Modul Agrobiosains 2018 PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AGROBIOSAINS Tahun Ajaran 2018/2019



LABORATORIUM AGROBIOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER



TATA TERTIB PRAKTIKUM MATA KULIAH AGROBIOSAINS PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN



Sebelum Praktikum 1.



Mahasiswa yang berhak mengikuti kegiatan praktikum adalah mahasiswa yang sudah terdaftar sebagai praktikan.



2.



Praktikan harus hadir 10 menit sebelum rangkaian kegiatan praktikum dimulai, apabila ada keterlambatan maka praktikan dikenakan inhaln praktikum.



3.



Praktikan diwajibkan mengikuti testing pendahuluan (Pre-test)



4.



Praktikan yang terlambat saat acara pre-test berlangsung maka tidak diberikan penambahan waktu pengerjaan.



5.



Praktikan diperbolehkan mengikuti pre-test apabila memenuhi syarat







Telah mengumpulkan flowchart, alat dan bahan yang telah ditentukan.







Telah mengumpulkaan laporan praktikum acara sebelumnya.



6.



Setiap praktikan diwajibkan membawa Buku Praktikum pada saat praktikum, bila tidak membawa maka tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum.



Selama Praktikum Berlangsung 1.



Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan, praktis untuk bekerja dilaboratorium (jas laboratorium dan kaos kaki) dan lapangan.



2.



Praktikan harus bekerja secara tertib tanpa mengganggu praktikan atau kelompok lain.



3.



Praktikan tidak dibenarkan makan, minum, merokok, dan melakukaan kegiatan lain sejenis di dalam laboratorium. Praktikan tidak dibenarkan mengoperasikan telepon genggam tanpa seizin dari asisten dan selama praktikum telepon genggam dalam keadaan silent.



4.



Praktikan tidak dibenarkan meninggalkan kegiatan praktikum atau menerima tamu tanpa seijin asisten yang bertugas.



5.



Kerusakan alat yang terjadi selama berjalannya praktikum sepenuhnya menjadi tanggung jawab praktikan dan diharuskan mengganti paling lambat dalam waktu 7 hari.



6.



Asisten berhak mengeluarkan praktikan dari laboratorium atau kelas



atau kelas



praktikum apabila praktikan menunjukkan sikap dan etika yang kurang baik selama pelaksanaan praktikum dan nilai pada acara praktikum tersebut 0.



Setelah Selesai Praktikum 1.



Praktikan harus mengembalikan semua peralatan yang dipinjam dalam keadaan tidak rusak, lengkap dan bersih.



2.



Praktikan harus mengisi daftar hadir sebagai bukti telah melaksanakan praktikum.



3.



Praktikan harus membersihkan tempat yang digunakan dan membuang bahan/sampah yang tersisa pada tempat yang disediakan.



4.



Praktikan wajib melakukan pemeliharaan dan pengamatan sesuai jadwal yang ditentukan.



5.



Praktikan yang tidak mengikuti pengamatan, nilai praktikum pada acara tersebut NOL.



6.



Pengumpulan laporan praktikum dilakukan 2 hari setelah pengamatan terakhir.



7.



Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan, maka nilai laporan dikurangi 50%. Apabila tidak mengumpulkan satu laporan, maka nilai praktikum mata kuliah tersebut E



Tata Tertib Tambahan 1.



Praktikan yang karena sesuatu hal tidak mengikuti salah satu atau lebih acara praktikum serta tidak dapat menunjukkan bukti yang jelas dan legal, maka nilai pada acara tersebut nol (0).



2.



Inhaln praktikum akan diberikan untuk praktikan dengan ketentuan: a) Praktikan yang mendapatkan tugas dari fakultas atau universitas dengan menyerahkan surat tugas dan memo izin inhaln praktikum dari Wakil Dekan I; b) Praktikan yang tidak mengikuti praktikum karena sakit, maka harus menyerahkan surat sakit dan memo izin inhaln praktikum dari Wakil Dekan I; c) Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum karena kepentingan lain maka harus menyerahkan surat izin dan memo izin inhaln praktikum dari Wakil Dekan I.



3.



Semua bentuk pengulangan praktikum akan diberikan sesuai batas waktu tertentu.



4.



Semua bentuk pelanggaran akan diberikan sanksi baik teguran, akademis, maupun pembatalan praktikum.



5.



Hal-hal yang belum diatur akan ditetapkan dikemudian hari.



