air tanah yang berharga adalah kapasitas lapang dan persen layu permanen, karena mereka merupakan batas bawah dan batas atas dari air yang tersedia bagi tanaman. Potensial air pada Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 28



kapasitas lapang adalah sekitar –0,3 bar dan pada persen layu permanen adalah sekotar –5 bar. Tidak ada nilai yang benar-benar definitif; kesemua itu hanya nilai pendekatan. Percobaan yang mensyaratkan potensial air yang tetap mempunyai nilai tertentu di bawah kapasitas lapang, tidak mungkin dilakukan pada percobaan skala besar. Dalam hal demikian, biasanya percobaan cekaman air dilaksanakan dengan cara menurunkan kandungan air sampai pada dekat batas persen layu permanen, kemudian diairi kembali sampai mencapai kapasitas lapang. Cara ini memberikan berbagai tingkatan cekaman. Tanaman kecil dapat ditanam di dalam wadah ceper berdinding semi permeabel, kemudian berulangkali dicelupkan ke dalam larutan polyethelen glycol yang mempunyai nilai potensial air yang berbeda. Kadang-kadang suatu tingkat cekaman tertentu yang uniform dapat dipertahankan dengan cara menanam tanaman dalam larutan hara ditambat zat terlarut sampai menghasilkan nilai potensial air yang diinginkan. Polythelene glycol berberat melolekul tinggi nampak cocok untuk keperluan ini karena tidak atau sedikit sekali terabsorpsi, relatif tidak berbahaya bagi tanaman dan sedikit sekali diserang mikroorganisma.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Infiltrasi Infiltrasi adalah gerakan air masuk ke dalam tanah. Laju infiltrasi air ke dalam tanah, dalam hubungannya dengan pengisian kembali tanah oleh air hujan atau oleh air irigasi, sangat penting. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi adalah ; kandungan air awal, permeabilitas permukaan tanah, kondisi internal seperti ruang pori dan kemerekahan koloid tanah, serta kandungan bahan organik tanah, juga lamanya air hujam atau pemberian air irigasi. Laju gerak air menembus tanah atau konduktivitas hidrolik, berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori. Gerak air menembus tanah pada status air di atas kapasitas lapang terutama dikendalikan oleh potensial gravitasi, dan pot ensial matrik pada status air di bawah kapasitas lapang. Konduktivitas hidraulik menurun dengan dengan cepat dengan semakin menurunnya potensial air, sehingga gerak air sangat lambat pada tanah kering dan praktis berhenti pada potensial air sekitar –15 bar. Pada tanah yang sangat kering, air hanya bergerak sebagai uap. Perbedaan temperatur antara permukaan tanah dengan horizon yang lebih dalam mampu menggerakkan air (uap) ke atas pada musim dingin dan ke bawah pada musim panas. Pergerakan air tanah jauh di bawah zona akar pada potensial air di bawah kapasitas lapang nampaknya lebih banyak dari yang diduga semula. Bila dalamnya permukaan air tanah sekitar satu meter, gerak air ke atas cukup memadai untuk kebanyakan tanaman. c. Teknik Pengukuran Kadar Air Tanah Kemampuan mengukur mengendalikan suplai air tanah kepada tanaman merupakan dasar untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air, juga dasar untuk telaah lebih lanjut mengenai hubungan antara air dan tanaman. Besaran terbaik untuk mengukur ketersediaan air bagi tanaman adalah potensial air. Komponen utama dari potensial air tanah adalah potensial matrik dan potensial zat terlarut. Di daerah humida potensial matrik merupakan komponen utama, akan tetapi di daerah arid potensial zat terlarut atau potensial osmosis seringkali merupakan komponen penting dalam total potensial air tanah. 1) Mekukur kadar air tanah cara biasa Air tanah penting bagi pertumbuhan tanaman, karena sebagian terbesar dari tanaman adalah air yaitu sekitar 90%. Dalam air tanah terlarut unsur hara yang masuk (terisap) bersama-sama air melalui akar ke tanaman. Kadar air tanah dapat diketahui berapa jumlah air tersedia bagi tanaman. Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara; (1) cara “gravimetric water content”, yaitu perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering udara (lembab), atau perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering mutlak, dan (2) cara “volumetric water content”, yaitu perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah. 1. Alat : a. Alat pengukur kelembaban tanah Brabender atau lainnya, b. Timbangan analitik dan pemanas oven, c. Alat eksikator, d. Tangkai capitan, e. Botol timbang 20 ml. 2. Bahan : Tanah



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 29



3. Langkah Kerja : Dengan alat Brabender, kelembaban tanah dapat langsung diketahui setelah 24 jam sebelumnya tanah seberat ± 10 g dimasukkan kedalamnya. Apabila alat Brabender tidak ada, maka dapat dipergunakan oven sebagai berikut : 1. Timbang berat botol timbang (g), masukkan tanah seberat 10 g kedalamnya, kemudian masukkan ke dalam oven dengan pemanasan 105 oC (sebaiknya dua kali/duplo). 2. Setelah lebih dari 24 jam tanah dalam botol timbang dikeluarkan dari oven disimpan di eksikator, setelah beberapa saat dan botolnya dingin kemudian ditimbang, angka dicatat. 3. Keesokan harinya ditimbang lagi dengan cara yang sama, angka dicatat, penimbangan ini dilakukan beberapa kali sekurangkurangnya 3 kali penimbangan terakhir diperoleh berat contoh tanah tetap atau konstan. Berat tanah terakhir ini disebut berat tanah kering mutlak dan dianggap airnya sudah menguap semua.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Contoh perhitungan : a. Berat botol timbang + tutup = 20 gram b. Berat tanah kering udara (penimbangan ke 1) = 10 g c. Berat tanah + botol selanjutnya = 30 g d. Berat tanah penimbangan ke 2 = 9,0 g e. Berat tanah penimbangan ke 3 = 8,0 g Berat tanah penimbangan ke 4 = 7,5 g Berat tanah penimbangan ke 5 = 7,5 g Berat tanah penimbangan ke 6 = 7,5 g Berat tanah penimbangan ke 7 = 7,5 g Berat kadar air tanah = 10 g – 7,5 g = 2,5 g f. Kandungan air dalam % berat = 2,5 x 100 % = 33,0 %. 7,5 g. Umpama bobot isi (B.I) tanah 1,15 g/cm3, jadi kadar air dalam % volume = 1,15 x 33,0 % berat = 38,0 %. Lembar Latihan Untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan Saudara pada bagian ini, jawablah pertanyaan berikut ini dengan baik dan benar. 1. Gaya-gaya apa saja yang menyebabkan air hujan atau irigasi dapat meresap ke dalam tanah. 2. Apa yang dimaksud dengan air higroskopis, air kapiler dan air gravitasi. 3. Air dalam tanah yang tersedia bagi tanaman ditentukan oleh kadar air pada kapasitas lapang dan air pada titik layu permanen. Apa yang dimaksud dengan kapasitas lapang dan titik layu permanen tersebut, serta bagaimana cara mengetahui jumlah air tersedia bagi tanaman. 2) Mengatur kadar air cara cepat Penetapan kadar air tanah secara cepat dapat dilakukan dengan alat yang disebut “BRABENDER” (lihat Gambar 2.). Dengan alat ini hanya diperlukan waktu 1-2 jam untuk 10 contoh tanah. Alat ini dilengkapi dengan skala yang menunjukkan angka persen kadar air berdasarkan berat basah contoh tanah tersebut. Alat ; Alat untuk menetapkan kadar air, lihat gambar “BRABENDER” Bahan; Tanah utuh Cara kerja : 1. Contoh tanah ditimang tepat 10 gram dalam botol timbang. 2. Masukkan ke dalam alat “BRABENDER” dan dibiarkan selama 1-2 jam. 3. Basa pada skala persen kadar air berdasarkan berat basah contoh tanah tersebut. 4. Untuk merubah persen kadar air dari dasar berat basah ke dasar berat kering, perhitungannya adalah sebagai berikut : Berat contoh tanah = 10 gram Kadar air (persen “BRABENDER”) = X% Berat air = Berat kering tanah = 10 – 0,1 x g Jadi kadar air atas dasar berat kering = Untuk mempercepat pengubahan ini dapat dibuat sebuah tabel. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 30



MENGAIRI TANAMAN



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



1. Proses Kehilangan Air Proses kehilangan air pada waktu mengairi tanaman atau wilayah pertanian, sangat mempengaruhi banyaknya kebutuhan air untuk pengairan. Adapun faktor-faktor utama dimaksud adalah; a. Tanah; 1) Jenis tanah yang banyak mengandung pasir akan lebih banyak memerlukan air pengairan dibandingkan dengan tanah dengan kandungan liat tinggi. 2) Kedalaman permukaan air tanah yang dangkal akan mereduksi kebutuhan air pengairan, akan tetapi bila terlalu dangkal maka proses pembuangan air melalui saluran drainase akan menimbulkan masalah. 3) Kemiringan tanah akan sangat menentukan penambahan jumlah air yang hilang dibandingkan dengan tanah yang datar/ b. Iklim; Pada musim kemarau akan menyebabkan meningkatnya proses kehilangan air akibat evapotranspirasi dari tanah, permukaan air, dan tanaman. Peresapan air ke dalam tanah akan semakin meningkat akibat retakan tanah yang melebar. c. Pengolahan tanah; Tujuan pengolahan tanah adalah merubah sifat fisik/mekanik tanah agar sesuai dengan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman yang baik. Pengolahan tanah yang intensif pada tanah yang sudah gembur akan mendorong proses kerusakan tanah dan erosi, yang berakibat pada meningkatnya proses kehilangan air. 2. Perhitungan Kebutuhan Air Bagi Tanaman 2.1. Kebutuhan air untuk padi Tanaman memerlukan air untuk kehidupan, keperluan, keperluan air ini dapat diperoleh tanaman melalui air hujan dan/atau air irigasi. Air hujan (R) dan/atau irigasi (I) yang masuk ke dalam petakan sawah akan digunakan oleh tanaman untuk transpirasi dan karena panas sinar matahari permukaan air dan tanah juga melepaskan air yang disebut evaporasi (E). Air yang berada pada areal tanaman atau sawah juga merembes ke bawah, proses ini disebut Infiltrasi (If) dan perembesan diteruskan ke lapisan tanah lebih bawah disebut Perkolasi (P). Air juga merembes ke samping disebut Seepage (S), akhirnya air yang berkelebihan akan dialirkan ke saluran pembuangan dan proses ini disebut Drainase (D). Air yang diperlukan untuk E dan P disebut “consumptive use”, sedangkan air yang diperlukan untuk E, T dan P disebut kebutuhan air untuk tanaman (Water Requirement = Wr). Curah hujan yang dapat dimanfaatkan untuk E, T dan disebut curah hujan efektip. Kebutuhan air untuk tanaman dihitung dalam liter/det/ha atau m3/hari/ha atau dapat juga dihitung dalam mm. (cm)/hari. Untuk menghitung kebutuhan air di lapangan dan debit yang diperlukan pada pintu pemasukan dapat digunakan rumus sebagai berikut :



Q1 



Q2 



HxA x10.000 T



Q1 1 x 86.400 (1  L)



di mana : Q1 Q2 H A T L



= = = = = =



Kebutuhan harian air di lapangan dalam m3/hari. Kebutuhan harian air pada pintu pemasukan m3/detik. Tinggi penggenangan dalam meter Luas areal sawah dalam ha Interval pemberian air dalam hari Kehilangan air di lapangan dan saluran.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 31



Dengan rumus di atas dapat dihitung konversi satuan liter/detik/ha menjadi mm/hari. Misal : Q = 1 lt/det = 0,001 m3/det. = 86.400 m3/hari. A = 1 ha T = 1 HARI



HxA x10.000 T 86.400 H  0.0864 m/hari  8,64 mm/hari 10.000



86,4 



Perbandingan berbagai satuan kebutuhan air tersebut sebagai berikut : l/det/ha cm/hari mm/hari 1,000 0,864 8,640 1,16 1,00 10,00



m3/hari/ha 86,400 100,00



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Di bawah ini contoh perhitungan kebutuhan harian air di lapangan dan pada pintu pemasukan. Luas tanaman yang akan diairi 53,47 ha. Hitung kebutuhan air di lapang dan pintu pemasukkan menggunakan ketentuan–ketentuan sebagai berikut : - Interval rotasi : 4,5 hari - ETP hingga tanaman berumur 30 hari adalah 10 mm/hari - ETP setelah tanaman berumur 30 hari adalah 12 mm/hari - Kehilangan air di lapangan dan saluran 20%. Perhitungan :



HxA x10.000 T Q1 1 Q2  x 86.400 (1  L) Q1 



(1). Kebutuhan air tanaman hingga umur 30 hari. T = 4,5 hari L = 20% H = 4,5 x 10 mm = 45 mm = 0,045 m. A = 53,47 ha



0,045x53,4 7 x10.000  5,347m 3/hari  0,0619m 3/detik 4,5 5,347 1 Q2  x  0,077m 3/detik 86.400 (1  0,2) Q1 



(2). Kebutuhan air setelah tanaman berumur 30 hari. T = 4,5 hari L = 20% H = 4,5 x 12 mm = 45 mm = 0,045 m. A = 53,47 ha



0,045x53,4 7 x10.000  6,416m3/hari  0,0743m 3/detik 4,5 6,416 1 Q2  x  0,0928m 3/detik 86.400 (1  0,2) Q1 



2.2. Menghitung Kebutuhan Air Untuk Suatu Daerah Air yang dialirkan untuk suatu daerah pengairan adalah lebih besar dibanding dengan air yang dipakai untuk tumbuh tanaman di daerah itu. Adapun sebabnya ialah banyak air yang hilang di jalan karrena saluransaluran air yang bocor, menguap dan lain-lain, sehingga tidak sampai ke daerah yang dituju. Untuk menghitung jumlah air yang harus diberikan ke daerah tertier, perlu diperhatikan faktorfaktor sebagai berikut : Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 32



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



a. luas masing-masing macam tanaman b. kehilangan air di perjalanan. Kehilangan air terbanyak adalah di saluran tertier. Contoh I. Dalam suatu daerah ranting dalam musim kemarau terdapat tanaman gadu. Izin …………………………………….. 100 ha Tanaman gadu tanpa izin …………… 20 ha Tanaman tebu ……………………….. 60 ha Tanaman palawija …………………… 40 ha Pemberian air pada padi gadu 1. l/ha/s. Perbandingan air untuk padi, tebu, palawija = 8 : 3 : 2. Berapakah banyaknya air yang harus dialirkan ke saluran tertier ? Kehilangan air 20%. Jawab : a. padi gadu izin = 100 x 1 l/s = 100 l/s. b. padi gadu tanpa izin = 20 x ¾ l/s = 5 l/s. c. tebu = 60 x 3/8 l/s = 22,5 l/s. d. palawija = 40 x ¼ l/s = 10 l/s. Jumlah = 137,5 l/s. Jumlah air yang harus dialirkan







100 x137,5l/s 80



= 171,875 l/s. = 172 l/s. (dibulatkan). Lembar Latihan. Untuk mengetahui sampai sejauh mana penguasaan Saudara pada bagian ini, jawablah pertanyaan berikut ini dengan baik dan benar. 1. Uraikan dengan jelas tiga faktor utama sebagai penyebab kehilangan air pada waktu mengairi tanaman atau lahan pertanian. 2. Ada lima alasan sebagai dasar pertimbangan pemberian air pada sawah secara terus menerus. Jelaskan ke lima pertimbangan tersebut. 3. Untuk mengelola lahan pertanian tidak hanya diperlukan air hujan dan adanya air irigasi, tetapi perlu pula pembuangan air dari lahan pertanian tersebut. Uraikan paling sedikit lima alasan mengapa air perlu dibuang dari lahan pertanian.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 33



MERAWAT TANAMAN Melakukan Pengairan a. Pendahuluan Penyiraman adalah pemberian air pada tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam jumlah yang cukup pada waktu yang diperlukan dalam perawatan tanaman, untuk mempermudah mengairi tanaman dibuat saluran-saluran air, selain saluransaluran pemasukan air, diperlukan juga saluran-saluran pembuangan, cara pengairan yang paling efisien ialah dengan Sprinkler, yakni air dialurkan melalui pipa kemudian dibuat semprotan yang dapat menyemprotkan air berbentuk kabut yang merata ke petak-petak pertanaman, dengan cara ini tingkat kebasahan tanah dapat diamati, dan pipa dapat dipindahkan bila petakan sudah basah.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Kebutuhan Air Bagi Tanaman Air sangat dibutuhkan tanaman pada masa setelah penanaman, masa pembuangan dan pembentukan buah, tanaman memerlukan air untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan, baik yang menguap dari dalam tanah maupun dari daun. Kebutuhan air tanaman, dinyatakan sebagai jumlah satuan air yang di isap persatuan berat kering yang dibentuk, atau banyaknya air yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan berat kering tanaman. Selama pertumbuhan tanaman terus-menerus mengisap air dari tanah dan mengeluarkannya pada saat traspirasi. c. Fungsi Air Bagi Tanaman Fungsi air bagi tanaman dalam perawatan tanaman adalah : 1) Bagian dari protoplasma, biasanya membentuk 85 % sampai 90 % dari berat keseluruhan bagian hijau tanaman (jaringan yang sedang tumbuh). 2) Reagen yang penting dalam proses fotosintesa dan dalam proses hidrolitik seperti perubahan pati menjadi gula. 3) Pelarut garam, gas dan berbagai material yang bergerak ke dalam tanaman, melalui dinding sel dan jaringan xylem serta menjamin kesinambungannya. 4) Sesuatu yang esensial untuk menjamin adanya turgiditas pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuka dan menutupnya mulut daun, proses membuka dan menutupnya mulut daun, kelangsungan gerak struktur tanaman. d. Akibat Kelebihan dan Kekurangan Air Pertumbuhan tanaman sangat dibatasi oleh jumlah mempunyai peranan penting dalam proses kehidupan aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga Defisiensi air yang terus-menerus akan menyebabkan balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.



air yang tersedia dalam tanah, karena air tanaman. Kekurangan air akan mengganggu mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. berbagai perubahan irreversible (tidak dapat



e. Rangkuman 1. Penyiraman adalah : pemberian air pada tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam jumlah yang cukup. 2. Kebutuhan air bagi tanaman : masa setelah penanaman, masa pembungaan dan pembentukan buah, kebutuhan air ini disebabkan karena : akibat penguapan baik dari tanah maupun dari tanaman. 3. Fungsi Air bagi tanaman a. Bagian dari protoplasma b. Reagen penting dalam fotosintesa c. Pelarut garam d. Sesuatu yang esensial untuk menjamin adanya turgiditas 4. Akibat kelebihan dan kekurangan air a. Mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis b. Defisien air yang terus menerus akan menyebabkan berbagai perubahan yang irreversible pada gilirannya tanaman akan mati. 5. Pemberian air yang benar a. Jumlahnya sesuai dengan kebutuhan b. Waktunya tepat pagi atau sore hari c. Caranya bisa disemprotkan, dialirkan, disiramkan, sistim irigasi, di lab/digenangi sesuai karakteristik tanaman. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 34



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



f. Lembar Tugas Teknik dan cara pengairan banyak macamnya tergantung daerah setempat dan keadaan tanahnya, maka untuk menambah pengetahuan pemahaman tentang pengairan dalam perawatan tanaman ada tugas-tugas yang dapat membantu penguasaan materi ini yaitu: 1. Bacalah buku referensi yang menjelaskan tentang teknik dan cara pengairan yang baik dan benar dalam perawatan tanaman. 2. Lakukan observasi pada petani-petani yang sudah maju atau pengusaha di bidang pertanian yang menggunakan sistem pengairan yang baik dalam perawatan tanaman cari informasi tentang : a. Sistem penyiraman dengan menggunakan sprinkler, bahan yang digunakan, ukuran dan spesifikasinya. b. Alasan penggunaan bahan/alat tersebut (secara teknis dan ekonomis, sosial). c. Bagaimana cara mendapatkannya dan langkah-langkah yang perlu dipersiapkan. 3. Catat hasil kegiatan tersebut bila perlu : - Gambarlah dengan benar - Diskusikan dengan teman-teman anda - Konsultasikan/tanyakan pada guru pembimbing 4. Hasil diskusi di file g. Lembar Latihan 1. Jelaskan mengapa tanaman perlu pengairan/disiram dalam perawatan tanaman ? 2. Jelaskan cara pengairan/penyiraman yang paling efisien dalam perawatan tanaman ? 3. Jelaskan fungsi air bagi tanaman dalam perawatan tanaman ? 4. Jelaskan apa akibat kekurangan air dan kelebihan air dalam perawatan tanaman ? 5. Jelaskan definisi dari penyiraman menurut anda, dalam perawatan tanaman?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 35



MELAKUKAN PEMUPUKAN



a. Pendahuluan Dalam perawatan tanaman pemupukan adalah salah satu faktor penting sebab pemupukan akan mempertahankan keseimbangan unsur hara dalam tanah dan dapat menjaga terpeliharanya kesuburan tanah Pupuk dapat di kelompokan menjadi tiga cara : 1) Pupuk alam dan pupuk buatan 2) Pupuk menurut unsur-unsur yang di kandungnya 3) Pupuk organik dan pupuk anoganik



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian Materi Yang dimaksud dengan pupuk ialah setiap bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang dipelukan tanaman, kandungan hara pupuk dinyatakan dengan prosen, Nitrogen (N), Fospor (F) dan Kalium (K). Contoh pupuk urea kandungan haranya 45 % N, yang berarti setiap 100 Kg pupuk urea terdapat 45 Kg unsur hara Nitrogen. Pemupukan dalam perawatan tanaman mempunyai tujuan tertentu yaitu memberikan zat hara kedalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman, agar diperoleh produksi seperti yang kita harapkan. Pemupukan memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam keberhasilan produksi pertanian, pada prinsipnya pemupukan sebagai penyeimbang ketersediaan unsur-unsur didalam tanah yang dipelukan oleh tanaman sehingga dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi dengan baik. 1) Fungsi Pupuk Dalam perawatan tanaman melakukan pemupukan banyak fungsinya diantaranya : a) Merangsang pertumbuhan tanaman, batang, cabang, daun, akar b) Membantu asimilasi, pernafasan mempercepat pembuangan, pemasakan biji dan buah. c) Membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh tanaman. 2) Jenis Pupuk Dalam perawatan tanaman unsur hara yang umum dibutuhkan dalam pemupukan tanaman adalah N, P, dan K. Sumber dari unsur-unsur tersebut bermacam-macam, sebelum ditentukan jenis pupuk yang akan digunakan, diklasifikasikan yang menentukan pembagian atau penggolongan jenis pupuk, ada dua jenis pupuk yaitu pupuk organik dan anorganik, pupuk organik berasal dari sisa-sisa tanaman yang sudah lapuk dan hewan, misal pupuk hijau, pupuk kandang dan kompos, sedangkan pupuk anorganik yang sering disebut pupuk buatan merupakan hasil olahan pabrik yang dijual dalam bentuk kemasan. 3) Cara Pemberian Didalam perawatan tanaman ditinjau dari cara pemberiannya, pupuk dibagi menjadi dua jenis, yaitu pupuk akar dan pupuk daun. a. Pupuk Akar Pupuk akar diberikan melalui akar tanaman, pupuk dimasukan kedalam tanah, untuk selanjutnya diserap oleh akar tanaman, pupuk yang termasuk pupuk akar, TSP, KCL, Kompos, Pupuk kandang, umumnya yang mengandung unsur makro. b. Pupuk Daun Pupuk daun yang diberikan melalui daun, dengan cara disemprotkan lewat daun, pupuk ini lebih cepat diserap oleh tanaman dibandingkan dengan pupuk akar, disebabkan adanya stomata (mulut-mulut daun) pupuk daun lebih lengkap disamping unsur hara makro dilengkapi oleh unsur hara mikro yang dibuthkan oleh tanaman. 4) Menyimpan Pupuk Buatan Pupuk di simpan pada tempat yang kering tidak lembab, gudang harus mempunyai ventilasi yang baik, jangan menyimpan pupuk langsung di tanah, gunakanlah balok-balok kayu. 5) Cara Pemupukan Dalam perawatan tanaman pemupukan harus sesuai apa yang kita harapkan dari tanaman tersebut, disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman, pemupukan tanaman harus dilakukan menurut aturan-aturan yang telah ditentukan (sesuai dosis pemupukan) jangan memberikan pupuk terlalu banyak dan kurang baik juga bila pemupukan tanaman terlalu sedikit.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 36



c. Rangkuman 1. Pupuk adalah : setiap bahan yang mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. 2. Tujuan Pemupukan : yaitu memberikan zat hara kedalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman. 3. Fungsi Pupuk : a. Merangsang pertumbuhan, batang, cabang, daun, akar b. Membantu asimilasi, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah. c. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat tubuh batang tanaman. 4. 2 macam jenis pupuk : a. Pupuk buatan (anorganik) b. Pupuk alam (organik) 5. Cara pemberian pupuk ditijau dari cara pemberiannya a. Melalui akar b. Melalui daun



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Lembar Tugas Untuk memperluas pengetahuan anda tentang pemupukan yang baik, tepat dan benar ada beberapa tugas yang dapat membantu meningkatkan penguasaan materi ini yaitu : 1. Bacalah buku-buku referensi yang menjelaskan tentang pupuk dan pemupukan dalam perawatan tanaman. 2. Lakukan observasi ke petani-petani maju baik di bidang tanaman hortikultura maupun tanaman industri, tentang : a. Jenis dan macam-macam pupuk yang digunakan b. Komposisi, proses pencampuran c. Dosis yang digunakan d. Cara-cara pemupukan yang tepat, benar dan baik 3. Buatlah kesimpulan tentang teknik dan cara pemupukan, apa keuntungan dan kerugian dari pemupukan. 4. File dalam portfolio anda e. Lembar Latihan 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pupuk dalam perawatan tanaman? 2. Jelaskan apa tujuan pemupukan dalam perawatan tanaman 3. Jelaskan beberapa fungsi pupuk bagi tanaman dalam perawatan tanaman ? 4. Ada dua pupuk dilihat dari cara pemberian jelaskan, apa saja jenis pupuk dan uraikan? 5. Bagaimana cara menyimpan pupuk yang baik dan benar dalam perawatan tanaman, jelaskan ?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 37



MENYIANG TANAMAN



a. Tujuan Pada suatu sistim kerja yang baik pemeliharaan tanaman yang termasuk didalamnya penyiangan jika tidak dilakukan akan mempengaruhi terhadap produk akhir.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian Materi Waktu penyiangan biasanya dilakukan pada waktu tanaman umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan untuk tanaman semusim, biasa dilakukan penyiangan 3 kali dan dilakukan pada waktu mau melakukan pemupukan dan penggemburan tanah. Penyiangan dan Penggemburan ini dimaksudkan untuk : a. Membersihkan rumput-rumput liar dan gulma lainnya b. Menggemburkan tanah pada bedengan dan merapihkan kembali bedengan-bedengan yang longsor c. Membenahi kembali tanaman-tanaman yang mungkin akarnya ke permukaan tanah Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabuti rumput-rumput dengan tangan atau dibantu dengan cungkil. Metode penyiangan ini disebut penyiangan secara manual. Dalam melakukan penyiangan harus berhati-hati karena bisa merusak perakaran tanaman yang dibudidayakan. Sambil menyiangi, sekalipun tanah bedengan digemburkan dirapihkan dan ditinggikan kembali, sementara itu, seringkali akar tanaman muncul ke permukaan tanah, karena itu rapihkan juga tanaman ini dengan menimbunnya dengan tanah atau menancapkan/membenamkan lagi agak dalam. Namun hati-hati jangan sampai lagi agak dalam. Untuk lahan bertanah berat, seringkali bedengan menjadi longsor, dan tanah melorot ke dalam parit-parit. Untuk menghindari hal semacam ini sisi-sisi bedengan dapat ditembak dengan tanah basah. Sehingga sisi bedengan menjadi kuat dan tidak mudah longsor. Di samping berfungsi untuk memperkuat pinggiran bedengan, perlakuan ini juga ikut memperbaiki parit-paritnya.



Penyiangan pada tanaman semusim 1. Penyiangan Pada Tanaman Tahunan Tanaman buah-buahan yang masih muda sangat peka terhadap pengaruh luar seperti perubahan cuaca, tumbuhan pengganggu disekitar perakaran dan pengaruh kandungan kadar air tanah yang terlalu berlebihan, maka penyiangan perlu sekali di lakukan pada tanaman yang masih muda, yaitu sekitar umur 1-5 tahun, tanah di sekitar perakaran perlu digemburkan, agar tanah tidak padat dan proses aerasi dapat berjalan dengan sempurna, sehingga perakaran tanaman cepat berkembang dan mudah mencari zat hara yang diperlukan. Frekuensi penyiangan perlu ditingkatkan, terutama pada musim kemarau penyiangan dan pendangiran ini untuk menghambat laju penguapan tanah, karena celah-celah kafiler yang menghubungkan tempat kandungan air tanah dengan udara bebas terputus, sehingga penguapan kadar air tanah secara berlebihan dapat dicegah setelah dilakukan penyaingan dan pendangiran, diatas tanah sekeliling pakan ditutup daun-daunan, gulma atau daun yang dapat dipakai sebagai pupuk hijau. Tutup tersebut dapat juga menggunakan batang pisang untuk menjaga kondisi kelembaban di sekitar perakaran tersebut. Timbunan dan daun-daun itu batang pisang itu jangan terlalu dekat dengan pangkal batang, karena apabila daun-daun dan batang pisang tersebut busuk akan menimbulkan panas, sehingga mempengaruhi pangkal batang dan ada kemungkinan menularkan bibit penyakit. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 38



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Metode Penyiangan dapat dilakukan diantaranya : a. Pada Tanaman Semusim 1) Rumput dicabut yang tumbuh disekitar akar tanaman lalu tanah di timbunkan ke tanah dan gulma/rumput saja dibuang 2) Rumput/gulma di cungkil sampai bersih dan rumputnya dibenamkan kedalam tanah 3) Rumput tidak di cabut atau di cungkil tetapi rumput yang tumbuh di sekitar akar di kubur langsung oleh tanah. Metode ini sekaligus perbaikan parit drainase dan pembumbunan tanaman. 4) Untuk padi di siang dengan menggunakan alat landak b. Pada Tanaman Tahunan 1) Rumput di cangkul di atas permukaan perakaran dan rumputnya/gulmanya di benamkan di situ. 2) Rumput di cangkul dengan tanahnya tipis dan rumputnya dibuang untuk kompos 3) Tanah disekitar perakaran tanaman di cangkul tipis dengan gulmanya, disekitar lingkaran tajuk tanaman lalu ditutup dengan dedaunan/mutching 3. Bila Tanaman terlambat di siang a. Biaya penyiangan akan membengkak karena gulma akan semakin banyak dan lebih sulit di cabut. b. Akan mengurangi karir dan kualitas oleh persaingan kebutuhan tumbuh, seperti hara, air dan cahaya. c. Mengurangi efiesiensi sistim irigasi d. Mengintensifkan masalah penyakit-penyakit serangga/hama yang lain sebagai inang. e. Tanaman akan terganggu pertumbuhannya karena kalau dicabut akar tanaman yang dibudidayakan akan tercabut. c. Rangkuman 1. Penyiangan pada tanaman semusim biasanya dilakukan 3 kali yaitu : pada waktu mau memupuk ke 1 ke 2 dan ke 3 biasanya selang satu bulan sekali. 2. Maksud penyiangan : a. Membersihkan rumput-rumput liar dan gulma lainnya b. Menggemburkan tanah pada bedengan dan merapihkan kembali bedengan-bedengan yang longsor. c. Membenahi kembali tanaman-tanaman yang mungkin akarnya kepermukaan tanah. 3. Penyiangan pada tanaman tahunan Dilakukan pada tanaman yang masih muda karena masih sangat peka terhadap pengaruh luar seperti perubahan cuaca, gulma dan pengaruh kandungan kadar air yaitu pada tanam umur 1-5 tahun. 4. Metode Penyiangan a. Pada tanaman semusim 1) di cabut 2) di cungkil 3) di kubur langsung 4) pada padi dengan alat landak b. Pada tanaman tahunan 1) Rumput di cangkul diatas permukaan perakaran dan rumput dibenamkan 2) Rumput di cangkul dengan tanahnya tipis dan rumputnya dibuang kompos 3) Disiangkan dan ditutup mulcing dedaunan d. Lembar Tugas Untuk memperluas pemahaman anda tentang penyiangan ada tugastugas yang dapat membantu meningkatkan penguasaan materi itu yaitu : 1. Bacalah buku referensi tentang penyiangan yang menjelaskan tentang materi Penyiangan/Pemberantasan Gulma. 2. Lakukan observasi pada petani/pengusaha tani/TPU yang melakukan menyiang/memberantas gulma a. Jenis-jenis gulma yang di siang b. Metode penyiangan dan waktunya kapan c. Perlakuan-perlakuan apa saja yang dilakukan dalam penyiangan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 39



3. Catat hasil kegiatan tersebut, kalau perlu gambar, hasilnya disimpulkan dan diskusikan dengan teman dan guru pembimbing anda. 4. Hasil diskusi yang telah disetujui guru pembimbing anda, selanjutnya di file dalam ordner portofolio hasil belajar anda. 5. Lakukan latihan membuat rencana Kerja sesuai waktu dan jadwal yang ditentukan. e. Lembar Latihan 1. Sebutkan waktu penyiangan untuk tanaman semusim dan waktu penyiangan tanaman tahunan? 2. Jelaskan maksud penyiangan dan penggemburan pada tanaman yang dibudidayakan ? 3. Mengapa cara membenamkan gulma kedalam tanah jangan terlalu dekat dengan akar tanaman, jelaskan ? 4. Sebut dan jelaskan metode penyiangan pada tanaman semusim dan tahunan ? 5. Apa akibatnya bila tanaman terlambat di siang ? sebutkan minimal 3 akibat !



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 40



MEMANGKAS/MEWIWIL TANAMAN



a. Pendahuluan Pemangkasan merupakan salah satu perawatan tanaman yang penting untuk tanaman, selain untuk meningkatkan produksi juga memperbaiki kualitas hasil. Dalam hal ini harus mengetahui bagaimana akibatnya tanamantanaman itu kalau tidak dilakukan pemangkasan sehingga anda mempunyai pemikiran, apanya yang perlu dipangkas pada tanaman itu ?



