Modul Askeb I Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Modul 5 PENYULIT DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN



 120 Menit



PENDAHULUAN Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi selama kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum maupun nyeri perut bagian bawah.



TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu : Mahasiswa dapat memberikan pendidikan kesehatan dan konseling kehamilan pada ibu dan keluarga tentang penyulit dan komplikasi kehamilan.



TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ` Setelah membaca modul ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisis penyulit/bahaya komplikasi pada kehamilan : 1. Mahasiswa dapat menganalisis penyulit dan komplikasi kehamilan 2. Mahasiswa dapat menjelaskan penyulit dan komplikasi pada kehamilan 3. Mahasiswa dapat melakukan konseling dengan ibu hamil dan keluarga tentang penyulit dan komplikasi kehamilan.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 78



KEGIATAN BELAJAR I: Tanda-tanda Dini Bahaya/Komplikasi Ibu dan Janin pada Ibu Hamil Muda :



URAIAN MATERI 1. PERDARAHAN PERVAGINAM MASA HAMIL MUDA Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa. a. Abortus Pengertian 1) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (olek akiabt-kibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. 2) Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Termnologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage. 3) Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminologi untuk keadaan ini adalah penggungguran, aborsi atau abortus provokatus. b. Jenis abortus 1) Abortus imminens Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. 2) Abortus Insipiens Abortus insipiens didiagnosis apabila wanita hamil ditemukan perdarahan banyak, kadang – kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 79



3) Abortus Incomplitus Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.



4) Abortus Komplitus Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil. Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.



5) Missed abortion Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika. 6) Kehamilan ektopik terganggu Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 80



Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok. 7) Kehamilan Mola Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janin dan ditemukan jaringan seperti buah anggur. Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikenali yaitu berupa gelembunggelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm. C) Hipertensi Gravidarum Hipertensi dalam kehamilan Gejala dan tanda yang selalu ada Tekana diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan < 20 minggu Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20 minggu Protein urin < ++ Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 minggu Proteinurin Tekanan diastolik 90-110 mmHg (2 pengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 minggu Proteinurin ++ Tekana diastolok ≥ 110 mmhg pada kehamilan > 20 minggu Proteinurin ≥ +++



Gejala dan tanda kadang-kadang ada



yang Diagnosis kemungkinan Hipertensi kronik Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklamsia ringan Hipertensi dalam kehamilan



Pre-eklamsi ringan



Nyeri kepala (tidak hilang Pre-eklamsi berat dengan analgesik biasa) Penglihatan kabur Oliguria (< 400ml/24 jam) Nyeri abdomen atas (epigastrium) Edema paru Kejang Koma Eklamsia Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg Sama seperti pre-eklamsi berat pada kehamilan > 20 minggu Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 81



Proteinurin ≥ ++ D) Nyeri Perut Bagian Bawah Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain. Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini. Kista Ovarium + Nyeri perut + Tumor adneksa pada periksa dalam + Massa tumor di perut bawah + Perdarahan vaginal ringan Apendisitis + Nyeri perut bawah + Demam + Nyeri lepas + Perut membengkak + Anoreksia + Mual/muntah + Ileus paralitik + Lekositosis Sistitis + Disuria + Sering berkemih + Nyeri perut + Nyeri retro/suprapubik Pielonefritis akut + Disuria + Demam tinggi/menggigil + Sering berkemih + Nyeri perut + Nyeri retro/suprapubik + Nyeri pinggang + Sakit di dada + Anoreksia + Mual/muntah



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 82



Peritonitis + Demam + Nyeri perut bawah + Bising usus (-) + Nyeri lepas + Perut kembung + Anoreksia + Mual/muntah + Syok



LATIHAN 1. Abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan adalah pengertian dari abortus : a. Spontan b. Buatan c. Imminens d. Insipiens e. Komplitus 2. Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut adalah pengertian dari abortus : a. Spontan b. Buatan c. Imminens d. Insipiens e. Komplitus 3. Abortus yang mengancam, perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat berulang adalah tanda dan gejala dari jenis abortus : a. Spontan b. Buatan c. Imminens d. Insipiens e. Komplitus 4. Ditemukan perdarahan banyak, kadang – kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba adalah tanda dan gejala dari jenis abortus : a. Spontan b. Buatan c. Imminens d. Insipiens e. Komplitus 5. Nyeri perut bagian bawah pada kehamilan umumnya terjadi pada usia kehamilan : a. 20 minggu Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 83



b. 21 minggu c. 22 minggu d. 23 minggu e. 24 minggu



GL O SS RANGKUMAN A RI Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin pada kehamilan muda wajib untuk U diketahui oleh bidan terutama dalam menegakkan diagnosa. Apabila bidan mengetahui cara mendiagnosa tanda bahaya kehamilan muda sejakM dini maka bidan dapat memberikan asuhan yang cepat dan tepat. Sehingga bahaya komplikasi/bahaya pada kehamilan muda dapat dicegah dan dapat segera ditangani oleh bidan. A. B. C.



Tumor adneksa Apendisitis Peritonitis Kista ovarium Sistitis Pielonefritis akut Peritonitis Anoreksia



: : : : : : : :



DAFTAR PUSTAKA



Sumber   



Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P. Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 84



KEGIATAN BELAJAR II: Tanda-tanda Dini Bahaya/Komplikasi Ibu dan Janin pada Ibu Hamil Lanjut (Perdarahan Pervaginam, Penglihatan Kabur dan Sakit Kepala yang Hebat) :



URAIAN MATERI 1. PERDARAHAN PERVAGINAM MASA HAMIL LANJUT a. Perdarahan pervaginam Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta (plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan yang belum jelas sebabnya). Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi. Perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang banyak, merah atau disertai nyeri. Perdarahan ini dapat berarti keguguran, kehamilan mola (hamil anggur) atau kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim),plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta. 1. Plasenta previa Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan-lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas. Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu: Plasenta previa totalis apabila seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta. Plasenta previa lateralis/ parsialis apabila hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta. Plasenta previa marginalis hanya pada pinggir ostium terdapat plasenta.



2. Solutio plasenta



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 85



jaringan



Solutio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir. Apabila terjadi sebelum kehamilan 20 minggu, mungkin akan dibuat diagnosis abortus imminens. Plasenta dapat terlepas seluruhnya, solution plasenta totalis, atau sebagian solution plasenta parsialis, atau hanya sebagian kecil pinggir plasenta. Pada solutio plasenta darah dari tempat pelepasan, mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan akhirnya keluar dari cervix terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan nampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang plasenta membentuk haematom retroplacentair. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.



3. Kehamilan ektopik Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di tempat yang normal yakni dalam endometrium (selaput lendir yang kaya kelenjar) rongga rahim (kavum uterus). Kehamilan ektopik dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%). Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus (ruptur/gugur) apabila kehamilan berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi, keadaan ini disebut kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik merupakan suatu keadaan yang berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan hebat dan berulang. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan dan bahkan kematian ibu dan janin. Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik dapat disebabkan antara lain karena bekas radang pada tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat ke rongga rahim, terdapat tumor atau kista pada tuba, endometriosis (jaringan endemetrium ditemukan di luar kavum uteri dan di luar miometrium), memiliki riwayat operasi tuba, dan kelainan anatomi kongenital.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 86



Pada kehamilan perut, janin berkembang dalam rongga perut, namun tempat pertumbuhan yang tidak sempurna menyebabkan janin tidak tumbuh normal atau kematian janin. Bila janin meninggal pada usia kehamilan lanjut, maka janin dapat membatu.



b. Penglihatan Kabur Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan.



Perubahan



ringan



adalah



normal.Masalah



visual



yang



mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya preeklampsi berat yang mengarah pada eklampsi. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau di dalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre eklampsia.



c. Sakit kepala yang hebat Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 87



Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan



seringkali



ketidaknyamanan



merupakan yang



normal



dalam kehamilan.Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak



hilang



dengan



beristriahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.