Mengetahui, Ketua Laboratorium Agrobioteknologi



Dr. Ir. Miswar, M.Si NIP. 196410191990021002



ACARA 1. PEMISAHAN PIGMEN MENGUNAKAN TEKNIK KROMATOGRAFI



Pendahuluan Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari ditangkap dan diubah menjadi energi kimia. Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis (Devlin, 1975). Tumbuhan tingkat tinggi mengandung dua macam klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnsium dengan porfirin yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya dihubungkan secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg2+ membentuk senyawa kompleks planar yang mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid alkohol dan fitol yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus propionat dari cincin IV. Klorofil b adalah klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b juga terikat pada protein didalam sel. Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu spektrum, cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka sinar hijau akan dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil. Klorofil tidak larut dalam air, melainkan larut dalam etanol, methanol, eter, aseton, bensol, dan kloroform. Untuk memisahkan klorofil-a dan klorofil-b beserta pigmen-pigmen lain seperti karotin, xantofil, dapat dilakukan dengan menggunakan suatu teknik yang disebut kromatografi. Perbedaan zat dapat terlihat dengan teresapnya zat-zat yang terkandung dalam larutan uji menurut sifat zat masing-masing dan dengan demikian terjadilah lapisan-lapisan yang beraneka warna pada tabung uji. Lapisan- lapisan tersebut dapat dipisah-pisahkan dan masing-masing dapat dilarutkan lagi untuk diteliti lebih lanjut.



B. Tujuan Praktikum 1. Mengatahui berbagai macam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat-sifatnya.



Bahan dan Alat 1.



Daun Puring kuning, hijau, dan merah



2.



Gelas ukur



3.



Alkohol 96%



4.



Gunting



5.



Kertas saring (3 x 15 cm)



6.



Pipet



7.



Mortir dan pestelnya



8.



Timbangan



Cara Kerja 1.



Siapkan kertas saring dengan ukuran tertentu (3 x 15) cm,



2.



Daun sebanyak 0,5 -1,0 gram digerus menggunakan mortar (untuk mempermudah penggerusan ditambahkan pasir quarza),



3.



5 ml alkohol 96% ditambahkan kedalam gerusan daun, penggerusan dilanjutkan sampai semua pigmen terlarut dalam alkohol sampai ekstrak terlihat hijau.



4.



Ekstrak dimasukan ke dalam tabung mikro (2 ml), lalu disentrifugasi beberapa saat sampai terjadi endapan atau pelet. .



5.



Supernatan yang berwarna hijau diambil dan dimasukan ke dalam tabung mikro yang baru.



6.



Teteskan ekstrak pada kertas saring menggunakan pipet paster secara perlahan, ulangi penetesan beberapa kali setelah ekstrak kering



7.



kertas saring dimasukan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 10 ml etanol 96 %.



8.



Biarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama sampai terlihat pemisahan pigmen yang terkandung di dalamnya.



9.



Amati pemisahan pigmen pada kertas sampai pelarut hampir mencapai ujung kertas bagian atas.



10. Ambil kertas saring lalu ukur jarak masing-masing pigment dengan penggaris, hitung nilai Rf masing-masing pigmen (Paling sedikit akan diperoleh 3 macam pigmen yaitu klorofil-a berwarna hijau; klorofil-b berwarna hijau-biru dan karotenoid berwarna kuning sampai jingga).



ACARA 2. UJI KARBOHIDRAT



Pendahuluan Karbohidrat merupakan senyawa makromolekul yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Senyawa ini bagi manusia, hewan dan tanaman berfungsi sebagai sumber energi. Manusia dan hewan tidak mampu membentuk karbohidrat dari bahan-bahan anorganik. Berbeda dengan manusia dan hewan, tanaman dapat membentuk karbohidrat (glukosa) dari bahan anorganik melalui proses fotosintesis dengan menggunakan sinar matahari, air dan CO2 udara. Glukosa secara langsung dapat digunakan sebagai sumber energi, disimpan dalam bentuk pati atau digunakan untuk membentuk selulosa sebagai komponen dinding sel. Karbohidrat berdasarkan satuan unit penyusunnya (sakarida) dapat digolongkan menjadi 3 golongan : a. Monosakarida Karbohidrat (gula) jenis ini merupakan gula paling sederhana dan hanya mempunyai satu satuan sakarida. Monosakarida tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi unit yang lebih kecil. Penamaan monosakarida didasarkan pada jumlah atom karbon (C) yang menyusunnya dengan menambahkan kata –osa dibelakangnya. Jumlah atom C



