Modul Etika Komunikasi 2020 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ETIKA KOMUNIKASI ORGANISASI PELATIHAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI



Disusun oleh Rizky Permana



KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN CIAWI – BOGOR 2020



Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Modul Etika Komunikasi Organisasi yang akan dipergunakan dalam Pelatihan Komunikasi Dalam Organisasi telah dapat diselesaikan. Modul ini merupakan edisi pertama sebagai petunjuk praktis agar peserta dimudahkan dalam mengikuti pelatihan ini dan nantinya ketika kembali ke instansi atau daerah asal dapat terus mempraktekkkan pelatihan ini secara terus - menerus Atas nama Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Ciawi - Bogor, kami



mengucapkan



penyusun yang



penghargaan



yang



setinggi-tingginya



kepada



telah bekerja keras menyusun Modul ini. Begitu pula



halnya dengan para pihak yang telah memberikan review dan masukan, kami ucapkan terimakasih. Kami sangat menyadari bahwa Modul ini jauh dari sempurna. Dengan segala kekurangan yang ada pada Modul ini, kami mohon



kesediaan



pembaca untuk dapat memberikan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan selanjutnya, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Ciawi,



Februari 2020



Kepala Pusat,



Ir Heri Suliyanto, MBA



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..



1



KATA PENGANTAR …………………………………………………………



2



DAFTAR ISI ………………………………………………………………….



3



BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………..……..



4



BAB 2 JENIS – JENIS ETIKA KOMUNIKASI………………………..…



8



BAB 3 ETIKA DALAM KOMUNIKASI………………………………………..



18



BAB 4 ETIKA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI………………………



24



BAB 5 PENUTUP…………………………………………………………….



29



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………



30



BIODATA PENULIS………………………………………………………….



31



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modul merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap lembaga pelatihan. Setiap fasilitator diwajibkan untuk memiliki modul sebagai acuan dalam mengajar. Ketersediaan modul pada setiap lembaga pelatihan diatur dalam standar isi dan standar proses pelatihan.



Kedua



peraturan



tersebut



merupakan



prinsip



penyelenggaraan pelatihan. Standar proses dibuat dengan tujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di berbagai bidang. Kompetensi tersebut dapat diwujudkan melalui perencanaan proses pembelajaran yang telah ditetapkan meliputi silabus dan rencana pembelajaran (RP). Kesesuaian pelaksanaan proses pembelajaran dengan



perencanaan



proses



pembelajaran



menjadi



penunjang



tercapainya kompetensi lulusan. Silabus dan rencana pembelajaran (RP) memuat hal-hal yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dua hal diantaranya mengenai materi ajar dan sumber belajar. Kedua komponen tersebut yang nantinya akan menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Modul dalam peranannya sebagai pemberi informasi sangat dibutuhkan oleh fasilitator dan peserta. Fasilitator harus mampu mengolah serta menelaah setiap informasi didalamnya agar dapat diserap secara tepat. Inovasi dalam penggunaan berbagai modul sangat penting untuk menambah wawasan peserta. Kebiasaan penggunaan bermacam-macam



modul



akan



mempermudah



mengembangan



kualitas yang diharapkan. Fasilitator harus berusaha untuk menjadi fasilitator



yang



baik



dengan



menyediakan



modul



dan



memanfaatkannya dengan baik. Sebagai salah satu modul, modul ini mencoba menjawab ketersediaan modul yang masih kurang terkait etika komunikasi organisasi. Komunikasi menjadi alat utama dalam interaksi pada suatu 4



organisasi agar dapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan suatu etika dalam berkomunikasi sehingga mengurangi



atau



meminimalisasi



kesalahpahaman



atau



ketidaksinkronan dalam berkomunikasi. B. Deskripsi Singkat Modul ini memberikan pemahaman mengenai etika komunikasi dalam suatu kegiatan kerja. Etika komunikasi dalam modul ini difokuskan pada etika komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam organisasi. Dengan terciptanya etika komunikasi timbal balik yang baik antara pimpinan dan karyawan, akan menimbulkan produktivitas kerja yang baik. Dengan kata lain tanpa adanya komunikasi, maka pekerjaan suatu organisasi akan menjadi tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan tidak



akan



tercapai. Modul ini juga seperti apa etika yang seharusnya diterapkan setiap individu menetapkan sikap dan pola perilaku ideal dan apa yang seharusnya dijalankan individu, dan apa tindakan yang seharusnya dilakukan dalam berkomunikasi



