Modul ICZM Training - Resolusi Konflik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL 3d



Resolusi Konflik Disusun oleh DB. Mochran



1. Durasi



2 jam



2. Tujuan



Memberikan bekal kepada peserta agar mengetahui : - Konflik yang terjadi diwilayah pesisir - Upaya-upaya pemecahan masalah konflik



3. Topik



-



Definisi konflik Landasan teori tentang konflik Menjelaskan beberapa alat bantu untuk memahami konflik Menyusun strategi untuk mengatasi konflik



4. Metoda Yang Disarankan



    



Kuliah Diskusi Kelompok Pengalaman Permainan Evaluasi kemajuan



5. Bahan dan Peralatan a. Sumber Pustaka



Abram., Nancy, E. and R.S. Berry. 1977. Mediation : A Better. In Bulletin of the Atomic Scientist. Vol 33. Bacow., Lawrence and M. Wheleler. 1984. Environmental Dispute Resolution. Plenum Press. New York. Cormick, G.W. and L.K. Parton. 1976. Environmental Mediation : Defining Through the Process, in Laura M.L. (ed) Environemtal Mediation : Te Search for Consensus. Westview Press. Boulder, Colorado. Eldeman, P.B. 1980. Institutionalizing Dispute Resolution Alternatives. Justice Sistem Journal. Vol 9. Goldberg, S.B., E.D. Green., and F.E. Sander. 1985. Dispute Resolution. Little Brown Press. Boston.



b. Bahan dan Alat



Bahan : Kertas karton, Double selotip/lem Peralatan : Overhead projector dan Layar proyeksi



c. Transparansi 6. Catatan Penulis A. Pengantar



Wilayah pesisir merupakan kawasan yang mengandung potensi bagi timbulnya sengketa atau konflik tentang kepemilikan sumberdaya alam karena di dalam kawasan itu berlangsung atau terkait berbagai kegiatan yang satu sama lain dapat menimbulkan dampak negatif. Konflik yang terjadi di



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



MODUL 3d wilayah pesisir bisa melibatkan lebih dari dua atau tiga macam kepentingan. Oleh karena itu, konflik pemanfaatan sumberdaya di wilayah pesisir dapat dikatagorikan sebagai konflik yang bersifat polisentris, yakni konflik yang melibatkan beberapa kepentingan yang sama-sama memiliki dasara legitimasi atau keabsahan. Oleh karenanya, upaya penyelesaian konflik semacam itu memerlukan suatu pendekatan yang dapat menampung dan memberikan bentukbentuk pemecahan yang terkait. Penanganan konflik kepentingan secara tidak memuaskan dapat menimbulkan ketegangan antara pihak terkait yang berkepentingan dan kerawanan dalam masyarakat. B. Definisi



Konflik Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih Kekerasan Kekerasan meliputi tindakan, perkataan dan sikap, secara fisik, mental, sosial atau lingkungan Ada 4 tipe konflik, masing-masing : •



Tanpa Konflik







Konflik Laten: sifatnya tersembunyi dimana tidak semua unsur-unsur di dalam sistem sosial dapat melihat dengan mudah. Konflik laten umumnya berlangsung lama dan terwariskan pada setiap geneasi.







Konflik Terbuka: berakar dan sangat dalam, merupakan konflik dalam suatu sistem sosial yang terlihat nyata oleh unsur-unsur dalam sistem sosial itu.







Konflik Di Permukaan: memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar.



Jika dilihat dari arahnya, maka konflik dibagi dua, yaitu : 1. Konflik Vertikal : terjadi antar kelompok dalam tingkatan sosial yang berbeda. Konflik yang terjadi antara pemerintah dengan rakyat tergolong kedalam jenis konflik ini. 2. Konflik horisontal : terjadi pada kelompok pada tingkatan sosial yang sama. Konflik antar nelayan dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir tergolong pada konflik horisontal ini.



