Modul Kopling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. DESKRIPSI Modul SPT.OTO 321 - 01 tentang “Kopling dan Sistem Pengoperasian Kopling” ini membahas beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melepas/membongkar, merakit/memasang unit kopling dan sistem pengoperasian kopling beserta komponen-komponennya secara efektif, efisien dan aman. Modul ini terdiri atas dua cakupan materi yang akan dipelajari meliputi: Kegiatan belajar ke-1 membahas tentang jenis-jenis konstruksi, cara kerja, identifikasi kerusakan, metode perbaikan dan penyetelan unit kopling serta standar prosedur keselamatan kerja. Kegiatan belajar ke-2 membahas tentang jenis-jenis konstruksi, cara kerja, identifikasi kerusakan, metode perbaikan dan penyetelan sistem pengoperasian kopling serta standar prosedur keselamatan kerja. Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat memahami konstruksi dan cara kerja unit kopling dan sistem pengoperasiannya. B. PRASYARAT Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah menyelesaikan modul-modul di bawah ini : 



KKK.OTO 201



: Keselamatan dan Kesehatan Kerja







PET.OTO 204



: Pengukuran Teknik







STD.OTO 217



: Standardisasi



C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Petunjuk Bagi Mahasiswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :



a.



Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, mahasiswa dapat bertanya pada dosen atau instruktur pengampu kegiatan belajar.



b.



Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.



c.



Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini : 1).



Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.



2).



Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik.



3).



Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.



4).



Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.



5).



Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin dosen atau instruktur terlebih dahulu.



6).



Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula



d.



Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.



2. Petunjuk Bagi Dosen Dalam setiap kegiatan belajar dosen atau instruktur berperan untuk : a.



Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar



b.



Membimbing



mahasiswa



pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar



melalui



tugas-tugas



c.



Membantu mahasiswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar mahasiswa



d.



Membantu



mahasiswa



untuk



menentukan



dan



mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e.



Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan



f.



Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja (DU/ DI) untuk membantu jika diperlukan



D. TUJUAN AKHIR Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini mahasiswa diharapkan : 1. Memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi unit kopling dengan baik. 2. Melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan penggantian kerusakan unit kopling dan komponennya dengan prosedur yang tepat. 3. Memahami



jenis-jenis,



prinsip



kerja,



dan



konstruksi



sistem



pengoperasian kopling dengan baik. 4. Melakukan pembongkaran, pemeriksaan dan penggantian kerusakan sistem pengoperasian kopling dan komponennya dengan prosedur yang tepat.



E. KOMPETENSI Modul SPT.OTO 321 - 01 membentuk sub-sub kompetensi membongkar dan memasang, memeriksa & mendiagnosis, memperbaiki & memodifikasi unit kopling dan sistem pengoperasiannya yang merupakan turunan dari subkompetensi membongkar dan memasang, memeriksa & mendiagnosis, memperbaiki & memodifikasi serta merawat Sistem Pemindah Tenaga yang menjadi salah satu unsur untuk membentuk kompetensi membongkar & memasang, memeriksa, merawat, memperbaiki, mendiagnosis, merancang & memodifikasi Otomotif. Uraian subkompetensi dijabarkan seperti di bawah ini. SubKompetensi Membongkar & memasang, memeriksa & mendiagnosis, memperbaiki & memodifikasi serta merawat Sistem Pemindah Tenaga



Sub-sub Kompetensi 1.



Materi Pokok Pembelajaran



Kriteria Unjuk Kerja



Membongkar dan memasang kopling dan komponen-komponen







2.



Memeriksa dan mendiagnosis kopling dan komponenkomponen



3.



4.



Sikap Teliti dan cermat dalam membongkar-pasang sistem kopling dan penggeraknya



Pengetahuan Langkah-langkah pembongkaran sistem kopling Langkah-langkah pemasangan sistem kopling



Keterampilan Bisa membongkar pasang sistem kopling dan mekanisme penggeraknya



Menyebutkan komponenkomponen kopling dan mekanisme penggerak











Mengidentifikasi kondisi/ kerusakan kopling dan penyebabnya







Teliti dan cermat dalam mendiagnosis sistem kopling dan penggerak







Langkah-langkah mendiagnosis dan pemeriksaan sistem kopling







Bisa memeriksa/ mendiagnosis sistem kopling .



Memperbaiki dan memodifikasi kopling dan komponenkomponen







Melakukan perbaikan dan modifikasi kopling dan komponen-komponennya







Teliti dan cermat dalam memperbaiki dan modifikasi sistem kopling







Cara-cara perbaikan dan modifikasi yang benar pada kopling dan penggeraknya







Bisa memperbaiki dan memodifikasi sistem kopling



Merawat unit kopling komponen-komponen, dan pengoperasiannya







Melakukan perawatan kopling dengan benar







Teliti dan cermat dalam melakukan perawatan sistem kopling







Prosedur pemeliharaan sistem kopling dan mekanisme penggeraknya







Bisa merawat sistem kopling dengan benar



 







F. CEK KEMAMPUAN Sebelum mempelajari modul OPKR-30-002B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki mahasiswa dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan : Sub Kompetensi



Pernyataan



Jawaban Ya Tidak



Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan



1. Melepas/ mengganti unit kopling dan komponenkomponennya



Saya mampu melepas/ membongkar, mengganti dan merakit/ memasang unit kopling dan komponen-komponennya dengan baik



Soal Tes Formatif 1.



2. Membongkar/ memperbaiki komponen-komponen sistem pengoperasian kopling



Saya mampu melepas/ membongkar, mengganti, memperbaki & merakit/ memasang sistem pengoperasian kopling & komponen-komponennya dengan baik



Soal Tes Formatif 2.



Apabila mahasiswa menjawab Tidak, pelajari modul ini



BAB II PEMBELAJARAN A. RENCANA BELAJAR MAHASISWA



Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada dosen jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan belajar. Jenis Kegiatan



Tanggal Waktu



Tempat Belajar



Alasan Perubahan



Paraf Dosen



1. Melepas/ mengganti unit kopling dan komponenkomponennya 2. Membongkar/ memperbaiki komponenkomponen sistem pengoperasian kopling



B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 : Prinsip kerja, jenis-jenis, dan konstruksi kopling a.