C. Manfaat Modul Bagi Peserta 1. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan lebih menarik 2. Peserta lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri 3. Peserta mendapatkan kemudahan dalam mempelajari kompetensi yang harus dikuasai D. Tujuan Pembelajaran 1. Hasil Belajar Peserta dapat memahami etika berkomunikasi dalam organisasi 2. Indikator Hasil Belajar Peserta dapat : a. Memahami jenis - jenis etika komunikasi 5



b. Memahami etika dalam komunikasi c. Memahami etika komunikasi dalam organisasi E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Memahami jenis - jenis etika komunikasi a. Pengertian Etika b. Aliran Etika c. Jenis – jenis etika komunikasi 2. Memahami etika komunikasi a. Etika Komunikasi b. Teknik Komunikasi Yang Baik 3. Memahami etika komunikasi dalam organisasi F. Petunjuk Belajar Untuk mendapatkan hasil maksimal saat belajar menggunakan modul ini, maka disediakan beberapa petunjuk penggunaan modul antara lain:



Petunjuk Bagi Peserta 1. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan pada masing-masing kegitan pembelajaran. Apabila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan kepada fasilitator. 2. Kerjakan setiap kegiatan diskusi, soal latihan dengan baik untuk melatih kemampuan penguasaan pengetahuan konseptual. 3. Untuk kegiatan “Kegiatan Diskusi” yang berisi kegiatan praktik, perhatikan hal-hal yang berisi petunjuk. Jika ada kegiatan yang belum dipahami, tanyakan pada fasilitator hingga jelas. Petunjuk Bagi Fasilitator 1. Memotivasi peserta dalam mengerjakan soal-soal latihan untuk melatih



kemampuan



pemahaman



organisasi 6



etika



komunikasi



dalam



2. Membimbing peserta yang merasa kesulitan menyelesaikan tugas 3. Mengarahkan peserta untuk mempraktekkan penggunaan etika komunikasi dalam organisasi didalam kelas tatap muka



7



BAB II JENIS – JENIS ETIKA KOMUNIKASI Indikator Hasil Belajar : Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat memahami tentang jenis – jenis etika komunikasi



A. Pengertian Etika Dalam



pergaulan



hidup



bermasyarakat,



bernegara



hingga



pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud



pedoman



pergaulan



tidak



lain



untuk



menjaga



kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani “ethos” yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah- kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Selain itu dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin ethicus yang berarti kebiasaan. Sesuatu dianggap etis atau baik, apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Pengertian lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Etika juga disebut ilmu 8



normatif, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai tingkah laku apakah baik atau buruk, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini : 1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. 2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. 3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. 4. Prof. DR. Franz Magnis Suseno : “Ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang mmberikan arah dan pijakan dalam tindakan manusia.” 5. James J. Spillane SJ : “Etika adalah mempertimbangkan dan memperhatikan tingkan laku manusia dalam mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan moral, yang mana lebih mengarah



pada



penggunaan



akal



budi



manusia



untuk



menentukan benar atau salah.” 6. Maryani



dan



Ludigdo :



“Seperangkat



norma,



aturan,



atau



pedoman yang mengatur segala perilaku manusia, baik yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok masyarakat. B. Aliran Etika Suatu ukuran baik dan buruk sifatnya individual yakni akan dilihat dari orang yang menilainya, karena baik dan buruk itu terikat pada ruang dan waktu, sehingga ia tidak berlaku secara universal. Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk dapat dilihat dari beberapa aliran-aliran dari berbagai sudut pandang, antara lain : 9



1. Adat Kebiasaan Ukuran baik atau buruk menurut adat kebiasaan yakni tergantung kepada



kesetiaan



dan



ketaatan



seseorang



(loyal)



terhadap



ketentuan adat istiadat. Namun demikian, ukuran menurut adat ini



tidak



dapat



digunakan



sepenuhnya



karena



ketentuan-



ketentuan dari Hukum Adat yang berasal dari adat istiadat banyak yang irasional (tidak dapat diterima oleh akal sehat). 2. Kebahagiaan (Hedonisme) Yang menjadi ukuran baik atau buruk menurut paham ini yaitu apakah suatu perbuatan tersebut melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan / kelezatan. 3. Bisikan Hati (Instuisi) Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran hedonisme, yakni menilai suatu perbuatan baik atau buruk adalah dengan kekuatan batin tanpa melihat terlebih dahulu akibat yang ditimbulkan dari perbuatan itu, akan tetapi tujuannya kepada kebaikan budi pekerti. 4. Evolusi Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatunya yang ada di alam ini selalu (secara berangsur-angsur) mengalami perubahan yakni berkembang menuju ke arah kesempurnaan. Adapun seorang Filsuf Herbert Spencer (1820- 1903) mengemukakan bahwa perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana kemudian dengan berlakunya (evolusi) akan menuju ke arah cita-cita , dan cita- cita inilah yang dianggap sebagai tujuan. Yang menjadi tujuan dari cita-cita manusia adalah kebahagiaan dan kesenangan, sehingga suatu kesenangan atau kebahagiaan itu akan selalu berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi sosial. 5. Paham eudaemonisme Kata eudaemonisme di ambil dari istilah Gerika, yaitu “eudaemonia” dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “kebahagiaan, untuk bahagia”. Prinsip pokok paham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan bagi orang lain. 10