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



2



MODUL 3d Dimensi Konflik Konflik Kultural : mengacu kepada terjadinya benturan orientasi nilai budaya dalam suatusistem sosial. Jadi dalam sistem sosial tersebut belum ada keselarasan dalam orientasi nilai budaya. Ini umumnya terjadi pada saat dua atau lebih sistem budaya bertemu dalam suatu sistem sosial. Konflik Struktural : mengacu kepada terjadinya disintegrasi sosial dalam bentuk kurangnya koordinasi (rendahnya kemauan, tidak terarahnya perasaan dan adanya pendapat yang beragam) yang umumnya bermuara pada tidak dihargainya kewenangan seseorang atau kelompok dalam peranan sosial tertentu. Konflik yang terjadi antar instansi pemerintah umumnya berdimensi struktural. Konflik Interaksional : mengacu pada suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang fihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Disini konflik merupakan bentuk interaksi dari proses soail yang disosiatif (proses sosial yang menjauhkan). Dalam dimensi ini yang dilihat adalah bentuk interaksinya, seperti makin rendahnya frekuensi, jauhnya jarak sosial dan sebagainya. Sebab musabab terjadinya konflik : 1. Perbedaan antara individu-individu : perbedaan pendirian dan perasaan mungkin akan melahirkan bentrokan antar mereka. 2. Perbedaan kebudayaan : perbedaan kepribadian dari orang perorangan tergantung pula dari pola-pola kebudayaan yang menjadi latar belakang pembentukan serta perkembangan kepribadian tersebut. Seseorang secara sadar maupun tidak sadar, sedikit banyaknya akan terpengaruhi oleh pola-pola pemikiran dan pola-pola pendirian dari kelompoknya. Selanjutnya keadaan tersebut dapat pula menyebabkan terjadinya pertentangan antara kelompok manusia. 3. Perbedaan kepentingan : wujud kepentingan bermacammacam, seperti ekonomi, politik, ideologi dan sebagainya. Contoh konflik buruh dengan majikan disebabkan karena konflik kepentingan. 4. Perubahan sosial : Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Dan ini menyebabkan terjadinya golongan-golongan yang berbeda pendiriannya, umpamanya mengenai reorganisasi sistem nilai.



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



3



MODUL 3d Konflik berubah menjadi kekerasan jika:



C. Pendekatan Untuk Mengatasi Konflik







Saluran dialog dan wadah untuk perbedaan pendapat tidak memadai.







Suara-suara ketidaksepakatan dan keluhan-keluhan yang terpendam tidak didengar dan di atasi.







Banyak ketidakstabilan, ketidakadilan dan ketakutan dalam masyarakat yang lebih luas.



mengungkapkan



Berbagai pendekatan untuk mengatasi konflik : 1. Pencegahan Konflik 2. Penyelesaian Konflik 3. Pengelolaan Konflik 4. Resolusi Konflik 5. Transpormasi Konflik Bentuk akomodasi lain adalah : 1. Coercion : adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan lemah bila dibandingkan dengan fihak lawan. Pelaksanaanya dapat dilakukan secara fisik (yaitu secara langsung) maupun secara psikologis (yaitu secara tidak langsung). 2. Compromise : adalah suatu bentuk akomodai imana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk melaksanakan compromise adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan fihak lainnya dan begitu pula sebaliknya. 3. Arbitration: merupakan suatu cara untuk mencapai compromise, apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Konflik diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan, seperti terlihat dalam penyelesaian masalah perburuhan. 4. Mediation : hampir sama dengan arbitration. Pada mediasi, ada pihak ketiga yang netral dalam perselisihan yang ada dan bertugas untuk mengusahakan penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah sebagai penasehat belaka dna tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan tersebut. 5. Conciliation : adalah suatu usaha untuk mempertemukan kenginan-keinginan dari pihak-pihak yang bberselisih ddemi tercapainya persetujuan bersama.



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



4



MODUL 3d 6. Tolerantion : sifat mengalah pada seseorang/sekelompok orang untuk menghindari diri dari suatu perselisihan. 7. Stalemate : merupakan suatu bentuk akomodasi, dimana pihak-pihak yang terbentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatutitik tertentu dalam pertentangannya. Hal ini disebabkan oleh karena kedua belah pihak sudah ada kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. 8. Adjucication : yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. D. Teori Penyebab Konflik







TEORI HUBUNGAN MASYARAKAT  Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian.  Mengusahakan toleransi.







TEORI NEGOSIASI PRINSIP  Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik.  Melancarkan proses pencapaian kesepakatan.







TEORI KEBUTUHAN MANUSIA



 Mengupayakan kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi.  Mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan dasar.







TEORI IDENTITAS



 Diadakannya lokakarya dan dialog antara pihak yang mengalami konflik.  Meraih kesepakatan bersama dalam kebutuhan pokok.











TEORI KESALAHPAHAMAN ANTAR BUDAYA  Pertukaran budaya.  Mengurangi stereotip negatif.  Meningkatkan komunikasi antar budaya. TEORI TRANSPORMASI KONFLIK  Mengubah struktur dan kerangka kerja.  Meningkatkan hubungan dan sikap.  Mengembangkan proses dan sistem pemberdayaan masyarakat.



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



5



MODUL 3d



E. Alat Bantu Analisis Konflik



Tujuan : 1.



Untuk membantu merencanakan strategi dan tindakan secara lebih baik.