Nama



3



Triosa



4



Tetrosa



5



Pentosa



6



Heksosa



Namun kebanyakan gula monosakarida mempunyai atom C5 dan 6. Gula pentosa mempunyai peran penting dalam pembentukan asam nukleat khususnya gula ribosa dan deoksi ribosa yang merupakan komponen RNA dan DNA. Pada umumnya bentuk gula heksosa yang terdapat dalam makanan adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa, sedangkan bentuk pentosa adalah arabinosa dan silosa. Monosakarida pentosa



Monosakarida heksosa



glukosa



galaktosa



fruktosa



Ribosa



Arabinosa



Silosa



Semua monosakarida mempunyai sifat reduksi, karena mampu mereduksi Cu+2 menjadi Cu+, karena mempunyai gugus karbonil bebas yang reduktif. Pada glukosa gugus ini terdapat pada atom C nomor 1, sedang fruktosa pada atom C nomor 2.



b. Oligosakarida Karbohidrat jenis ini mempunyai 2 –10 satuan sakarida yang dikondensasikan oleh ikatan glikosida. Unir sakarida yang menyusun oligosakarida dapat sama maunpun berbeda. Maltosa disusun oleh 2 unit sakarida yang sama (glukosa-glukosa), sedangkan sukrosa disusun oleh 2 unit sakarida yang berbeda (glukosa-fruktosa).



sukrosa



maltosa



Oligosakarida yang disusun oleh 2 unit monosakarida disebut disakarida. Karbohidrat oligosakarida dari dihidrolisis dengan menggunakan asam kuat maupun asam lemah yang akan menghasilkan monosakarida. Antara gula monosakarida dengan disakarida mempunyai tingkat kemanisan yang berbeda-beda, seperti terlihat pada tabel di bawah.



Macam gula



Persentase kemanisan



Fruktosa



173 %



sukrosa



100 %



glukosa



74%



maltosa



33 %



galaktosa



33 %



laktosa



16 %



c. Polisakarida Karbohidrat yang disusun oleh lebih dari 10 unit monosakarida disebut sebagai polisakarida yang tidak mudah larut dalam air. Polisakarida yang banyak ditemukan tanaman adalah pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida rantai lurus (tidak bercabang) dengan ikatan glikosida  (1-4), sedangkan amilopektin mempunyai titik cabang dengan ikatan  (1-4) dan  (1-6) seperti gambar di bawah.



amilosa



Glikosida  (1-6)



Glikosida  (1-4)



amilopektin



Amilosa dapat larut dalam air panas dan memberikan warna biru dengan iodine, sedangkan amilopektin tidak larut dalam air panas dan memberikan warna merah kehitaman dengan iodine. Polisakarida pada manusia dan hewan disebut dengan glikogen yang dibentuk melalui reaksi glikogenesis, dimana strukturnya mirip dengan amilopektin. Disamping itu masih banyak bentuk polisakarida lainnya, seperti dekstran, inulin, khitin dll.



2. Tujuan praktikum :



Membedakan antara gula-gula reduksi dengan gula-gula non reduksi menggunakan beberapa pereaksi.



3. Bahan-bahan - larutan glukosa 1% - larutan fruktosa 1% - Larutan sukrosa 1% - Larutan amilum 1%



:



- fehling A (7 g CuSO4.5H2O dilarutkan dalam 100 ml air distilasi) - fehling B (35 g potasium sodium tartrate dan 10 g NaOH dilarutkan dalam 100 ml air distilasi)



4. Cara Kerja: Uji Fehling 1. Buat campuran antara fehling A dan fehling dengan perbandingan 1 : 1. 2. Sediakan 4 tabung reaksi masing-masing diisi dengan 1 ml larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum), 3. kemudian tambahkan 1 ml reagen fehling. 4. Panaskan semua tabung pada penangas air selama 2 menit. 5. Amati perubahan warna yang terjadi pada tabun yang telah berisi larutan.