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian Materi 1) Waktu Pemangkasan Ada berbagai macam pemangkasan yang biasa dilakukan tanaman, satu sama lain mempunyai maksud tertentu/tersendiri secara umum tujuan pemangkasan pohon mangga ialah untuk menjaga kesehatan dan produksi. Pemangkasan kesehatan dilakukan setelah pohon berumur lebih kurang 4-5 tahun, hal ini dilakukan pada tanaman tahunan jika tumbuh normal. Pemangkasan untuk kesehatan berbeda dengan pemangkasan untuk pembentukan pakan (Tajuk). Pemangkasan bentuk ini mulai dilakukan sejak pohon berumur 1-2 tahun. Sedangkan pemangkasan pemeliharan (untuk kesehatan dan produksi ini) dilakukan setahun sekali yakni ketika hujan mulai turun, tapi bagi pohon yang sudah berbuah. Pemangkasan dilakukan ketika buah usai di panen. Ada tiga macam pemangkasan a) Pemangkasan pemeliharaan ini di samping untuk mengatur pertumbuhan cabang juga untuk mengurangi kerimbunan pohon supaya tanaman mendapat sinar matahari cukup. b) Pemangkasan Peremajaan Pohon buah-buahan atau tanaman tahun lainnya yang sudah tua, apalagi bahwa tanaman tersebut tidak cacat dengan daerah penanamannya, perlu diremajakan dengan jalan mengokulasi atau menempelkan mata dari tanaman sejenis yang lebih baik sifatnya dan lebih cocok dengan iklim dan keadaan daerah. c) Pemangkasan untuk mengatur produksi Cara pemangkasan untuk mengatur poduksi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : - Pemangkasan harus dilakukan dengan hati-hati (tidak tergesagesa) - Dahan-dahan besar tidak sampai pecah - Memakai alat potong yang tajam dan bersih (tidak berkarat) - Luka yang tersayat kena gergaji harus dihaluskan dengan pisau tajam agar serbuk-serbuk kayu tidak tertinggal. d) Pemangkasan Bentuk Pemangkasan bentuk diutamakan pada pengaturan cabang sehingga mendapatkan semi dan kualitas hasil baik. 2)



Metode Pemangkasan 1. Untuk Pemeliharaan a) Cabang yang rimbun dikurangi kerimbunannya dengan membuang bagian cabang yang tumbuh ke dalam cabang ini bisa di potong habis atau kira-kira tersisa 1 cm dari pangkal dahan. b) Cabang sakit tetapi masih cukup produktif tidak di potong habis, tetapi di sisakan lebih kurang 15 cm dari pangkal. Sisa cabang ini dimaksudkan supaya nantinya bisa menimbulkan cabang baru. c) Cabang tua yang produktif juga tidak dipotong habis karena dari bekas potongan ini diharapkan bisa tumbuh cabang baru ini. d) Cabang/dahan yang tumbang tindih, tumbuh ke bawah dan tumbuh sembarang perlu di potong habis. Pemotongan habis ini karena ukuran dahan lebih besar, jarak dari pangkalnya kira-kira 5 cm. e) Cabang atau dahan yang mengganggu, juga perlu di potong agar lebih jelas dapat dilihat pada gambar.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 41



Pemangkasan



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



 Cabang yang tidak dipelihara dipotong habis  Cabang rusak dipotong  Cabang yang sakit dipotong habis  Tunas-tunas air dipotong habis  Cabang yang tidak teratur dipotong  Cabang balik yang tumpang tindih dipotong Pemotongan Ranting, Tunas Air, cabang balik dan sebagainya 2. Metode Pemangkasan Peremajaan a. Memotong Dahan Dahan pada pohon yang tidak berbuah dipotong dengan gergaji, kemudian luka bekas gergaji itu dihaluskan dengan pisau tajam, agar serbuk gergajian hilang, selanjutnya diolesi lilin parafin atau Hei untuk mencegah infeksi. Dahan tersebut kemudian diokulasi (tempel dengan mata pohon yang baik sifatnya dan cocok untuk daerah tersebut). Caranya adalah sebagai berikut: ada bagian dahan dipotong kira-kira seperduanya. Pada bagian dahan yang ditinggalkan dibiarkan tumbuh beberapa dahan kecil yang berdaun, dibiarkan tumbuh beberapa dahan kecil yang berdaun, dengan maksud agar pohon yang telah dipangkas secara berat itu tidak mati. Setelah beberapa lama maka dahan yang telah dipotong tadi akan tumbuh tunas-tunas yang sehat dan kuat, tunas yang kurang baik dibuang. Jarak antara tunas yang disisakan adalah 15-20 cm. Apabila tunas sudah cukup besar, penempelan dilakukan dengan mata tunas dari pohon yang baik, tunas pangkal yang tidak ditempel harus dibuang. Disamping menempel tunas dengan mata, cara lain adalah menyambung dahan itu dengan dahan tanaman lain yang lebih bagus.



Cara Sambung b. Memotong Batang Pokok Sebelum melakukan batang pokok, pohon harus diamati secara seksama, selama beberapa musim berbuah, apakah masih dapat berproduksi atau tidak. Batang utama yang di potong harus dilihat dan mempunyai.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 42



Pemangkasan untuk mengatur produksi



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



3. Metode Pemangkasan Produksi a. Pemangkasan Akar Pemangkasan akar dilakukan, jika pohon ini terlalu cepat pertumbuhannya, tetapi keadaan bunga kurang baik. b. Pemangkasan Batang, Cabang dan Daun Pohon mangga yang sangat rendah tumbuhnya dapat berakibat buahnya hanya sedikit. Untuk merangsang pertumbuan bunga dan buah, pohon dapat ditolong dengan cara pemangkasan dahan-dahan, cabang-cabang, ranting dan daun-daun terutama pada bagian pucuk. Setelah melakukan pemangkasan tersebut tahu diberi pupuk.



Pemangkasan akar 3)



4)



Pemangkasan/Pewiwilan pada Tanaman Semusim Pemangkasan pada tanaman semusim biasa juga disebut pewiwilan: yaitu bertujuan untuk membuang tunas-tunas samping agar tanaman tumbuh kekar. Terutama untuk tanaman semusim sayuran buah pemangkasan bertujuan agar buah-buahannya bisa besar-besar sesuai kualitas yang diharapkan. Pemangkasan ini bisa juga dilakukan pada buah-buah yang tidak diharapkan. Seperti buah yang busuk/kena ulat, buah yang kecil susah untuk membesar, atau juga sesuai dengan tujuan, seperti pada tanaman semangka kalau terlalu banyak yang dipelihara bakal buahnya, maka buahnya akan kecil-kecil sehingga kualitasnya kurang baik. Disamping itu perlu dilakukan pada daun-daun yang berpenyakit, agar supaya tidak menular ke pada daun yang muda/baru. Pemangkasan pada cabang yang sudah tidak produktif. Pemangkasan Bentuk Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman buah-buahan atau bonsai dengan tujuan untuk membentuk tanaman lebih indah dan bagus dipandang/atau mempermudah pemeliharaan atau panen.



c. Rangkuman 1. Tujuan pemangkasan : untuk menjaga kesehatan dan produksi 2. Tiga macam pemangkasan a. Pemangkasan pemeliharaan b. Pemangkasan peremajaan c. Pemangkasan mengatur produksi d. Pemangkasan bentuk 3. Bagian tanaman yang dipangkas a. Memotong dahan/cabang b. Memotong ranting c. Memotong daun dan pucuk d. Memotong akar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 43



4. Pemangkasan pada tanaman semusim/pewiwilan yaitu : bertujuan untuk membuang tunastunas samping agar tanaman tumbuh kekar, sedangkan pemangkasan pada buah yaitu agar buah-buahnya besar.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Lembar Tugas Untuk memperluas pemahaman anda tentang pemangkasan ada tugas-tugas yang dapat membantu anda. Penguasaan materi ini yaitu : 1. Baca buku referensi jenis tanaman tahunan terutama buah-buah, dan tanaman sayuran tentang bagaimana masing-masing tanaman tersebut Metode Pemangkasannya. 2. Lakukan observasi pada petani/sekitar lingkungan tempat tinggal anda yanghalamannya banyak tumbuh pepohonan. Adakah perlakuan pemangkasan dan bagaimana caranya ! a. Untuk tanaman tahunan (terutama tanaman buah-buahan) b. Untuk tanaman sayuran (terutama sayuran pengahasil buah) c. Pada tanaman hias di pekarangan-pekarangan 3. Catat hasil kegiatan tersebut, kalau perlu gambar, hasilnya disimpulkan dan di diskusikan dengan teman dan guru pembimbing anda. 4. Hasil kegiatan tersebut yang telah disetujui pembimbing anda selanjutnya di file dalam odner portfolio hasil belajar anda. 5. Lakukan latihan membuat rencana belajar anda terutama dalam melakukan pemangkasan tanaman. e. Lembar Latihan 1. Sebutkan 4 macam pemangkasan ? 2. Jelaskan metode pemangkasan pada tanaman tahunan dan tanaman semusim pada umumnya ? 3. Sebutkan metode pemangkasan peremajaan ? 4. Sebutkan pemangkasan pada tanaman semusim minimal 4 cara ? 5. Apa pengaruhnya jika tanaman tidak diberi perlakuan pemangkasan ?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 44



METODE PENGENDALIAN HAMA



1. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar dalam modul ini peserta didik diharapkan, mampu mengaplikasikan Metoda Pengendalian Hama sesuai dengan prinsip pengendaian hama berwawasan lingkungan. Setelah mengikuti setiap kegiatan belajar, peserta didik akan mampu : a. Mendeskripsi macam pestisida alami dan buatan dan menjelaskan prinsip pengendalian hama berwawasan lingkungan. b. Mengamati dan mencatat metoda pengendalian hama dan mengetahui teknik, alat, waktu dan bahan pengendalian hama serta menjelaskan jenis, prinsip kerja alat dan bahan pengendalian hama.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Uraian Materi 1). Prinsip pengendalian hama berwawasan lingkungan. Pengendalian hama adalah aplikasi teknologi berdasarkan pengetahuan biologi untuk menurunkan populasi atau pengaruh hama secara memuaskan (Pedigo, 1991). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pengendalian hama diperlukan dua pengetahuan dasar, yaitu teknologi dan biologi. Pengetahuan teknologi yang diperlukan meliputi alternatif teknologi paling tepat untuk digunakan dalam menekan populasi atau pengaruh hama. Alternatif teknologi ini diantaranya termasuk teknologi penggunaan pestisida, teknologi pemanfaatan bahan-bahan alami (biologi), teknologi kultur teknis (budidaya), fisik, mekanik, rekayasa genetik, alat-alat pengendalian, dan lainlain. Pengetahuan biologi diperlukan antara lain untuk menentukan dimana, kapan, dan bagaimana teknologi itu harus digunakan. Pengetahuan biologi yang dibutuhkan tidak haya mencakup biologi dari hama itu sendiri tetapi juga biologi dari tanaman dan musuh alami hama. Pengetahuan biologi yang diperlukan antara lain : (1) biologi spesies hama (jenis dan sifat hama, fenologi hama, kepadatan populasi, potensi merusak, dll,), (2) kisaran inang (monofag, oligofaf, dan poligofag), (3) biologi tanaman (jenis tanaman dan tingkat ketahanan tanaman), dan (4) biologi musuh alami (jenis dan sifat musuh alami, fenologi musuh alami, tingkat parasitasi/patogenisitas). Agar pengendalian yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka Geier (1966) cit. Pedigo (1991) mengemukakan empat persyaratan berikut : (1) Pengendalian hama harus selektif terhadap hama yang dikendalikan. (2) Bersifat komprehensif dengan sistem produksi (3) Kompatibel dengan prinsip-prinsip ekologi (4) Bersifat toleran terhadap spesies yang potensial dapat merusak tanaman tetapi masih dalam batas-batas yang secara ekonomis dapat diterima. Mengacu pada persyaratan tersebut, maka oleh para akhli perlindungan tanaman pengertian Pengendalian Hama kemudian dipertajam menjadi Konsepsi Pengelolaan Hama dengan memasukan komponen lingkungan sera eksplisit, yaitu bahwa Pengendalian Hama adalah Pengelolaan Hama yaitu pendekatan yang komprehensif dalam pengendalian hama



dengan menggunakan kombinasi berbagai cara untuk menurunkan status hama sampai tingkatan yang dapat ditoleransikan sementara qualitas lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik.



Pengertian ini hampir sama dengan Pengertian Pengenalian Hama Terpadu, diantaranya yaitu: (1) Menurut Edward et al. (1990), PHT adalah sebagai strategi penanganan secara bersama terhadap hama dengan cara memaksimumkan efektivitas faktor-faktor pengendalian biologis dan budidaya tanaman, penerapan pengendalian kimiawi hanya dilakukan apabila diperlukan, dan meminimumkan kerusakan-kerusakan lingkungan. Dalam penerapannya, PHT memerlukan pengitegrasian berbagai taktik pengendalian ke dalam strategi pengelolaan secara konprehensif dengan pertimbangan ekonomis dan ekologis. (2) Menurut Flint anda Van den Bosch (1990), yang menyatakan bahwa PHT adalah strategi pengendalian hama berdasarkan potensi ekologi yang menitikberatkan pada pemanfaatan faktor-faktor pengendali alami, seperti musuh alami dan cuaca, serta mencari taktik pengendalian yang seminimal mungkin menyebabkan bekerjanya faktor-



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 45



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



faktor pengendali alami tersebut. Penggunaan pestisida hanya dilakukan setelah pelaksanaan pengamatan populasi hama dan pengendali alami secara sitematik. (3) Menurut Commite (CRAFMMPA) (1989), PHT adalah salah satu alternatif teknologi pertanian yang mampu melindungi lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada input kimiawi dalam pertanian. Hama Berwawasan Lingkungan adalah tindakan pengendalian hama yang berdasarkan atau berpedoman kepada Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu. Penerapan Konsepsi PHT tersebut didorong oleh banyak faktor yang pada dasarnya adalah dalam rangka penerapan program pembangunan nasional berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Faktorfaktor tersebut adalah : 1) Kegagalan pemberantasan hama secara konvensional Pemberantasan hama secara konvensional dengan pendekatan pada penggunaan pestisida telah terbukti menimbulkan dampak negatif, antara lain resistensi atau ketahanan hama, srurjensi hama, ledakan hama sekunder, matinya organisma bukan sasaran (musuh alami, serangga berguna, binatang ternak, dan lain-lain), residu pada hasil/produk pertanian, keracunan pada manusia, dan pencemaran lingkungan. 2) Kesadaran tentang kualitas lingkungan hidup Dampak negatif pestisida terhadap organisma non sasaran dan lingkungan, maka disadari bahwa penggunaan pestisida dalam pengendalian hama merupakan teknologi pengendalian hama yang bersifat kurang ramah lingkungan. Dengan adanya kesadaran ini, kemudian muncul kesadaran lebih lanjut bahwa untuk pengendalian hama yang ramah lingkungan perlu dicari alternatif teknologi penggunaan pestisida yang ramah lingkungan atau teknologi pengendalian lain selain pestisida juga harus ramah lingkungan. Teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan tersebut adalah PHT. 3) Dampak globalisasi ekonomi Era globalisasi saat ini telah memunculkan era perdagangan bebas antar negara, mengakibatkan produk-produk pertanian harus memenuhi persyaratan ekolabeling. Produk pertanian yang dipasarkan dituntut harus bersifat ramah lingkungan, diantaranya tidak mengandung residu pestisida. Kondisi ini mengakibatkan penerapan teknologi PHT sebagai teknologi pengendalian yang ramah lingkungan menjadi salah satu teknologi alternatif yang dibutuhkan. 4) Kebijakan pemerintah Era globalisasi mengakibatkan tekanan tekanan dunia internasional mengenai kelestarian lingkungan menjadi semakin tinggi. Oleh karena itu, maka pemerintah memberikan dukungan yang sangat besar terhadap penerapan PHT ini. Ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya berbagai kebijakan yang mendukung penerapan PHT dalam sistem produksi pertanian. Kebijakan ini telah dikeluarkan sebagai program pemerintah sejak Pelita III. Dasar hukum utama dalam penerapan dan pengembangan PHT di Indonesia adalah Instruksi Presiden No. 3 tahun 1986 dan Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman. Dalam operasionalnya, antara lain pemerintah telah memberikan berbagai latihan kepada petugas maupun petani, khususnya melalui program SLPHT (Sekolah Lapangan PHT). 2). Taktik dan Strategi Pengendalian Hama Menurut Pedigo (1991), strategi pengelolaan hama adalah perencanaan menyeluruh untuk melenyapkan atau mengurangi permasalahan hama. Strategi utama yang dikembangkan tergantung pada karakteristik hama, tanaman yang akan dilindungi, dan prinsip ekonomi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka strategi yang dapat dipilih untuk pengendalian hama (Pedigo, 1991), adalah sebagai berikut : (1) tidak melakukan tindakan apa-apa, (2) menurunkan jumlah populasi hama, (3) menurunkan kerentanan tanaman terhadap serangan hama, (4) kombinasi antara menurunkan populasi hama dengan menurunkan kerentanan tanaman. (1) Strategi tidak melakukan tindakan apa-apa Pada strategi ini, petani tidak melakukan tindakan apapun terhadap hama yang menyerang tanaman apabila (1) hama tersebut tidak mengakibatkan kerusakan ekonomis, atau (2) tanaman dapat mentoleransi sehingga tidak menimbulkan kerusakan ekonomis. Ini berarti apabila kepadatan hama atau intensitas serangan hama berada di bawah Ambang Ekonomi, maka strategi tidak melakukan apa-apa harus diterapkan,



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 46



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



karena pada tingkat tersebut hama tidak akan menimbulkan kerugian yang berarti secara ekonomis. (2) Menurunkan jumlah populasi hama Penurunan jumlah serangga untuk mengurangi atau mencegah masalah merupakan strategi yang paling banyak digunakan dalam pengendalian hama. Strategi ini seringkali diterapkan sebagai tindakan pengobatan atau akuratif apabila kepadatan populasi hama mncapai Ambang Ekonomi atau sebagai tindakan pencegahan (preventif) yang berdasarkan kepada sejarah masalah hama tersebut. Sampai saat ini, tindakan preventif lebih banyak dipilih oleh petani dibandingkan tindakan kuraratif, karena dianggap lebih mudah dilaksanakan. Paling sedikit ada dua strategi utama dalam menurunkan populasi hama, yaitu: (a) mengurangi puncak populasi secara perlahan apabila posisi keseimbangan umum (general equilibrium posisition, GEP) hama lebih rendah dibanding Ambang Ekonomi (AE) dimana pada kondisi ini masih belum menjadi masalah utama, dan (b) penurunan puncak populasi secara drastis apabila GEP terletak sangat dekat atau berada di atas AE. Taktik yang dapat digunakan untuk penerapan strategi ini adalah penggunaan pestisida, musuh alami, kultivar resisten, modifikasi ekologi, dan penggunaan pengatur perkembangan serangga (insect Growth Regulator, IGR) atau penurunan laju reproduksi hama seperti pelepasan jantan modul atau penggunaan bahan kimia pengacau aktivitas perkawinan, penggunaan perangkap pembunuh. (3) Menurunkan kerentanan tanaman terhadap luka oleh hama Penurunan kerentanan tanaman terhadap luka oleh hama dianggap merupakan strategi yang paling efektif dan ramah lingkungan. Strategi ini dilakukan dengan melakukan modifikasi tanaman inang atau dengan pengelolaan lingkungan tanaman. Strategi pertama dilakukan dengan melakukan rekayasa genetika tanaman sehingga tanaman secara genetika menjadi lebih tahan (resisten) terhadap serangan hama, sedangkan strategi ke dua dilakukan dengan meningkatkan kemampuan daya hidup tanaman misalnya dengan pemupukan dan perubahan waktu tanam untuk mengganggu keselarasan antara hama dengan stadium tanaman yang peka terhadap hama. Taktik pertama seringkali disebut dengan ketahanan genetik (genetic resistance) atau ketahanan sejati (true resistance) karena tergantung pada modifikasi lingkungan dan tidak dapat diturunkan. (4) Kombinasi atau gabungan antara menurunkan populasi hama dengan menurunkan kerentanan tanaman Strategi penggabungan penurunan populasi hama dan penurunan kerentanan tanaman terhadap hama dilakukan untuk menghasilkan program pengelolaan hama dengan berbagai taktik. Strategi ini merupakan strategi yang sangat diperlukan, karena dapat menghasilkan tingkat konsistensi pengendalian hama yang lebih tinggi dibanding penggunaan strategi tunggal. Strategi ini merupakan penerapan teknologi PHT secara lebih komprehensif. 3). Pengambilan Keputusan Pengendalian Pasal 20 ayat 1, Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang sistem Budidaya Tanaman, menetapkan bahwa pengendalian hama harus dilaksanakan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam pelaksanaannya, PHT merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat (petani) dan pemerintah (pasal 20 ayat 2). PHT merupakan teknologi pengendalian hama berbasis lingkungan atau ekosistem. Oleh karena itu, maka agar pengendalian hama yang dilakukan dapat memberikan hasil yang baik (efektif, efisien, dan ramah terhadap lingkungan), maka diperlukan adanya pemahaman kondisi agroekosistem. Agroekosistem pertanian merupakan ekosistem binaan yang proses pembentukan, peruntukan, dan perkembangannya ditutujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga campur tangan atau tindakan manusia menjadi unsur yang sangat dominan. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, baik kuantitas maupun kualitas, manusia melakukan upaya peningkatan produktivitas ekosistem. Usaha yang dilakukan manusia untuk mencapai tersebut maka manusia memberikan masukan yang sangat tinggi ke dalam ekosistem. Masukan tersebut antara lain : (1) Benih dan atau bibit, (2) pupuk dan pestisida atau bahan kimia lainnya, dan (3) pengairan. Adanya masukan yang tinggi dalam upaya peningkatan produktivitas ekosistem tersebut, maka terjadi perubahan ekosistem karena :



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 47



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



1) Agroekosistem sering mengalami perubahan iklim mikro yang mendadak sebagai akibat tindakan manusia dalam melakukan pengolahan tanah, penggunaan benih/bibit tanaman yang memerlukan input yang tinggi, pengairan, penyiangan, pembakaran, pemangkasan, penggunaan bahanbahan kimia, dan lain-lain. 2) Struktur agroekosistem yang didominasi oleh jenis tanaman tertentu yang dipilih oleh manusia, beberapa diantaranya merupakan tanaman dengan materi genetik yang berasal dari luar (gen asing). Tanaman lain yang tidak mengandung gen asing biasanya diberi perlakuan pemeliharaan untuk perlindungan dari serangan hama sehingga tanaman tersebut sangat menyerupai induknya. 3) Hampir semua agroekosistem mempunyai diversitas biotik dan spesies tanaman mempunyai diversitas intraspesifik yang rendah karena manusia lebih menyenangi pembudidayaan tanaman/varietas tanaman tertentu. Dengan perkataan lain, secara genetik tanaman cenderung seragam. Biasanya ekosistem hanya didominasi oleh satu spesies tunggal dan pembersihan spesies gulma secara kontinyu mengakibatkan kondisi lingkungan menjadi lebih sederhana. 4) Fenologi tanaman seragam, karena untuk memudahkan pengelolaan manusia menggunakan tanaman yang mempunyai tipe dan umur yang seragam. Contohnya: waktu pembungaan atau pembentukan polong pada semua tanaman terjadi pada waktu yang hampir bersamaan. 5) Pemasukan unsur hara yang sangat tinggi mengakibatkan menjadi lebih disukai hervora karena jaringan tanaman kaya unsur hara dan air. Perubahan-perubahan ekosistem tersebut di atas telah mengakibatkan terjadinya perubahan dominasi spesies herbivora. Salah satu kelompok organisma yang mengalami perubahan dominasi adalah kelompok herbivora. Karena adanya perubahan tersebut seringkali kelompok herbivora ini mengalami letusan populasi, sehingga sangat merugikan bagi tanaman. Spesies yang bukan hama dapat berubah menjadi spesies hama, sedangkan spesies hama berubah menjadi hama yang selalu merugikan. Pemahaman kondisi agroekosistem hanya dapat dilakukan dengan melakukan analisis agroekosistem. Dari hasil analisis ini dapat ditentukan faktor-faktor dominan dan ko-dominan yang mendorong atau menghambat perkembangan populasi suatu hama. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka strategi dan taktik pengendalian hama yang bagaiamana yang akan diambil dapat ditentukan secara ringkas. Lembar Latihan 1) Apa yang saudara ketahui tentang pengendalian hama terpadu (PHT) ? 2) Rantai makanan yang khas digambarkan sebagai berikut : 1. Sayuran tumbuh sebagai rantai makanan pertama 2. Sayuran dimakan jangkrik (hama) 3. Jangkrik dimakan kodok (predator 1) 4. Kodok dimakan ular (predator 2) 5. Ular dimakan elang (predator 3) Pertanyaannya adalah : Siapa predator empat yang membunuh elang ? Jelaskan jawaban Saudara dihubungkan dengan konsep pengendalian hama berwawasan lingkungan yang harus kita lakukan ! 3) Lingkungan kebun sayuran dapat terdiri dari beberapa jenis tanaman atau sistem tanam tumpang sari jagung dan kacang atau tanaman tunggal jagung saja atau hanya kacang saja. Pada lingkungan sistem tanam yang mana kemungkinan satu jenis hama dapat menyerang di atas Ambang Ekonomi. 4). Teknik Aplikasi Pestisida Tujuan dari penggunaan pestisida ialah menekan atau mengurangi populasi jasad pengganggu sasaran (hama, penyakit, dan gulma) hingga di bawah batas nilai ambang ekonomi, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan seperti antara lain : terjadinya resistensi, resurgensi, keracunan tanaman pokok, dan pencemaran lingkungan. Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, yang menjamin pestisida tersebut mencapai jasad sasaran dimaksud, selain juga oleh faktor jenis, dosis dan saa aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan, pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 48



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran (dosis). Fungsi air sebagai pelarut hanyalah merupakan sarana agar jumlah pestisida yang telah ditetapkan, yang umumnya relatif sangat sedikit, dapat disebarkan secara merata pada sasaran yang dituju. a. Hubungan hasil semprotan dengan efikasi biologi Setiap aplikasi pestisida dapat dinilai menurut 2 cara, yaitu : 1) Evaluasi biologi, berupa pengukuran tingkat penurunan populasi jasad pengganggu sasaran atau kerusakan yang ditimbulkannya, serta pengukuran terhadap hasil (yield). 2) Pengukuran fisik terhadap hasil semprotan, berupa liputan (coverage) hasil semprotan pada sasaran yang dapat berupa tanaman, serangga, gulma atau pun sasaran buatan tertentu seperti kertas peka (sintetive paper), dan kaca slide. Liputan hasil semprotan ini dapat dinyatakan dengan parameter jumlah droplet per cm2, ukuran atau volumetric medidan diameter droplet, dan jumlah deposit (mm/cm2,l/ha) pada sasaran. Penilaian hasil semprotan dengan cara evaluasi biologi memerlukan waktu yang relatif lama. Sedangkan penilaian hasil semprotan dengan cara pengukuran fisik dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Namun demikian data hasil pengukuran secara fisik terhadap hasil semprotan ini hanya mempunyai makna, apabila telah diketahui hubungan antara parameter tersebut dengan hasil efikasi biologi. Di lain pihak, dengan mengetahui beberapa parameter fisik hasil semprotan yang memberikan hasil efikasi biologi yang maksimal, akan dapat diusahakan efisiensi yang maksimal pula dari penggunaan setiap jenis pestisida, Lebih lanjut kecenderungan untuk segera menyimpulkan bahwa suatu pestisida kurang atau tidak efektif terhadap jasad pengganggu tertentu apabila hasil penyemprotan tidak sesuai dengan yang diharapkan, juga akan dapat dihindarkan. Liputan hasil semprotan dapat dijabarkan dalam bentuk jumlah dan ukuran droplet per cm2 pada sasaran (tanaman, tanah, gulma, dan lain-lain), dan parameter tersebut merupakan faktor yang sangat menentukan efikasi pestisida secara biologi. Prinsip dasar ini berlaku umum, baik untuk insektisida, fungisida maupun herbisida. Tetapi seringkali untuk pestisida yang bersifat sistemik, perbedaan pengaruh efikasi biologi dari jumlah droplet per satuan luas yang berbeda tersebut tidak tampak nyata. Untuk setiap jumlah yang sama dari (larutan) pestisida yang disemprotkan, jumlah droplet per satuan luas akan berhubungan erat dengan ukuran droplet tersebut. Semakin banyak jumlah droplet per satuan luas, akan semakin kecil ukuran droplet tersebut. Sebaliknya semakin sedikit jumlah droplet per satuan luas, akan semakin besar ukuran droplet tersebut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah banyak dilakukan, ternyata bahwa secara umum jumlah droplet optimal yang memberikan efikasi biologi tertinggi ialah 20 droplet per cm2. b. Kalibrasi alat semprot Tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan aplikasi pestisida ialah menyebarkan jumlah pestisida yang telah ditentukan secara merata kepada sasaran pada luasan yang telah tertetntu pula (dosis per satua luas). Hal tersebut tidak mudah, karena tidak hanya menyangkut alat yang digunakan, tetapi juga tenaga pelaksana atau operator yang umumnya mempunyai keterampilan dan kapasitas kerja yang sangat beragam. Untuk itu diperlukan suatu cara perhitungan dalam kalibrasi alat, yang dapat berlaku umum. Parameter yang diperlukan untuk perhitungan kalibrasi tersebut terdiri dari : f = laju air (flow rate) atau output dari nozzle (l/menit) r = lebar hasil semprotan (m) d = kecepatan berjalan (m/menit) a = volume semprotan (l/ha) c = 10.000 (konstanta) Hubungan antar parameter tersebut dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :



f



r xdxa c



Pada umumnya volume semprotan atau jumlah larutan yang akan disemprotkan per satuan luas (l/ha) untuk setiap jenis pestisida tersebut. Jumlah larutan per satuan luas dapat juga beragam untuk satu jenis pestisida, tergantung dari macam alat yang digunakan. Dengan telah mengetahui jumlah larutan yang harus disemprotkan per satuan luas, alat semprot dan/atau tipe nozzle apa yang harus digunakan dapat dengan mudah ditentukan berdasarkan cara Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 49



perhitungan di atas. Sedangkan untuk kecepatan berjalan penyemprot, khususnya untuk alat semprot yang digendong, sulit untuk dapat diatur atau diubah. Demikian juga sebaliknya, apabila alat yang akan digunakan sudah tertetntu. Dengan mengetahui laju alir hasil semprotan dan lebar semprotan dari alat tersebut, serta kecepatan jalan penyemprot, akan dengan mudah pula dihitung kemampuan alat tersebut untuk menyemprotkan jumlah larutan per satuan luas. Dengan demikian dosis pestisida yang telah ditentukan akan dapat dijamin disebarkan secara merata pada luasan yang telah ditentukan. Keuntungan lain adalah dapat dihindari kemungkinan terjadinya dosis yang terlalu rendah atau bahkan berlebihan pada penggunaan pestisida.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 50



TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT



Tujuan Akhir Tujuan akhir dari pemelajaran modul ini adalah : a. Peserta diklat berinteraksi dengan aktif, baik secara individual maupun kelompok. b. Peserta diklat mampu memilih lahan yang sesuai untuk budidaya rumput laut. c. Peserta diklat mampu memilih metode yang sesuai dengan lahan budidaya. d. Peserta diklat mampu membuat media tanam untuk budidaya rumput laut dengan metode yang sesuai dengan lahan budidaya. e. Peserta diklat mampu membudidayakan rumput laut.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Menentukan Lahan dan Metode Budidaya Uraian Materi a. Tujuan 1) Peserta diklat memahami kondisi lahan yang dibutuhkan untuk 2) budidaya rumput laut 3) Peserta diklat memahami teknik dan metode budidaya rumput laut 4) Peserta diklat mampu menyesuaikan kondisi lahan dengan metode budidaya. b. Uraian Materi Satu hal penting yang mutlak harus diperhatikan dalam budidaya rumput laut adalah pemilihan lahan budidaya. Lahan budidaya rumput laut harus memenuhi beberapa syarat yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan rumput laut. Syarat tersebut antara lain: 1. Kualitas air - Suhu : ± 25 – 300C - Salinitas : > 28 ppt - pH : 7 – 9 - Kejernihan : ± 5 – 10 meter 2. Area budidaya harus jauh dari muara sungai dan sumber air tawar 3. Substrat dasar terdiri dari pasir, lumpur, lumpur berpasir, maupun perairan yang berkarang 4. Terlindung dari ombak dan arus yang besar (terlalu kuat). 5. Memiliki pergerakan air yang lancar. 6. Kedalaman air pada saat surut terendah minimal 30 – 60 cm. 7. Lokasi budidaya harus jauh dari lalu lintas kapal atau tidak berada pada jalur pelayaran kapal. 8. Bebas dari pencemaran limbah industri. 9. Bebas dari kemungkinan adanya predator seperti ikan herbivor, penyu maupun bulu babi. 10. Lokasi budidaya harus mudah dijangkau dengan sarana transportasi darat atau laut. Ketika akan memilih lahan yang akan digunakan untuk budidaya rumput laut, sepuluh syarat seperti yang tercantum di atas harus betulbetul diperhatikan. Satu sama lain dari sepuluh syarat tersebut saling berkaitan dan saling mendukung. Jika perairan sudah bersih, bebas pencemaran dan lalu lalang kapal, namun masih ada predator, maka budidaya rumput laut tidak akan berjalan dengan baik. Selain lokasi budidaya juga perlu dipertimbangkan metode budidaya yang akan digunakan. Metode budidaya rumput laut perlu disesuaikan dengan kondisi lahan budidaya, misalnya pada perairan dangkal bisa menggunakan metode jaring lepas dasar bentuk tabung. Jika gerakan air cenderung tenang dapat menggunakan metode budidaya dasar laut. Beberapa metode budidaya beserta contoh gambarnya dapat dilihat pada Tabel 1.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 51



Tabel 1. Beberapa metode budidaya rumput laut yang umum digunakan Metode A. Metode dasar (bottom method) 1. Metode sebar (broadcast method)



Gambar



Metode ini biasanya digunakan pada perairan yang sebagian besar dasarnya terdiri dari batu karang



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Metode budidaya dasar laut (bottom method)



Metode ini cocok untuk perairan yang berarus kencang dan bersubstrat batu atau karang. A. Metode lepas dasar (off bottom method) 1. Tali tunggal lepas dasar (off bottom monoline)



Metode ini sesuai untuk dasar perairan yang berpasir, berlumpur atau lumpur berpasir 2. Jaring lepas dasar (off bottom net)



Metode ini biasa digunakan pada perairan yang berpasir, berlumpur dan lumpur berpasir. Benih yang ditanam lebih banyak



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 52



3. Jaring lepas dasar bentuk tabung (off bottom tabular net)



Metode ini sesuai untuk perairan yang berarus kencang dan banyak terdapat predator. Dapat juga digunakan di perairan yang mempunyai dasar pasir, lumpur, atau lumpur berpasir.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



C. Metode apung (floating method) 1. Tali tunggal apung (floating monoline)



Metode ini merupakan perkembangan dari off bottom monoline (tali tunggal lepas dasar). 2. Jaring apung (floating net)



Hampir sama dengan floating monoline (tali tunggal apung), tali tunggal diganti dengan jaring nilon. Sumber : Afrianto dan Liviawati, 1993



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 53



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Gambar 1. Kondisi laut yang cocok untuk lahan budidaya rumput laut



Gambar 2. Metode tanam sistem apung dengan menggunakan rakit c. Rangkuman 1. Yang perlu diperhatikan dalam menentukan lahan budidaya adalah : a) Kualitas air b) Jauh dari muara sungai dan sumber air tawar c) Substrat dasar terdiri dari pasir, lumpur, lumpur berpasir, maupun perairan yang berkarang d) Terlindung dari ombak dan arus yang besar (terlalu kuat). e) Memiliki pergerakan air yang lancar. f) Kedalaman air pada saat surut terendah minimal 30 – 60 cm. g) Jauh dari lalu lintas kapal atau tidak berada pada jalur pelayaran kapal. h) Bebas dari pencemaran limbah industri. i) Bebas dari kemungkinan adanya predator seperti ikan herbivor, penyu maupun bulu babi. j) Lokasi budidaya harus mudah dijangkau dengan sarana transportasi darat atau laut. 2. Metode budidaya rumput laut ada 3 : a) Metode dasar b) Metode lepas dasar c) Metode apung 3. Metode dasar ada 2 yaitu : a) Sebar b) Budidaya dasar laut 4. Metode lepas dasar ada 3 yaitu : a) Tali tunggal lepas dasar b) Jarring lepas dasar c) Jaring lepas dasar bentuk tabung



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 54



5. Metode apung ada 2 yaitu : a) Tali tunggal apung b) Jarring apung



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Tugas 1. Mengamati metode budidaya yang digunakan oleh petani di daerah masing-masing. 2. Melakukan wawancara dengan petani rumput laut dengan mengajukan pertanyaan: o Metode apa yang dipakai untuk budidaya ? o Bagaimana tahapan budidayanya ? o Bagaimana potensi daerahnya ? o Kendala apa saja yang pernah dihadapi ? o Berapa target produksinya ? o Bagaimana cara untuk mencapai target produksi tersebut ? o Berapa pendapatannya dan modal yang dikeluarkan ? 3. Menyusun laporan hasil wawancara. 4. Melakukan diskusi dengan teman belajar. 5. Konsultasi dengan guru pembimbing.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 55



MENYIAPKAN TEKNIK DAN LAHAN BUDIDAYA



a. Tujuan 1) Melatih peserta diklat menata pekerjaan sebelum dan sesudah pekerjaan dilakukan. 2) Peserta diklat mampu menyiapkan tehnik budidaya berdasarkan kesesuaian lingkungan dengan jenis rumput laut. 3) Peserta diklat mampu meyiapkan lahan budidaya sesuai dengan metode yang akan dipakai.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian materi Pada dasarnya teknik budidaya rumput laut terdiri dari 2, yaitu teknik budidaya di laut dan tehnik budidaya di tambak atau kolam. Dalam pelaksanaannya, baik budidaya di laut maupun di tambak dapat menggunakan metode-metode budidaya yang telah dipelajari pada kegiatan belajar 1 (satu). Persiapan lahan budidaya di laut meliputi pemilihan lokasi budidaya, penentuan metode budidaya yang akan digunakan, penentuan jenis rumput laut yang akan dibudidayakan sesuai lokasi dan metode yang digunakan serta pemenuhan peralatan budidaya. Peralatan budidaya diantaranya adalah tali untuk media, tali untuk mengikat bibit rumput laut, bahan pembuat media (seperti bambu), jangkar dan pisau. Setelah semua kebutuhan tersebut terpenuhi, maka kegiatan budidaya rumput laut dengan tehnik budidaya di laut siap dilaksanakan. Persiapan lahan budidaya di tambak atau di kolam meliputi pemilihan lokasi, pemupukan, pengisian air tambak, perbaikan pematang, penentuan metode budidaya, penentuan jenis rumput laut dan pemenuhan peralatan. Tujuan dari pemupukan adalah untuk menyuburkan lahan budidaya dengan memperkaya kandungan nutrisi dalam tambak. Lokasi tambak yang akan digunakan untuk budidaya rumput laut harus dekat dengan laut, distribusi air laut harus lancar, jauh dari rembesan air tawar, pH berkisar antara 7 – 9, kedalaman air minimal 60 cm dan jauh dari sumber polusi. Pemupukan tambak diawali dengan pembalikan dasar tambak ? 10 – 30 cm yang bertujuan untuk membuka pori-pori tanah sehingga terjadi pertukaran ion dan mengangkat nutrisi yang terdapat pada lapisan tanah, penjemuran lahan tambak ? 2 hari, pemberian kapur tohor dengan perbandingan 1 ton/ha, penjemuran lahan ? 2 hari, pemberian UREA 50 kg/ha dan penjemuran kembali ? 1 hari. Pengisian air tambak dilakukan dalam 2 tahap yaitu pertama diisi air laut ? 60 cm dan dibiarkan selama 2 hari dan tahap kedua penambahan air laut hingga 100cm. Setelah tambak diisi air laut dengan ketinggian 100 cm, tambak dibiarkan selama 2 hari untuk memaksimalkan hasil pemupukan. Berikutnya, tambak siap ditebari bibit rumput laut. c. Rangkuman - Teknik budidaya ada 2 yaitu : Tehnik budidaya rumput laut di laut dan tehnik rumput laut di tambak. - Persiapan lahan budidaya di laut terdiri dari : o Pemilihan lokasi o Penentuan metode budidaya o Penentuan jenis rumput laut o Pemenuhan peralatan budidaya - Persiapan lahan budidaya di tambak terdiri dari : o Pemilihan lokasi o Pemupukan o Pengisian air tambak o Perbaikan pematang o Penentuan metode budidaya o Penentuan jenis rumput laut o Pemenuhan peralatan budidaya



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



udidaya



P a g e | 56



Gambar 4. Lahan tambak setelah pemupukan dan mulai diisi air



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Gambar 5. Pengisian air pertama ? 60 cm d. Tes formatif Jawablah pertanyaan dibawah ini ! 1. Tehnik budidaya rumput laut ada berapa ? Sebutkan ! 2. Sebutkan urutan-urutan langkah pemupukan tambak untuk budidaya rumput laut pada tehnik budidaya di tambak ! 3. Mengapa pelu dilakukan pembalikan tanah dasar tambak ? 4. Mengapa perlu dilakukan pemupukan ? 5. Sebutkan hal yang diperlukan dalam persiapan lahan budidaya di laut !