Tujuan Kegiatan Belajar 1 : 1). Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi unit kopling dengan benar. 2). Mahasiswa



dapat



melepas/



mengganti



unit



kopling



dan



komponen-komponennya dengan benar. b.



Uraian Materi 1 1) Kopling Kopling (clutch) terletak di antara mesin dan transmisi. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi.



Gb.1. Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan



Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syaratsyarat minimal sebagai berikut : 



Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut



berarti



terjadinya



proses



pemutusan



dan



penghubungan adalah secara bertahap. 



Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara fly



wheel dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%. 



Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada



saat



kita



operasinalkan,



kopling



harus



dapat



memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu. Jenis-jenis kopling a) Kopling Gesek Dinamakan



kopling



gesek



karena



untuk



melakukan



pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :  Kopling piringan (disc clutch) Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc.



 Kopling konis (cone clutch) Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis. Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :  Kopling plat tunggal Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.



Gb.2. Konstruksi unit kopling plat tunggal



 Kopling plat ganda/ banyak Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.



Gb.3. Konstruksi unit kopling plat ganda



Gb.4. Konstruksi unit kopling plat banyak



Gb.5. Plat kopling pada unit kopling plat banyak



Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan



panas,



sehingga



memerlukan



media



pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :  Kopling basah Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak



terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.  Kopling kering Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak). Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. Ditinjau dari pegas penekannya, kopling dibedakan menjadi :  Kopling pegas spiral Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk spiral. Dalam pemakaiannya dikendaraan kopling dengan pegas coil memiliki kelebihan : penekanannya kuat dan kerjanya cepat/ spontan. Kelemahan atau kekurangannya : penekanan kopling berat, tekanan pada plat penekan kurang merata, jika kampas kopling aus maka daya tekan berkurang,



terpengaruh



oleh



gaya



sentrifugal



pada



kecepatan tinggi dan komponennya lebih banyak, sehingga kebanyakan kopling pegas spiral ini digunakan pada kendaraan menengah dan berat yang mengutamakan kekuatan dan bekerja pada putaran yang relative lebih lambat.



Gb.6. Konstruksi unit kopling gesek dengan pegas spiral



 Kopling pegas diaphragma Adalah unit kopling dengan pegas penekannya berbentuk diaphragma/ mengatasi



bilah.



Penggunaan



pegas



kekurangan-kekurangan



dari



diaphragma pegas



spiral.



Namun pegas diaphragma mempunyai kekurangan : kontruksinya lebih lemah dibanding pegas spiral dan kurang responsive (kerjanya lebih lambat), sehingga kebanyakan kopling pegas diaphragm ini digunakan pada kendaraan ringan yang mengutamakan kenyamanan.



Gb.7. Konstruksi unit kopling gesek pegas diaphragma



Konstruksi kopling Gesek



Fly Wheel



Release Fork



Disc Clutch



Engine Shaft



Input Shaft Transmisi



Release Bearing



Pressure Lever



Clutch Cover Pressure Spring Pressure Plate



Gb.8. Konstruksi unit kopling gesek tipe plat tunggal



Plat Kopling (Disc clutch) Facing (kampas kopling)



Clutch Hub



Torsion spring dumper



Disc plate (Plat kopling )



Paku keling/ rivet



Gb.9. Konstuksi plat kopling



Plat kopling komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi. Bagian-bagian plat kopling terlihat pada gb. 3. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.



Cushion plate



dipasangkan pada plat kopling juga dengan



dikeling. Hentakan/ puntiran saat kopling mulai menghubungkan/ meneruskan putaran dan pada saat deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber dumper dan torsion spring dumper. Rumah kopling, plat penekan dan pegas penekan



Gb.10.



Konstuksi rumah kopling tipe boss drive



Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch



cover dibedakan menjadi tiga yakni : boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bisa lembut. Tipe radial strap type



clutch cover dan corded strap drive tipe clutch cover . Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga



daya



elastisitas



plat



tersebut



memungkinkan



perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.



Gb.11.



Konstuksi rumah kopling tipe radial strap drive dan chorded strap



Cara kerja kopling Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke transmisi melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas



penekan



yang



dikontrol



oleh



pengemudi



melalui



mekanisme penggerak kopling. Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong



plat penekan melawan tekanan pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil dan bahkan tidak bergesekan sehingga putaran mesin tidak diteruskan. Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/ setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan sebagain. Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong



dengan



penuh



plat



penekan.



Plat



penekan



menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.



Gb.12.



Cara kerja kopling



b) Kopling Magnet Dinamakan



kopling



pemindahan



daya



magnet adalah



karena



dengan



untuk



melakukan



memanfaatkan



gaya



magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam



sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya



digunakan sebagai



kopling pada kompresor air conditioner (AC).



Gb.13.



Konstuksi unit kopling magnet



c) Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/ over



runing clutch) Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak ( driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut. Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan



roller type. Outer Race Sprag Inner Race



Gb.14.



Outer Race Spring Roller Inner Race



Konstruksi kopling satu arah tipe sprag dan tipe roller



d) Kopling Hidrolik Dinamakan



kopling



hidrolik



karena



untuk



melakukan



pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga cairan



akan



terlempar/



bersirkulasi



oleh



adanya



gaya



sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.



Gb.15.



Konstuksi unit kopling fluida



Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller, turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi. 2). Pembongkaran, Pemeriksaan, Pemasangan Kopling



Penggantian



dan



Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa, memperbaiki jika memungkinkan dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.



a). Pembongkaran Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain : 



Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)







Propeller unit (untuk kendaraan tipe FR atau FWD)







Unit transmisi dan sistem pemindahnya



Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit



release bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork dan



release bearing akan terlepas. Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah-langkah melepas unit kopling adalah : 



Berilah/ buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel







Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat kopling pada tempatnya







Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai tekanan tidak ada tekanan pegas







Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan clutch disc



Gb.16.



Pembongkaran unit kopling



Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah : 



Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan samapai



clutch disc terjatuh. 



Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.







Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja kopling.



Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat dengan mudah dibingkar, dengan langkahlangkah sebagai berikut : o Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas kopling.



Gb.17.



Penekanan clutch cover unit kopling



o Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas o Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover



Gb.18.



Penekanan clutch cover unit kopling



o Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan. o Lepaskan clutch cover o Lepaskan pegas-pegas penekan



Gb.19.



Melepas clutch cover unit kopling



o Lepaskan pin dan release lever



Gb.20.



