Modul Kalimat Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BELAJAR MENULIS KALIMAT EFEKTIF Oleh: Jatuh Padmi, M.Pd. A. PENDAHULUAN Bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi baik secara lisan maupun tulisan di dalam masyarakat. Pada dasarnya, bahasa mencerminkan isi pikiran, perasaan, dan keinginan seseorang. Sangat penting, seorang penulis memiliki kemampuan menggunakan bahasa tulis secara efektif. Ia menuliskan isi pikiran, perasaan, dan keinginannya dengan menggunakan kalimat efektif. Ia mengungkapkan dengan jelas maksud dan tujuan penulisannya dengan pola tulisan yang terstruktur dan sistematis. Hal tersebut akan memudahkan pembaca untuk memahami dan memaknai setiap kalimat yang ditulis. Pembaca mampu menginterpretasikan makna tulisan sesuai dengan maksud dan tujuan yang diharapkan oleh penulis secara lengkap. Penggunaan kalimat efektif mencerminkan pola pikir dan penyampaian maksud seseorang yang efektif. Namun, terkadang penulis kurang bisa menyampaikan maksud dan tujuan penulisannya dengan jelas. Penulisan kurang memperhatikan bentuk atau struktur yang digunakan di dalam tulisannya. Karena itu, pembaca seringkali menafsirkan makna yang salah dari informasi yang dibacanya. Pembaca tidak memahami gagasan tulisan sebagaimana yang dimaksudkan oleh penulis. Pemakaian bentuk atau struktur yang kurang tepat mengakibatkan pemaknaan ganda (ambigu) terhadap maksud dan tujuan penulisan. Sebagai contoh, perhatikan kalimat berikut ini! (1) Pengemudi motor itu menabrak orang mati. (2) Saya mengajar mata kuliah bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma. (3) Beberapa orang-orang membutuhkan waktu membaca yang banyak agar mendapatkan ide menulis. Ketiga kalimat di atas adalah contoh kalimat yang tidak efektif. Kalimat (1) memiliki makna yang ambigu tentang “siapa yang mati”. Secara harafiah, kalimat (1) memiliki makna bahwa pengemudi motor menabrak mayat. Kalimat tersebut berstruktur tunggal atau sederhana. Kalimat tersebut hanya memuat satu informasi yang disampaikan kepada pembaca. Jika penulisan kalimat (1) dipertegas dengan tanda baca (,), kalimat (1) memiliki makna yang berbeda. Pengemudi motor itu menabrak orang, mati. Kalimat tersebut memiliki makna bahwa pengemudi motorlah yang mati karena mengalami kecelakaan. Kalimat tersebut mempunyai struktur yang lebih luas. Ada dua informasi yang ingin disampaikan di dalam kalimat tersebut, yakni “pengemudi motor menabrak orang” dan “pengemudi motor mati’. Pemakaian tanda baca (,) yang tepat akan menegaskan makna kalimat sehingga kalimat tersebut menjadi kalimat efektif. Ulasan di atas membuktikan bahwa kalimat efektif berkaitan dengan penggunaan ejaan yang tepat. Kalimat (2) termasuk kalimat tidak efektif karena kalimat tersebut tidak logis. Kata “mengajar” seharusnya diikuti oleh objek berupa sesuatu yang memiliki kemampuan untuk berubah setelah mengalami pembelajaran, sedangkan “mata kuliah bahasa Indonesia” adalah 1