LATIHAN 1. Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan : a. 20 minggu b. 22 minggu c. 24 minggu d. 26 minggu e. 28 minggu 2. Perdarahan yang tidak normal adalah : a. Perdarahan yang banyak, merah atau disertai nyeri. b. Perdarahan yang sedikit, merah atau disertai nyeri. c. Perdarahan yang banyak tanpa disertai nyeri d. Perdarahan yang sedikit tanpa disertai nyeri e. Perdarahan tanpa rasa nyeri 3. Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan-lahir adalah defenisi dari : a. Solusio plasenta b. Plasenta previa c. Kehamilan ektopik d. Abortus e. Kehamilan mola 4. Terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum jalan lahir adalah defenisi dari : a. Solusio plasenta b. Plasenta previa c. Kehamilan ektopik d. Abortus e. Kehamilan mola 5. Kehamilan dengan sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di tempat yang normal yakni dalam endometrium (selaput lendir yang kaya kelenjar) rongga rahim (kavum uterus) adalah defenisi dari : Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 88



a. b. c. d. e.



Solusio plasenta Plasenta previa Kehamilan ektopik Abortus Kehamilan mola



GL O RANGKUMAN SS A Ketika bidan mengikuti langkah-langkah proses RI manajemen kebidanan, bidan harus waspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Tanda-tanda bahaya ini, jika tidak U kematian ibu. Pada setiap kunjungan dilaporkan atau terdeteksi, dapat mengakibatkan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana M mengenali tanda-tanda bahaya ini,



dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. A. B. C.



Skotama : Diplopia Ambiliopia



: :



DAFTAR PUSTAKA



Sumber   



Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P. Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



KEGIATAN BELAJAR II: Tanda-tanda Dini Bahaya/Komplikasi Ibu dan Janin pada Ibu Hamil Lanjut (Nyeri abdomen yang hebat, keluar Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 89



cairan pervaginam, pergerakan janin yang berkurang dan bengkak di wajah dan jari-jari tangan)



URAIAN MATERI a. Nyeri Abdomen yang Hebat Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak normal.Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Hal ini bisa berarti kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, solutio placenta. b. Keluar cairan pervaginam Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg. 



Penyebabnya ketuban pecah sebum waktunya adalah







- Serviks inkompeten - Rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion) - Kelainan bawaan dari selaput ketuban - Infeksi. Penatalaksanaannya yaitu pertahankan kehamilan sampai matur,pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.



c. Pergerakan Janin Berkurang Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 90



Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm. d. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala. Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia. Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya



kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh



berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya. Oedema adalah penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penemuan diagnosis pre-eklampsia. Oedema yang mengkhawatirkan adalah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas.



LATIHAN 1. Pada ibu primigravida pergerakan janin pertama kalinya dirasakan ibu pada usia kehamilan : a. 14 – 16 minggu b. 16 – 18 minggu c. 18 – 20 minggu d. 20 minggu e. 24 minggu 2. Pada ibu multigravida pergerakan janin pertama kalinya dirasakan ibu pada usia kehamilan : Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 91



a. 14 – 16 minggu b. 16 – 18 minggu c. 18 – 20 minggu d. 20 minggu e. 24 minggu 3. Serviks inkompeten, rahim berlebihan , adanya kelainan bawaan dari selaput amnion dan Infeksi adalah penyebab dari : a. Ketuban pecah dini b. Solusio plasenta c. Plasenta previa d. Abortus e. Anemia 4. Pada wanita hamil resiko terjadinya anemia lebih besar daripada wanita yang tidak hamil, gejala anemia diantaranya adalah : a. Tekanan darah tinggi b. Oedema (bengkak) berkurangnya kadar hemoglobin c. Kadar hemoglobin tinggi d. Penglihatan kabur e. Nyeri pada abdomen 5. Oedema adalah : a. Kekurangan cairan pada ibu hamil akibat dari dehidrasi b. Penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan tubuh dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka



c. Kadar hemoglobin yang terlalu tinggi d. Tekanan darah yang tinggi yang merupakan tanda ataupun gejala dari eklampsi e. Tekanan darah rendah karena kekurangan nutrisi pada ibu hamil



GL O SS RANGKUMAN A RI U manajemen kebidanan, bidan harus Ketika bidan mengikuti langkah-langkah proses waspada terhadap tanda-tanda bahaya dalam kehamilan. Tanda-tanda bahaya ini, jika tidak M



dilaporkan atau terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu. Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut.



A. B. C.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 92



Pretibial Eklampsia : Kortikosteroid



: :



DAFTAR PUSTAKA Sumber   



Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P. Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 93



Modul 6 ASUHAN SESUAI TAHAPAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN IBU  120 Menit



PENDAHULUAN Kehamilan bukanlah suatu penyakit, melainkan sebuah proses fisiologis yang membutuhkan kenaikan proses metabolisme dan nutrisi untuk pertumbuhan janin. Oleh karena itu sebagai mahasiswa kebidanan diwajibkan untuk dapat memberikan asuhan yag kompeten untuk menghasilkan kehamilan yang sehat sehingga kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat persalinan dan perawatan bayi baru lahir dapat dicegah sedini mungkin.



TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu : Mahasiswa dapat memberikan asuhan kehamilan, pendidikan kesehatan dan konseling kehamilan pada ibu dan keluarga tentang asuhan sesuai tahapan perkembangan kehamilan ibu



TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ` Setelah membaca modul ini diharapkan mahasiswa mampu 1. Mengevaluasi asuhan sesuai dengan tahapan perkembangan kehamilan ibu 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perkembangan kehamilan ibu 3. Memberikan konseling sesuai dengan tahapan perkembangan kehamilan ibu



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 94



KEGIATAN BELAJAR I: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I,II dan III (Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal)



URAIAN MATERI 1. ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL a. Defenisi Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-14. b. Tujuan Kunjungan Awal Adapun tujuan kunjungan awal kehamilan adalah sebagai berikut : a) Mengkaji tingkat kesehatan, dengan melakukan pengkajian riwayat lengkap dan melakukan uji screening yang tepat. b) Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalis, nilai darah, pertumbuhan dan perkembangan janin yang digunakan sebagai standar untuk pembanding sesuai kemajuan kehamilan c) Mengidentifikasi factor risiko dengan mendapatkan riayat detil kebidanan masa lalu dan sekarang, riayat obstetric, medis dan pribadi serta keluarga d) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya untuk mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhaatiran tentang kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan yang lalu, bila ada persalinan atau puerperium e) Memberi anjuran kesehatan masyarakat dalam upaya mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan janinnya. f) Membangun hubungan saling percaya, karena ibu dan bidan adalah mitra bersama.



c. Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil 1) Riwayat Kesehatan (Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit. Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan. a. Sosial 1. Kumpulan keluarga Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 95



menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil. 2. Situasi tempat tinggal Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit. 3. Pekerjaan Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. 4. Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi. 5. Pilihan agama Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah. 6. Hewan peliharaan Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan. 7.



Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan.Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 96



tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak. 8. Sumber stress Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien. 9. Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan : a. Merokok b. Alkohol c. Obat terlarang dan obat rekreasional 10. Keamanan Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. 2)



Riwayat Kebidanan 1. Riwayat menstruasi Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan. 2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxemia gravidarum. a. Persalinan: Spontan atau buatan, aterme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter). b. Nifas: Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 97



c. Anak: Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir. 3. Riwayat kontrasepsi Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan. 4. Riwayat obstetric Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik. 5. Riwayat ginekologi Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. 6. Riwayat seksual Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk : a. Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual b. Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos c. Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual d. Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalahemosional. 7. Riwayat Keluarga Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 98



Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik. a. Penyakit 1. Penyakit Organik Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone). 2. Human Papilloma Virus (HPV) HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik. 3. Penyakit Radang Panggul Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus. 4. Penyakit yang Menyertai Kehamilan a. Kehamilan disertai penyakit jantung Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhikarena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantungdapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalamrahim. Keluhan utama yang dikemukakan : a) Cepat merasa lelah b) Jantung nya berdebar-debar c) Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan) d) Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 99



e)



Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai. b. Hipertensi Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal. c. Penyakit paru-paru dan kehamilan Sikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya. Pada penyakit batuk menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan hamilsampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.