Melepas clutch cover unit kopling



b). Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling



Release bearing Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan



tipe



pelumasan



permanen,



sehingga



tidak



memerlukan pembersihan pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan



dengan



kertas



amplas



yang



halus.



kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.



Jika



Gb.21.



Pengujian release bearing



Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai berikut : 



Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti dengan yang baru!







Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kirakira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!



Pegas Penekan dan Tuas Pembebas 



Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.



Gb.22.



Pemeriksaan keausan pegas







Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!



Gb.23.







Pengukuran keausan pegas



Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge). Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.



Selisih



pengukuran



atau



ketidakrataan



maximal 0.5 mm.



Gb.24.







Pemeriksaan kerataan tinggi pegas



Pemeriksaan dengan dial indikator Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas. Untuk



memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.



Gb.25.







Pemeriksaan kerataan tinggi pegas



Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.



Gb.26.







Pengukuran panjang dan kesikuan pegas penekan



Pemeriksaan tegangan pegas penekan Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.



Gb.27.







Pengukuran tegangan pegas penekan



Perbaikan/ penyetelan Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan : o



Pegas diaphragm Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST seperti terlihat pada gb. berikut!



Gb.28.



o



Penyetelan kerataan tinggi pegas



Tuas pembebas Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.



Gb.29. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas



Plat Penekan 



Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.







Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.



Gb.30. Pengukuran kerataan plat penekan







Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.



Plat Kopling 



Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,



tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru. 



Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal



0.3



mm.



Jika



kedalaman



sudah



melebihi



spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.



Gb.31.



Penggantian



Pengukuran kedalaman paku keling



kampas



kopling



dilakukan dengan



cara



melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat kopling dengan bantuan dial indikator.



Gb.32.







Penggantian kampas kopling



Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.







Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.







Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.



Gb.33.



Pengukuran run-out plat kopling



Fly Wheel 



Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.







Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100 oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press.



Pemanasan tidak boleh



melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.







Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel dengan yang baru.



Gb.34.







Pengukuran run-out fly wheel



Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.



Gb.35.



Pemeriksaan pilot bearing



Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.



Gb.36.



Melepas pilot bearing



Gb.37.



Memasang pilot bearing



c). Pemasangan Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut : 



Letakkan pressure plate pada dudukan alat/ mesin penekan.







Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.







Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.







Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover







Lakukan penekanan clutch cover dengan alat/ mesin penekan sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.



Gb.38.







Pemasangan unit kopling



Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.



Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling



dan



unit



kopling



dapat



dilakukan.



Prosedur



pemasangannya adalah sebagai berikut : 



Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling ( clutch



hub).







Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.



Gb.39.







Pemasangan center clutch



Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan



center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah. 



Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.







Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover







Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan



knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi



center clutch. 



Keraskan



baut



pengikat



sesuai



momen



spesifikasi



pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.



Gb.40.



Pemasangan unit kopling



Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan



release lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan



release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.



Gb.41.



Pelumasan bagian-bagian unit kopling



Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder. c.



Rangkuman 1 1). Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi dengan lembut/ halus. 2). Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling satu arah, kopling magnet dan kopling fluida. 3). Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : rumah kopling, plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas. 4). Pemeriksaan unit kopling secara visual kondisi plat kopling, plat penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft transmisi. 5). Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/ run-out plat



kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan, tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel. 6). Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi kerja release bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing. 7). Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi diaphragm spring dan atau ketinggian tuas penekan. d.



Tugas 1. 1). Lakukan pengamatan unit kopling gesek plat banyak pada sepeda motor, buatlah gambar sederhana (sket) dan jelaskan prinsip kerjanya!



e.



Tes Formatif 1 1). Uraikan komponen konstruksi utama sebuah unit kopling gesek, dan jelaskan fungsi masing-masing komponen! 2). Buatlah gambar sederhana (sket) plat kopling dan jelaskan bagian-bagian serta fungsinya! 3). Buatlah gambar sederhana (sket) pemeriksaan release bearing dan jelaskan pemeriksaannya! 4). Sebutkan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada plat kopling dan jelaskan cara pemeriksaannya! 5). Jelaskan langkah-langkah merakit unit kopling yang telah terbongkar!



f. Kunci Jawaban Formatif 1 1). Komponen konstruksi utama sebuah unit kopling gesek adalah : a). Plat kopling Berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari fly wheel dan plat penekan ke input shaft transmisi. b). Plat penekan Berfungsi untuk menekan plat kopling terhadap fly wheel dengan adanya tekanan pegas penekan.



c). Pegas penekan Berfungsi untuk memberikan gaya tekan kepada plat penekan d). Rumah kopling/ tutup kopling Berfungsi untuk dudukan komponen-komponen unit kopling, sebagai tumpuan tuas penekan serta untuk memungkinkan terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin dengan akurat dan cepat. e). Tuas penekan Berfungsi untuk meneruskan gaya pedal kopling yang melalui bantalan pembebas untuk menekan pegas penekan f). Bantalan pembebas Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong dari release fork ke tuas pembebas/ pegas diaphragm pada saat pedal kopling ditekan. g). Garpu pembebas Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong/ tarik dari pedal kopling untuk menekan bantalan pembebas. 2). Bagian-bagian plat kopling meliputi :



Facing (kampas kopling)



Clutch Hub



Torsion spring dumper



Disc plate (Plat kopling )



Paku keling/ rivet



a). Clutch hub Berfungsi sebagai tempat perkaitan unit plat kopling dengan input shaft transmisi yang memungkinkan unit plat kopling dapat bergerak sedikit maju dan mundur.



b). Disc plate Berfungsi sebagai rangka utama dari unit plat kopling untuk menahan beban kerja. c). Torsion dumper Berfungsi untuk meredam hentakan/ puntiran saat kopling mulai menghubungkan/ meneruskan putaran dan pada saat akselerasi maupun deselerasi d). Kampas kopling/ facing Berfungsi untuk memperbesar gesekan, sehingga effisiensi pemindahan tenaga dan daya mesin optimal. e). Cushion plate Berfungsi untuk dudukan facing atau kampas kopling serta memperhalus kerja kopling. f). Paku keling/ rivet Berfungsi untuk menyatukan kampas kopling dan cushion plate serta menyatukan cushion plate dan disc plate. 3). Pemeriksaan Release bearing :







Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti dengan yang baru!







Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kirakira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan yang baru!



4). Pemeriksaan pada plat kopling meliputi : 



Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.







Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti dengan plat kopling baru.







Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.







Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.







Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.



5). Langkah-langkah merakit unit kopling yang telah terbongkar adalah sebagai berikut : Pemasangan diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling, dengan urutan sebagai berikut : 



Letakkan pressure plate pada dudukan alat/ mesin penekan.







Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.







Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.







Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover







Lakukan penekanan clutch cover dengan alat/ mesin penekan sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.







Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.



Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling



dan



unit



kopling



dapat



dilakukan.



Prosedur



pemasangannya adalah sebagai berikut : 



Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling







Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.







Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan



center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah. 



Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.







Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover







Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan



knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi



center clutch. 



Keraskan



baut



pengikat



sesuai



momen



spesifikasi



pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m. Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release



lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa



pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik. Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan unit release cylinder.



g. Lembar Kerja 1 1)



Alat dan Bahan a). 1 unit kopling gesek plat tunggal pegas spiral b). 1 unit kopling gesek plat tunggal pegas diaphragm c). Peralatan tangan, kunci pas/ring (sesuai kebutuhan) d). Alat ukur yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan e). Grease/ gemuk f). Lap / majun.



2)



Keselamatan Kerja a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d). Bila perlu mintalah buku manual dari mesin yang digunakan. e). Jangan memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi secara langsung f). Pasanglah plat kopling dengan center clutch, sehingga posisi plat kopling betul-betul tepat ditengah.



3)



Langkah Kerja a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur. c). Lakukan pembongkaran unit kopling dengan langkah yang efektif, efisien dan sistematik! (perhatikan buku manual) d). Lakukan pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-komponen kopling yang sudah dilepas ( fly wheel, plat kopling, plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan bantalan pembebas)!



e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas! f). Diskusikan penyebab



mengenai kerusakan,



kondisi



komponen,



kemungkinan



kemungkinan



perbaikan



serta



kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan! g). Lakukan



pemasangan



kembali



terhadap



komponen-



komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien! h). Diskusikan inovasi usaha apa yang bisa dikembangkan setelah anda mengetahui tentang sistem kopling plat dengan pegas coil maupun pegas diaphragm! i). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula serta bersihkan tempat kerja! 4) Tugas



a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas. b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.



2. Kegiatan Belajar 2 : a.



Prinsip kerja, jenis-jenis dan konstruksi sistem pengoperasian kopling



Tujuan Kegiatan Belajar 2 : 1). Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis, prinsip kerja, dan konstruksi sistem pengoperasian kopling dengan benar. 2). Mahasiswa dapat melepas/ mengganti sistem pengoperasian kopling dan komponen-komponennya dengan benar.



b. Uraian Materi 2 1) Sistem pengoperasian kopling Sistem pengoperasian kopling adalah sebuah unit mekanisme untuk



mengoperasionalkan



kopling



yaitu



memutus



dan



menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah daya selanjutnya (transmisi). Secara umum terdapat dua mekanisme penggerak kopling, yaitu : sistem mekanik dan sistem hidrolik. Pada perkembangan saat ini, pada kendaraan-kendaraan beban menengah dan beban berat menggunakan sistem pneumatikhidrolik. a) Sistem pengoperasian kopling tipe mekanik







Cable mechanism (mekanik kabel) Menggunakan meneruskan



media gerakan



sebuah pedal



kabel ke



garpu



baja



untuk



pembebas.



Keuntungan dari mekanisme ini adalah konstruksinya sederhana dan karena sifat kabel yang fleksible maka penempatannya juga fleksible dan tidak memerlukan ruang gerak yang besar. Mekanisme ini mempunyai kerugian



gesek



yang



besar



antara



kabel



dan



selongsongnya, apalagi jika banyak belokan/ tekukan. Elastisitas bahan kabel menyebabkan mekanisme ini tidak bekerja dengan spontan dan kurang kuat untuk beban berat.



E – Ring



Release lever



Release cable



Pedal



Hub Release fork



Konstuksi cable mechanism



Gb.42.







Linkage mechanism (mekanik batang) Mekanisme batang mempunyai keuntungan elastisitas bahan lebih kecil sehingga kuat dan spontanitas kerja lebih baik. Kelemahan/ kekurangan sistem ini adalah karena media penerusnya adalah batang, maka untuk penempatannya menjadi lebih sulit dan perlu ruang gerak yang lebih besar.



Clutch pedal



Pressure plate



Fly wheel



Release fork



Clutch Pressure lever Clutch disc Release bearing



Input shft transmisi Clutch cover Coil spring



Gb.43.



Konstuksi linkage mechanism







Centrifugal mechanism (mekanik sentrifugal)



Gb.44.



Konstuksi mekanisme penggerak centrifugal



Jika mesin berputar maka bandul sentrifugal akan terlempar



keluar



oleh



gaya



sentrifugal,



sehingga



centrifugal plate akan tertarik sehingga menekan plat kopling ke back plate/ fly wheel. Bila putaran mesin berkurang maka intensitas tekanan centrifugal plate juga berkurang. b) Sistem pengoperasian kopling tipe hidrolik



Master cylinder



Flexible hose



Clutch cover Release fork



Release cylinder



Gb.45.



Konstuksi hydraulic mechanism



Pengoperasian kopling tipe hidrolik adalah merupakan sistem pemindahan tenaga melalui fluida cair/ minyak. Prinsip yang digunakan pada sistem hidrolik ini adalah pengaplikasian



hukum Pascal, dimana jika ada fluida dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan tersebut akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Dengan dibuat adanya perbandingan diameter (luas bidang) pada master cylinder lebih kecil dari release cylinder maka akan didapatkan peningkatan



tenaga.



Gaya/tenaga



dihitung



dengan



persamaan sebagai berikut : 2



d P  Q  K  22 d1 Dimana : P Q K d1 d2



= = = = =



gaya pada release cylinder gaya tekan pedal rem perbandingan tuas pedal kopling diameter master cylinder diameter release cylinder



Komponen sistem hidrolik lebih banyak dibandingkan sistem mekanik,



tetapi



mempunyai



keuntungan



yang



mampu



mengatasi kekurangan sistem penggerak mekanik yaitu : kehilangan tenaga karena gesekan lebih kecil sehingga penekanan



pedal



kopling



lebih



ringan,



memungkinkan



diberikan perbandingan diameter master dan release silinder sehingga



penekanan



pedal



kopling



jauh



lebih



ringan,



pemindahan tenaga lebih cepat dan lebih baik, penempatan fleksibel karena fluida dialirkan melalui fleksible hose. Kekurangan dari sistem hidrolik adalah konstruksinya rumit dan dapat terjadi kegagalan fungsi jika terdapat udara di dalam sistem. Komponen utama dari sistem hidrolik ini adalah: master silinder dan release silinder.