kata yang tidak mengalami perubahan. Kalimat (2) menjadi lebih efektif jika diubah menjadi Saya mengajar mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris dalam mata kuliah bahasa Indonesia di Universitas Sanata Dharma. Alternatif lain, jika ingin mempertahankan kalimat (2), predikat kalimat tersebut perlu diperbaiki menjadi “mengajarkan”. Ketidakefektifan pada kalimat (3) terletak pada struktru kalimat yang kurang tepat. Kata “beberapa” dan “orang-orang” pada kalimat tersebut mempunyai makna banyak atau jamak. Oleh karena itu, pemakaian bentuk jamak tersebut dipilih salah satu saja. Kalimat (3) terdiri dari dua klausa, yakni beberapa orang membutuhkan waktu membaca yang banyak dan mendapatkan ide menulis. Klausa pertama memiliki makna yang ambigu dalam hal “apa yang banyk dibutuhkan”, waktu atau membaca. Pada klausa kedua tidak ada subjek. Agar menjadi kalimat efektif, kedua klausa tersebut diubah sehingg kalimat (3) berubah menjadi beberapa orang membutuhkan banyak waktu untuk membaca agar mereka mendapatkan ide menulis Topik pembicaraan dalam tulisan ini adalah kalimat efektif. Berdasarkan uraian ketiga contoh kalimat di atas, pembicaraan mengenai kalimat efektif selanjutnya dikaitkan dengan penggunaan struktur kalimat, pemaknaan kalimat, pemilihan kata yang tepat, dan penggunaan ejaan yang tepat. Selain itu, pemahaman mengenai unsur-unsur kalimat juga diperlukan agar seseorang dapat menulis kalimat efektif. B. KALIMAT EFEKTIF 1. Pengertian Kalimat Efektif wacana Analisis



wacana



paragraf



Konteks : semantik



kalimat



Satuan gramatikal



sintaksi klausa frasa kata



morfologi



morfem silabel



Satuan fonologi s



fonemik fonem



fonologi



fonetik fona Gambar 1. Satuan Kebahasaan



2



Bahasa terwujud dalam satuan-satuan kebahasaan, yakni fona, fonem, silabel, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, wacana. Berdasarkan keterangan gambar 1 di atas, fona adalah bunyi bahasa. Fonem adalah bunyi bahasa yang berpotensi sebagai pembeda makna. Struktur yang terjadi dari satu fonem atau urutan fonem dengan ciri kepanjangan atau tekanan dinamakan silabel. Morfem adalah satuan kebahasaan terkecil yang berperan sebagai pembentuk kata. Kata terbentuk dari gabungan morfem. Gabungan kata yang tidak melewati batas fungsi akan membentuk frasa. Klausa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari sekelompok kata (frasa). Klausa sekurang-kurangnya terdiri dari dua kata yang mengandung unsur subjek dan predikat. Klausa adalah struktur kebahaasaan yang berpotensi menjadi kalimat. Satuan kebahasaan terdiri dari satuan fonologis dan satuan gramatikal. Satuan gramatikal adalah satuan kebahasaan yang memiliki unsur bentuk dan makna, sedangkan satuan fonologis hanya memiliki unsur bentuk. Dengan kata lain, unsur bentuk terdiri dari struktur fonologis, sedangkan unsur makna terbagi menjadi makna leksikal dan makna gramatikal. Perbedaan mendasar antara klausa dan kalimat adalah intonasi. Intonasi atau lagu kalimat merupakan paduan antara tekanan (tinggi-rendah atau keras-lembut) dan jeda (kesenyapan) yang menyertai ujaran dari awal hingga penghentian terakhir. Ciri utama kalimat adalah diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda kesenyapan. Kata-kata dalam kalimat memiliki unsur subjek, predikat, objek/pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikati, kalimat tersebut dinamakan kalimat inti. Untuk membedakan antara klausa dan kalimat, perhatikan pernyataan berikut ini. (4) mahasiswa belajar (5) karena mereka ingin sukses (6) Mahasiswa menulis karya ilmiah berdasarkan mempertanggungjawabkan hasil tulisannya.