6. Aliran Vitalisme Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran Naturalism, sebab menurut penganut paham ini ukuran baik atau buruk itu bukanlah alam tetapi “vitae” yakni yang sangat diperlukan untuk hidup. Tokoh terpenting dari aliran ini yaitu F. Niettsche, dia banyak sekali memberi pengaruh terhadap tokoh revolusioner seperti Hitler. Pada akhir hayatnya ia menjadi seorang ateis dan mati dalam keadaan gila, dia memproklamirkan gagasan “God is dead”, Tuhan telah mati, Tuhan itu tidak ada lagi, maka jauhkanlah diri (putuskan hubungan dengan Tuhan). 7. Aliran Pragmatisme Aliran ini menitik beratkan pada hal yang berguna dari diri sendiri,baik



yang



bersifat



moril



maupun



materil.



Serta



menitikberatkan padapengalaman, oleh karena itu penganut ini tidak mengenal istilah kebenaran, sebab kebenaran itu bersifat abstrak dan tidak diperoleh dalam dunia empiris. 8. Aliran Gessingnungsethik Aliran ini diprakarsai oleh Albert Schweitzer. Yang terpenting menurut ajaran ini adalah “penghormatan akan kehidupan”, yaitu sedapat mungkin setiap makhluk harus saling menolong dan berlaku baik. Ukuran kebaikannya yakni pemeliharaan akan kehidupan, dan yang buruk yakni setiap usaha yang berakibat binasa dan menghalang-halangi hidup. 9. Aliran Idealisme Istilah tersebut berasal dari bahasa Gerika (Yunani), yaitu dari kata “idea” yang secara etimologis berarti: akal, pikiran, atau sesuatu yang hadir dalam pikiran, atau dapat juga disebut sesuatu bentuk yang masih ada dalam alam pikiran manusia. Aliran ini berpendapat bahwa segala yang ada hanyalah tiada, sebab yang ada itu hanya gambaran dari alam pikiran (bersifat tiruan), sebaik apa pun suatu tiruan tentunya tidak akan seindah aslinya (ide). Dengan demikian, yang baik itu hanya apa yang ada di dalam ide itu sendiri. 11



Selain itu, aliran etika lainnya diuraikan oleh John C. Merill (1975) yang dapat digunakan sebagai standar menilai tindakan etis, antara



lain deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Aliran



deontologis (deon = yang harus/wajib, Yunani) melakukan penilaian atas tindakan dengan melihat tindakan itu sendiri. Artinya, suatu tindakan secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau buruk. Kriteria etis ditetapkan langsung pada jenis tindakan itu sendiri. Ada tindakan/perilaku yang langsung dikategorikan baik, tetapi juga ada perilaku yang langsung dinilai buruk. Ukuran etis yang berbeda, dikemukakan oleh aliran teleologis (telos berarti tujuan). Aliran ini melihat nilai etis bukan pada tindakan itu sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu. Jika tujuannya baik dalam arti sesuai dengan norma moral, maka tindakan itu digolongkan sebagai tindakan etis. Jadi apabila suatu tindakan betujuan jelek, akan dikategorikan tidak etis. Etika egoisme menetapkan norma moral pada akibat yag diperoleh oleh pelakunya sendiri. Artinya tindakan dikategorikan etis dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri sendiri. Etika utilitarisme (utilitis = berguna) adalah kebalikan dari paham egoisme, yaitu yang memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi orang banyak. Dengan demikian, tindakan itu tidak diukur dari kepentingan subyektif individu, melainkan secara obyektif pada masyarakat umum. Semakin universal akibat baik dari tindakan itu, maka dipandang semakin etis. C. Jenis – Jenis Etika Komunikasi



Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk 12



mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia : 1. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil. 2. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan. Etika secara umum dapat dibagi menjadi : 1. Etika umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana



manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori- teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori. 2. Etika khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar



dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya 13



menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis, cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya. Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian : a. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. b. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia. Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia



baik



secara



langsung



maupun



secara



kelembagaan



(keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandanganpandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dalam pergaulan dan kehidupan bermasyarakat, antara etika dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Di manapun orang berkomunikasi, selalu memerlukan pertimbangan etis, agar lawan bicara dapat menerima dengan baik. Berkomunikasi tidak selamanya mudah apalagi kalau kita tidak mengetahui jati diri (latar belakang sosial budaya) mereka yang kita hadapi, tentu kita akan menebak-nebak dan merancang persiapan komunikasi yang sesuai dengan tuntutan etis kedua belah pihak. Ketika kita paham tentang karakter orang yang kita hadapi kita akan lebih mudah berusaha menampilkan diri sebaik-baiknya dalam berkomunikasi. Tujuannya adalah menguji sejauh mana perhatian Anda terhadap teman karib Anda itu. Apabila Anda memiliki perhatian yang baik, maka Anda akan memahami karakteristik latar belakang sosial 14