ACARA 3. RESPIRASI



A. Pendahuluan Respirasi adalah proses yang mengubah energi kimia yang tersimpan dalam bentuk karbohidrat seperti sukrosa, tepung, juga dalam bentuk lemak, misalnya pada biji-biji kedelai untuk digunakan menggerakkan proses-proses metabolisme. Proses ini, terlihat pada hewan dan di dalam jaringan tanaman yang tidak berwama hijau, bahkan juga dalam jaringan hijau yang melakukan fotosintesis mempunyai kemampuan mengadakan respirasi. Tanda-tanda utama respirasi diantaranya: 1. Respirasi terutama memberikan hasil berupa energi metabolisme dalam bentuk ATP dan penyimpanan bahan makanan cadangan seperti tepung dan lemak yang sudah terbentuk oleh reaksi fotosintesis. 2. Siklus asam trikarbosilat mengkonsumsi oksigen dan oleh sebab itu tidak akan berhasil atau berjalan terus didalam kondisi yang kekurangan oksigen seperti dalam keadaan tergenang kecuali pada tanaman tertentu yang mempunyal jaringan parenkim (tersusun atas sel-sel aerekim) udara. 3. Reaksi respirasi berlangsung di daun yaitu di sitoplasma dan mitokondria di mana keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Kegunaan reaksi tersebut adatah sangat efisien dalam hal pelepasan semua potensi energi dari gula. 4. ATP dapat digunakan untuk mengendalikan reaksi kimia yang lain, di dalam cara yang sama ATP digunakan dalam mengendalikan reksi-reaksi fotosintesis. Dikenal dua macam respirasi yaitu: (1) respirasi aerobik yang membutuhkan oksigen; (2) respirasi anaerobik yang tidak membutuhkan oksigen sehingga dikenal pula sebagai fermentasi. Reaksi respirasi C6H12O6 + O2



6CO2 + 6 H2O + Energi



Proses pelepasan energi dari bentuk potensial ada dua yaitu pembakaran dan respirasi: Pembakaran : (1) tidak terkontrol misalnya sampai fase mana molekul-molekul terpecah; (2) menyeluruh, molekul terbakar keseluruhan; (3) energi dalam bentuk panas dan menyala. Respirasi : (1) Terkontrol; (2) terjadinya sedikit demi sedikit; (3) energi yang dihasilkan tidak dikeluarkan secara langsung tetapi dalam bentuk ikatan ATP yang akan dipecah bila dibutuhkan.



Gula terdapat di dalam sel, sedangkan oksigen berasal dari luar atau pelepasan dari proses fotosintesis. Pada tumbuhan yang oksigen berasal dari luar, masuk melalui stomata lentisel, dan ruang antar sel pada semua bagian tumbuhan. Di dalam sel-sel hidup, oksigen langsung dipakai untuk respirasi. Transportasi oksigen di datam tubuh tanaman terjadi dengan mudah melalui jaringan sklerenkim seperti pada tanaman padi dan jenis tumbuhan rawa lainnya. Di dalam respirasi pelepasan energi kimia mliputi proses penting secara bertahap: 1. Oksidasi Proses dehidrogenisasi



penghilangan hidrogen atau pelepasan hidrogen dari



senyawa gula heksosa. Dalam respirasi aerobik terjadi penerimaan hidrogen oleh oksigen yang bersifat sebagai akseptor hidrogen membentuk molekul air. 2. Perombakan Molekul Akibat dari oksidasi ikatan antara karbon dengan karbon dalam molekul gula dirombak atau diputuskan sehingga terbentuk molekul-molekul yang lebih kecil dari karbon dan molekul tersebut dirombak lagi, akhimya tinggal satu karbon saja yaitu karbondioksida. 3. Transfer energi Dalam oksidasi diikuti oleh pelepasan energi. Energi yang dilepas dalam organisme, ada yang lepas sebagai panas karena respirasi memang tidak mencapai efisiensi 100%. Walau demikian sebagian energi ditangkap oleh suatu molekut ADP yang kemudian menjadi ATP yang kaya akan energi. Pada proses phosporilasi ini terjadi penambahan phospor, energi pembakaran ditampung dalam bentuk yang mudah dilepáskan untuk proses-proses yang terjadi dalam tumbuhan. Jadi, energi ATP digunakan tumbuhan untuk mengeluarkan panas, sintesis senyawa-senyawa baru, pengambilan ion-ion dari dalam tanah dan sebagainya. Pada tanaman tingkat tinggi yang berklorofil umumnya subtrat respirasi mempunyai 6 atom C jika terdapat lemak sebagai subtrat, maka lemak baru mengalami oksidasi setelah heksosa. Lemak perlu berubah menjadi asam lemak dan gliserol. Jika persediaan karbohidrat habis, maka barulah protein dirombak menjadi asam amino dan kemudian dioksidasikan. Beberapa ikatan kimia suatu molekul berisi energi lebih besar daripada ikatan kimia lainnya, karena umumnya ikatan kimia dan zat organik berenergi rendah. Misalnya ikatan antara C-C, C-H, C-N dan C-O sehingga bila ikatan karbon itu diputuskan energi yang bebas hanya sedikit, padahal untuk melakukan sintesa diperlukan energi yang cukup besar. Untuk itu energi yang terdapat dalam ikatan kimia bahan bakar berupa hidrat arang berangsurangsur dilepaskan dan dikumpulkan dalam suatu ikatan kimia berenergi tinggi, yaitu ATP. Dengan demikian respirasi merupakan proses transfer energi dari ikatan kimia bahan bakar