fakta,



karena



ia



harus



Pernyataan (4) dan (5) merupakan contoh klausa, Kedua kalimat tersebut memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek pada klausa (4) adalah mahasiswa, sedangkan predikatnya adalah belajar. Subjek pada klausa (5) adalah mereka, sedangkan predikatnya adalah ingin sukses. Klausa (5) didahului dengan kata penghubung karena yang bermakna menyatakan sebuah alasan. Klausa (4) dan (5) tidak dapat berdiri sendiri untuk membentuk makna yang jelas sehingga kalimat tersebut perlu dilengkapi atau dikembangkan. Jika klausa tersebut dikembangkan, klausa tersebut berpotensi menjadi sebuah kalimat. Pernyataan (6) merupakan contoh kalimat. Pernyataan tersebut diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca (.). Sebuah kalimat dimungkinkan terdiri dari satu atau lebih klausa. Kalimat (6) terdiri dari dua klausa. Klausa pertama adalah mahasiswa menulis karya ilmiah berdasarkan fakta dan klausa kedua adalah ia harus mempertanggungjawabkan hasil tulisannya. Klausa pertama berfungsi sebagai induknya dan klausa kedua berfungsi sebagai anaknya. 3



Di dalam komunikasi secara tertulis, kalimat mempunyai dua fungsi, yakni fungsi informatif dan fungsi ekspresif. Kalimat merupakan sarana penulis untuk menyampaikan ide pikiran, perasaan, dan keinginannya tentang sesuatu hal. Dari sebuah kalimat, pembaca bisa mengetahui maksud atau tujuan penulisan, misalnya mempengaruhi, mendekrepsikan, memaparkan, atau sekedar menyampaikan pendapat. Di dalam kalimat terkandung berbagai macam muatan makna sebagai wujud ungkapan perasaan, sebagai contoh ungkapan menyindir, ungkapan kemarahan, ungkapan kesedihan, atau ungkapan kebahagiaan. Pemahaman terhadap kalimat efektif berkaitan dengan penyampaian informasi dan penerimaan informasi. Kalimat dikatakan efektif apabila maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penulis dapat secara lengkap diterima oleh pembaca. Pembaca mampu menangkap isi pikiran, perasaan, dan keinginan penulis dengan benar. Pengertian kalimat efektif dapat dipahami dengan mudah melalui gambar 2 di bawah ini. Penyampaian informasi Pemahaman maksud dan tujuan sama



komuniakator (penulis)



Penerimaan informasi



komunikan (pembaca



komunikasi tertulis Gambar 2. Berkomunikasi secara efektif



2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif Agar informasi mudah dipahami oleh pembaca, penulis perlu menggunakan tulisan yang singkat, padat, dan jelas. Penulis langsung menuliskan inti kalimat yang dimaksudkan sehingga kalimat tersebut memiliki ketegasan makna yang mudah dipahami. Kalimat dikatakan efektif apabila memiliki kesatuan bentuk (kohesi) dan kesatuan makna kalimat (koherensi) yang jelas. Kesatuan bentuk berkaitan dengan penulisan struktur kalimat yang baik dan benar. Pengertian kata “efektif “ dalam kalimat berkaitan dengan ketepatan penggunaan kalimat dalam konteks ragam bahasa dan situasi kebahasaan tertentu. Penggunaan kalimat efektif pada ragam tulisan ilmiah berbeda dengan kalimat yang dipakai pada ragam tulisan sastra. Kalimat efektif yang dibicarakan pada modul ini dibatasi pada ragam tulisan ilmiah, misalnya makalah, skripsi, tesis, dan laporan penelitian. Ciri-ciri kalimat efektif, antara lain: a. Kesepadanan Struktur Kalimat