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 57



MENYIAPKAN BIBIT RUMPUT LAUT



a. Tujuan 1. Peserta diklat mampu memilih bibit rumput laut yang bagus 2. Peserta diklat mampu membedakan antara bibit rumput laut 3. Peserta diklat mampu menentukan bibit yang cocok dengan lahan bididaya



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian materi Setelah dilakukan penyiapan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat budidaya rumput laut, langkah selanjutnya yaitu menyiapkan bibit rumput laut. Bibit rumput laut dapat diperoleh dari alam atau hasil budidaya. Keduanya memililki kelebihan dan kekurangan. Bibit yang diperoleh dari alam lebih mudah pengadaannya tetapi jenisnya beragam (tercampur dengan jenis lainnya). Bibit yang diperoleh dari hasil budidaya, sering berkendala dalam proses pengadaannya tetapi jenisnya sesuai dengan yang diinginkan. Bibit rumput laut sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produksi. Untuk itu perlu adanya pemilihan dan pengadaan yang benar sebelum dilakukan penanaman. Ciri-ciri bibit yang bagus yaitu muda, bersih dari kotoran, segar, lendirnya masih banyak, lentur (tidak mudah patah), thallus lengkap (tidak ada bekas dimakan ikan atau predator) dan warna masih cerah. Biasanya bibit yang bagus berasal dari induk yang sehat dan dipilih dari hasil budidaya karena bebas dari jenis rumput laut lain. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pengangkutan dan perlakuan bibit. Keselamatan bibit selama pengangkutan sampai ke lokasi budidaya tergantung pada kemampuan dalam menanganinya. Perlu adanya perlakuan-perlakuan tertentu supaya bibit tetap segar, untuk itu harus dipertahankan dalam keadaan basah dengan cara menyiramkan air laut keseluruh permukaan bibit. Selama dalam pengangkutan sebaiknya diberi penutup. Kain bekas yang tebal dan dibasahi air laut dapat digunakan sebagai penutup, atau juga bisa menggunakan kain handuk yang dibasahi air laut untuk hasil yang leih bagus. Tujuan dari penutupan adalah untuk melindungi bibit dari sinar matahari ataupun hujan. Sinar matahari dapat menimbulkan penguapan yang berlebihan sehingga bibit menjadi lemas kekurangan air. Sedangkan air hujan dapat merusak (membusukkan) rumput laut. Dinding sel rumput laut jika terkena air tawar akan pecah dan mengakibatkan pigmen dan kandungan di dalamnya akan keluar sehingga daya immunitasnya berkurang dan akhirnya busuk. c. Rangkuman - Cara mendapatkan bibit ada dua yaitu dari alam dan dari sentra budidaya rumput laut. - Bibit yang bagus memiliki ciri-ciri : o Berusia muda o Bersih dari kotoran yang menempel o Segar o Berlendir o Lentur (tidak mudah patah) o Thallus masih lengkap (tidak ada bekas dimakan ikan atau predator lainnya) o Warna masih cerah - Dalam pengangkutan bibit harus terhindar dari sinar matahari secara langsung dan hujan d. Tes formatif Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini ! 1. Bagaimana cara pengangkutan bibit yang baik ? 2. Sebutkan dua cara untuk mendapatkan bibit rumput laut ! 3. Mengapa bibit rumput laut yang bagus tidak boleh terkena air hujan/air tawar ? 4. Mengapa bibit rumput laut tidak boleh terkena panas sinar matahari secara langsung ? 5. Mengapa bibit yang akan ditanam harus berusia muda ?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 58



MENANAM RUMPUT LAUT DI LAHAN BUDIDAYA



a. Tujuan 1. Peserta diklat memahami cara menanam bibit rumput laut yang 2. baik dan benar 3. Peserta diklat mampu menanam bibit rumput laut 4. Peserta diklat mampu melakukan pengikatan bibit dengan baik 5. dan benar pada media tali.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian materi Setelah lahan budidaya dan bibit rumput laut dipersiapkan, langkah terakhir dalam tehnik budidaya adalah penanaman bibit rumput laut. Penanaman bibit dilakukan segera saat bibit masih segar. Sebelumnya bibit rumput laut dipotong-potong dan diikat dengan menggunakan tali rafia, hal ini dimaksudkan agar tidak berhamburan dan mudah penanamannya. Pada umumnya berat (bobot) setiap ikatan bibit ? 100 – 200 gram tergantung dari jenis rumput laut yag dibudidayakan. Cara penanaman bibit rumput laut tergantung pada metode yang digunakan. Cara – cara penanaman bibit untuk masing-masing metode budidaya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Cara penanaman bibit berdasarkan metode budidaya rumput laut yang digunakan. Metode budidaya A. Metode dasar Bottom methode) 1. Metode tebar 2. Metode budidaya dasar laut B. Metode lepas dasar (Off bottom methode) 1. Metode tali tunggal lepas dasar 2. Metode jaring lepas dasar



3. Metode jaring lepas dasar bentuk tabung



C. Metode apung (Floating methode) 1. Metode tali tunggal apung 2. Metode jaring Apung



Cara tanam Bibit diikat dengan tali rafia dan diikatkn pada pemberat (batu kecil) dan disebarkan di dasar perairan. Bibit diikatkan pada batu karang sebagai pemberat Bibit diikatkan pada tali ris (tali nilon) dengan jarak antar ikatan bibit ? 20 cm.



Keuntungan Tidak membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja



Kerugian Tingkat produksi rendah dan banyak bibit yang hilang terbawa arus.



Bibit sulit dihanyutkan dan tingkat produksinya tinggi Tingkat produksi tinggi, karena bibit terikat dengan aman



Bibit mudah terserang bulu babi



Bibit diikatkan pada jaring nilon yang dibentuk empat persegi. Jarak antar bibit adalah ? 20 cm Bibit dimasukkan kedalam jaring nilon yang dibentuk tabung yang kedua ujungnya diikatkan pada tiang. Bibit diikatkan pada tali nilon yang ditempatkan pada rakit empat persegi



Tingkat produksi tinggi dan kapasitas tanam bisa lebih banyak



Membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya



Bibit relatif aman dan tidak akan berhamburan



Membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja serta resiko rumput laut patah lebih besar karena bertumpukan. Membutuhkan biaya dan tenaga kerja yang banyak dan kondisi perairan yang bersih. Membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja.



Bibit diikatkan pada jaring yang dibentangkan dengan menggunakan rakit.



Pertumbuhan relatif cepat karena fotosintesis berjalan sempurna dan bibit aman dari serangan bulu babi Bibit yang ditanam bisa lebih banyak Sehingga produksi bisa optimal



Membutuhkan banyak biaya dan tenaga kerja



Cara mengikatkan bibit rumput laut pada tali nilon di beberapa daerah tidak sama. Masingmasing daerah memilki kebiasaan sendiri dalam mengikatkan bibit pada tali nilon. Beberapa tehnik mengikat bibit pada tali nilon, antara lain :



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 59



1. Membuka pilinan tali nilon dan memasukkan tali rafia ? 20 cm yang dilipat dua, kemudian ujung tali rafia dimasukkan kedalam lipatan rafia, dan ditarik kencang. Bibit rumput laut diikatkan dengan cara menempatkan bibit diantara lipatan dan mengikatnya dengan simpul hidup. 2. Membuka pilinan tali nilon dan memasukkan tali rafia kedalam pilinan dan membuatnya terikat. Kemudian tali rafia dilingkarkan dan buatlah terikat kencang pada tali nilon.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



c. Rangkuman - Cara tanam rumput laut sangat bergantung pada metode budidaya yang dipakai. - Penanaman bibit rumput laut dapat dilakukan dengan dua cara yanitu dengan cara tebar (sebar) atau dengan cara diikatkan pada tali nilon. - Metode budidaya dengan cara tebar dan metode budidaya dasar laut cara penanamanannya adalah dengan cara menyebarkan bibit rumput laut didasar perairan. - Metode budidaya dengan menggunakan tali baik tali tunggal, jaring apung maupun tali apung, bibit yang akan ditanam diikatkan pada tali maupun jaring. - Metode jaring lepas dasar bentuk tabung tidak perlu mengikatkan bibit pada tali melainkan memasukkan bibit pada tabung yang sudah dibentuk. d. Tes formatif 1. Sebutkan keuntungan penggunaan metode budidaya jaring lepas dasar ! 2. Bagaimana cara penanaman bibit pada metode tebar dan metode dasar laut ? 3. Apa kerugiannya jika kita menggunakan metode dasar laut ? 4. Bagaimana cara pengikatan bibit pada tali nilon ? 5. Berapa jarak ideal antar bibit yang ditanam?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 60



MENGEMAS BENIH



a. Tujuan Tujuan kegiatan pembelajaran setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu : 1. Menyiapkan bahan pengemas benih sesuai persyaratan teknis 2. Menimbang benih sesuai ukuran yang dikehendaki konsumen 3. Mengemas benih sesuai persyaratan teknis



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Uraian 1). Menyiapkan bahan pengemas benih Pengemasan benih merupakan kegiatan untuk mempertahankan kualitas benih selama dalam penyimpanan dan pemasaran, sehingga pada saat benih ditanam tetap terjamin daya tumbuh dan daya kecambahnya secara normal. Adapun tujuan pengemasan benih secara umum untuk: a) Memudahkan Pengelolaan benih. b) Memudahkan transportasi benih waktu pemasaran c) Memudahkan penyimpanan benih dengan kondisi yang memadai. d) Mempertahankan persentase viabilitas benih e) Mengurangi deraan (tekanan/pengaruh) alam f) Mempertahankan kadar air benih Bahan pengemas benih yang digunakan dipilih dari bahan yang dapat mencegah terjadinya peningkatan kadar air benih. Peningkatan kadar air benih merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan laju deteriorasi (kemunduran benih) dalam penyimpanan sehingga diperlukan bahan pengemas benih yang dapat menghambat perubahan kadar air benih. Selain itu bahan pengemas benih yang digunakan juga harus memenuhi beberapa persyaratan lain, yaitu a) Mampu menahan masuknya uap air di dalam kemasan b) Mampu menahan masuknya air di dalam kemasan c) Mampu menahan pertukaran gas-gas d) Mudah didapat, bahannya cukup kuat, dan tidak beracun e) Harga memadai, tidak terlalu mahal f) Mudah/dapat dicetak untuk logo, merk, atau keterangan lain (a) Macam-macam bahan pengemas benih Bahan pengemas yang digunakan untuk mengemas benih ada banyak macamnya. Bahan pengemas benih secara umum dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan sifatnya, yaitu bahan pengemas benih yang porous dan bahan pengemas benih yang kedap uap air. Bahan pengemas benih yang porous biasanya digunakan untuk mengemas benih yang masa simpannya pendek atau disimpan pada kondisi dingin dan kering. Bahan pengemas benih yang kedap uap air digunakan untuk mengemas benih yang masa simpannya lama/panjang (sampai musim tanam berikutnya) dan memerlukan perlindungan dari pengaruh kelembaban yang tinggi agar viabilitas dan vigor benihnya dapat dipertahankan tetap tinggi. Sedangkan berdasarkan jenisnya bahan pengemas benih yang biasa dipakai, antara lain : (1) Bahan pengemas karung Karung yang digunakan untuk bahan pengemas benih biasanya berupa karung goni yang terbuat dari benang rami berkualitas tinggi dalam berbagai bentuk rajutan. Bahan pengemas benih karung juga bisa berupa karung kain dari bahan kain sprai, kain cetak drill, osnaburg, dan bahan tanpa lipatan. Bahan osnaburg dan bahan tanpa lipatan dapat digunakan berulang kali untuk penyimpanan benih yang telah diolah. Bahan kain katun hanya digunakan sekali untuk penyimpanan benih yang telah diolah. Bahan pengemas benih dari karung ini termasuk bahan pengemas yang porous dan tidak kedap air/uap air. (2) Bahan pengemas kertas Kertas yang digunakan secara meluas untuk pengemasan benih berasal dari bahan kertas sulfit atau kertas kraft yang diputihkan. Pemutihan kertas tersebut dengan cara dilapisi tanah liat yang sangat putih agar dapat dicetak. Kantong kertas ini dirancang untuk menyimpan sejumlah benih tertentu bukan untuk melindungi viabilitas benihnya. Bahan pengemas kertas termasuk dalam golongan bahan pengemas benih yang porous. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 61



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



(3) Bahan Pengemas Plastik Plastik yang digunakan untuk bahan pengemas benih kebanyakan berasal dari bahan polyethylene. Bahan polyethylene termasuk bahan pengemas benih yang kedap uap air. Bahan polyethylene dipilih yang memiliki daya rentang tinggi sehingga memiliki ketahanan yang sangat besar terhadap kebocoran. Bahan polyethylene yang bening dan putih mudah ditembus cahaya sehingga lama-kelamaan mudah menjadi rusak jika terkena sinar matahari langsung atau radiasi sinar ultraviolet. Kerusakan tersebut dapat diperlambat dengan mencampurkan dalam lapisan karbon hitam atau pigmen lain yang mudah menyerap sinar ultraviolet. Bahan pengemas plastik polyethylene termasuk bahan pengemas yang kedap air/uap air. (4) Bahan pengemas alumunium foil Alumunium foil sering digunakan pada lapisan gabungan dan lapisan terpisah dalam pengemasan benih. Lapisan alumunium foil sendiri dapat digabung dengan bahan lain untuk pengemasan benih sehingga menghasilkan kombinasi bahan pengemas yang memiliki hampir semua sifat bahan pengemas yang diinginkan. Penggabungan alumunium foil dengan berbagai bahan pengemas lain, seperti kertas atau lapisan plastik akan memberikan hambatan yang efektif terhadap pertukaran uap air dan gas. Bahan pengemas alumunium foil termasuk bahan pengemas yang kedap air/uap air. (b) Sifat-sifat bahan pengemas benih Sifat-sifat fisik dari masing-masing materi bahan pengemas benih dijelaskan sebagai berikut : (1) Bahan Pengemas Karung Materi bahan pengemas karung mempunyai sifat fisik ketahanan terhadap uap air, per tukaran gas-gas, air, dan minyak yang buruk/ jelek. Tetapi materi bahan pengemas karung memiliki sifat fisik kekuatan terhadap regangan (kekuatan untuk tidak pecah secara tiba-tiba dan tahan sobek) yang baik. (2) Bahan Pengemas Kertas Materi bahan pengemas kertas biasanya berasal dari jenis kertas kraft dan kertas sulfit. Kertas kraft dan kertas sulfit mempunyai sifat fisik ketahanan terhadap uap air, pertukaran gasgas, dan minyak yang buruk. Sifat fisik kekuatan terhadap regangan bahan pengemas kertas kraft dan kertas sulfit tergolong buruk/jelek atau mudah sobek/pecah. Sedangkan sifat fisik ketahanan terhadap air bahan pengemas kertas kraft maupun kertas sulfit masih tergolong kurang atau masih dapat ditembus oleh air. (3) Bahan Pengemas Plastik Materi bahan pengemas plastik yang biasa dipakai berupa plastik dari bahan polyethylene. Sifat fisik ketahanan terhadap uap air dan minyak bahan pengemas plastik polyethylene tergolong sedang. Ketahanan terhadap pertukaran gas-gas bahan pengemas tersebut tergolong kurang atau masih mudah ditembus oleh gas-gas. Kekuatan terhadap regangan bahan pengemas ini tergolong baik atau tidak mudah sobek/pecah. Sedangkan ketahanan terhadap air bahan pengemas ini tergolong baik atau kedap terhadap air. (4) Bahan Pengemas Alumunium Foil Materi bahan pengemas alumunium foil mempunyai sifat fisik ketahanan terhadap uap air, pertukaran terhadap gas-gas, air, dan minyak yang baik sekali. Sedangkan kekuatan terhadap regangan bahan pengemas alumunium foil tergolong sedang. (3) Menyiapkan bahan pengemas benih Penyiapan bahan pengemas benih yang akan digunakan untuk mengemas benih dilakukan terutama untuk benih yang siap untuk dipasarkan. Selain itu dengan penyiapan bahan pengemas benih yang benar, kemasan benih yang dihasilkan juga sesuai standar yang diinginkan serta dapat melindungi benih dari pengaruh lingkungan yang kurang mendukung daya simpan benih selama periode penyimpanan ataupun sampai benih siap untuk digunakan. Kegiatan penyiapan bahan pengemas benih dimulai dengan pemilihan bahan pengemasnya. Bahan pengemas yang kurang/tidak kedap terhadap air, uap air, dan gas-gas seperti bahan pengemas karung goni/plastik dan kertas kraft/sulfit biasanya digunakan untuk mengemas benih yang akan disimpan dalam ruang penyimpanan benih terutama dalam jumlah yang banyak. Bahan pengemas yang relatif kedap terhadap air, uap air, dan gas-gas seperti bahan pengemas plastik polyethylene dan alumunium foil digunakan untuk pengemasan benih yang siap untuk dipasarkan. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 62



Kegiatan penyiapan bahan pengemas benih yang siap untuk dipasarkan dilanjutkan dengan perekatan bahan pengemas berbentuk kantong segi empat sesuai ukuran yang diinginkan. Perekatan dilakukan dengan memanaskan alat perekat/sealer (plastik ataupun alumunium foil) terlebih dahulu. Kemudian bahan pengemas tersebut direkatkan ketiga sisinya dengan sealer sampai diperoleh kemasan benih yang berbentuk kantong segi empat. Selain itu dilakukan pula pengecekan terhadap hasil perekatan bahan pengemasnya sampai benar-benar sempurna dan dipastikan tidak terjadi kebocoran pada bahan pengemas sampai siap digunakan untuk pengemasan benihnya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2). Menimbang benih Alat untuk menimbang benih sebelum dilakukan pengemasan biasanya menggunakan timbangan tepat atau timbangan analitik. Timbangan tepat biasanya berupa neraca Ohauss dengan tingkat ketelitian hasil penimbangan mencapai 10 miligram. Sedangkan timbangan analitik mempunyai tingkat ketelitian hasil penimbangan mencapai 0,1 miligram. Timbangan tepat biasanya digunakan untuk menimbang jenis-jenis benih yang berukuran besar dan timbangan analitik digunakan untuk menimbang benih yang berukuran kecil. Penimbangan benih ini bertujuan untuk menentukan berat bersih benih yang akan dikemas sesuai dengan ukuran kemasannya dan ukuran yang dikehendaki oleh konsumen. (a) Pengoperasian alat timbangan Pengoperasian alat timbangan secara umum baik timbangan tepat maupun timbangan analitik memiliki cara yang sama. Urutan proses pengoperasian alat timbangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Siapkan terlebih dahulu alat timbangan yang akan digunakan dan benih yang akan ditimbang pada tempatnya. 2. Hidupkan timbangan pada posisi “ON” terutama untuk timbangan jenis analitik atau jenis timbangan yang memerlukan tenaga listrik untuk proses kerjanya. 3. Lakukan kalibrasi terhadap alat timbangan sebelum dilakukan penimbangan sampai timbangan menunjukkan posisi angka 0,00 gram atau dalam posisi seimbang tanpa ada beban pada alat timbangan. 4. Kemudian lakukan penimbangan terhadap benih dengan cara mengambil dan meletakkan benih pada tempat/wadah beban yang tersedia pada masing-masing alat timbangan. 5. Catat hasil penimbangan yang ditunjukkan oleh alat timbangan untuk timbangan analitik dapat dibaca pada layar hasil penimbangan setelah angka yang ditunjukan stabil. Sedangkan pada timbangan tepat hasil penimbangan yang diperoleh setelah skala penunjukkan angka pada alat timbangan yang menunjukan berat yang dikehendaki pada posisi yang seimbang dan stabil. Apabila hasil penunjukkan angka berat benih yang diinginkan masih kurang tambahkan beban benih yang akan ditimbang sampai sesuai dengan berat bersih benih yang diinginkan untuk kemasan. Sebaliknya apabila berat bersih benih yang ditunjukkan melebihi berat yang diinginkan, kurangi beban benih pada alat timbangan sampai sesuai dengan berat bersih benih yang diinginkan untuk kemasan 6. Lakukan penimbangan benih secara berulang sesuai dengan kebutuhan benih yang akan dikemas sampai selesai. Apabila alat timbangan yang digunakan sudah tidak stabil lakukan kalibrasi lagi sebelum dilakukan penimbangan terhadap berat benih selanjutnya. 7. Apabila penimbangan benih telah selesai dilakukan, matikan alat timbangan pada posisi “Off” terutama untuk timbangan jenis analitik atau jenis timbangan yang memerlukan tenaga listrik untuk proses kerjanya. 8. Rapikan alat timbangan yang telah selesai digunakan dan simpan pada tempatnya. (b) Penimbangan berat 100/1000 butir benih Penentuan berat 100 butir benih terutama dilakukan pada benih-benih yang berukuran kecil seperti benih sawi, bayam, tembakau, dan lain-lain. Penentuan berat 1000 butir benih terutama dilakukan pada benih-benih yang berukuran besar seperti benih kedelai, kacang tanah, kopi, kacang hijau, dan lainlain. Penentuan berat untuk 100/1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi varietas. Benih dapat dihitung secara manual dengan menggunakan sebuah spatula dan diletakkan pada tempat dengan warna permukaan kontras terhadap warna benih, lalu jumlah benih tersebut ditimbang. Pekerjaan menghitung jumlah



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 63



benih tersebut akan lebih mudah dengan menggunakan alat penghitung automatik. Apabila alat tersebut digunakan secara benar maka tingkat ketepatannya adalah sekitar 5 %. Penentuan berat 100/1000 butir benih dapat dilakukan dengan prosedur 1 x 100/1000 butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100/1000 butir benih kemudian ditimbang beratnya. Prosedur lainnya khusus untuk penentuan berat 1000 butir benih adalah dengan cara 8 x 100 butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100 butir benih dengan 8 ulangan secara acak dari contoh kerja, lalu ditimbang. Koefisien keragaman dihitung dari berat 100 butir benih antara 8 ulangan tersebut dengan rumus :



 X  X 



2



Standar Deviasi (S) 



n 1 Koefisien keragaman = (s/x) 100



di mana :



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



x = berat masing-masing ulangan



x = rata-rata berat seluruh ulangan



n = jumlah ulangan



 = jumlah total Ketentuannya jika koefisien keragaman tidak lebih dari 6,0 untuk benih rumput-rumputan atau 4,0 untuk benih lainnya, maka berat 100/1000 butir benih dapat dihitung sebagai 10 kali x. (c) Tujuan penimbangan berat 100/1000 butir benih Hasil penimbangan berat 100/1000 butir benih sangat diperlukan sebagai informasi/keterangan pada kemasan benih untuk mengetahui perhitungan kebutuhan benih di lapangan pada luasan lahan tertentu. Perkiraan perhitungan kebutuhan benih perhektar dihitung berdasarkan rumus :



y



A 100% s t p.q R 1000



di mana : y = jumlah benih yang diperlukan (gram) p = jarak tanam antar barisan (m) A = luas lahan yang akan ditanami (m2) q = jarak tanam dalam barisan (m) t = jumlah benih tiap lubang tanam (biji) R = daya kecambah benih (%) S = berat 100/1000 butir benih (gram) Selain itu informasi hasil penimbangan berat 100/1000 butir benih sebelum benih dikemas dan disimpan sangat diperlukan untuk mengetahui dan memperkirakan keadaan embrio ataupun cadangan makanan yang dikandung oleh benih tersebut. Pada benih-benih dengan besar embrio sama, maka benih yang lebih berat menunjukkan kandungan cadangan makanan yang lebih banyak. Setelah mengalami penyimpanan tentunya dapat diketahui apakah terjadi penyusutan kandungan cadangan makanan dalam benih atau tidak jika dilakukan penimbangan lagi. (d) Menimbang benih untuk dipasarkan sesuai ukurannya Penimbangan berat benih untuk dipasarkan pada masing-masing kemasan benih tergantung benihnya termasuk golongan benih besar atau benih kecil. Selain itu penimbangan berat benihnya juga disesuaikan dengan kebutuhan benihnya untuk penanaman tiap-tiap jenis tanamannya pada satuan luasan lahan. Pada benih tanaman yang tergolong benih besar terutama untuk benih-benih tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan dipasarkan dalam ukuran berat 0,5 kg, 1 kg, dan 5 kg dalam kemasan plastik polyethylene maupun alumunium foil. Sedangkan benih tanaman yang tergolong benih kecil terutama benih tanaman buah-buahan dan sayuran dipasarkan dalam ukuran berat 5 gram dan 10 gram dalam kemasan sachet dari bahan plastik yang dilapisi alumunium foil. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 64



3). Mengemas benih Cara-cara pengemasan benih dalam kemasan harus memperhatikan cara-cara pengemasan yang baik dan terjamin untuk mempertahankan kualitas benih selama penyimpanan. Dengan cara-cara pengemasan benih yang benar diharapkan pada saatnya benih itu ditanam tetap terjamin daya tumbuh atau daya kecambahnya secara normal.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



(a) Teknik pengemasan dan pelabelan benih Teknik pengemasan benih sangat banyak jumlahnya dan sangat beragam, tetapi secara berurutan dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) Identifikasi jenis dan jumlah benih yang akan dikemas Jenis benih yang akan dikemas diidentifikasi apakah jenis benih yang berukuran kecil atau besar disesuaikan dengan ukuran dan jenis kemasan yang akan dipakai. Jumlah benih yang akan dikemas juga ditentukan dan disesuaikan dengan ukuran dan jenis kemasan yang akan dipakai berdasarkan berat bersih benih pada tiap ukuran kemasannya. (2) Penentuan bahan pengemas benih yang akan dipakai Bahan pengemas benih yang akan dipakai, ditentukan menurut masa simpan benihnya. Apabila masa simpan benih yang akan disimpan pendek dapat digunakan bahan pengemas yang porous seperti karung (dalam jumlah banyak) atau kertaskraft/sulfit (dalam jumlah sedikit). Sebaliknya apabila masa simpan benih yang akan disimpan lama/panjang ataupun untuk pengemasan benih yang siap dipasarkan dapat digunakan bahan pengemas yang kedap air dan uap air seperti plastik polyethylene atau alumunium foil. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya perubahan kadar air pada benih akibat pengaruh lingkungan penyimpanan sehingga proses kemunduran benih dapat dihambat/dihindari. (3) Penimbangan benih yang akan dikemas Penimbangan benih dilakukan untuk menentukan berat bersih benih yang akan dikemas dalam berbagai ukuran kemasan yang diinginkan. Penimbangan dapat dilakukan memakai timbangan analitik dengan tingkat ketelitian mencapai 0,1 miligram terutama untuk jenis benih yang berukuran kecil seperti benih sawi, tembakau, bayam, dan lainlain. Selain itu penimbangan dapat pula dilakukan memakai timbangan tepat dengan tingkat ketelitian mencapai 10 miligram terutama untuk jenis benih yang berukuran besar seperti kedelai, kacang hijau, jagung, dan lain-lain. (4) Pengisian bahan pengemas benih Setelah berat bersih benih yang akan dikemas ditentukan, benih lalu dimasukkan dalam bahan pengemas yang telah disiapkan. Pengisian benih dapat dilakukan secara manual dengan cara membuka ujung bahan pengemas dan dimasukkan benih yang telah diketahui berat bersihnya ke dalam bahan pengemas secara hati-hati (jangan sampai tumpah). Hal ini akan mengurangi berat bersih benih yang akan dimasukkan dalam bahan pengemas. Selain itu pengisian bahan pengemas dapat dilakukan secara otomatis menggunakan alat khusus untuk mengisi kemasan benih. (5) Penutupan bahan pengemas benih Bahan pengemas yang dipakai meskipun termasuk penghambat yang baik terhadap uap air masih perlu ditutup (diseal) sebaik mungkin. Hal ini mengingat kemungkinan masih adanya uap air dan udara yang dapat masuk melalui bagian ini. Penutupan bahan pengemas yang kedap uap air dan udara sebaiknya menggunakan alat pemanas (sealer) atau untuk bahan plastik polyethylene dapat memakai api lilin atau flat iron. Tetapi penutupan bahan pengemas benih menggunakan api lilin atau flat iron sukar dikontrol apakah sudah tertutup rapat atau masih terjadi kebocoran. Penutupan bahan pengemas benih menggunakan sealer (alat pemanas) harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (6) Macam bahan pengemas Setiap bahan pengemas benih mempunyai derajat panas yang berbeda untuk dapat direkatkan (heat seat temperature). Oleh karena itu sealer yang digunakan juga harus disesuaikan apakah dipergunakan untuk merekatkan bahan alumunium foil atau plastik polyethylene. Waktu pemanasan



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 65



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Waktu pemanasan harus disesuaikan dengan bahan pengemas yang digunakan. Hal ini disebabkan jika pemanasan terlalu lama, maka akan merusak bahan pengemas dan akan menyebabkan kebocoran pada kemasan. Sealing tidak boleh terlalu sempit atau terlalu lebar Sealing yang terlalu sempit akan menyebabkan proses perekatan bahan pengemas tidak sempurna atau dimungkinkan terjadinya kebocoran kemasan. Sedangkan sealing yang terlalu lebar menyebabkan hasil kemasan tidak ekonomis dari segi biaya bahan pengemas terutama untuk bahan pengemas yang harganya mahal seperti alumunium foil. Setelah benih selesai dikemas, perlu dilakukan pelabelan terhadap benih yang akan disimpan atau dipasarkan. Informasi yang perlu dicantumkan dalam label kemasan benih antara lain :  Nama species atau kultivar benih  Nomor kelompok benih  Berat bersih benih  Tanggal selesai pengujian  Tanggal kadaluarsa  Kadar air benih  Daya tumbuh benih, dan lain-lain Pemberian label dapat dilakukan dengan mencetak informasi yang diperlukan tersebut pada kartu yang ditempelkan pada karung kain/serat goni atau mencap informasi tersebut secara langsung pada wadahnya. (b) Pengaruh pengemasan terhadap mutu benih Benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan karena merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimal. Pengemasan benih yang baik akan berpengaruh terhadap mutu benih selama penyimpanan, antara lain : (1) Mutu fisik benih Mutu fisik benih yang dipengaruhi oleh kemasan benih yaitu kemurnian benih, kerusakan mekanis, berat benih, dan kadar air benih. Pengemasan benih akan menjaga kemurnian benih dari benih varietas lain, benih gulma, dan bahan lain/kotoran. Pengemasan benih juga akan menghindarkan benih dari kerusakan mekanis akibat serangan hama penyakit benih dalam penyimpanan. Pengemasan benih akan menjaga berat benih dalam kondisi tetap artinya tidak terjadi penurunan kandungan cadangan makanan dalam benih akibat pengaruh lingkungan penyimpanan maupun serangan hama penyakit dalam penyimpanan. Selain itu pengemasan benih akan mempertahankan kadar air selama penyimpanan dalam kondisi konstan sehingga kemunduran benih dapat dihindari/dihambat. Hal ini disebabkan perubahan kadar air benih merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya kemunduran benih dalam penyimpanan. (2) Mutu fisiologis benih Mutu fisiologis benih yang dipengaruhi kemasan benih yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh (vigor) benih. Pengemasan benih yang baik dan benar akan mempertahankan daya kecambah dan kekuatan tumbuh (vigor) benih dalam kondisi yang baik. Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan yang dapat mempercepat proses kemunduran benih dapat dikurangi atau dihambat seperti pengaruh suhu tinggi, gas oksigen yang mempercepat respirasi benih, dan pengaruh kelembaban yang tinggi. c. Rangkuman 1. Bahan pengemas benih secara umum dibedakan menjadi 2 macamberdasarkan sifatnya, yaitu bahan pengemas benih yang porous dan bahan pengemas benih yang kedap uap air. Berdasarkan jenisnya bahan pengemas benih yang biasa dipakai, antara lain bahan pengemas karung, bahan pengemas kertas, bahan pengemas plastik, dan bahan pengemas alumunium foil. 2. Kegiatan penyiapan bahan pengemas benih dimulai dengan pemilihan bahan pengemasnya. Bahan pengemas yang relatif kedap terhadap air, uap air, dan gas-gas seperti bahan pengemas plastik polyethylene dan alumunium foil digunakan untuk pengemasan benih yang siap untuk dipasarkan. Kemudian dilakukan perekatan bahan pengemas pada ketiga sisinya dengan sealer sampai diperoleh kemasan benih yang berbentuk kantong segi empat sesuai ukuran yang diinginkan. Selain itu dilakukan pula pengecekan terhadap hasil perekatan bahan



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 66



3.