ke ikatan ATP yang berenergi tinggi dan segera dipakai dalam proses hidup meliputi: sintesis, gerak, transpor dan absorbsi unsur hara. Reaksi kimia yang menggunakan bahan bakar pati dibagi merijadi tiga tahap yaitu : (1)



Perombakan gula (C6) menjadi Asam piruvat (C3) yang biasa disebut glikolisis. Proses ini membutuhkan oksigen (aerobik). Sedangkan bila terjadi secara anaerobik disebut fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol, terjadi di luar kloroplas, inti dan mitokondria.



(2)



Perombakan asam piruvat menjadi karbondioksida yang disebut dengan siklus kreb atau siklus asam trikarboksilat (TCA).



(3)



Merupakan tahap transfer energi yang disebut fosforilasi oksidatif. Pada tahap ini juga terjadi transfer hidrogen dan elektron yang membentuk air.



B. Tujuan Praktikum -



Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi serta membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi



C. Metode Bahan dan Alat - Kecambah kacang hijau (Praktikan)



- Larutan NaOH 0,2 N



- Larutan CaCI2 0,2 N



- Larutan HCI 0,05 N



- Indikator pp



- Aquadest



- Erlenmeyer 250 cc



- Beaker glass



- Neraca



- Botol semprot



- Kertas saring



- Biuret



- Respirometer



- Vaseline



Cara Kerja a. Masukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam dasar respirometer dan masukkan pula kassa logam ke dalam tabung objek. Tutuplah tabung objek dengan tabung pengumpul. b. Masukkan kecambah kacang hijau ke dalam tabung objek. c. Isilah alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya. d. Suntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengumpul (sebaiknya tetes air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca). Dalam waktu beberapa lama akan



terlihat perubahan tetes air (menurun) dalam pipa ukur. Setelah selang waktu tertentu dapat diketahui volume oksigen yang terpakai oleh kecambah tersebut. e. Volume oksigen yang terpakai dapat dihitung dengan rumus: V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x (perubahan posisi tetes air) mm3 Catatan = diameter pipa ukur 1,5 mm Dari hasil ini dapat kita ketahui hubungan antara berat sample, waktu, dan oksigen yang terpakai.



Pengamatan a. Pengamatan dilakukan setelah 24 Jam. b. Ambillah NaOH dan Respirometer. c. Masukkan larutan tersebut ke dalam beaker glass dan tambahkan 2,5 cc CaCI2 (endapan putih yang terjadi adalah CaCO3 yang menunjukkan adanya C02). d. Saringlah larutan tersebut dengan kertas filter, endapan yang ter]adi / melekat pada kertas filter dicuci dengan aquadest dan ditampung sampai volume 300 cc kemudian tambahkan beberapa indikator pp sampai warnanya menjadi pink atau merah. e. Titrasikan dengan HCI 0,05 N sampai wama merah hilang dan catat volume HCL yang digunakan. Catatan: Titik kompensasi Suatu intensitas cahaya di mana laju fotosintesis sama dengan laju respirasi. Air metabolisme Molekul-molekul air yang dikeluarkan sebagai akibat proses respirasi. Kuosien Respirasi (KR) Jumlahnya CO2 yang terlepas dibanding O2 yang dibutuhkan dalam penguraian suatu subtrat pada proses respirasi. Besarnya KR tergantung macam substrat yang digunakan dalam respirasi. Misalnya: Pada asam stearat ditemukan sedikit oksigen. Reaksinya: C18H36O2 + 26O2