Master Silinder Ada 2 tipe master silinder yang umum digunakan pada sistem pengoperasian kopling, yakni tipe girling dan tipe portlees.



Spacer Cylinder cup



Compression spring



Gb.46.



Piston



Konstuksi master cylinder girling type



Check valve



Piston Inlet valve



Gb.47.







Konstuksi master cylinder portless type



Tipe Girling Cara kerja master silinder tipe girling adalah sebagai berikut :



Pada saat piston mulai bergerak menekan minyak di dalam



silinder,



tekanan minyak



akan mengalir



ke



reservoir melalui lubang ujung piston, cylinder cup dan spacer, sehingga minyak akan mengalir ke reservoir dan ke release cylinder melalui flexible hose dengan tekanan yang kecil.



Gb.48.



Kerja penekanan awal master silinder tipe girling



Pada saat piston bergerak lebih maju, maka lubang pada ujung piston akan tertutup oleh adanya tekanan minyak yang menekan spacer, sehingga tekanan minyak yang ke release cylinder semakin tinggi dan mampu menekan piston release cylinder mendorong push-rod. Spacer Cylinder cup



Piston



Compression spring



Gb.49.



Kerja efektif master silinder tipe girling



Pada saat tekanan pedal hilang, maka compression spring akan



mendorong



piston



bergerak



mundur,



yang



menyebabkan kevakuman pada silinder, sehingga minyak reservoir mengalir ke dalam silinder.



Gb.50.



Kerja pengembalian tekanan master silinder tipe girling



Pada saat piston telah kembali pada posisi awal karena tekanan compression spring, maka minyak dari release cylinder akan mengalir kembali ke reservoir samapai tekanan minyak normal kembali.



Gb.51.







Kerja akhir master silinder tipe girling (normalisasi tekanan)



Tipe Portless Cara kerja master silinder tipe portless adalah sebagai berikut : Pada saat pedal kita tekan, piston bergerak maju dan minyak melalui valve inlet mengalir ke reservoir dan release cylinder dengan tekanan yang rendah/ kecil. Jika pedal terus ditekan maju, gaya yang mempertahankan conecting rod akan hilang dan conecting rod akan bergerak maju oleh gaya conical spring, sehingga inlet valve akan menutup, yang mengakibatkan tekanan fluida yang ke release silinder naik.



Chambe r



Gb.52.



Kerja efektif master silinder tipe portless



Bila pedal kopling dibebaskan, piston akan kembali mundur oleh tekanan compression spring, maka tekanan fluida akan turun, sehingga spring retainer akan menarik conecting rod ke arah luar an in-let valve terbuka. Gaya balik conical spring maka minyak dari release cylinder kembali ke master cylinder dan recervoir.



Gb.53.



Kerja akhir master silinder tipe portless (normalissi tekanan)



Release Cylinder



Tipe release silinder yang umum digunakan ada tiga yakni adjustable type, non adjustable dan free adjustable type. Pada jenis adjustable type untuk menyesuaikan jarak bebas ujung



release



penyetelnya.



fork Free



dilakukan edjustable



dengan type



menyetel



tidak



mur



memerlukan



penyetelan karena penyetelan akan terjadi secara otomatis oleh pegas. Pada tipe ini release bearing selalu menempel pada pressure lever atau diaphragm spring. Non adjustable type menyempurnakan free adjustable type, dimana nonadjustable ini panjang push rodnya dapat distel sehingga dapat dijaga release bearing tidak selalu menempel pada pressure lever atau diaphragm spring.



Piston



Mur penyetel



Gb.54.



Mur penyetel



Piston



Konstuksi release cylinder adjustable dan non-adjustable type



Clutch disc Fly Wheel



Release fork



Spring



Gb.55.



Piston



Push-rod



Konstuksi release cylinder free-adjustable type



Kebebasan Kopling (free play)



Free play adalah kebebasan yang terdapat pada sistem kopling pada saat pedal kopling mulai ditekan samapai dengan release bearing mulai menyentuh diaphragm spring atau pressure lever. Dengan adanya kebebasan kopling maka sistem kopling tidak akan bekerja pada saat kopling tidak ditekan dan tidak lngsung bekerja saat pedal ditekan, tetapi memerlukan beberapa waktu untuk mencapai langkah efektif. 



Kebebasan master cylinder dan push-rod. Merupakan jarak dari ujung push-rod sampai dengan piston pada saat pedal kopling tidak ditekan.



Free Play



Gb.56.







Kebebasan master cylinder dan push-rod



Kebebasan minyak kopling Merupakan jarak mulai dari push-rod master cylinder menekan piston sampai tertutupnya lubang ke recervoir.



Gb.57.







Kebebasan minyak kopling



Kebebasan release fork



Merupakan jarak mulai dari push-rod release cylinder bergerak samapai release bearing menyentuh diphragm spring atau pressure lever, pada saat pedal kopling bebas.



Gb.58.



Kebebasan release fork



c) Sistem pengoperasian kopling tipe pneumatik – hidrolik/ servo-hidrolik Ada beberapa model sistem pengoperasian kopling tipe pneumatik hidrolik, antara lain yaitu : sistem pneumatik memicu sistem hidrolik, sistem hidrolik memicu sistem pneumatik, sistem hidrolik memicu sistem pneumatik kemudian sistem pneumatiknya memicu sistem hidrolik, sistem pneumatik memicu sistem hidrolik kemudian sistem hidroliknya memicu sistem pneumatik, serta total sistem pneumatik. Pada bagian ini, sistem pengoperasian kopling tipe pneumatik – hidrolik dicontohkan untuk sistem hidrolik memicu sistem pneumatik serta



sistem hidrolik memicu



sistem pneumatik kemudian sistem pneumatiknya memicu sistem hidrolik.