2. Memperoleh pemahaman melalui dua cara: • Menjalankan analisis konflik secara rinci • Menggali isu-isu dan masalah Mengapa perlu menganalisis konflik : 1. Untuk memahami latar belakang, sejarah dan kejadiankejadian saat ini. 2. Mengidentifikasi semua kelompok yang terlibat 3. Memahami pandangan semua kelompok dan bagaimana hubungan satu sama lain 4. Mengidentifikasi faktor-faktor dan kecenderungan yang mendasari konflik 5. Untuk belajar dari kegagalan dan juga kesuksesan Alat bantu untuk menganalisis konflik : Ada 9 alat bantu untuk menganalisis konflik dan menjelaskan cara penggunaannya dalam kasus-kasus tertentu: Alat bantu tersebut adalah : 1. Pentahapan Konflik : membagi konflik yang terjadi kedalam beberapa urutan kejadian, masing-masing prakonflik, konfrontasi, krisis, akibat dan pasca konflik. 2. Urutan Kejadian : mengurutkan kejadian-kejadian konflik agar dapat direkam semua konflik yang terjadi untuk dianalisis. 3. Pemetaan Konflik : yaitu memetakan pihak-pihak yang terkait terhadap konflik yang timbul, baik pihak dalam (organisasi/masyarakat), maupun pihak luar sehingga menyebabkan konflik itu timbul. 4. Segitiga SPK : Atau Sikap-Perilaku-Konteks, Ketiga faktor ini saling mempengaruhi, misalnya, suatu situasi yang tidak memperdulikan keperluan suatu kelompok akan menyebabkan sikap frustasi, akibatnya timbul protes dan akan mengarah kepada pengingkaran hak (konteks) yang menambah frustasi menjadi lebih besar, bahkan kemarahan yang dapat meledak menjadi kekerasan 5. Analogi Bawang Bombay : yang terdiri dari beberapa lapisan posisi-posisi (terluar), kepentingan (lapisan kedua) dan kebutuhan-kebutuhan (lapisan ketiga).



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



6



MODUL 3d 6. Pohon Konflik : pada batang pohon jika dianggap kata tersebut adalah masalah inti, pada akar jika dianggap kata tersebut adalah penyebab, dan pada ranting jika kata tersebut adalah suatu efek. 7. Analisis Kekuatan Konflik : lebih mengarahkan kepada tindakan langsung untuk megatasi konflik melalui semua kekuatan atau tidankan yang diperkirakan akan mendukung atau membantu mengatasi konflik. 8. Analogi Pilar : mencari penyelesaian konflik dengan menghilangkan/mangganti kondisi yang tidak stabil dengan kondisi yang stabil. 9. Piramida : digunakan untuk membantu menganalisis konflik yang tingkatnya lebih dari satu. F. Strategi untuk Mengelola Konflik



Untuk melakukan analisis mengungkapkan aspek-aspek masalah yang sekarang dapat dijadikan dasar untuk menyususn strategi. Cara-cara baru unutk melihat apa yang telah anda ketahui mengenai situasi anda dapat membantu anda untuk menentukan dari mana anda memulainya. Alat bantu dan teknik secara berturutan memberi hasil yang baik, karena setiap tahap dikembangkan berdasarkan hasil yang telah dicapai. Kami merekomendasikan agar anda menggunakan alat-alat itu menurut urutan yang telah diberikan, sebagai berikut: 1. Visi 2. Segitiga Multitingkat 3. Memetakan Jalan Pembuka 4. Kisi 5. Roda 6. Bantuan Dan Konflik 7. Siklus Strategi 1. Visi Orang bangun pada pagi hari dan menjalani kesehariannya dengan harapan lebih mendekati visi masa depannya, yaitu membangun masyarakat yang lebih baik bagi anak cucunya. Visi Yang Jelas Untuk Pribadi Dan Kelompok  Luangkan waktu untuk melakukan refleksi diri, berimijinasi, gambarkan masa depan yang diharapkan, kembangkan visi anda.  Pikirkan apa nilai-nilai konsisten yang mendasari visi anda?, mengapa anda melakukan hal ini dan apa yang kita harapkan.  Bagikan visi dan nilai-nilai yang anda miliki dengan orang lain.  Sejauh mana anda dapat membangun masa depan dan



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



7



MODUL 3d



 



menggambarkan visi masa depan bersama untuk waktu sepuluh tahun mendatang. Visi anda merupakan langkah awal anda, jadikanlah dasar bagi tindakan anda Pikirkan hambatan-hambatan yang menghalangi anda untuk mencapai visi anda.