4.



5.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



6.



pengemasnya sampai benar-benar sempurna dan dipastikan tidak terjadi kebocoran pada bahan pengemas sampai siap digunakan untuk pengemasan benih. Penentuan berat 100/1000 butir benih dapat dilakukan dengan prosedur 1 x 100/1000 butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100/1000 butir benih kemudian ditimbang beratnya. Prosedur lainnya khusus untuk penentuan berat 1000 butir benih adalah dengan cara 8 x 100 butir yaitu dengan menghitung sejumlah 100 butir benih dengan 8 ulangan secara acak dari contoh kerja, lalu ditimbang dan dihitung koefisien keragamannya. Ukuran berat benih tanaman yang tergolong benih besar terutama untuk benih-benih tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kacang-kacangan dipasarkan dalam ukuran berat 0,5 kg, 1 kg, dan 5 kg dalam kemasan plastik polyethylene maupun alumunium foil. Ukuran berat benih tanaman yang tergolong benih kecil terutama benih tanaman buah-buahan dan sayuran dipasarkan dalam ukuran berat 5 gram dan 10 gram dalam kemasan sachet dari bahan plastik yang dilapisi alumunium foil. Teknik pengemasan benih secara berurutan dimulai dari penentuan jenis dan jumlah benih yang akan dikemas, penentuan bahan pengemas benih yang akan dipakai, penimbangan benih yang akan dikemas, pengisian bahan pengemas benih, penutupan bahan pengemas benih serta pemberian label benih. Pengemasan benih berpengaruh terhadap mutu fisik benih meliputi kemurnian benih, kerusakan mekanis, berat benih, dan kadar air benih serta mutu fisiologis benih meliputi daya kecambah dan kekuatan tumbuh (vigor) benih.



d. Tugas Untuk memperluas pemahaman Anda tentang materi mengemas benih, ada beberapa tugas yang dapat membantu meningkatkan penguasaan materi ini yaitu : 1. Buatlah resume informasi yang Anda peroleh tentang mengemas benih menurut pemahaman Anda! 2. Lakukan observasi pada petani/pengusaha benih/TPU sekolah tentang proses Mengemas Benih dan cari informasi tentang : a. Bahan pengemasnya b. Sifat masing-masing bahan pengemas c. Cara penimbangan benih d. Tujuan penimbangan e. Cara pengemasan dan pelabelan benih f. Pengaruh pengemasan benih 3. Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan denganteman Anda dan guru pembimbing Anda! 4. Hasil diskusi yang telah disetujui guru selanjutnya di fail dalam odner portfolio hasil belajar Anda. e. Lembar Latihan 1. Sebutkan macam-macam dan sifat fisik bahan pengemas benih yang biasa digunakan dalam pengemasan benih? 2. Jelaskan langkah-langkah dalam menyiapkan bahan pengemas benih untuk dipasarkan! 3. Jelaskan tujuan penimbangan berat 100/1000 butir benih! 4. Sebutkan ukuran berat benih untuk dipasarkan sesuai dengan golongan jenis benihnya! 5. Sebutkan tahapan dalam mengemas benih! 6. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penutupan bahan pengemas benih menggunakan sealer (alat pemanas)! 7. Sebutkan informasi yang perlu dicantumkan dalam label kemasan benih! 8. Jelaskan pengaruh pengemasan benih terhadap mutu fisik dan mutu fisiologis benih!



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 67



DAFTAR PUSTAKA



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Afrianto, E dan Liviawati, E. 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Penerbit Bhratara, Jakarta Anonim, 1986. Buku Kerja Bercocok Tanam I. CV Yasagana. Jakarta. Anonim, 1997. Tanah dan Kesuburannya. PPPG Pertanian Cianjur. Anonymous. 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut. Departemen Kelautan dan Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Laut, Lampung Atmadja, W. S, Kadi, A., Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis- Jenis Rumput Laut Indonesia. PusLitBang Oseanologi – LIPI, Jakarta. Badan Pengendali Bimas. 1977. Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija Sayuran, Deptan, Jakarta. Departemen Ilmu-ilmu Tanah. 1980. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Faperta IPB, Bogor. Dini S. 2003. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Internal Training PT Indolakto Cicurug Sukabumi. Dwidjo Seputra. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta Fagi AM dan Sanusi. 1983. Meningkatkan Efisiensi Air Irigasi dengan Teknik Budidaya Tanaman Pangan dan Teknik Pengairan, P3 Tanaman Pangan, Bogor. Laboratorium Fisika Tanah. 2000. Penuntun praktikum Fisika Tanah Jurusan Tanah. Faperta Unpad. Final Prajnanta. 2002. Agribisnis Cabe Hibrida. Hasan Basri Jumin. Ir. 1991. Dasar-Dasar Agronomi J.D. Fryer, Shooichi Matsunaka. 1988. Penanggulangan Gulma Secara Terpadu. Mul Mulyani Sutejo. Pupuk dan Cara Pemupukan Khaerudin, 1994. Pembibitan Tanaman HTI. Penebar Swadaya Jakarta. Lita Sutopo, 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mary Louise Flint, Robert Van Den Bosch. 1990. Pengendalian Hama Terpadu. Muharam Sanusi dan Sugeng Adimulyo. 1977. Penanaman. Pusat Penelitian The dan Kina, Gambung. Pusat Penelitian Teh dan Kina, 1997. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman Teh. Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia. Bandung 40010. Nur Tjahjadi. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman Pracaya. 1998. Bertanam Tomat Rakimen Koesriningsih dan Sri Setyati Haryati. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Rini Widiarto. 1992. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta. Sanitasi dan Higiene Industri Tempe. 1977. Kantor Menteri Negara Urusan Pangan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan IPB. Sri Setyati Harjadi. 1989. Pengantar Agronomi Sri Ngajiyati, Ir dan Danarti, Ir, 1989. Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman, Penebar Swadaya, Jakarta. Sukirno Harjodinono. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan, Bina Cipta, Bandung A.G. Karta Saputra. Ir. 1987. Hama, tanaman Dalam Gudang Sumamur. 1980. Higene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta. Sumamur.1985. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. PT Gunung Agung Jakarta. Widarto. L. 1995. Perbanyakan Tanaman Dengan Biji. Setek, Cangkok, Sambung, Okulasi dan Kultur Jaringan. Kanisius. Jakarta. Zaenal Abidin. 1990. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengantar Tumbuh. Angkasa. Bandung.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 68



STRATEGI PEMBELAJARAN KEJURUAN



A.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Latar Belakang Strategi Pembelajaran Guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran kejuruan. Guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang pembelajaran di kelasnya. Karena itu, guru merupakan barisan terdepan dalam penciptaan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Menyadari hal itu, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas, kualitas dan profesiona-lisme guru kejuruan. Hal tersebut lebih tampak lagi dalam pendidikan yang dikembangkan secara desentralisasi sejalan dengan kebijaksanaan otonomi daerah, oleh karena itu guru disini diberi kebebasan untuk memilih dan mengembangkan materi standar dan kompetensi untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian di negara-negara berkembang menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran kejuruan yang berkualitas, kreatif dan menyenangkan. Kualitas guru kejuruan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi proses dan dari segi hasil pembelajaran. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran. Disamping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang dilaksanakan mampu mengubah perilaku sebagian besar siswa ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut diperlukan berbagai kompetensi pembelajaran. Pengembangan kualitas guru merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai faktor yang saling terkait. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya tidak hanya menuntut keterampilan teknis dari para ahli terhadap pengembangan kompetensi guru, tetapi juga harus dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dalam pengembangan berbagai aspek pendidikan dan pembelajaran. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang masih tetap menerapkan pola berbasis kompetensi dengan manajemen berbasis sekolah, dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara benar dan transparan dapat meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Dalam penerapan berbagai kebijakan di atas, guru dituntut menjadi ahli penyebar informasi yang baik, karena tugas utamanya antara lain menyampaikan informasi (materi pelajaran) kepada siswa. Guru juga berperan sebagai perencana (planner), pelaksana (implementer), dan penilai (evaluator) pembelajaran. Apabila pembelajaran diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi para peserta didik dengan penyediaan ilmu yang tepat dan latihan keterampilan yang mereka perlukan, maka diperlukan ketergantungan terhadap materi standar yang efektif dan terorganisasi. Untuk itu, diperlukan peran baru dari para guru, mereka dituntut memiliki keterampilan-keterampilan teknis yang memungkinkan untuk mengorganisasi materi standar serta mengelolanya dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa. Dalam implementasi KTSP yang berbasis kompetensi, guru terutama berperan dalam mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dalam pengembangan materi pembelajaran. Guru harus kreatif dalam memilih dan memilah, serta mengembangkan materi standar sebagai bahan untuk membentuk kompetensi peserta didik. Guru harus professional dalam membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan karakteristik individual masing-masing. Guru juga harus menyenangkan, tidak saja bagi peserta didik, tetapi juga terhadap dirinya. Artinya, belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok guru sehari-hari, harus dicintai agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan gairah belajar peserta didik. Dalam kondisi dan perubahan yang bagaimanapun dahsyatnya, guru harus tetap guru, jangan terpengaruh oleh issu, dan jangan bertindak terburu-buru. B.



Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Keberhasilan dalam pembelajaran KBK sangat tergantung kepada guru. Sebab guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun sempurnanya sebuah kurikulum, tanpa didukung oleh kemampuan guru, maka kurikulum itu hanya sesuatu yang tertulis Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 69



dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses implementasi kurikulum. Selanjutnya, peran apa saja yang harus dilakukan oleh guru? Dalam implementasi KBK, peran guru dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu: (1) peran guru sebagai perencana, (2) peran guru sebagai pengelola, (3) peran guru sebagai fasilitator dan (4) peran guru sebagai evaluator. 1. Guru sebagai perencana pembelajaran Keberhasilan dalam implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. Oleh sebab itu, kepiawaian guru dalam menyusun rencana pembelajaran (instructional design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi. KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik serta kondisi daerah masing-masing. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan perencanaan, guru dituntut agar memahami kebutuhan dan kondisi daerah setempat, di samping memahami karakteristik peserta didik. Melalui pemahaman itu, selanjutnya guru mendesain pembelajaran sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Guru sebagai pengelola pembelajaran Tujuan dari pengelolaan pembelajaran adalah terciptanya kondisi lingkungan belajar yang menyenangkan bagi peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik tidak merasa terpaksa apalagi tertekan. Oleh karena itulah, peran dan tanggung jawab guru sebagai pengelola pembelajaran (manager of leraning) menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, baik iklim social maupun iklim psikologis. Iklim social yang baik ditunjukkan dengan terciptanya hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik, antara peserta didik dan peserta didik, serta antara guru dan pengelola sekolah. Sedangkan iklim psikologis ditunjukkan dengan adanya saling kepercayaan dan saling menghormati antara sesama unsur sekolah. Melalui iklim yang demikian, memungkinkan peserta didik untuk berkembang secara optimal, terbuka, dan demokratis. 3. Guru sebagai fasilitator Sebagai seorang fasilitator, tugas guru adalah membantu untuk mempermudah peserta didik belajar. Dengan demikian, guru perlu memahami karakteristik peserta didik, termasuk gaya belajar, kebutuhan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik. Melalui pemahaman itu, guru dapat melayani dan memfasilitasi setiap peserta didik. Sebagai seorang fasilitator, guru harus menempatkan diri sebagai orang yang memberi pengarahan dan petunjuk agar peserta didik dapat belajar secara optimal. Dengan demikian, yang menjadi sentral kegiatan pembelajaran adalah peserta didik, bukan guru. Guru tidak berperan sebagai sumber belajar yang dianggap serba bisa dan serba tahu segala macam hal. 4. Peran guru sebagai evaluator Guru sebagai seorang evaluator tidak kalah pentingnya dengan peran yang lain. Dilihat dari fungsinya, evaluasi bisa berfungsi sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif berfungsi untuk melihat berbagai kelemahan guru dalam mengajar. Artinya, hasil dari evaluasi itu digunakan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kinerja guru. Evaluasi sumatif digunakan sebagai bahan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, peran guru sebagai evaluator, menunjuk ke dua hal, yaitu untuk melihat keberhasilan dalam melakukan proses pembelajaran dan peran untuk menentukan ketercapaian peserta didik dalam menguasai kompetensi sesuai dengan kurikulum. C.



Kompetensi Guru dalam Implementasi Pembelajaran Pekerjaan guru merupakan pekerjaan profesional. Sebagai pekerjaan profesional, seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi tertentu yang tidak dimiliki oleh profesi lain. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Mc. Leod, 1999). Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan perannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi apa yang harus dimiliki guru dalam hubungannya dengan implementasi KBK? Sesuai dengan perannya, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dalam hubungannya dengan implementasi KBK meliputi tiga hal, yaitu: a. Kompetensi yang berhubungan dengan proses perencanaan pembelajaran, b. Kompetensi yang berhubungan dengan proses implementasi pembelajaran, dan c. Kompetensi yang berhubungan dengan proses evaluasi pembelajaran,



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 70



1) Kompetensi proses perencanaan pembelajaran Kompetensi dalam hal penyusunan rencana pembelajaran, berhubungan dengan kemampuan guru dalam menyusun program pembelajaran termasuk menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah tempat melaksanakan tugas mengajar. KBK adalah kurikulum yang memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi daerah. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mampu menjabarkan kompetensi dasar ke dalam sejumlah kegiatan pembelajaran yang dianggap sesuai dengan kemampuan peserta didik dan kondisi daerah. Dalam hal inilah letak perbedaan KBK dengan kurikulum sebelumnya. Sesuai dengan semangat otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan, guru dapat merencanakan proses pembelajaran sesuai dengan kondisi daerahnya dan kondisi peserta didik yang dihadapinya. KBK kemudian dikembangkan menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2) Kompetensi proses implementasi pembelajaran Kompetensi dalam implementasi kurikulum berhubungan dengan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. KBK adalah kurikulum yang menekankan kepada aktivitas peserta didik secara optimal. Asumsi dasar proses pembelajaran dalam KBK adalah bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari, ditemukan, dan dikonstruksi oleh peserta didik sendiri. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru bukan satu-satunya sumber belajar seperti selama ini, akan tetapi guru harus berperan sebagai pengelola atau pengatur lingkungan agar peserta didik belajar. Guru harus mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia, di samping menggunakan berbagai strategi pembelajaran. 3) Kompetensi proses evaluasi pembelajaran, Kompetensi dalam melakukan evaluasi, berhubungan dengan kemampuan guru untuk melakukan evaluasi sebagai fungsi formatif dan evaluasi sebagai fungsi sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dirancang dan dilakukan guru untuk menilai dirinya sendiri dalam melakukan proses pembelajaran. Artinya, hasil evaluasi ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai kekurangan kekurangan guru dalam mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerjanya. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dirancang dan dilakukan guru untuk menilai keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi ini, guru dapat menilai sejauh mana kompetensi yang telah dicapai peserta didik, di samping guru dapat melihat kemampuan peserta didik dibanding dengan kelompok belajarnya. Untuk menunjang ketiga kompetensi guru dalam implementasi pembelajaran tentu saja guru harus memahami berbagai ilmu pengetahuan. Sebab, salah satu persyaratan sebagai profesi adalah adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam sesuai dengan bidang keahliannya (Moh. Ali, 1995). Bidang pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional untuk melaksanakan tugasnya diantaranya pengetahuan tentang: (1) psikologi perkembangan anak, (2) berbagai pendekatan dalam pembelajaran, (3) pengetahuan tentang media dan sumber belajar, (4) pengetahuan mengenai teknik penilaian, dan lain sebagainya. Tanpa pengetahuan yang memadai tentang hal-hal tersebut, tidak mungkin kompetensi itu dapat dimiliki setiap guru. D.



Empat Kekeliruan Guru dalam Implementasi PBM Untuk mempercepat pemahaman terhadap kekeliruan yang mungkin pernah dilakukan guru, maka dikemukakan sebuah illustrasi pelaksanaan proses pembelajaran di suatu kelas sebagai berikut: Telah hampir satu jam pelajaran seorang guru menghabiskan waktunya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Tentu saja materi yang ia sampaikan adalah materi pelajaran yang ia pelajari pada malam harinya. Sebagian besar peserta didik sama sekali tidak merasa tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikannya, karena mereka merasa apa yang disampaikan sang guru sama persis dengan apa yang ada dalam buku yang telah mereka pelajari di rumah. Oleh karena itulah mereka merasa gelisah selama mendengarkan penjelasan guru. Di antara mereka ada yang asyik membaca buku, mengobrol, dan ada juga yang mengantuk. Memperhatikan gejala yang tidak mengenakkan itu, guru segera bereaksi. Sambil memukul-mukul mistar panjang ke papan tulis ia berkata: ”Anak-anak tolong perhatikan …..!” Materi yang bapak sampaikan ini adalah materi yang sangat penting untuk kalian kuasai. Nanti soal-soal ulangan tidak akan jauh dari apa yang saya sampaikan. Oleh karena itu, tolong perhatikan apa yang bapak sampaikan. Anak-anak diam sebentar. Yang sedang mengobrol segera menghentikan obrolannya, yang sedang membaca melipat buku bacaannya, demikian juga yang sedang mengantuk melepas Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 71



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



kantuknya. Sang guru segera melanjutkan “mengajarnya”, bertutur menyampaikan informasi. Suara sedikit lemah, karena kehabisan energi, sehingga yang duduk di bangku bagian belakang semakin membuat bosan peserta didik. Mereka kembali dengan aktivitasnya semula: mengobrol, membaca, dan mengantuk. “Membosankan…..!”Gerutu seorang peserta didik yang duduk di belakang. Hari ini memang membosankan, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Guru menganggap anak didiknya bandel-bandel. Ia merasa disepelekan oleh peserta didik yang tidak mau mendengarkan penjelasannya. Demikian juga peserta didik, ia merasa guru tidak mampu mengajar, karena ia hanya menyampaikan informasi yang sebetulnya sudah mereka kuasai. Oleh sebab itu ketika bel berbunyi tanda pelajaran berakhir, baik bagi guru maupun peserta didik seakan-akan keluar dari mimpi buruk yang menegangkan. Peserta didik pun bersorak kegirangan menyambut bel; sementara guru keluar dari kelas dengan langkah gontai karena kecapaian. Kita sering melihat bahkan mungkin merasakan peristiwa semacam itu. Bagi seorang guru, peristiwa itu sering dianggap sebagai peristiwa yang menjengkelkan, sehingga ia menganggap kalau kelas tersebut adalah kelas yang bandel, kelas yang tidak bisa diurus dan lain sebagainya. Bagaimana menurut Anda, bijaksanakah tindakan guru yang demikian? Sebelum Anda menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita tinjau beberapa hal yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar di atas. Pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang diajarkannya sudah dipahami peserta didik atau belum. Kurangnya perhatian peserta didik seperti dalam peristiwa belajar mengajar di atas, jelas disebabkan oleh peserta didik, karena sudah memahami informasi yang disampaikan guru, sehingga menganggap materi itu tidak penting lagi. Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha berpikir untuk peserta didik. Komunikasi terjadi satu arah, yaitu dari guru ke peserta didik. Guru menganggap bahwa bagi peserta didik menguasai materi pelajaran lebih penting dibandingkan dengan mengembangkan kemampuan berpikir. Ketiga, guru tidak berusaha mencari umpan balik, mengapa peserta didik tidak mau mendengarkan penjelasannya. Keempat, guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran dibandingkan dengan peserta didik. Peserta didik dianggap sebagai “tong kosong” yang harus diisi dengan sesuatu yang dianggapnya sangat penting. Keempat hal tersebut di atas, merupakan kekeliruan guru dalam mengajar. Mengapa demikian? Mari kita analisis ke empat hal di atas. a. Guru tidak berusaha mengetahui kemampuan awal siswa. Sebagai seorang Mekanik yang professional misalnya, sebelum ia melakukan perbaikan dan pengerjaan serta tindakan kendaraan yang rusak, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya kepada pemilik mobil, apa gejala mobil anda, apakah kendaraan anda susah bunyi? sejak kapan mobil anda mengalami gangguan? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian kendaraan yang dikerjakan. Begitu pula dokter yang professional, sebelum ia melakukan treatment atau tindakan kepada pasien, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosis, misalnya ia akan bertanya, bagian mana yang sakit, apakah anda sudah makan obat sebelumnya? dan sebagainya, sambil memeriksa bagian tubuh pasien. Setelah dokter menemukan gejala-gejala sumber penyakit, baru ia menentukan apa yang harus dilakukannya; Apakah pasien cukup berobat jalan, harus diopname, dan lain sebagainya. Demikian juga seorang pengacara, sebelum melakukan tindakan hukum ia akan mempelajari kasus yang dihadapi kliennya, termasuk perundang-undangan sesuai dengan kasus yang sedang ditanganinya. Apakah seorang arsitek bangunan, sebelum ia membangun sebuah gedung bertingkat, atau membangun sebuah jembatan, tidak didahului survei tentang struktur tanah serta aspek-aspek pendukung lainnya? Tidak, bukan? Ya, seorang profesional, sebelum ia melakukan tindakan selamanya akan didahului oleh langkah diagnosis, sehingga langkah ini merupakan bagian dari pekerjaan profesionalnya. Kemudian bagaimana dengan guru dalam illustrasi di atas? Tampaknya ia tidak melakukan diagnosis tentang keadaan peserta didik, sehingga ia tidak mengetahui apakah peserta didik sudah faham tentang materi yang akan dijelaskannya; demikian juga ia tidak mengetahui apakah peserta didik sudah membaca buku yang ia baca. Jangan-jangan peserta didik lebih faham dari gurunya tentang materi pelajaran yang akan diajarkannya, karena selain peserta didik membaca buku yang menjadi rujukan guru, peserta didik pun mambaca buku lain yang dianggap relevan.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 72



b. Guru tidak pernah mengajak siswa untuk berpikir Pernahkah seorang yang sedang bermain catur mengantuk? Tidak bukan? Ya, tentu tidak, sebab bermain catur membutuhkan konsentrasi dan motivasi, demikian juga halnya dengan seseorang yang sedang bermain kartu. Kita tidak akan menemukan mereka yang mengantuk atau melakukan aktivitas lain. Seorang yang sedang bermain catur akan memusatkan perhatiannya kepada bidak caturnya; seorang yang bermain kartu akan mengonsentrasikan pikirannya pada kartu yang sedang dimainkannya. Demikian juga halnya dalam mengajar. Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran akan tetapi melatih kemampuan peserta didik untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran semestinya digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan. Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat peserta didik kehilangan motivasi dan konsentrasinya. Mengajar adalah mengajak peserta didik untuk berpikir, sehingga melalui kemampuan berpikir akan terbentuk peserta didik yang cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



3. Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan. Apa bedanya antara seorang guru dengan seorang tukang obat? Ya, perbedaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai. Walau keduanya sama-sama bicara, tapi bicaranya tukang obat tidak lebih dari keinginannya untuk menarik perhatian orang; sedangkan apa yang keluar dari mulut guru selalu diarahkan untuk mencapai tujuan belajar, yakni perubahan tingkah laku. Oleh karena itu dalam setiap proses mengajar, guru perlu mendapatkan umpan balik, apakah tujuan yang ingin dicapai sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum, apakah proses atau gaya bicara guru dapat dimengerti atau tidak. Hal ini sangat diperlukan untuk proses perbaikan mengajar yang telah dilakukannya. 4. Guru menganggap paling mampu dan menguasai pelajaran. Dewasa ini, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi setiap orang bisa memperoleh pengetahuan lewat berbagai media. Anda ingin belajar bahasa Inggris? Silahkan Anda belajar melalui kaset atau melalui video dan radio. Anda ingin belajar matematika atau lainnya? Silahkan Anda belajar melalui VCD dan CD-nya sudah banyak dijual di pasaran. Apakah Anda ingin mengetahui peristiwa-peristiwa aktual? Silahkan Anda berkomunikasi lewat internet. Dewasa ini setiap orang bisa belajar dari berbagai sumber belajar. Dengan demikian, kalau sekarang ini ada guru yang menganggap dirinya paling pintar, paling menguasai sesuatu, itu sangat keliru. Bila terjadi dewasa ini peserta didik lebih menguasai materi pelajaran dibandingkan dengan gurunya merupakan hal yang wajar. Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan peserta didik yang di rumahnya banyak membaca koran, majalan, buku-buku, banyak mempelajari berbagai pengetahuan lewat internet, maka peserta didik yang demikian akan lebih hebat dibanding guru yang tidak pernah membaca koran, tidak mengikuti perkembangan dunia, tidak pernah berkomunikasi dengan internet karena tidak memiliki fasilitas untuk itu dan lain sebagainya. Jadi dengan demikian dalam era informasi sekarang ini seharusnya telah terjadi perubahan peranan guru. Guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar (learning resources), akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran (manager of instruction). Dalam posisi semacam ini bisa terjadi guru dan peserta didik saling membelajarkan. Salahkah kalau guru belajar dari peserta didik? E. Soal-soal Latihan. 1. Uraikan latar belakang penerapan strategi pembelajaran! 2. Bagaimana pendapat saudara tentang penciptaan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran berbasis keaktifan siswa?. 3. Tuliskan peran guru bila ditinjau dari beberapa aspek dalam implementasi KBK!. 4. Uraikan kompetensi guru dalam impelementasi pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan!. 5. Tuliskan bidang pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar!. 6. Tuliskan kekeliruan yang dilakukan guru selama ini dalam implementasi PBM!.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 73



KETERAMPILAN DAN STRATEGI MENGAJAR



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



A. Keterampilan Bertanya 1) Teknik bertanya Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa yaitu: a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan, c) Mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sesungguhnya adalah bertanya, d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa untuk menentukan jawaban yang baik, e) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat akan menjadi alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa. Oleh sebab itu guru harus menguasai berbagai teknik bertanya dan guru juga harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh siswa, serta memberikan tanggapan yang positif terhadap siswa. Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu penunjang agar siswa belajar dengan aktif. Ada beberapa fungsi pertanyaan dalam proses belajar mengajar, diantaranya: 1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri. 2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar. 3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang dihadapi atau dibicarakan. 4) Menuntun proses berpikir siswa karena dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dapat membantu siswa untuk menentukan jawaban yang baik. 5) Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang dibahas. Mohammad Uzer Usman, mengemukakan dalam bukunya Menjadi Guru Profesional, bahwa pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran akan memberikan dampak positif terhadap siswa, diantaranya: (a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. (b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan. (c) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya. (d) Menuntun proses berpikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa menentukan jawaban yang baik. Seorang guru dalam mengajukan pertanyaan harus memperhatikan beberapa komponen keterampilan bertanya, yaitu: 1) Pertanyaan harus jelas dan singkat. Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangan. 2) Pemberian acuan sebelum memberikan pertanyaan. Guru perlu memberikan acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa, contoh: kita ketahui bahwa hancurnya suatu pemerintahan disebabkan oleh pemimpin yang tidak handal coba kamu, sebutkan faktor penyebab lainnya! 3) Pemindahan giliran. Pemindahan giliran kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru perlu dilakukan. Ada kalanya satu pertanyaan guru perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena seringkali jawaban siswa belum benar atau belum memadai. 4) Penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak. Guru hendaknya berusaha agar semua siswa mendapat giliran untuk bertanya dan menjawab secara merata.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 74



5) 6) 7)



Pemberian waktu berpikir. Setelah guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Pemberian tuntunan Bila siswa menjawab “salah”, atau sama sekali “tidak dapat menjawab”, maka guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar ia dapat menentukan sendiri jawaban yang benar. Menutup pertanyaan Merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar, hal ini bertujuan untuk memberi gambaran secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa dan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.



Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun dari guru itu perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaan maupun teknik bertanya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2) Dasar-dasar pertanyaan yang baik: a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. b) Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu. d) Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan. e) Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata. f) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya. g) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 3) Jenis-jenis pertanyaan



a) Jenis pertanyaan menurut maksudnya (1) Pertanyaan permintaan (compliance question), yakni pertanyaan yang mengharapkan agar



siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. Contoh: Dapatkah kamu tenang agar suara Bapak/Ibu dapat didengar oleh kalian semua? (2) Pertanyaan retoris (rhetorical question), yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa. Contoh: Mengapa observasi diperlukan sebelum melaksanakan PPL? Sebab observasi merupakan … dst. (3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), yakni pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa untuk berpikir. Hal ini dilakukan apabila guru menghendaki siswa memperhatikan dengan seksama bagian tertentu atau pokok inti pelajaran yang dianggap penting. Bila siswa tidak dapat menjawab atau salah dalam menjawab, guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa agar dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama. (4) Pertanyaan menggali (probing question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan yang pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.



b) Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom (1) Pertanyaan pengetahuan (knowledge question), yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban



yang bersifat hafalan atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh: Sebutkan ciri-ciri micro-teaching! (2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan katakata jelaskan, uraikan, dan bandingkan. Contoh: Jelaskan manfaat micro-teaching! (3) Pertanyaan penerapan (implementation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. Contoh: Berdasarkan kriteria tertentu, cobalah Anda rumuskan sebuah TIK! (4) Pertanyaan analisis (analysis question), yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban dengan cara mengidentifikasi, mencari bukti–bukti, dan menarik kesimpulan. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 75



Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat anda berikan? (5) Pertanyaan sintesis (Synthesis quenstion), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa membuat ramalan (prediksi), dan memecahkan masalah. Contoh: Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba? Apa yang anda lakukan bila seorang siswa anda tidak mau memperhatikan pelajaran? (6) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan. Contoh: Bagaimana pendapat anda tentang program sertifikaasi guru?



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



B. Keterampilan Memberi Penguatan Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi. Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar. Contoh: Guru : “Coba Kamu sebutkan salah satu sifat udara!” “Ya, Coba kamu Irwan!” (sambil menunjuk) Siswa : “ Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!” Guru : “Bagus, itu jawaban yang tepat. Ibu senang mempunyai siswa yang dapat menjawab dengan baik seperti kamu.” 1) Tujuan pemberian penguatan Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut: a) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, b) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, c) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Sedangkan menurut Mulyasa (2006: 78) beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberi penguatan adalah sebagai berikut: a) Penguatan harus diberikan dengan sungguh-sungguh. b) Penguatan yang diberikan harus memiliki makna yang sesuai dengan kompetensi yang diberi penguatan. c) Hindarkan respon negative terhadap jawaban siswa. d) Penguatan harus dilakukan segera setelah suatu kompetensi ditampilkan. e) Penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi. 3) Prinsip Penggunaan penguatan



a)



b)



c)



Kehangatan dan keantusiasan



Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ihklas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.



Kebermaknaan



Penguatan hendaknya diberikan sesuai tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya. Yang jelas jangan sampai terjadi sebaliknya.



Menghindari penggunaaan respon yang negatif



Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan oleh guru berupa komentar, bercanda, menghina, ejekan yang kasar perlu dihindari karena akan mematahkan semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkannya, tetapi bisa melontarkan pertanyaannya kepada siswa lain.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 76



4) Cara menggunakan penguatan



a) Penguatan kepada pribadi tertentu



Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab, bila tidak akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yanmg bersangkutan sambil menatap kepadanya.



b) Penguatan kepada kelompok siswa



Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, Misalnya, apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat memperbolehkan kelas itu keluar bermain voli yang menjadi kegemarannya.



c) Pemberian penguatan dengan cara segera



Penguatan seharusnya diberikan segera setelah munculnya tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung kurang efektif.



d) Variasi dalam penggunaan



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-kelamaan akan kurang efektif.



C. Keterampilan Mengadakan Variasi 1) Pengertian mengadakan variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajarmengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Untuk itu anda sebagai calon guru perlu melatih diri agar menguasai keterampilan tersebut. Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran. Variasi merupakan perubahan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam pembelajaran bertujuan untuk: a) meningkatkan perhatian siswa terhadap materi standar yang relevan. b) memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran. c) memupuk perilaku positif siswa terhadap pembelajaran. d) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi lima bagian, yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan. 2) Tujuan dan manfaat mengadakan variasi a) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan. b) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. c) Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. d) Guna memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya. 3) Prinsip penggunaan variasi a) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. b) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinam-bungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menggangu pelajaran. c) Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran. 4) Komponen-komponen keterampilan dalam mengadakan variasi



a) Variasi dalam gaya mengajar guru (1) Penggunaan variasi suara (teacher voice): Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat berubah menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 77



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



(2) Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru. Misalnya dengan perkataan “Perhatikan ini baikbaik,” atau “Nah, ini penting sekali,” atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti.” (3) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): Adanya kesenyapan, kebisuan, atau “selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Perubahan stimulus dari adanya suara kepada keadaan tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi. (4) Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement) Bila guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa-siswa untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa. (5) Gerakan badan dan mimik: Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, untuk menunjukkan kagum, tercengang, atau heran. Gerakan kepala dapat dilakukan dengan bermacam-macam, misalnya mengangguk, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk menunjukkan setuju atau sebaliknya. Jari dapat digunakan untuk menunjukkan ukuran, jarak arah ataupun menjentik atau menarik perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti “tidak”, mengangkat tangan keduanya dapat berarti “apa lagi?” (6) Pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teacher movement): Pergantian posisi guru di dalam kelas dapat digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam menghantarkan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: (a) biasakan bergerak bebas di dalam kelas. Gunanya untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku. (b) jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis. (c) jangan membiasakan menerangkan sambil berjalan mondar-mandir, tetapi jangan pula menerangkan sambil duduk. (d) jangan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau keluar, tetapi arahkan pandangan menjelajah seluruh kelas. (e) bila diinginkan untuk mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tngkah laku siswa.



