Modul Budidaya Tanaman Hias 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 DESKRIPSI Nama Modul Ruang lingkup isi



: Budidaya Tanaman Hias 1 : 1. Mengenal berbagai produk tanaman hias 2. Memahami syarat-syarat tumbuh tanaman hias 3. Memahami cara-cara perawatan tanaman hias 4. Memahami cara-cara pemupukan 5. Tehnik perbanyakan tanaman hias secara generatif 6. Tehnik perbanyakan tanaman hias secara vegetatif



Kaitan Modul



: Modul ini merupakan modul pertama yang harus dikuasai oleh peserta didik



Hasil yang diharapkan



: Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan untuk dapat : 1. Mengenal berbagai produk tanaman hias, fungsi serta manfaat tanaman hias 2. Memahami syarat-syarat tumbuh tanaman hias 3. Mampu melakukan perawatan tanaman hias 4. Memahami cara-cara pemupukan tanaman hias 5. Mampu melakukan perbanyakan tanaman hias secara generatif 6. Mampu melakukan perbanyakan tanaman hias secara vegetatif



1.2 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Untuk peserta didik. 1. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan sistem praktikum, sehingga semua materi yang ada di dalam modul ini mampu dikuasai oleh peserta didik. 2. Dalam modul ini dituntut tersedianya bahan ajar atau media pembelajaran yang lengkap yang meliputi : 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5



Green house Rak tanaman Peralatan dan bahan perbanyakan tanaman Bahan dan Alat untuk pembuatan pupuk organik Pupuk anorganik dan Pestisida



3. Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik dapat melanjutkan ke modul selanjutnya, yaitu Budidaya tanaman Hias 2, mengenai beberapa teknik perbanyakan beberapa tanaman hias Unggulan. 4. Guru atau instruktur berperan sebagai fasilitator dan pengarah dalam semua materi di modul ini, sehingga diharapkan dapat terjadi Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



1



komunikasi timbal balik yang efektif dalam mempercepat proses penguasaan kompetensi peserta didik. Selanjutnya, peran guru dalam proses pembelajaran adalah : 1. membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar, utamanya dalam materi-materi yang relatif baru bagi peserta didik; 2. membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar; 3. membantu peserta didik dalam memahami konsep dan praktek dalam modul ini dan menjawab pertanyaan peserta didik mengenai proses belajar dan pencapaian jenjang pengetahuan peserta didik; 4. membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar; 5. mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan; 6. melaksanakan penilaian; 7. menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya; 8. mencatat pencapaian kemajuan peserta didik. 1.3 TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan untuk dapat : 1. Mengenal berbagai produk tanaman hias, fungsi serta manfaat tanaman hias 2. Memahami syarat-syarat tumbuh tanaman hias 3. Mampu melakukan perawatan tanaman hias 4. Memahami cara-cara pemupukan tanaman hias 5. Mampu melakukan perbanyakan tanaman hias secara generatif 6. Mampu melakukan perbanyakan tanaman hias secara vegetatif



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



2



BAB II KEGIATAN PEMBELAJARAN I 2.1



TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami pengertian tanaman hias 2. Mengidentifikasi fungsi tanaman hias secara umum dan fungsi tanaman hias secara khusus 3. Mengidentifikasi manfaat tanaman hias dari beberapa aspek 4. Mengelompokkan tanaman hias dilihat dari berbagai aspek tinjauan



2.2



Pengertian, Fungsi dan Manfaat Tanaman hias 2.2.1 Pengertian Tanaman hias Tanaman hias adalah jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun maupun tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan menarik. 2.2.2 Fungsi tanaman hias secara umum : 1. Sumber O2 2. Konservasi Air 3. Stabilisator dan pemelihara lingkungan (Meredam getaran suara, menyaring debu, menyerap gas-gas beracun, memelihara keadaan lingkungan seperti, suhu udara, kelembaban dan angin dalam batas-batas yang nyaman untuk didiami. 2.2.3 Fungsi tanaman hias secara khusus : 1. Seperti fungsi tanaman hias secara umum 2. Pengisi Ruang :  Pembatas (Border)  Pelunak kesan keras  Pematah Angin  Pengarah suatu lokasi 3. Mengandung nilai estetika dan dapat memicu gairah kerja 4. Menciptakan suasana indah, asri dan sejuk 2.2.4 Manfaat Tanaman Hias : 1. Dimanfaatkan elemen-elemen yang menyebabkan keindahan a. Batang : Jenis-jenis Bonsai, b. Daun : Anthurium, Philodendron, Begonia c. Ranting : Jenis-jenis Bonsai d. Akar :Adenium, Anthurium, Philodendron e. Bunga : Mawar, Euphorbia, Adenium, Melati, Sedap Malam f. Buah : Cabe, Tomat, Delima g. Dll



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



3



2. manfaat secara ekonomi a. Sebagai bunga potong b. Sebagai bunga pot c. Sebagai benih atau bibit d. Potensi sebagai tanaman obat e. Potensi sebagai makanan 3. Manfaat dari segi lingkungan a. Sumber O2 b. Konservasi Air c. Pencegahan Polusi 2.3



Pengelompokan Jenis Tanaman Hias 1. Berdasarkan Siklus Hidupnya a. Annual/Annual ornamental plants (Satu tahunan) : Coleus blumei (Jawer kotok), Portulaca grandiflora (Krokot), Amaranthus Sp (Bayam-bayaman), b. Binnual/Biennial ornamental plants (2 Tahunan) : Berbagai tanaman hias berumbi, Misalnya: Lilium Sp, Gladiolus grandiflous, Caladium bicolor, Anyelir (Dianthus barbatus) c. Perennial (Tahunan) : Aster Sp (Aster), Chrysantemum Sp (Krisan), Ficus benyamina (Beringin), Ficus elastica (Karetkaretan), Chrisanthenum Sp, Codiaeum variegatum (Puring), Bougenviella spectabilis, Suplir (Adiantum Sp) 2. Berdasarkan bagian /organ tanaman yang menimbulkan keindahan a. Tanaman Hias Bunga  Tanaman Hias Bunga : Euhporbia Sp, Adenium, Melati,  Tanaman Hias Bunga Potong : Anggrek, Sedap Malam, Gladiol, Aster, Lili b. Tanaman Hias Daun : Anthurium, Philodendron, Aglonema, Caladium, c. Tanaman Hias Batang : Palem, Aneka Bonsai d. Tanaman Hias Tajuk : Beringin, Karet, dll e. Tanaman Hias Akar : Pandan, Berigin, Adenium f. Tanaman Hias Buah : Terong Hias, Cabe hias, Nenas. 3. Berdasarkan Kebutuhan Cahaya a. Tanaman yang memerlukan cahaya penuh : Cordyline, Sanseviera, Coleus, Cyperus, Ficus benyamina, Chrysalidocarpus lutescens, Chlorophytum. b. Tanaman yang memerlukan cahaya sedang : Aglaonema, Anthurium, Dieffenbachia Sp, Chamedorea, Calathea Sp, Begonia Sp, Philodendron Sp, Peperomia Sp, Saint paulia (Violces), Syngonium Sp, Zebrina Sp, Neprholepis Sp, Pteris Tremula. c. Tanaman yang memerlukan cahaya terbatas : Agloenema, Anthurium Sp, Dieffenbachia Sp, Monstera deliciosa, Chamaedoera elegans, Rhapis exelsa (Palem Weregu) 4. Berdasarkan Stratifikasi Tanaman (Tinggi Tanaman)