OIL RESERVOIR



COMPRESSED AIR FROM COMPRESSOR



Air Recervoir



MASTER CYLINDER



PUSH ROD



FREE PLAY



PISTON



PUSH ROD CLUTCH BOOSTER



CLUTCH ASSEMBLY



Gb.59.



Sistem penggerak kopling servo-hidrolik



Secara umum konstruksi keduanya sama, hanya booster yang digunakan berbeda. Booster untuk sistem hidrolik memicu sistem pneumatik adalah sebagai berikut :



Gb.60.



Konstruksi booster kopling



Piston booster langsung dihubungkan ke piston dan pushrod kemudian release fork, tidak melalui mekanisme hidrolik. Sedangkan pada tipe sistem hidrolik memicu sistem pneumatik kemudian sistem pneumatiknya memicu



sistem hidrolik, piston booster dihubungkan ke piston sistem hidrolik berikutnya.



Gb.61.



Konstruksi booster kopling



Prinsip Kerja Sistem Pengoperasian Kopling Tipe Pneumatik – Hydraulic OIL RESERVOIR



COMPRESSED AIR FROM COMPRESSOR



Air Recervoir



MASTER CYLINDER



PUSH ROD



FREE PLAY



PISTON



PUSH ROD CLUTCH BOOSTER



Gb.62.



Sistem penggerak kopling servo-hidrolik



Kopling tidak berhubungan



CLUTCH ASSEMBLY



Tekan pedal kopling  Tekanan fluida di dalam master kopling naik  Relay valve bekerja  Poppet valve terbuka  Tekanan udara mengoperasikan power piston  Piston hidrolik bergerak  Outer lever kopling beroperasi  Release bearing beroperasi  Pressure plate tidak menekan disc clutch  disc clutch bebas Kopling berhubungan Lepas pedal kopling  tekanan fluida di dalam master kopling berkurang  Relay valve kembali  Poppet valve tertutup  Tekanan udara keluar dari lubang pernapasan  Power piston kembali  Hydrolik piston kembali  Release bearing kembali  Release lever kembali ke posisi semula oleh tekanan pegas  Pressure plate menekan disc clutch  Disc clutch berhubungan. Kopling dibebaskan Tekan pedal kopling setengah  Tekanan fluida timbul didalam master silinder  Relay valve beroperas  Poppet valve terbuka  Tekanan udara menggerakan power piston  Timbul tekanan negatip dibelakang hidrolik piston  Fluida kembali sedikit dari relay piston  Tekanan udara tertutup  Power piston berhenti beroperasi (tenaga kopling berkurang sebagai reaksi penekanan pedal) Kekurangan tekanan udara Tekan pedal kopling  Tekanan fluida timbul didalam master silinder  Hidrolik piston bergerak  Push rod kopling beroperasi  Clutch outer lever beroperasi  Release bearing beroperasi  Release lever beroperasi  Pressure plate terpisah dari disc clutch  Disc clutch bebas (Relay valve piston, poppet valve dan power piston beroperasi, tetapi tidak dapat menggerakan power piston bila tekanan udara rendah). Booster Kopling (Clutch Booster) Cara kerja clutch booster membebaskan kopling Pedal kopling ditekan  Minyak mengalir masuk clutch booster, terbagi 2 yaitu :  Hydraulc piston (bergerak kekanan)  Push rod hydraulic cylinder (bergerak ke kanan)  Relay valve piston (bergerak kekanan)  Poppet valve terbuka (tekanan udara langsung masuk ke ruang A)  Power piston bergerak ke kanan (udara dalam



ruang B keluar melalui pernapasan)  Push rod booster bergerak kekanan  Hydraulc piston (bergerak kekanan)  Push rod hydraulic cylinder (bergerak ke kanan) Dengan demikian hydraulic piston didorong oleh dua tenaga yaitu tekanan master cylinder dan tekanan booster.



Gb.63. Kerja booster pada saat membebaskan kopling



Bila



servo



udara/



booster



rusak



maka



sistem



pengoperasian tetap bekerja tetapi membutuhkan tenaga penekanan pedal yang lebih besar. Urutan tenaganya adalah sebagai berikut : Pedal kopling ditekan  Minyak mengalir masuk clutch booster, terbagi 2 yaitu :  Hydraulc piston (Hydraulic piston bergerak kekanan)  Push rod (bergerak kekanan oleh tekanan dari master cylinder saja).  Relay valve piston (tidak bekerja) Cara kerja clutch booster membebaskan kopling Begitu pedal kopling dibebaskan, fluida akan kembali ke master



cylinder,



sehingga



pegas



pengembali



mengembalikan seluruh bagian booster/ servo ke posisi



semula, menyebabkan tekanan udara di dalam ruang A akan keluar melalui pernapasan



Gb.64. Kerja booster pada saat menghubungkan kopling



2) Pembongkaran, Pemeriksaan, Penggantian Pemasangan Sistem Pengoperasian Kopling a). Clutch Pedal



Gb.65.



Bagian-bagian mekanisme pedal kopling



dan



Pedal kopling berada pada ruang pengemudi. Pembongkaran unit pedal kopling dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :  Lepaskan push-rod dengan melepas split pin (no. 1) dan melepas pin penahan push-rod (no. 2).  Lepaskan mur pengunci poros pedal (no. 4)  Lepaskan baut poros pedal (no. 8)  Lepaskan pegas pengembali pedal (no. 9)  Lepaskan pedal (no. 10)  Lepaskan bushing-bushing pada poros pedal (no. 11) Komponen-komponen unit pedal kopling jarang mengalami kerusakan,



kecuali



karet



stopper,



bushing



dan



pegas



pengembali. Setelah unit pedal kopling terbongkar maka periksalah secara visual kondisi stopper, bushing dan pegas pengembali. Jika ditemukan kondisinya aus/ lemah maka gantilah dengan yang baru. Setelah



dilakukan



pemeriksaan



dan



penggantian



(bila



diperlukan) lakukan pemasangan kembali dengan langkahlangkah sebagai berikut :  Pasangkan bushing-bushing baru pada poros pedal (no.11)  Pasangkan pedal (no.10) pada frame dudukannya  Pasangkan pegas pengembali (no.9)  Pasangkan baut poros pedal (no.8) dengan washer dan spring washer jangan sampai ketinggalan  Pasangkan mur pengunci poros pedal (no.4) dengan washer dan spring washer jangan sampai ketinggalan  Pasangkan push-rod (no. 3) pada pedal  Pasangkan pin penahan push-rod (no. 2)  Pasangkan split pin (no. 1) pada pin penahan push-rod



b). Clutch Master Cylinder



Gb.66.