(b) Variasi dalam penggunaan media dan bahan pengajaran



Media dan alat pelajaran, bila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Pergantian penggunaan jenis media yang satu ke jenis yang lain mengharuskan sisa menyesuaikan alat inderanya sehingga dapat mempertinggi perhatiannya karena setiap anak mempunyai perbedaan kemampuan dalam menggunakan alat inderanya. Ada yang termasuk tipe visual, auditif, dan motorik. Penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan pengajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga lebih bermakna dan tahan lama. Adapun variasi penggunaan alat antara lain sebagai berikut: a) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids): Alat atau media yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, spesimen, gambar, film, dan slide. b) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditive aids): Suara guru termasuk media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, puisi, sosiodrama, dan telepon dapat dipakai sebagai penggunaan indera dengar yang divariasikan dengan indera lainnya. c) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik): Penggunaan alat yang termasuk ke dalam jenis ini akan dapat menarik perhatian dan dapat melibatkan siswa dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. Yang termasuk ke dalam kategori ini, misalnya peragaan yang dilakukan oleh guru atau



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 78



siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan. d) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba (audio-visual aids): Penggunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi karena melibatkan semua indera yang kita miliki. Hal ini sangat dianjurkan dalam proses belajar-mengajar. Media yang termasuk AVA ini, misalnya film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru, tentu saja penggunannya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



D. Keterampilan Menjelaskan 1) Pengertian Yang dimaksudkan dengan keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas. Biasanya guru cenderung lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam memberikan fakta, ide, ataupun pendapat. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keaktifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi siswa. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan, yaitu: a) Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran. b) Penjelasan harus menarik perhatian siswa dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar. c) Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan siswa atau menjelaskan materi standar yang sudah direncanakan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran. d) Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar dan bermakna bagi siswa. e) Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan siswa. 2) Tujuan memberikan penjelasan a) Membimbing siswa untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta, defenisi, dan prinsip secara objektif dan benar. b) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan. c) Untuk mendapat balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka. d) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. 3) Alasan perlunya keterampilan menjelaskan dikuasai oleh guru. a) Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa. b) Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswanya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri. Hal ini tercermin dalam ucapan guru: “Sudah jelas, bukan?” atau “Dapat dipahami, bukan?” Oleh karena itu, kemampuan mengenal tingkat pemahaman siswa sangat penting dalam memberikan penjelasan. c) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tertentu. d) Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan. E. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 1) Pengertian membuka pelajaran Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada materi yang akan dipelajari sehingga akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Dengan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 79



demikian, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan perhatian siswa dapat terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajari. Tujuan pokok membuka pelajaran adalah (1) menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibicarakan, (2) menimbulkan minat dan pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran. Contoh cara membuka pelajaran: Guru: Nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari suatu pokok bahasan baru yakni tentang “bangun tidur”. Tetapi, sebelum kita pelajari lebih lanjut topik itu, sebaiknya cobalah perhatikan dahulu ke depan. Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra!” dan seterusnya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2) Menutup pelajaran Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar-mengajar. Usaha menutup pelajaran itu dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut: a) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas atau dipelajari sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja diperbincngkan atau dipelajari. b) Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran yang bersangkutan agar informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya. c) Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari. d) Memberikan tindak lanjut (follow up) berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dpelajari tidak dilupakan serta dapat dipelajari kembal di rumah. 3) Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran a) Membuka pelajaran Komponen yang perlu diperhatikan berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran meliputi: (1) Menarik perhatian siswa: Banyak cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain dengan; (a) gaya mengajar guru, (b) penggunaan alat bantu pelajaran, dan (c) pola interaksi yang bervariasi. (2) Menimbulkan motivasi dengan cara; (a) disertai kehangatan dan keantusiasan, (b) menimbulkan rasa ingin tahu, (c) mengemukakan ide yang bertentangan, dan (4) memperhatikan minat siswa. (3) Memberi acuan melalui berbagai usaha antara lain seperti; (a) menyampaikan tujuan dan batas-batas tugas, (b) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, (c) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan (d) mengajukan perta-nyaanpertanyaan. (4) Membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. b) Menutup pelajaran Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran adalah: (1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. (2) Mengevaluasi. Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan oleh guru antara lain: (a) mendemostrasikan keterampilan, (b) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (c) mengeksplorasi pendapat pendapat siswa sendiri, dan (d) memberikan soal-soal tertulis. F. Strategi Mengajar Dalam uraian mengenai tahapan instruksional telah dijelaskan bahwa dalam proses pengajaran, intinya adalah kegiatan belajar para siswa. Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh strategi mengajar (pendekatan) yang digunakan guru. Ada beberapa Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 80



pendapat mengenai pendekatan mengajar. Anderson, R dan Cusher, K. (1994) mengajukan dua pendekatan (strategi), yakni pendekatan yang berorientasi kepada guru atau disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi pada siswa atau student centered. Pendekatan pertama disebut pula tipe otokratis dan pendekatan kedua disebut tipe demokratis. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Malau, J. (2006), yang mengajukan dua pendekatan, yakni pendekatan ekspositori dan pendekatan inquiri. Kedua pendekatan di atas pada hakikatnya sama, hanya nama dan istilahnya saja yang berbeda. Sedangkan Joyce, B dan Weil, M (1980) mengemukakan empat kategori, yakni model informasi, model personal, model interaksi sosial, dan model tingkah laku. Berikut ini dijelaskan beberapa strategi atau pendekatan mengajar.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



1. Strategi Pembelajaran Ekspositori atau Model Informasi Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek penerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah/ceramah/lecture. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru. Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa menggunakan komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Akibatnya, kegiatan belajar siswa kurang optimal sebab terbatas hanya pada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lain-lain, di samping memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. 2. Strategi Pembelajaran Inquiri Strategi ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan-kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sanjaya, W (2006) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses perpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Strategi pembelajaran inquiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan inquiri adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan dari guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi. Strategi pembelajaran inquiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini digunakan. Pendekatan inquiri dapat dilaksanakan apabila syarat-syarat sebagai berikut dipenuhi; (a) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber dari bahan pengajaran yang menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa, (b) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, (c) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup, (d) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi, (e) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (f) guru tidak banyak campur tangan, dan intervensi terhadap kegiatan siswa. Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan Strategi pembelajaran inquiri yakni; (a) perumusan masalah untuk dipecahkan siswa, (b) menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis, (c) siswa mencari informasi, data fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan/hipotesis, (d) menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi, dan (e) mengaplikasikan kesimpulan/ generalisasi dalam situasi baru. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 81



Metode mengajar yang biasa digunakan guru dalam pendekatan ini antara lain metode diskusi dan pemberian tugas. Diskusi untuk memecahkan permasalahan dilakukan oleh sekelompok kecil siswa (antara 3-5 orang) dengan arahan dan bimbingan guru. Kegiatan ini dilaksanakan pada saat tatap muka atau pada saat kegiatan terjadwal. Dengan demikian dengan pendekatan inquiri, model komunikasi yang digunakan bukan komunikasi satu arah.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



3. Strategi Pembelajaran Interaksi Sosial Strategi pembelajaran interaksi sosial hampir memiliki persamaan dengan pendekatan inquiri terutama social inquiri. Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan social individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar-mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan orang lain/siswa lain, mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar siswa. Metode-metode mengajar yang paling diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang menunjang berkembangnya hubungan sosial siswa. Pendekatan interaksi sosial pada hakikatnya bertolak dari pemikiran pentingnya hubungan pribadi (interpersonal relationship) dan hubungan sosial atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Proses belajar pada hakikatnya adalah mengadakan hubungan sosial dengan pengertian siswa berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan berinteraksi sesama kelompoknya. Langkah yang ditempuh guru dalam Strategi pembelajaran ini adalah: a. Guru melemparkan masalah dalam bentuk simulasi sosial kepada para siswa b. Siswa dengan bimbingan guru menelusuri berbagai jawaban masalah yang terdapat dalam situasi tersebut c. Siswa diberi tugas atau permasalahan untuk dipecahkan dan dianalisis, kemudian dikerjakan sesuai situasi dan kondisi. d. Dalam memecahkan masalah tersebut siswa diminta untuk mendiskusikannya e. Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusinya f. Pembahasan kembali hasil-hasil kegiatannya Sosiodrama atau role playing merupakan contoh pendekatan ini. Keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi terutama dalam bentuk partisipasi dalam kelompoknya. Oleh sebab itu pendekatan ini boleh dikatakan beroirientasi kepada siswa. 4. Strategi Pembelajaran Tingkah Laku (Behavioral Models) Beberapa istilah yang digunakan untuk pendekatan ini antara lain Behavior Modification, Behavior Therapy, Social Learning Theory. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku yang pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Teori ini dimulai oleh Pavlov dengan teori Classical Conditioning, Thorndike dengan teori Instrumental Conditioning dan dikembangkan oleh Skinner dengan teori Operant Conditioning. Dalam hal ini paradigma utama dalam proses belajar adalah stimulus respon. Dalam strategi pembelajaran ini langkah guru mengajar adalah sebagai berikut: 1. Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa. Mengamati tingkah laku siswa dalam menanggapai stimulus yang diberikan guru (respon siswa) 2. Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam memberikan respon terhadap stimulus 3. Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban terhadap stimulus Aspek penting dari pendekatan ini ialah melatih siswa dan memperkuat respon siswa yang paling tepat terhadap stimulus. Strategi-strategi yang dibahas di atas, digunakan pada fase kedua (tahapan instruksional). Bila dilukiskan penerapan pendekatan tersebut dalam strategi pembelajaran adalah sebagai berikut: Pra Instruksional



Tahap Mengajar



Instruksional



(Strategi)



Pendekatanpendekatan Mengajar



Evaluasi/Tindak Lanjut



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 82



Dari gambar 2 di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan mengajar digunakan guru pada tahapan instruksional atau tahapan kedua dari tiga tahapan pengajar. Pendekatan mengajar mana yang akan dipilih, diserahkan sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan kondisi dan suasana belajar-mengajar. Namun pendekatan manapun yang dipilih hendaknya diperhatikan bahwa inti dari proses belajar-mengajar ialah adanya kegiatan belajar siswa, artinya harus berpusat pada siswa, bukan kepada guru/pengajar.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



G. Soal-soal Latihan 1. Tuliskan 5 dari 7 dasar-dasar pertanyaan yang baik! 2. Tuliskan jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom! 3. Jelaskan apa yang dimaksud keterampilan penguatan, rumuskan pula tujuan pemberian penguatan! 4. Tuliskan dan jelaskan bagaimana cara menggunakan penguatan! 5. Untuk mengatasi kebosanan siswa dalam proses belajar mengajar, seorang guru perlu mengadakan variasi stimulus. Uraikan dengan singkat dan jelas tujuan dan manfaat variasi stimulus tersebut! 6. Komponen-komponen apakah yang perlu diperhatikan dalam mengadakan keterampilan variasi? 7. Jelaskan apa sebabnya keterampilan menjelaskan perlu dikuasai oleh guru! 8. Uraikan komponen apa yang perlu diperhatikan oleh seoraang guru, dalam membuka dan menutup pelajaran! 9. Jelaskan jenis-jenis strategi mengajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran!



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 83



PENDEKATAN PEMBELAJARAN



A.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran mengacu pada model pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Pendekatan pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992: 4). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap pendekatan pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Seokamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari pendekatan pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskann prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak (1993) bahwa pendekatan pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. Arends (1997: 7) menyatakan “The term teaching pendekatan refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system .” Istilah pendekatan pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan system pengelolaannya. Istilah pendekatan pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur. Menurut (Kardi dan Nur, 2000: 9), pendekatan pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.



1) Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Istilah pendekatan pembelajaran meliputi pendekatan yang luas dan menyeluruh. Contohnya pada pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggu-nakan bernacam-macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme. Pada pendekatan ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama antar siswa. Dalam pendekatan pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugastugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan siswa.



2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai) Pendekatan-pendekatan pembelajaran dapat diklasifi-kasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran langsung, suatu pendekatan pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 84



3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar pendekatan tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil



Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembel-ajaran adalah pola yang menggambarakan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yamg pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pemelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu pendekatan pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks dari macam-macam pendekatan pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap pendekatan pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap pendekatan pembelajaran diakhiri dengan menutup pelajaran, di dalamnya meliputi kegiatan merangkum poko-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.



4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembel-ajaran itu dapat tercapai



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Tiap-tiap pendekatan pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda. Misalnya, pendekatan pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajara yang fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran diskusi para siswa duduk di bangku yang disusun secara melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran langsung, siswa berhadap-hadapan dengan guru. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada pendekatan pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru. Johnson (dalam Samani, 2000), menyatakan bahwa untuk mengetahui kualitas pendekatan pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu aspek proses dan aspek hasil. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar. Sedangkan aspek hasil mengacu kepada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik. Tugas utama guru adalah mengajar dan karena itu setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Kompetensi mengajar dimiliki jika guru paling tidak mampu memahami dan menerapkan secara taktis berbagai metode belajar-mengajar di samping kemampuan-kemampuan lain yang menunjang. Menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. Hal ini penting terutama untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Cara guru melakukan suatu kegiatan pembelajaran mungkin memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. B.



Kriteria Pendekatan Pembelajaran Selain ciri-ciri khusus, pendekatan pembelajaran dikatakan baik apabila memenuhi kriteria/aspek sebagai berikut: a. Aspek sahih (valid). Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu: (1) apakah pendekatan yang digunakan didasarkan pada rasionalitas teori yang kuat; dan (2) apakah terdapat konsistensi internal. b. Aspek praktis. Aspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika: (1) para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan; dan (2) kenyataan menunjukkan bahwa apa yang dikembangkan tersebut dapat diterapkan. c. Aspek efektif. Aspek ini berkaitan dengan aspek efektifitas. Trianto (2007) menyatakan bahwa parameter keefektifan pendekatan pembelajaran meliputi: (1) para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan pendekatan tersebut efektif; dan (2) secara operasional pendekatan tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu pendekatan pembelajaran untuik aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi pendekatan pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 85



Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu dikaji suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran. Sealin itu, perlu juga dikembangkan instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. C.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Jenis-Jenis Pendekatan pembelajaran Sedikitnya terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru untuk mengajar dengan baik, yaitu pendekatan kompetensi, pendekatan keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan kontekstual, dan pendekatan tematik, kelima pendekatan tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Pendekatan Kompetensi Kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksana-kan sesuatu yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dikatakan perbuatan karena merupakan perilaku yang dapat diamati meskipun sebenarnya seringkali terlihat pula proses yang tidak tampak seperti pengambilan keputusan/pilihan sebelum perbuatan dilakukan. Kay (1977) mengemukakan bahwa “Competency based education, an



approach to instruction that aims to teach each student the basic knowledge, skill, attitudes, and values essential to competence”.



Kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan “bagaimana” perbuatan tersebut dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh. Pembentukan kompetensi bersifat transaksional, bergantung pada kondisi-kondisi dan pihakpihak yang terlibat secara aktual. Paling tidak terdapat tiga landasan filosofi yang mendasari pendidikan berdasarkan kompetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual. Melalui pembelajaran individual peserta didik diharapkan dapat belajar sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Setiap peserta didik dapat belajar dengan cara dan berdasarkan kemampuannya masing-masing. Hal ini membutuhkan pengaturan kelas yang fleksibel, baik sarana maupun waktu, karena memungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan yang berbeda, penggunaan alat yang berbeda, serta mempelajari bahan ajar yang berbeda pula. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning of mastery) adalah suatu falsafah tentang pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan system pembelajaran yang tepat semua peserta didik akan dapat belajar dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Bloom dalam Hall (1986) menyatakan bahwa “Sebagian besar peserta didik dapat menguasai apa yang diajarkan kepadanya, dan tugas pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik menguasai materi pembelajaran yang diberikan”. Ketiga bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah usaha penyusunan kembali definisi bakat. Dalam kaitan ini Carrol dalam Hall (1986) menyatakan bahwa dengan waktu yang cukup, semua peserta didik dapat mencapai penguasaan suatu tugas belajar. Jika asumsi tersebut diterima, perhatian harus dicurahkan pada waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas belajar. Implikasi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, pembelajaran perlu lebih menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dengan memperhatikan perbedaan peserta didik. Misalnya tugas diberikan secara individu, bukan secara kelompok. Kedua, perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif dengan metode dan media yang bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti kegiatan belajar dengan tenang dan menyenangkan. Ketiga, dalam pembelajaran perlu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 86



Dalam kaitannya dengan pengembangan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, Ashan (1981) mengemukakan terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) menetapkan kompetensi yang ingin dicapai, (2) mengem-bangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan (3) evaluasi proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dicapai merupakan pernyataan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh peserta didik serta menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap. Strategi mencapai kompetensi (the enabling strategy), merupakan strategi untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu, dapat dibuat sejumlah alternatif kegiatan, misalnya membaca, mendengarkan, berkreasi, berinteraksi, observasi, dan sebagainya sampai terbentuk suatu kompetensi. Evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Sejalan dengan uraian di atas Sukmadinata (1983) mengemukakan tiga tahap yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



1) Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan pertama-tama perlu ditetapkan kompetensi-kompetensi yang akan diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kompetensi-kompetensi tersebut selanjutnya dikembangkan tema, subtema, dan topik-topik mata pelajaran yang akan diajarkan. Pendekatan kompetensi yang mendasari konsep kesepadanan teori dan pratik sering menggunakan modul sebagai sistem pembelajaran. Modul merupakan suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara jelas. Mengingat kondisi guru-guru di Indonesia sangat beragam, baik berkaitan dengan kemampuan maupun latar belakang pendidikannya, dalam pengembangan materi pembelajaran, khususnya dalam persiapan pembelajaran, disarankan minimal meliputi tiga hal, yakni (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) materi yang perlu dipelajari, dan (3) sejumlah pertanyaan untuk menilai kemampuan belajar peserta didik. 2). Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan. Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian. a) Tahap persiapan Merupakan tahap guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran. Halhal yang termasuk dalam tahap ini adalah mempersiapkan ruang belajar, alat dan bahan, media, dan sumber belajar, serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga peserta didik siap belajar. b) Tahap penyajian Merupakan tahap guru menyajikan informasi, menjelaskan cara kerja baik keseluruhan proses maupun masing-masing gerakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi. c) Tahap aplikasi atau praktek Merupakan tahap peserta didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. Kegiatan guru lebih terkonsentrasi pada pengawasan dan pemberian bantuan secara perseorangan maupun kelompok. d) Tahap penilaian Merupakan tahap guru memeriksa hasil kerja dengan menyertakan peserta didik untuk menilai kualitas kerja serta waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. 3) Evaluasi dan Penyempurnaan Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai proses yang kontinu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. Dalam kaitannya dengan pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi, evaluasi dilakukan untuk menggambarkan perilaku hasil belajar (behavioral outcomes) dengan respon peserta didik yang dapat diberikan berdasarkan apa yang diperoleh dari belajar. Evaluasi dan behavioral outcomes ini mengandung nilai-nilai yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas atau derajat pencapaian kompetensi yang ditetapkan.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 87



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental, dan social peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan. Indicator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya. Kemampuan-kemampuanyang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan pembelajaran berikut: 1) Kemampuan bertanya 2) Kemampuan melakukan pengamatan 3) Kemampuan mengidentifikasi dan mengklasifikasi hasil pengamatan 4) Kemampuan menafsirkan hasil identifikasi dan klasifikasi 5) Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman secara langsung 6) Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian 7) Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai dalam situasi baru 8) Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitian Pendekatan keterampilan proses bertolak dari suatu pandangan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, dan dalam situasi yang normal, mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan kemudahan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang kondusif agar semua peserta didik dapat berkembang secara optimal. Pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Keaktifan peserta didik didorong oleh kemauan untuk belajar karena adanya tujuan yang ingin dicapai (azas motivasi). 2) Keaktifan peserta didik akan berkembang jika dilandasi dengan pendayagunaan potensi yang dimilikinya. 3) Suasana kelas dapat mendorong atau mengurangi aktivitas peserta didik. Suasana kelas harus dikelola agar dapat merangsang aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik. 4) Dalam kegiatan pembelajaran, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar melalui bimbingan dan motivasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan krativitas peserta didik dalam pembelajaran antara lain: diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karyawisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran c. Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya. Dalam pendekatan lingkungan, pelajaran disusun sekitar hubungan faedah lingkungan. Isi dan prosedur disusun hingga mempunyai makna dan ada hubungannya antara peserta didik dengan lingkungannya. Pengetahuan yang diberikan harus memberi jalan ke luar bagi peserta didik dalam menanggapi lingkungannya. Pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan lingkungan peserta didik. Misalnya di lingkungan petani, tema yang berkaitan dengan pertanian akan memberikan makna yang lebih mendalam bagi peserta didik. Demikian halnya di lingkungan pantai, tema tentang kehidupan pantai akan sangat menarik minat dan perhatian peserta didik. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada di lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini, peserta didik dapat menanyakan sesuatu yang ingin diketahui kepada orang lain di lingkungan mereka yang dianggap tahu tentang masalah yang dihadapi. Berkaitan dengan pendekatan lingkungan, UNESCO (1980) mengemukakan bahwa jenis-jenis lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk kepentingan pembelajaran meliputi: Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 88



1) Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio ekonomi, dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung, dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik. 2) Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada dalam suatu kelompok masyarakat 3) Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan metode karyawisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain. 2) Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti nara sumber, bisa juga sumber tiruan, seperti pendekatan, dan gambar. Guru sebagai pemandu pembelajaran dapat memilih lingkungan dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mendayagunakannya dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan tema dan lingkungan yang akan didayagunakan hendaknya didiskusikan dengan peserta didik. d. Pendekatan kontekstual Pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang sering disingkat CTL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi Kurikulum 2004. Pendekatan CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya. CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga peserta didik dapat mempraktekkan secara langsung apa-apa yang dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual mendorong peserta didik memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin dan termotivasi untuk senantiasa belajar, bahkan kecanduan belajar. Kondisi tersebut terwujud, ketika peserta didik menyadari tentang apa yang mereka perlukan untuk hidup, dan bagaimana cara menggapainya. Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting dan sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan. Nurhadi (2002: 4) mengemukakan pentingnya lingkungan belajar dalam pembelajaran kontekstual sebagai berikut: 1) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari “guru akting di depan kelas, siswa menonton” ke “siswa aktif bekerja dan berkarya, guru mengarahkan”. 2) Pembelajaran harus berpusat pada ‘bagaimana cara’ siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Proses belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya. 3) Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian ( assessment ) yang benar. 4) Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual dipengaruhi oleh berbagai factor yang sangat erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri peserta didik ( internal) dan dari luar dirinya atau dari lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubungan dengan itu, Zahorik (1995) mengungkapkan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, sebagai berikut: 1) Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik 2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus) 3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: a) Menyusun konsep sementara b) Melakukan sharing untuk memperoleh masukan tanggapan dari orang lain Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 89



4) 5)



c) Merevisi dan mengembangkan konsep Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang dipelajari Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan.



D. Soal-soal Latihan 1. Jelaskan pengertian dan jenis pendekatan pembelajaran. 2. Tuliskan filosofi pelaksanaan pendidikan berdasarkan kompetensi! 3. Jelaskan langkah-langkah umum pendekatan kompetensi! 4. Tuliskan kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi! 5. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses! 6. Jelaskan pengertian pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning)! 7. Uraikan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual!



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 90



MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



A. Metode Ceramah a. Pengertian metode ceramah Metode ceramah atau kuliah mimbar adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen menyajikan informasi kepada sekelompok besar siswa yang bersifat verbal (lisan). (Tjipto Utomo & Ruijter, 1985). Sedangkan Gilstrap & Martin, mende-finisikan sebagai suatu metode mengajar dimana guru memberikan penyajian fakta-fakta dan prinsip-prinsip secara lisan. Kesimpulan yang dapat ditarik mengenai pengertian metode ceramah berdasarkan kedua pendapat tersebut adalah; metode ceramah sebagai bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok siswa. Apabila metode ini digunakan, praktis guru menjadi titik tumpuan atas keberhasilan mengajar karena lalu-lintas pembicaraan atau komunikasi hanya satu arah, yakni dari guru ke siswa, sehingga; (1) Guru harus memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), (2) Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat. Metode ceramah pada akhirnya haruslah dipahami sebagai metode yang tidak mudah oleh karena pendengar yang jumlahnya banyak, menyajikan penemuan baru, membangkitkan semangat dan merangsang imajinasi, sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang gampang. Sementara pada umumnya guru berpandangan bahwa metode ceramah adalah metode yang mudah dilaksanakan. Padahal seringkali metode ceramah yang mereka lakukan, sesungguhnya menarik berbalik menjadi penyajian yang menjemukan. a. Keunggulan metode ceramah Beberapa pakar seperti; Gilstrap, Martin, Gage, Berliner, dan Mujiono mengemukakan keunggulan metode ceramah sebagai berikut; 1) murah karena memungkinkan efisien dalam pemanfaatan waktu, guru dapat menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian sejumlah isi pelajaran. 2) mudah disesuaikan (adaptabel) dengan kondisi para siswa dan kondisi guru yang tidak menyediakan bahan ajar tertulis. 3) dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa secara tepat, kritis, dan penuh penghayatan. 4) dapat menjadi penguatan (reinforcement) kepada para siswa dengan adanya humor, illustrasi, kelogisan, dan semangat. Dan kepada guru penguatan dapat terjadi apabila tampak siswa prihatin terhadap ceramah guru. 5) dapat menghubungkan isi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga memberikan wawasan yang lebih luas dari pada isi pelajaran. b. Kekurangan metode ceramah: 1) cenderung terjadi interaksi satu arah yang dapat menyebabkan siswa berperan pasif. 2) cenderung terjadi pembelajaran berdasarkan guru karena penempatan guru sebagai pihak primer dalam proses belajar mengajar (PBM), isi ceramah diwarnai oleh minat guru dan kemajuan belajar tergantung pada ketepatan penyajian. 3) perhatian siswa akan menurun karena panjangnya ceramah yang mengakibatkan timbulnya kejenuhan. Ceramah yang lebih dari 20 menit kemungkinan perhatian audiens akan menurun. 4) metode ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam jangka waktu pendek. 5) merugikan kelompok siswa tertentu seperti kelompok yang tidak memiliki tipe pengamatan auditif dan tidak mencatat serta merugikan kelompok siswa yang mampu belajar sendiri. c. Prosedur penggunaan metode ceramah Upaya untuk mengatasi kekurangan metode ceramah dapat dilakukan dengan memperhatikan dan melaksanakan empat langkah meliputi tahap; persiapan ceramah, awal ceramah, pengembangan ceramah, dan akhir ceramah. (1)Tahap persiapan, guru hendaknya mempersiapkan materi ceramah dengan cara mengorganisasikan isi pelajaran yang akan diceramahkan untuk memudahkan guru sekaligus memudahkan siswa menguasai materi ceramah.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 91



(2) Tahap awal, yang juga disebut warming up dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain; memperkenalkan diri, menanyakan keadaan para siswa, berkomentar tentang kejadian di sekitar sekolah atau menceritakan suatu kejadian yang lucu/anekdot. (3) Tahap pengembangan, guru menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan. Faktor yang hendaknya menjadi perhatian pada tahap ini ialah; keterangan singkat dengan menggunakan kata sederhana dengan kalimat pendek, menggunakan alat pengajaran seperti papan tulis, OHP dan lain-lain. (4) Tahap akhir, merupakan kegiatan akhir dari guru yang dapat dilaksanakan dalam berbagai cara antara lain; merangkum isi pelajaran yang telah diceramahkan dan penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan berikutnya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



B. Metode tanya jawab a. Pengertian metode tanya jawab Kegiatan utama metode tanya jawab adalah bertanya dan menjawab pertanyan dari siswa atau dari guru. Pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran tidak luput untuk semua metode belajarmengajar dan selalu membutuhkan respon verbal dari seluruh unsur yang terlibat dalam kegiatan itu. Reaksi positif atau negatif akan muncul atas penilaian terhadap pertanyaan atau respon. Dengan demikin terdapat hubungan timbal balik antara pertanyaan dan respon, karena setiap respon merupakan jawaban atas pertanyaan, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya Brown mengemukakan bahwa persyaratan yang menguji atau menumbuhkan pengetahuan dalam diri siswa adalah pertanyaan. Berdasarkan uraian di atas, metode tanya jawab dapat diartikan sebagai format interaksi antara guru-siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapat respon lisan sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa. Pengertian metode tanya jawab tersebut menggambarkan bahwa guru-siswa bersama-sama aktif. Namun keaktifan siswa tergantung sepenuhnya kepada keaktifan guru. Jadi keberhasilan metode tanya jawab sangat dipengaruhi oleh penguasaan guru terhadap teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan. Penggunaan tanya jawab dalam hal ini tidak dimaksudkan untuk mengadakan penilaian terhadap siswa. b. Keunggulan metode tanya jawab: Menurut Berhjne dan Katona bahwa betapa pentingnya pertanyaan dalam PBM sebab pertanyaan yang tersusun baik dan dikemukakan dengan cara yang baik pula akan dapat; 1) meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan PBM 2) membangkitkan minat rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan. 3) mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakekatnya adalah bertanya 4) menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa menemukan jawaban yang baik 5) memusatkan perhatian terhadap masalah yang sedang dibahas c. Kekurangan metode tanya jawab: 1) tidak semua guru mampu mengorganisasi isi pertanyaan 2) guru dituntut menguasai konsep dan menggunakan jenis-jenis pertanyaan 3) Guru sulit memberikan pertanyaan secara merata pada siswa. d. Prosedur penggunaan metode tanya jawab Upaya untuk mengatasi kekurangan tanya jawab dapat dilakukan dengan memperhatikan dan melaksanakan tiga aspek yaitu: (1) penetapan tujuan yang akan dicapai, (2) menentukan jenis pertanyaan, dan (3) teknik mengajukan pertanyaan. Tahap pertama, penetapan tujuan yang akan dicapai dengan maksud mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai siswa, untuk merangsang minat siswa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami. Tahap kedua, menentukan jenis pertanyaan yang terdiri atas pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran, dan tahap ketiga, teknik mengajukan pertanyaan, berhasil tidaknya pertanyaan yang diajukan sangat ditentukan oleh jenis pertanyaan yang diajukan, sehingga: pertanyaan yang diajukan harus jelas, pertanyaan diajukan sebelum menunjuk siswa untuk menjawab, dan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menjawab.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 92



C. Metode diskusi a. Pengertian metode diskusi Berbagai definisi tentang metode diskusi, Gilstrap dan Martin mengfutarakan bahwa metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta yang memungkinkan. Selain itu metode diskusi dapat diartikan sebagai suatu cara penguasaan isi pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh guna memecahkan suatu masalah (Depdikbud 1986). Berdasarkan uraian di atas, maka metode diskusi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban. Jelaslah bahwa untuk melakukan diskusi diperlukan syarat tertentu dari guru dan siswa. Siswa harus memiliki seperangkat pengetahuan dan pengalaman tentang topik yang didiskusikan. Sedangkan guru hendaknya sudah memiliki topik-topik menarik untuk didiskusikan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Keunggulan metode diskusi: 1) Memberi kesempatan kepada para siswa untuk berpartisipasi secara langsung yang memungkinkan terjadinya keterlibatan intektual, sosial emosional dan mental para siswa. 2) Dapat digunakan dengan mudah sebelum, sedang ataupun sesudah metode-metode lain. 3) Dapat meningkat cara berpikir kritis, partisipasi demokratis, mengembangkan sikap, motivasi dan kemampuan berbicara tanpa persiapan. 4) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami kebutuhan memberi dan menerima (take and give), sehingga dapat mempersiapkan dirinya menjadi warga negara yang demokratis. 5) Menguntungkan siswa yang lemah pada pemecahan masalah. c. Kekurangan metode diskusi: 1) Sulit diramalkan hasilnya walaupun telah diatur secara hati-hati. 2) Kurang efisien dalam penggunaan waktu dan membutuhkan perangkat kursi dan meja yang mudah diatur. 3) Tidak menjamin penyelesaian sekalipun semua kelompok setuju pada akhir pertemuan, sebab keputusan yang diambil belum tentu dilaksanakan. 4) Seringkali didominasi seorang atau beberapa orang anggota diskusi saja dan menyebabkan orang yang tidak berminat hanya sebagai penonton. d. Prosedur pemakaian metode diskusi Terdapat tiga tahapan dalam menggunakan metode diskusi yaitu tahap sebelum diskusi, tahap selama diskusi, dan tahap setelah diskusi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap sebelum diskusi adalah: (1) pemilihan topik untuk menentukan topik diskusi, (2) membuat garis besar diskusi yang akan dilakukan, (3) menentukan jenis diskusi yang akan dilaksanakan, (4) mengorganisasi kelas dan siswa sesuai dengan jenis diskusinya. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan selama diskusi adalah: (1) guru memberi penjelasan meliputi tujuan, topik dan kegiatan yang akan dilakukan, (2) guru bersama siswa melaksanakan diskusi sesuai jenis diskusi yang dipilih, (3) mengumpulkan hasil diskusi oleh siswa dan guru. Kegiatan yang harus dilakukan setelah diskusi selesai dilaksanakan adalah: (1) membuat catatan tentang gagasan yang belum ditanggapi serta kesulitan yang timbul selama diskusi, (2) mengevaluasi diskusi dari berbagai dimensi dan mengumpulkan hasil evaluasi dari siswa beserta lembaran komentar. D. Metode kerja kelompok a. Pengertian metode kerja kelompok Istilah kerja kelompok mengandung pengertian bekerjanya sejumlah siswa baik sebagai anggota kelas ataupun sebagai anggota kelompok guna mencapai tujuan tertentu. Kerja kelompok ditandai dengan adanya pembagian tugas kelompok dan adanya kerjasama antara anggota kelompok. Beranjak dari pengertian di atas, metode kerja kelompok dapat didefinisikan sebagai format belajar-mengajar yang menitik beratkan pada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas secara bersama-sama. Dengan demikian kerja kelompok membawa konsekuensi kepada setiap guru yang menggunakannya, yakni; guru harus Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 93



yakin bahwa topik yang akan dibahas layak untuk dikerjakelompokkan. Tugas yang diberikan kepada masing-masing kelompok hendaknya jelas. Tugas-tugas kelompok boleh sama untuk semua kelompok (tugas paralel) atau berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok. b. Keunggulan metode kerja kelompok: 1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara siswa. 2) Meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan intelektual siswadalam PBM. 3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari PBM secara berimbang c. Kekurangan metode kerja kelompok 1) membutuhkan pengetahuan dalam hal minat dan kemampuan individual setiap siswa. 2) mebutuhkan pengawasan yang ketat untuk semuanya kelompok, agar anggota kelompok bekerja sebagaimana mestinya. 3) membutuhkan ruangan yang cukup luas. 4) membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengatur tempat masing-masing kelompok.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



d. Prosedur penggunaan metode kerja kelompok: Raka Joni mengemukakan sejumlah rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode kelompok sebagai berikut: 1) Pemilihan topik kerja kelompok. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilaksanakan oleh guru dengan jalan: memilih dan menetapkan sendiri atau bersama siswa. 2) Pembentukan kelompok sesuai tujuan. Tahapan ini termasuk penyeragaman kemampuan kelompok yang dilakukan oleh guru dengan cara pembentukan kelompok berdasarkan kemampuan siswa. 3) Pembagian topik atau tugas kelompok. Pada tahapan ini guru hendaknya menjelaskan tugas dan topik kepada kelompok 4) Proses kerja kelompok. Pada tahapan ini setiap kelompok melaksanakan penjajakan, pemahaman, dan penyelesaian tugas 5) Pelaporan hasil kerja kelompok. Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, masingmasing kelompok melaporkan hasil kerjanya yang dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis. E. Metode pemberian tugas a. Pengertian metode pemberian tugas Kegiatan belajar-mengajar mensyaratkan kepada guru untuk memberikan tugas-tugas belajat kepada para siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa tugas guru bukan saja menyajikan pelajaran tetapi juga melakukan evaluasi untuk mendapatkan informasi mengenai keberhasilan materi yang diberikan kepada siswa. Agar dapat memberikan tugas dengan baik, seyogyanya guru memiliki pengetahuan dan keterampilan menggunakan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas merupakan metode tertua dan cukup efektif dibanding metode lain. Pada umumnya metode ini ditandai dengan adanya pembahasan, pertanyaan, dan jawaban berdasarkan buku teks atau materi yang telah disajikan guru. Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai suatu format interaksi belajar-mengajar yang ditandai adanya satu atau lebih tugas dari guru untuk dikerjakan oleh siswa apakah secara perorangan ataupun kelompok. Memperhatikan pengertian metode pemberian tugas tersebut,maka hal-hal yang hendaknya diketahui oleh guru adalah: (1) tugas dapat ditujukan kepada para siswa secara perorangan, kelompok, atau kelas. (2) tugas dapat diselesaikan di lingkungan sekolah dan di luar sekolah. (3) tugas dapat berorientasi pada satu bidang studi atau berupa integrasi beberapa bidang studi. (4) tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang lalu. b. Jenis-jenis tugas Gagne dan Berliner memilah-milah tugas berdasarkan jumlah siswa dalam suatu kelas adalah: 1) Pilihan jenis tugas untuk kelompok besar (> 40 orang) yaitu: demonstrasi, laporan lisan, melihat slide, video atau televisi dan mendengarkan radio. 2) Pilihan jenis tugas untuk kelompok kecil (2-20 orang) yaitu: debat antara dua orang atau kelompok biasanya berlangsung sekitar 20 s.d 30 menit, dramatisasi, kegiatan proyek, dan responsi kelas. 3) Pilihan pemberian tugas untuk pembelajaran individu yaitu: ujian tentang isi pelajaran, mengkonsultasikan buku-buku rujukan dan studi banding. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 94