4



Kesepadanan struktur kalimat dapat dipahami sebagai bentuk keseimbangan gagasan penulis dan struktur kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan tersebut. Penulis hendaknya menyusun kalimat dengan struktur yang jelas sehingga pembaca memahami maksud dan tujuan penulisan dengan mudah. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan kesepadanan struktur bahasa: (1) Kejelasan unsur kalimat, yakni subjek (S) dan predikat (P) Penulis tidak perlu menambahkan preposisi atau kata depan sebelum menuliskan subjek kalimat. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini. (7) Kepada para mahasiswa dimohon untuk mengumpulkan tugas menulis pada hari ini. (8) Mahasiswa perlu ke perpustakaan agar mereka mendapatkan banyak referensi buku sebagai bahan bacaan. (9) Dia yang memegang buku bahasa Indonesia. Preposisi atau kata depan yang ditambahkan pada kalimat (7) membuat struktur subjek kalimat menjadi tidak jelas. Tidak ada keterangan yang jelas tentang siapa yang dimohon mengumpulkan tugas”. Klausa induk pada kalimat (8) tidak memiliki predikat yang jelas. Kata “perlu” belum menggambarkan makna yang jelas tentang “hal apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa di perpustakaan”. Kata “yang” pada kalimat (9) menyebabkan kalimat tersebut tidak mempunyai predikat yang jelas. Frasa yang memegang buku bahasa Indonesia merupakan frase penjelas dari kata dia. Dengan kata lain, struktur kalimat tersebut hanya terdiri dari subjek kalimat saja. Berikut ini adalah pembenaran contoh kalimat (7), (8), dan (9) agar menjadi kalimat yang efektif. (7a) Para mahasiswa dimohon untuk mengumpulkan tugas menulis pada hari ini. (8a) Mahasiswa perlu pergi ke perpustakaan agar mereka mendapatkan banyak referensi buku sebagai bahan bacaan. (9a) Dia memegang buku bahasa Indonesia. (2) Kalimat tunggal hanya memiliki satu subjek yang jelas. Kalimat tunggal memiliki struktur kalimat yang sederhana (S-P-O-K). Di dalam kalimat tunggal, penulis menyampaikan satu informasi atau gagasan saja. Perhatikan contoh kalimat berikut ini. (10) Penulisan karya ilmiah ini saya dibantu oleh para dosen. (11) Buku itu saya sudah membaca.



5



Ketidakjelasan unsur subjek pada kalimat di atas membuat makna kalimat menjadi tidak jelas. Kalimat di atas perlu diperbaiki agar kalimat tersebut menjadi kalimat efektif. Bentuk perbaikan kalimat tersebut adalah sebagai berikut. (10a) Pada penulisan karya ilmiah ini, saya dibantu oleh para dosen. (11a) Saya sudah membaca buku itu. (3) Penggunaan konjungsi atau kata sambung yang tepat. Konjungsi atau kata sambung dalah jenis kata tugas yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau antarparagraf. Konjungsi antarkata dan antarklausa dinamakan konjungsi intrakalimat, sedangkan konjungsi antarkalimat dan antarparagraf dinamakan konjungsi antarkalimat. Perhatikan contoh berikut ini. (12)



Meskipun Anda tidak diberikan tugas, tetapi Anda perlu membaca mdul perkuliahan.



Kalimat (12) memiliki hubungan makna yang tidak jelas, karena pemakaian konjungsi yang tidak tepat. Kalimat (12) termasuk kalimat majemuk karena kalimat memuat dua gagasan ( dua klausa). Klausa pada kalimat majemuk berfungsi sebagai klausa induk dan klasua anak. Ciri klausa induk adalah klausa yang dapat berdiri sendiri atau klausa tersebut tidak didahului oleh konjungsi. Ciri klausa anak adalah klausa tersebut didahului oleh konjungsi yang menghubungkan antara klausa induk dan klausa anak. Klausa anak bersifat terikat pada klausa induk. Dengan kata lain, kalimat (12) tidak memiliki klausa yang jelas. Selain itu, tujuan pemakaian konjugnsi juga perlu diperhatikan. Konjungsi tetapi mempunyai makna mempertentangkan, sedangkan konjungsi meskipun mempunyai makna intensitas atau menguatkan. Karena itu, konjungsi tetapi tidak cocok dipakai di dalam kalimat tersebut. Perbaikan kalimat (12) tampak sebagai berikut. (12a) Meskipun Anda tidak diberikan tugas, Anda perlu membaca modul perkuliahan. b. Kepararelan Bentuk Kalimat (pararelisme) Penulis menuliskan gagasannya dalam bentuk dan jenis kata yang sama. Jika konstruksi kalimat beruntun bentuk pertama kalimatnya menggunakan kata kerja, konstruksi kalimat beruntun bentuk kedua, ketiga, dan selanjutnya juga menggunakan kata kerja. Perhatikan contoh kalimat berikut.