budayanya, dan dengan demikian Anda dapat mengusahakan proses komunikasi yang menyenangkan kedua belah pihak, tanpa melanggar etika dan tata krama. Etika yang tergambarkan dalam tata krama berkomunikasi adalah kebiasaan dan mungkin merupakan kesepakatan dalam hubungan antarwarga di masyarakat. Ukuran etika itu berlaku secara selingkung, dan kadang-kadang sulit dimengerti akal sehat. Misalnya ada bangsa lain yang makan sambil mengeluarkan bunyi ciplak, hal ini tidak dianggap tidak sopan, malah sangat karena menunjukkan kesungguhan menikmati hidangan. Sebaliknya bagi kebanyakan orang Indonesia hal itu dipandang sebagai tidak sopan. Jenis – jenis etika dalam komunikasi sangat beragam. Secara ringkas disajikan dalam penjelasan dibawah ini sebagai berikut : 1. Etika Komunikasi Interpersonal Tatap Muka



Komunikasi tatap muka, berarti mempertemukan orang-orang yang terlibat



dalam



proses



komunikasi.



Norma



etika



mesti



kita



perhatikan, karena apabila kita melakukan kesalahan meskipun tidak disengaja, sangat mung menyebabkan orang lain sakit hati kita mengatakan, “peliharalah lidah." 2. Etika Berkomunikasi dengan media Telepon



Telepon baik telepon kabel maupun seluler sudah menjadi media komunikasi yang sangat diperlukan untuk efisiensi penerimaan dan penyampaian informasi. Jika cara menelepon maupun menerima telepon tidak mengikuti tata krama maka nama baik akan dipertaruhkan.



Oleh



berkomunikasi



dengan



karena telepon



itu



sejumlah



sangat



perlu



prinsip



etika



dipahami



dan



dilaksanakan. 3. Etika Menggunakan Short Message Service (SMS) / Chatting Medsia



Sosial Komunikasi interpersonal sering dilakukan dengan layanan pesan pendek



baik



SMS



ataupun



menggunakan



media



chat



WA/Line/Telegram dsb. Di samping harganya murah juga lebih 15



praktis, Kita dapat menjangkau alamat tujuan dengan segera. Ada norma etika yang lazim digunakan agar isi texting ita terhindar dari apa yang kurang atau tidak dikehendaki oleh partner komunikasi 4. Etika Menggunakan Email dan Facebook



Teknologi internet telah mengubah cara orang berkomunikasi. Email dan facebook merupakan kunci utama perubahan cara berkomunikasi. Dengan hanya mempunyai satu alamat email atau facebook, kita dapat mengikuti berbagai model komunikasi yang ditawarkan sebagai fasilitas internet. Beberapa model komunikasi itu, diantaranya Forum, Milis/Group, Situs jejaring sosial, Blog, Situs sharing file, E-earning menggunakan eleconference. Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang sangat cepat adalah handphone. Dibandingkan dengan media lain, handphone benarbenar dapat memperoleh simpati masyarakat, terutama para remaja.



Permasalahannya



adalah



bagaimana



kita



dapat



menggunakan teknologi itu. Karena ia seperi pisau bermata dua, dapat membawa kebaikan dan keburukan. Di tangan orang yang memahami norma etika, e-mail dan facebook membawa banyak manfaat positif. Tetapi apabila tidak dikawal dengan norma tata krama, sangat mungkin membawa dampak negatif. D. Rangkuman



Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbolsimbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada komunikan



dengan



tujuan



tertentu.



Komunikasi



mempunyai



komponen-komponen agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu, komunikator atau pengirim pesan, pesan atau informasi, media atau saluran, komunikan atau penerima pesan, umpan balik atau feedback dan gangguan Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pengertian lain tentang etika ialah 16



sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk.



Etika



dalam



perkembangannya



sangat



mempengaruhi



kehidupan manusia. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita. Aliran etika menurut John C. Merill (1975: 79-88) antara lain deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Deontologis artinya suatu tindakan secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau buruk. Aliran teleologis melihat nilai etis bukan pada tindakan itu sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu. Aliran egoisme artinya tindakan dikategorikan etis dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri sendiri. Aliran utilitarisme yaitu yang memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi orang banyak E. Evaluasi



1. Apakah pengertian etika menurut anda ? 2. Etika apakah berguna didalam komunikasi? Jelaskan jawaban anda 3. Didalam berkomunikasi diperlukan etika terutama pada siapa anda berbicara. Hal ini penting agar komunikasi berjalan lancer. Jelaskan makna dari pernyataan ini menurut pendapat anda !