Selanjutnya Davies memilah jenis-jenis tugas sebagai berikut: a) Tugas latihan. Tugas ini merupakan tugas untuk melatih siswa menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan pembahasan sebelumnya. b) Tugas membaca. Guru menugaskan siswa membaca untuk dipelajari beberapa halaman di luar jam pelajaran. c) Tugas mempelajari topik/pokok bahasan. Tugas ini menuntun siswa untuk menemukan sumber belajar yang berhubungan dengan topik atau pokok bahasan. d) Tugas unit/proyek. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari satu atau lebih unit pelajaran dan atau menyelesaikan satu proyek untuk memperoleh hasil tertentu. e) Studi eksperimen. Tugas ini merupakan tugas untuk menemukan informasi tentang topik atau pokok bahasan tertentu dengan cara melakukan percobaan. f) Tugas praktis. Tugas ini dimaksudkan untuk memproduksi sesuatu dengan menggunakan keterampilan. Tugas praktis dapat juga berupa latihan keterampilan fisik/motoris.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



c. Prosedur pemakaian metode pemberian tugas: Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan dalam menggunakan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut: 1) Langkah persiapan mencakup: membuat rancangan pemberian tugas, mendiskusikan tugas bersama siswa, membuat lembaran kerja dan menyediakan sumber belajar. 2) Langkah pelaksanaan mencakup: menjelaskan manfaat dan tujuan tugas, membantu dalam pembentukan kelompok (jika perlu), memberi tugas secara lisan atau tertulis, memonitor penyelesaian tugas dan mengadakan diskusi tentang hasil yang dicapai. 3) Langkah tindak lanjut: melakasanakan penilaian hasil pelaksanaan tugas, menyimpulkan penilaian proses dan hasil pelaksanaan serta mendiskusikan kesulitan yang tidak dapat diselesaikan siswa. F. Metode demonstrasi a. Pengertian metode demontrasi. Beberapa pakar pendidikan mengemukakan bahwa demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan sebuah tindakan. Metode ini disertai penjelasan, illustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peragaan (visual). Selanjutnya Winarno berpendapat bahwa metode demonstrasi adalah adanya seseorang (guru, siswa, orang luar) memperlihatkan suatu proses di depan kelas. Batasan menjelaskan bahwa untuk mendemonstrasikan atau memperagakan tidak harus guru tetapi dapat dilakukan oleh siapa saja yang diminta dan yang didemonstrasikan adalah suatu proses. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain. b. Keunggulan metode demonstrasi 1) Memberikan gambaran konkrit yang memperjelas suatu pembahasan dalam PBM. 2) Memberi peluang siswa untuk memperoleh pengalaman secara langsung dan mengembangkan kecakapannya, karena keterlibatannya dalam peragaan. 3) Perhatian siswa dapat lebih terpusat dibandingkan jika mereka hanya membaca atau mendengar. 4) Memungkinkan siswa mengerti dan memahami betul hal-hal yang dibahas oleh guru, karena mereka dapat langsung menanyakan tentang hal yang belum dimengerti. c. Kekurangan metode demonstrasi 1) Memerlukan persiapan yang teliti dan penerapannya memerlukan waktu yang lama. 2) Mempersyaratkan adanya kegiatan lanjutan berupa peniruan dari siswa. 3) Persiapan yang tidak cermat akan menyebabkan siswa hanya menyaksikan suatu proses, tindakan, dan prosedur yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. d. Prosedur penggunaan metode demonstrasi 1) Langkah persiapan, mengkaji kesesuaian metode dengan tujuan yang akan dicapai, menganalisis kebutuhan peralatan untuk didemonstrasikan, melakukan percoban peralatan, menghitung kebutuhan waktu dan merancang garis-garis besar demonstrasi.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 95



2) Langkah pelaksanaan, menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan, memberikan pengantar tentang hal yang didemonstrasikan, memperagakan tindakan, proses dan prosedur disertai penjelasan, illustrasi, dan pertanyaan. 3) Langkah tindak lanjut, diskusi tentang tindakan, proses dan prosedur yang baru saja didemonstrasikan dan memberi kesempatan siswa untuk mencoba melakukan demonstrasi.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



G. Metode eksperimen a. Pengertian metode eksperimen Metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan guru atau siswa untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan. Dari batasan ini dapat dilihat bahwa metode eksperimen berpusat pada pengamatan terhadap proses dan hasil eksperimen (Winarno, 1989) Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa metode eksperimen merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induktif untuk menyimpulkan pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Eksperimen yang dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar boleh dikerjakan secara perorangan ataupun kelompok. Penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar akan memberikan pengalaman kepada guru tentang adanya potensi yang dapat dikembangkan pada diri siswa. Untuk dapat menggunakan metode eksperimen dengan efektif seorang guru harus dapat menjawab apa dan bagaimana metode eksperimen dalam kegiatan belajar-mengajar. Apabila tujuan pembelajaran yang dirumuskan mengarah ke pertanyaan: apakah yang terjadi, bagaimanakah yang paling tepat, dan sebagainya, maka metode yang tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen seiring dengan logika induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah bukti, fakta, atau data). b. Keunggulan metode eksperimen: 1) Siswa secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi dan data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukan. 2) Siswa memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teori secara empiris, sehingga siswa terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah. 3) Siswa berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah dalam rangka menguji kebenaran hipotesis. c. Kekurangan metode eksperimen: 1) Memerlukan peralatan bahan dan sarana untuk tiap siswa agar mereka dapat memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan. 2) Jika eksperimen memerlukan waktu yang lama akan menyebabkan lambatnya pembelajaran. 3) Kurangnya pengalaman guru dan siswa dalam melakukan percobaan, akan menimbulkan kesulitan tersendiri. 4) Kegagalan atau kesalahan dalam eksperimen akan mengakibatkan hasil belajar menyimpang dari kebenaran. d. Prosedur pemakaian metode eksperimen Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam metode eksperimen, langkah-langkah yang sebaiknya ditempuh antara lain sebagai berikut: 1) Mempersiapkan kebutuhan eksperimen yang mencakup kegiatan: menetapkan eksperimen sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, menyiapkan bahan, peralatan dan sarana, melakukan uji eksperimen sebelum menugaskan siswa dan menyediakan lembaran kerja. 2) Melaksanakan metode eksperimen dengan kegiatan-kegiatan: mendiskusikan bersama prosedur eksperimen, membimbing, membantu dan mengawasi pelaksanaan eksperimen yang dilakukan siswa, siswa membuat kesimpulan dan laporan eksperimen. 3) Tindak lanjut penggunaan metode eksperimen: mendiskusikan hambatan dan hasil eksperimen, membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan dan sarana serta mengevaluasi pelaksanaan dan hasil eksprimen oleh guru. H. Metode penemuan a. Pengertian metode penemuan Metode penemuan merupakan format interaksi belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi tanpa bantuan/bimbingan guru. Bantuan ini Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 96



mengandung pengertian metode penemuan sebagai metode yang berorientasi pada siswa dan menekankan pada proses dan hasil secara bersamaan. Metode penemuan menjadi penting untuk dipahami dan dikuasai oleh setiap guru karena dapat meningkatkan kadar pembelajaran berbasis keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Gagne mengutarakan bahwa dalam metode penemuan, siswa memerlukan penemuan konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjadi miliknya. Sejalan dengan pendapat Gilstrap bahwa metode penemuan merupakan komponen dari suatu bagian dari praktik pendidikan yang sering diterjemahkan sebagai mengajar heuristik yaitu suatu jenis mengajar yang meliputi metodemetode yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri, dan mencari sendiri.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Keunggulan metode penemuan: 1) pengetahuan yang diperoleh sifatnya sangat pribadi dan akan melekat erat pada diri siswa. 2) menimbulkan gairah mengajar karena siswa merasakan jerih payah. 3) memberi kesempatan kepada siswa untuk maju lebih lanjut berdasarkan kemampuannya sendiri. 4) dapat memotivasi siswa untuk belajar sendiri 5) membantu untuk memperkuat konsep diri siswa karena bertambahnya rasa percaya diri selama dalam proses kerja penemuan. c. Kekurangan metode penemuan 1) mempersyaratkan kemampuan berpikir yang dapat dipercaya. 2) kurang berhasil untuk mengajar pada kelas yang besar jumlah pesertanya. 3) dapat mengecewakan bila guru dan siswasudah terbiasa dengan pengajaran tradisional. 4) untuk beberapa disiplin ilmu dibutuhkan fasilitas tertentu. 5) tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif apabila konsep yang akan ditemukan dipilih oleh guru dan proses penemuannya juga di bawah bimbingan guru. d. Prosedur penggunaan metode penemuan Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam penggunaan metode penemuan sesuai saran Richard & Gilstrap, adalah sebagai berikut: 1) mengidenntifikasi kebutuhan siswa 2) memilih terlebih dahulu, prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari. 3) memilih bahan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari. 4) menyiapkan tempat dan alat-alat untuk penemuan. 5) mengecek pemahaman siswa tentang masalah yang akan dipelajari. 6) memberi kesempatan siswa untuk melaksanakan penemuan dengan kegiatan mengumpulkan data dan mengolahnya sekaligus. 7) membantu siswa dengan informasi/data yang dibutuhkan 8) membimbing siswa untuk menganalisis sendiri. 9) membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses penemuan. 10) membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, generalisasi atau konsep berdasarkan hasil temuannya. I. Soal-soal Latihan 1. Tuliskan pengertian metode ceramah! 2. Apakah kelebihan metode tanya jawab jika dibandingkan dengan metode ceramah? 3. Keuntungan apa yang diperoleh bila menggunakan metode tanya jawab? 4. Buat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode diskusi! 5. Jelaskan cara untuk memperoleh kelompok-kelompok yang beragam kemampuannya dalam penggunaan metode kerja kelompok! 6. Bilamanakah metode pemberian tugas tepat dan layak digunakan? 7. Kemukakan sedikitnya dua kekurangan penggunaan metode demonstrasi! 8. Jelaskan secara singkat prosedur penggunaan metode demonstrasi! 9. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan guru dalam menggunakan metode eksperimen?



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 97



PEMBELAJARAN KEJURUAN A. Sistem pembelajaran Kejuruan a. Pengajaran individual Hubungan pribadi antara guru dan siswa adalah unsur penting dalam pengajaran yang baik. Kenali siswa anda; sikapnya, kemampuan dan kekurangannya. Kenali tingkat-tingkat perbedaan aktivitas dalam lapangan yang sama dan buat ketentuan-ketentuan untuk perbedaan-perbedaan individu pada siswa-siswa tersebut.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Gambar 3. Pengajaran Individual Berikan pekerjaan yang menarik, terangkan tugas proyek secara mendetail, perkenankan siswa untuk berdemonstrasi dan bertanya; tempatkan siswa “pada tempat yang semestinya” Apakan anda telah melaksanakan konsep ini? Pengajaran individual disajikan seperti gambar 3. b. Pengajaran kelompok Pengajaran kelompok yang direncanakan dengan baik sangat penting dilakukan. Suatu kesempatan untuk bebas berdiskusi secara informal seharusnya diberikan kapan pun memungkinkan bagi kelompok tersebut menurut kemampuan-kemampuan siswa dan tekankan pengembangan kepemimpinan. Jaga tingginya kualitas obyektif kelompok tapi pelihara fleksibilitas. Jika anda telah melaksanakan konsep ini, akan terlihat interaksi belajar mengajar seperti gambar berikut.



Gambar 4. Interaksi Belajar Mengajar pada Pengajaran Kelompok c. Aktivitas indivual dan kelompok Lokasi, jenis aktivitas, dan jadwal waktu akan menentukan apakah pengajaran secara individu atau kelompok seharusnya digunakan. Di laboratorium, workshop atau ruang kelas mungkin dapat diberikan pekerjaan kelompok dan individual yang berlangsung pada waktu yang sama. Gunakan metode-metode dan teknik-teknik yang paling cocok dengan masalah pengajaran yang anda lakukan, seperti gambar di bawah ini.



Gambar 5. Aktivitas Belajar Mengajar Kelompok dan Individu Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 98



B. Tahapan pembelajaran dalam pendidikan kejuruan a. Penceritaan (Telling) Ceritakan pada siswa apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan kenapa dikerjakan. Ceritakan dengan lambat tetapi pasti. Tekankan poin-poin utama untuk tiap-tiap topik, melalui pertanyaan dan pengujian (testing), cek keefektifan pengajaran Anda selama berlangsungnya pelajaran tersebut. Apakah obyek yang ditetapkan dalam rencana pengajaran harian Anda tercapai? Perhatikan gambar di bawah ini.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Gambar 6. Interaksi Belajar Mengajar pada Tahap Penceritaan b. Pertunjukan (Showing) Tunjukkan pada siswa metode yang paling sederhana, mudah, singkat, dan paling efisien. Siswa lebih baik daya mengingatnya tentang apa yang dilihatnya daripada apa yang didengarnya. Perkenankan siswa melihat tiap-tiap langkah. Tunjukkan kepadanya poin-poin bahaya dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menekankan, tunjukkan dengan cara-cara yang berbeda dan mendorong siswa untuk bertanya pada tiap-tiap langkah. Jika Anda telah melaksanakan kegiatan ini, minimal Anda telah melakukan sesuatu yang menarik perhatian siswa. Perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 7. Aktivitas Belajar Mengajar pada Tahap Pertunjukan c. Perbuatan (Doing) Tempatkan siswa pada tempatnya, beri kesempatan kepada mereka untuk melakukan apa yang telah diceritakan dan tunjukkan kepadanya. Ingat, belajar bagaimana melakukan sesuatu paling efektif hanya dengan betul-betul mengerjakannya (learning by doing). Tempatkan alat dan perlengkapan yang akan digunakan sesuai dengan pembagiannya. Periksa dengan teliti dan betulkan kesalahan dengan tenang, dan sabar. Dorong siswa dengan membanggakan hatinya dan beri ia tambahan kerja/latihan. Perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 8. Interaksi Belajar Mengajar pada Tahap Perbuatan (doing) d. Pemeriksaan (Checking) Kita tidak boleh menganggap bahwa kita telah mengajar dengan baik sebelum kita mempunyai bukti konkret tentang pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman siswa. Bantu siswa Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 99



mengembangkan kepercayaan, bekerja dengan betul dan aman. Jaga catatan kemajuannya dengan tepat. Perhatikan gambar 9.



Gambar 9. Contoh Kegiatan Guru pada Tahap Pemeriksaan (checking).



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Ulangan-ulangan yang berkesinambungan (continous test, ulangan harian, dan lain sebagainya) sering lebih menampakkan dan membantu dari pada ujian-ujian semester. Ujian-ujian yang direncanakan dengan baik adalah alat untuk pengajaran yang baik dan ujian-ujian tersebut dapat digunakan untuk memberikan motivasi, dan menantang siswa. C. Kegiatan Guru dalam pembelajaran Kejuruan a. Penceritaan (Telling) Penyajian berupa fakta-fakta, ide-ide, dan masalah-masalah melalui kata yang diucapkan, ditulis, atau dicetak. Metode yang dipakai antara lain: ceramah, diskusi, konferensi, dan pemakaian bahan cetakan. 1). Ceramah. Keterangan-keterangan verbal yang jelas, ringkas, tetapi padat akan selalu efektif. Alatalat bantu visual, gambar hidup bersuara, tape recorder, radio, televisi, dan laporan-laporan lisan siswa adalah metode-metode yang baik untuk melengkapi penyajian pelajaran. Perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 10. Aktivitas Guru dan Siswa pada Metode Ceramah 2). Diskusi. Pertanyaan-pertanyaan utama guru dengan fakta-fakta, ide-ide, pendapat-pendapat mengenai topik yang disajikan akan membangkitkan diskusi. Oleh karena itu perkenankan adanya pertukaran ide-ide dan pikiran-pikiran bebas. Buzz



Gambar 11. Interaksi Guru dan Siswa pada Metode Diskusi



groups dan role playing sering menjadi efektif bila partisipasi dikehendaki segera.Teknik-teknik ini juga menetapkan langkah yang terbaik untuk sidang-sidang diskusi (lihat gambar 11). 3). Penggunaan bahan cetakan. Penggunaan bahan cetakan biasanya digunakan untuk pemberian tugas rencana-rencana pekerjaan (job plans), lembaran-lembaran data cetak biru, buku-buku



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 100



teks, buku-buku catatan ataupun tugas-tugas perpustakaan. Kegiatan ini memerlukan perencanaan yang matang guna menghindari pemborosan waktu. Perhatikan gambar berikut ini.



Gambar 12. Aktifitas Siswa dalam Menggunakan Bahan Cetakan



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Pertunjukan (Showing) Penyajian informasi secara visual selain bahan cetakan. Metode yang dipakai demonstrasi dan illustrasi. 1). Demonstrasi. Sangat praktis dengan obyek aktual diiringi diskusi sangat baik. Demonstrasi dan ceramah sangat bermanfaat manakala fasilitas yang rumit tidak tersedia. Tugaskan siswa agar berpartisipasi aktif dalam demonstrasi.



Gambar 13. Aktivitas Belajar Mengajar pada Metode Demonstrasi Guru harus yakin bahwa siswa selalu dalam posisi yang tepat untuk melihat dan memahami demonstrasi kita. Perhatikan gambar 13. 2). Illustrasi. Gunakan diagram dan grafik dengan bebas. Buat sketsa gambar di papan tulis. Pemakaian proyektor dan cetak biru sama efektifnya. Gambar diam atau slide, dan model menambah minat siswa terhadap pelajaran yang disajikan. Perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 14. Aktivitas Guru pada Metode Ilustrasi c. Perbuatan (Doing) Partisipasi atau aktivitas terarah pada peranan siswa. Metode yang dipakai antara lain metode eksperimen (penemuan), dan latihan/simulasi. 1). Eksperimen yang dilakukan guru dengan partisipasi siswa akan banyak memberikan pelajaran yang menarik. Pemeriksaan daftar kemajuan dan laporan akhir siswa mengenai eksperimen perlu dilaksanakan. Fasilitas-fasilitas laboratorium dan workshop untuk bekerja seharusnya tersedia dengan kondisi yang terkontrol. Jenis pengajaran ini menawarkan kesempatan yang paling besar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 101



dan baik untuk membangkitkan minat dan kreativitas guru dan siswa (berdasarkan masalah, tugas, atau pendekatan-pendekatan pemecahannya). Oleh karena itu kebebasan untuk berpikir dan bekerja kreatif harus didorong, sebab biasanya akan membuahkan hasil/penemuan yang mengagumkan. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 15. Aktivitas Guru dan Siswa pada Metode Eksperimen



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2). Latihan. Teknik ini sama efektifnya untuk pelajaran keterampilan atau suatu demonstrasi di workshop. Pada suatu kasus, pemecahan masalah dapat digandengkan dengan latihan-latihan cepat (speed drills). Aktivitas latihan dapat diatur dengan beberapa kegiatan. Lihat gambar 16.



Gambar 16. Aktivitas Guru dan Siswa pada Metode Latihan (manipulative activity) Selain melakukan latihan, siswa juga dapat menyusun laporan praktik. Kegiatan praktik bagi siswa merupakan salah satu bentuk latihan yang sangat penting. Alat-alat pengecekan (lembar pengamatan) sangat diperlukan disamping bantuan yang cukup dari guru. d. Pemeriksaan hasil (Cheking Result) Pengawasan, pengukuran, pemeriksaan, dan penilaian hasil kerja siswa, misalnya dengan menggunakan grafik kemajuan (progress chart). Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu bentuk-bentuk berikut; pengecekan sendiri oleh siswa dan disaksikan oleh guru, pengecekan oleh guru dan disaksikan oleh siswa, penilaian oleh guru, ulangan oleh guru, laporan pekerjaan siswa, tes-tes tertulis dan penampilan (kecepatan dan ketepatan). Kelanjutannya adalah menggunakan hasil-hasil pemeriksaan tersebut sebagai dasar untuk perencanaan unit pelajaran selanjutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.



Gambar 17. Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Pemeriksaan Hasil



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 102



D. Soal-soal Latihan. 1. Sebutkan sistem pengajaran kejuruan! 2. Jelaskan tahapan mengajar pada pendidikan kejuruan! 3. Jelaskan kegiatan guru dalam pengajaran kejuruan! 4. Jelaskan cara memposisikan siswa pada tahap perbuatan (doing) dalam pembelajaran kejuruan! 5. Kemukakan aktivitas guru dan siswa pada tahap pemeriksaan hasil (cheking result)! 6. Uraikan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan oleh guru pada tahap penunjukan (showing) dalam pembelajaran kejuruan!



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 103



MEDIA PEMBELAJARAN



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



A. Rasional Pengunaan Media Pendidikan Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Dan kegiatan belajarmengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasitersendiri dimana dosen dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam komunikasi itu sering terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan tidak efisien yang antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa, kurang minat dan kegairahan dan lain-lain. Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan di atas ialah penggunaan media di dalam proses belajar mengajar, mengingat bahwa fungsi media di dalam proses ini kecuali sebagai penyaji stimulus (informasi, sikap dan lain-lain), juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik. Kecuali dari hal itu juga media mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut: 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengalaman siswa berbeda-beda, kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman siswa. Sebagai contoh dua anak yang hidup di dua lingkungan berbeda aka mempunyai pengalaman yang berbeda tersebut. 2. Media dapat mengatasi ruang kelas Banyak hal yang sukar untuk secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti obyek yang selalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang akan diamati terlalu cepat. Dengan melalui kesukaran seperti di atas dapat di atasi. 3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Gejala fisik dan sosial dapat diajak berkomunikasi dengannya. 4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan Pengamatan yang dilakukan oleh siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dapat dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realitas. Penggunaan media seperti gambar, film, modul, grafik dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar. 6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang mahassiwa untuk belajar. Pemasangan gambar di papan buletin, pemutaran film, modul, grafik dan lainnya dapat menimbulkan rangsangan-rangsangan tertentu kearah keinginan untuk belajar. 7. Minat dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak makin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap. Akibatnya keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul. 8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang kongkrit sampai yang abstrak. B. Karakteristik Pemilihan Media Pendidikan Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Tetapi akan beraneka ragamnya serta masing-masing media mempunyai karakteristik sendiri, maka kita harus berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media antara lain: 1. Tujuan yang ingin di capai Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Masalah tujuan ini adalah kriteria yang paling pokok, sedangkan yang lainnya merupakan kelengkapan dan kriteria yang utama tadi. 2. Ketepatgunaan materi media Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu benda maka gambar seperti bagan chart atau slide dapat digunakan, sedangkan kalau yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video lebih tepat. 3. Keadaan Siswa Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Tetapi bila kerumitannya serta kosakata yang dipakai jauh di atas kemampuan siswa kita, maka media tersebut tidak dapat



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 104



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



dipilih. Di samping kemampuan dan kesiapan siswa kita yang akan mempergunakan media, besar kecilnya kelompok juga mempengaruhi media. 4. Ketersediaan Media Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran kita, umpamanya saja film, ternyata di perpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri adalah suatu hal yang jauh dari mungkin. Dalam hal ini kita harus memilih alternatif yang lain, misalnya film strip, slide atau gambar mati, yang tersedia atau yang dapat dibuat sendiri. 5. Mutu teknis dari media Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerjanya mesin turbin atau mesin ketam penebal. Ternyata pengambilannya tidak begitu memenuhi syarat, sehingga ada bagian-bagian yang penting tidak jelas. Karena mutu teknisnya tidak memenuhi persyaratan, maka media slide tidak dapat digunakan. 6. Biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan dan penggunaan media. Kriteria yang tidak kalah pentingnya adalah masalah biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang dicapai. Jika tujuan kita agar siswa dapat emnyebutkan bagian-bagian dari tubuh kita, gambar mati atau foto sudah dapat dipergunakan. Tidak perlu kita melihat media video yang biayanya jauh lebih mahal. C. Fungsi Media Pembelajaran Kalau seorang guru akan melakukan proses belajar-mengajar, maka pertama-tama guru harus memiliki gagasan yang diwujudkan dalam desain instruksional. Hal ini guru akan mengadakan proses komunikasi dengan siswanya, Oleh karena itu dalam proses komunikasi itu selain ada gagasan dari guru, ada pula unsur-unsur yang dapat menunjang proses komunikasi dan ada tujuan dari komunikasi itu. Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut: SUMBER (RESOURCE)



KOMUNIKATOR (ENCODER)



SIGNAL (MESSAGE)



KOMUNIKAN (DECODER)



TUJUAN (DESTINATION)



Sebagai contoh, bila seorang guru akan mengadakan persamaan pemahaman mengenai suatu gagasan (ambil sebagai contoh tentang motor/engine, model pembelajaran kelilstrikan atau yang lain) dengan siswa, maka ia pertama-tama harus membentuk gagasan itu kedalam suatu “code” menjadi kata-kata yang sambung menyambung yang kita dapat sebut kalimat, sesudah guru siap dengan kalimat-kalimat, tentang bagaimana ia harus mengatakan kepada siswa, mulailah guru berbicara, kalau pembicaraan itu berlangsung dalam bentuk tatap muka, maka kalimat-kalimat itu sampai kepada siswa dalam bentuk gelombang-gelombang suara yang kita kenal sebagai bahasa. Kalau pembicaraan berlangsung dalam jarak yang jauh atau dalam ruang dan waktu yang berbeda harus digunakan alat bantu misalnya radio, telepon, TV, atau bentuk karya tulis. Kalimatkalimat itu akhirnya diterima melalui indra telinga atau mata. Kalau melalui komunikasi itu siswa dapat berhasil membentuk gambaran yang berarti dalam otaknya, maka dikatakan siswa itu mengerti. Dalam komunikasi belajar mengajar yang menjadi sumber dari pada massage itu dari gagasan-gagasan yang terucapkan adalah juga otak guru. Dalam hal ini guru menjadi “ Sourse” dan sekaligus “Encoder”. Kalimat-kalimat yang terucapkan, yang berupa gelombang suara, yang disampaikan guru kepada siswa disebut signal. Siswa menerima signal dari guru dalam bentuk gelombang suara atau tulisan dan selanjutnya membentuknya kembali menjadi gagasan, maka siswa dalam hal ini disebut komunikan dan tujuan dan sekaligus, maka jelaslah sekarang bahwa “sumber/source” adalah sumber dari massage/signal, misalnya Si guru dan komunikan/encoder pembentuk gagasan menjadi kata-kata dan kalimat yang diekspressikan. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar semakin penting artinya karena dalam proses komunikasi, tujuan utama harus tercapai, yaitu siswa menjadi mengerti/memahami. Media pendidikan digunakan dengan maksud untuk meningkatkan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar-mengajar, untuk memungkinkan media pendidikan berfungsi secara maksimal maka perlu memperhatikan ciri-ciri umum dari media tersebut sebagai berikut: 1. Media Pendidikan pada umumnya dapat dilihat atau dapat didengar (Media Pendidikan disebut alat pandang dengar). 2. Media Pendidikan adalah alat bantu belajar mengajar di kelas atau luar kelas Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 105



3. Media Pendidikan adalah suatu medium atau perantara yang digunakan untuk pendidikan 4. Media pendidikan sebagai alat belajar, misalnya modul, program radio, program TV.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Media Pendidikan adalah satu bagian yang integral dalam proses pendidikan di sekolah. Media pendidikan telah berkembang sedemikian rupa berkat kemajuan ilmu dan teknologi dan perubahan sikap masyarakat untuk lebih maju sesuai dengan tujuan pendidikan dan ilmu jiwa belajar. Media dan teknologi banyak manfaatnya dalam pendidikan antara lain pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan pendidikan kejuruan. Dengan menggunakan media guru dapat mengatasi hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena beberapa sebab. Media Pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis sebagai berikut: 1. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa, misalnya siswa yang berasal dari golongan yang mampu tidak akan sama pengalamannya sehari-hari dengan siswa dari golongan yang tidak/kurang mampu (yaitu dengan film, gambar, TV dan lainnya). 2. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas, misalnya: benda yang akan diajarkan terlalu besar atau berat bila dibawa ke ruang kelas untuk diajarkan/diamati secara langsung (yaitu dengan film, gambar, slide, film strip dan sebagainya). 3. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, seperti molekul, sel atau atom (yaitu dengan model, gambar, film dan sebagainya). 4. Media pendidikan dapat mengatasi apabila secara langsung benda itu terlalu lambat gerakannya atau terlalu cepat, sedangkan gerakan itu yang menjadi pusat perhatian siswa (yaitu dengan film, film strip dan sebagainya). 5. Media pendidikan dapat mengatasi apabila hal-hal itu terlalu kompleks untuk dapat diamati, seperti sistem listrik pada pesawat terbang atau isi tabung binatang (yaitu dengan slide, film, gambar dan sebagainya). 6. Media pendidikan dapat mengatasi apabila suara terlalu halus untuk didengar secara biasa (yaitu dengan radio, kaset, sistem pengeras suara dan sebagainya). 7. Media pendidikan dapat mengatasi hal-hal seperti peristiwa-peristiwa alam misalnya tiupan angin, mekarnya bunga, terjadinya letusan gunung berapi (yaitu dengan film, film strip, slide dan sebagainya). 8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan keadaan alamiah (yaitu dengan meninjau kebun binatang, taman nasional, museum dan sebagainya). 9. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu dimana pada mulanya pengalaman-pengalaman siswa itu bermacam-macam atau berbeda-beda (yaitu dengan film, slide dan sebagainya). 10. Media pendidikan membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi serta merangsang kegaiatan belajar (yaitu dapat menggunakan hampir semua jenis media yang telah disebutkan) D. Klasifikasi Media Pembelajaran 1. Media Pendidikan yang metode penggunaannya secara massal, seperti: a. TELEVISI 1) Siaran terbuka, Broascoast (T.V.) 2) Siaran tertutup, Closed Circuit Televisi (CCTV) 3) Starat vision dengan stasion penyiar atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di atas daerah operasi siaran b. Film dan Slides 1) Film dan slides otonom yaitu yang dipertunjukkan terpisah dari materi pelajaran atau media lainnya. Misalnya penggunaan Film Pendidikan secara Audio Visual AIDS. 2) Film dan slides berintegrasi yaitu yang dipertunjukkan secara integral dengan media lain termasuk buku pelajaran. c. Radio 1) Melalui pemancar umum 2) Melalui pemancar khusus pendidikan, sekolah atau siaran radio universitas 2. Media pendidikan yang metode penggunaannya secara individual. a. Kelas atau Laboratorium Elektronika 1) Laboratorium bahasa Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 106



3.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



4.



5.



6.



7.



2) Laboratorium bahasa dengan media visual 3) Laboratorium mobil tanpa atau dengan media visual 4) Laboratorium ilmu pengetahuan Alam 5) Laboratorium ilmu pengetahuan Sosial 6) Laboratorium Pusat Sumber Belajar b. Alat-alat Oto-Instruktif 1) Alat-alat dan pendengar individual 2) Buku pelajaran berprogram 3) Mesin Pembelajaran c. Kotak Unit Pembelajaran 1) Satu unit pelajaran yang lengkap 2) Buku Teks / buku pelajaran 3) Film stip, tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan evaluasi Media pendidikan yang metode penggunaannya secara konvensional dimana setiap guru secara individual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Ini meliputi semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang biasa digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Baik dalam kelompok kecil, maupun dalam kelompok besar. Media pendidikan baru dalam pendidikan modern dewasa ini seperti: a. Ruang kelas otomatis Ruang kelas yang dapat diubah-ubah fungsinya secara otomatis (guru hanya menekan tombolnya). Perubahan ini misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi, untuk ruang proyeksi, untuk laboratorium, atau untuk merubah fungsi ruang kelas sesuai dengan pembelajaran dan keperluan siswa pada suatu waktu. b. Sistem Proyeksi Berganda (multi projection system) Suatu sistem proyeksi yang melengkapi ruang kelas otomatis. Sistem diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan visual melalui berbagai proyektor secara terkordinir. c. Sistem Inter Komunikasi Sistem ini dibuat dalam rangka pembelajaran secara massal, dimana programnya di T.V.kan. Sistem ini dapat dipergunakan untuk beberapa kelas dalam satu sekolah maupun beberapa sekolah. Untuk memelihara interaksi dan partisipasi siswa, pada setiap kelas disediakan alat inter komunikasinya. d. Komputer Digunakan untuk membantu penyerpurnaan administrasi pendidikan, termasuk pendaftaran, pencatatan siswa, kemajuan dan kemunduran belajar siswa dan tugas guru, analisis data penelitian. Penggunaan komputer sangat membantu pula pekerjaan di perpustakaan. Menurut Gerlach, media pendidikan dapat diklasifikasikan secara Umum sebagai berikut: a. Benda-benda asli dan manusia (real material and people). b. Gambar-gambar dan gambar yang disorotkan (visual and projection). c. Benda-benda yang didengar (audio materials). d. Benda-benda cetakan (printed materials). e. Benda-benda yang dipamerkan (display materials) Menurut Winarno Surachmad, media pendidikan dapat diklasifikasikan menurut tingkat pengalaman siswa sebagai berikut: a. Alat-alat yang merupakan benda-benda sebenarnya, yakni benda riil yang dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Golongan ini merupakan golongan utama, dan pengalamanpengalaman yang diperoleh adalah pengalaman-pengalaman langsung dan nyata. b. Alat-alat yang merupakan benda-benda pengganti, seringkali dalam bentuk tiruan dari benda yang sebenarnya. c. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh siswa melalui benda-benda itu adalah pengalaman buatan/pengalaman tak langsung terhadap kenyataan yang sebenarnya. Benda-benda pengganti ini berfungsi sebagai alat-alat pembelajaran bilamana karena sesuatu sebab bendabenda itu lebih praktis digunakan dari pada benda-benda yang sebenarnya. d. Bahasa, baik lisan maupun tertulis, bahasa dapat memberikan pengalaman verbal yang tinggi tingkat abstraksinya dibanding dengan benda yang sebenarnya dan benda pengganti. Menurut keadaannya, media pendidikan dapat diklasifikasikan, sebagai berikut: a. Gambar-gambar tidak bergerak (Still Pictures) Gambar-gambar dari sesuatu benda atau peristiwa dapat membentuk gambar tidak bergerak.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 107



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Foto tidak bergerak dapat ditemukan di dalam buku-buku teks sebagai bahan ilustrasi, sebagai bahan peraga pada papan pengumuman, sebagai slides. Bahan untuk transparansi OHP dan lain-lain. Gambar tidak bergerak itu dapat merupakan catatan atau salinan (copy) dari benda-benda atau peristiwa asli, ukurannya mungkin menjadi lebih besar atau lebih kecil dari ukuran bentuk-bentuk aslinya. Meskipun demikian gambar / foto-foto tidak bergerak, misalnya gambar/foto diam dari seorang atlit yang paling duluan mencapai garis akhir atau garis finis.Gambar/foto diam tersebut mungkin berwarna hitam putih atau berwarna. b. Rekaman- rekaman suara (Audio Recordings ) Rekaman di buat diatas pita magnetik’ piringan hitam atau pita suara gambar hidup.salah satu tipe dari rekaman audio ini adalah bahan –bahan. Rekaman-rekaman dapat di gunakan oleh perorangan atau di putarkan untuk sekelompok pendengar melalui radio atau melalui sistem suara terpusat. c. Gambar Hidup (motion pictures ). Sebuah gambar hidup atau rekaman video tape adalah suatu gambar bergerak, hitam putih berwarna yang diproduksi dari gerak hidup atau gambar-gambar grafik. Benda-benda yang direkam tersebut atau kejadian mungkin berupa gerakan cepat, normal, lambat, sangat lama, misalnya film dari pertumbuhan bunga melati yang sedang mekar, atau benda tidak bergerak. d. Televisi (television) Termasuk dalam kategori ini adalah semua sistem penyebaran audio-video elektronika melalui tabung sinar katode yang hasilnya dapat disaksikan melalui layar televisi. e. Benda-benda asli, simulasi, dan model-model. Golongan ini meliputi manusia, peristiwa, benda-benda, dan pertunjukan. benda-benda asli merupakan bentuk asli dari suatu benda.Benda–benda asli banyak dan mudah di peroleh di sekitar sekolah dan dapat mening katkan kadar keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Simulasi adalah suatu repleksi (peniruan padat )dari situasi sebenarnya yang sengaja didesain untuk sedapat mungkin menyerupai bentuk atau proses yang sesunguhnya misalnya: Permainan monopoli, latihan para astronout dalam pesawat angkasa luar tiruan,atau calon pengemudi mobil dalam ruangan mobil tiruan. Model adalah suatu replika (contoh) atau gambaran dari suatu kenyataan (realita). Ukuranya dapat diatur sesuai kebutuhan pemakaianyan. 9. Menurut Pit. Corder visual teaching dapat diklassifikasikan sebagai berikut: 1. Benda-benda alamiah, orang, dan kejadian-kejadian yang biasa terdapat di dalam kelas. 2. Benda-benda alamiah, orang, dan kejadian yang disengaja dibawa ke dalam kelas untuk keperluan pembelajaran bahasa. 3. Tiruan benda-benda, orang, dan kejadian-kejadian. 4. Gambar benda-benda, orang-orang, dan kejadian-kejadian baik yang dapat diproyeksikan maupun tidak. 10. Menurut A. Kosasih media pendidikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Bahan Bacaan: a. Buku b. Koran c. Majalah d. Folder e. Bahan cetakan lainnya. 2. Bahan AVA (Audio Visual Aids) a. Model b. Bagan c. Gambar film dalam segala jenisnya d. Radio e. Televisi f. Grafik 3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa secara individual, kelompok atau bersama guru antara lain: a. Simulasi b. Game



c. Role palying riset d. Penulisan



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 108



Klasifikasi lain adalah sebagai berikut: 1. Media grafis a. Gambar b. Foto c. Sketsa d. Diagram e. Chart f. Bagan 2. Media studio a. Radio b. Recorder pita (tape, cassette) c. Piringan hitam d. Laboratorium bahasa



g. shema h. Grafik i. Karton j. Poster k. Peta l. globe



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



E. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kita mengenal berbagai jenis media pendidikan. Beraneka ragamnya jenis media pembelajaran yang ingin dicapai, adanya perbedaaan, tersedianya bahan untuk mengadakan pembuatan media pada berbagai sekolah. Di bagian lain terdahulu sudah kita bicarakan tentang klasifikasi media menurut para ahli. Dalam uraian berikut ini akan disebutkan jenis-jenis media pendidikan yang dikelompokkan ke dalam kelompok: 1. Media bahan cetak. 2. Media tanpa proyeksi 3. Media sederhana, meliputi: a. Papan tulis e. Model b. Metode template f. Papan magnit c. Metode pola lubang g. Papan flanel d. Papan tulis putih h. Flip chart dan wall chart 4. 5. 6. 7.