Urutan melepas master silinder kopling



Clutch master cylinder pada umumnya berada di depan pedal kopling, ada yang berada di ruang pengemudi namun ada juga yang berada di ruang mesin depan, tergantung dari jenis kendaraan. Jumlah minyak pada recervoir harus selalu dijaga dalam jumlah yang cukup. Melepas master silinder dapat dilakukan dengan langkah–langkah sebagai berikut :  Lepaskan unit push rod dari unit pedal kopling dengan melepas pin penguncinya.  Lepaskan pipa minyak dari master cylinder  Lepaskan baut/ mur pengikat master cylinder ke body  Tarik keluar/ lepaskan master silinder



Gb.67.



Melepas pipa minyak pada master silinder kopling



Hal yang perlu diperhatikan dalam melepas master adalah karena minyak kopling merusak cat, maka berhati-hatilah jangan sampai minyak kopling mengenai cat. Bawalah master cylinder dengan wadah atau bungkuslah dengan kain lap. Jika minyak kopling mengenai cat bersihkan dengan segera dan hati-hati dengan kain lap yang menyerap cairan. Setelah



master



cylinder



berada



di



luar,



lakukan



pembongkaran dengan langkah-langkah sebagai berikut :  Tekan push rod maju/ ke dalam dan lepaskan snap ring dengan tang snap ring



Gb.68. Melepas klip pada master silinder kopling



 Tarik keluar push-rod  Keluarkan piston unit dengan udara bertekanan



Gb.69. Mengeluarkan piston unit pada master silinder kopling



 Lakukan pembongkaran piston unit dengan meluruskan piston klip.



Gb.70. Membuka klip piston master silinder kopling



 Lakukan pemeriksaan komponen-komponen yang sudah dibongkar, yang antara lain : Diameter master silinder, diamater piston, piston dan seal, valve assembly dan pegas



Gb.71. Bagian-bagian master silinder kopling



Bagian-bagian master cylinder sebagaimana terlihat pada gambar di atas, yaitu : 1. Recevoir tank, 2. Snap ring, 3. Push rod, 4. Piston and piston seal, 5. Spring retainer, 6. Compression spring, 7. Valve stopper, 8. Conical spring, 9. Valve assembly Setelah



dilakukan



pemeriksaan



dan



pengukuran



serta



dilakukan perbaikan maupun penggantian komponen yang tidak



layak



merangkai



pakai master



maka



pekerjaan



cylinder



unit.



perakitannya adalah sebagai berikut :



selanjutnya



adalah



Langkah-langkah



 Merangkai piston unit dan menguncinya dengan menekan dan membengkokkan klip piston



Gb.72. Mengunci klip piston master silinder kopling



 Memasukkan piston unit ke dalam silinder master cylinder dengan sebelumnya diberikan pelumasan dengan minyak kopling pada silinder, piston dan seal-nya.  Pasangkan push-rod  Tekan push rod maju/ ke dalam dan pasangkan snap ring dengan tang snap ring



Gb.73. Mengunci piston master silinder kopling dengan snap ring



Setelah bagian-bagian master cylinder sudah terakit dengan baik, maka pasangkan master cylinder ke dudukannya (body kendaraan) dengan langkah-langkah sebagai berikut : 



Pasangkan master silinder ke dudukannya







Pasang dan keraskan baut/ mur pengikat master cylinder ke body







Pasangkan unit push-rod ke unit pedal kopling







Pasangkan pipa minyak ke master cylinder



c). Clutch Release Cylinder Release cylinder terletak dekat pada unit kopling dan biasanya dibautkan pada rumah transmisi. Melepas Release Cylinder dapat dilakukan dengan langkah–langkah sebagai berikut :  Lepaskan pipa minyak dari release cylinder (tutup ujung pipa minyak supaya minyak tidak tumpah)  Lepaskan baut pengikat release cylinder  Lepaskan release cylinder dari dudukannya



Gb.74. Melepas clutch release cylinder



 Keluarkan piston release cylinder dengan udara bertekanan



Gb.75. Mengeluarkan piston clutch release cylinder



Gb.76. Bagian-bagian release silinder kopling



 Lakukan pemeriksaan komponen-komponen yang sudah dibongkar, yang antara lain : diameter release silinder, diamater piston, piston dan seal dan pegas.  Lakukan penggantian jika ada komponen yang rusak. Setelah pemeriksaan dan penggantian



dilakukan maka



release cylinder dapat dirakit kembali dengan langkah kebalikan



langkah



pembongkaran,



dengan



sebelumnya



pastikan semua komponen bersih dan pada piston dan silinder diberi minyak sebagai pelumasan saat memasang. d). Air Bleeding Mekanisme penggerak kopling tipe hidrolik harus di-bleeding untuk mengeluarkan udara yang masuk ketika pipa-pipa dan atau komponen lain dilepas atau karena kebocoran sistem. Bleeding dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :



Gb.77. Pemasangan kelengkapan mem-bleeding







Buka tutup bleeder screw dan pasangkan selang plastik transparan pada bleeder screw.







Letakkan ujung selang yang lain pada wadah untuk menampung limpahan minyak.







Pompa pedal kopling dengan perlahan-lahan beberapa waktu







Tahan pedal pada posisi menekan kemudian kendorkan bleeder screw untuk mengeluarkan udara yang tercampur minyak.