17



BAB III ETIKA DALAM KOMUNIKASI



Indikator Hasil Belajar : Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat memahami tentang etika dalam komunikasi



A. Etika Dalam Komunikasi Sebagai makhluk sosial, tentunya komunikasi tidak lepas dari kehidupan sehari-hari kita. Dan seperti yang telah diulas sebelumnya, komunikasi sebagai bagian dari kehidupan juga memiliki etika di dalamnya. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia. Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah



laku.



Dalam



kaitannya



dengan



komunikasi,



etika



komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk berdasarkan standar yang berlaku. Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi



hal-hal



yang



tidak



diinginkan



seperti



kesalahpahaman,



pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. Guna menghindari terjadinya hal-hal seperti itu, kita akan membahas lebih lanjut mengenai etika komunikasi apa saja yang penting dan mendasar dalam kehidupan sehari-hari. 18



Etika dalam komunikasi ada beragam dan tentunya tidak akan cukup jika dibahas semua disini. Pada tulisan ini, kita akan membahas beberapa etika dalam komunikasi yang sering kita lakukan dan temui sehari-hari. a. Memulai Pembicaraan Dalam



keseharian,



keadaan



yang



tentunya



membuat



kita



kita



pernah



harus



atau



bertemu



dengan



ingin



memulai



pembicaraan dengan orang lain. Namun ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Lihat keadaan calon lawan bicara.



Apakah dia terlihat sedang sibuk atau terburu-buru? Kalau iya, mungkin kita harus mencoba berbicara lain kali. Karena nanti kita justru akan mengganggu orang itu dan membuatnya tidak nyaman. 2. Ramah dan sopan.



Sapa lah lawan bicara anda dengan ramah dan sopan, namun tidak terkesan dibuat-buat. Kita bisa mengajukan pertanyaan basa-basi untuk pembuka seperti apa kabar, mau kemana, dari mana, dan semacamnya. 3. Jangan hanya bicara, dengarkan juga.



Kebanyakan orang mengasumsikan komunikasi selalu berkaitan dengan bicara, padahal tidak hanya itu. Mendengarkan juga salah satu bagian dari komunikasi, dan hal ini sangat penting untuk dilakukan.



Ketika



kita



terlalul



sibuk



bicara



dan



tidak



memperhatikan apa yang diucapkan lawan bicara, kita seperti tidak menghargainya. b. Komunikasi Tatap Muka Komunikasi tatap muka bisa dibilang komunikasi yang hampir setiap hari kita lakukan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi tatap muka atau langsung: 1. Tatap mata lawan bicara. 19



Hal yang pertama harus dilakukan adalah menatap lawan bicara kita. Jangan sampai kita malah melihat ke arah yang lain dan membuat lawan bicara terganggu atau merasa tidak diperhatikan. Jika kesulitan menatap langsung pada mata lawan bicara, kita bisa melihat ke arah garis tengah antara kedua matanya (yang sejajar dengan hidung). 2. Jaga intonasi dan kecepatan bicara. Bicaralah dengan suara yang stabil, tidak terlalu pelan atau terlalu tinggi. Keduanya bisa menyebabkan orang salah mengerti dan tidak paham apa yang kita bicarakan. Selain itu, bicaralah dengan kecepatan normal supaya dapat disimak dengan baik. 3. Lontarkan pertanyaan. Sekali lagi, jangan hanya sibuk bicara dan tidak menyimak apa yang dibicarakan lawan bicara kita. Dengarkanlah baik apa yang dikatakan lawan bicara, dan sahutilah dengan melontarkan pertanyaan atau pernyataan. c. Komunikasi Lewat Media Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang paling sering kita lakukan. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Perhatikan gaya tulisan dan tanda baca.



Karena komunikasi lewat media kebanyakan mengandalkan tulisan, kita harus lebih berhati-hati dengan gaya bahasa yang kita tulis. Apakah sudah tepat, atau seperti orang marah? Selain itu, penggunaan tanda baca juga sangat penting terutama tanda seru. Sebaiknya kita meminimalisir penggunaan tanda seru atau huruf besar semua, karena cenderung membuat orang berpikir kalau kita marah. 2. Atur intonasi (jika menelpon). Menelpon memang terdengar suara, namun mimik dan ekspresi wajah tidak dapat terlihat. Karena itu kita perlu mengatur intonasi 20



suara kita ketika sedang menelpon. 3. Pikirkan apa yang ingin ditulis. Komunikasi lewat media memungkinkan kita untuk berpikir sedikit lebih lama mengenai apa yang akan kita komunikasikan. Gunakan kesempatan itu untuk mengkomunikasikan hal-hal dengan lebih baik dan menyortir kalimat yang tidak patut. Tidak perlu



terburu-buru,



orang



juga



tahu



kalau



mengetik



itu



membutuhkan waktu lebih lama daripada bicara langsung. Tapi jangan juga membiarkan pesan orang tidak dibalas lama, karena itu akan membuat orang bertanya-tanya dan salah paham. B. Teknik Komunikasi yang Baik Sebagai hal yang selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi harus dilakukan dengan baik. Berikut adalah beberapa teknik komunikasi yang baik: 1. Bicara dengan jelas.