6



(13) Proses menulis karangan terdiri dari penentuan tema tulisan, membuat kerangka tulisan, pengembangan kerangka tulisan, dan memeriksa kembali hasil tulisan. (14) Hari ini, dosen memberikan tugas untuk diskusi dan mempresentasikan materi belajar kalimat efektif. Konstruksi kalimat beruntun pada kalimat (13) dan (14) tidak memiliki kepararelan bentuk. Kalimat (13) memiliki jenis kata nomina (pe-an), verba (meN-), nomina (pe-an), verba (meN-), sedangkan kalimat (14) memiliki jenis kata nomin (kata dasar) dan verban). Agar kalimat tersebut memiliki kepararelan bentuk, kalimat (13) dan (14) perlu diubah menjadi seperti di bawah ini. (13a) Proses menulis karangan terdiri dari penentuan tema tulisan, pembuatan kerangka tulisan, pengembangan kerangka tulisan, dan pemeriksaan kembali hasil tulisan. (14a) Hari ini, dosen memberikan tugas untuk mendiskusikan dan mempresentasikan materi belajar kalimat efektif. c. Ketegasan Makna Kalimat Penulis menekankan atau menonjolkan gagasan atau ide pokok kalimat. Gagasan yang ditekankan itu adalah inti kalimat yang penting, Penekanan gagasan atau ide pokok kalimat dapat dilakukan dengan cara (1) meletakkan gagasan tersebut di awal kalimat, (2) mengurutkan kata secara bertahap, (3) melakukan repetisi, (4) mmpertentangkan ide yang ditonjolkan, dan (5) menggunakan partikel penegasan. Perhatikan contoh berikut ini. (15) Kerja keras adalah kunci keberhasilan seseorang. (16) Dosen menegaskan agar mahasiswa menjaga ketenangan kelas. Kalimat (15) dan (16) adalah contoh penekanan ide pokok kalimat dengan cara meletakkan gagasan tersebut awal kalimat. Gagasan pokok kalimat (15) adalah kerja keras. Kalimat tersebut mempunyai makna bahwa kerja keras akan menghantarkan seseorang pada keberhasilan. Gagasan pokok kalimat (16) adalah dosen menegaskan. Ketegasan makna yang dimiliki kalimat tersebut sangatlah jelas bahwa dosen mengatakan dengan tegas mengenai aturan pada saat di kelas. (17) Baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, pendidikan karakter perlu ditanamkan. (18) Jangankan lima puluh ribu, dua puluh ribu, lima ribu saja, aku tidak punya.