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



4



a. Tanaman penutup tanah (Ground Covers), ketinggian 0 – 0,5 m : Rumput manila, Zebrina (Zebrina pendula) b. Tanaman Herba :  Ketinggian 1 - 3 m (Perdu Rendah)  Ketinggian 3 – 4 m (Perdu Sedang)  Ketinggian 4 – 5 m (Perdu Tinggi) c. Tanaman Pohon (Trees), ketinggian > 5m d. Tanaman merambat (Liana) > 5m 5. Berdasarkan penempatannya a. Tanaman hias ruangan (Indoors) Yaitu tanaman yang menyukai tempat teduh sampai setengah teduh, Misalnya : Suplir (Adiantum Sp), Kuping gajah (Anthurium chrystallinum), Sri Rejeki (Aglaonema Sp), Violces (Saintpaulia Sp) b. Tanaman hias luar ruangan (Outdoors) Tanaman hias yang membutuhkan cahaya matahari penuh, Misalnya : Mawar (Rosa Sp), Kembang Sepatu (Hibiscus Sp), Krisan. 2.4



Soal-soal 1. Jelaskan pengertian dari tanaman hias ! 2. Jelaskan 4 fungsi tanaman hias secara khusus ! 3. Pengelompokkan tanaman hias berdasarkan kebutuhan cahaya dibedakan menjadi 3, sebutkan dan berikan contohnya masingmasing 3! 4. Pengelompokkan tanaman hias berdasarkan penempatannya dibedakan menjadi 2, sebutkan dan berikan contohnya masingmasing 5 !



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



5



BAB III KEGIATAN PEMBELAJARAN II Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasi faktor lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias. 2. Menjelaskan masing-masing faktor lingkungan dalam mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias. 3. Mengidentifikasi beberapa jenis media yang cocok untuk pertumbuhan tanaman hias Syarat Tumbuh Tanaman Hias Faktor lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup tanaman hias adalah : Cahaya, suhu, air, kelembaban, udara, tanah. Cahaya Proses asimilasi memerlukan cahaya matahari untuk mengubah bahan makanan berupa gas asam arang (CO 2) dari udara dan air (H2O)dari dalam tanah yang dihisap oleh akar. Bahan makanan tersebut diubah menjadi zat makanan berupa gula. Gula tersebut oleh tanaman digunakan untuk membentuk jaringan baru, pertumbuhan dan sebagai cadangan makanan. Suhu Tanaman hias yang berada didalam ruangan memerlukan suasana lingkungan yang bersuhu sekitar 750F pada siang hari dan 700F pada malam hari Air Air berperan penting dalam proses fotosintesis dan mengangkut bahan makanan keseluruh organ tanaman. Selain itu air didalam daun menjaga tegangan sel daun (Tekanan turgor) Kelembaban Kelembaban udara rata-rata yang diperlukan tanaman berkisar 50%, Kelembaban lingkungan dapat dipertahankan dengan berbagai cara, misalnya dengan penyemprotan tanaman dengan air, meletakkan pot diatas tataan yang berisi air, atau menempatkan tanaman dikamar mandi. Kelembaban udara yang tinggi mampu mencegah penguapan air melalui daun yang terlalu cepat. Jika kelembaban udara terjaga baik maka kandungan air dalam seluruh organ tanaman akan stabil. Dalam kondisi demikian, proses fotosintesis berlangsung wajar tanpa ada kesulitan. Udara Kondisi lingkungan yang berudara segar sangat penting bagi kehidupan semua makluk hidup termasuk tanaman. Udara segar juga mendukung penguapan air yang berlebihan pada tanaman. Tanah/media Tanah sebagai media tumbuh tanaman berperan sebagai gudang makanan, penahan, pengikat dan penyimpan air yang Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



6



diperlukan oleh tanaman sepanjang waktu dan untuk menopang tegak berdirinya tanaman. Media Tanam Media tanam dalam pot yang paling cocok untuk tanaman hias adalah media tanam yang kandungan bahan organiknya cukup tinggi. Media tanam yang banyak mengandung bahan organik dapat bertahan lunak, porous, udara dapat mencapai akar, kelembaban terjamin, hara cukup dan pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Media tanam yang paling bagus dan cocok bagi sebagian besar tanaman hias tersusun dari bahan-bahan sbagai berikut :  Satu Bagian tanah biasa  Satu Bagian Pasir  Satu Bagian bahan organis yang berasal dari pupuk kandang, kompos ataupun humus. Setiap 4,5 kg media tersebut perlu ditambahkan kapur sebanyak satu sendok makan untuk mengurangi keasaman dalam kompos. Disamping itu kapur juga mengandung Ca yang berfungsi menguatkan dindingdinding sel tanaman. Tanah yang berasal dari kebun kemungkinan mengandung penyakit, jamur, serangga, dan berbagai biji gulma. Oleh karena itu tanah harus disterilkan terlebih dahulu. Cara mensterilkan media tanam adalah dapat dilakukan dengan disiram air mendidih, disemprot dengan insektsida, fungisida atau disangrai. Setelah campuran media tersusun dan selesai disterilkan, maka media tersebut sudah siap untuk diisikan kedalam pot. Cara pengisian pot dengan media tanam adalah sebagai berikut : 1. Dasar pot yang akan diisi media tanam harus berlubang agar air yang ada dalam media sebagian dapat keluar melalui lubang tersebut. 2. Pada dasar pot diisi pecahan batu bata atau genteng dari tanah sebagai peresapan atau pengikat air 3. Kemudian media baru kita masukkan kedalam pot Komposisi media dibedakan menjadi 2, yaitu jenis tanaman hias yang menyukai media basah dan media kering : 1. Susunan media yang suka kering Bagi tanaman hias yang suka kering perlu dipersiapkan media tanam yang terdiri atas bahan-bahan sebagai berikut :  Satu bagian pasir  Satu bagian pupuk kandang atau kompos  Satu lapis pecahan batu bata Beberapa jenis tanaman yang menyukai kondisi kering dan cahaya terang adalah Cactus, Sukulen, Sanseviera dan Cryptanthus. 2. Susunan media yang suka basah Untuk tanaman yang menyukai kondisi basah, perlu dipersiapkan media tanam sebagai berikut :  Satu bagian tanah kebun  Satu bagian pupuk kandang atau kompos  Satu lapis pecahan batu-bata/genteng atau betu kerikil.