LATIHAN 1. Pengkajian kesehatan ibu hamil pada item sosial adalah di bawah ini yaitu : a. Keamanan, situasi tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, minat, hobi, dan tujuan, hewan peliharaan b. Siklus haid, durasi menstruasi c. Nutrisi dan makanan d. Penyakit yang diderita ibu e. Riwayat keluarga 2. Seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit, adalah pengkajian ibu hamil untuk : a. Situasi tempat tinggal b. Pekerjaan c. Penyakit d. Hobi dan minat e. Hewan peliharaan 3. Tujuan mengetahui pekerjaan ibu hamil adalah : a. Apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit. b. Mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin. c. Apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 100



d. Menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil. e. Penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. 4. Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual,Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos, Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual adalah tujuan pada pengkajian : a. Riwayat kehamilan persalinan yang lalu b. Riwayat penyakit keluarga c. Riwayat seksual d. Riwayat kontrasepsi e. Riwayat ginekologi 5. Cepat merasa lelah, Jantung berdebar-debar, Sesak nafas disertai sianosis(kebiruan), Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda, Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai adalah tanda dan gejala dari penyakit yang mempengaruhi kehamilan yaitu penyakit : a. Ginjal b. Jantung c. Sesak nafas d. Diabetes GL e. Hipertensi



O SS RANGKUMAN A RI Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi U sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. M akan menjadi masalah. Oleh karena itu Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan



pelayanan antenatal/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu denan kehamilan normal. A. B. C.



Ter a t o g e n i k Sianosis Tox e m i a g r a v i d a r u m



: : :



DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 101







Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 102



KEGIATAN BELAJAR II: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I,II dan III (Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal)



URAIAN MATERI Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil I. Pengkajian Emosional a. Trimester Pertama Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil.Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh. b. Trimester kedua Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan. Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamilan. Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik. Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya. c. Trimester tiga Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan. Tips Menghadapi Perubahan Emosi: 1. Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu 2. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi yang lebih terbuka 3. Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda 4. Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan 5. Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan anda Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 103



6. Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain. 1. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan fisik umum 1. Tinggi badan 2. Berat badan 3. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi b. Kepala dan leher 1. Edema di wajah 2. Ikterus pada mata 3. Mulut pucat 4. Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid c. Tangan dan kaki 1. Edema pada jari tangan 2. Kuku jari pucat 3. Varices vena 4. Refleks d. Payudara 1. Ukuran, simetris 2. puting payudara: masuk/menonjol 3. keluarnya kolostrum atau cairan lain 4. retraksi, dimpling 5. massa 6. nodul axilla e. Abdomen 1. Luka bekas operasi 2. Tinggi fundus uteri 3. Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu) 4. DJJ (jika> 18 minggu) f. Genital luar 1. Varices 2. Perdarahan 3. Luka 4. Cairan yang keluar 5. Pengeluaran dari uretra dan skene 6. Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluar g. Genital dalam 1. Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup/membuka 2. Vagina : cairan yang keluar, luka, darah 3. Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I) 4. Uterus: ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada TW I) 3. Pemeriksaan Panggul a. Panggul Luar : 1. Distansia Spinarum 2. Distansia Cristarum 3. Conjugata Eksterna Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 104



4. Lingkar Panggul b. Panggul Dalam : 1. Conjugata Diagonalis 2. Promontorium, Linea Innominata 3. Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis 4. Arkus Pubis, Mobilitas Tulang Coccygeus 4.



Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan haemoglobin b. Pemeriksaan protein urin c. Pemeriksaan glukosa urin d. Tes VDRL Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjangdiagnosis



penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosislainnya. Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimia tubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat). Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuhdan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosisdan mengobati pasien. Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit(keluhan dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter padakemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat menunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yangmenyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demamtifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif takmenyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaanlain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong. Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutamapada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupakemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinanyang paling tinggi.Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selaludapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahandari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain. Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasiuji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satudari alasan-alasan berikut ini: 1. 2. 3. 4. 5.



Untuk menunjang diagnosis klinis Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen Untuk digunakan sebagai panduan prognosis Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring) II. 1.



Pengkajian Fetal Gerakan Janin



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 105



a.



b.



c. d.



Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi). Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga. Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening. Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa. Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras. Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi. Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam mingguminggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.



2.



DJJ Detak jantung Janin didengarkan dengan menggunakan stetoskop monoral pada bulan ke 4-5 kehamilan. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3. Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis.Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah a. Dari adanya detak jantung janin: 1. tanda pasti kehamilan Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 106



2. anak hidup b. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar: 1. presentasi anak 2. positio anak(kedudukan punggung) 3. sikap anak (habitus) 4. adanya anak kembar Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit). Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya : 5 detik 11



5 detik



5 detik



Kesimpulan



12



11



10



14



9



8



7



8



4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik. - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin asfiksia - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asfiksia



-



3.



Non Stress Test (NST) Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan namaaktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin. a. Tehnik pemeriksaan NST : 1. Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi. 2. Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG). 3. Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: a. Menanyakan kepada pasien. Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 107



b. c.



Melakukan palpasi abdomen. Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG). 4. Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut). 5. Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm). 6. Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7. Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit. b. Interpretasi NST 1. Reaktif: a. Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm. b. Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm. c. Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm. 2. Non-reaktif: a. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin. b. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm). c. Variabilitas djj kurang dari 2 dpm. 3. Meragukan: a. Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm. b. Frekuensi dasar djj abnormal. c. Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm. Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi. 4. Amniosentesis Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajiankajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini. Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 108



LATIHAN 1. Kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh adalah perubahan hormonal pada ibu hamil Trimester : a. I b. II c. III d. II & III e. BSSD 2. Di bawah ini adalah salah satu poin dalam pemeriksaan umum adalah pemeriksaan fisik. Yang menjadi bagian pemeriksaan fisik adalah : a. Tinggi badan, Berat badan, Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi b. Edema di wajah, Ikterus pada mata, Mulut pucat, Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid c. Edema pada jari tangan, Kuku jari pucat, Varices vena, Refleks d. Ukuran, simetris, puting payudara: masuk/menonjol, keluarnya kolostrum atau cairan lain, retraksi, dimpling e. Luka bekas operasi, Tinggi fundus uteri 3. Di bawah ini adalah salah satu poin dalam pemeriksaan umum adalah pemeriksaan fisik. Yang menjadi bagian pemeriksaan kepala dan leher adalah : a. Tinggi badan, Berat badan, Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi b. Edema di wajah, Ikterus pada mata, Mulut pucat, Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid c. Edema pada jari tangan, Kuku jari pucat, Varices vena, Refleks d. Ukuran, simetris, puting payudara: masuk/menonjol, keluarnya kolostrum atau cairan lain, retraksi, dimpling e. Luka bekas operasi, Tinggi fundus uteri 4. Di bawah ini adalah salah satu poin dalam pemeriksaan umum adalah pemeriksaan fisik. Yang menjadi bagian pemeriksaan tangan dan kaki adalah : a. Tinggi badan, Berat badan, Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi b. Edema di wajah, Ikterus pada mata, Mulut pucat, Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid c. Edema pada jari tangan, Kuku jari pucat, Varices vena, Refleks d. Ukuran, simetris, puting payudara: masuk/menonjol, keluarnya kolostrum atau cairan lain, retraksi, dimpling e. Luka bekas operasi, Tinggi fundus uteri 5. Di bawah ini adalah salah satu poin dalam pemeriksaan umum adalah pemeriksaan fisik. Yang menjadi bagian pemeriksaan payudara adalah a. Tinggi badan, Berat badan, Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi b. Edema di wajah, Ikterus pada mata, Mulut pucat, Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid c. Edema pada jari tangan, Kuku jari pucat, Varices vena, Refleks d. Ukuran, simetris, puting payudara: masuk/menonjol, keluarnya kolostrum atau cairan lain, retraksi, dimpling e. Luka bekas operasi, Tinggi fundus uteri



RANGKUMAN Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 109



GL O SS A RI Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi U tidak sesuai dengan yang diharapkan. sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang M akan menjadi masalah. Oleh karena itu Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan pelayanan antenatal/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu denan kehamilan normal. A. B. C.