Lakukan langkah ke-3 dan ke-4 sampai tidak terdapat gelembung udara pada minyak







Jika sudah tidak terdapat gelembung udara pada minyak, keraskan bleeding screw dan lepaskan selang dan lakukan pengecekan kerja kopling



c. Rangkuman 2 1). Sistem pengoperasian kopling adalah sebuah unit mekanisme untuk mengoperasionalkan kopling. 2). Terdapat tiga mekanisme penggerak kopling, yaitu : mekanisme mekanik, hidrolik dan pneumatik-hidrolik. 3). Mekanisme mekanik ada tiga jenis, yaitu : mekanik kabel, mekanik batang dan mekanik centrifugal 4). Mekanisme penggerak kopling tipe hidrolik harus di-bleeding untuk mengeluarkan udara yang masuk ketika pipa-pipa dan atau komponen lain dilepas atau karena kebocoran sistem. 5). Ada dua tipe master silinder kopling, yaitu girling dan portless. 6). Ada tiga tipe release cylinder kopling, yaitu adjustable, non adjustable dan free adjustable type.



d. Tugas 2. 1). Buatlah gambar sederhana (sket) unit mekanisme penggerak kopling tipe mekanik pada sepeda motor dan jelaskan prinsip kerjanya! e. Tes Formatif 2 1). Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem pengoperasian kopling! 2). Sebut dan jelaskan jenis-jenis sistem pengoperasian kopling! 3). Uraikan konsep menaikkan/ melipat gandakan tenaga/ gaya dorong pada sistem mekanisme penggerak kopling tipe hidrolis! 4). Jelaskan dengan gambar cara kerja master silinder tipe portless! 5). Sebutkan dan beri penjelasan singkat, jenis-jenis release silinder! f. Kunci Jawaban Formatif 2 1). Sistem pengoperasian kopling adalah sebuah unit mekanisme untuk



mengoperasionalkan



menghubungkan



tenaga



kopling



mesin



ke



(yaitu unit



memutus pemidah



dan



tenaga



selanjutnya/ transmisi). 2). Terdapat tiga sistem pengoperasian kopling, yaitu : 



Mekanisme mekanik Yaitu



sistem



pengoperasian



kopling



atau



mekanisme



penggerak kopling yang memanfaatkan sistem mekanis baik itu



kabel,



batang



maupun



centrifugal



untuk



mengoperasionalkan kopling. 



Mekanisme Hidrolik Yaitu



sistem



pengoperasian



kopling



atau



mekanisme



penggerak kopling yang memanfaatkan sistem hidrolik (menggunakan



fluida



cair)



untuk



mengoperasionalkan



kopling. Komponen utamanya meliputi master cylinder, flexible hose dn release cylinder.







Mekanisme Pneumatik-hidrolik/ servo-hidrolik Yaitu



sistem



pengoperasian



kopling



atau



mekanisme



penggerak kopling yang memanfaatkan kombinasi sistem hidrolik (menggunakan fluida cair) dan sistem pneumatik (menggunakan



fluida



gas)



untuk



mengoperasionalkan



kopling. 3). Konsep meningkatkan tenaga pada sistem pengoperasian kopling tipe hidrolik adalah dengan mengaplikasikan hukum Pascal. Untuk meningkatkan tenaga/ gaya dorong dilakukan dengan membuat diameter master cylinder lebih kecil daripada diameter release cylinder. Gaya/tenaga dihitung dengan persamaan sebagai berikut : 2



P  Q K 



d2 2 d1



Dimana : P Q K d1 d2



= = = = =



gaya pada release cylinder gaya tekan pedal rem perbandingan tuas pedal kopling diameter master cylinder diameter release cylinder



4). Cara kerja master cylinder tipe portless adalah sebagai berikut :



Bila pedal kopling ditekan maka piston akan bergerak maju dan mendorong minyak mengalir melalui inlet valve ke recervoir dan ke release cylinder. Saat piston terus bergerak maju, tenaga spring retainer (yang ditahan oleh conecting rod) akan naik/ timbul dan mengkibatkan conecting rod bergerak maju dengan adanya tenaga conical spring, sehingga inlet valve menutup lubang ke recervoir. Ruang “A“ terpisah dari ruang “B“ sehingga tekanan hidrolis di ruang A naik dan tekanan ini diteruskan ke release cylinder. Bila pedal dibebaskan piston akan terdorong mundur oleh tekanan pegas sehingga tekanan hidrolik berkurang. Setelah piston mundur, conecting rod tertarik ke dalam oleh retainer spring sehingga inlet valve membuka saluran ke recervoir dan minyak di ruang “A“ dan “B“ berhubungan kembali.



5). Tipe release silinder yang umum digunakan ada tiga yakni adjustable type, non adjustable type dan free adjustable type. Pada jenis adjustable type untuk menyesuaikan jarak bebas ujung release fork dilakukan dengan menyetel mur penyetelnya. Free edjustable type tidak memerlukan penyetelan karena penyetelan akan terjadi secara otomatis oleh pegas. Pada tipe ini release bearing selalu menempel pada pressure lever atau



diaphragm spring. Non adjustable type menyempurnakan free adjustable type, dimana non-adjustable ini panjang push rodnya dapat distel sehingga dapat dijaga release bearing tidak selalu menempel pada pressure lever atau diaphragm spring.



h. Lembar Kerja 2 1)



Alat dan Bahan a). 1 unit sistem pengoperasian kopling tipe mekanik kabel b). 1 unit sistem pengoperasian kopling tipe mekanik batang c). 1 unit sistem pengoperasian kopling tipe hidrolik d). 1 unit sistem pengoperasian kopling tipe pneumatik-hidrolik e). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang (menyesuaikan kebutuhan). f). Lap / majun.



2)



Keselamatan Kerja a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya. b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja. c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja. d). Bila perlu mintalah buku manual dari mesin yang digunakan. e). Jangan memukul poros, ulir atau bagian lainnya dengan palu besi secara langsung f). Pasanglah plat kopling dengan center clutch, sehingga posisi plat kopling betul-betul tepat ditengah.



3)



Langkah Kerja a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin. b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur. c). Lakukan pembongkaran unit sistem pengoperasian kopling dengan langkah yang efektif, efisien dan sistematik! (perhatikan buku manual)



d). Lakukan pemeriksaan dengan pengamatan dan pengukuran pada komponen-komponen sistem pengoperasian kopling yang sudah dilepas! e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas. f). Diskusikan penyebab



mengenai kerusakan,



kondisi



komponen,



kemungkinan



kemungkinan



perbaikan



serta



kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan! g). Lakukan



pemasangan



kembali



terhadap



komponen-



komponen yang dibongkar secara efektif dan efisien! h). Diskusikan inovasi usaha apa yang bisa dikembangkan setelah anda mengetahui tentang sistem pengoperasian kopling baik tipe mekanik, hidrolik maupun pneumatikhidrolik! i). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula serta bersihkan tempat kerja! 4)



Tugas a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas. b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2.