Komunikasi intinya adalah menyampaikan pesan kepada lawan bicara, dan tugas kita adalah bagaimana agar pesan tersebut sampai sesuai dengan keinginan kita. Yang paling penting adalah bicara apa yang



kita



maksudkan



dengan



jelas,



supaya



tidak



ada



kesalahpahaman. 2. Mendengarkan dengan baik.



Seperti yang telah diulas sebelumnya, mendengarkan adalah hal yang sangat penting dalam komunikasi. Tanpa kita berusaha mendengarkan baik, komunikasi yang terjalin tidak akan efektif. Kita tidak memperhatikan apa yang dibicarakan orang lain dan membuat komunikasi jadi terhambat. 3. Perhatikan lawan bicara.



Kita berkomunikasi dengan lawan bicara, maka kita harus perhatikan lawan bicara kita. Dengan begitu, lawan bicara merasa dihargai dan komunikasi berjalan lebih lancar. Kalau sudah begitu, 21



hubungan yang terjalin dengan lawan bicara pun akan terus terjalin dengan baik. 4. Konfirmasi jika merasa salah paham.



Dalam berkomunikasi, kita tidak dapat terhindar dari adanya kesalahpahaman. Kesalahpahaman bisa terjadi karena berbagai hal, misalnya gangguan lingkungan atau ketidakfokusan kita dalam menyimak. Karena itu, perlu dikonfirmasikan langsung hal yang disalahpahami guna meluruskan keadaan. 5. Perhatikan komunikasi non-verbal.



Seperti yang dibahas sebelumnya, komunikasi bukan hanya soal bicara atau verbal. Ada juga aspek-aspek komunikasi non-verbal dan justru peranannya jauh lebih besar dibanding komunikasi verbal. Contoh dari komunikasi non-verbal adalah gestur tubuh, mimik wajah, penampilan, tanda baca, dan lain sebagainya. C. Rangkuman Etika sendiri merupakan nilai dan norma yang berlaku untuk dijadikan pandangan dan standar manusia dalam bertindak dan bertingkah



laku.



Dalam



kaitannya



dengan



komunikasi,



etika



komunikasi mencakup segala nilai dan norma yang menjadi standar dan acuan manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi menilai mana tindakan komunikasi yang baik dan buruk berdasarkan standar yang berlaku. Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang krusial dalam kehidupan manusia, maka penting bagi kita untuk memahami mengenai etika komunikasi. Tanpa adanya etika komunikasi, dapat terjadi



hal-hal



yang



tidak



diinginkan



seperti



kesalahpahaman,



pertengkaran, perselisihan, dan lain sebagainya. Selain itu, etika komunikasi yang tidak diketahui dan diterapkan akan menyebabkan hubungan kita dengan orang lain jadi buruk. Tentunya itu akan berakibat tidak baik, karena bagaimanapun juga kita adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. 22



Seiring



dengan



melesatnya



perkembangan



teknologi,



komunikasi melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang paling sering kita lakukan. Sebagai hal yang selalu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi harus dilakukan dengan baik D. Evaluasi 1. Apakah pengertian etika komunikasi menurut anda ? 2. Etika komunikasi merupakan salah satu dari etika khusus, karena



membahas bagian tertentu dari kehidupan manusia. Jelaskan pendapat anda mengenai pernyataan tersebut 3. Seiring dengan melesatnya perkembangan teknologi, komunikasi



melalui media bisa dibilang sebagai komunikasi yang paling sering kita lakukan. Sebutkan dan jelaskan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi agar tidak keluar dari koridor etis. Jelaskan



23



BAB IV ETIKA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI Indikator Hasil Belajar : Setelah proses pembelajaran ini peserta dapat memahami tentang etika dalam komunikasi organisasi A. Etika Komunikasi Organisasi Agar



sebuah



organisasi



dapat



berkembang



dan



meraih



kesuksesan, baik itu organisasi bisnis, organisasi politik, sosial, ataupun



organisasi



keagamaan,



dibutuhkan



banyak



perangkat-



perangkat pendukung untuk mendukung jalannya organisasi tersebut. Selain kepemimpinan yang ideal, manajemen yang bagus, serta sumber daya yang baik, organisasi juga harus memperhatikan bagaimana cara mereka melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Mereka harus mematuhi atau mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang berada di lingkungan tempat mereka berada sehingga lingkungan pun dapat mengapresiasi secara positif terhadap komunikasi yang dilakukan oleh organisasi-organisasi tersebut. Oleh karenanya, sangat penting mengetahui etika komunikasi organisasi, baik bagi organisasi itu sendiri atau bagi pengamat sehingga mereka dapat menilai apakah organisasi tersebut sudah tepat atau tidak dalam berkomunikasi. Untuk memahami etika komunikasi organisasi, maka pertamatama kita harus mengingat dan memahami lebih dalam apa itu yang dimaksud



dengan



etika.