VDRL CONTRACTION STRESS TEST (CST)



: :



DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 110



KEGIATAN BELAJAR III : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I,II dan III (Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal)



URAIAN MATERI Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil Menentukan Diagnosa 1. Menetapkan Normalitas Kehamilan adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal. 2. Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan Komplikasi Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta diarahkan ke penatalaksanaan symptomatik. 3. Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal a. Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi selama kehamilan ibu secara dini. b. Kehamilan: a. Memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan. b. Imunisasi TT 2x. c. Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih seringdan lebih intensif. d. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. 4. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. dari beberapa pengalaman, akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode antenatal adalah: 1) Perdarahan vagina Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 111



2) 3) 4) 5) 6)



L A T Sakit kepala yang hebat, menetap yang I tidak hilang Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja) H Nyeri abdomen yang hebat Bengkak pada muka atau tangan A Bayi kurang bergerak seperti biasa N



1. Kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan adalah defenisi dari : a. Menetapkan normalitas kehamilan b. Membedakan antara ketidaknyamanan dalam kehamilan dan kemungkinan komplikasi c. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal d. Mengidentifikasi kemungkinan kebutuhan belajar e. Menetapkan keabnormalitas kehamilan 2. Upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi adalah defenisi dari : a. Kehamilan b. Deteksi dini terhadap komplikasi c. Deteksi dini terhadap Persalinan d. Deteksi dini Nifas e. Deteksi dini Ibu menyusui 3. Memeriksakan ibu hamil sedini mungkin dan teratur ke pelayanan kesehatan minimal : a. 1 x kunjungan b. 2 x kunjungan c. 3 x kunjungan d. 4 x kunjungan e. 5 x kunjungan 4. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya Tetanus Toxoid Ibu hamil wajib melakukan Imunisasi TT sebanyak : a. 1 x b. 2 x c. 3 x d. 4 x e. 5 x 5. Di bawah ini adalah tanda – tanda bahaya kehamilan di antaranya : a. Perdarahan vagina, Sakit kepala yang hebat menetap yang tidak hilang b. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja) c. Nyeri abdomen yang hebat d. Bengkak pada muka atau tangan, Bayi kurang bergerak seperti biasa e. Benar Semua



RANGKUMAN



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 112



Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu denan kehamilan normal.



DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 113



KEGIATAN BELAJAR IV : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I,II dan III (Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal)



URAIAN MATERI Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif 1.



Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan kompetensi bidan adalah: a. Tes hemoglobin darah (Hb) b. Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum. c. Tes urin protein d. Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan. e. Tes glukosa urin f. Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum 2. Menetapkan Kebutuhan Belajar Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaianelemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai dari latihan di laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratoriumketerampilan asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorangmahasiswa bila mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I). Dalam perkuliahan tersebutmahasiswa mendapat teori tentang teori tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhankehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis ibu selamakehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhankehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yangmendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.



3.



4.



Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di antaranya yaitu penanganan abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis gravidarum dan anemia dalam kehamilan. Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 114



Apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan dengan tenaga professional lainnya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. 5. Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tentang: a. Tanda bahaya dalam kehamilan b. Gizi pada ibu hamil c. Persiapan persalinan d. Imunisasi TT e. Olahraga f. Istirahat g. Kebersihan h. Pemberian ASI i. Aktifitas seksual j. Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan k. Obat-obatan dan merokok l. Body mekanik m. Pakaian dan sepatu 6. Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS. 7. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan Menurut standar WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4 kali selama kehamilan dengan penjelasan sebagai berikut: a. Kunjungan I : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester I) b. Kunjungan II : dilakukan sebelum minggu ke 28 (pada trimester II) c. Kunjungan III : dilakukan antara minggu 28-36 (pada trimester III) d. Kunjungan IV : dilakukan setelah minggu ke-36 (pada trimester III) Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada Wanita Hamil 1. Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran 2. Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 115



1.



2.



3.



4.



5.



L A T I H A Tujuan pemeriksaan Haemoglobin (Hb)Npada darah ibu hamil adalah :



a. Untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum. b. Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan. c. Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum d. Untuk mengetahui kadar lemak dalam urin dan untuk mendeteksi kemungkinan makrosomia e. Untuk mendeteksi kadar glukogen dalam urin Tujuan pemeriksaan protein pada urin ibu hamil adalah : a. Untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum. b. Untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan. c. Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum d. Untuk mengetahui kadar lemak dalam urin dan untuk mendeteksi kemungkinan makrosomia e. Untuk mendeteksi kadar glukogen dalam urin Ibu hamil harus melakukan kunjungan ke petugas kesehatan selama masa kehamilannya minimal 4 x kunjungan. Kunjungan I dilakukan ibu hamil pada usia kehamilan : a. Sebelum minggu ke – 12 b. Sebelum minggu ke – 14 c. Sebelum minggu ke – 28 d. Sebelum minggu ke – 28-34 e. Sebelum minggu ke – 36 Ibu hamil harus melakukan kunjungan ke petugas kesehatan selama masa kehamilannya minimal 4 x kunjungan. Kunjungan II dilakukan ibu hamil pada usia kehamilan : a. Sebelum minggu ke – 12 b. Sebelum minggu ke – 14 c. Sebelum minggu ke – 28 d. Sebelum minggu ke – 28-34 e. Sebelum minggu ke – 36 Ibu hamil harus melakukan kunjungan ke petugas kesehatan selama masa kehamilannya minimal 4 x kunjungan. Kunjungan II dilakukan ibu hamil pada usia kehamilan : a. Sebelum minggu ke – 12 b. Sebelum minggu ke – 14 c. Sebelum minggu ke – 28 d. Sebelum minggu ke – 28-34



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 116



e. Sebelum minggu ke – 36



RANGKUMAN Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu denan kehamilan normal.



DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita,Yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 117



KEGIATAN BELAJAR V : Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang



URAIAN MATERI Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil A. Anamnesa Kunjungan Awal 1. Tahap preinteraksi a. Menyambut klien dengan ramah b. Perawat mengenalkan diri c. Mempersilakan klien duduk dan komunikatif d. Perawat tanggap terhadap reaksi klien e. Perawat sabar terhadap reaksi klien 2. Tahap interaksi a. Mengkaji riwayat kehamilan sekarang b. Riwayat haid 1. HPHT 2. Gerakan janin dirasakan kapan 3. Tanda-tanda bahaya atau penyulit yang dialami 4. Keluhan utama 5. Obat yang dikonsumsi/termasu jamu 6. Kekhawatiran khusus c. Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu 1. Jumlah kehamilan 2. Jumlah anak yang lahir hidup 3. Jumlah kelahiran prematur 4. Jumlah keguguran 5. Riwayat persalinan dengan tindakan(SC/Forcep/Vacum) 6. Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan d. Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita Semarang dan lalu 1. Penyakit jantung 2. Hipertensi 3. Malaria 4. Penyakit kelamin 5. Diabetes dan lain-lain e. Menanyakan riwayat perkawinan f. Menanyakan respon klien dan keluarga terhadap kehamilannya g. Menanyakan riwayat KB h. Menanyakan pola nutrisi dan eliminasi i. Menanyakan pola aktifitas dan istirahat j. Menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, konsumsi obat terlarang k. Dokumentasi 2. Penampilan a. Perawat menanyakan secara sistematis b. Menggunakan bahasa yang muda dimengerti c. Memberikan perhatian pada setiap jawaban d. Penuh percaya diri dan tidak ragu-ragu Praktik Pemeriksaan 1. Fisik dan Leopold Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 118



a. Fisik 1. Tinggi Badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal. 2.