Media Media Media Media



dengar pandang dengar perpustakaan laboratorium/workshop



1. Papan tulis Papan tulis (chalk board) adalah suatu permukaan benda datar untuk tempat menulis di depan kelas, yang dicat dengan warna tertentu (hitam atau hijau muda). Papan tulis dapat dibuat dari bermacam-macam bahan diantaranya: kayu atau hardboard, dicat dengan cat papan tulis wrana hitam atau hijau muda. Campuran semen dengan pigmen-pigmen hitam, biasanya ditempelkan langsung pada dinding kelas. “Etched clear glass”, plastik dengan pigmen berwarna dan sebagainya. Papan tulis biasanya memakai warna hitam atau hijau, warna hitam sangat sesuai ditulisi dengan kapur putih sedangkan kapur warna lainnya dapat dipakai sebagai variasi. Papan tulis berwarna hijau akan jelas bila ditulis dengan kapur berrwarna kuning dan putih. Penempatan papan tulis diusahakan mempunyai jarak relatif agak jauh dari siswa, karena persoalan debu dari kapur. Tinggi dari lantai biasanya lebih kurang 90 cm atau sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan dari pada papan tulis ini adalah harganya murah, sehingga selalu ada dalam setiap kelas. Cara penggunaannya mudah dan tidak memerlukan perlengkapan khusus. Di samping itu papan tulis dapat dipergunakan untuk menerangkan semua subyek mata pelajaran. Kerugian mempergunakan papan tulis ini adalah berdebu, yang dapat merusak kesehatan. Di dalam pemakaiannya perlu diperhatikan beberapa teknik penggunaannya, antara lain sebagai berikut: a. Permukaan papan harus dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan; b. Tulisan harus jelas, seragam dan dapat dibaca; c. Rencanakanlah terlebih dahulu lay out pemakaiannya sebelum digunakan; d. Pokok bahasan pelajaran sebaiknya selalu tertulis pada bagian sebelah atas papan; e. Hindari menulis kalimat yang terlalu panjang dan gambar yang membingungkan; f. Bersihkan bahagian yang tidak diperlukan; Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 109



g. h. i. j. k. l. m.



Gunakan papan tulis secara sistematis (mulai dari atas ke bawah); Baca dan cek kembali apa yang telah ditulis; Ukuran tulisan tinggi minimum 25 mm, tergantung pada besarnya ruangan; Perhatikan pengaturan cahaya terhadap permukaan papan; Dalam proses belajar mengajar hindari berbicara terlalu banyak dengan papan tulis. Jangan menghalangi pandangan siswa terhadap papan tulis; Pilihlah kapur kapur yang berwarna sebagai variasi untuk menarik perhatian.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2. Metode Template Template adalah suatu alat bantu untuk mengambbar di papan tulis terbuat dari hardboard, sheet metal atau plastik yang dibuat menjadi sebuah pola tertentu sesuai dengan bentuk gambar yang akan dibuat di papan tulis. Dengan menggunakan template ini membuat gambar di papan tulis lebih cepat dan kelemahannya adalah bahwa template hanya khusus untuk membuat gambar. Dalam mempergunakan template ini sebaiknya dibuat desain gambar secara garis besarnya saja, kemudian dilengkapi gambar tersebut sewaktu porses belajar-mengajar berlangsung. 3. Metode Pola Lubang Pola lubang merupakan suatu alat bantu untuk menggambar di papan tulis. Pola lubang terbuat dari plastik atau kertas tebal yang diberi lubang-lubang kecil sesuai dengan bentuk gambar yang akan di gambar di papan tulis. Kertas yang sudah mempunyai lubang kecil-kecil sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat tersebut di tempelkan di papan tulis kemudian dipukul-pukul dengan penghapus papan, hasilnya merupakan titik-titik putih sesuai dengan bentuk gambar yang dibuat. Keuntungan mempergunakan pola lubang ini adalah guru tidak menghabiskan waktu terlalu lama untuk membuat gambar di papan tulis. 4. Papan Tulis Putih (White Board) Papan tulis putih adalah suatu permukaan benda datar berwarna putih dipergunakan untuk menulis di depan kelas dengan mempergunakan alat tulis khusus. Papan tulis putih terbuat dari mika, sebagian ada yang dilapisi dengan metal, disebut magnetic board. Pemakaian white board tidak menggunakan kapur tulis melainkan spidol khusus ( felt-maker pen). Alat ini merupakan media pendidikan yang mewah dan biaya pemakaiannya sehari jauh lebih tinggi bila kita bandingkan dengan papan tulis biasa. Di pasaran tersedia dalam bermacam-macam ukuran, antara lain: 40 X 60 cm ; 90 X 180 cm ;



80 x 120 cm ; 90 x 240 cm ;



90 x 120 cm 120 x 240 cm



Keuntungan pemakaian white board terutama sekali adalah tidak berdebu dan bersih, juga kelihatan lebih bagus dan spidol tersedia dari bermacam-macam warna sehingga penyajian bahan akan lebih menarik. Kelemahan pemakaian white board antara lain adalah: harganya sangat mahal bila dibandingkan dengan papan tulis biasa, memerlukan spidol khusus dengan harga yang cukup mahal, sehingga kecil sekali kemungkinan digunakan di daerah terpencil, membutuhkan pangaturan cahaya yang baik karena lebih mengkilat dari papan tulis biasa. Teknik Penggunaan White Board a. Bersihkan white board sebelum/sesudah digunakan; b. Tulisan harus jelas, seragam dan dapat di baca dari segala arah dalam kelas; c. Rencanakan lay-out pemakaian permukaan papan seefisien mungkin. d. Tulis judul mata pelajaran sebelum menggunakan white board. e. Gambar/diagram harus dibuat terpisah dengan tulisan f. Bersihkan bahagian yang tidak penting g. Gunakanlah papan mulai dari atas ke bawah h. Baca kembali apa yang tertulis i. Pilih warna spidol yang serasi dan menarik perhatian kelas j. Ukuran tulisan minimum 25 mm k. Hindari segala sesuatu yang menghalangi pandangan siswa terhadap papan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 110



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



5. Model Model merupakan modifikasi dari benda asli, benda asli ini dimodifikasi atau ditiru, karena beberapa hal. Misalnya, karena benda asli itu terletak jauh dari sekolah, atau terdapat di kota lain, sehingga bila siswa di bawa kedaerah tersebut akan memakan biaya yang besar dan banyak waktu yang hilang, dalam kasus seperti ini dosen atau guru dapat membuat model sebagai tiruan benda asli. Hal lain adalah karena benda asli tersebut ukurannya terlalu besar dan perlu dibuat lebih kecil, sehingga guru dapat menggunakannya di kelas. Kadangkala bila benda asli terlalu kecil, seperti microchips atau IC, maka guru dapat memperbesarnya menjadi sebuah model, sehingga model ini dapat diamati dengan baik oleh siswa. Pada sekolah-sekolah kejuruan penggunaan model sebagai alat bantu pembelajaran sangat bermanfaat sekali. Alat-alat seperti; mesin-mesin, motor-motor, konstruksi bangunan, dapat ditampilkan dalam bentuk mini, lebih jauh lagi konstruksi bagian dalam dari suatu alat dapat pula ditunjukkan dengan model dipotong, diharapkan dengan model ini pemahaman akan cara kerja bagian-bagian penting alat, secara faktual dapat ditangkap oleh siswa dengan cepat dan tahan lama dalam ingatannya. Model dapat juga dapat berupa kit, seperti rangkaian instalasi listrik, turbin, bangunanbangunan, pesawat terbang dan lain-lain. Peranan guru dalam hal ini mendemostrasikan cara merakit kit tersebut sehingga menjadi alat, benda jadi atau model yang diharapkan. Kemudian dengan memberikan kesempatan pada siswa/siswa untuk merakit kit tersebut menjadi model, akan sangat membantu penanaman siswa akan obyek yang dikerjakan. 1. Papan Magnit (Magnetic Board) Papan magnit adalah papan putih yang dilapisi metal. Dengan mempergunakan magnit (berupa magnit buah baju, magnit pita, dan lain-lain), bahan dapat disajikan bahan pada papan magnit itu. Biasanya, bahan yang disajikan adalah bahan pelajaran yang penting berupa konsep-konsep, ideide, atau gagasan yang dilengkapi dengan ikhtisar, ilustrasi, gambar, atau grafik. Bahan itu disiapkan secara baik dan sempurna terlebih dahulu. Keuntungan mempergunakan papan magnit: a) Dapat dipersiapkan sebelumnya di luar kelas; b) Bahan displaynya dapat dibuat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya. c) Dapat dipakai dengan mudah. d) Dapat dikembangkan selangkah, dari yang sederhana sampai kepada yang kompleks sesuai dengan jalannya pelajaran. e) Dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi, yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusunnya atau memberi nama bagian-bagian gambar/ilustrasi itu. Kelemahan mempergunakan papan magnit: a) biaya papan putihnya mahal. b) Mungkin sulit mendapatkan magnit pita dan magnit lempengan. Papan Flanel (Flanelgraf). Papan Flannel adalah salah satu alat bantu pelajaran yang paling tua, paling sederhana, dan barangkali merupakan yang paling efektif serta mudah dipergunakan di samping papan tulis. Alat ini juga paling murah bahannya Papan Flannel pada umumnya dibuat dari kain 111 lannel atau bahan-bahan selimut dengan warna netral dan menarik. Kain itu ditutupkan pada selembar papan atau multipleks ukuran 40x80 cm dengan mempergunakan paku gambar secukupnya. Papan Flannel itu ditempatkan pada suatu standar yang dapat diturun naikkan. Seperti halnya pada papan magnit, bahan display untuk papan 111 lannel juga dengan karton manila. Pilihlah yang berwarna dan tulislah dengan warna spidol yang serasi. Di belakang bahan yang telah disiapkan di tempelkan amplas kayu (kertas pasir) yang kasar. Karena permukaan 111 lannel atau kain selimut itu kasar, maka bahan display akan tergantung dengan baik pada 111l annel. Ditinjau dari segi materi yang dapat disajikan pada papan 111lannel ini sama dengan papan magnit. a. Kegunaan Papan Flanel. a) Dapat di pakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. b) Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar c) Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau persamaan secara sistematis sambil menambahkan butir yang satu pada yang lain. 2.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 111



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



b. Keuntungan mempergunakan papan planel a) Bahan papannya mudah dibuat dan didapatkan. b) Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama siswa c) Dapat dipersiapkan sebelumnya dengan teliti di luar kelas d) Bahan displaynya dapat dari bahan yang mudah diperoleh seperti karton dan kertas tebal lainnya. e) Dapat dipakai dengan mudah f) Dapat memusatkan perhatian siswa kepada masalah yang akan dibicarakan g) Dapat disajikan dan dikembangkan selangkah demi selangkah sesuai dengan jalannya pelajaran. h) Bahan yang sudah dibuat dapat digunakan berkali-kali tanpa mengurangi kwalitasnya. i) Dapat menghemat waktu dan tenaga bagi guru dengan hanya tinggal menerangkan hal-hal yang perlu saja, karena anak dapat melihat sendiri. j) Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yaitu dengan jalan menyuruh siswa menyusun atau memberi warna bagian-bagian gambar/ilustrasi. c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian papan flannel a) Letakkan papan plannel setinggi garis mata anak (siswa). b) Butir harus cukup besar, jelas dan cukup diterangi. c) Jangan terlalu banyak menempelkan butir pada suatu saat, agar jangan mengacaukan dan membingungkan. d) Letakkan butir yang penting saja dan letakkan secara sistematis e) Adakan persiapan sebaiknya, agar pelajaran dapat berjalan lancar, persiapan butir meliputi: pengaturan, pemberian nomor, penempelan dalam amplop dan sebagainya. f) Adakan percobaan dan penelitian sebelum dipakai di muka kelas. g) Perhatikan materi yang akan disampaikan siapa yang akan dihadapi. d. Prosedur/langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut: a) Rencanakanlah komposisi dan lay out sebagai konsep sebelum dikerjakan pada kertas karton yang sesungguhnya. b) Buatlah secara sederhana c) Jangan menuliskan informasi atau keterangan terlalu banyak d) Pakai dan pilihlah warna yang serasi dan menarik e) Ukuran gambar dan tulisan harus cukup besar sehingga jelas dan mudah dilihat/dibaca dari belakang f) Pemakaian kertas pasir harus seimbang dengan karton yang akan menjadi bebannya g) Keterangan/informasi yang diperlukan sebagai pendukung, dapat disampaikan melalui media lainnya. 3. Flip Chart dan Wall Chart Flip Chart dan Wall Chart adalah media pendidikan (AVA) dua dimensi yang berbentuk gambar tidak diproyeksikan. Cara penggunaan flip chart dan wall chart, cara yang baik dalam proses belajar mengajar, karena sangat membantu kelancaran proses komunikasi antara guru dan siswa. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami siswa. Penyajian akan menggunakan chart akan mempunyai arti tersendiri bagi siswa dalam usaha memahami materi pelajaran yang sedang dibicarakan, karena mereka dapat melihat dengan jelas hubungan-hubungan isi materi yang diterangkan. Di samping itu, penggunaan gambar atau ilustrasi yang telah dipersiapkan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung dapat pula menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran. Pengertian Untuk jelasnya berikut ini akan dicoba menjelaskan prinsip-prinsip penggunaan flip chart dan wall chart tersebut. 1) Flip Chart Flip chart adalah gambar atau ilustrasi yang cukup besar yang dibuat pada lembaran-lembaran kertas ini merupakan satu kesatuan rangkaian informasi satu kesatuan. Setiap lembar kertas mempunyai satu gambar yang merupakan satu bahagian atau satu tahap dari keseluruhan informasi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Selesai menerangkan satu tahap atau satu bahagian lembaran itu dibalikkan, dan lembaran berikutnya merupakan tahap lanjutan dari lembaran pertama. Demikian selanjutnya sampai pada lembaran terakhir pulalah disajikan satu kesatuan materi atau satu kesatuan informasi yang lengkap. Satu materi pelajaran atau informasi mungkin saja memerlukan 8 atau 10 lembar informasi ini disatukan agar tidak mudah terpisah antara satu dengan Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 112



yang lainnya. Dengan menyiapkan flip chart ini pada akhirnya akan dimiliki suatu koleksi informasi yang lengkap dan dapat dipilih setiap akan mempergunakannya. Cara mempergunakan flip chart adalah dengan jalan menggantungkannya pada suatu standar gantungan atau dipasangkan pada papan agar dibalikkan dengan mudah. 2) Wall Chart



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Wall Chart adalah suatu gambar atau illustrasi yang dibuat pada selembar kertas dan biasa juga disebut gambar dinding. Gambar ini akan menampilkan suatu materi pelajaran atau suatu informasi yang lengkap mengenai suatu atau sub topik pelajaran. Perencanaan dan Syarat-syarat Pembuatan Flip Chart dan Wall Chart biasanya disediakan oleh guru yang bersangkutan. Merencanakan suatu gambar harus sesuai dengan materi atau topik yang akan disajikan pada waktu tertentu. Seperti telah disebutkan di atas bahwa flip chart dan wall chart adalah salah satu alat bantu berkomunikasi dalam suatu proses belajar-mengajar dengan demikian di harapkan dapat mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Untuk dapat mencapai efektivitas dan efesiensi inilah maka gambar atau illustrasi sebaiknya direncanakan dan dibuat sendiri oleh guru yang akan menerangkan materi tersebut. Dengan merencanakan dan membuat sendiri guru dapat menyesuaikan dan menerapkan ide/gagasan dalam bentuk visual yang diikuti dengan kata-kata sendiri yang merupakan suatu kesatuan informasi. Guru menghayati sekali apa saja yang harus terkandung dalam gambar yang dibuatnya dan informasi yang bagaimana yang harus diberikan untuk menjelaskan materi yang terkandung dalam gambar itu. Syarat-syarat yang diperlukan untuk suatu flip chart dan wall chart yang baik adalah sebagai berikut: 1) Gambar atau ilustrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa/siswa dalam kelas. 2) Gambar atau ilustrasi harus sederhana tidak rumit sehingga mudah dimengerti oleh siswa/siswa. 3) Gambar atau ilustrasi harus sesuai dengan materi pelajaran yang bersangkutan. 4) Pemberian warna akan lebih menarik minat siswa/siswa. Rencanakan paduan warna yang serasi untuk memperjelas bagian-gaian yang ada. 5) Buatlah ukuran dan bentuk tulisan yang mudah dapat dibaca oleh seluruh peserta dalam kelas. 6) Gambar yang disajikan adalah gambar yang betul sesuai dengan prinsip-prinsip teori yang mendukungnya. Selain syarat-syarat yang tersebut di atas, juga masih perlu diperhatikan ukuran kertas yang dipergunakan untuk membuat flip chart dan wall chart ini biasanya adalah kertas A 1 atau A01, lebih kurang 60 x 84 cm atau 84 x 120 cm. Dengan mempergunakan kertas ukuran A1 atau A01 ini masing-masing gambar atau illustrasi pada setiap lembar kertas mempunyai ukuran yang cukup besar, sehingga akan jelas terlihat oleh seluruh anggota kelas. Keuntungan dan Kelemahan Flip Chart dan Wall Chart Keuntungan a) Dapat dipakai secara berulang-ulang bila diperlukan b) Menghemat waktu dalam penyajian materi pelajaran karena gambar telah tersedia c) Informasi yang disampaikan akan lebih cepat dipahami siswa/siswa dengan adanya penyajian gambar yang baik. d) Dapat disiapkan sebelum penyajian berlangsung. Kelemahan a) Informasi yang disajikan statis, tidak ada perubahan antara penyajian pertama dengan penyajian berikutnya. b) Oleh karena bahannya dari kertas perlu dirawat dengan baik agar jangan cepat sobek. c) Kemungkinan warna akan pudar karena lama tersimpan. Langkah Kerja 1) Menyiapkan konsep gambar atau ilustrasi yang akan disajikan/diajarkan sesuai dengan materi pelajaran. 2) Menentukan hal-hal pokok yang perlu diterangkan pada gambar. 3) Menentukan layout pada kertas yang akan dipergunakan 4) Menentukan gambar dengan pensil pada kertas yang telah disiapkan. 5) Menentukan komposisi warna yang diperlukan pada gambar. 6) Mencantumkan keterangan-keterangan yang dianggap penting dalam penyajian. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 113



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



4. Over Head Projector (OHP) Media transparansi sebagai media instruksional merupakan komunikasi yang sangat potensial dalam kegiatan belajar-mengajar di Perguruan Tinggi. Dewasa ini seluruh Perguruanm Tinggi di Indonesia sudah mempunyai Over Head Projector (OHP). Alat tersebut dapat digunakan dengan mudah serta tidak memerlukan ruangan yang gelap. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan mempergunakan media transparansi seorang dosen dapat: 1. Berkomunikasi dengan siswa tanpa kehilangan pandangan. Untuk mengarahkan perhatian dia tidak perlu membelakangi kelas untuk menunjukkan saja pada bagain pesan pada transparansi yang ada dihadapan anda. 2. Menutup transparansi yang berisi pesan dengan transparansi lain yang kosong agar dapat digunakan untuk menambah catatan pada waktu memberikan kuliah tanpa merusak transparnasi aslinya. Setelah selesai dipergunakan transparansi penutup tersebut dapat dibersihkan kembali dengan alkohol. 3. Mempergunakan kertas penutup yang tidak tembus cahaya untuk mengatur kecepatan. Pada penutup tersebut dapat pula dituliskan catatan penting dari pesan yang akan disampaikan. Pada waktu dipergunakan untuk menutup transparansi hal tersebut tidak akan diproyeksikan kelayar karena kertasnya tidak tembus cahaya. 4. Mempergunakan overlays, yaitu transparansi lain yang berisikan bagian dari pesan yang akan disampaikan langkah demi langkah. Dengan demikian konsep yang sulit dapat diberikan tahap demi setahap selama memberikan kuliah. 5. Mempergunakan benda 3 dimensi untuk memproyeksikan sivetnya. Dengan memanipulasi bendabenda tersebut dapat terjadi animasi untuk menunjukkan gerak atau perubahan. Pada dasarnya prinsip-prinsip pembuatan media transparansi ada empat prinsip umum yang perlu diperhatikan seperti kesederhanaan, kesatuan, penekanan dan keseimbangan, serta lima unsur tambahan seperti garis, bentuk, telestur warna dan ruang. Dengan demikian sedapat mungkin dalam mendesain media transparansi prinsip dan unsur tambahan tersebut perlu diperhatikan. Selain prinsip umum dan unsur tambahan yang disebutkan di atas, masih ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan di dalam membuat overhead transparancy (OHT) sebagai berikut: 1. Mudah terlihat, huruf yang dibuat pada OHT jangan terlalu kecil karena akan sulit di baca peserta atau siswa yang ada dibagian belakang. Huruf paling kecil pada transparansi adalah 6 mm atau diproyeksikan pada layar paling kecil 2,5 cm, baru dapat terbaca pada jarak 10m.m kalau bisa tulisan diatur secara horizontal agar lebih nyaman dilihat siswa. 2. Jelas, satu transparansi yang baik memuat satu ide, enam kata perbaris, enam baris per transparansi. Memberikan illustrasi dengan gambar mempermudah dan mempercepat orang mengerti. Gambar harus jelas, tidak ruwet dan sistematis. Warna warni memperbagus penampilan. 3. Sederhana, informasi dalam transparansi hanyalah hal-hal yang penting saja. Pembuatan media transparansi dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu: a. Proses langsung, yaitu orang dapat menulis langsung, menggambar, membuat grafik pada bahan transparansi (write on transparancy atau write on film), atau plastik taplak meja, dengan mempergunakan marking pen yang dapat dihapus atau yang permanen sesuai dengan kebutuhan. Dalam membuat transparansi secara langsung ini disarankan agar anda menggunakan pena transparansi yang permanen. Karena jenis lain yaitu yang non permanen mudah terhapus. Tulisan yang menggunakan pena transparansi yang permanen tidak mudah dihapus sehingga dapat dipakai berulang-ulang. Akan tetapi jika kita akan menghapusnya, hal tersebut dapat dilaksanakan dengan menggunakan alkohol. b. Proses tidak langsung, yaitu dengan menggunakan mesin heat termal atau infrared transparancy, yaitu memindahkan pesan yang sudah ada atau telah dibuat terlebih dahulu pada sehelai kertas dengan memakai thermofax. Alat pengatur ketebalan dapat diatur apakah hasilnya diperlukan tebal atau tipis, tinggal memutar atau menggeser jarumnya saja. Caranya sebagai berikut: 1. Terlebih dahulu buatlah pesan visual diatas sehelai kertas HVS jika perlu bahan tersebut dapat di foto copy dahulu. 2. Letakkan infrared transparancy diatas fotocopy atau bahan asli tadi. Perlu diperhatikan sudut yang dipotong harus terletak pada sudut kanan atas. Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 114



3. Masukkanlah bahan yang sudah disiapkan pada langkah-langkah ke dalam themofax, dengan bahan transparansi terletak di sebelah atas. Jangan lupa mengatur jarum penunjuk ketebalan untuk mengatur tebal tipisnya hasil yang diinginkan.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Bahan-bahan untuk membuat transparansi Transparansi overhead adalah suatu karya grafis yang dibuat di atas sehelai plastik yang tembus pandang. Kemudian diproyeksikan ke sehelai layar dengan sebuah proyektor overhead (OHP) untuk mengajarkan atau menjelaskan sesuatu. Plastik yang dipakai untuk transparansi OHP adalah khusus. Ada yang disebut kertas acelate kertas write on transparancy dan merek-merek lainnya. Tapi transparansi OHP dapat pula dibuat dari sehelai plastik untuk taplak meja. Namun hasil hanya grafis yang dibuat di atas plastik biasa tidak sebaik bila di buat di atas kertas acetate atau kertas write on transparancy. Hasil yang dibuat di atas acetate atau kertas write on transparancy jernih bila diproyeksikan, sedangkan hasil di atas plastik biasa agak suram. Untuk membuat diperlukan bermacam-macam alat dan bahan terutama yang dianggap penting, antara lain ; 1. Kertas write on transparanscy, kertas acetate atau plastik biasa (untuk taplak meja) untuk transparan. 2. Kertas gambar putih 3. Kertas plastik beraneka warna yang khusus untuk keperluan ini(norma film ) dari mecanorma. 4. Pita plastik transparan khusus untuk keperluan ini dari mecanorma. 5. Letter press. 6. Visual marking pen (sigh pen) permanent dan non permanen macam-macam warna, merk 3M, Stabilio, Steadler. 7. Marking tape /selotape. 8. Bingkai khuaus untuk OHP transparansi dari karton. 9. Pena rapido. 10. Pisau /Gunting. 11. Peralatan menggambar. 12. Tinta cina, Retering, Steadler, dan sebagainya Untuk pembuatan transpran telah disebut terlebih dahulu pada bagian bahan – bahan. Untuk membuat garis hitam dan bloking dapat dipergunakan visual market / sign pen dari 3M atau stabilo. Ada yang permanen dan ada yang tidak permanen bila tertekan air atau keringat atau lentur dan gambarnya akan hilang terhapus. Ada pula cat air yang khusus untuk dipakai diatas plastik. Cat plakat dapat pula dipakai,hanya bila nanti gambar diproyeksikan semua gambar akan nampak berupa bloking hitam saja, warnanya tidak nampak. Untuk mendapatkan warna bila transparansi diproyeksikan selain dengan visual maker tadi juga dapat dengan menempelkan semacam kertas dan pita yang disebut dengan Norma Filem atau transparan adhesive film dan transparan adhesive tape. Dalam membuat gambar dan huruf usahakan sederhana saja, jangan terlalu ramai, jangan pula mempergunakan bentuk-bentuk yang sulit. Buatlah gambar seperti pada karton, atau distilasi. Pada bagian-bagian terpenting dari karya grafis, berilah tekanan, sehingga lebih nampak dan lebih menonjol dari obyek lainnya. Penekanan itu dapat diberi dengan macam-macam cara. Umpamanya, dengan memberikan garis pinggir (outline) yang jelas maupun tebal. Untuk membuat gambar lebih menarik atau menonjol dapat digunakan texture, yaitu berupa bintik-bintik garis-garis dan lain sebagainya. Untuk keperluan ini dapat dipergunakan kertas normatone. Cara memberi teks Pemberian teks pada transparansi OHP harus dipikirkan terlebih dahulu. Bila mempergunakan visual maker atau sign pen ada warna-warna yang tipis sekali. Sehingga bisa terjadi huruf atau teks tidak akan dapat di baca atau sukar di baca karena begitu tipisnya warna tersebut. Paling mempergunakan warna hitam dan warna gelap lainnya. Huruf yang berupa tulisan tangan dapat dibuat dengan visual maker atau dengan semacam pena, umpamanya Rapido. Mata pena rapido mempunyai ketebalan yang bermacam-macam. Untuk teks pergunakan cara huruf yang sederhana tidak banyak hiasan, dan tebal. Huruf lebih kecil dari ½`(6 mm) akan sukar di baca. Bila mempergunakan leter press jangan memakai lebih kecil dan 14 pt. Untuk judul digunakan ukuran 24 pt atau 9 mm ke atas. Corak huruf yang baik dan tepat untuk teks judul antara lain, ialah huruf Futura, Grotesque, Univers dan Helvetica. Ada pula yang penting Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 115



harus dipikirkan yaitu jarak antara huruf dengan huruf, kata dengan kata, dan baris yang satu dengan yang lain terlalu jauh atau terlalu dekat atau menganggu waktu dibaca. Demikian pula halnya jarak antara kata demi kata baris demi baris. Bila lebar semua huruf 6 mm, maka jarak a antara huruf yang satu dengan yang lain cukup sekitar 2-3 mm. Perlu diperhatikan bahwa jarak dari tiap bentuk huruf tidak dapat disamakan karena bentuknya berbeda-beda. Jadi bila jarak antara huruf N dengan huruf H sejauh 3 mm maka jarak antara A dan V lebih kecil lagi dari 3 mm. Hal ini supaya ruangan yang terjadi antara huruf -huruf enak dipandang mata. Jarak antara satu kata dengan kata yang lain kira-kira 1-1 12 kali lebar huruf N. Sedangkan jarak



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



antara baris dengan baris berikutnya sebaiknya ialah sekitar 1-11/2 huruf. Dalam satu lembar transparan usahakan jangan sampai teks lebih 7 baris. Lebih dari itu akan terlalu penuh. Sebaiknya teks itu hanya 5 baris saja, sehinga jarak antara baris dapat leluasa diatur dan huruf dapat dipilih dengan tepat. Penyusunan teks huruf harus rapi, terletak pada satu garis lurus. Sebagai penolong dapat dipergunakan kertas yang sudah diberi garis, kemudian taruh disebelah bawah transparansi. Tapi teks yang tidak sam a nemberikan kesan kacan (semrawut ). Maka buatlah sebelah kiri teks rata terletak pada pada satu garis lurus yang vertikal. Penggunaan huruf yang bermacam-macam dalam satu bidang gambar akan membingungkan yang membacanya.Kalau akan mempergunakan huruf yang berbeda-beda juga, pakailah 2 macam saja. Umpamanya untuk judul satu macam lalu untuk teks satu macam lagi.Begitu pula tulisan tangan yang banyak variasinya akan menyukarkan untuk dibaca. Cara membuat overlays. Salah satu sifat yang sangat efektif dalam penggunaan media transparansi sebagai media instruksional ialah teknik overlays seperti telah dikemukakan di muka masalah, proses atau informasi dapat dibagi atau diuraikan menjadi unsur-unsur yang logis dan disiapkan dalam transparansi yang terpisah untuk setiap unsur, dan kemudian diprosentasikan secara berurutan agar supaya kokmunikasi kita lebih efektif. Bila kita mempunyai satu gambar yang hendak di salur ke atas transparansi, dan kita merasa gambar tersebut terlalu kompleks maka ada dua cara yang akan ditempuh. 1) Pertama, pecahlah ide dalam gambar tersebut menjadi beberapa transparansi. 2) Kemudian dipecah ke dalam beberapa gambar, lalu kemudian di salin diatas plastik transparansi dan tempelkan satu sama lain. Waktu memakainya dilipat-lipat sehingga berhimpitan berupa satu transparansi saja. Dalam hal ini gambar harus sederhana sekali dan jangan menggunakan teks yang terlalu panjang. Jagalah supaya transparansi jangan terlalu penuh, dimana huruf dan gambar berdesakan, akibatnya sukar untuk dibaca. Untuk memperlihatkan satu demi satu bagian dari gambar, selain cara lipatan (overlays), dapat dengan cara menutup sebahagian gambar dengan menarik kertas kemudian ditarik kertas tersebut sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya seluruh gambar /transparansi kelihatan. Dengan demikian langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat overlays adalah sebagai berikut: 1) Buatlah sketsa yang menggambarkan keseluruhan materi. 2) Uraikanlah materi tersebut menjadi unsur-unsur yang logis. 3) Tentukanlah unsur-unsur yang akan dijadikan dasar dan unsur-unsur mana yang bagian-bagian yang mengikutinya(overlays) 4) Buatlah dengan lembaran yang terpisah transparansi dasar dan untuk setiap overlays. Hal tersebut dapat dibuat baik dengan proses langsung maupun tidak langsung 5) Tentukanlah transparansi dasar pada muka bagian bawah sedangkan lembaran overlays di tempelkan pada bagian atas bingkai. E. Media Laboratorium/Workshop a. Pengertian dan Fungsi Laboratory Work Dalam dunia pendidikan di sadari perlunya menghubungkan teori dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Yang terdapat dalam pengalaman praktek: di cari dasar-dasarnya, dalam teori dan dalam prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogyanya bersifat berlapis-lapis yang integratif dimana teori dan praktek secara bergantian dan bertahap salaming isi mengisi, saling mencari dasar dan saling mengkaji (Raka Joni, 1980, Pengembangan Kurikulum IKIP/FIP/FKG Suatu Kasus Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, 19). Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 116



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah “Laboratory Work” dan fasilitas lain dalam proses belajar mengajar patut mendapat perhatian. “Laboratory Work” atau kerja laboratorium adalah kegiatan (kerja) yang berlangsung dalam laboratorium. Laboratorium yang dimaksud tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah misalnya dalam bidang Sain teknologi dan kejuruan dan sebagainya., melainkan juga termasuk tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik itu berupa eksprimen, riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain Laboratory Work adalah kegiatan kerja ilmiah dalam suatu tempat yang dialkukan oleh dosen atau siswa atau pihak lain, baik berupa praktikum, observasi, penelitian, demonstrasi dan pembuatan model-model yang dilakukan dalam rangka kegiatan belajar-mengajar. Jadi dalam pengertian laboratorium tidak hanya termasuk di dalamnya gedung atau ruang dan peralatannya seperti misalnya Laboratorium kimia, Fisika, teknologi dan kejuruan atau workshop. Dalam pengertian labortatorium termasuk juga sekolah, kelas dan bahkan bengkel dan masyarakat sendiri. Lembaga kemasyarakatan, alam sekitar merupakan laboratorium pula. Ia meruapakan sumber belajar dan media dalam proses belajar-mengajar yang tiada akan kering. Darin uraian di atas maka yang disebut dengan laboratory work adalah kegiatan kerja ilmiah yang dilakukan dalam sebuah laboratorium-laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi. a. Laboratorium dapat merupakan wadah yaitu tempat, gedung, ruang dengan segala macam peralatan yang diperlukan untuk kegaiatan ilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware). b. Laboratorium dapat merupakan sarana media dimana dilakukan kegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihat sebagai perangkat lunaknya (software) dalam kegiatan ilmiah. c. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah untuk menemukan kebenaran ilmiah dan penerapannya. d. Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah; eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru dalam bidang keilmuan yang membawa pembaharuan baik itu berupa mesin-mesin, bahan-bahan baru, cara-cara kerja dan sebagainya. e. Dilihat dari segi chentele maka laboratorium merpuakan tempat dimana dosen, siswa, guru, siswa dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah dalam rangka kegiatan belajar mengajar. f. Dilihat dari segi kerjanya laboratorium merupakan tempat dimana dialkukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Dalam hal demikian ini dalam bidang teknik laboratorium di sini dapat diartikan sebagai bengkel kerja (Workshop) g. Dilihat dari hasil yang diperoleh maka laboratorium dengan segala sarana dan prasarana yang dimiliki dapat merupakan dan berfungsi sebagai pusat sumber belajar (PSB). Pertanyaan yang lebih lanjut adalah apakah fungsi laboratory work itu ? Secara garis besarnya fungsi laboratory work adalah sebagai berikut: a. Memberikan kelengkapan bagai pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua sisi dari satu mata uang. Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari pasar. b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagai siswa / siswa c. Memberikanb dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial. d. Menambah ilmu keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran. e. Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon ilmuwan. f. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh, penemuan yang di dapat dalam proses kerja laboratorium. Uraian manfaat kegiatan laboratorium tersebut dapat dikaitkan dengan beberapa contoh manfaatnya dalam bidang studi tertentu. Dalam bidang teknologi misalnya dengan menggunakan laboratorium atau workshop, siswa diajak mempelajari konsep-konsep teknologi dalam situasi yang kongkrit dengan menggunakan objek-objek kongkrit misalnya membuat sesuatu benda kerja dengan menggunakan fasilitas yang ada di laboratorium atau workshop dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga siswa aktif bekerja dan rasa keyakinannya menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari atau mencobanya lebih lanjut.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 117



Manfaat dari kegiatan mahasiwa teknik dalam laboratorium antara lain adalah: a. Menimbulkan gairah dan mendorong untuk belajar hal-hal keteknikan, karena kegiatan laboratorium tekanan diberikan pada aktivitas siswa. b. Lebih meragakan konsep-konsep dan proses pembelajaran teknologi c. Mendorong penggunaan proses belajar-mengajar di bidang teknologi yang bersifat multimedia d. Membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional calon guru teknik. b.