7



Kalimat (17) dan (18) merupakan contoh penonjolan ide pokok kalimat dengan cara mengurutkan kata secara bertahap. Ketegasan makna pada kalimat tersebut ditunjukkan pada kata yang dicetak tebal. Tahapan kata yang dituliskan pada kalimat (17) dimulai dari lingkup yang sempit menuju lingkup yang luas, sedangkan tahapan kata yang dituliskan pada kalimat (18) dimulai dari urutan kata bilangan terbesar sampai bilangan terkecil. (19) Dia wanita yang sabar, dia wanita yang tegar,… Penonjolan ide pokok kalimat (19) ditunjukkan dengan cara repitisi. Ketegasan makna dilakukan dengan mengulang subjek kalimat. Makna dari kalimat tersebut adalah gambaran tentang sifat yang dimiliki oleh dia. (20) Dia tidak pernah berbohong, dia selalu jujur. Penonjolan ide pokok kalimat (20) ditunjukkan dengan cara mempertentangkan ide pokok yang ditonjolkan. Hal yang dipertentangkan adalah tidak pernah berbohong dan selalu jujur. Kalimat tersebut menegaskan makna tentang sikap yang dimilliki oleh tokoh dia. (21) Teruslah berjuang untuk menggapai cita-citamu. (22) Apapun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Kalimat (20) dan (21) menekankan ide pokok kalimat dengan cara menggunakan partikel penegasan –lah dan pun. Kalimat (21) menegaskan makna bahwa perjuangan itu selalu dilakukan untuk menggapai sebuah tujuan, sedangkan kalimat (22) menegaskan makna bahwa hal apa saja yang terjadi, tokoh aku akan selalu setia menemani tokoh –mu. d. Kehematan Kata Penulis menuliskan kata, frase atau bentuk lain yang dibutuhkan dengan jelas untuk menggambarkan maksud dan tujuan penulisannya. Penulis hanya menggunakan Penghematan kata dapat dilakukan sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa, tidak mengurangi makna, tidak mengubah informsi. Penghematan kata dapat dilakukan dengan cara (1) menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata, (2) menghilangkan kesinoniman dalam satu kaliamt, (3) menghindarkan penjamakan katakata yang bermakna jamak (lihatlah contoh kalimat (3)), (4) menghilangkan kata saling pada kata kerja resiprokal, (5) menyusun kalimat dengan ketunggalan arti (tidak ambigu), (5) menyusun kalimat yang logis C. PENUTUP Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada 8



pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Kalimat efektif ditulis dengan singkat, padat, dan jelas. Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat, penulis perlu memperhatikan ciri-ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan struktur kalimat, kesejajaran/kepararelan kata, ketegasan makna, dan kehematan kata. Lampiran



LATIHAN KALIMAT EFEKTIF 1 A. Perbaikilah kalimat berikut ini agar menjadi kalimat yang efektif. Contoh: Kalimat : Ketika ayah pergi ke kantor dan Ibu mengantar adik ke sekolah. Perbaikan: Ayah pergi ke kantor dan ibu mengantar adik ke sekolah. 1. Mahasiswa itu giat belajar dan selalu mengikuti informasi terbaru. Sehingga menjadi mahasiswa yang berkualitas. 2. Meskipun berprestasi, tetapi belum memenuhi syarat ke puncak kariernya. 3. Dalam negosiasi itu tidak memenangkan pihaknya. 4. Dari perkembangan usahanya menunjukkan kemajuan yang pesat. 5. Walaupun belum pernah ke rumahku tetapi ia tidak kesulitan mencarinya. 6. Bagi pegawai negeri yang akan pensiun hendaklah menyiapkan mental. 7. Setiap orang mengharapkan akan sejahtera hidup di dunia dan di akhirat. 8. Megawati yang menjadi presiden wanita pertama di Indonesia. 9. Dalam pertemuan ini kita akan membicarakan tentang pengelolaan limbah. 10. Selama pendidikan dan latihan peserta dilarang meninggalkan asrama. 11. Di sini melayani obat generik. 12. Setelah diketahui tempat persembunyiannya, polisi menangkap Gibran. 13. Pemohon atau tamu dilarang masuk yang memakai sandal jepit atau celana pendek. 14. Solusi yang dapat ditawarkan kepada masyarakat untuk menangani banjir, yaitu dengan membersihkan sungai dari sampah. 15. Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang melimpahkan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 16. Para ahli bertugas menyimpulkan data, menganalisis data, dan data dikumpulkan. 17. Jika saya rajin belajar maka saya akan lulus dengan nilai yang baik. 18. Dari hasil pemeriksaan telah membuktikan dalam kasus pengeboman itu dia tidak terlibat. 19. Bagi mahasiswa yang namanya tercantum di bawah ini agar menghadap rektor. 20. Taat dan tunduk kepada peraturan pemerintah adalah merupakan kewajiban kita semua.



9



LATIHAN KALIMAT EFEKTIF 2 B. Tulislah pola atau struktur atau jabatan kalimat berikut ini! Contoh: Aku ingin makan bakso kuah S



P



O



1. Adik tersedak. 2. Dia berteriak. 3. Kami sedang berdoa. 4. Mereka saling mencintai. 5. Rumah itu megah. 6. Mobilnya baru. 7. Kami berlima. 8. Pembangunan sekolah itu berbulan bulan. 9. Ayahku pegawai swasta. 10. Dia seorang pemenang. 11. Ayah mengendarai mobil. 12. Ibu memasak nasi goreng. 13. Saya makan yang pedas. 14. Adik menangis tersedu-sedu. 15. Lenia minum susu cokelat.



10



16. Momo makan rujak yang pedas. 17. Kakak menjual wortel ke pasar. 18. Ayah membaca koran di ruang tamu. 19. Rani berteriak keras dari lantai dua. 20. Dodi minum jus yang asam di warung. 21. Indra makan sayur yang pedas dengan lahap. 22. Nenek membeli kacamata yang baru di Akur Optik. 23. Ruri tidur dengan nyenyak. 24. Paman berkebun dengan gembira. 25. Saya mendengarkan perkataannya dengan serius. 26. Presiden memberikan bantuan kepada korban banjir. 27. Bibi membawakan hadiah yang bagus. 28. Ibu guru menulis rumus matematika di papan tulis yang kotor. 29. Montir itu memperbaiki motor dengan menggunakan kunci inggris. 30. Aku ingin belajar bahasa Indonesia di sekolah bersama adikku.



C. Tulislah pola atau struktur atau jabatan kalimat berikut ini! 1. Ani membaca dan Ana menulis. 2. Kami datang, mereka pergi. 3. Kamu akan diam saja atau segera bertindak. 11



4. Kakak bermain di lapangan, sedangkan adik makan di dapur. 5. Kadir adalah mahasiswa yang pandai, tetapi ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. 6. Hujan sangat lebat akibatnya terjadi banjir. 7. Saya mengerjakan pekerjaan rumah itu sampai larut malan agar besok dapat mengumpulkannya. 8. Jika rajin belajar, nilai bahasa Indonesiamu pasti bagus. 9. Ketika ayah pulang dari kantor, adik sudah tidur. 10. Rencana berlibur akhir pecan ini gagal karena ayah ada tugas ke luar kota. 11. Ibu yang memakai baju hitam dan kacamata itu adalah dosen kami. 12. Pekerjaan ibu telah selesai ketika saya pulang sekolah dan ayah pulang kerja. 13. Adik membereskan kamar sedangkan kakak bermain bola di halaman depan rumah. 14. Walaupun Ayu merasa sedih, ia tetap tersenyum. 15. Ibu guru menyayangi aku seperti ia menyayangi anak-anaknya. Catatan Cermati kalimat berikut ini. 1a. Paman akan datang ke rumahku 1 b. Paman yang tinggal di Jakarta akan datang ke rumahku. 2a. Ketua membuka rapat seminar nasional. 2b. Ketua akan membuka rapat seminar nasional. 2c. Ketua akan membuka rapat seminar nasional yang diadakan di Universitas Sanata 2d. Adik bangun pagi-pagi buta. 2e. Adik bangun sebelum matahari pagi muncul.



Dharma.



KESIMPULAN 1. Jelaskan yang Anda pahami tentang definisi kalimat tunggal, ciri-ciri kalimat tunggal, dan jenis perluasan kalimat tunggal 2. Jelaskan yang Anda pahami tentang kalimat majemuk, ciri-cirinya, dan jenis-jenisnya! 12



13