2. Segitiga Multi Tingkat Menjelaskan konflik-konflik spesifik yang terjadi di dalam dan di antara tingkat dan mencari strategi yang tepat. segitiga untuk mewakili kelompok atau kelompok kunci pada tingkat itu. Setiap segitiga mewakili kekuatan utama konflik. 3. Memetakan jalan pembuka Menyusun konflik.



strategi



penyelesaian



berdasarkan



pemetaan



4. Kisi Saran-saran untuk mengatasi konflik.. 5. Roda Pada gambar roda, digambarkan secara grafis tujuan umum dan bidang kegiatan dalam mengelola konflik, dan bagaimana semua unsurnya berhubungan satu sama lain. 6. Bantuan dan Konflik Memetakan dampak faktor-faktor yang mendukung konflik kekerasan. 7. Siklus Strategi Kombinasi strategi yang efektif VISI/SASARAN • Pelajari kembali apa yang sebenarnya ingin anda capai PERUBAHAN • Apa dan siapa yang perlu diubah agar memungkinkan anda untuk mencapai sasaran? • Berapa banyak perubahan yang sudah dicapai PIHAK-PIHAK • Siapa saja pihak utama dalam situasi ini?



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



8



MODUL 3d



PERSEPSI  Apa kebutuhan dan kekhawatiran pihak-pihak itu?  Bagaimana persepsi setiap pihak terhadap masalah itu, dan terhadap pihak lainnya?  Bagaimana sikap dan perilaku masing-masing pihak, dan pada bagian mana mereka dalam situasi itu?  Apa stereotip, prasangka, dan persepsi mereka terhadap pihak lainnya?  Bagaimana masing-masing pihak menjelaskan situasi yang sedang dihadapi? ISU-ISU  selain isu-isu yang paling jelas, isu-isu apa yang merupakan akar penyebab dalam  konteks itu?  apa implikasi khusus isu-isu itu, dan bagaimana mempengaruhi tiap pihak dan  perannya dalam konflik? KEPENTINGAN  Bagaimana setiap pihak berrhubungan dengan sasaran anda?  Apakah dengan tercapainya sassaran anda maka pihak lain akan terhalang dalam mencapai saarannya STRATEGI Strategi apa yang dapat anda gunakan sehingga segala sesuatunya mendukung anda untuk mencapai sasaran? PELIBATAN Bagaimana anda memasukan kepentingan, kebutuhan dan kekhawatiran pihak lainnya dalam strategi anda?  Dapatkah strategi anda diperluas sehingga melibatkan pihak lainnya tanpa kompromi  dengan mereka  Membangun hubungan yang baik dengan pihak lain  Strategi anda memenuhi kebutuhan dan kepentingan pihak lain



SEKUTU  Apakah anda mempunyai banyak kesamaan kepentingan dengan pihak lain untuk membentuk suatu aliansi  Dapatkah anda membentuk koalisi yang lebih besar.  Bagaimana anda membangun kepercayaan kepada pihakpihak lain?  Dapatkah anda melaksanakan lebih banyak tindakan pada lapisanyang lebih luas?



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



9



MODUL 3d 



Apakah anda mungkin menimbulkan masalah bagi kegiatan anda



RESIKO  Adakah bahaya lain yang tidak anda perhitungkan?  Apakah anda dapat membuat situasi menjadi lebih buruk?  Jangan merugikan  Bagaimana anda menguji strategi anda dengan risiko sekecil mungkin?Apa yang harus anda pelajari agar dapat menentukan apakah strategi anda berhasil PENILAIAN  Apa yang sudah anda capai?  Apa yang sudah anda pelajari?  Apa sasaran anda sekarang G. Studi Kasus



Konflik pemanfaatan dan konflik kewenangan dalam penanganan konflik di Sulawesi Utara, antara nelayan tradisional, nelayan komersial, nelayan luar, pengusaha mutiara, pengembang reklamasi pantai, pariwisata (jet-ski dan perahu catamaran), kehutanan, pengembangan pariwisata dan pemerintah (Pemda).



7. Pembagian Sesi Waktu (min.) 5



Topik (Metode)



Kegiatan Trainer



(Kuliah-diskusi)



1.



10 20 20



(Kuliah-diskusi) (Kuliah-diskusi) (Kuliah – diskusi)



2. 3. 4.



30



(Kuliah-diskusi)



5.



10



(Diskusi – kasus)



6.



10 15



(Ikhtisar) Tes kemajuan



7. 8.



Bahan



Diskusi tentang tinjauan umum dan tujuan modul Pengantar konflik Membahas landasan teori tentang konflik Membahas alat bantu untuk mengatasi konflik Membahas strategi dalam mengatasi konflik Membahas contoh kasus dalam mengatasi konflik Mengulang kembali tentang Tujuan Melakukan tes kemajuan



Buku Pegangan Pelatihan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia



10