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



7



Soal – soal 1. Sebutkan faktor-faktor lingkungan yang menjadi syarat tumbuh tanaman hias ! 2. Jelaskan fungsi cahaya sebagai salah satu syarat tumbuh tanaman hias ! 3. Sebutkan beberapa cara untuk mempertahankan kelembaban pada tanaman hias ! 4. Sebutkan fungsi tanah / media bagi keberlangsungan hidup tanaman hias ! 5. Sebutkan susunan media bagi tanaman yang menyukai media kering ! 6. Sebutkan jenis tanaman hias yang menyukai media kering !



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



8



BAB IV KEGIATAN PEMBELAJARAN III Tujuan Pembelajaran 1. 2. 3. 4.



Mengidentifikasi cara-cara perawatan tanaman hias Mengidentifikasi unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman Mengidentifikasi kegunaan dan fungsi beberapa unsur hara Mengidentifikasi aturan pemupukan dan cara pemupukan tanaman hias



Merawat Tanaman Hias Penyiraman Media tanam yang kekurangan air mengakibatkan ketidakseimbangan antara persediaan air didalam tanah dan penguapan oleh tanaman, dengan demikian, sel-sel tanaman kehabisan air dan akhirnya tanaman layu. Untuk menghindarkan peristiwa semacam itu, maka tanaman harus disiram secara rutin. Akan tetapi tanaman yang kelebihan air justru dapat membahayakan tanaman. Air yang kelebihan itu akan mengusir udara keluar dari dalam tanah, sehingga akar membusuk dan akhirnya tanaman mati. Gejala tanaman yang kelebihan air adalah sebagai berikut :  Daun menguning pada bagian dasar daun  Pada kejadian yang lebih berat, daun gugur tanpa terjadi perubahan warna Keguguran yang mendadak biasanya disebabkan oleh kerusakan akar atau pembusukan akar, Tanaman yang akarnya busuk tidak dapat ditolong lagi, Sebaliknya tanaman yang kekeringan akibat kekurangan air akan menimbulkan gejala sebagai berikut:  Kondisi awal tanaman merana yang diawali dari daun-daun yang termuda  Daun-daun tua berubah warna menjadi kecoklatan Jika terdapat gejala seperti itu tanaman harus segera disiram. Untuk memudahkan perlakuan penyiraman, berikut ini dikemukakan kelompok tanaman hias berdasar kebutuhan air : a. Kelompok Tanaman yang suka air Termasuk kelompok tanaman ini adalah Dieffenbachia, Monstera, Calathea, Adiantum, Begonia, Peperomia, Dracaena dan berbagai bangsa pakis. b. Kelompok Tanaman yang menyukai air dalam jumlah sedang Termasuk kelompok tanaman ini adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, Chamaedoria elegans, Rhapis excelsa. c. Kelompok Tanaman yang menyukai jumlah air yang terbatas Cactus, Sukulen,Sanseiviera, Chryptanthus. Penyiraman tanaman yang paling tepat adalah pada pagi hari sebelum matahari memancarkan sinar terik atau sore hari setelah matahari mulai meredup. Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



9



Penyiraman pada siang hari sangat tidak efektif karena pemborosan air akibat penguapan, bahkan cairan pada tanaman ikut tertarik keluar. Pencahayaan Intensitas cahaya masing-masing jenis tanaman adalah berlainan, sehingga diperlukan perlakuan yang berbeda pula untuk masingmasing jenis tanaman. Tanda-tanda tanaman yang menderita akibat kekurangan cahaya adalah sebagai berikut : a. Ukuran daun lebih kecil dari ukuran daun normal b. Pertumbuhan daun terhambat dan lemah c. Batang tanaman memanjang dan langsing d. Jarak antara daun yang satu dan yang lain lebih jauh karena tanaman tumbuh merentang untuk mendapatkan cahaya matahari lebih banyak. e. Daun berwarna Pucat, kuning, layu dan berguguran f. Daun dan batang tanaman cenderung tumbuh mengarah kepada sumber cahaya. Hal ini mengakibatkan tajuk tanaman tumbuh tidak merata. Cara mengatasi tanaman yang kekurangan cahaya adalah sebagai berikut: 1. Tanaman sering dibawa keluar ruangan agar memperoleh cahaya yang cukup. 2. Sering memutar-mutar tanaman sehingga tajuk dapat tumbuh dengan merata. Pemupukan Pemupukan dibutuhkan oleh tanaman untuk mensuplay unsur hara yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara yang diperlukan tanaman hias dan tanaman pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan besar, yaitu unsur makro dan mikro. 1. Unsur Hara Makro Adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, meliputi : N, P, K, Ca, Mg, S 2. Unsur Hara Mikro Adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil, meliputi : Mn, Cu, Zn, Fe Kegunaan dan fungsi setiap unsur hara : 1. Unsur N N berfungsi merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti cabang, daun dan ranting. Kekurangan unsur N mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, lemah dan warna daun pucat. Sumber N terutama Urea, ZA, Pupuk majemuk NPK, dan juga pupuk organik 2. Unsur P P membantu pertumbuhan akar dan batang yang kuat, pada tanaman dewasa unsur ini membantu pembentuklan bunga Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



10



yang normal dan sehat. Kekurangan unsur P mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhenti, tanaman tumbuh kerdil dan daun mengecil hijau. Sumber P terdapat pada Pupuk tunggal TSP, Pupuk majemuk NPK, Pupuk organik tepung tulang. Tepung tulang merupakan sumber unsur fosfor yang sangat baik bagi tanaman hias. 3. Unsur K K berfungsi untuk menguatkan dan memperkokoh tubuh tanaman serta merangsang pertumbuhan daun. Kekurangan unsur K dapat mengakibatkan ujung tanaman menjadi kering terbakar dan daun berguguran mulai dari bawah ke atas. 4. Unsur Ca Unsur ini berguna untuk merangsang pertumbuhan akar dan bulu akar, pertumbuhan batang serta menunjang penyerapan kalium. Kekurangan unsur Ca mengakibatkan pertumbuhan daun tidak sempurna, Sumber Ca : Pupuk Organik Tepung tulang, cangkang siput dan tepung kapur. Berbagai Bentuk Pupuk yang beredar dipasaran adalah : a. Pupuk Padat : Urea, TSP, KCl b. Butiran : NPK, Dekastar c. Cair : Bayfolan d. Tepung : Hyponex e. Kristal : Gandasil f. Tablet : Urea tablet Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan : 1. Dosis Penggunaan pupuk Anorganik harus sesuai petunjuk pabrik yang terrtera pada label. 2. Faktor Musim Pemupukan yang benar dilakukan pada awal musim penghujan atau musim penghuan sedang berlangsung karena pada musim hujan tanaman tumbuh aktif. Sebaliknya, pada musim kemarau tanaman pada umumnya mengalalmi masa istirahat. 3. Pencahayaan Pemberian pupuk tidak akan efektif tanpa cahaya. Oleh karena itu pemberian pupuk pada kondisi cahaya yang sangat minim akan mengakibatkan tanaman layu dan mati. 4. Jadwal dan Frekuensi Pemupukan Tanaman hias daun biasanya dipupuk sekali dalam kurun waktu 3-6 bulan, kecuali tanaman tertentu dipupuk dalam frekuensi sebulan sekali lewat daun. Cara Memupuk 1. Memupuk melalui media tanam Pemupukanlewat media tanam dapat dilakukan dengan cara dibenam, ditabur, atau diencerkan dan disiramkan pada media. Pupuk yang pemakaiannnya dibenam atau ditabur sebaiknya langsung disiram dengan air agar pupuk tersebut segera diserap leh akar. Pupuk yang diberikan pada media Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



11



kering dapat mengakibatkan akar tanaman terbakar sehingga tanaman menjadi kering. 2. Melalui Daun Unsur hara dapat masuk kedalam daun karena adanya proses difusi dan osmosis pada stomata. Daun memiliki mekanisme kerja membuka dan menutup stomata menurut kebutuhan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Pada kondisi basah, ia akan membuka stomata dan kondisi kering stomata akan menutup. Dosis Pemupukan Pupuk organik berupa pupuk kandang maupun kompos bisanya diberikan untuk pupuk dasar yang dicampurkan tanah untuk media tanam. Jumlah atau dosis pupuk buatan yang harus diberkan belum ada pedoman yang pasti. Namun, demi praktisnya dapat diikuti pedoman umum sebagai berikut : Periode N (gr) P2O5 (gr) K2O (gr) Pertumbuhan Vegetatif 1,0 0,5 0,5 Generatif 0,5 1,0 0,5 Misalnya, kita akan menggunakan pupuk Urea (46%N), TSP (46%P2O5), KCl (50%K2O), maka jumlah pupuk yang harus diberikan adalah : a. Urea : 100/46 x 1 gr : 2 gr b. TSP : 100/46 x 0,5 gr : 1 gr c. KCl : 100/50 x 0,5 gr : 1 gr Dosis pemberian pupuk yang terdiri atas ketiga unsur itu adalah setara dengan satu sendok teh. Biasanya dosis ini digunakan untuk satu pot tanaman berdiameter 20 cm. Pemangkasan Pemangkasan tanaman bertujuan : 1. Untuk membentuk tanaman agar tidak tumbuh tinggi dan besar 2. Membuat tanaman tumbuh kompak, serasidan berpenampilan menarik Sasaran pemangkasan adalah Cabang, ranting, pucuk,sebagian daun yang lebat, bekas tangkai bunga, dan bagian-bagian yang tidak sehat, tua atu kering. Repotting Repotting adalah mengganti pot yang lebih besar karena pot lama sudah tidak memadai lagi, sekaligus mengganti media yang tidak mampu mengikat air dan zat haranyapun telah habis. Pot yang tidak segera diganti akan mengganggu pertumbuhan dan kesehatan tanaman sehingga mengurangi daya tarik tanaman. Saat repotting yang paling tepat bagi sebagian besar tanaman hias adalah pada musim penghujan. Pada musim penghujan akar-akar baru akan segera tumbuh. Pada saat itu pula tanaman harus disediakan media baru untuk persiapan lebih lanjut.



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



12



Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman harus bebas dari serangan hama dan penyakit. Tanaman hias yang terserang hama maupun penyakit tidak akan tampil dalam kodisi prima dan daya tariknya akan hilang. Pemberian Tajar Tanaman hias yang tumbuhnya menjalar harus dibuatkan tajar agar dapat tumbuh dengan wajar, tanaman yang tumbuh merambat jika dibiarkan akan merayap kepermukaan tanah sehingga pertumbuhannya lambat dan daunnya kecil-kecil sehingga tampilanya menjadi kurang menarik. Membersihkan Tanaman dari Debu Setiap saat tanaman menjadi kotor akibat debu yang menempel pada daun. Debu yang melekat pada permukaan daun sangat mengganggu tanaman dan penampilan menjadi kurang menarik. Disamping itu tanaman tidak sehat karena proses fotosintesis terganggu dan pernapasan tanaman melalui daun terhambat. Salah satu cara membersihkan tanaman adalah dicuci dengan cara disiram atau disemprot air. Debu yang menempel pada daun yang sifatnya masih ringan dapat dibersihkan dengan semprotan air atau dengan cara mencelupkan kapas kedalam air untukmembersihkan daun. Membuat Tanaman lebih Cantik, Mengkilap dan Bersih Dewasa ini banyak upaya dilakukan untuk membuat tanaman tampil lebih cantik, bersih dan menarik. Upaya ini biasanya dilakukan dengan menggunakan obat yan disebut leaf shine atau menggunakan air susu. Produk obat pembersih tanaman yang kini banyak beredar dipasaran adalah Paral dan hortico. Soal – soal 1. Sebutkan 8 macam perawatan Tanaman hias ! 2. Apa saja tanda-tanda tanaman yang menderita akibat kekurangan cahaya (Sebutkan 4 tanda) ! 3. Apa Fungsi unsur N bagi tanaman, dan sebutkan 3 nama jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur N ! 4. Apa fungsi unsur P bagi tanaman, dan sebutkan 3 nama jenis pupuk anorganik yang mengandung unsur P ! 5. Cara pemupukan dilakukan dengan 2 macam cara, sebutkan ! 6. Pemupukan sebaiknya dilakukan pada musim apa? Mengapa demikian ? 7. Sebutkan 4 jenis pestisida dan fungsinya ? 8. Jelaskan mengenai pemupukan melalui Media tanam !



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



13



BAB V KEGIATAN PEMBELAJARAN IV 5.1



Tujuan Pembelajaran 1. Mampu membedakan antara perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif 2. Mengidentifikasi keuntungan dan kerugian perbanyakan secara generatif dan secara vegetatif 3. Mampu mempraktekan cara perbanyakan tanaman secara generatif dan vegetatif



5.2



Memperbanyak Tanaman Hias 5.2.1 Perbanyakan secara Generatif Pada dasarnya perbanyakan tanaman hias dapat dipilah menjadi 2 tipe, yaitu tipe seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Perbanyakan generatif merupakan usaha penambahan jumlah tanaman dengan biji yang terbentuk dari persatuan 2 gamet (sel kelamin). Sementara perbanyakan vegetatif merupakan penambahan jumlah tanaman dengan pembelahan atau diferensiasi sel secara biasa. Keuntungan perbanyakan tanaman hias dengan biji adalah sebagai berikut:  Cara ini paling mudah dan murah  Bji dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama  Biji sedikit kemungkinan mengandung penyakit  Biji mudah dikirimkan (didistribusikan)  Tanaman yang berasal dari biji memiliki perakaran tunggang yang dalam sehingga tahan kekeringan pada musim kemarau. Kerugian perbanyakan dengan biji adalah seringnya terjadi pemecahan sifat (segregasi) secara genetik pada turunan berikutnya. Biji tanaman hias hibrida (F1) tidak baik untuk dibenihkan pada turunan berikutnya karena pertumbuhan dan produksi bunganya cenderung mundur (rendah). Perbanyakan tanaman secara generatif pada tanaman hias dapat dilakukan dengan organ biji dan spora. Biji tanaman hias dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu biji yang mengandung bahan makanan dan biji yang tidak mengandung bahan makanan. Perbanyakan tanaman dengan biji yang tidak mengandung bahan makanan, seperti biji anggrek, harus menggunakan medium tumbuh tertentu atau disebut embryo culture. Pesemaian merupakan tempat untuk menyiapkan bibit (tanaman muda) seoptimal mungkin sebelum dipindahtanamkan baik kelapangan (kebun) maupun kedalam pot permanen. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyiapkan medium semai adalah syarat-syarat berikut : 1. Mampu menyerap air dengan baik sehingga dapat menjaga kelembaban tanah relatif stabil



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



14



2. Memiliki aerasi dan drainase yang baik agar biji tanaman hias tidak mudah busuk 3. Tidak mengandung wabah hama dan penyakit tular tanah Bahan medium tumbuh yang umum digunakan untuk menyemai benih tanaman hias adalah campuran tanah subur, pasir, dan bahan organik (pupuk kandang, kompos) pada perbandingan 1 : 1 : 1, tetapi dapat pula hanya campuran tanah dengan pupuk kandang (1 : 1) Tatacara perbanyakan tanaman hias secara generatif dengan biji hingga menghasilkan bibit yang siap pindah tanam ke kebun atau ke dalam pot adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Alat dan Bahan a. Siapkan tempat atau wadah pesemaian berupa kotak kayu, bak, pot, atau wadah lainnya b. Siapkan medium semai berupa tanah halus, pasir dan pupuk organik (1 : 1 : 1), serta sarana penunjang lainnya 2. Pengisian Medium Semai a. Lakukan sterilisasi medium semai dengan cara dikukus atau dipanaskan atau disiram dengan larutan formalin sambil ditutup selama ± 24 jam b. Isikan (masukkan) medium semai kedalam tempat/wadah pesemaian hingga 2,5 cm dibawah permukaan wadah pesemaian c. Ratakan Permukaan medium semai dengan alat bantu bilah kayu atau bambu ataupun tangan. 3. Menyemai Benih a. Buat alur-alur atau garitan-garitan kecil pada jarak 10 cm – 15 cm dan dalamnya ± 1,5 cm b. Sebarkan benih tanaman hias secara merata dalam aluralur tadi, kemudian tutup dengan tanah halus tipis c. Siram medium pesemaian dengan air bersih hingga cukup basah (lembab) d. Tutup Permukaan pesemaian dengan kertas koran bekas yang telah dibasahi air bersih e. Kerudungi seluruh permukaan pesemaian dengan lembar plastik bening atau ditutup dengan kaca f. Simpan wadah pesemaian tadi di tempat yang teduh 4. Pemeliharaan Bibit a. Periksa pesemaian pada hari keempat untuk mengetahui perkecambahan benih. Bila benih tanaman hias sudah berkecambah, segera buka kertas koran penutup pesemaian b. Siram medium pesemaian secara kontinu, terutama bila keadaan cuaca kering (kemarau) c. Lakukan pemupukan denagn pupuk yang mengandung unsur nitrogen, misalnya Urea 1-3 gr dilarutkan dalam 1 Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



15



liter air. Cara pemupukan adalah dengan disiramkan pada medium semai sampai benar-benar merata. d. Semprot bibit tanaman hias denagn pestisida pada konsentrasi rendah (30%-50%) dari dosis anjuran, terutama bila ditemukan serangan hama dan penyakit yang membahayakan. Pemeliharaan bibit tanaman hias dipesemaian berlangsung selama 3–5 minggu atau hingga berdaun 4–5 helai. Bibit yang berukuran demikian siap dipindahtanamkan ke lapang (kebun) ataupun ke dalam pot permanen. Perbanyakan tanaman hias secara generatif, selain dilakukan dengan biji, dapat pula dilakukan dengan spora, misalnya pada paku-pakuan atau suplir. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam perbanyakan tanaman dengan spora adalah memilih spora yang telah masak, yang ditandai dengan warna cokelat atau kehitamhitaman. Spora biasanya terletak pada bagian bawah daun. 5.2.2 Perbanyakan secara Vegetatif Perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah perbanyakan atau penambahan jumlah tanaman dengan pembelahan dan diferensiasi sel atau menggunakan organ-organ tubuh tanaman tersebut, baik secara buatan maupun alamiah. Perbanyakan vegetatif buatan tanpa perbaikan pada tanaman hias dapat dilakukan dengan cara: setek, merunduk, cangkok dan memanfaatkan organ-organ khusus. B. Perbanyakan vegetatif buatan tanpa perbaikan 1. Setek (Cutting) Setek (Cutting) diartikan sebagai pemisahan atau pemotongan beberapa bagian dari tanaman, seperti daun, tunas, batang dan akar agar bagian-bagian tersebut individu baru. Macam-macam setek berdasarkan bagian tanaman yang diambilsebagai bahan perbanyakan adalah sebagai berikut : c. Setek daun (Leaf cuttings) Contoh : Saintpaulia(Violces), Sanseviera, Rex begonia, Peperomia d. Setek batang (Stem cuttings) Contoh : Puring, mawar, Dracaena, Euphorbia, Adenium, e. Setek akar (Root cuttings) Contoh : Cemara f. Setek mata tunas (Bud Cuttings) Contoh : Nenas hias, Anggrek bulan



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



16



Tata cara perbanyakan setek pada tanaman hias : a) Siapkan wadah pesemaian yang telah diisi medium pasir bersih (Steril) b) Tentukan tanaman hias yang akan diperbanyak, kemudian potong bagian daun yang akan disemai menggunakan pisau yang steril dan tajam (pemotongan tergantung jenis tanaman). Ada yang bagian ketiak daun, tangkai daun maupun potongan-potongan daun. c) Tanamkan setek daun kedalam media dengan posisi tegak atau agak miring sedalam kira-kira 3,5 – 5 cm. d) Atur jarak semai antar setek sekitar 5-10 cm. e) Siram medium semai dengan air bersih hingga cukup basah f) Kerudungi (tutup) seluruh permukaan wadah persemaian dengan menggunakan plastik bening (transparan) 2. Merunduk (Layerage) Perbanyakan dengan cara merunduk adalah merangsang (menstimulir) terbentuknya akar atau tunas adventif sebelum dipisahkan dari pohon induk. Tata cara merunduk adalah dengan melakukan pembengkokan atau pelengkungan cabang, kemudian sebagian cabang tersebut ditimbun atau dibenamkan kedalam tanah. Hal terpenting yang perlu diperhatikan dlam merunduk adalah bagian tanaman yang dibenamkan harus mengandung mata. Setelah bagian tanaman yang ditimbun tanah tampak bertunas dan berakar, barulah dipisahkan dari pohon induknya untuk dijadikan bibit. Perbanyakan dengan cara merunduk dapat dilakukan pada jenis tanaman hias yang memiliki percabangan pannjang dan lentur. Beberapa jenis tanaman hias yang diperbanyak dengan cara merunduk antara lain adalah melati, alamanda, mawar pagar, dll. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perbanyakan dengan cara merunduk adalah sebagai berikut : a. Tanah yamg digunakan untuk menimbun bagian tanaman harus subur (ditambah dengan pupuk kandang dan NPK) serta kelembaban selalu terjaga. b. Perundukan dilakukan pada akhirmusim kemarauatau awal musim hujan agar memudahkan dalam penyiraman c. Menggunaka alat bantu tongkat atau ajiratau penyagga untuk menahan bagian tanaman yang dirundukkan d. Sebaiknya menggunakan zat perangsang tumbuh untuk merangsang pertumbuhan akar dan tunas-tunas baru. Lamanya proses perundukan sampai menghasilkan bibit berkisar antara 2,5 – 3,5 bulan. Bibit hasil rundukan dipisahkan dari pohon induk, kemudian ditanam dalam polibag atau pot.



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



17



3. Menyobek atau menyapih Menyobek adalah cara perbanyakan tanaman dengan menyapih atau memisahkan anakan dari rumpun induk. Anakan tersebut langsung ditanam dalam polybag, pot atau dilahan. Jenis tanaman hias yang dapat diperbanyak dengan anakan antara lain adalah : Kanna, sanseviera, suplir dll. 4. Cangkok Cangkok adalah cara perbanyakan tanaman dari bagian vegetatif (cabang) yang masih berada pada pohon induk. Jenis tanaman yang dapat diperbanyak dengan cangkok banyak sekali, diantaranya adalah kemuning, cemara, bugenvil, puring, dll. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam mencangkok antara lain adalah pemilihan cabang dan waktu pencangkokan. Cabang yang akan dicangkok dipilih yang tidak terlalu tua atau terlalu muda, letak cabang tegak, berasal dari pohon induk varietas unggul, dan tumbuhnya normal/sehat. Waktu mencangkok yang paling baik adalah pada awal ataupun pertengahan musim hujan. Tatacara mencangkok meliputi tahap-tahap kegiatan sebagai berikut : a. Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas : pisau, gunting, tali rafia, pembalut cangkok (Sabut kelapa, bambu, plastik kaleng ataupun pot), Zat pengatur tumbuh (ZPT), medium tumbuh (tanah, pupuk kandang, moss, kompos, serbuk sabut kelapa, dan sarana penunjang lainnya. b. Tentukan atau pilih cabang yang memenuhi syarat untuk dicangkok, kemudian buat keratan (sayatan) melingkar pada dua bagian (atas dan bawah) dengan jarak antar sayatan 3-5 cm. c. Kelupas kulit cabang bidang sayatan tadi hingga tinggal kayunya saja. d. Kerik kambium kayu pada cabang tadi agar cepat kering. Pada tanaman hias yang banyak bergetah, sebaiknay bekas kerikan tadi dikering anginkan selama 2-3 minggu. e. Olesi atau semprot bidang sayatan dengan larutan ZPT, misalnya dengan Rootone-F, Atonik, atau Rhizatun untuk merangsang pertumbuhan akar cara lain pemberian ZPT adalah dengan dicampurkan pada media tumbuh. f. Pasang pembalut (sabut kelapa, lembar plastik) pada bidang sayatan bagian bawah cabang, kemudian ikat erat-erat sambil menarik pembalut kesebelah atas bidang sayatan. g. Masukkan medium tumbuh (campuran pupuk kandang dan tanah 1:1) kedalam pembalut sambil dipadatkan pelan-pelan pada bidang sayatan. Medium tumbuh cangkok dapat juga berupa kompos ataupun serbuk sabut kelapa.



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



18



h. Ikat pembalut cangkok pada bagian atas bidang keratan hingga bagian luka sayatan tertutup oleh medium dan pembalut. i. Biarkan cangkokan selama 1,5 – 3,5 bulan hingga tampak berakar sambil mangawasi (merawat) medium agar tidak kekeringan. j. Potong bibit cangkokan yang sudah berakar tepat dibagian bawah bidang cangkokan dengan menggunakan gergaji atai pisau yang tajam. k. Pangkas beberapa cabang, ranting dan daun yang berlebihan l. Tanam bibit cangkok kedalam polybag berisi medium campuran tanah dengan pupk kandang dengan perbandingan 1 : 1 atau 2 : 1. m. Taruh bibit cangkok tadi ditempat yang teduh dan lembab selama ±1 bulan. Bibit cangkok yang telah tumbuh segar dapat dipindah tanamkan kedalam pot atau halaman. Bibit cangkok yang telah tumbuh segar dapat dipindah tanamkan kedalam pot atau halaman. 5. Organ vegetatif khusus (Spesifik) Beberapa jenis tanaman hias memiliki organ vegetatif khusus (spesifik) sebagai bahan perbanyakan tanaman. Organ vegetatif khusus tersebut diantaranya berupa umbi (true bulbs, bulbus), cormus (corms), ubi batang (tuber), ubi akar (tuberosus root) dan akar tinggal atau geragih (rhizome, runners) Ciri khas (karakteristik) tanaman hias yang memiliki organ khusus (spesifik) adalah selama siklus hidupnya menghimpun makanan dari daun dan menyimpan makanan tersebut dalam organ spesifik tempat cadangan makanan. Cadangan makanan ini merupakan persediaan (bekal) untuk pertumbuhan periode berikutnya. Macam-macam perbanyakan tanaman hias dengan organ spesifik adalah sebagai berikut : a. Umbi (bulbus) Umbi merupakan miniatur tanaman (embrio) yang komplit atau hampir komplit, strukturnya terbungkus oleh daun yang telah berubah bentuk atau fungsi menjadi tebal atau disebut sisik berisi cadangan makanan berupa tepung, gula, protein. Tanaman hias berumbi dibedakan atas umbi lapis (bulbus tunicatus, bulbs), umbi sisik (bulbus squamosa, scales), dan umbi atau tunas biak (bulbilus, bulbils). Tata cara perbanyakan tanaman hias berumbi adalah : 1) Umbi lapis  Tentukan/pilih rumpun tanaman hias yang telah berumur tua (4-5 th), berumbi banyak, dan



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



19



keadaannya hampir layu. Jenis tanaman berumbi lapis antara lain adalah bakung dan tulip.  Bongkar seluruh rumpun induk dengan menggunakan alat bantu kored, cangkul ataupun garpu  Buang seluruh daun-daunnya, kemudian pisahpisahkan umbinya menurut ukuran yang seragam  Simpan umbi ditempat yang teduh dan lembab untuk ditunaskan atau langsung ditanam dikebun. 2) Umbi sisik  Tentukan atau pilih rumpun tanaman hias yang akan diperbanyak dengan umbi sisik, misalnya lily.  Bongkar rumpun induk, kemudian bersihkan dari tanah atau kotoran lain yang masih menempel.  Lepaskan/pisahkan umbi sisik satu per satu secara hati-hati dan bertahap, diawali dari umbi sisik yang paling luar  Campurkan umbi sisik dengan tepung fungisida untuk mencegah infeksi penyakit  Tanamkan/semaikan umbi sisik satu per satu dal;am medium pasir steril yang lembab dalam kantong plastik  Simpan semaian umbi sisik tadi di tempat yang bersuhu 200C – 22,20C selam 6-8 minggu. Umbi sisik yang telah bertunas dipindahkan tempat penyimpanannya pada ruang bersuhu rendah (1,7 0 C-4,40C) selama minimal 8 minggu sebelum dipindahtanamkan ke kebun. 3) Umbi ketiak  Tentukan (pilih) tanaman hias yang akan diperbanyak dengan umbi ketiak, misalnya lily atau tiger lily.  Ambil (lepas) umbi ketiak yang sudah tua secara hati-hati satu per satu dari batangnya.  Siapkan medium tumbuh campuran lempung, pasir, dan humus (1:1:1) dalam kotak persemaian.  Semaikan umbi ketiak satu per satu, kemudian simpan di tempat yang sejuk dan bersuhu rendah hingga bertunas atau menjadi bibit. b. Ubi akar (Tuber Rhizogenum, Tuberosus Root) Tanaman hias yang biasa diperbanyak dengan ubi akar diantaranya adalah dahlia. Ubi akar adalah batang dibawah permukaan tanah yang telah berubah bentuk dan fungsi sebagai tempat persediaan makanan. Perbedaan umbi dan ubi terletak pada struktur kulit dan subang. Ubi batang tidak dibungkus oleh daun yang mengering dan tidak mempunyai subang, tetapi hanya memiliki kulit yang mengeras dan mata (tunas). Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



20



Tata cara perbanyakan tanaman hias dengan ubi akar adalah sebagai berikut : 1) Bongkar rumpun induk yang umurnya tua 2) Kumpulkan ubi akar sambil dibersihkan dari tanah dan akar-akar rambut 3) Potong-potong ubi akar menjadi beberapa potongan. Tiap potongan minimal mengandung satu mata tunas dan bagian pangkal batang 4) Masukkan potongan ubi kedalam kantong plastik sambil dicampur dengan tepung fungisida 5) Simpan potongan ubi akar ditempat yang lembab atau langsung ditanam di lahan. Disamping ubi akar, juga terdapat tanaman hias yang diperbanyak dengan ubi batang, misalnya begonia dan caladium. Tata cara perbanyakan tanaman hias berumbi akar pada dasarnya hampir sama dengan ubi batang. c. Cormus Cormus adalah pangkal batang yang membengkak dan memadat serta mengandung cadangan makanan. Pada dasar cormus terdapat subang tempat tumbuhnya akar, sedangkan dibagian atasnya (ujung) terdapat tunas atau mata. Jenis tanaman hias bercormus adalah gladiol. Tata cara perbanyakan tanaman hias dengan cormus adalah sebagai berikut : 1) Pilih tanaman induk yang telah (hampir) layu. 2) Bongkar seluruh cormus, kemudian bersihkan dari akar-akar dan tanah yang menempel 3) Sebarkan/hamparkan cormus diatas kawat kasa atau dalam peti kayu untuk dibiarkan mengering selama 2 – 3 minggu ditempat yang terlindung 4) Pisah-pisahkan antara cormus berukuran besar dengan yang berukuran kecil (cormel), kemudian semprot dengan larutan fungisida 5) Simpan cormus atau cormel diruangan yang yang dingin ±100C selama beberapa waktu hingga mulai mengeluarkan tunas-tunas baru. d. Geragih atau stolon Geragih adalah batang yang menebal dan tumbuh secara horisontal sepanjang atau dibawah permukaan tanah, dan pada interval tertentu menyembulkan tunas kepermukaan tanah. Jenis tanaman hias yang dapat diperbanyak dengan organ geragih antara lain adalah kanna, gandasuli, episcia. Tatacara perbanyakan tanaman hias dengan organ geragih adalah sebagai berikut : 1) Biarkan tanaman induk tumbuh subur dan menjalar geragihnya



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



21



2) Letakkan pot atau wadah lain berisi medium tumbuh campuran tanah dengan pupuk kandang (1:1) dekat tanaman induk 3) Tempelkan geragih pada medium tumbuh dalam pot sambil dikuatkan dengan kawat berbentuk huruf ”U” terbalik sebagai penguat geragih 4) Biarkan geragih berakar dan bertunas pada medium tumbuh dalam pot hingga dapat hidup mandiri 5) Potong (pisahkan) bibit geragih dari pohon induk. C. Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan 1. Okulasi (Budding) Okulasi adalah menempelkan mata tunas pada batang muda jenis tanaman antar varietas atau antar antar spesies. Menggabungkan dua jenis tanaman hias bertujuan antara lain untuk menghasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat baik dari kedua induknya. Jenis tanaman hias yang dapat diperbanyak dengan okulasi diantaranya adalah mawar, puring dan lain-lain. Sebagai bahan okulasi, batang bawah harus memiliki perakaran yang kuat, tahan kekurangan dan kelebihan air, memiliki pertumbuhan yang seimbang dengan batang atas dan tahan terhadap penyakit tular tanah. Sedangkan batang atas harus berproduksi tinggi (misalnya daya hasil bunga), berpenampilan menarik, tahan terhadap penyakit, dan digemari oleh masyarakat luas. Mengokulasi atau menempel dapat dilakukan dengan metode T (shield bud), jendela dan forkert. Metode okulasi yang paling umum dipraktekkan dan dianjurkan adalah metode forkert. Tata cara okulasi dengan metode forkert adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. persiapan alat dan bahan Siapkan alat dan bahan berupa batang bawah hasil perbanyakan vegetatif maupun generatif yang batangnya berukuran sebesar pensil, cabang atas (entress) tali rafia atau plastik, pisau okulasi, dan sarana penunjang lainnya. b. Pelaksanaan Okulasi 1) Bersihkan pangkal batang bawah hingga ketinggian 20 cm dari permukaan tanah dengan kain lap. 2) Sayat kulit batang bawah pada ketinggian 15 cm – 20 cm dari permukaan tanah secara melintang. Bentuk sayatan mirip seperti huruf ”U” terbalik sepanjang 3 cm 3) Tarik kulit batang yang disayat tadi kebawah hingga membentuk seperti lidah, kemudian lidah tadi dipotong setengah bagian. Letakkan kembali sepotong lidah kulit tadi pada batang (tempat asal)



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



22



4) Sayat mata pada mata entres sepanjang 2 cm – 3 cm bersama dengan kayunya, kemudian lepaskan bagian kayu tersebut dari mata entres 5) Angkat sepotong lidah sayatan pada batang bawah, kemudian masukkan mata entres kedalam celah sayatan batang bawah hingga sungguh-sungguh pas sambil ditutup dengan sebagian sayatan batang bawah 6) Balut (ikat) bidang sambungan dengan tali rafia atau plastik. Arah pembalut dimulai dari bawah ke atas dengan tidak menutup bagian mata entres 7) Periksa hasil sambungan pada umur 15 – 21 hari setelah penyambungan dengan cara membuka tali pengikatnya. Bila bidang sayatan dan mata entres berwarna hijau atau segar, berarti okulasi tersebut berhasil (jadi). Sebaliknya, bila mata entres berwarna coklat dan kering, berarti okulasi gagal sehingga harus diulangi lagi. c. Pemeliharaan bibit okulasi Kegiatan pokok pemeliharaan bibit okulasi antara lain : 1) Penyiraman secara kontinyu agar medium tumbuh (tanah) tidak kekeringan. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. 2) Pemupukan 1 – 3 bulan sekali dengan campuran pupuk urea, TSP dan KCl (2:1:1) atau NPK (15:15:15)sebanyak 10 g – 30 g dilarutkan dalam 10 l air. Larutan pupuk tersebut diberikan dengan cara disiramkan atau dikocorkan kedalam medium tumbuh sebanyak 300 cc – 500 cc larutan per tanaman. 3) Pemotongan ujung batang bawah tepat diatas bidang okulasi, setelah mata entres tumbuh berdaun 2 – 5 helai. Pemotongan dilakukan secara bertahap, mulamula setengan bagian batang sambil direbahkan, kemudian selang 1 – 3 bulan dipotong seluruhnya. 2. Sambung pucuk (Top Grafting) Sambung pucuk merupakan salah satu cara menggabungkan dua jenis tanaman untuk membentuk suatu tanaman baru. Tujuan sambung pucuk pada tanaman hias antara lain adalah untuk mendapatkan penampilan tanaman yang unik dan menarik. Misalnya, sambung pucuk pada tanaman bugenvil dapat menghasilkan tanaman baru yang bunganya warna-warni, sambung pucuk aneka jenis kaktus yang bentuknya bagus pada batang bawah kaktus liar, tanaman beringin berdaun hijau disambung pucuk dengan beringin berdaun putih sehingga menghasilkan tanaman baru yang daunnya berwarna putih dan hijau Tata cara sambung pucuk adalah sebagai berikut : a. Persiapan Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



23



Persiapkan alat dan bahan yang terdiri dari batang bawah, batang atas/entres, pisau, tali rafia, kantong plastik dan sarana penunjang lainnya b. Pelaksanaan sambung pucuk Potong ujung batang bawah pada ketinggian 10 cm – 20 cm dari permukaan tanah 3. Penyusuan (Approach grafting) Penyusuan adalah salah satu cara penyambungan dengan metode mempersatukan dua tanaman, tetapi dua tanaman tersebut masih tumbuh pada tempat masing-masing. Tujuan perbanyakan dengan cara penyusuan antara lain adalah untuk mendapatkan tanaman baru yang memiliki sifat-sifat baik dari kedua jenis tanaman yang disambungkan. Misalnya, beringin berdaun putih disusukan pada beringin berdaun hijau, atau bugenvil berdaun variegata dengan bugenvil berdaun orange. Batang bawah yang akan disambungkan biasanya diletakkan diatas para-para dekat cabang pohon induk yang akan disusukan (biasa disebut ”susuan duduk”). Dapat pula penempatan batang bawah digantungkan dekat cabang pohon induk yang akan disusukan (biasa disebut ”susuan gantung”). Tata cara penyusuan adalah sebagai berikut : a. Persiapan Persiapkan alat dan bahan yang terdiri dari batang bawah, cabang pohon induk, pisau, tali rafia, dan sarana penunjang lainnya b. Pelaksanaan 1) Sayat batang bawah sepanjang 2 cm – 5 cm arah memanjang mulai ketinggian 10 cm – 40 cm dari permukaan tanah (polybag) 2) Sayat cabang pohon induk dengan ukuran sayatan yang sama seperti pada batang bawah 3) Padukan bidang sayatan batang bawah dengan cabang pohon induk hingga sunguh-sungguh menyatu 4) Ikat (balut) bidang sambungan dengan tali plastik atau rafia mulai dari bawah ke atas 5) Biarkan bibit hasil susuan tumbuh subur, kemudian potong ujung batang bawah sekitar 1 cm -2 cm diatas bidang penyambungan. Tahap berikutnya, potong pula pangkal cabang pohon induk tepat dibawah bidang penyambungan 6) Pelihara bibit hasil sambungan hingga siap dipindahtanamkan kedalam pot ataupun langsung di lahan/taman.



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



24



5.3



Soal – soal 1. Apa tujuan dari diadakannya perbanyakan tanaman hias ? 2. Jelaskan pengertian dari perbanyakan vegetatif dan perbanyakan generatif ! 3. Jelaskan keuntungan dan kelebihan perbanyakan generatif ! 4. Jelaskan keuntungan dan kelebihan perbanyakan vegetatif!



Modul Ketrampilan “BUDIDAYA TANAMAN HIAS 1”



25