18CO2 + 18 H2O



Nilai KR asam stearat = 18 = 0,7 26



ACARA 4. PENGARUH CAHAYA TERHADAP HASIL FOTOSINTESIS



A. Pendahuluan Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air dalam tubuh tumbuhan berklorofil yang diberi cahaya, dengan oksigen sebagai hasil samping. Seperti halnya dengan proses-proses metabolik yang lain, fotosintesis terdiri dari rangkaian reaksi yang panjang. Karena proses ini membutuhkan cahaya, dapat diduga bahwa suatu tahap reaksi tertentu membutuhkan cahaya. Jika tahap ini berkurang karena kurang cahaya maka seluruh rangkaian reaksi akan ditentukan oleh laju reaksi pada tahap tersebut. Pada keadaan yang demikian intensitas menjadi faktor pembatas. Tidak semua cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi hanya cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses fotosintesis. Cahaya yang dimaksud berada dalam rentang panjang gelombang 360-720 nm yang dikenal sebagai cahaya tampak. Sedangkan cahaya dengan panjang gelombang dibawah interval tersebut dan cahaya infra red tidak bermanfaat dalam proses fotosintesis Peningkatan intensitas cahaya akan meningkatkan laju fotosintesis. Lebih tinggi dari suatu intensitas tertentu, peningkatan intensitas cahaya selanjutnya tidak berpengaruh pada laju fotosintesis, selama faktor-faktor lain tidak berubah. Dikatakan bahwa proses fotosintesa jenuh cahaya, pada keadaan demikian suatu faktor lain telah menjadi faktor pembatas misalnya CO2. Fotosintesis merupakan suatu rentetan proses yang terintegrasi dan kompleks, yang secara singkat dapat ditulis dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut: 12 H2O + 6CO2 + Energi cahaya dan kiorofil



=>



C6H12O6 + 6H2O + 6O2



Urutan (proses) fotosintesa melalui fase terang dan fase gelap, sebagal berikut: Reaksi Hill (fase terang) 2H2O+2NADP



2NADPH + O2



kemudian dilanjutkan pada fase gelap (blackman) Reaksi Blackman (fase gelap) 2NADPH2 + CO2



2NADP + CH2O + O2 + H2O



Total Reaksi (2H2O + CO2 12 H2O + 6CO2



CH2O + H2O + O2) x 6



C6H12O6 + 6H2O + 6O2



Berdasarkan reaksi diatas fotosintesis membutuhkan air (H2O) dan karbondioksida (CO2) serta membutuhkan klorofil dan cahaya matahari untuk menghasilkan amilum atau pati serta air dan oksigen yang dapat diamnfaatkan oleh manusia. Karbohidrat pada tumbuhan sebagian besar disimpan dalam bentuk pati. Kebanyakan spesies tumbuhan, pati/amilum diakumulasi ditempatnya disintesis yakni pada kloroplas. Pada tanaman yang telah menghasilkan buah / produksi maka pati / amilum disimpan pada organ penyimpanan seperti (buah, umbi, dll), pati ditimbun pada amiloplas. Sintesis pati pada amiloplas menggunakan bahan baku sukrosa atau bentuk karbohidrat sederhana lainnya yang dikirim dari daun, sehingga pada dasarnya pati/amilum selalu berada dalam plastida (Lakitan, 2015).



B. Tujuan Praktikum - Mengetahui cahaya mempengaruhi fotosintesis yang terjadi pada daun serta fotosintesis menghasilkan amilum atau pati.



C. Metode Bahan dan Alat - Ethanol 95%



- Daun jagung Etiolasi



- Daun jagung normal



- Larutan iodin



- Penangas



- Pipet



- Pinset



- Tabung reaksi



- Beaker Glass



- Penjepit kayu



Cara kerja 1. Tanam benih pada 2 tempat/ pot. 2. Tempatkan 1 pot pada lokasi yang terkena sinar matahari dan 1 pot lainnya pada kondisi gelap (tanpa cahaya). 3. Penanaman dilakukan selama 7 hari. 4. Ambil daun jagung dari kedua pot, potong sepanjang 5 cm sebanyak 2 helai 5. Hilangkan pigmen daun dengan cara dimasukkan ke dalam etanol panas, sampai daun menjadi tidak bewarna. 6. Ambil daun dan keringkan selama 5-10 menit, kemudian tetesi dengan larutan iodin 7. Amati perubahan warna yang terjadi.