Badan Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.



3.



Tekanan Darah Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi.



4.



Nadi Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.



5.



Reflek Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.



6.



Pemeriksaan Kulit Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringan parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.



7.



Pemeriksaan kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.



8.



Pemeriksaan Paru Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 119



9.



Pemeriksaan Jantung Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.



10. Pemeriksaan Payudara Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik. b. Leopold 1. Leopold I b. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, c. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka penderita d. Rahim dibawa ke tengah e. Tingginya fundus uteri ditentukan. f. Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus. g. Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri. 2. Leopold II a. Kedua tangan pindah ke samping b. Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar. c. Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang. 3. Leopold III a. Dipergunakan satu tangan saja b. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya c. Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul. 4. Leoplod IV a. Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita. b. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah. c. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 120



d.



Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang masih teraba dari luar.



2. Pemeriksaan Laboratorium a. Protein urine: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penipisan rutin protein urine merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsi b. Glukosa : ibu hamil harus diperiksa terhadap kemungkinan diabetes 3. HB Sahli Jenis pemeriksaan Hb yakni dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. 4. Urine Reduksi Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/ Diabetes melitus atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus Gestasional ( DMG ). Diabetes Mellitus Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklamsia, polihidramnion, bayi besar. 5. Protein Urine Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan urine protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 121



B. Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Ulang Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. a. Mengevaluasi Data Dasar Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama.Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini: Data Dasar Amenore Tanggal menstruasi terakhir Keluhan yang disampaikan pasien Hasil pemeriksaan fisik Kenaikan BB Tes urin kehamilan ( tes HCG ) positif Cloasma gravidarum Perubahan pada payudara Linea nigra Tanda Chadwick Tanda hegar



Pertimbangan Diagnosis kehamilan Diagnosis kehamilan Pemberian konseling Diagnosis kehamilan



b.



Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya.Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap dipertahankan.Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah : 1. Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada kunjungan sebelumnya 2. Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan kesehatan ibu dan janin Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut : 1. Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan sebelumnya 2. Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman 3. Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE yang lalu 4. Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah dilakukan penatalaksanaan c. Pengkajian Data Fokus 1. Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 122



a.



Riwayat 1. Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya 2. Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir 3. Gerakan janin dalam 24 jam terakhir b. Deteksi ketidaknyamanan 1. Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil 2. Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu 3. Pemeriksaan Fisik Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikutdilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin : a.Janin : 1. Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit disebut tathicardi. 2. Ukuran janin 3. Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm ) – n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11 1. Letak dan presentasi 2. Letak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold. a.Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus b. Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan c. Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi) d. Leopold IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul b. Aktivitas/ gerakan janin Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali. c. Ibu 1. Tekanan darah 2. Berat badan 3. Tanda-tanda bahaya 5. TFU 6. Umur kehamilan 7. Pemeriksaan vagina 3. Pemeriksaan Laboratorium a. Darah = Hb b. Urine = Protein dan glukosa d. Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan 1. Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 123



2. 3. 4. 5.



L A T Sesuai dengan usia kehamilan ajarkanIibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu Hkelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan Diskusikan mengenai rencana persiapan Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda Abahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya N Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya



1. Tujuan dilakukannya penimbangan berat badan pada ibu hamil adalah: a. untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat. b. Untuk mengetahui ibu kekurangan vitamin c. Untuk mengetahui nutrisi ibu sudah tercukupi d. Untuk mengetahui IMT ibu hamil e. Untuk mengetahui perkembangan tulang ibu 2. Tujuan dilakukannya perkusi pada patella ibu hamil adalah : a. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf. b. Refleks ibu hamil tidak baik pada masa kehamilan c. Refleks ibu hamil tidak mencukupi d. Refleks ibu hamil mempengaruhi masa persalinan nanti e. Refleks ibu hamil tidak mencukupi pada masa nifas 3. Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus adalah tujuan pada pemeriksaan Leopold : a. I b. II c. III d. IV e. BSSD 4. Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan adalah tujuan pada pemeriksaan Leopold : a. I b. II c. III d. IV e. BSSD 5. Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul adalah tujuan pada pemeriksaan Leopold : a. I b. II c. III d. IV e. BSSD



RANGKUMAN Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 124



GL O SS A Pada umumnya kehamilan berkembang denganRI normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. U Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Oleh karena itu M pelayanan antenatal/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu denan kehamilan normal. A. B. C.



Vaskularitas : Tiromegali Hipotiroidisme



: :



DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita,Yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 125



Modul 7 DOKUMENTASI ASUHAN KEHAMILAN  120 Menit



PENDAHULUAN Pada sesi perkulihan ini membahas tentang pendokumentasian Asuhan Kebidanan meliputi Model-model dokumentasi asuhan. Prinsip dokumentasi dan Aspek legal dokumentasi. Pembahasan ini menguraikan secara jelas tentang macam-macam, asuhan kebidanan yang umumnya dipakai dalam mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien/klien.



TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu : Mahasiswa dapat menyusun dokumentasi asuhan kehamilan



TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ` Setelah membaca modul ini diharapkan mahasiswa mampu 1. Menyusun dokumentasi asuhan kehamilan 2. Membuat dokumentasi asuhan kehamilan sesuai dengan 7 langkah Helen Varney 3. Mengevaluasi setiap asuhan berdasarkan dokumentasi kebidanan



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 126



KEGIATAN BELAJAR I: Model – model Dokumentasi Asuhan (Naratif dan POR)



URAIAN MATERI 1. Defenisi Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi data, fakta yang bermakna dalam dalam pelaksanaan kegiatan. Dokumentasi kebidanan adalah suatu system pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh pertugas kesehatan ( bidan, dokter, perawat dan pertugas kesehatan lain) 2. Tujuan Pendokumentasi Dokumentasi pasien merupakan aspek penting dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Semua instansi kesehatan memilih dokumentasi pasien yang dirawat walaupun bentuk formulir masing-masing instnsi berbeda. Tujuan dokumentasi asuhan pada pasien /Klien adalah : 1. Menjamin terbitnya administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan di instansi pelayanan 2. Sebagai bahan untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan pada pasien/klien 3. Bila terjadi gugatan hukum maka dokumentasi kebidanan dapat membantu 3. Manfaat Dokumentasi Manfaat dokumentansi kebidanan dapat dirasakan oleh : Pasien, Dokter, Perawat, Bidan, Riset dan Tenaga Kesehatan lain.



4. Model – model Dokumentasi Kebidanan 1. Model Naratif Naratif adalah paragraf sederhana menggambarkan status pasien, intervensi dan pengobatan serta respon pasien terhadap intervensi. Pencatatn naratif adalah catatan harian atau format cerita yang digunakan untuk mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang terjadi selama jam dinas. 



Contoh pendokumentasian naratif: Tanggal Jam 23/8/14 09.00



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 127



Ny. D G1P0A0 hamil 8 minggu umur 24 tahun dengan keluhan mual. TD=120/80 mmHg, S= 36°C, N=80 kali/ menit, RR=20 kali/menit. Terapi diberikan B6, Fe, Vitamin C



2. Model Orientasi Masalah 3. POR (Problem Orientasi Record) Diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969). Berisi dokumen masalah pasien dan intervensi pemecahannya. Digunakan oleh para dokter dikembangkan di dunia keperawatan/kebidanan dalam bentuk POR yang merupakan dokumentasi multidisuplimer. Setelah 20 tahun sistem ini dikembangkan langsung menjadi sistem SOAP Nakes. Pada awalnya, pencatatan SOAP memang tidak mengarahkan aspek implementasi dan dan evaluasi, sehingga beberapa tahun kemudian pencatatan SOAP dimodifikasi agar mencerminkan seluruh aspek asuhan kebidanan/ keperawatan secara lebih akurat. Bentuk modifikasi pencatatan metode SOAP adalah pencatatan dengan metode SOAPIER (Subjektif Informations, Objectif Informations, Assesment, Planning, Implementation of plan, Evaluation dan Reassessment of client’s needs). Bentuk lain modifikasi pencatatan SOAP adalah tetap dengan SOAP, hanya saja pada Planning, tidak hanya berisi tentang rencana asuhan, namun juga mengandung implentasi dan evaluasi. Model ini memusatkan data tentang klien di dokumentasikan dan disusun menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kepada klien Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponem yaitu : 



Data dasar



Data dasar berisi semua informasi subyektif dan obyektif yang telah dikaji dari klien ketika pertama kali masuk rumah sakit. Data dasar mencakup pegkajian,riwayat penyakit/ kesehatan, pemeriksaan fisik, pengkajian ahli gizi dan hasil laboratorium.data dasar yang telah terkumpul, selanjutnya digunakan sebagai sarana mengidentifikasi masalah klien dan sebagai dasar dari masalah klien. 



Daftar masalah



Daftar masalah berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi, dipisahkan berdasarkan prioritas dari data dasar. Selanjutnya masalah disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah. Daftar masalah ditulis pertama kali oleh tenaga kesehatan yang pertama bertemu dengan klien atau orang yang diberi tanggung jawab. Daftar masalah ini dapat menckup masalah fisiologis, psikologis, sosio cultural, spiritual, tumbuh kembang, ekonomi dan lingkungan. Daftar ini berada pada bagian depan status klien dan tiap masalah diberi tanggal, nomor, dirumuskan dan dicantumkan nama orang yang menemukan masalah tersebut. Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 128



Daftar masalah ini dapat berupa asuhan keperawatan atau berupa diagnosa medis. Masalah kesehatan yang bersifat sementara dan perubahan emosional dapat dimaksukan dalam daftar ini. 



Daftar awal rencana asuhan



Rencana asuhan awal ditulis oleh tenaga kesehatan yang menyusun daftar maslah. Dokter menulis instruksinya, perawat menulis instruksi keperawatan atau rencana keperawatan dan bidan menulis asuhan kebidanan. Perencanaan awal terdiri dari 3 bagian : 1. Diagnostik : dokter mengidentifikasi apa pengkajian diagnostik yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Menetapkan prioritas untuk mencegah duplikasi tindakan dan memindah pemenuhan kebutuhan klien. Koordinasi pemeriksaan untuk menegakkan diagnostik sangat penting. 2. Usulan terapi :dokter menginstruksikan terapi khusus berdasarkan masalah. Termasuk pengobatan, kegiatan yang tidak boleh dilakukan, diit penanganan secara khusus, observasi yang harus dilakukan. Jika masalah awal diagnosea keperawatan, perawat dapat menyusun urutan usulan tindakan asuhan keperawatan. 3. Pendidikan klien : diidentifikasi kebutuhan pendidikan klien bertujuan jangka panjang. Team kesehatan megidentifikasi jenis informasi atau ketrampilan yang diperlukan oleh klien untuk beradaptasi terhadap masalah yang berkaitan dengan kesehatan. 



Catatan perkembangan (Progress notes )



Progress note berisikan perkembangan/ kemajuan dari tiap tiap maslah yang telah dilakukan tindakan; dan disusun oleh semua anggota yang terlibat dengan menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang sama. Beberapa acuan progress note yang dapat digunakan antara lain : 



SOAP (subyektif data, obyektif data, analisis/ assesment dan plan)







SOAPIER (SOAP ditambah intervensi, evaluasi revisi)







PIE ( problem-intervensi-evaluasi)



Catatan perkembangan biasanya ditulis dalam tiga bentuk yaitu : 1. Flow sheet yng berisi observasi dan intervensi yang dilakukan 2. Catatan perawat atau catatan yang terintegrasi yang dapat mengevaluasi status klien dan perkembangan hasil yang diharappkan 3. Catatan yang dapat memfasilitasi tindak lanjut dari intevensi yang tlah dilakukan baik perawat maupun medis. Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 129



Keuntungan POR 1. Lebih menekankan pada masalah klien dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi 2. Pencatatan tentang kontinuitas dari asuhan. 3. Evaluasi dan penyelesaian masalah secara jelas dicatat. Data disusun berdasarkan masalah yang spesifik 4. Daftar masalah merupakan ceklist untuk diagnosa keperawatan dan masalah klien. Daftar masalah tersebut membantu mengingatkan petugas untuk suatu perhatan. 5. Data yang perlu diitervensi, dijabarkan dalam rencana tindakan Kerugian POR 1. Penekanan hanya pada masalah, penyakit dan ketidak mampuan sehingga mendekatkan pada pengobatan 2. Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan timbul masalah baru 3. Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus masuk dalam dafter masalah 4. SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika sering adanya terget evaluasi dan tujuan perkembangan klien sangat lambat 5. Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatannya jika flowshet untuk pencatatan tidak tersedia 6. P (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan keperawatan.



LATIHAN 1. Buatlah satu contoh dokumentasi asuhan kehamilan dengan model naratif! 2. Buatlah satu contoh dokumentasi asuhan kehamilan dengan model POR! 3. Kepanjangan dari SOAP adalah : a.subyektif data, obyektif data, analisis/ assesment dan plan b. subyektif detail, obyektif detail, analisis / assesment dan plan c. subyektif data, analisis/ assesment dan plan d. obyektif data, analisis/ assesment dan plan e. analisis/ assesment dan plan 4. Tuliskan keuntungan pendokumentasian dengan POR 5. Tuliskan kerugian dari pendokumentasian dengan POR



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 130



R A N G K U Melakukan asuhan pada ibu hamil oleh ibu M bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraanA ibu dan janin selama periode kehamilan. N DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta. KEGIATAN BELAJAR II: Model – model Dokumentasi Asuhan (SOR, CBE, Kardeks, Komputerisasi)



URAIAN MATERI 1. Source Oriented Record (SOR) Source Oriented Record (SOR) adalah catatan pasien yang berorientasi pada sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu dengan yang lain. Catatan yang digunakan dalam model ini umumnya berbentuk naratif dan masih bersifat tradisional. Pada umumnya, catatan model Source Orient Record ini mempunyai 6 bagian yaitu catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat medik, lembar identitas, catatan keperawatan/ kebidanan, dan laporan khusus lainnya. 2. Keuntungan SOR 1. Menyajikan data yang secara berurutan dan mudah diidentifikasi 2. Memudahkan perawat untuk secara bebas mengetahui bagaimana informasi akan dicatat 3. Format dapat menyederhanakan proses pencatatan masalah kejadian, perubahan, intervensi dan respon klien atau hasil



3. Kerugian SOR 1. Potensial terjadi pengumpulan data yang terfragmentasi karena tidak berdasarkan urutan waktu 2. Kadang-kadang mengalami kesulitan untuk mecari data sebelumnya tanpa harus mengulang pada awal Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 131



3. Superficial pencatatan tanpa data yang jelas 4. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk menentukan masalah dan tindakan yang akan dilakukan pada klien 5. Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak 6. Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam interprestasi/ analisa 7. Perkembangan klien sulit dimonitor



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 132



2. Charthing By Exception (CBE)



Dimulai sejak tahun 1983 di St. Luke’ Hospital di Midwaukee, Wisconsin. Merupakan metode pencatatan singkat dan berbeda dari dokumen pada umumnya. Dianggap dapat mengatasi masalah pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien menjadi lebih nyata, hemat waktu, dan mengakomodasikan adanya informasi baru. CBE mempunyai elemen inti yaitu: lembar alur, standar praktek, protokol dan instruksi insidental, data dasar keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis keperawatan, catatan perkembangan SOAP. Keuntungan 1. Mengurangi penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang digunakan untuk melaksanakan asuhan 2. Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intrvensi 3. Data yang tidak normal nampak jelas 4. Data yang normal secara mudah dapat ditandai dan dipahami 5. Data normal atau respon diharapkan tidak menggangu informasi lain 6. Pencatatan duplikat dapat dikurangi 7. Data klien dicatat pada format secepatnya 8. Informasi terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien 9. Jumlah halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentasi 10. Rencana tindakan disimpan sebagai catatan yang permanent Kerugian 1. Pencatatan secara narrai Sangay singkat sangat tergantung dari cheklis 2. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak 3. Pencatatan rutin sering diabaikan 4. Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasi 3. Kardeks



Merupakan pendokumentasian tradisional dipergunakan diberbagai sumber mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku. Informasi yang terdapat dalam kardeks:



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 133



1. Data pasien, meliputi nama, alamat, status perkawinan, tanggal lahir, pekerjaan, agama, dan kepercayaan 2. Diagnosa kebidanan, daftar prioritas masalah 3. Pengobatan sekarang/yang sedang dilakukan 4. Tes diagnostik, tanggal dan hasil 5. Kegiatan atau aktivitas yang boleh dilakukan pasien sehari-hari 4. Komputerisasi



Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang berperan menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. 1. Tinjauan asuhan kebidanan



Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang lgis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. Managemen kebidanan menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari bidan kepada klienya, yang merupakan suatu proses managemen kebidanan yang diselenggarakan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas melalui tahapan dan langkah langkah yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data, memberikan pelayanan yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat. Tujuh langkah menagemen kebidanan menurut varney : 1. Langkah pertama (pengumpulan data dasar) Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap yaitu : 1. Riwayat kesehatan 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan 3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya 4. Meninjau data laboratorium dan membandingkanya dengan hasil study 2. Langkah kedua ( interpretasi data dasar)



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 134



Langkah kedua adalah menetapkan diagnosis atau masalah berdasarkan penafsiran data dasar yang telah dikumpulkan. Diagnosis pada dasarnya sangat relevan dengan daya obyektif, sedangkan untuk masalah lebih cenderung subjektifitas/ respon klien terjadap tindakan yang akan dan atau yang telah dilakukan karena belum tentu setiap individu merasakan masalah yang sama dalam kondisi/ menerima diagnosis yang sama. 3. Langkah ketiga (mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial) Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial berdasarkan diagnosa mengantisipasi penangananya atau masalah yang telah ditetapkan (pada langkah kedua). Dengan perkataan identik dengan komplikasi dan tak dapat dipungkiri bahwa senormal apapun setiap diagnosis atau masalah yang telah ditegakkan mempunyai keceneerungan munculnya diagnosis atau masalah baru ( diagnosis kebidanan yang telah ditegakkan tidak menutupi kemungkinan akan terjadinya korliplikasi) 4. Langkah keempat (identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera) Langkah keempat bertujuan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Pada langkah ini data baru mungkin juga dapat dikumpulkan dan dievaluasi, kemungkinan dapat ditentukan tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya, antara lain : 1. Tindakan oleh bidan Dalam hal ini bidan harus bertindak segera untuk menyelamatkan jiwa ibu, seama tindakan terseut masih merupakan wewenang bidan dan bidan mampu melakukannya 2. Konsultasi Dalam melaksanakan managemen kebidanan dapat mengonsultasikan klien kepada dokter atau tim medis lainya sesuai dengan kebutuhan klien. 3. Kolaborasi Dalam keadaan gawat, bidan dapat bekerja sama dengan dokter dalam melakukan tindakan terhadap klien dimana klien memerlukan penanganan yang bukan merupakan wewenang seorang bidan.



4. Rujukan Jika bidan tidak mampu mengatasi masalah yang timbul pada klien, bidan dapat merujuk klien keinstansi yang lebih mampu. 5. Langkah kelima ( perencanaan tindakan yang dilakukan) Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 135



Langkah kali ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi dan diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang diidentifikasi dan kondisi klien dari setiap masalah yang berkaitan tetapi dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan yang mungkin diperlukan. Sebelum melaksanakan setiap asuhan yang telah direncanakan, terlebih dahulu rencana harus disepakati oleh bidan dan klien, karena klien berhak memutuskan apakah mau menerapkan rencana asuhan ini atau tidak. Selanjutnya segala sesuatu yang telah diputuskan dikembangkan dalam rencana asuhan yang komprehesif. 6. Langkah keenam (melaksanakan pelaksanaan) Langkah keenam adalah melaksanakan rencana asuhan komprehesif. Dalam pelaksanaan tindakan dapat seluruhnya dilakukan oleh bidan yang sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainya, jika bidan tidak melakukan tindakan itu sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Pelaksanaan yang efisien akan berhubungan dengan waktu dan biaya yang dapat meningkatkan mutu dan asuhan klien.



7. Langkah ketujuh (evaluasi) Langkah ketujuh merupakan evaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan pada klien apakah benar benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalahrencana tersebut.bila tidak sesuai kebutuhan I tidak efektif maka perlu dikaji ulang dengan cara memulai kembali dan awal proses managemen kebidanan dan tentukan rencana asuhan yang sesuai dengan situasi klien serta kndisi lainya, demikianlah seterusnya. Boleh dikatakan langkah ketujuh ini dapat dapat ditindak lanjuti dengan catatan perkembangan. Pendekatan managemen SOAP : menurut Helen Varney, alur berfikir bidan saat menghadapi kimen meliputi 7 langkah, agar diketahui oranglain apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu : 1. Subjektif Mengambarkan pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dan hasil bertanya dari pasien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup) 2. Objektif



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 136



Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab, dan hasil tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dan hasil pemeriksaan (tanda KU, fital sighn, fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam, lanoratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inspeksi, plpasi, aukskultasi dan perkusi. 3. Assessment



Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering diungkapkan secara terpisah pisah, maka proses pengkaian adalah suatu proses yang dinamik. Sering mendiagnosa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi. 



Diagnosa/ masalah



1. Diagnosa adalah rumusan dan hasil pengkajian mengenai ondisi klien ; hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Berdasarkan hasil analisa data yang didapat. 2. Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga keutuhan klien terganggu, kemungkinan mengganggu kehamilan atau kesehatan tetapi tidak masuk dalam diagnosa 



Antisipasi masalah lain atau diagnosa potensial.