Istilah etika berasal



dari



bahasa



Yunani, “ethos” yang berarti watak atau kebiasaan. Pada umumnya orang-orang sering menyebutnya dengan etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik di tengah lingkungan sekitar. Setelah itu, istilah etika banyak dikembangkan sebagai sebuah bentuk paduan berperilaku dalam berbagai hal, termasuk dalam sebuah organisasi. Etika staff, etika karyawan, etika kedokteran dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh bentuk etika yang telah lama hadir di tengah masyarakat kita. 24



Istilah etika berkaitan erat dengan pemahaman baik-buruk atau benar-salah dalam sebuah perilaku. Dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar, manusia memiliki potensi untuk menunjukkan perilaku yang nantinya akan dinilai sebagai perilaku yang baik atau buruk dan benar atau salah. Pada masyarakat mana pun, etika akan selalu menyertai mereka. Walaupun terjadi potensi bentuk-bentuk etika yang berbeda, akan tetapi bukan berarti mereka bersifat relatif karena senantiasa mengikuti perubahan kondisi yang melingkupi mereka. Setelah memahami apa itu etika, maka langkah selanjutnya adalah memahami apa itu organisasi sehingga kita dapat merumuskan atau mengetahui etika-etika dasar yang ada dalam komunikasi organisasi. Organisasi adalah sebuah sistem hubungan terstruktur yang mengoordinasikan suatu usaha individu atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi juga dapat dipahami sebagai koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu melalui pembagian kerja dan fungsi-fungsi tertentu berdasarkan hierarki otoritas dan anggung jawab. Untuk melihat atau memahami organisasi secara lebih utuh, ada baiknya melihat beberapa pandangan ahli mengenai organisasi sebagai berikut: Menurut Stoner, organisasi adalah sebuah pola hubungan interaksi untuk mengejar tujuan bersama dengan melibatkan orangorang (banyak) di bawah pengarahan seorang manajer. Menurut James D. Mooney organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Setiap perserikatan yang dibuat oleh sekelompok manusia tertentu, selama memiliki tujuan, bagi Mooney sudah cukup untuk dapat dikatakan sebagai suatu organisasi. Menurut Chester I. Bernard organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dengan kata lain, organisasi adalah suatu kesatuan aktivitas kerja sama oleh beberapa orang. Dari beberapa pengertian tentang organisasi yang dirumuskan 25



oleh para ilmuwan tersebut terdapat perbedaan dari segi sudut pandang. Akan tetapi dapat disimpulkan bahwa unsur mendasar dari suatu organisasi adalah orang yang berjumlah lebih dari satu dan melakukan suatu kerja sama. Agar kerja sama tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang mereka inginkan bersama, maka sudah pasti dibutuhkan aturan atau panduan mengenai apa yang perlu mereka lakukan dan tidak perlu bahkan tidak boleh dilakukan. Berikut ini adalah beberapa etika komunikasi organisasi yang pada umumnya dilakukan oleh anggota organisasi tertentu saat menghadapi lingkungan sekitarnya. 1. Tidak menggunakan perkataan yang menyerang kepribadian atau pribadi individu. 2. Menggunakan bahasa-bahasa yang lazim atau dimengerti bersama oleh para peserta komunikasi. 3. Singkat, jelas, dan mudah dipahami terutama untuk komunikasikomunikasi yang bersifat mendesak. 4. Tidak menyudutkan pemimpin dan menyebarkan informasi yang tidak benar mengenai pemimpin. 5. Menyampaikan informasi atau berita sesuai dengan jalur yang seharusnya. 6. Tidak



menyampaikan



pesan



dengan



muatan sexual



harassment yang dapat membuat anggota organisasi tidak nyaman. 7. Tidak menipu komunikan dengan menyampaikan sesuatu yang tidak sebenarnya. 8. Tidak seluruh informasi perlu disampaikan apabila hal tersebut membahayakan eksistensi organisasi. 9. Tidak menyampaikan keburukan personal yang tidak berhubungan dengan kinerja orang tersebut untuk menjatuhkan kedudukannya dalam organisasi. Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat 26