Macam Ragam Laboratory Work Macam ragam laboratory work dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari segi pendekatan ada beberapa macam, yaitu:



a. Computer Assisted Learning (CAL)



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Istilah CAL sering dikalangan buruh dalam kerajaan Inggris sedang istilah lain dengan isi yang sama adalah Computer Assisted Instruction (CAI) yang sering dipakai dikalangan guru-guru di Amerika Serikat. Komputer dalam pendekatan ini sebagai sarana atau media belajar. Seringkalai komputer untuk membuat model atau simulasi suatu situasi atau proses yang tidak mungkin tersedia untuk dipelajari, mungkin karena harganya mahal atau kelengkapannya sehingga tidak mungkin memperoleh pengalaman langsung dari padanya. Peranan guru digantikan oleh komputer, karena komputer dapat mengisi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada guru (dosen). b. Learning Aids Laboratory (LAL) Learning Aids Laboratory dapat dirumuskan sebagai pusat dimana siswa terlibat dalam individualized learning dengan memakai sarana/peralatan yang ada dalam laboratorium misalnya Audio Visual Aids, Calculator, Computer, Pameran, percobaan sendiri atau Studi Referensi. Keberhasilan belajar dengan memakai pendekatan LAL ini amat tergantung pada motivasi siswa sendiri karena peralatan dalam laboratorium baik yang perangkat keras (hardware) maupun perangkap lunaknya (Software-nya) tergantung pada niat, kemampuan dan irama kerja dari siswa sendiri. Jadi laboratorium di sini hanya berfungsi sebagai media belajar mengajar.



c. Modular Laboratory (ML)



Hal ini dimaksudkan adalah laboratorium dimana yang bersangkutan siswa atau dosen atau orang lain dapat bekerja dengan menggunakan modul-modul yang tersedia. Penggunaan modul sebagai metode belajar mengajar, sebagaimana metode belajar mengajar lain yang bersifat inovatif disebabkan antara lain untuk mengatasi jumlah kelas yang besar yang tidak lagi memperhatikan perbedaan-perbedaan individual, apabila berbentuk kelas dengan metode ceramah. d. Integrated Laboratory Laboratorium yang terintegrasi berusaha mengintegrasikan, menyatakan disiplin yang terpisahpisah atau sub-sub disiplin ke dalam satu paket belajar dengan media laboratorium yang terintegrasikan. Misalnya laboratorium/workshop teknik sipil teknik mesin, teknik otomotif, teknik elektro, elektronika dan PKK. Oleh karena itu demi pemakaian laboratorium yang berdaya guna dan berhasil guna, maka pendirian laboratorium terintegrasi untuk dua disiplin bidang studi tersebut amat bermanfaat. e. Project Work Belajar dengan bekerja merupakan suatu pengalaman belajar tersendiri dimana siswa dihadapkan kepada masalah-masalah yang kongkrit yang harus dipecahkan. Dalam Laboratorium Project, siswa atas nasehat dosen pembimbing memilih satu project topic. Atas dasar pilihan itu dia memilih kepustakaan untuk mendapatkan informasi. Informasi ini merupakan dasar penyusunan rencana kerja untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Barulah kemudian menyusul fase kerja lapangan, eksperimen dengan berbagai alat yang tersedia atau perlu dibuat terlebih dahulu. Langkah-langkah yang dijalankan dan persoalan yang timbul serta hasil-hasil yang dicapai di catat dalam laporan formal yang merupakan hasil kerja ilmiah. Selama proses berlangsung pembimbing project memberikan kesempatan pada siswa untuk berkonsultasi mengenai masalah-masalah yang dihadapi. Ada tiga tipe dalam project Work: 1) Project dipakai sebagai sarana untuk mendapatkan technical skill and knowledge. 2) Project diapakai sebagai alat untuk sarana umum mengembangkan keterampilan dan sikap. 3) Project orientasi dimana projectnya sendiri merupakan penentu utama dari isi pembelajaran.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 118



f. Partisipation in Research (PIR) Di dalam macam atau model ini siswa ikut serta dalam real research yang sedang diadakan oleh Fakultas atau lembaga lain. Misalnya Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan seterusnya. Riset yang sedang dilaksanakan itu meruapakan laboratorium dimana siswa mendapatkan pengetahuan langsung baik teori, maupun praktek dari pengalaman kerja dalam riset tersebut. Dalam riset inilah siswa mempelajari konsep yang dipadukan dalam praktek dalam kenyataan hidup ( real life).



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Di samping macam-macam laboratory work dapat didasarkan pada pendekatan bidang studi atau kelompok bidang studi: 1) Laboraorium work untuk bidang sains (Science), misalnya laboratorium IPA. 2) Laboratory work untuk bidang studi tertentu. Misalnya dalam Lab. Kimia, Lab. Fisika, Lab. Bahasa, Lab. IPS, Lab. PMP dan sebagainya. 3) Untuk bidang keguruan misalnya: PSB memberikan fasilitas yang ada. Untuk mempelajari bidang ini, misalnya AVA untuk micro teaching. Sekolah latihan dapat pula merupakan laboratorium kejuruan. 4) Untuk Ilmu Teknik: Laoratorium dapat diartikan dan berwujud bengkel kerja (Workshop).



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 119



PERENCANAAN PEMBELAJARAN



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



A. Kompetensi Dasar dalam Penyusunan Silabus Pengidentifikasian indikator dari suatu kompetensi dasar (KD) perlu dilakukan secara sistematis agar indikator-indikator yang diperoleh benar-benar merupakan representasi dari penanda dan KD yang dimaksud. Dalam penyusunan silabus, jabaran KD yang berupa indikator-indikator menentukan pemilihan bahan pelajaran, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, asesmen, dan sumber dan media pembelajaran. Bagian ini akan menyajikan serangkaian langkah latihan penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Uraian setiap langkah diawali dengan rasional, tujuan, dan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan dalam setiap Iangkah disertai contoh untuk memudahkan penerapannya. Pemikiran-pemikiran yang melandasi uraian ini adalah: 1. Pelaksanaan pembelajaran hanya akan berlangsung efektif apabila indikator-indikator dari suatu KD telah dirumuskan di dalam silabus dengan baik. 2. Indikator-indikator dari suatu KD menunjukkan ‘apa yang harus diajarkan’ (bahan pelajaran), ‘bagaimana diajarkannya’ (kegiatan pembelajaran), dan ‘bagaimana diases.’ 3. RPP, sebagai suatu skenario pembelajaran, memandu kegiatan guru dan utamanya siswa melaksanakan pembelajaran di kelas. 4. Silabus adalah acuan pengembangan RPP dan RPP adalah acuan pelaksanaan KBM Diagam langkah penyusunan silabus Rumusan Kompetensi Dasar



Operasional Ya



Identifikasi indicator melalui analisis instruksional



Tidak



Kompleks



Terlalu spesifik



Identifikasi sub-KD



Dikembangkan



Identifikasi sub-KD, bila sub-KD belum operasional Identifikasi indicator melalui analisis instruksional Hasil analisis instruksional Tentukan Indikator utama Tentukan Bahan pelajaran Tentukan kegiatan pelajaran Estimasikan alokasi waktu pembelajaran Tentukasn asesmen (jenis,alat ukur, dan contoh butir asesmen) Kembangkan RPP



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 120



Persiapan Siapkan dua format silabus. Satu untuk pengembangan silabus dengan KD yang rumusannya operasional (Format A) dan satu lagi untuk KD yang rumusannya tidak operasional (Format B) Format A: Format silabus dengan rumusan KD operasional Silabus Nama Sekolah : …… Jenjang Sekolah : …… Kelas/Semester : …… Kompetensi Dasar (1)



Indikator (2)



Bahan Pelajaran (3)



Kegiatan Pembelajaran (4)



Alokasi Waktu (5)



Asesmen (6)



Sumber dan Media Pembelajaran (7)



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Format B: Format silabus dengan rumusan KD tidak operasional Silabus Nama Sekolah : …… Jenjang Sekolah : …… Kelas/Semester : …… Kompetensi Dasar : …… Sub Kompetensi Dasar (1)



Indikator (2)



Bahan Pelajaran (3)



Kegiatan Pembelajaran (4)



Alokasi Waktu (5)



Asesmen (6)



Sumber dan Media Pembelajaran (7)



Catatan:



Kolom ini berubah menjadi sub-sub kompetensi dasar apabila analisis KD menunjukkan adanya subsub kompetensi dasar.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 121



Penyusunan Silabus Langkah 1: Identifikasi keoperasionalan rumusan KD Rasional : Tidak semua KD memiliki rumusan yang operasional, Tujuan : Menentukan tingkat keoperasionalan rumusan KD Kegiatan : 1. Tulis KD yang hendak dirinci ke dalam indikator-indikator pada rumusan KD tersebut benar-benar operasional Contoh 1). Gunakan Format B apabila rumusan KD tersebut tampaknya memuat dua kompetensi atau lebih (Contoh 2). 2. Kaji apakah KD tersebut menyuratkan satu atau lebih dari satu kompetensi: a. Apabila hanya memiliki satu kompetensi (lihat Lampiran 1 dan 2), lakukan analisis instruksional untuk mengidentifikasi indikator-indikatornya (teruskan ke Langkah 4). b. Apabila terdapat lebih dari satu kompetensi (lihat Lampiran 3 dan4), identifikasi sub-kompetensi/sub-KD-nya (lakukan Langkah 2).



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Contoh 1: Kompetensi Dasar (1) (KD dengan satu kompetensi)



1. 2.



Indikator (2)



Menjelaskan pengertian motor bakar di depan kelas dengan benar tanpa membuka buku catatan. Menyebutkan prinsip kerja motor secara benar tanpa dibantu oleh temannya.



Contoh 2: Kompetensi Dasar



: (KD dengan lebih dari satu kompetensi)



Menyebutkan komponen-komponen sistem penerangan pada mobil (baterai, kunci kontak, sekering,kabel-kabel, dan bola lampu) serta prinsip kerja pada lampu jarak pendek dan jarak jauh.



Sub-kompetensi :… Dasar Sub-sub Kompetensi Dasar (1) …



Indikator (2) …



Langkah 2 : Identifikasi sub-tujuan/sub-KD Rasional : KD yang tidak operasional memiliki lebih dari satu kompetensi. Tujuan : mengidentifikasi sub-kompetensi/sub-KD Kegiatan : 1. Buatlah diagram pohon berupa kotak-kotak. 1. Tuliskan rumusan KD di dalam kotak teratas 2. Kaji bagian-bagian yang menjadi sub-kompetensi dari KD tersebut. 3. Rumuskan sub-kompetensinya dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya. 4. Apabila sudah operasional (hanya terdapat satu kompetensi), tuliskan rumusan sub-kompetensi ke dalam kolom sub-kompetensi dasar (Silabus Format B) (lihat lampiran3 dan 4). Teruskan ke langkah 4. 5. Apabila belum operasional (masih terdapat lebih dari satu kompetensi), lakukan langkah



Prinsip Kerja Motor



Motor 4 Tak



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Motor 2 Tak



P a g e | 122



Contoh: Mengungkapkan prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor 4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancer dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari



Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor 4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancar dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari.



Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor 4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, dalam konteks kehidupan sehari-hari.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Langkah 3: Identifikasi sub-sub kompetensi/sub-sub-KD Rasional : Sub-Kompetensi dari KD dimungkinkan belum operasional Tujuan : mengidentifikasi sub-sub-kompetensi/sub-sub-KD Kegiatan : 1. Kaji apakah sub-kompetensi pada Langkah 2 masih bisa dijabarkan lagi ke dalam sub-sub-kompetensi 2. Apabila sub-kompetensi tersebut masih memuat beberapa sub-sub-kompetensi, buat kotak-kotak tambahan di bawah diagram 3. Rumuskan sub-sub-kompetensi ini dan tuliskan di dalam kotak-kotak di bawahnya 4. Pindahkan rumusan sub-sub-kompetensi tersebut kedalam kolom sub-subkompetensi dasar (SIlabus Format B) (Lampiran 5). Mengungkapkan prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor 4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, lancer dan berterima dalam konteks kehidupan sehari-hari sehari-hari



Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor 4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, dalam konteks kehidupan sehari-hari.



Mengungkapkan makna dalam bentuk teks tulis fungsional prinsip kerja motor bakar (misalnya prinsip kerja motor 2 tak, prinsip kerja motor 4 tak dll) dengan menggunakan ragam bahasa tulis secara akurat, dalam konteks kehidupan sehari-hari.



Langkah 4: Analisis Instruksional Rasional : Indikator dari suatu KD perlu diidentifikasi secara logis, sistematis, dan pedagogis Tujuan : Mengidentifikasi Indikator Kegiatan : 1. Tuliskan KD yang rumusannya operasional atau sub-KD/sub-sub-KD yang merupakan penjabaran dari KD yang rumusannya tidak operasional di bagian atas diagram. 2. Buat beberapa kotak di bawahnya dan hubungkan dengan tanda panah. 1 3. Rumuskan indicator-indikator dan tuliskan secara berurutan mulai dari indicator yang merupakan awal langkah kegiatan pembelajaran di dalam kotak-kotak yang tersedia.2 4. Pindahkan rumusan indicator ke dalam kolom Indikator pada format silabus. Sistem Pengisian



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 123



Contoh: Sistem Pengisian Nama Komponen (1)



Tujuan Komponen (2)



Prinsip kerja (3)



Catatan:



1. Buatlah kotak-kotak yang lebih banyak dari yang dibutuhkan karena jumlah indikator belum diketahui. 2. Rumuskan sebanyak mungkin indikator yang relevan, maupun yang dianggap relevan-tanpa mempertimbangkan urutannya di lembar kertas lain. Setelah itu pilihlah hanya rumusan yang benar-benar relevan, tulis di dalam kotak-kotak diagram, dan urutkan sesuai tahapan pencapaiannya.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Langkah 5: Analisis instruksional lanjut Rasional : Kegiatan belajar dan mengajar tidak hanya menyangkut perumusan tujuan, tetapi juga apa yang dipelajari, bagaimana dipelajari, dan bagaimana diases. Tujuan : mengidentifikasi sub - indikator ( sub - keterampilan/ pengetahuan ) Kegiatan : 1. Setelah indikator dirumuskan, lakukan identifikasi sub-ketrampilan dan/atau pengetahuan yang dibutuhkan siswa untuk mampu menguasai masing-masing indikator. 2. Kembangkan hasil analisis indikator sebelumnya dengan menambahkan kotakkotak di bawah masing-masing indikator.1



Catatan: 1. Hanya indikator utama saja dipindahkan ke dalam silabus. Pengetahuan dan sub-ketrampilan yang teridentifikasi tidak perlu dituliskan di dalam silabus. 2. Hasil analisis instruksional digunakan sebagai dasar pemilihan bahan pelajaran, penyusunan kegiatan pembelajaran, pemilihan bentuk alat ukut asesmen, pemilihan indikator-indikator yang perlu diases, dan pengembangan alat ukurnya. 3. Lampirkan hasil analisis instruksional ini di bagian akhir RPP untuk panduan pelaksanaan pembelajaran. Langkah 6: Identifikasi bahan pelajaran Rasional : KD dicapai melalui sejumlah indikator dan sub indikator dapat dikuasai apabila butir-butir bahan pelajaran dipilih berdasarkan indikator. Tujuan : Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran. Kegiatan : 1. Mengidentifikasi butir-butir bahan pelajaran berdasarkan rumusan butir-butir sub-indikator. 2. Menentukan butir-butir bahan pelajaran yang sesuai butir-butir sub-indikator.1 3. Tulis butir-butir bahan pelajaran di dalam kolom Bahan Pelajaran.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 124



B. Menyusun Silabus dan RPP



Indikator Indikator Indikator Indikator



1 2 3 4



Indikator (2) :… :… :… :…



Butir Butir Butir Butir



Bahan Pelajaran (3) bahan pelajaran 1:… bahan pelajaran 2:… bahan pelajaran 3:… bahan pelajaran 4:…



Catatan: 1. Silabus KTSP adalah silabus yang berbasis visi. Oleh karena itu, butir-butir bahan pelajaran perlu diberi muatan yang mencerminkan pernyataan visi sekolah. Muatan ini bisa berupa tema, topic, bahan bacaan, tugas, dan/atau contoh (lihat Lampiran 1-5).



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Pernyataan Visi Sekolah Mencetak mekanik yang handal Membentuk pelopor kewirausahaan Mengutamakan sains dan teknologi Keimanan dan ketaqwaan



Muatan bahan Pelajaran Terkait dengan perbengkelan Terkait dengan semangat kewirausahaan dalam segala bidang kehidupan Terkait dengan isu-isu perubahan dan perkembangan sains dan teknologi Terkait dengan masalah-masalah keimanan dan ketaqwaan



Langkah 7: Identifikasi kegiatan pembelajaran Rasional : Keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh rumusan tujuan yang jelas dan pemilihan bahan pelajaran yang sesuai tujuan, tetapi juga langkah-langkah pembelajaran yang sistematis dan pedagogis. Tujuan : Mengidentifikasi kegiatan/langkah-langkah pembelajaran Kegiatan : 1. Memastikan bahwa hasil analisis instruksional telah menggambarkan dan memetakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarah pada pencapaian Sub-sub KD/Sub-KD/KD. 2. Memilih pokok-pokok kegiatan pembelajaran berdasarkan indikator dan subindikator (pengetahuan dan sub-ketrampilan)1 3. Tulis butir-butir kegiatan pembelajaran di dalam kolom Kegiatan Pembelajaran. Indikator Indikator Indikator Indikator



1 2 3 4



Indikator (2) :… :… :… :…



Butir Butir Butir Butir



Bahan Pelajaran (3) bahan pelajaran 1:… bahan pelajaran 2:… bahan pelajaran 3:… bahan pelajaran 4:…



Catatan:



1. Kegiatan pembelajaran juga diupayakan berupa kegiatan yang sejalan dengan butir bahan pelajaran-kegiatan pembelajaran berbasis visi. Langkah 8: Penetapan alokasi waktu Rasional : Keberhasilan pencapaian kompetensi dipengaruhi oleh ketersediaan waktu belajar yang cukup. Tujuan : Menentukan alokasi waktu pembelajaran Kegiatan : 1. Membuat estimasi waktu penyelesaian penyajian bahan yang memungkinkan siswa mampu mencapai kompetensi 2. Menetapkan alokasi waktu pembelajaran 3. Tuliskan alokasi waktu pembelajaran di dalam kolom Alokasi Waktu Kegiatan Pembelajaran (4) Kegiatan Pembelajaran 1 :… Kegiatan Pembelajaran 2 :… Kegiatan Pembelajaran 3 :… Kegiatan Pembelajaran 4 :…



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Alokasi Waktu (5) Estimasikan waktu untuk menyelesaikan bahan pelajaran dan melakukan kegiatan pembelajaran terkait



P a g e | 125



Langkah 9: Penetapan bentuk asesmen dan alat ukur asesmen Rasional : Asesmen diperlukan untuk memperoleh simpulan/penjelasan apakah kompetensi telah tercapai sesuai standar yang diharapkan dan ditetapkan Tujuan : menentukan jenis asesmen dan alat ukur asesmen.1 Kegiatan : 1. Mengkaji indikator dan sub-indikator untuk menentukan jenis asesmen-hasil (tes) dan/atau proses (non-tes). 2. Menentukan jenis dan alat ukur asesmen sesuai indikator dan sub-indikator yang hendak diukur 3. Tuliskan jenis dan alat ukur asesmen di dalam kolom Asesmen. Sertai dengan contoh alat ukur



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Indikator (3) Indikator 1 :… Indikator 2 :… Indikator 3 :… Indikator 4 :…



Asesmen (6) Asesmen hasil dan/atau proses? Alat ukur asesmen? Contoh?



Catatan:



1. Jenis asesmen dan alat ukur asesmen ditentukan berdasarkan indikator dan/atau sub-indikator. Asesmen diarahkan hanya pada sampel indikator dan/atau sub-indikator (pengetahuan dan/atau sub-ketrampilan) yang dianggap penting (lihat penjelasannya di bagian Pengembangan RPP di bawah). Langkah 10: Pemilihan sumber dan media pembelajaran Rasional : Pembelajaran lebih efektif apabila, selain guru, terdapat sumber informasi lain dan alat bantu pembelajaran. Tujuan : Menentukan sumber dan media pembelajaran Kegiatan : 1. Mengkaji bahan pelajaran untuk menentukan sumber dan media pembelajaran 2. Menentukan sumber dan media pembelajaran 3. Tuliskan sumber dan media pembelajaran di dalam kolom Sumber dan Media Pembelajaran 4. Periksa keseluruhan silabus untuk memastikan kesatuan antar isi deskripsi masing-masing kolom Bahan Pelajaran (3) Bahan Pelajaran 1 :… Bahan Pelajaran 2 :… Bahan Pelajaran 3 :… Bahan Pelajaran 4 :…



Sumber dan Media Pembelajaran (7) Tentukan sumber dan media pembelajaran berdasarkan bahan pelajaran



Dengan dirumuskannya sumber dan media pembelajaran, penyusunan silabus untuk satu KD berakhir. Langkah selanjutnya adalah menyusun silabus untuk KD-KD yang lain atau mengembangkan RPP untuk KD yang telah diselesaikan. Yang amat penting dalam setiap pengembangan silabus adalah tahapan analisis instruksional karena hasil dan analisis ini akan menentukan uraian yang diperlukan di kolom-kolom lain. Seperti yang akan terlihat pada penjelasan pada bagian berikut, pengembangan silabus amat mudah dilakukan apabila setiap kolom di dalam di silabus telah berisi uraian yang lengkah dan sesuai dengan keperluan. C. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Silabus adalah suatu rencana instruksional/pembelajaran yang dibuat untuk setiap mata pelajaran yang terdapat di struktur kurikulum. Silabus disusun untuk dilaksanakan selama kurun waktu tertentu (1 semester, 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun). Satu silabus mata pelajaran memerlukan penjabaran ke dalam beberapa RPP. RPP sesuai namanya, adalah rencana pembelajaran satu unit pelajaran atau kompetensi dasar suatu mata pelajaran untuk dilaksanakan selama kurun waktu pembelajaran tertentu (1, 2,3, atau 4 x jam pembelajaran). Format RPP bisa berbeda, tetapi pada dasarnya memuat komponen-komponen sebagai berikut: Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 126



Format RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



1. Mata Pelajaran 2. Kelas/Semester 3. Pertemuan Ke 4. Alokasi Waktu 5. Kompetensi Dasar 6. Sub-kompetensi Dasar 7. Sub-sub-kompetensi Dasar 8. Indikator 9. Bahan Pelajaran 10. Strategi pembelajaran 11. Langkah-langkah Pembelajaran a. Pembukaan Kegiatan Guru …



: : : : : : : : : : : :



… … … … … … .. … … … … Kegiatan Siswa …



b. Kegiatan Inti: Kegiatan Guru … c. Penutup



Kegiatan Siswa … :…



12. Asesmen :… 13. Sumber dan Media Pembelajaran :… 14. Lampiran: RPP dibuat berdasarkan silabus. Beberapa bagian dari RPP tidak memerlukan pengembangan, namun beberapa yang lain perlu ditambah dengan rincian atau contoh-contoh sesuai keperluan (Lampiran 6 - 10). Bagian-bagian yang pengenbangannya sama, maupun yang berbeda, adalah: Kompetensi Dasar: 1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Kompetensi Dasar diisi dengan rumusan KD seperti yang terdapat di dalam silabus.



Sub-kompetensi Dasar:



1. Sama dengan silabus. 2. Bagian Sub-kompetensi Dasar diisi apabila di dalam silabus terdapat rumusan sub-KD (Lampiran 8 dan 9). Apabila tidak ada rumusan sub-KD, bagian ini dibiarkan kosong Lampiran 6 dan 7). 3. Hanya satu sub-KD dipilih untuk dibuatkan RPP-nya.



Indikator:



1. Sama dengan silabus. 2. Bagian ini diisi dengan rumusan-rumusan indikatordari KD, Sub-KD, atau Sub-sub-KD. 3. Tuliskan indikator utama saja.



Bahan Pelajaran:



1. Diperjelas. 2. Bagian ini diisi deskripsi dan contoh bahan pelajaran. 3. Apabila bahan pelajaran tersebut terdapat di dalam buku paket, tuliskan bab atau judul pelajaran dan halaman butir-butir bahan pelajaran tersebut disajikan di buku paket. 4. Apabila bahan pelajaran tersebut diambilkan dan sumber lain, lampirkan bahan tersebut.



Strategi Pembelajaran:



1. Tidak terdapat di dalam silabus. 2. Pembelajaran adalah proses aktif yang dilakukan siswa untuk menemukan hubungan antara pengetahuan yang hendak dipelajarinya dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Jadi, strategi pembelajaran adalah suatu cara siswa - yang difasilitasi guru - untuk menemukan hubungan antara pengetahuan yang telah diketahuinya dengan pengetahuan baru. 3. Isi bagian ini dengan kegiatan siswa dalam setiap tahap pembelajaran sesuai dengan performansi yang diharapkan dan strateginya, sebagai berikut: Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 127



Indikator hasil belajar Mengingat isi pelajaran: menyebutkan ulang definisi, rumus, aturan-aturan, proedur dan sebagainya Menerapkan isi pelajaran: menggunakan definisi, rumus, aturan-aturan, atau prosedur dalam situasi baru.



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Strategi Menghafal: mempelajari fakta dan mengulang kata demi kata



Kegiatan Siswa  Mengulang.  Menghafalkan.  Berlatih.



1. Integrasi: mengubah informasi ke bentuk yang mudah diingat



 Mengidentifikasi atau contoh lain dan isi pembelajaran.



2. Pengorganisasian: mengidentifikasi hubungan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama 3. Elaborasi: menambahkan informasi yang diketahuinya ke pengetahuan baru.



 Menganalisis pikiran pikiran pokok dan menunjukkan hubungannya.  Membuat klasifikasi dalam bentuk tabel, kerangka, atau diagram.  Menjelaskan suatu akibat.  Berimajinasi  Mempredikasi kejadian.  Mernbuat gambar atau diagram  Memperagakan/ Mendemonstrasikan



4. Demonstrasikan: Memperagakan isi pembelajaran 5. Praktek: Memperagakan isi pembelajaran pada kondisi yang sebenarnya, namun dalam skala kecil, misalnya di laboratorium atau bengkel latihan kerja



 Praktel



Langkah-langkah Pembelajaran: 1. Deskripsikan bagian ini berdasarkan hasil analisis instruksional. 2. Kelompokkan bagian ini menjadi bagian pembukaan, bagian inti kegiatan, dan bagian penutup. 3. Pembukaan: Bagian pembukaan bisa diisi dengan salah satu atau gabungan dari hal-hal berikut: a. Penciptaan suasana kelas yang produktif/kondusif. b. Persiapan mental dan intelektual siswa mengikuti pelajaran. c. Pemberian prates: Prates yang dimaksud disini berbeda dengan prates untuk mengases pengetahuan terdahulu. Prates ini adalah sejumlah pertanyaan yang langsung terkait dengan isi pembelajaran, diberikan dalam waktu singkat sehingga tidak menyita waktu kegiatan inti pembelajaran, berbentuk terbuka (open-ended), dan dijawab siswa dalam angan-angan unituk merangsang penemuan jawaban yang tepat sejalan dengan proses pembelajaran. d. Pemaparan tujuan pembelajaran: siswa diberitahukan tujuan-tujuan pembelajaran (indikatorindikator) yang diharapkan dapat dilakukan dan dikuasainya. e. Overview: deskripsi singkat isi bahan pelajaran dalam bentuk paragraf atau diagram. f. Advance organizer seperti overview, tetapi ditulis dalam bentuk abstraksi tingkat tinggi. 4. Kegiatan Inti: Kelompokkan bagian kegiatan inti menjadi dua bagian. Bagian pertama mendeskripsikan kegiatan guru dan bagian kedua kegiatan siswa. Rumuskan masing-masing bagian sedemikian rupa untuk menunjukkan waktu yang lebih lama digunakan siswa belajar dibandingkan waktu yang digunakan guru memberikan penjelasan — siswa aktif melakukan kegiatan pembelajaran dan guru memfasilitasinya, bukan mendominasi. 5. Penutup: Isi bagian penutup dengan pemberian tugas-tugas di luar jam pelajaran yang memungkinkan siswa mendalami bahan pelajaran yang baru dipelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran selanjutnya. 6. Asesmen: Asesmen ditentukan berdasarkan sampling terhadap indikator.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 128



Contoh: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata pelajaran : Kelas/Semester : Tahun Pelajaran : Alokasi Waktu Bidang Keahlian :



Teknologi Informasi dan Komunikasi I (Satu) / I 2010/2011 : 2 Jam Pelajaran (2 x 45 menit) …………………………………………………..



A. Standar Kompetensi B. Kompetensi Dasar



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



: Menggunakan ikon menggambar : Menggunakan ikon-ikon untuk penampilan (viewer) dan pembuatan gambar. C. Indikator pencapaian kompetensi siswa: 1. Produk: a. Mewarnai gambar yang tidak berwarna b. Mengganti komposisis warna gambar yang sudah berwarna c. Melakukan beberapa perubahan warna gambar. 2. Proses: a. Mendemonstrasikan ikon untuk: 1) memilih gambar 2) memilih warna 3) mewarnai gambar 4) menghapus warna dan 5) mengganti warna 3. Keterampilan social: a. Bekerja sama b. Komunikasi lisan c. Komunikasi tulisan, dan d. Menaggapi pertanyaan/pendapat D. Materi Pokok: Perangkat lunak pengolah gambar sederhana a. Ikon memilih gambar b. Ikon memilih warna E. Pendekatan dan metode pembelajaran: 1. Pendekatan pembelajaran: Direct Instruction (Pembelajaran langsung) Siswa diajak langsung berinteraksi kepada perangkat computer yang digunakan. 2. Metode pembelajaran: a. kerja kelompok b. Diskusi c. Demonstrasi F. Sumber dan media pembelajaran: 1. Buku paket 2. Lembar observasi (lembar kerja) 3. Laboratorium computer 4. Perangkat computer G. Skenario Pembelajaran: 1. Pra-pembelajaran: a. Memeriksa kelas b. mengabsen siswa c. Melakukan pre-test dengan cara: 1) Salah seorang siswa disuruh menceritakan pengalamannya dalam mewarnai, atau



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



P a g e | 129



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



2) Salah seorang siswa menyampaikan kelebihan mewarnai dengan computer. Jika tidak ada siswa yang mampu, maka sambil dibantu guru atau jika tidak ada yang memungkinkan, maka guru yang menyampaikan. 2. Pembelajaran inti: a. Guru mengajak siswa membuka lembar kerja dan mengikuti contoh yang diberikan guru: 1) menyalakan computer 2) membuka program mewarnai 3) memilih gambar 4) memilih warna 5) menghapus warna 6) mengganti warna b. Siswa mengulangi kembali kegiatan (a) hanya dengan melihat lembar kerja, sementara guru berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan. c. Siswa mengulangi kembali kegiatan (b) tanpa melihat lembar kerja, sementara guru berkeliling mengawasi dan membantu jika diperlukan. d. Siswa membentuk kelompok kecil dan mengerjakan tugas bersama memilih dan mewarnai gambar, memberi judul gambar, dan komentarnya. e. Perwakilan kelompok membacakan judul gambar dan komentarnya. 3. Penutup: a. mengulas rangkuman materi kompetensi yang telah disajikan. b. Memberi penghargaan kepada kelompok yang berhasil dengan baik. c. Memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk diselesaikan di rumah. H. Penilaian: 1. Jenis tugas: a. Test tulus b. Unjuk kerja (penilaian praktik) c. Proyek (tugas projek) d. Portofolio (kumpulan tugas) 2. Bentuk instrument: a. Menjodohkan dan lembar observasi 3. Soal/instrument: a. Uji kompetensi tertulis b. Uji kompetensi unjuk kerja: Mendemonstrasikan ikon-ikon untuk: 1) memilih gambar 2) memilih warna 3) menghapus warna 4) mengganti warna c. Tugas kelompok: 1) Memilih dan mewarnai gambar 2) memilih judul dan memberikan komentas 4. Contoh instrument penilaian:



1 2 3 4



Aspek instrument Psikomotorik Menunjukkan ikon memilih gambar Menunjukkan ikon memilih warna Menunjukkan ikon menghapus warna Menunjukkan ikon mengganti warna Skor maksimal Afektif



1 2 3 4 5



Bekerja sama Komunikasi lisan Komunikasi tulisan Tanggung jawab Kedisiplinan



No



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Rentang nilai Kuantitatif 0-3 0–3 0–3 0-3 12 Kuantitatif A B C D



Jumlah nilai



.../12 x 10 = …



Keterangan



P a g e | 130



Keterangan: 1. Nilai akhir =



Jumlah skor yang diperoleh



x 10 Skor maksimal 2. Untuk penilaian psikomotorik, bila siswa menjawab cepat diberi nilai 3, bila menjawab agak lambat diberi nilai 2, jika membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab diberi nilai 1, dan bila tidak dapat menjawab diberi nilai 0. 3. Untuk penilaian aspek afektif: A = sangat baik B = Baik C = cukup D = kurang



PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



Mengetahui: Kepala Sekolah, …………………………………. NIP.



Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar



…………………, ………………….2012 Guru mata pelajaran, ………………………………….. NIP.



P a g e | 131