4. Planing



Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan dan evaluasi berdasarkan assement SOAP untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukan dalam “P” 1. Perencanaan Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau menjaga mempertahankan kesejahteraanya. Proses ini termasuk kriteria tujuan tertentu dan kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan instruksi dokter; planing merupakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan analisa yang ditetapkan. 2. Implementasi Pelaksanaan Tindakan ini keselamatan prosses ini. disesuaikan.



rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien. harus disetujui oleh klien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak mungkin menjadi bagian dari Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 137



3. Evaluasi



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 138



LATIHAN 1. Buatlah satu contoh pendokumentasian dengan SOR! 2. Tuliskan keuntungan pendokumentasian dengan tehnik SOR! 3. Tuliskan kerugian pendokumentasian dengan tehnik SOR! 4. Pendokumentasian tradisional dipergunakan diberbagai sumber mengenai informasi pasien yang disusun dalam suatu buku adalah model pendokumentasian dengan : 1. Naratif 2. POR



R A Kardeks N G Helen Varney K Buatlah contoh pendokuemntasian dengan U tehnik Helen Varney! M A N



3. SOR 4. 5. 5.



Melakukan asuhan pada ibu hamil oleh ibu bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.



DAFTAR PUSTAKA Sumber  Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 139



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 140



KEGIATAN BELAJAR III:



Prinsip Dokumentasi dan Aspek Legal Dokumentasi



URAIAN MATERI 1. Prinsip Dokumentasi Catatan pasien merupakan dokumen yang legal dan bermanfaat bagi dirinya sendiri juga bagi tenaga kesehatan yang mengandung arti penting dan perlu memperhatikan prinsip dokumentasi yang dapat ditinjau dari dua segi : Ditinjau dari isi 1. Mempunyai nilai administrative Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan kepada klien 2. Mempunyai nilai hukum Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan, di mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus di identifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan 3. Mempunyai nilai ekonomi Dokumentasi mempunyai nilai ekonomi, semua tindakan kebidanan yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan biaya kebidanan bagi klien.



4. Mempunyai nilai edukasi Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan kebidanan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi kesehatan lainnya.



5. Mempunyai nilai penelitian Dokumentasi kebidanan mempunyai nilai penelitian, data yang terdapat didalamnya dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi kebidanan.



2. Ditinjau dari teknik pencatatan Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 141



1. Mencantumkan nama pasien pada setiap lembaran catatan 2. Menulis dengan tinta (idealnya tinta hitam) 3. Menulis/menggunakan dengan symbol yang telah disepakati oleh institusi untuk mempercepat proses pencatatan 4. Menulis catatan selalu menggunakan tanggal, jam tindakan atau observasi yang dilakukan sesuai dengan kenyataan dan bukan interpretasi. 5. Hindarkan kata-kata yang mempunyai unsur penilaian; misalnya: tampaknya, rupanya dan yang bersifat umum 6. Tuliskan nama jelas pada setiap pesanan, pada catatan observasi dan pemeriksaan oleh orang yang melakukan 7. Hasil temuan digambarkan secara jelas termasuk keadaan, tanda, gejala, warna, jumlah dan besar dengan ukuran yang lazim dipakai. Interpretasi data objektif harus didukung oleh observasi 8. Kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda bila tidak ada yang perlu ditulis 9. Coretan harus disertai paraf disampingnya 3. Sistim pencatatan Teknik dan model pendokumentasian meliputi : Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keterangan keluarga dan pasien sdangkan data obyektif adalah data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan. Yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian adalah Dilhat dari segi sistem pencatatan tediri dari tiga model yaitu; 1. Model narrative, Cara penulisan ini mengikuti dengan ketat urutan kejadian/kronologi, yang perlu diperhatikan: 



Pakai terminologi yang sudah lazim dipakai contohnya pengkajian, perencanaan, diganosa, evaluasi dll.







Dalam pencatatan perhatian langkah-langkah kumpulan data subjektif –objektif. Kaji kebutuhan pasien dan tentukan diagnosa dan prognosa kemudian buat rencana asuhan/tindakan dengan memberi batasan waktu untuk mencapai hasil yang diprediksi.







Tulis prediksi/sempurnakan dan rencana asuhan sebagai bagian dari catatan anda.







Buat penilaian anda secara periodik dan monitor kondisi fisik dan psikologis pasien.







Catat semua pernyataan/evaluasi.



1. Model Orientasi Masalah, POR (Problem Orientasi Record) diperkenalkan oleh dr. Lowrence (1969). Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 142



2. Model Focus



3. Aspek Legal Dokumentasi Dokumentasi asuhan kebidanan harus mudah dibaca, berisi data akurat dan dapat mengkomunikasikan informasi penting tentang seorang pasien yang ditangani oleh bidan ke beberapa profesional. Dalam kasus hukum, dokumentasi asuhan kebidanan bisa menjadi landasan berbagai kasus gugatan dan menjadi alat pembela diri bagi bidan dan institusi pelayanan kesehatan yang bersangkutan. Dokumentasi asuhan kebidanan dapat digunakan sebagai bukti penting dalam mengevaluasi asuhan yang telah diberikan oleh bidan,akan terlihat apakah bidan telah melakukan asuhan tetapi tidak didokumentasikan atau bidan tidak memberikan asuhan semestinya. Agar pendokumentasian yang dibuat, diakui dan legal secara hukum, ada beberapa pedoman yang harus diikuti oleh bidan. Pedoman pencatatan yang legal menurut hukum tersebut antara lain: 1. Bidan harus mampu memahami dasar hukum dari tuntutan malpraktek yang mungkin akan melibatkan para bidan. Untuk itu setiap selesai melakukan asuhan bidan harus mencatat hasil tindakan dan adanya kebutuhan asuhan kebidanan minimal satu kali setiap giliran jaga. Kemudian membuat catatan singkat tentang komunikasi yang dilakukan bidan dengan dokter dan tindakan yang telah dilakukan. 2. Bidan harus memberikan informasi tentang kondisi pasien yang tepat 3. Bidan harus memperlihatkan semua fakta mengenai proses asuhan yang telah diberikan secara tepat dan akurat 4. Bidan harus mampu memperhatikan kondisi pasien dan melakukan pencatatan secara rinci. Situasi perawatan pasien mungkin dikaitkan dengan tuntutan atau gugatan hukum kepada bidan karena kelalaiannya.



LATIHAN 1. Yang bukan termasuk prinsip dokumentasi adalah : a. Mempunyai nilai administratif b. Mempunyai nilai hukum c. Mempunyai nilai ekonomi d. Mempunyai nilai edukasi e. Mempunyai nilai keuangan Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 143



2. Suatu berkas pencatatan mempunyai nilai medis, karena cacatan tersebut dapat digunakan sebagai dasar merencanakan tindakan yang harus diberikan kepada klien adalah salah satu prinsip dokumentasi dilihat dari aspek : a. Administrative b. Hukum c. Ekonomi d. Edukasi e. Penelitian 3. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kebidanan, di mana bidan sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat digunakan sewaktu-waktu, sebagai barang bukti di pengadilan adalah salah satu prinsip dokuentasi kebidanan dilihat dari aspek : a. Administrative b. Hukum c. Ekonomi d. Edukasi e. Penelitian 4. Mempunyai nilai pendidikan, karena isi menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan kebidanan yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi kesehatan lainnya adalah prinsip dokumentasi kebidanan dilihat dari aspek : a. Administrative b. Hukum c. Ekonomi R d. Edukasi A e. Penelitian



N



5. Semua tindakan kebidanan yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat dengan G lengkap yang dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan biaya kebidanan bagi K klien adalah prinsip dokumentasi kebidanan dilihat dari aspek : a. b. c. d. e.



Administrative Hukum Ekonomi Edukasi Penelitian



U M A N



Melakukan asuhan pada ibu hamil oleh ibu bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.



DAFTAR PUSTAKA Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 144



Sumber  Rita yulifah. 2009. Asuhan Kehamilan. Salemba medika. Jakarta P.  Kusmiyati,Yuni.2008. Perawatan ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta  Arief,Nurhaeni.2008. Kehamilan & Kelahiran Sehat. Dianloka. Yogyakarta.



Akbid Ika Bina Labuhanbatu



Page 145