kerja yang mencangkup tatanan nilai moral dan standar-standar komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota perusahaan atau organisasi yang lainnya. Walaupun sulit untuk menentukan apa yang etis atau tidak dilakukan oleh sebuah anggota perusahaan dalam berkomunikasi, akan tetapi setiap organisasi pasti memiliki etika komunikasi yang wajib diikuti oleh setiap anggota perusahaan tersebut. Selain etika komunikasi, terdapat pula etika kerja atau lebih dikenal dengan etika profesi. Etika kerja merupakan aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi seseorang yang memiliki profesi tertentu di dalam melaksanakan tugasnya. Etika profesi sangat penting untuk dimiliki dan diikuti oleh setiap profesi karena apabila tidak, kemungkinan besar akan terjadi masalah-masalah lain akibat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Etika tidak hanya diterapkan untuk jenis-jenis profesi atau orang tertentu saja. Setiap orang atau badan yang memiliki hubungan dengan sosial, baik dalam lingkungan kerja atau dalam hubungan yang lainnya selalu terikat dengan norma-norma sosial yang menentukan apakah perilaku mereka bernilai baik atau buruk. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk mengetahui dan berperilaku sesuai dengan etika yang mengikat mereka. B. Rangkuman Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat kerja yang mencangkup tatanan nilai moral dan standar-standar komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota perusahaan atau organisasi yang lainnya. Walaupun sulit untuk menentukan apa yang etis atau tidak dilakukan oleh sebuah anggota perusahaan dalam berkomunikasi, akan tetapi setiap organisasi pasti 27



memiliki etika komunikasi yang wajib diikuti oleh setiap anggota perusahaan tersebut. Selain etika komunikasi, terdapat pula etika kerja atau lebih dikenal dengan etika profesi. Etika kerja merupakan aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi seseorang yang memiliki profesi tertentu di dalam melaksanakan tugasnya. Etika profesi sangat penting untuk dimiliki dan diikuti oleh setiap profesi karena apabila tidak, kemungkinan besar akan terjadi masalah-masalah lain akibat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. C. Evaluasi 1. Apakah kegunaaan etika komunikasi dalam suatu organisasi



menurut anda ? 2. Ada banyak etika yang ada di dalam sebuah perusahaan atau



organisasi tertentu. Misalnya adalah etika komunikasi dalam tempat kerja yang mencangkup standar-standar komunikasi yang harus dihadapi dalam berinteraksi dengan anggota perusahaan atau organisasi



yang



lainnya.



Sebutkan



etika



komunikasi



dalam



organisasi 3. Tidak seluruh informasi perlu disampaikan apabila hal tersebut



membahayakan eksistensi organisasi. Jelaskan maksud pernyataan ini dan kaitkan dengan etika komunikasi dalam organisasi.



28



BAB V PENUTUP Komunikasi ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbolsimbol yang mengandung arti dari seseorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Etika menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pengertian lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita. Etika komunikasi organisasi merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai pengertian tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi dalam kegiatan komunikasi



di



suatu



perkantoran.



Untuk



menjaga



agar



proses



komunikasi tersebut berjalan baik, agar tidak menimbulkan dampak negatif, maka diperlukan etika berkomunikasi. Cara paling mudah menerapkan etika komunikasi perkantoran ialah, semua anggota dan pimpinan perkantoran perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini yaitu tata krama pergaulan yang baik, norma kesusilaan dan budi pekerti serta norma sopan santun dalam segala tindakan.



29



DAFTAR PUSTAKA Adi, Tri. 2011. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: CV Andi Offset Giorgios P. Piperopoulos. 2013. Fundamental of Communication, P R and Leadership, 1st Edition, , www.BookBoon.com . John Fiske.2014 Introduction to Communication Studies, Second Edition (New York: Routledge, Pien Supinah, “Wawasan komunikasi,” Diktat Mata Kuliah Ilmu Komunikasi, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tanggal 16 Mei 2009. Ponijan Liaw.2015. Understanding Your Communication Style, Elekmedia komputindo, Jakarta Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar,Jakarta: Gramedia. http://simpulanilmu.blogspot.co.id/2016/06/sikap-dan-penampilanprofesional.html https://professionalimage.wordpress.com/tag/penampilan-profesional/ http://mebiso.com/cara-memberikan-pelayanan-terbaik-kepadapelanggan/



30



BIODATA PENULIS Rizky Permana lahir di Purworejo, 31 Oktober 1984. Meraih gelar Sarjana Sains (S.Si) di bidang Perencanaan Pengembangan Wilayah dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2007. Kemudian gelar Master di bidang Ekonomi Manajemen (M.M) dari Universitas Pembanguan Nasional Veteran. Saat ini bertugas sebagai PNS di lingkungan Kementerian Pertanian. Penulis juga aktif sebagai reviewer di berbagai jurnal nasional serta sebagai editorial



buku.



Penulis



dapat



dihubungi



[email protected]@gmail.com



31



pada



alamat



email: