22 0 11 MB
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
PENDAHULUAN A.
Diskripsi Modul pembuatan pola ini merupakan modul dasar penunjang dalam
mempelajari mata pelajaran pembuatan pola pada komptensi dasar yang meliputi KD 3.1 menerapkan ukuran tubuh dan KD 4.1 mengukur tubuh, KD 3.2 menerapkan prosedur pembuatan pola dan KD 4.2 membuat pola dasar, KD 3.3 menerapkan prosedur pembuatan pola draping dan KD 4.3 membuat pola draping, KD 3.4 menganalisa prosedur pembuatan pola busana anak dan KD 4.4 membuat pola busana anak, KD 3.5 menganalisis prosedur pembuatan pola rok dan KD 4.5 membuat pola rok sesuai desain, KD 3.6 Menganalisis prosedur pembuatan pola blus dan KD 4.6 membuat pola blus sesuai desain.Modul ini bertujuan agar peserta didik memahami secara jelas mulai dari bagaimana cara mengukur tubuh,membuat pola dasar badan,membuat pola dasar dengan teknik draping,membuat pola busana anak,membuat pecah pola blus dan rok. Untuk itu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka terdapat beberapa materi yang harus dikuasai oleh peserta didik ,diantaranya adalah pengetahuan tentang cara mengambil ukuran,pola dasar kontruksi,pola dasar draping,pola busana anak,dan pecah pola rok dan blus.
B. Alokasi Waktu Gunakan modul ini sesuai dengan estimasi waktu : Kegiatan pembelajaran I: Mengukur Tubuh: 270 menit Kegiatan pembelajaran II: Pola Dasar: 405 menit Kegiatan pembelajaran III:Pola Dasar Draping: 405 menit Kegiatan pembelajaran IV:Pola Busana Anak: 540 menit Kegiatan pembelajaran V: Pecah Pola Rok : 405 menit Kegiatan pembelajaran VI: Pecah Pola Blus: 405 menit Total: 2.430 menit
C.
Prasyarat
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Tidak ada prasyarat
D.Petunjuk Penggunaan Modul Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut : 1. Pelajari materi dengan seksama hingga benar-benar paham dan mengerti isi modul,kemudian tandai atau catat bagian kalimat atau kata yang belum dimengerti,apabila ada kalimat atau materi
yang
tidak dimengerti tanyakan pada guru pembimbing. 2. Apabila anda mengalami kesulitan dan tidak mengerti pada saat mempelajari modul ini silahkan ditanyakan pada guru pembimbing. 3. Pada saat anda melakukan kegiatan praktik membuat Pola,ikuti petunjuk cara pembuatannya,apabila kurang paham bisa ditanyakan pada guru pembimbing.
E.
Tujuan Akhir
Setelah mempelajari uraian materi dalam bab pembelajaran dan kegiatan belajar diharapkan peserta didik dapat memiliki kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan materi:
Cara mengambil ukuran
Pembuatan pola dasar kontruksi.
Pola dasar draping.
Pola busana anak.
Pecah pola rok.
Pecah pola blus.
F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KI
KOMPETENSI INTI Memahami,menerapkan,menganalisis
3.
dan mengevaluasi pengetahuan faktual
KOMPETENSI DASAR 3.1 Menerapkan ukuran tubuh 3.2 Menerapkan prosedur pembuatan pola 3.3 Menerapkan prosedur
,konseptual,dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
pembuatan pola draping 3.4 Menganalisa prosedur
tentang ilmu pengetahuan,teknologi,seni,budaya,da
pembuatan pola busana
n humaniora dalam wawasan
anak 3.5 Menganalisis prosedur
kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,
pembuatan pola rok 3.6 Menganalisis prosedur
dan peradaban,terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
pembuatan pola blus
kerja yang spesifik untuk memecahkan KI
masalah. Mengolah,menalar,dan menyaji dalam
4.1 Mengukur tubuh
4.
ranah kongkret dan ranah abstrak
4.2 Membuat pola dasar,
terkait dengan pengembangan dari yang
4.3 Membuat pola draping
dipelajarinya disekolah secara mandiri,
4.4 Membuat pola busana
dan mampu melaksanakan tugas
anak,
spesifik di bawah pengawasan
4.5 Membuat pola rok sesuai
langsung.
desain 4.6 Membuat pola blus sesuai desain
G.CEK KEMAMPUAN AWAL Sebelum mempelajari materi dalam buku ini, mungkin kalian telah memiliki
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya kompetensi yang setara dipelajari di lingkungan luar sekolah. Untuk mengukur kemampuan yang telah kalian miliki, isilah kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan yang telah kalian miliki. Berilah tanda cek (√) pada kolom Ya atau Tidak pada pernyataan kemampuan yang telah kalian miliki di bawah ini. N Aspek Yang Dinilai
Ya
o 1. 2.
Apakah kalian dapat menjelaskan cara pengukuran tubuh? Apakah kalian dapat menjelaskan pembuatan pola dasar
3.
kontruksi? Apakah kalian mengetahui teknik pembuatan pola dasar
4.
draping? Apakah kalian dapat menjelaskan pembuatan pola dasar
5.
draping? Apakah kalian dapat menjelaskan prosedur pembuatan pola
6.
busana anak? Apakah kalian
7.
bagaimana pecah pola rok sesuai dengan desain? Apakah kalian dapat menjelaskan dan menerapkan
dapat
menjelaskan
dan
Tidak
menerapkan
bagaimana pecah pola blus sesuai dengan desain? Catatan Pembimbing: …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………….……………..… Kesimpulan: …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
KEGIATAN PEMBELAJARAN I PENGAMBILAN UKURAN
A.Tujuan Pembelajaran
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu : a. Menjelaskan tujuan pengambilan ukuran. b. Menjelaskan hal-hal penting dalam pengambilan ukuran. c. Mengidentifikasi alat bantu ukur. d. Menjelaskan macam-macam ukuran. e. Mendiskripsikan teknik pengambilan ukuran yang tepat f. Mendemonstrasikan cara mengukur tubuh dengan tepat.
B. Uraian Materi
P
embuatan pola secara konstruksi, ukuran tubuh adalah faktor penting
yang akan menentukan hasil dan bentuk konstruksi pola dari busana yang akan di buat. Sebelumnya perlu diketahui bahwa pengertian dari ukuran. Ukuran adalah Bilangan yang menunjukkan besar kecilnya satuan ukuran atau suatu benda. Sebelum melakukan pengukuran perlu dipahami terlebih dahulu hal-hal seperti memahami konsep atau desain pakaian yang akan dibuat. Bentuk tubuh wanita memang tidak sama dengan bentuk tubuh pria. Ada lekukan dan ada yang menonjol. Untuk itu proses pengukuran tubuh wanita lebih banyak dan lebih detil wanita
dibanding dengan tubuh pria. Mengukur bagian-bagian tubuh
tidak
jauh
berbeda
dengan
cara
mengukur
dengan
paspop/dummy/dress form. Pola busana sangat penting pengaruhnya pada baik atau tidaknya letak suatu busana pada tubuh pemakai. Untuk membuat pola dasar, dibutuhkan ukuran-ukuran tertentu. Pengambilan ukuran adalah mengambil ukuran dari badan seseorang dengan menggunakan pita ukuran. a. Fungsi Ukuran Badan Pengambilan ukuran badan bertujuan agar baju yang dibuat bisa pas dan serasi dengan ukuran badan calon pemakainya. Fungsi ukuran badan sangat penting karena ketepatan ukuran dapat menjamin kemapanan pakaian yang akan dibuat. Ukuran badan yang salah/keliru menghasilkan gambar pola yang tidak tepat dengan ukuran badan pemakainya, sehingga baju yang dihasilkan
70
tampak tidak mapan di tubuh pemakainya.
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Kesalahan
ukuran
lazim
terjadi
karena
juru-ukur
belum
bisa
memperhitungkan dimana letak posisi garis dada, posisi garis pinggang dan posisi garis pinggul yang ada di tubuh orang yang sedang diukurnya. Padahal letak posisi ketiga garis tersebut sangat menentukan kemapanan pola pakaian yang akan dibuatnya. b. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat Pengambilan Ukuran Adalah: 1. Perhatikan bentuk tubuh orang yang akan diukur dan busana yang sedang dipakainya. Sebaiknya model memakai pakaian pas pada badan, dianjurkan memakai kaos ketat agar lebih tepat menentukan bagian tubuh. Bila model tersebut memakai blus yang dimasukkan ke dalam rok atau celana, maka blus harus dikeluarkan sehingga tidak mengganggu pada waktu pengambilan ukuran. 2. Model tidak memakai benda-benda yang menambah tebal permukaan tubuh misalnya ikat pinggang, dompet dan lain-lain. Bila model tersebut memakai ikat pinggang, maka ikat pinggang harus dilepaskan. Bila terdapat bendabenda di dalam saku pada busana yang sedang dipakai, maka benda-benda tersebut harus dikeluarkan. 3. Model berdiri tegak tetapi santai, pandangan lurus kedepan. 4. Juru ukur sebagai pengambil ukuran berdiri di kanan atau kiri menghadap model. 5. Mengikatkan pita kain pada sekeliling lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul. Bagi juru ukur yang masih kurang yakin dalam menentukan posisi garis dada, garis pinggang dan garis pinggul, perlu dibantu dengan 3 tali (kain pita) yang diikatkan di tubuh orang yang sedang diukurnya. Setelah berulang kali menggunakan tali bantu, akhirnya dapat memperkira-kan sendiri dimana letak posisi ketiga garis tersebut yang benar, dan tidak perlu lagi mengguna-kan 3 tali pembantu tersebut. Garis dada adalah ikatan tali bantu yang melingkari dada dan melewati bawah ketiak. Garis pinggang adalah ikatan tali bantu yang melingkari pinggang dan melewati puser.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Garis pinggul adalah ikatan tali bantu yang melingkari pinggul dan melewati bagian pinggul yang paling besar. 6. Melakukan pengukuran secara berurutan dan teliti. c. Etika Pengukuran Tubuh Proses menentukan ukuran tubuh pada seseorang yang digunakan untuk membuat suatu busana disebut dengan mengukur tubuh. Ketika mengukur bagian tubuh ada beberapa etika yang harus diperhatikan, seperti di bawah ini. 1. Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur 2. Ujung pita ukuran yang berangka kecil ada di tangan kiri 3. Bila pita ukuran di lingkarkan atau digantung pada leher, maka pita ukuran yang berangka kecil, ada di tangan kanan 4. Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir 5. Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti 6. Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti keinginan yang mengukur 7. Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat, sehingga menekan otot 8. Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar 9. Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan model, supaya dapat diketahui apakah model mempunyai tubuh yang seimbang antara berat badan dengan tinggi badan d. Alat Bantu Ukur 1. Pita ukur Fungsi pita ukur : digunakan untuk mengukur ukuran bagian tubuh pelanggan, maupun digunakan untuk mengukur kain yang akan dipotong. Ukuran yang digunakan pada pita ukur/ metelin ini menggunakan centimeter dengan panjang 150 cm dan memiliki warna yang
70
Gambar 1 : pita ukur(www.google.com)
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya beragam. Terdapat dua jenis metelin di pasaran yaitu metelin biasa dan metlin jepang 2. Veterban Fungsi Veterban : berfungsi untuk mengetahui letak bagian– bagian tertentu seperti pinggang, panggul dan
badan. Hal ini dimaksudkan agar
ukuran tidak bergeser pada saat melakukan mengambil ukuran badan. Cara kerja veterban yaitu dengan mengikat veterban lingkar
pada badan
pinggang,panggul,dan secara
pas
atau
tidak
kekencangan dan tidak kelonggaran
Gambar 2 : veterban(www.google.com)
3. Daftar ukuran Jenis ukuran yang menjadi patokan pada saat pengukuran,biasanya berupa tulisan pada kertas .Daftar ukuran ini digunakan sesuai dengan kebutuhan pembuatan pola 4. Buku catatan dan Alat tulis Buku catatan berfungsi
Gambar 3: alat tulis(www.google.com)
Sebagai media dan alat untuk mencatat hasil pengukuran yang telah diperoleh setelah melakukan pengambilan ukuran e. Jenis - Jenis Ukuran Jenis ukuran sesuai dengan arah mengukur dibedakan menjadi 4 macam 1. Ukuran lingkar 2. Ukuran panjang 3. Ukuran tinggi 4. Ukuran lebar
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Tabel 1 : tabel jenis ukuran sesuai dengan arah mengukur ( sumber www.google.com) f. Ukuran Standar Wanita Tabel 2 : tabel ukuran standar wanita ( sumber www.google.com) g. Cara Mengambil Ukuran Badan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 1. Lingkar leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari telunjuk dilekuk leher atau diukur ditambah 1 cm.
2. Lingkar badan (LB) diukur pada sekeliling
Gambar 4 : cara mengukur lingkar leher(www.google.com)
badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, diukur pas ditambah 4 cm atau dengan menyelakan 4 jari.
3. Lingkar pinggang (LP) diukur pada sekeliling
Gambar 5 : cara mengukur L.B(www.google.com)
pinggang pas.
Gambar 6 : cara mengukur L.Pi (www.google.com)
4. Tinggi panggul (TPa) diukur dari bawah ban petar pinggang sampai batas panggul. Lingkar panggul (LPa) diukur pada sekeliling panggul atau badan bawah yang terbesar, diukur pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
Gambar 7 : cara mengukur L.Pa dan Lpa(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 5. Panjang punggung (PP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.
Gambar 8 : cara mengukur P.P(www.google.com)
6. Lebar punggung (LP) diukur dari tulang leher belakang yang menonjol turun 9 cm. Lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
7. Panjang sisi (PS) diukur dengan menyelakan
Gambar 9 : cara mengukur L.P(www.google.com)
penggaris di bawah ketiak, kemudian diukur dari batas penggaris ke bawah sampai bawah ban petar pinggang dikurangi 2 sampai 3 cm.
8. Panjang muka (PM) diukur dari lekuk leher di
Gambar 10 : cara mengukur PS(www.google.com)
tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.
Gambar 11 : cara mengukur PM(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 9. Lebar muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
Gambar 12 : cara mengukur LM(www.google.com)
10. Tinggi dada (TD) diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke atas sampai puncak buah dada.
Gambar 13 : cara mengukur TD(www.google.com)
11. Lebar bahu (LB) diukur dari lekuk leher di bahu atau bahu yang paling tinggi sampai titik bahu yang terendah atau paling ujung.
Gambar 14 : cara mengukur LB(www.google.com)
12. Ukuran uji (UU) atau ukuran kontrol, diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai tengah belakang pada bawah ban petar.
Gambar 15 : cara mengukur UU(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Gambar 17 : cara mengukur P.Lengan(www.google.com)
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 13. Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan; pas ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
Gambar 16 : cara mengukur LLL(www.google.com)
14. Panjang lengan pendek diukur dari puncak lengan ke bawah sampai ± 3 cm di atas siku.
Gambar 17 : cara mengukur Lengan pendek(www.google.com)
15. Panjang lengan panjang diukur dari puncak lengan, ke bawah sampai pergelanggan.
16. Lingkar
pergelangan
tangan,
lingkar
Gambar 18 : cara mengukur Pjng lengan(www.google.com)
pergelangan diukur melingkar pas ditambah 3 cm.
Gambar 19 : cara mengukur pergelangan(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
C. Rangkuman Materi
Dari
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
“Mengambil
ukuran”
adalah
mengukur bagian-bagian badan tertentu yang akan digunakan untuk ukuran membuat pola pakaian dengan cepat.
Tujuan pengambilan ukuran adalah untuk mengetahui besar kecilnya bentuk tubuh,untuk membuat suatu busana,dan untuk mengetahui hubungan antar bentuk badan dan bentuk busana.
Fungsi mengukur tubuh yaitu sebagai pedoman atau data dalam pembuatan pola,sebagai dasar untuk mengembangkan desain baru,sebagai referensi didalam pengecekan pola,dan membantu dalam pengepasan.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan
pada
saat akan
mengambil
ukuran
yaitu
memperhatikan bentuk tubuh model yang akan diukur,model tidak memakai atau benda-benda yang menambah tebal permukaan tubuh,model berdiri tegak,juru ukur berada disebelah kiri atau kanan model,mengikatkan veterban pada sekeliling lingkar badan,lingkar pinggang,lingkar panggul,kemudian model memakai pakaian yang ketat.
Etika mengukur yang perlu diperhatikan juru ukur yaitu ujung pita ukuran yang berangka kecil ada di tangan kiri ,bila pita ukuran di lingkarkan atau digantung pada leher, maka pita ukuran yang berangka kecil, ada di tangan kanan,pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir,mulailah mengukur dengan sopan dan teliti,usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti keinginan yang mengukur
Alat bantu ukur yaitu pita ukur,veterban,daftar jenis ukuran,buku catatan,alat tulis.
Macam-macam ukuran ada ukuran standart S,M,L dan ukuran Custom.
Ukuran yang diambil antara lain : lingkar leher,lingkar badan,lingkar pinggang,tinggi panggul,lingkar panggul,panjang punggung,lebar punggung,panjang sisi,panjng muka,lebar muka,tinggi dada,lebar bahu,ukuran uji,lingkar lubang lengan,panjang lengan,lingkar pergelangan tangan.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
D.Tugas 1.
Sebelum mengerjakan,buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok akan membuat rangkuman materi pengukuran tubuh kemudian secara bergantian tiap-tiap kelompok mempresntasikan hasilnya di depan kelas.
2.
Pelajari isi modul dengan seksama!
3.
Pahami dengan seksam isi setiap uraian materi dengan cermat.
4.
Buatlah ringkasan materi menggunakan software pengolah presentasi.
5.
Presentasikan di depan kelas.
E. Test Formatif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1. Jelaskan pengertian mengukur tubuh dan tujuan seseorang melakukan pengukuran tubuh ! 2. Jawablah pertanyaan dibawah ini : a. Di dalam proses pengukuran tentunya banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan oleh juru ukur pada saat akan mengukur klien/model,sebutkan hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran ! b. Ketika kita sedang mengukur tubuh model tentunya harus ber etika yang baik,sebutkan etika yang dilakukan juru ukur pada saat mengukur model ! 3. Jelaskan alat bantu ukur yang menjadi penunjang dalam pengambilan ukuran! 4. Jelaskan macam-macam ukuran !
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 5. disediakan beberapa ukuran diantaranya sebagai berikut : 1. Lingkar leher 2. Lingkar panggul 3. Panjang muka 4. Lingkar lubang lengan 5. Lebar muka Jelaskan prosedur pengambilan ukuran dari masing-masing daftar ukuran diatas !
F.
Kunci Jawaban: 1. Pengertian mengukur tubuh : adalah mengukur bagian-bagian badan tertentu yang akan digunakan untuk ukuran membuat pola pakaian dengan cepat. Tujuan pengukuran : Untuk mengetahui besar kecilnya bentuk badan. Untuk membuat suatu busana. Untuk mengetahui hubungan antara bentuk badan dan bentuk busana 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran :
Perhatikan bentuk tubuh orang yang akan diukur dan busana yang sedang dipakainya
Model tidak memakai benda-benda yang menambah tebal permukaan tubuh
Model berdiri tegak tetapi santai, pandangan lurus kedepan.
Juru ukur sebagai pengambil ukuran berdiri di kanan atau kiri menghadap model.
Mengikatkan pita kain pada sekeliling lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul.
Model sebaiknya memakai busana yang pas badan seperti baju senam atau baju renang
Etika pengukuran tubuh:
70
Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur
Ujung pita ukuran yang berangka kecil ada di tangan kiri
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Bila pita ukuran di lingkarkan atau digantung pada leher, maka pita ukuran yang berangka kecil, ada di tangan kanan
Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir
Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti
Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti keinginan yang mengukur
Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat, sehingga menekan otot
Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar
Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan model, supaya dapat diketahui apakah model mempunyai tubuh yang seimbang antara berat badan dengan tinggi badan
3. Alat bantu ukur : Pita ukur Fungsi pita ukur : digunakan untuk mengukur ukuran bagian tubuh pelanggan, maupun digunakan untuk mengukur kain yang akan dipotong. Veterban Fungsi Veterban : berfungsi untuk mengetahui letak
bagian–bagian tertentu seperti
pinggang, panggul dan badan Daftar ukuran Jenis ukuran yang menjadi patokan pada saat pengukuran,biasanya berupa tulisan pada kertas .Daftar ukuran ini digunakan sesuai dengan kebutuhan pembuatan pola Buku catatan dan Alat tulis Buku catatan berfungsi Sebagai media dan alat untuk mencatat hasil pengukuran yang telah diperoleh setelah melakukan pengambilan ukuran
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 4. Macam-macam ukuran terdiri dari ukuran standar S,M,L dan ukuran custom
5. Daftar ukuran dan prosedur ukuran: 1. Lingkar leher Lingkar leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari telunjuk dilekuk leher atau diukur ditambah 1 cm. 2. Lingkar panggul Lingkar panggul (LPa) diukur pada sekeliling panggul atau badan bawah yang terbesar, diukur pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. 3. Panjang muka: Panjang muka (PM) diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang 4. Lingkar lubang lengan: Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan; pas ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan 5. Lebar muka: Lebar muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KI/KD Materi Pokok
: 4.1 Mengukur tubuh : Menerapkan Prosedur pengukuran : X/1 : :
Kelas/Semester Hari/Tanggal Nama Siswa
A. Kompetensi Inti KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mengukur tubuh C. Indikator 4.1Mengukur tubuh 4.1.1 Menyiapkan alat dan bahan dalam pengambilan ukuran. 4.1.2 Mendemonstrasikan teknik pengambilan ukuran. D. Petunjuk Belajar - Baca dan pahami soal dengan seksama. - Baca literature lain untuk memperkuat pemahaman kalian - Kerjakan setiap langkah sesuai tugas - Tulislah hasil pengukuran kalian di lembar ini. - Teliti kembali jawaban sebelum dikumpulkan. - Kumpulkan hasil kerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
E. Tugas dan Langkah Kerja - Alat dan Bahan: Pita ukur
Veterban
Buku
Alat tulis
Daftar ukuran.
Keselamatan Kerja:
Setiap melakukan praktik wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja/melakukan praktikum,seperti baju kerja/celemek. Ikuti langkah kerja sesuai dengan petunjuk modul Bersihkan kembali ruangan setelah selesai praktik Langkah Kerja: Siapkan alat dan bahan yang diperluhkan
Cek semua persiapan sebelum melakukan pengukuran
Pasang
tali
kain
atau
veterbang
pada
lingkar
badan,lingkar
pinggang,lingkar panggul pada model.
Ukurlah teman satu kelas,atau teman satu bangku kalian kemudian isi hasil pengukuran yang kalian ukur di lembar LKPD N
70
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
UKURAN
HASIL UKURAN
Lingkar leher Lingkar badan Lingkar pinggang Tinggi panggul Lingkar panggul Panjang punggung Lebar punggung Panjang muka Panjang sisi Lebar muka Tinggi dada Lebar bahu
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 13 14 15 16
Ukuran uji (UU) Lingkar lubang lengan Panjang lengan Lingkar lengan
Catatan Guru : ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ........................................................................................................................................................ ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
NAMA
TANDA TANGAN
PESERTA Guru
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
EVALUASI A. Tes kognitif 1. Jelaskan pengertian mengukur tubuh dan tujuan seseorang melakukan pengukuran tubuh ! 2. Jawablah pertanyaan dibawah ini : a. Di dalam proses pengukuran tentunya banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan oleh juru ukur pada saat akan mengukur klien/model,sebutkan hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan pengukuran ! b. Ketika kita sedang mengukur tubuh model tentunya harus ber etika yang baik,sebutkan etika yang dilakukan juru ukur pada saat mengukur model ! 3. Jelaskan alat bantu ukur yang menjadi penunjang dalam pengambilan ukuran! 4. Jelaskan macam-macam ukuran ! 5. disediakan beberapa ukuran diantaranya sebagai berikut : 1. Lingkar leher 2. Lingkar panggul 3. Panjang muka 4. Lingkar lubang lengan 5. Lebar muka Jelaskan prosedur pengambilan ukuran dari masing-masing daftar ukuran diatas ! B. Tes psikomotor Lakukan pengukuran terhadap 3 teman perempuanmu sesuai dengan prosedur pengambilan ukuran ! C. Penilaian sikap a. Teknik penilaian: Pengamatan b. Waktu penilaian: Proses c. Instrumen penilaian No
Nama
Aspek yang dinilai
70 Modul Pembuatan Pola
Skor
Kritis
Disiplin
Ingin tahu
Komunikatif
Percaya diri
Peduli
jujur
Rasa hormat
Komitmen
Semangat
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
1. 2. 3. 4. 5. 6. Dst D. Kunci Jawaban Untuk Tes Kognitif 1. Pengertian mengukur tubuh : adalah mengukur bagian-bagian badan tertentu yang akan digunakan untuk ukuran membuat pola pakaian dengan cepat. Tujuan pengukuran : Untuk mengetahui besar kecilnya bentuk badan. Untuk membuat suatu busana. Untuk mengetahui hubungan antara bentuk badan dan bentuk busana 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran : Perhatikan bentuk tubuh orang yang akan diukur dan busana yang sedang dipakainya Model
tidak memakai benda-benda yang menambah tebal permukaan
tubuh Model berdiri tegak tetapi santai, pandangan lurus kedepan. Juru ukur sebagai pengambil ukuran berdiri di kanan atau kiri menghadap model. Mengikatkan pita kain pada sekeliling lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul. Model sebaiknya memakai busana yang pas badan seperti baju senam atau baju renang Etika pengukuran tubuh:
70
Posisi di depan sebelah kanan model yang di ukur
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Ujung pita ukuran yang berangka kecil ada di tangan kiri Bila pita ukuran di lingkarkan atau digantung pada leher, maka pita ukuran yang berangka kecil, ada di tangan kanan Pastikan pita ukuran tidak terlipat atau tidak melintir Mulailah mengukur dengan sopan dan teliti Usahakan model tidak berpindah tempat atau berputar mengikuti keinginan yang mengukur Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat, sehingga menekan otot Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar Akan lebih lengkap lagi apabila kita juga mengetahui berat badan model, supaya dapat diketahui apakah model mempunyai tubuh yang seimbang antara berat badan dengan tinggi badan 3. Alat bantu ukur : Pita ukur Fungsi pita ukur : digunakan untuk mengukur ukuran bagian tubuh pelanggan, maupun digunakan untuk mengukur kain yang akan dipotong. Veterban Fungsi Veterban : berfungsi untuk mengetahui letak
bagian–bagian tertentu seperti
pinggang, panggul dan badan Daftar ukuran Jenis ukuran yang menjadi patokan pada saat pengukuran,biasanya berupa tulisan pada kertas .Daftar ukuran ini digunakan sesuai dengan kebutuhan pembuatan pola Buku catatan dan Alat tulis Buku catatan berfungsi Sebagai media dan alat untuk mencatat hasil pengukuran yang telah diperoleh setelah melakukan pengambilan ukuran
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 4. Macam-macam ukuran terdiri dari ukuran standar S,M,L dan ukuran custom 5.Daftar ukuran dan prosedur ukuran: 1) Lingkar leher Lingkar leher (LL) diukur sekeliling batas leher bawah, dengan meletakkan jari telunjuk dilekuk leher atau diukur ditambah 1 cm. 2) Lingkar panggul Lingkar panggul (LPa) diukur pada sekeliling panggul atau badan bawah yang terbesar, diukur pas, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari. 3) Panjang muka
:
Panjang muka (PM) diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang 4) Lingkar lubang lengan
:
Lingkar lubang lengan (LLL) diukur sekeliling lubang lengan; pas ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan 5) Lebar muka
:
Lebar muka (LM) diukur 5 cm di bawah lekuk leher tengah muka, lalu diukur datar dari batas lengan kiri sampai kanan. E.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KEGIATAN PEMBELAJARAN II PROSEDUR POLA DASAR
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu : 5.
Menjelaskan tujuan pengambilan ukuran.
6.
Mengenali tanda-tanda dalam pola.
7.
Mengidentifikasi sistem/teknik pembuatan pola dasar.
8.
Menjelaskan macam-macam pola dasar(pola dasar badan,pola dasar lengan).
9.
Membandingkan sistem/teknik pembuatan pola dasar.
10. Membuat pola dasar badan dan pola dasar lengan.
B. Uraian Materi
B
anyak metode pembuatan pola yang kita kenal dalam dunia Fashion,
Kalau kita baca sejarah perkembangan busana, mulai dari manusia mengenal busana, maka pada awalnya orang berpakaian atau berbusana belum mengenal adanya pola, tetapi pada awalnya orang berbusana hanya dengan tujuan untuk menutupi kemaluan dan untuk melindungi diri dari gangguan luar, maka busana yang dipakai hanya dengan cara melilitkan langsung daun atau kulit kayu atau bahan tekstil pada tubuh manusia. Tetapi dengan majunya peradaban manusia dan meningkatnya budaya hidup manusia, maka manusia selalu ingin menjadi lebih baik, ingin hidup lebih berkualitas, ingin berpenampilan lebih menarik, maka keinginan manusia untuk tampil lebih cantik, lebih anggun dan lebih menarik, juga terus berkembang dan meningkat,
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya sehingga untuk mendapatkan busana yang lebih baik, nyaman dan menarik, manusia menciptakan Pola Dasar, sebelum dibuat menjadi busana, sehingga dengan adanya pola dasar, busana dapat dibuat dengan berbagai jenis desain, sesuai dengan keinginan. Dalam sejarah pembuatan busana sudah banyak sekali jenis pola dasar yang sudah diciptakan oleh para pemikir di bidang pembuatan busana. Masingmasing cara dan sistem pembuatan pola dasar tersebut menggunakan cara-cara yang berbeda pula, namun apapun dan bagaimana pun caranya, hasilnya tetap dinamakan Pola Dasar. Masing-masing cara pembuatan pola dasar tersebut mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berbeda pula, tergantung pada kecocokan atau kebiasaan para pengguna pola dasar tersebut. Secara umum macam-macam sistem atau metode pembuatan pola dasar busana tersebut adalah sebagai berikut: A. Metode pembuatan pola dasar busana : a) Pola dasar metode Soen
Gambar 20 : pola dasar soen (www.google.com))
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
b) Pola dasar J.H. Meyneke
Gambar 21 : pola dasar meyneke (www.google.com)
c) Pola dasar Dressmaking Menggambar pola sistem Dressmaking dimulai dari pola belakang, tetapi sebelumnya ditentukan pedoman umumnya yaitu ukuran ½ lingkar badan yang dimulai dengan sebuah titik.
Gambar 22 : pola dasar dressmaking (www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya d) Pola dasar Danckaerts
Gambar 22 : pola dasar danckaerts (www.google.com)
e) Pola dasar Charmant
Gambar 23 : pola dasar charmant (www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya h) Pola dasar Praktis Langkah Pembuatan Pola Terdapat beberapa langkah awal dalam pembuatan pola antara lain : 1. Mempersiapkan alat dan bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan pola, antara lain : Bahan : - Kertas HVS - Kertas merah dan biru - Kertas Pola - Lem kertas Alat : - Pensil - Penghapus - Skala - Pensil merah dan biru - Penggaris pola kecil - Bolpoint hitam - Penggaris 30 cm - Metlin - Penggaris pola besar - Gunting 2. Membuat Pola Dasar Depan dan Belakang sesuai ukuran yang ditentukan.
Gambar 24 : pola dasar praktis TM(www.google.com)
Keterangan Pola Depan :
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya A–E : ¼ Lingkar Badan + 1 cm A–a : 1/6 Lingkar Leher + 1 cm A–B : 1/6 Lingkar Leher + 2 cm B–C : Turun 5 cm C–S : ½ Lebar muka B–D : Panjang muka D–G : A–E D–d : ½ lebar dada d – d’ : Tinggi dada d ke kanan dan ke kiri 1 ½ cm D–g : ¼ Lingkar pinggang + 1 cm (+3 cm untuk kupnat) G–F : Panjang sisi D–a : Uji Muka a – a’ : Panjang Bahu
Gambar 25 : pola dasar praktis TB(www.google.com)
Keterangan Pola Belakang H–K H–h H – h² h² - I I–O h² - J L–M J–N
: : : : : : : :
¼ lingkar badan – 1 cm 1/6 lingkar leher + 1 cm Turun 1 ½ cm Turun ± 11 cm ½ lebar punggung H–K Panjang sisi ½ lebar dada -1 cm
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya N – N’ : Panjang kupnat sejajar dengan sisi N ke kanan dan ke kiri 1 ½ cm J–m : ¼ lingkar pinggang – 1 cm (+ 3 cm) J – h’ : Uji Belakang
Pola dasar lengan
Ukuran : Lingkar lubang lengan (LLL) Tinggi kepala lengan (TKL) (¼ X Tinggi kepala lengan + 2 cm) Panjang lengan dari ketiak Panjang lengan dari puncak Lingkar bawah lengan. Keterangan : Tarik garis datar tidak diukur Ambil satu titik di tengah-tengah,titik A. Ukur A-B= tinggi kepala lengan B-C = B-D= ½ lingkar lubang lengan
Gambar 26 : pola dasar lengan(www.google.com)
B-E= panjang lengan F-G = C-D= garis bawah lengan,garis CF dan DG tegak lurus Daru F dan G diukur masuk 1 cm. B.
Jenis Pola
11.
Pola konstruksi Adalah pola yang dibuat sesuai dengan ukuran tubuh model.Pola konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan potongan tubuh atau badan dengan mengambil ukuran badan seseorang sesuai dengan model yang diinginkan. Sebelum membuat pola konstruksi sesuai model, terlebih dahulu dibuat pola dasar, yaitu : pola yang dibuat berdasarkan ukuran badan seseorang. Pembuatan pola dasar ini harus dilakukan secara cermat karena pola dasar merupakan dasar untuk pembuatan pola yang disesuaikan dengan model yang diinginkan.
Ukuran pembuatan pola konstruksi :
70
a. Mengambil ukuran
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya b. Menggambar pola dasar c. Mengepas pola dasar d. Mengubah pola dasar sesuai dengan model yang diinginkan. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam menggunakan pola konstruksi ; A. Keuntungan 1. Ukuran dan bentuk pola sesuai dengan badan dan keinginan kita sehingga kedudukan pakaian akan baik dan pas badan. 2. Dengan mengubah dasar memungkinkan kita untuk membuat berbagai model pakaian sesuai dengan keinginan kita. 3. Kemungkinan kesalahan sangat kecil karena pola dibuat secermat mungkin sesuai ukuran badan. B. Kerugian 1. Tidak praktis, karena pola harus dibuat dulu dengan mengukur orangnya, menghitung dengan cermat, kemudian menggambar pola sesuai dengan ukuran yang telah dihitung. 2. Dengan rincian pembuatan pola tersebut diatas, maka untuk mendapatkan satu pola konstruksi di perlukan banyak waktu. 3. Pola yang dibuat hanya dapat digunakan khusus untuk satu orang saja. 12.
Pola Standar Adalah pola yang dibuat dengan menggunakan ukuran yang sudah baku atau ukuran standar, seperti ukuran small (S), Medium (M), dan Large (L).
13.
Pola cetak Adalah pola yang sudah siap untuk dipakai dengan ukuran tertentu dan sesuai dengan desain yang sudah disiapkan juga. Pola cetak atau pola standar adalah : suatu pola yang dibuat menurut ukuran standar yang telah disepakati oleh Dunia Permodelan, jenis dari pola cetak bermacam-macam, yaitu: ada yang berupa pola standar atau pola pola yang telah diubah sesuai dengan model pakaian. Pola cetak ini dapat diperoleh dengan cara membeli ditoko-toko ataupun dapat diperoleh pada lampiran majalah-majalah wanita.Pola cetak tersedia dalam beberapa ukuran dengan menggunakan kode, yaitu;
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya S (small) : ukuran kecil M (medium) : ukuran sedang L (large) : ukuran besar Pola cetak selain terdapat ukuran, terdapat juga petunjuk-petunjuk cara menggunakan model pakaian, gambar model pakaian, jenis bahan yang digunakan, banyaknya bahan yang digunakan, bahan yng diperlukan serta lembar bahan dan banyaknya bagian-bagian pola dan gambar. A. Keuntungan menggunakan pola cetak 1. Lebih praktis, karena tinggal menggunakan dan tidak perlu mengambil ukuran terperinci dan tidak repot untuk membuat pola. 2. Memudahkan bagi orang yang baru belajar menjahit dan belum dalam membuat pola sendiri. 3. Pola yang dipakai mempergunakan ukuran standar yang tersedia dalam berbagai ukuran, kita tinggal menyesuaikan ukurannya dengan besar kecilnya tubuh kita sendiri. 4. Dapat membuat pakaian dalam jumlah banyak pada usaha konveksi. B. Kerugian menggunakan pola cetak 1. Hasil pakaian tidak selamanya pas pada badan kita, sebab pola tersebut belum tentu tepat untuk semua orang. 2. Model yang dibuat terbatas, karena tergantung pada pola yang ada. 3. Harus mengubah kembali pola tersebut sesuai dengan bentuk badan. C. Teknik Pembuatan Pola a) Pola pulir atau Draping Yaitu teknik pembuatan pola dengan cara membentuk dan menggunting bahan lansung pada model(tiga dimensi). b) Pola yang diganbar pada kertas atau pada bahan tekstil(di atas kain)disebut dengan pola datar (drafting/ flats pattern) yaitu pola yang dibuat dengan cara di gambar pada kertas pola atau lansung pada bahan dengan menggunakan ukuran tubuh model yang sudah disiapkan sebelumnya. c) Pola Kombinasi (drafting/ flats pattern/ dan draping) Yaitu pembuatan pola dengan cara menggabungkan menggambar dengan menggunting lansung pada bahan (drafting dan draping).
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya D.Alat dan bahan pembuatan pola 1. Pita ukur (cm) Pita ukur cm digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan membuat busana. Pita ukur juga dipakai untuk menggambar pola pakaian dan digunakan pada waktu penyesuaian pola. Pita ukuran ada berbagai macam, yakni ada yang menggunakan ukuran centimeter dan ada yang ukuran inchi, bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut. 2. Penggaris Untuk menggambar pola diperlukan penggaris dengan bentuk yang berbedabeda. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus.Penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Sedangkan penggaris segitiga siku-siku digunakan untuk membuat garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung. 3. Kertas Pola (Buku pola atau Buku Kostum) Kertas pola (Buku Pola atau Buku Kostum) merupakan tempat menggambar pola. Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton, kertas manila, atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengsn ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya berwarna putih, tebal, dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan leteknya yang berselangseling. 4. Skala Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di buku pola. Skala ada yang menggunakan ukuran satu berbandingdua, satu berbanding empat, satu berbanding enam, dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari bahan yang agak tebal seperti karton, dan berbentuk segi panjang, dan letak garis lurus ukuran tepat pada tepi skala. 5. Pensil dan Bulpen
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola. Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam, yakni pensil yang terbuat dari grphite, pensil ini bagus dan memiliki ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H/HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini juga digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil berwarna merah untuk garis pola bagian muka dan pensil biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola dipertajam dengan pulpen warna hitam. 6. Penghapus Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan penghapus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan. 7. kertas dorslag Jenis kertasnya apabila dilihat dari ketebalannya hampir sama dengan kertas karbon, teksturnya seperti kertas pembungkus nasi, dan ukurannya bervariasi ada yang sudah di potong seperti ukuran hvs dan ada yang ukuran lebarnya sepeti kertas karton. Ada beberapa warna yang sering dijumpai yaitu warnanya merah muda, biru muda, dan hijau muda,ada juga warna kuning. 8. Kertas coklat Pada saat membuat pola ukuran kecil kertas coklat ini digunakan sebagai pengganti kain. Jika sudahterbiasa mengerjakan tugas membuat pola dalam bentuk pola kecil, lama kelamaan akan langsung mahir berfikir abstrak pada saat memotong kain tanpa harus membuat catatan-catatan tertentu. Karena terbiasa menata pola kecil di kertas coklat(pengganti kain) sehingga terbiasa menata pola pada kain yang akan dipotong. Tanpa harus membuat contoh di kertas coklat lagi.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 9. Lem Untuk membantu menempelkan jiplakan pola pada kertas doslak ke kertas coklat. 10. Gunting Untuk memotong kertas yang sudah digambari bentuk pola badan. E. Tanda-Tanda Garis Pola Tabel 3 : tanda-tanda garis pola( sumber dokumen pribadi) Gambar tanda pola
Keterangan Garis pensil hitam = garis pola asli Garis merah (pensil merah) = garis pola menurut badan depan Garis biru (pensil biru) = garis pola menurut badan belakang Garis hijau (pensil hijau) = garis untuk pola-pola yang tidak jelas batas antara pola depan dan belakang, misalnya pola lengan,manset, atau ban pinggang. Titik-titik = garis pertolongan, dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah,
……………………
belakang = biru ) Strip titik strip titik = garis lipatan, dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ) Strip strip strip = garis rangkapan (belegstuk ).
______
Garis pena hitam = garis tempat lipit atau pola
70
perlu diguntinguntuk dilebarkan / dikerut.
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Tanda bagian yang harus dihapus, dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ). Tanda bagian yang harus dilebarkan, dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ). Lipit(plooi)
Setengah lipit(half plooi), dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ). Bagian yang harus dilipit pada pola, batas memakai
pena
hitam,(kupnat
yang
dipindahkan). TM
Tengah Muka (bagian depan)
TB
Tengah Belakang (bagian belakang)
pt
Potong Siku-siku
Tanda
panah
dua
arah
=
tanda
benang/serat kain. Garis tanda dikerut Lipit hadap
70 Modul Pembuatan Pola
arah
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Lipit sungkup.
Garis yang sama
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Rangkuman Materi
C.
Macam-macam metode pembuatan pola :Pola dasar metode soen,pola dasar metode J.H.Meyneke,Pola dasar dressmaking,Pola dasar Danckaerts,Pola dasar
Charmant,Pola dasar Praktis Jenis-jenis pola :Pola konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan potongan tubuh atau badan dengan mengambil ukuran badan seseorang sesuai dengan model yang diinginkan.Pola Standar Adalah pola yang dibuat dengan menggunakan ukuran yang sudah baku atau ukuran standar, seperti ukuran small (S), Medium (M), dan Large (L). Pola cetak Adalah pola yang sudah siap untuk dipakai dengan
ukuran tertentu dan sesuai dengan desain yang sudah disiapkan juga Teknik pembuatan pola :Pola pulir atau Draping Yaitu teknik pembuatan pola dengan cara membentuk dan menggunting bahan lansung pada model(tiga dimensi). Pola yang digambar pada kertas atau pada bahan tekstil(di atas kain)disebut dengan pola datar (drafting/ flats pattern) yaitu pola yang dibuat dengan cara di gambar pada kertas pola atau lansung pada bahan dengan menggunakan ukuran tubuh model yang sudah disiapkan sebelumnya. Pola Kombinasi (drafting/ flats pattern/ dan draping) Yaitu pembuatan pola dengan cara menggabungkan menggambar dengan menggunting lansung pada bahan
(drafting dan draping). Alat dan bahan : pita ukur,penggaris,kertas pola,skala,pensil dan
bulpoint,penghapus,kertas dorslag,kertas coklat,lem,gunting. Tanda-tanda pola : garis pensil hitam,garis merah,garis biru,garis hijau,titiktitik,strip titik strip titik,strip strip strip,garis pena hitam,tanda yang harus dihapus,tanda yang harus dilebarkan,lipit,setengah lipit,bagian yang harus dilipit,TM,TB,pt,siku-siku,tanda panah dua arah,garis tanda dikerut,lipit hadap,lipit sungkup,garis yang sama.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
D. Tugas 1.
Sebelum mengerjakan,buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok akan membuat rangkuman materi pembuatan pola kemudian secara bergantian tiap-tiap kelompok mempresntasikan hasilnya di depan kelas.
E.
2.
Pelajari isi modul dengan seksama!
3.
Pahami dengan seksam isi setiap uraian materi dengan cermat.
4.
Buatlah ringkasan materi menggunakan software pengolah presentasi.
5.
Presentasikan di depan kelas.
Test Formatif
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1. Apa yang dimaksud dengan pola ? ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 2. jelaskan tanda-tanda pola dibawah ini!
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 3. sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat pola? ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… F.
Kunci Jawaban
:
1. Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting 2. Tanda-tanda pola : Bagian yang harus dilipit pada pola, batas memakai pena hitam,(kupnat yang dipindahkan). Lipit(plooi) Tanda bagian yang harus dilebarkan, dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ). Tanda bagian yang harus dihapus, dengan
warna
pensil
menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ).
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Siku-siku
Tanda panah dua arah = tanda arah benang/serat kain. Garis tanda dikerut Lipit hadap
Lipit sungkup.
Garis yang sama
3. Alat dan bahan : pita ukur,penggaris,kertas pola,skala,pensil dan bulpoint,penghapus,kertas dorslag,kertas coklat,lem,gunting.
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
70
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KI/KD Materi Pokok
Kelas/Semester Hari/Tanggal Nama Siswa
A. Kompetensi Inti
: 4.2 Membuat pola dasar : Membuat pola dasar : X/1 : :
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. B. Kompetensi Dasar 4.1 Membuat pola dasar C. Indikator 4.2 Membuat pola dasar 16.1.1. Membuat pola dasar badan dan pola dasar lengan. D. Petunjuk Belajar - Baca dan pahami soal dengan seksama. - Baca literature lain untuk memperkuat pemahaman kalian - Kerjakan setiap langkah sesuai tugas - Teliti kembali jawaban sebelum dikumpulkan. - Kumpulkan hasil kerja sesuai dengan waktu yang telah ditentukan E. Tugas dan Langkah Kerja - Alat dan Bahan
Pita ukur
Buku kostum
penggaris
Alat tulis
Daftar ukuran.
:
Keselamatan Kerja:
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Setiap melakukan praktik wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja/melakukan praktikum,seperti baju kerja/celemek.
Ikuti langkah kerja sesuai dengan petunjuk modul
Bersihkan kembali ruangan setelah selesai praktik
Langkah Kerja:
Siapkan alat dan bahan yang diperluhkan
Buatlah pola sesuai dengan perintah dibawah ini :
Disediakan daftar ukuran M sebagai berikut : 1. Lingkar badan = 86 2. Lingkar pinggang = 68 3. Lingkar leher = 35 4. Panjang dada =32 5. Lebar dada = 32 6. Panjang punggung = 36 7. Lebar punggung = 34 8. Lebar bahu = 12 9. Panjang sisi = 16 10. Panjang lengan = 22/54 11. Lingkar kerung lengan = 43 12. Lingkar lengan = 33 13. Lingkar pergelangan = 18 14. Tinggi puncak = 12 ½ 15. Jarak payudara =17 ½ 16. Panjang rok = 60 17. Tinggi pinggul = 17 18. Lingkar pinggul = 90 Buatlah pola dasar badan dan lengan ukuran diatas dengan skala ¼ menggunakan sistem pola praktis !
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Catatan Guru : ………………………………………………................................................................................. ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
NAMA
TANDA TANGAN
PESERTA Guru
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
EVALUASI A. Tes kognitif 1. Apa yang dimaksud dengan pola ? ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 2) jelaskan tanda-tanda pola dibawah ini!
………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
3) sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat pola?
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… B. Tes psikomotor Buatlah pola dasar badan depan dan belakang ukuran M ! C. Penilaian sikap 14. Teknik penilaian: Pengamatan 15. Waktu penilaian: Proses 16. Instrumen penilaian
No
Nam
Aspek yang dinilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ds t
D. Kunci Jawaban Untuk Tes Kognitif 1. Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju/busana ketika bahan digunting 2. Tanda-tanda pola : Bagian yang harus dilipit pada pola, batas memakai pena hitam,(kupnat yang dipindahkan).
70 Modul Pembuatan Pola
Skor
Kritis
Disiplin
Ingin tahu
Komunikatif
Percaya diri
Peduli
jujur
Rasa hormat
Komitmen
Semangat
a
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Lipit(plooi) Tanda bagian yang harus dilebarkan, dengan warna pensil menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ). Tanda bagian yang harus dihapus, dengan
warna
pensil
menurut bagiannya. (depan = merah, belakang = biru ). Siku-siku
Tanda panah dua arah = tanda arah benang/serat kain. Garis tanda dikerut Lipit hadap
Lipit sungkup.
Garis yang sama
E. Alat dan bahan : pita ukur,penggaris,kertas pola,skala,pensil dan bulpoint,penghapus,kertas dorslag,kertas coklat,lem,gunting.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KEGIATAN PEMBELAJARAN III PROSEDUR POLA DASAR DRAPING
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu : 1. Menjelaskan definisi pola drapping. 2. Mengidentifikasi alat dan bahan pembuatan pola. 3. Mendiskripsikan teknik pembuatan pola drapping. 4. Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat pola drapping. 5. Membuat pola Drapping.
B. Uraian Materi
M
enurut Helen Joseph-Armstrong (2008) Draping is a unique method for
creating designs without the aid of a pattern or measurements “Draping adalah metode unik untuk menciptakan atau mengkreasikan disain tanpa bantuan sebuah pola atau ukuran”. Ernawati (2008) membuat pola dengan teknik draping adalah membuat pola sesuai dengan ukuran dan bentuk badan seorang model, untuk mempermudah prosedur pembuatan pola, model dapat diganti dengan dress form atau boneka jahit yang ukurannya sama atau mendekati ukuran model. Menurut Agustin Rinartati (2004) pola dengan teknik draping adalah salah satu teknik pembuatan pola untuk mewujudkan suatu busana yang dikerjakan secara langsung di badan boneka (3 dimensi). Sedangkan menurut Widjiningsih (2006) pembuatan pola dengan teknik draping adalah cara pembuatan pola dengan menyampirkan bahan atau kertas baik pada dress form maupun langsung pada badan seseorang. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa draping adalah teknik pembuatan pola dengan teknik memulir langsung kain atau kertas tela pada boneka coba/ dress form/ dummy. Setelah ukuran didapat dari hasil
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya draping pada dress form dengan ukuran standar, maka diteruskan dengan teknik menggrading. Grading adalah menyesuaikan ukuran dari dress form atau ukuran standar dengan ukuran model atau ukuran sebenarnya. Pola berdasarkan teknik pembuatannya dibagi menjadi dua macam, yaitu :
Teknik pembuatan pola dengan teknik draping atau memulir, yaitu pola dengan teknik memulir langsung di atas badan si pemakai atau tiruannya ( dress form, dummy atau pas pop ).
Teknik pembuatan pola dengan konstruksi atau flat pattern, merupakan pembuatan pola di atas kertas yang berupa dua dimensi.
Perbedaan pembuatan pola teknik draping dan pembuatan pola teknik konstruksi adalah : No.
Penggunaan
Teknik Draping
Teknik Kontruksi
1.
Bahan
-
Kain blaco/kertas tela
-
Kertas pola
2.
Tempat
-
Dress from/boneka jahit
-
Meja datar
3.
Bentuk
-
Tiga dimensi
-
Dua dimensi
4.
Hasil pola
-
Pola dasar
-
Pola dasar
-
Pola siap ,pakai sesuai
-
Untuk membuat pola
desain busana
sesuai desain harus membuat pecah pola berdasarkan
pola
dasar di atas 5.
Waktu
-
Lebih pola
singkat,karena langsung
-
dapat
Lebih
lama,karena
dua kali kerja
dipakai 6.
Ukuran
-
Tanpa ukuran.
memerluhkan
-
Memerluhkan banyak ukuran
Tabel 4 : Perbedaan pembuatan pola draping dan kontruksi( sumber dokumen pribadi)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
A. Keuntungan Pembuatan Pola Teknik Draping Dapat melihat proporsi garis-garis disain pada tubuh Dapat melihat pas atau tidaknya pola tersebut pada tubuh Dapat melihat keseimbangan garis-garis disain pada tubuh Dapat melihat style busana B. Untuk membuat pola dasar dengan teknik draping, ada beberapa tahapan yaitu : 1.
Membuat body line pada dress form
2.
Menyiapkan kain/kertas tela untuk draping sesuai perkiraan kebutuhan
3.
Membuat pola dasar badan atas dan bawah sesuai langkah-langkah membuat pola dengan menyemat dengan jarum, lalu ditandai dengan pensil/kapur jahit
4.
Setelah selesai dengan keseluruhan bagian pola dan menandai garis-garis penting, kain/kertas tela diangkat dengan hati-hati
5.
Memeperbaiki,
membentuk
kembali garis-garis yang
didapat
pada
hasil draping 6.
Menyesuaikan dengan ukuran tubuh si pemilik busana, grading seperti pada patokan pola datar
7.
Menjahit kain/kertas tela, fitting, melakukan perbaikan jika diperlukan
C. Alat-alat yang digunakan : 1.Alat yang langsung digunakan untuk mendraping pada dress form a.Dress form atau dummy atau paspop yaitu tiruan bentuk badan manusia mulai dari leher sampai ±20 cm di bawah panggul atau paha dengan ukuran standar S, M, L. Dress form berlapis kain muslin merupakan bentuk dress form yang paling umum digunakan dalam pembuatan pola dengan teknik draping, karena sisi kanan dan kiri dress form tersebut hampir sama, kuat, tidak merusak jarum, mudah dipindahpindahkan, dan mudah disesuaikan dengan bentuk tubuh manusia. Jenis-
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya jenis dress form yang dapat digunakan dalam pembuatan pola dengan teknik draping dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 27 : Jenis-jenis dressfrom(www.google.com)
1.Surf form= bentuk standar 2.Children’s form= bentuk anak-anak 3.Junior form= bentuk remaja 4.Men’s form= bentuk laki-laki 5.Large woman’s form= bentuk wanita dewasa b. Pita kecil yang tipis dan lemas berukuran ± 0,5 cm terbuat dari bahan satin, serta berwarna, seperti warna merah, biru, hijau, ungu, kuning untuk membuat garis-garis badan (body line) dan garis model suatu busana pada dress form. c. Jarum pentul tanpa kepala yang berukuran panjang dapat menggunakan jarum pentul paling kecil nomor 4, berujung runcing dan tajam serta tidak mudah berkarat. Jarum ini digunakan untuk menyemat busana yang sedang didraping pada dress form agar tidak mudah bergeser-geser dan berubah bentuknya. d. Bantalan jarum, dipakai pada pergelangan tangan untuk menyimpan dan menahan jarum pentul agar tetap pada tempatnya. e. Kapur jahit, untuk memberi tanda garis atau titik pada kain.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya f. Meteran yang ukuran panjangnya 60 inci, dapat digunakan bolak balik, fleksibel, tipis, dan lemas. Digunakan untuk mengukur, membentuk busana, serta kain muslin. g. Gunting kain besar dan kecil, terbuat dari stainless steel dengan ukuran panjang gunting masing-masing 4-8 inci untuk gunting besar, dan 3-6 inci untuk gunting kecil. Digunakan untuk menggunting dan meratakan bagian-bagian kain yang tidak perlu. Gunting berpegangan sempurna akan mempermudah dan membantu ketepatan dalam menggunting kain. h. Gunting kertas, gunting yang khusus untuk kertas 2. Alat yang digunakan untuk memperbaiki dan memindahkan garis-garis pola hasil draping pada kertas pola a. Pensil harus 2B atau 5H, untuk menggambar garis dan tanda pola. b. Penggaris plastik bening berukuran 18 inci, untuk menyempurnakan bentuk pola serta menambahkan kampuh. c. Penggaris lengkung (kurva), untuk membentuk dan membuat lengkungan pada garis leher, kerah, kerung lengan, dan pesak. d. Penggaris lengkung pinggang, yaitu penggaris sepanjang 24 inci dengan ukuran inci dan sentimeter berbentuk ramping dengan ujung melingkar untuk mengukur kerah, kampuh, flare, godets, garis princess, dan pesak celana. e. Penggaris L (square), yaitu penggaris dua sisi dengan panjang yang berbeda, berukuran inci dan sentimeter yang terbuat dari logam atau plastik untuk membuat sudut dan garis siku-siku. f. Rader tajam bergigi rata, untuk memindahkan tanda pola hasil dari mendraping ke atas kertas pola. g. Notcher, yaitu alat pelubang untuk menandai tepi lekukan atau kertas pola. D.Bahan-Bahan Yang Digunakan : a. Bahan yang tidak terlalu kaku, mudah dibentuk, tidak terlalu tebal, dan cukup halus, merupakan jenis kain yang dapat digunakan dalam pembuatan pola dengan teknik draping, seperti : Kain blaco, kain kaci, kain muslin, atau dapat juga menggunakan kertas tela.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya b. Kertas pola, digunakan untuk memindahkan tanda-tanda pola yang terdapat pada kain balco hasil dari draping pada dress form. E. Memasang Body Line Pada Boneka Jahit/Dress From Body line yang akan dibentuk pada dress form merupakan patokan garisgaris dasar pola atau sebagai tanda-tanda pola yang sangat diperlukan dalam pembuatan pola dasar dengan teknik draping. Garis-garis dasar tersebut dikelompok menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut : 1.Garis Tegak (Vertikal)
Garis tengah muka (panjang muka)
Garis tengah belakang (panjang punggung)
Garis sisi (panjang sisi)
2.Garis Mendatar (Horizontal)
Garis leher
Garis bahu
Garis dada
Garis pinggang
Garis panggul
Garis-garis konstruksi ditentukan dengan menggunakan pita cord merah untuk garis vertical, biru atau kuning untuk garis horizontal atau sesuai keinginan dan warna lain untuk garis pecah modelnya. Cara Mengerjakan : a.Garis horizontal . 1.Garis pinggang, pada lingkar yang paling kecil pada dress form. Pasang pita cord dari 1 cm
depan ke belakang, bagian belakang (TB) diturunkan 1 cm.
Gambar 28 : Garis pinggang(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
2.Garis panggul, dari pinggang ke bawah 18 - 22 cm atau panggul terbesar. Diposisi tengah belakang (TB) ukur dari garis pinggang asli. 18 – 22
Gambar 29 : Garis panggul(www.google.com)
3.
18 cm
Garis lingkar badan 18 cm dari garis pinggang ke atas, pas pada bagian puncak dada. Diposisi tengah belakang (TB) ukur dari garis pinggang asli.
Gambar 30 : Garis lingkar badan (www.google.com)
4.Lebar dada, ukur ke atas 7 cm 7
11
dari garis lingkar
badan. Untuk lebar punggung dinaikkankan 11 cm dari garis lingkar badan.
Gambar 31 : Garis lebar dada (www.google.com)
5.
Lingkar leher, ukur 36 - 38 cm dari garis pinggang ke atas untuk menentukan titik lingkar leher bagian muka, sedang leher belakang 40 – 43 cm dari garis pinggang ke atas.
(tdk
diharuskan / menurut boneka masing- masing).
Di
posisi tengah belakang, ukur garis pinggang asli. Gambar 32 : Garis lingkar leher
36
(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
40
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
6.Dengan pembagian ukuran lingkar leher dapat ditentukan lebar bahu, dimana hanya menarik garis dari leher ke ujung bahu.
Gambar 33 : pembagian uk lingkar leher (www.google.com)
7.
Garis Vertikal 1. Garis TM ( Tengah Muka ), buat garis tengah muka pada tengah-tengah boneka bagian muka. Garis TB ( Tengah Belakang ), buat garis tengah belakang dengan cara mengukur masing-masing ukuran lingkar kemudian dibagi 2.
Gambar 34 : garis TM dan TB (www.google.com)
F. Garis Sisi
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya -
Ukur ½ lingkar badan ( dari garis TM ke garis TB ) kemudian dibagi 2
-
Untuk
ukuran
lingkar
bagian
depan
ditambah 1 cm ( + 1 cm ) -
Untuk ukuran lingkar bagian belakang dikurangi 1 cm ( - 1 cm )
-
Contoh menentukan garis sisi Lingkar badan 45 : 2 = 22,5 cm
-
Apabila
titik-titik
tersebut
sudah
Gambar 35 : garis sisi (www.google.com)
ditemukan, tinggal memasang pita untuk garis samping dari lengan bagian bawah, terus ke pinggang, ke panggul – ujung bawah dress form. 8.
Garis Lengan Garis lingkar lengan dibentuk dari titik yang sudah dibentuk sebelumnya. Tarik garis untuk lengan bagian bawah yaitu ukur ke atas 3,5 cm di atas garis lingkar badan. Gambar 36: garis lngkr lengan (www.google.com)
9.
Menjelujur garis-garis pola -
Garis-garis pola yang sudah dibuat, jelujur menggunakan benang yang sewarna dengan pita cord.
-
Jarum semat dilepas agar tidak merusak dress form.
-
Panjang jelujur 0,5 cm. Gambar 37: jelujur garis pola (www.google.com)
G. Membuat Pola Dasar 1. Membuat Pola Dasar Badan Muka
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Mendraping pola dasar bagian muka dan bagian belakang dress form merupakan kelanjutan dari langkah-langkah dalam memperkirakan bahan untuk mendraping.
Langkah memperkirakan bahan untuk mendraping badan muka adalah sebagai berikut :
a. Panjang bahan: diukur dari bahu tertinggi melewati puncak dada turun hingga ke garis pinggang + 10 cm b. Lebar bahan: diukur dari TM melewati puncak dada hingga menuju c. ke garis sisi + 10 cm d. Gambar garis arah serat panjang, di tengah muka (TM), 2,5 cm dari pinggir guntingan e. Gambar garis mendatar, garis mendatar sejajar dengan garis dada, dengan menggunakan penggaris L f. Tandai puncak dada, ukur setengah jarak dada di dress form yaitu dari TM ke puncak dada g. Tandai garis sisi, ukur dari puncak dada sampai ke sisi dan ditambah 0,5 cm untuk kelebihan Memberi tanda pada bahan
Garis Sisi
2,5 cm
TM Gambar 38: Memberi tanda pola (www.google.com)
70
Langkah – langkah mendraping pola badan muka
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya a.Memberikan sematan jarum, dengan urutan sebagai berikut menurut Joseph Helen Amstrong (2008: 34-52) : 1)Menyemat pada tanda puncak dada 2)Menyemat pada tengah muka, yaitu tepat pada badan terbesar 3)Menyemat pada tengah muka, yaitu tepat pada garis lebar muka
Gambar 39: Menyemat pd TM(www.google.com)
2
1 Gambar 38: menyemat pada puncak dada(www.google.com)
3 Gambar 40: Menyemat pd TM pd garis lebar muka(www.google.com)
4)Menyemat pada tengah muka, yaitu tepat pada garis leher 5)Menyemat pada sisi, dengan memberi kelonggaran 0,5 cm, sebab dress form tanpa memakai BH
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
4
5
Gambar 41: Menyemat pd TM pd garis leher(www.google.com)
Gambar 42: Menyemat pada sisi (www.google.com)
6)Menyemat pada tengah muka, yaitu tepat pada pinggang 7)Menyemat sisi bawah, yaitu pada pinggang dan arah serat harus lurus dari sisi atas 8)Membentuk kupnat pinggang, kupnat dibentuk dari kelebihan kain antara TM dan sisi lalu semat pada tengah-tengah garis pinggang 9)Membentuk kampuh pada leher dengan cara menggunting kelebihan kain dengan menyisakan sekitar 2 cm untuk kampuh 10)Menyemat pada bahu tertinggi, tepat pada lingkar leher dengan memastikan kain rata pada badan tidak ada gelembung atau lipatan 11)Menyemat pada bahu terendah, tepat pada ujung bahu di bagian kerung lengan
Gambar 43: Menyemat pada TM(www.google.com)
6
Gambar 44: Menyemat pada Sisi bawah(www.google.com)
7
Gambar 45: membentuk kupnatpinggang bawah(www.google.com)
8
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
9 10 Gambar 46: membentuk kampuh leher(www.google.com)
Gambar 47: semat pd bahu tertinggi(www.google.com)
11 Gambar 48: semat pd bahu terendah (www.google.com)
12)Membentuk kupnat bahu, kupnat dibentuk dari kelebihan kain antara bahu tertinggi dan bahu terendah lalu semat pada tengah-tengah garis bahu 13)Merapikan sisa kampuh
Gambar 50: merapikan kampuh (www.google.com)
Gambar 51: hasil jadi (www.google.com)
12 Gambar 49: membentuk kupnat bahu (www.google.com)
13
14 2.
Membuat Pola Dasar Badan Belakang
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Langkah memperkirakan bahan untuk mendraping badan belakang adalah sebagai berikut :
Panjang bahan
:
diukur dari bahu tertinggi turun lurus hingga ke garis pinggang + 10 cm
Lebar bahan
:
diukur dari TB lurus ke samping hingga menuju ke lingkar badan bagian sisi + 10 cm
Gambar garis arah serat panjang, di tengah belakang (TB), 2,5 cm dari pinggir guntingan
Gambar garis leher tengah belakang, ukur 6 cm dari pinggir guntinga
Memberi tanda pada bahan
2,5 cm
TB
6 Cm
Gambar 52: memberi tanda pada bahan (www.google.com)
Langkah – langkah mendraping pola badan belakang
a.Memberi sematan jarum, dengan urutan sebagai berikut : 1)Menyemat pada TB, yaitu tepat pada tekuk leher 2)Menyemat pada TB, yaitu tepat pada garis lebar punggung 3)Menyemat pada TB, yaitu tepat pada garis lingkar badan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
2
3
Gambar 54: menyemat TB garis lebar punggung(www.google.com)
Gambar 55: menyemat TB garis lingkar badan(www.google.com)
1 Gambar 53: menyemat TB garis tekuk leher(www.google.com)
4)Menyemat pada TB, yaitu tepat pada garis pinggang
5)Menyemat lebar punggung bagian luar (kerung lengan) 6)Menyemat pada sisi bagian atas, yaitu pada badan terbesar 7)Menyemat pada sisi bagian bawah, yaitu dengan cara meluruskan arah serat dari sisi bagian atas 8)Membentuk kupnat pada pinggang, kupnat dibentuk dari kelebihan kain antara TB dengan sisi lalu semat pada tengah- tengah garis pinggang 9)Menyemat pada bahu tertinggi, tepat pada lingkar leher dengan memastikan kain rata pada badan tidak ada gelembung atau lipatan Gambar 56: menyemat TB garis pinggang(www.google.com)
Gambar 56: menyemat lebar pungg bagian luar(www.google.com)
4
5
Gambar 58: menyemat sisi bagian bawah(www.google.com)
7
Gambar 57: menyemat sisi bagian atas badan terbesar(www.google.com)
6
Gambar 59: membentuk kupnat pinggang(www.google.com)
8
Gambar 60: menyemat pd bahu tertinggi(www.google.com)
9
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
10)Menyemat pada bahu terendah, tepat pada ujung bahu di bagian kerung lengan 11)Membentuk kupnat bahu, kupnat dibentuk dari kelebihan kain antara bahu tertinggi dan bahu terendah lalu semat pada tengah-tengah garis bahu 12)Merapikan sisa kampuh, menggunting sisa kampuh dengan menyisakan 2 cm untuk kampuh
10 Gambar 61: menyemat pd bahu terendah(www.google.com)
12
11 Gambar 62: membentuk kupnat bahu(www.google.com)
Gambar 63: Merapikan sisa kampuh(www.google.com)
b.Memberi tanda-tanda pola seperti TM, TB,
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya lingkar leher, garis bahu, garis sisi, garis pinggang. c.Memberi tanda kupnat, d.Melepas hasil draping dari dress form e.Membentangkan pola hasil draping f.Memperbaiki tanda-tanda pola seperti TM, TB, lingkar leher, garis bahu, garis sisi, garis pinggang.
13 Gambar 64: memberi tanda pola (www.google.com)
Hasil Pola Dasar Badan Teknik Draping
Langkah memperkirakan bahan untuk mendraping rok muka dan belakang adalah sebagai berikut : Panjang bahan
:
diukur pinggang sampai yang diinginkan + 10 cm Lebar bahan : diukur dari sisi panggul terbesar sampai TM / TB + 10 cm
70 Modul Pembuatan Pola
Gambar 65: hasil pola dasar badan (www.google.com)
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Memberi tanda pada bahan
Gambar 65: tanda bahan (www.google.com)
Langkah – langkah mendraping pola rok muka
a.Memberi sematan jarum, dengan urutan sebagai berikut : 1)Menyemat bagian pinggang, yaitu pada TM 2)Menyemat pada panggul, yaitu pada bagian TM
2
1 Gambar 66: menyemat bagian pinggang (www.google.com)
Gambar 67: menyemat bagian panggul (www.google.com)
3)Menyemat pada panggul, yaitu pada bagian sisi 4)Menyemat pada pinggang bagian sisi, dengan meluruskan arah serat dari panggul 5)Menyemat panjang rok, yaitu pada TM 6)Menyemat panjang rok pada sisi
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 7)Membentuk kupnat pinggang, yaitu kupnat dibentuk dari kelebihan kain antara TM dan sisi lalu semat pada tengah-tengah garis pinggang 3
Gambar 68: menyemat pd panggul bagian sisi(www.google.com)
5
4
Gambar 69: menyemat pd pinggang bagian sisi(www.google.com)
Gambar 71: menyemat panjang rok sisi(www.google.com)
Gambar 70: menyemat pd TM (www.google.com)
Gambar 72: menyemat kupnat pinggang(www.google.com)
6
7
Langkah – langkah mendraping pola rok belakang a.Memberi sematan jarum, dengan urutan sebagai berikut : 1.Menyemat bagian pinggang, yaitu pada TB 2.Menyemat pada panggul, yaitu pada bagian TB 3.Menyemat pada panggul, yaitu pada bagian sisi 4.Menyemat pada pinggang bagian sisi, dengan meluruskan arah serat dari panggul 5.Menyemat panjang rok pada TB 6.Menyemat panjang rok pada sisi 1
2
3
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 73: menyemat bagian TB(www.google.com)
Gambar 74: menyemat bagian TB panggul (www.google.com)
Gambar 76: menyemat bagian pinggang bagian sisi(www.google.com)
4
Gambar 77: menyemat panjang rok TB(www.google.com)
5
Gambar 75: menyemat bagian panggul bagian sisi(www.google.com)
Gambar 78: menyemat panjang rok sisi(www.google.com)
6
7.Membentuk kupnat pinggang, yaitu kupnat dibentuk dari kelebihan kain antara TB dan sisi lalu semat pada tengah-tengah garis pinggang.Jika sudah beri garis tanda kupnat,kemudian melepas hasil draping,dibentangkan kemudian memperbaiki tanda-tanda pola.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 79: membentuk kupnat pinggang dan merapikannya (www.google.com)
Hasil Pola Dasar Rok Teknik Draping
Gambar 80: hasil pola dasar rok teknik draping(www.google.com)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
C.Rangkuman Materi
draping adalah teknik pembuatan pola dengan teknik memulir langsung kain atau kertas tela pada boneka coba/ dress form/ dummy
keuntungan pembuatan pola draping: Dapat melihat proporsi garis-garis disain pada tubuh,Dapat melihat pas atau tidaknya pola tersebut pada tubuh,Dapat melihat keseimbangan garis-garis disain pada tubuh,Dapat melihat style busana
Untuk membuat pola dasar draping ada beberapa tahap :Membuat body line pada dress form,Menyiapkan kain/kertas tela untuk draping sesuai perkiraan kebutuhan,Membuat pola dasar badan atas dan bawah sesuai langkah-langkah membuat pola dengan menyemat dengan jarum, lalu ditandai dengan pensil/kapur jahit,Setelah selesai dengan keseluruhan bagian pola dan menandai garis-garis penting, kain/kertas tela diangkat dengan hati-hati,Memeperbaiki, membentuk kembali garis-garis yang didapat pada hasil draping,Menyesuaikan dengan ukuran tubuh si pemilik busana, grading seperti pada patokan pola datar,Menjahit kain/kertas tela,
fitting, melakukan perbaikan jika diperlukan Alat dan bahan :dressfrom,pita keci,jarum pentul tanpa kepala,bantalan jarum,kapur jahit,meteran,gunting kain dan
kertas,pensil,penggaris,rader,kain,kertas pola Memasang body line pada dressfromada 2 yaitu garis vertical dan
horizontal Teknik membuat pola dasar badan dengan cara draping Teknik pembuatan pola dasar rok dengan cara draping
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
D.Tugas 1. Sebelum mengerjakan,buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok akan membuat rangkuman materi pembuatan
pola
kemudian
secara
bergantian
tiap-tiap
kelompok
mempresntasikan hasilnya di depan kelas. 2. Pelajari isi modul dengan seksama! 3. Pahami dengan seksam isi setiap uraian materi dengan cermat. 4. Buatlah ringkasan materi menggunakan software pengolah presentasi. 5. Presentasikan di depan kelas.
E. Test Formatif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1) Apa yang dimaksud dengan Draping? 2) Sebutkan 4 keuntungan membuat pola dengan teknik draping? 3) Sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pola draping? 4) Jelaskan langkah-langkah memasang bodyline pada garis pinggang,lebar dada,garis TM dan TB ! 5) Jelaskan tahapan membuat pola dasar draping ?
Kunci Jawaban:
F. 1.
draping adalah teknik pembuatan pola dengan teknik memulir langsung kain atau kertas tela pada boneka coba/ dress form/ dummy
2.
Keuntungan membuat pola dengan teknik draping :
Dapat melihat proporsi garis-garis disain pada tubuh
Dapat melihat pas atau tidaknya pola tersebut pada tubuh
Dapat melihat keseimbangan garis-garis disain pada tubuh
Dapat melihat style busana.
3.
Alat dan bahan :dressfrom,pita keci,jarum pentul tanpa kepala,bantalan jarum,kapur jahit,meteran,gunting kain dan
4.
kertas,pensil,penggaris,rader,kain,kertas pola Langkah-langkah memasang body line :
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Garis pinggang, pada lingkar yang paling kecil pada dress form. Pasang pita cord dari depan ke belakang, bagian belakang (TB) diturunkan 1 cm
Lebar dada, ukur ke atas 7 cm
dari garis lingkar badan. Untuk lebar
punggung dinaikkankan 11 cm dari garis lingkar badan.
Garis TM ( Tengah Muka ), buat garis tengah muka pada tengah-tengah boneka bagian muka.
Garis TB ( Tengah Belakang ), buat garis tengah belakang dengan cara mengukur masing-masing ukuran lingkar kemudian dibagi 2.
5.Untuk membuat pola dasar dengan teknik draping, ada beberapa tahapan yaitu : Membuat body line pada dress form Menyiapkan kain/kertas tela untuk draping sesuai perkiraan kebutuhan Membuat pola dasar badan atas dan bawah sesuai langkah-langkah membuat pola dengan menyemat dengan jarum, lalu ditandai dengan pensil/kapur jahit Setelah selesai dengan keseluruhan bagian pola dan menandai garis-garis penting, kain/kertas tela diangkat dengan hati-hati Memeperbaiki, membentuk kembali garis-garis yang didapat pada hasil draping Menyesuaikan dengan ukuran tubuh si pemilik busana, grading seperti pada patokan pola datar Menjahit kain/kertas tela, fitting, melakukan perbaikan jika diperlukan
Lembar Kerja Waktu Penyelesaian: 90 menit Daftar alat dan bahan :
Pita ukur
Dressfrom
pita kecil
jarum pentul tanpa kepala
bantalan jarum
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
kapur jahit
gunting
kain
kertas pola
penggaris
1. Indikator Unjuk Kerja (IUK) a. Mampu membuat pola draping badan depan. b. Mampu membuat pola draping badan belakang. c. Mampu membuat pola draping rok depan. d. Mampu membuat pola draping rok belakang. 2. Keselamatan dan kesehatan kerja a. Bersihkan area kerja praktik b. Hati-hati dalam mengerjakan c. Bersihkan kembali area kerja praktik setelah menggunakan. 3. Standar kerja a. Dikerjakan tepat waktu,waktu yang digunakan tidak lebih dari waktu yang ditetapkan. 4. Intruksi kerja a. Siapkan alat dan bahan b. Pasang body line pada dressfrom c. Mulailah membuat pola dengan teknik draping 5. Daftar lembar pengamatan N O 1. 2.
3.
70
DAFTAR TUGAS/INSTRUKS I
PENCAPAIA POIN YANG N DICEK YA TIDAK
Siapkan alat dan bahan material/pelat Gunakan alat keselamatan kerja
Alat APD betul siap Harus menggunakan alat keselamatan kerja Harus sesuai dengan langkah-
Pasang body line pada dressfrom
KET
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
4.
langkah Membuat pola Harus sesuai draping sesuai SOP dengan langkahlangkah
Catatan Guru : ………………………………………………..................................................................................... ............................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................. ...........................................................................................................................................
NAMA
TANDA TANGAN
PESERTA Guru
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
EVALUASI A. Tes kognitif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1) Apa yang dimaksud dengan Draping? 2) Sebutkan 4 keuntungan membuat pola dengan teknik draping? 3) Sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pola draping? 4) Jelaskan langkah-langkah memasang bodyline pada garis pinggang,lebar dada,garis TM dan TB ! 5) Jelaskan tahapan membuat pola dasar draping ? B. Tes psikomotor Buatlah pola draping pada dresfrom ,pasang body line kemudian buat pola dasar badan depan dan belakang. C. Penilaian sikap 1. Teknik penilaian: Pengamatan 2. Waktu penilaian: Proses 3. Instrumen penilaian No
Nam
Aspek yang dinilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ds t
D. Kunci Jawaban Untuk Tes Kognitif
70 Modul Pembuatan Pola
Skor
Kritis
Disiplin
Ingin tahu
Komunikatif
Percaya diri
Peduli
jujur
Rasa hormat
Komitmen
Semangat
a
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 1. Draping adalah teknik pembuatan pola dengan teknik memulir langsung kain atau kertas tela pada boneka coba/ dress form/ dummy
2. Keuntungan membuat pola dengan teknik draping : Dapat melihat proporsi garis-garis disain pada tubuh Dapat melihat pas atau tidaknya pola tersebut pada tubuh Dapat melihat keseimbangan garis-garis disain pada tubuh Dapat melihat style busana. 3. Alat dan bahan :dressfrom,pita keci,jarum pentul tanpa kepala,bantalan jarum,kapur jahit,meteran,gunting kain dan kertas,pensil,penggaris,rader,kain,kertas pola 4. Langkah-langkah memasang body line : Garis pinggang, pada lingkar yang paling kecil pada dress form. Pasang pita cord dari depan ke belakang, bagian belakang (TB) diturunkan 1 cm Lebar dada, ukur ke atas 7 cm dari garis lingkar badan. Untuk lebar punggung dinaikkankan 11 cm dari garis lingkar badan. Garis TM ( Tengah Muka ), buat garis tengah muka pada tengah-tengah boneka bagian muka. Garis TB ( Tengah Belakang ), buat garis tengah belakang dengan cara mengukur masing-masing ukuran lingkar kemudian dibagi 2. 5. Untuk membuat pola dasar dengan teknik draping, ada beberapa tahapan yaitu : Membuat body line pada dress form Menyiapkan kain/kertas tela untuk draping sesuai perkiraan kebutuhan Membuat pola dasar badan atas dan bawah sesuai langkah-langkah membuat pola dengan menyemat dengan jarum, lalu ditandai dengan pensil/kapur jahit Setelah selesai dengan keseluruhan bagian pola dan menandai garis-garis penting, kain/kertas tela diangkat dengan hati-hati
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Memeperbaiki, membentuk kembali garis-garis yang didapat pada hasil draping Menyesuaikan dengan ukuran tubuh si pemilik busana, grading seperti pada patokan pola datar Menjahit kain/kertas tela, fitting, melakukan perbaikan jika diperlukan 6.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KEGIATAN PEMBELAJARAN IV PROSEDUR POLA BUSANA ANAK
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu : 1. Menjelaskan definisi busana anak 2. Mengidentifikasi alat dan bahan menggambar pola busana anak 3. Mengidentifikasi macam-macam busana anak 4. Membuat pola dasar busana anak
B. Uraian Materi
B
usana anak adalah segala sesuatu yang dipakai oleh anak-anak mulai dari
ujung rambut hingga ujung kaki. Bando, tas, sepatu, topi dan segala macam perlengkapan yang dikenakan pada tubuh merupakan busana.Pada dasarnya pemilihan busana anak adalah busana yang sederhana dan longgar karena itu akan memberi keleluasaan pada anak untuk bergerak. Namun seiring berjalannya waktu, tren busana anak pada masa kini telah mengikuti perkembangan zaman. Sekarang ini banyak busana anak yang meniru tren busana orang dewasa. Bahkan busana anak sekarang ini merupakan busana orang dewasa dalam bentuk kecil. Hal ini tentu tidak benar karena busana anak tidak dapat dibuat dengan model yang sembarangan, karena ada persyaratan khusus dalam proses pembuatan pakaian anak. Busana anak dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: A. Busana anak berdasarkan kesempatan Busana ini dipilih berdasarkan tujuan dan kesempatan kemana busana itu akan dipakai. Yang termasuk dalam busana berdasarkan kesempatan antara lain:
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Busana bermain Pada kesempatan ini sebaiknya anak menggunakan
pakaian
yang
menyerap
keringat dan tidak mengganggu aktivitas bermain anak. Bahan yang cocok digunakan untuk busana bermain adalah yang terbuat dari serat kapas yang biasa disebut katun. Gambar 81: busana bermain anak (www.google.com)
Busana sekolah Busana sekolah adalah busan yang dipakai untuk sekolah. Busana sekolah biasanya sudah ditentukan oleh pihak sekolah.
Gambar 82: busana sekolah anak (www.google.com)
Busana olahraga Busana olahraga adalah busana yang dipakai kusus pada saat olahraga. Busana ini harus terbuat dari bahat yang menyerap keringat dan model baju yang longgar agar dapat bergerak dengan leluasa.
Gambar 83: busana olahraga anak (www.google.com)
Busana pesta Busana pesta memiliki karakteristik tersendiri yaitu jenis bahan yang digunakan, warna, corak, dan hiasan yang digunakan sangat berbeda. Bahan yang digunakan
lebih
terkesan
mahal,
hiasan
yang
digunakan juga lebih meriah dan model pakaian juga Gambar 84: busana pesta anak (www.google.com)
lebih glamour.
Busana tidur
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Busana ini digunakan untuk tidur. Bahan yang digunakan yaitu katun dan bahan kaos. Corak kain juga dipilih yang tidak terlalu ramai. Warna kain juga dipilih yang soft. Model
untuk
anak
perempuan
yaitu baby doll, celana, piyama. Gambar 85: busana tidur anak (www.google.com)
Untuk anak laki-laki yaitu piyama.
Busana rekreasi Busana
rekreasi
dipakai
untuk
berlibur ke suatu tempat wisata. Busana yang dipakai adalah busana yang nyaman, simpel, dan santai. Gambar 86: busana rekreasi anak (www.google.com)
B. Busana anak berdasarkan usia Busana anak batita Anak balita memerlukan pakaian yang longgar dan tidak mengganggu pergerakannya, karena pada saat usia
ini
batita
sedang
belajar
merangkak, berjalan dan berlari. Bahan yang dipakai juga harus lembut,
biasanya
terbuat
dari
bahan kaos karena kulit anak batita masih
sangat
halus.
Model
Gambar 87: busana anak batita (www.google.com)
busananya juga dipilih yang sederhana dan tidak terlalu banyak hiasan.
Busana anak balita
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Pada usia ini, pakaian dipilih dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Desain
yang
sederhana
dipakai
dan
tidak
yaitu
yang
mengganggu
pergerakan dan teknik penjahitan juga
Gambar 88: busana anak balita (www.google.com)
harus diperhatikan agar baju tidak
mudah rusak karena pada umur ini balita sedang aktif bergerak. Busana anak usia sekolah Dalam pemilihan pakaian harus dipilih busana dengan jahitan yang kuat dan nyaman dan memilih bahan yang menyerap keringat.
Gambar 89: busana anak usia sekolah (www.google.com)
C. Busana anak berdasarkan jenis kelamin Busana
berdasarakan
jenis
kelamin dibagi menjadi busana anak permpuan dan busana anak laki-laki. Busana anak laki-laki dipilih dengan model sederhana seperti T-shirt,
kemeja
yang
dapat
dikombinasikan dengan rompi atau celana.
Gambar 90: busana anak berdasarkan jenis kelamin (www.google.com)
Sedangkan busana anak perempuan biasanya menggunakan berbagai model. Busana anak perempuan lebih banyak menggunakan variasi warna dan hiasan mulai dari lace, aplikasi, sulaman, pita, payet yang penggunaannya disesuaikan dengan kesempatan pemakaian. D. Cara Mengambil Ukuran Baju Anak
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Mengambil ukuran anak harus dipelajari dan dilakukan dengan penuh perhatian. Karena ukuran merupakan dasar dalam menggambar pola busana, jika ukuran salah maka hasil pola tidak akan sesuai dengan bentuk tubuh sipemakai. Untuk memperkecil kesalahan ambillah ukuran dengan tepat dan benar dengan urutan sebagai berikut : a). Ukuran yang diperlukan dan cara mengambil ukuran : Teknik mengukur badan anak dari pas pop dan baju jadi : a. Cara mengambil ukuran anak wanita 1) Lingkar badan (LB) : diukur sekeliling badan yang terbesar, ditambah 6 – 8 cm untuk kelonggaran (Gambar 12a) 2) Lingkar pinggang (LPi) : diukur sekeliling pinggang ditambah 1 cm, sebelum diukur pinggang diikat pinggang diikat dengan ban petar (Gambar 12a). 3) Lingkar panggul (LPa) : diukur pada sekeliling panggul yang terbesar ditambah 4 cm (Gambar 91a). 4) Panjang punggung (PP) : diukur dari tulang leher belakang sampai batas tali pinggang (Gambar 91b) 5) Panjang bahu (PB) : diukur dari garis leher tertinggi sampai bahu terendah 6) Lebar muka (LM) : diukur dari garis kerung lengan sebelah kiri ke kerung lengan sebelah kanan, lebih kurang 5 cm di bawah garis lekuk leher 7) Lingkar kerung lengan : diukur melingkari kerung lengan dengan kelebihan. 1 jari atau ditambah 1 cm (Gambar 91c) 8) Panjang lengan : diukur dari pangkal lengan sampai panjang yang dikehendaki 9) Panjang rok (PR) : - Diukur dari lekuk leher sampai panjang yang dikehendaki. - Diukur dari pinggang sampai panjang yang dikehendaki (Gambar 92e) 10) Tinggi duduk (TD) : Anak yang diukur harus duduk pada tempat yang datar, lalu diukur dari pinggang sampai batas tempat yang diduduki.( Gambar 92f)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 91: cara mengambil ukuran baju anak (www.google.com)
Gambar 92: cara mengambil ukuran baju anak (www.google.com)
b. Cara mengambil ukuran anak laki-laki Ukuran yang diperlukan untuk membuat busana anak laki-laki, lain dengan yang diperlukan untuk anak wanita. Anak tersebut dapat mengenakan busana, kemeja tidak perlu dikeluarkan seperti pada blus anak wanita. Untuk mengambil ukuran kemeja dan celana, bdan dan pinggang tidak perlu diikat. Ukuran yang diperlukan untuk membuat kemeja : 1) Panjang kemeja
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 2) Panjang lengan 3) Lingkar badan 4) Lingkar leher 5) ½ ujung lengan 6) Lebar punggung 7) Rendah bahu 8) Panjang punggung 9) Rendah punggung
Gambar 93: cara mengambil ukuran baju anak laki-laki(www.google.com)
Cara mengambil ukuran kemeja anak laki-laki. 1) Panjang kemeja : diukur dari bahu tertinggi ke bawah sampai ruas ibu jari 2) Panjang lengan pendek : diukur dari ujung bahu atau puncak lengan ke bawah ± 5 cm di atas siku. Lengan panjang : diukur dari ujung bahu ke bawah sampai 3 cm di bawah tulang pergelangan 3) Lingkar badan : diukur keliling badan terbesar 4) Lingkar leher : diukur sekeliling leher terendah
Gambar 94: cara mengambil ukuran kemeja anak laki-laki(www.google.com)
5) ½ lingkar ujung lengan : diukur sekeliling lengan kemudian dibagi dua + 2½ cm untuk lengan pendek. Atau diukur pada lipatan lengan kemeja ke sisi lengan 6) Lebar punggung : diukur dari ujung bahu kiri ke ujung bahu kanan 7) Rendah bahu : diukur dari tulang leher ke bawah sampai garis pertolongan 8) Panjang punggung : dari ruas tulang leher ke bawah sampai pinggang 9) Rendah punggung : diperoleh dari ukuran kerung lengan dibagi dua,
70
dikurangi 2 cm
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Ukuran yang diperlukan untuk membuat celana anak laki-laki. 1) Panjang celana 2) Lingkar pinggang/lingkar perut 3) Lingkar pesak 4) ½ lingkar paha 5) ½ lingkar lutut 6) ½ lingkar kaki 7) Lingkar panggul Cara mengambil ukuran celana anak laki-laki. 1) Panjang celana : diukur dari garis pinggang sampai 2 cm di bawah mata kaki atau menurut keinginan si pemakai yaitu dari titik A – B.
Gambar 95: cara mengambil ukuran celana anak laki-laki(www.google.com)
Tabel 5 : ukuran-ukuran standar celana pendek anak laki-laki
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Tabel 6 : daftar ukuran-ukuran standar dalam cm
Tabel 7 : daftar ukuran-ukuran standar bayi dan anak-anak
Tabel 8 : daftar ukuran-ukuran standar kemeja anak laki-laki
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Pengukuran standar tubuh : dari usia lahir – 2 Tahun Anak laki-laki dan anak perempuan ,tinggi 56-92 cm Catatatan : ukuran standart dari table ini diambil dari survey ukuran centilong ke-75. Ukurannya telah diperhitungkan sehingga ketika digunakan untuk membuat blog,hasilnya akan sesuai 75% bayi dalam interval tinggi. Pengukuran sedikit diperbaiki agar lebih mudah dilabeli ukurannya dan memberikan peringkat yang masuk akal. Namun,keseimbangan semua ukuran dijaga. Berat dan usia merupakan perkiraan. Tabel 9 : daftar ukuran anak laki-laki dan anak perempuan ,tinggi 56-92 cm Tinggi ( cm) Perkiraan berat ( kg) Perkiraan usia
56 4-5
64 6-7
lahir 3
72 8
80 9-10
86 11-
92 -
6
12
12 18
2
B C D E F G-
Dada Pinggang Pangkal paha Punggung Ukuran leher Bahu
41 41 41 16.8 22 4.4
bln 44 43 44 18 23 5
bln 47 45 47 19.2 24 5.6
bln 50 47 50 20.4 25 6.2
bln 52 49 52 21.2 25.5 6.6
thn 54 51 54 22 26 7
H I J K-L K-
Lengan atas Pergelangan tangan Lebar kerung Leher belakang sampai pinggang
14.4 9.8 9 15.8
15.2 10.4 9.8 17.4
16 11 10.6 19
16.8 11.6 11.4 20.6
17.4 12 12 21.8
18 12.4 12.6 23
M M-
Pinggang-pinggul
7
8
9
10
10.75 11.5
N K-
Tinggi tengkuk
42.2
49.4
56.6
63.8
69.2
74.6
O M-
Pinggang-lutut
20.2
22.8
25.4
28
30
32
P Q-
Panggul
10.2
11.5
12.8
14.1
14.9
15.7
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya R S-O Kaki bagian dalam H- Panjang lengan T U Lingkar kepala V Tinggi duduk W Ketebalan pergelangan kaki X-Y Panjang kaki Pengukuran tambahan ( pakaian ) Ukuran manset,lengan dua bidang Ukuran manset,kaos Lebar bawah celana Lebar bawah jins
16 19.2
21 22
26 24.8
31 27.6
34.5 29.8
38 32
42.5 66 11 8.4
44.5 73 12 9.6
46.5 80 13 10.8
48.5 87 14 12
49.5 92 14.5 13
50.5 97 15 14
-
-
-
9.4 14.5 14.5 2.5
9.7 14.8 15 13
10 15.1 15.5 13.5
Pengukuran standar tubuh : anak perempuan 3-14 Tahun Ukuran : tinggi 98-164 cm Tabel 10 : daftar ukuran anak anak perempuan 3-14 th ,tinggi 98-164 cm Tinggi
98
104
110
116
3
4
5
Dada Pinggang Pangkal paha Punggung Ukuran leher Bahu Lengan atas Pergelangan tangan Lebar kerung Leher belakang sampai pinggang Pinggangpinggul Tinggi tengkuk
55 52 56 22.8 26.6 7.4 18.5 12.8
57 54 59 23.6 27.2 7.8 19 13
13.2 24.2
Pinggang-lutut Panggul Kaki bagian dalam
Perkiraan usia B C D E F G-H I J K-L K-M M-N K-O M-P Q-R S-O
12 8 8
13 4 9
140
6
12 2 7
59 56 62 24.4 27.8 8.2 19.5 13.2
61 58 65 25.2 28.4 8.6 20 13.4
63 60 68 26 29 9 20.5 13.6
66 61 71 27.1 30 9.5 21.3 13.9
69 62 74 28.2 31 10 22.1 14.2
72 63 77 29.3 32 10.5 22.9 14.5
75 64 80 30.4 33 11 23.7 14.8
78 65 83 31.5 34 11.5 24.5 15.1
81 66 86 32.6 35 12 25.3 15.4
84 67 89 33.7 36 12.5 26.1 15.7
13.8 25.4
14.4 26.6
15 27.8
15.6 29
16.3 30.4
17 31.8
17.7 33.2
18.4 34.6
19.1 36
19.8 37.4
20.5 38.8
12.3
12.9
13.5
14.1
14.7
15.4
16.1
16.8
17.5
18.2
18.9
19.6
80
85.4
90.8
96.2
107
40 19.2 51.5
128. 6 53 25 70
139.4
38 18.4 48
123. 2 50.8 24 67
134
36 17.6 44.5
112. 4 46.4 22 61
117.8
34 16.8 41
101. 6 42 20 55
55.2 26 73
57.4 27 76
44.2 21 58
10
48.6 23 64
14 15 15 164 6 2 8 11- - - - - - - - - - - -14
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya H-T U W
Panjang lengan 43 Lingkar kepala 51.2 Ketebalan 15.5 pergelangan kaki Pengukuran tambahan (pakaian) Ukuran manset,lengan 10.2 dua badan
36.5 51.8 16
39 52.4 16.5
41.5 53 17
44 53.6 17.5
46 54 18
48 54.4 18.5
50 54.8 19
10.4
10.6
10.8
11
11.4
11.8
12.2
Ukuran manset,kaos
15.4
15.8
16.2
16.6
17
17.5
18
18.5
Lebar bawah celana
16
16.5
17
17.5
18
18.5
19
19.5
Lebar bawah jins
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
52 55.2 19.5
54 55.6 20
56 56 20.5
58 56.4 21
1 2 . 6 1 9 . 5 2 0
1 3
13.4
12.8
2 0
20.5
21
21
21.5
18.5
19
2 0. 5 1 1 7 8 . 5
E. POLA DASAR ANAK WANITA USIA 5 TAHUN
Gambar 96: pola dasar anak wanita(sumber:soekarno 2002)
Ukuran : Lingkar Badan : 58 cm Panjang Punggung : 24 cm Keterangan Pola : A – B = ½ lingkar badan + 7 cm A – C = Panjang punggung A – E = ¼ lingkar badan + 0,5 cm A – a = B – b = 1/20 lingkar badan + 2,5 B – b* = A – a + 1,5 E – F = Dibagi 3 bagian besar F. POLA DASAR ANAK PRIA USIA 3 TAHUN
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 97: pola dasar anak pria sumber:soekarno 2002)
Ukuran : Lingkar Badan : 60 cm Panjang Punggung : 22 cm Lebar Punggung : 20 cm Lebar Muka : 20 cm Panjang Bahu : 6.5 cm Keterangan : A – B = ½ lingkar badan C–D=A–B A – C = Panjang punggung +1 cm =B – D A–E=½A–B=C–F C – E = ½ Panjang Punggung D–H=C–G A – A’= 1/8 ( ½ lingkar badan) + 2 A – A’’= 1/8 ( ½ lingkar badan) + 1 B – B’ = 1/8 ( ½ lingkar badan) + 1 E – E’= 1/10 ( ½ lingkar badan) G – G’= ½ lebar muka H – H’= ½ lebar punggung G. POLA DASAR CELANA Daftar ukuran yang dibutuhkan : contoh ukuran : Panjang celana : 45 cm Lingkar pinggang :52 cm Lingkar pisak : 45 cm ½ lingkar paha : 20 cm
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya ½ lingkar lutut : 16 cm ½ lingkar kaki : 13 cm panjang lutut : 30 cm POLA DEPAN 1. Buatlah garis siku A,B,C,D, EA - B = lebar ban pinggang 2 cm A - C = 1/3 lingkar pisak + 4 cm = (48 cm : 3 ) + 4 cm = 20 cm A - D = panjang lutut 30 cm A - E = panjang celana 45 cm
Gambar 98: pola dasar celana (sumber:soekarno 2002)
2.Bagian pahaC - F = ½ lingkar paha – 2 cm = 20 – 2 = 18 cm C - I = ½ C – F = 20 cm - : 2 = 10 C- G = ke kiri 3 cm F - G = 20 cm – 3 cm = 17 cm C – H = ½ C – G = 17 : 2 = 8 ½ cm 3.Bagian pinggangB – J = C – H = 8 ½ B – V = C – I = 10 cm K – L = ¼ lingkar pinggang = 52 : 4 = 13 cm J – K = J – L = 13 cm : 2 = 6 ½ cm K – K’ = L – L’ = lipit kerut 2 ½ Titik L’ tutun ½ cm
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Hubungkan K’- L’ dan L’ – G G – U = C – T = naik 6 cm 4. bagian kaki E – N = C – I = 10 cm O – P = ½ lingkar kaki – 1 cm = 13 cm – 1 cm = 12 cm N – O = N – P = 12 cm: 2 = 6 cm Hubungkan titk V – I – N melalui Q 5. bagian lutut R – S = ½ lingkar lutut – 1 ½ cm = 16 – 1 ½ = 14 ½ cm Q – R = Q – S = 14 ½ cm : 2 = 7 ¼ Hubungkan titk K’- T – C – R – O - P – S – F – U – L’ – K’ menjadi pola bagian depan 6. letak kantong sisiK’ – n = turun 2 cm N – m = lebar kantong 9 cm 7.letak kupnatV – V’ = lebar kupnat 2 ½ cm Panjang kupnat 1 ½ cm atau 2 cm
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 99: pola dasar celana (sumber:soekarno 2002)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Pola belakang Buatlah pola bagian depan terlebih dahulu, perubahannya 1. Bagian pinggang L – X = 2 cm Hubungkan titik G – X terus keatas X – X’ = naik 2 cm X’ – Y = ¼ lingkar pinggang + 1 cm ( 52 cm : 4 ) + 1 = 14 Y – Y’ = X’ – Z = tambahan untuk kerut 2 ½ 2.Bagian paha C – C’ = F– F’ = 2 cm 3. Bagian lututR – R’ = S – S’ = 1 ½ cm Bagian kaki O - O' = P - P' = 1 cm.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya C.
Rangkuman Materi
Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai oleh anak-anak mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bando, tas, sepatu, topi dan segala macam perlengkapan yang dikenakan pada tubuh merupakan busana
Busana anak berdasarkan kesempatan : busana bermain,busana sekolah,busana olahraga,busana pesta,busana tidur,busana rekreasi.
Busana anak berdasarkan usia : busana anak batita,busana anak balita,busana anak sekolah
Busana anak berdasarkan jenis kelamin: busana perempuan,busana laki-laki
Cara mengambil ukuran : ukuran baju anak perempuan mengukur lingkar badan,lingkar pinggang,lingkar panggul,panjang punggung,panjang bahu,lebar muka,lingkar kerung lengan,panjang lengan,panjang rok,tinggi duduk
Ukuran untuk membuat kemeja anak laki-laki :panjang lengan,lingkar badan,lingkar leher,1/2 ujung lengan,lebar punggung,rendah bahu,panjang punggung,rendah punggung
Table ukuran standar anak perempuan dan laki-laki
Pola dasar badan anak perempuan
Pola dasar badan anaklaki-laki
Pola dasar celana.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
D.Tugas 6. Sebelum mengerjakan,buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok akan membuat rangkuman materi pembuatan pola busana anak kemudian secara bergantian tiap-tiap kelompok mempresntasikan hasilnya di depan kelas. 7. Pelajari isi modul dengan seksama! 8. Pahami dengan seksam isi setiap uraian materi dengan cermat. 9. Buatlah ringkasan materi menggunakan software pengolah presentasi. Presentasikan di depan kelas.
E. Test Formatif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 2.
Jelaskan yang dimaksud dengan busana anak ?
3.
Jelaskan pengertian busana anak berdasarkan kesempatan : a. Busana bermain b. Busana pesta c. Busana rekreasi
4.
Sebutkan dan jelaskan pengertian busana anak dilihat dari penggolongan usia?
5.
Jelaskan prosedur pengambilan ukuran badan anak perempuan!
6.
Sebutkan dan jelaskan ukuran untuk membuat kemeja laki-laki?
F.Kunci Jawaban: 1. Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai oleh anak-anak mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bando, tas, sepatu, topi dan segala macam perlengkapan yang dikenakan pada tubuh merupakan busana 2. Busana anak berdasarkan kesempatan :
Busana anak bermain :
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Pada kesempatan ini sebaiknya anak menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak mengganggu aktivitas bermain anak. Bahan yang cocok digunakan untuk busana bermain adalah yang terbuat dari serat kapas yang biasa disebut katun
Busana pesta : Busana pesta memiliki karakteristik tersendiri yaitu jenis bahan yang digunakan, warna, corak, dan hiasan yang digunakan sangat berbeda. Bahan yang digunakan lebih terkesan mahal, hiasan yang digunakan juga lebih meriah dan model pakaian juga lebih glamour.
Busana rekreasi : Busana rekreasi dipakai untuk berlibur ke suatu tempat wisata. Busana yang dipakai adalah busana yang nyaman, simpel, dan santai.
3. Busana anak dilihat dari penggolongan usia :
Busana anak batita : Anak batita memerlukan pakaian yang longgar dan tidak mengganggu pergerakannya, karena pada saat usia ini batita sedang belajar merangkak, berjalan dan berlari. Bahan yang dipakai juga harus lembut, biasanya terbuat dari bahan kaos karena kulit anak batita masih sangat halus. Model busananya juga dipilih yang sederhana dan tidak terlalu banyak hiasan.
Busana anak balita
:
Pada usia ini, pakaian dipilih dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Desain yang dipakai yaitu yang sederhana dan tidak mengganggu
pergerakan
dan
teknik
penjahitan
juga
harus
diperhatikan agar baju tidak mudah rusak karena pada umur ini balita sedang aktif bergerak
Busana anak usia sekolah
:
Dalam pemilihan pakaian harus dipilih busana dengan jahitan yang kuat dan nyaman dan memilih bahan yang menyerap keringat. 4.
Prosedur pengambilan badan anak :
Lingkar badan (LB) : diukur sekeliling badan yang terbesar, ditambah 6 – 8 cm untuk kelonggaran.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Lingkar pinggang (LPi) : diukur sekeliling pinggang ditambah 1 cm, sebelum diukur pinggang diikat pinggang diikat dengan ban petar.
Lingkar panggul (LPa) : diukur pada sekeliling panggul yang terbesar ditambah 4 cm.
Panjang punggung (PP) : diukur dari tulang leher belakang sampai batas tali pinggang.
Panjang bahu (PB) : diukur dari garis leher tertinggi sampai bahu terendah
Lebar muka (LM) : diukur dari garis kerung lengan sebelah kiri ke kerung lengan sebelah kanan, lebih kurang 5 cm di bawah garis lekuk leher
Lingkar kerung lengan : diukur melingkari kerung lengan dengan kelebihan. 1 jari atau ditambah 1 cm.
Panjang lengan : diukur dari pangkal lengan sampai panjang yang dikehendaki
Panjang rok (PR) : Diukur dari lekuk leher sampai panjang yang dikehendaki. Diukur dari pinggang sampai panjang yang dikehendaki.
Tinggi duduk (TD) : Anak yang diukur harus duduk pada tempat yang datar, lalu diukur dari pinggang sampai batas tempat yang diduduki.
5. Ukuran untuk membuat kemeja laki-laki :
Panjang kemeja : diukur dari bahu tertinggi ke bawah sampai ruas ibu jari
Panjang lengan pendek : diukur dari ujung bahu atau puncak lengan ke bawah ± 5 cm di atas siku. Lengan panjang : diukur dari ujung bahu ke bawah sampai 3 cm di bawah tulang pergelangan
Lingkar badan : diukur keliling badan terbesar
Lingkar leher : diukur sekeliling leher terendah
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
½ lingkar ujung lengan : diukur sekeliling lengan kemudian dibagi dua + 2½ cm untuk lengan pendek. Atau diukur pada lipatan lengan kemeja ke sisi lengan
Lebar punggung : diukur dari ujung bahu kiri ke ujung bahu kanan
Rendah bahu : diukur dari tulang leher ke bawah sampai garis pertolongan
Panjang punggung : dari ruas tulang leher ke bawah sampai pinggang
Rendah punggung : diperoleh dari ukuran kerung lengan dibagi dua, dikurangi 2 cm
Lembar Kerja 1.
Waktu Penyelesaian: 90 menit
2.
Daftar alat dan bahan :
Pita ukur
Buku kostum
Daftar ukuran
Pensil merah biru
Kertas dorslag
Alat tulis
Penggaris pola
Gunting kertas
skala
kertas pola
3.
Indikator Unjuk Kerja (IUK) a. Mampu membuat pola dasar anak perempuan usia 5 tahun b. Mampu membuat pola dasar anak pria usia 3 tahun c. Mampu membuat pola dasar celana
4.
Keselamatan dan kesehatan kerja a.
Bersihkan area kerja praktik
b.
Hati-hati dalam mengerjakan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya c. 5.
Bersihkan kembali area kerja praktik setelah menggunakan.
Standar kerja a.
Dikerjakan tepat waktu,waktu yang digunakan tidak lebih dari waktu yang ditetapkan.
6.
Intruksi kerja a.
Siapkan alat dan bahan
b.
Gunakan alat keselamatan kerja
c.
Mulailah membuat pola busana anak
7.
Daftar lembar pengamatan N O
DAFTAR TUGAS/INSTRUKS I alat
dan
POIN YANG DICEK
Siapkan
Alat
2.
bahan material/pelat betul siap Gunakan alat Harus
KET
N YA
1.
keselamatan kerja
PENCAPAIA
TIDAK
APD
menggunakan alat keselamatan
3.
4.
4.
kerja Membuat pola dasar Harus
sesuai
anak wanita usia 5
dengan
tahun sesuai SOP
langkah-
Membuat pola dasar
langkah Harus sesuai
anak laki-laki usia 3
dengan
tahun sesuai SOP
langkah-
langkah Membuat pola dasar Harus sesuai celana sesuai SOP
dengan langkahlangkah
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Catatan Guru : ………………………………………………................................................................................. ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
NAMA
TANDA TANGAN
PESERTA Guru
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
EVALUASI A. Tes kognitif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan busana anak ? 2. Jelaskan pengertian busana anak berdasarkan kesempatan : b. Busana bermain c. Busana pesta d. Busana rekreasi 3. Sebutkan dan jelaskan pengertian busana anak dilihat dari penggolongan usia? 4. Jelaskan prosedur pengambilan ukuran badan anak perempuan! 5. Sebutkan dan jelaskan ukuran untuk membuat kemeja laki-laki? B. Tes psikomotor Buatlah pola dasar badan anak perempuan skala ¼ sesuai dengan langkahlangkah modul ! C. Penilaian sikap 1. Teknik penilaian: Pengamatan 2. Waktu penilaian: Proses 3. Instrumen penilaian
No
Nam
Aspek yang dinilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ds
70 Modul Pembuatan Pola
Skor
Kritis
Disiplin
Ingin tahu
Komunikatif
Percaya diri
Peduli
jujur
Rasa hormat
Komitmen
Semangat
a
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya t
D. Kunci Jawaban Untuk Tes Kognitif 1) Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai oleh anak-anak mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bando, tas, sepatu, topi dan segala macam perlengkapan yang dikenakan pada tubuh merupakan busana Busana anak berdasarkan kesempatan :
Busana anak bermain : Pada kesempatan ini sebaiknya anak menggunakan pakaian yang menyerap keringat dan tidak mengganggu aktivitas bermain anak. Bahan yang cocok digunakan untuk busana bermain adalah yang terbuat dari serat kapas yang biasa disebut katun
Busana pesta : Busana pesta memiliki karakteristik tersendiri yaitu jenis bahan yang digunakan, warna, corak, dan hiasan yang digunakan sangat berbeda. Bahan yang digunakan lebih terkesan mahal, hiasan yang digunakan juga lebih meriah dan model pakaian juga lebih glamour.
Busana rekreasi : Busana rekreasi dipakai untuk berlibur ke suatu tempat wisata. Busana yang dipakai adalah busana yang nyaman, simpel, dan santai.
Busana anak dilihat dari penggolongan usia :
Busana anak batita : Anak batita memerlukan pakaian yang longgar dan tidak mengganggu pergerakannya, karena pada saat usia ini batita sedang belajar merangkak, berjalan dan berlari. Bahan yang dipakai juga harus lembut, biasanya terbuat dari bahan kaos karena kulit anak batita masih sangat halus. Model busananya juga dipilih yang sederhana dan tidak terlalu banyak hiasan.
Busana anak balita
:
Pada usia ini, pakaian dipilih dengan bahan yang mudah menyerap keringat. Desain yang dipakai yaitu yang sederhana dan tidak mengganggu
pergerakan
dan
teknik
penjahitan
juga
70 Modul Pembuatan Pola
harus
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya diperhatikan agar baju tidak mudah rusak karena pada umur ini balita sedang aktif bergerak
Busana anak usia sekolah
:
Dalam pemilihan pakaian harus dipilih busana dengan jahitan yang kuat dan nyaman dan memilih bahan yang menyerap keringat.
Prosedur pengambilan badan anak :
Lingkar badan (LB) : diukur sekeliling badan yang terbesar, ditambah 6 – 8 cm untuk kelonggaran.
Lingkar pinggang (LPi) : diukur sekeliling pinggang ditambah 1 cm, sebelum diukur pinggang diikat pinggang diikat dengan ban petar.
Lingkar panggul (LPa) : diukur pada sekeliling panggul yang terbesar ditambah 4 cm.
Panjang punggung (PP) : diukur dari tulang leher belakang sampai batas tali pinggang.
Panjang bahu (PB) : diukur dari garis leher tertinggi sampai bahu terendah
Lebar muka (LM) : diukur dari garis kerung lengan sebelah kiri ke kerung lengan sebelah kanan, lebih kurang 5 cm di bawah garis lekuk leher
Lingkar kerung lengan : diukur melingkari kerung lengan dengan kelebihan. 1 jari atau ditambah 1 cm.
Panjang lengan : diukur dari pangkal lengan sampai panjang yang dikehendaki
Panjang rok (PR) : Diukur dari lekuk leher sampai panjang yang dikehendaki. Diukur dari pinggang sampai panjang yang dikehendaki.
Tinggi duduk (TD) : Anak yang diukur harus duduk pada tempat yang datar, lalu diukur dari pinggang sampai batas tempat yang diduduki.
Ukuran untuk membuat kemeja laki-laki :
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Panjang kemeja : diukur dari bahu tertinggi ke bawah sampai ruas ibu jari
Panjang lengan pendek : diukur dari ujung bahu atau puncak lengan ke bawah ± 5 cm di atas siku. Lengan panjang : diukur dari ujung bahu ke bawah sampai 3 cm di bawah tulang pergelangan
Lingkar badan : diukur keliling badan terbesar
Lingkar leher : diukur sekeliling leher terendah
½ lingkar ujung lengan : diukur sekeliling lengan kemudian dibagi dua + 2½ cm untuk lengan pendek. Atau diukur pada lipatan lengan kemeja ke sisi lengan
Lebar punggung : diukur dari ujung bahu kiri ke ujung bahu kanan
Rendah bahu : diukur dari tulang leher ke bawah sampai garis pertolongan
Panjang punggung : dari ruas tulang leher ke bawah sampai pinggang
Rendah punggung : diperoleh dari ukuran kerung lengan dibagi dua, dikurangi 2 cm
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KEGIATAN PEMBELAJARAN V PECAH POLA ROK
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu : 1. Membuat analisis desain rok 2. Membuat pecah pola rok sesuai desain
B. Uraian Materi
B
usana wanita mempunyai desain yang beraneka ragam. Karena
beranekaragamnya desain pakaian wanita ini, sering kali kita kesulitan dalam melakukan pecah pola busananya. Dalam bab ini akan dibahas tentang konsep dasar pecah pola serta beberapa contoh pecah pola rok, untuk beberapa desain dan kesempatan pemakaian. A. POLA DASAR ROK Ukuran yang di perlukan adalah : Lingkar pinggang Lingkar panggul Tinggi panggul Lingkar tengah panggul Panjang Rok Contoh ukuran membuat pola dasar rok Ukuran : Lingkar pinggang : 62 cm Lingkar panggul : 88 cm Tinggi panggul : 18 cm Panjang Rok : 62 cm Tahap
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Pola Rok Bagian Belakang 1. Tarik garis AB dengan panjang Lingkar pinggang : 4 + 2.5 + 0.5 – 1 = 17.5 cm 2. Tarik garis BC : 0.7 cm 3. Bentuk lingkar pinggang dari A ke C dengan menggunakan penggaris lengkung 4. Dari titik A ukur 8 cm, buat kupnat dengan lebar 8.5 cm dan panjang 11 cm 5. Tarik garis AF = panjang rok 6. Tarik garis AD : 8 cm = tinggi pinggul=18 7. Tarik garis DE dengan panjang Lingkar pinggul:4 + 1.5 -1= 22.5 cm 8. Tarik garis EG 9. Dari G ukur 8 cm (untuk lebar rok), bentuk rok. 10.Pola rok bagian belakang siap digunakan (Lihat gambar di bawah ini)
Gambar 100: pola dasar rok (sumber:soekarno 2002)
70
Pola Rok Bagian Depan
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 1. Tarik garis IJ dengan panjang Lingkar pinggang:4 +2.5+0.5 +1= 19.5 cm 2. Tarik garis JK 0.7 cm 3. Bentuk lingkar pinggang dari I ke K 4. Dari titik I ukur 8 cm, lalu buat kupnat dengan lebar 2.5 cm dan panjang 11 cm 5. Tarik garis IN = panjang rok 6. Tarik garis IM = 18 cm = tinggi panggul 7. Tarik garis M-L = lingkar panggul:4 + 1 + 1= 24 8. Tarik garis L-O 9. Ukur O-P 8 cm, bentuk rok B. Konsep Dasar Pecah Pola Busana Wanita Busana wanita memerlukan teknik pecah pola yang lebih cermat dibandingkan pakaian pria dan anak-anak. Pakaian wanita yang dibuat hendaklah dapat menonjolkan sisi feminim dari wanita dan dapat menonjolkan kelebihan yang dimilikinya sehingga dalam berpenampilan terlihat cantik, rapi dan menarik. Untuk itu dalam pembuatan pakaian perlu dilakukan pecah pola yang benar sesuai dengan desain dan bentuk tubuh sipemakai. Agar pola yang dihasilkan sesuai dengan desain dan bentuk tubuh maka terlebih dahulu perlu dilakukan analisa bentuk tubuh dan analisa desain. Bentuk tubuh wanita secara umum ada 5 macam yaitu ideal, kurus tinggi, gemuk tinggi, kurus pendek dan gemuk pendek. Bentuk tubuh wanita yang baik tentunya adalah bentuk tubuh yang ideal dimana terdapat keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan dan mempunyai proporsi tubuh yang seimbang. Desain pakaian yang dibuat adakalanya terlihat indah karena dibuat pada proporsi tubuh yang seimbang atau bentuk tubuh yang ideal. Namun belum tentu desain yang sama cocok di pakai oleh orang yang bertubuh kurus atau gemuk. Jadi dari analisa bentuk tubuh ini kita dapat menyesuaikan pola dengan bentuk tubuh sipemakai, dengan kata
lain
kekurangan
bentuk
tubuh
dapat
tertutupi
dengan
teknik
pengembangan pola yang tepat. Misalnya untuk bentuk tubuh yang gemuk hendaklah hindari pakaian yang mengembang atau yang berkerut banyak seperti rok kerut atau rok kembang dan model lengan balon atau lonceng. Jika menggunakan lengan balon atau lengan yang lebar pada ujung lengan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya hendaklah pengembangannya disesuaikan dengan bentuk tubuh gemuk tersebut artinya pengembangannya tidak terlalu lebar. Selain analisa bentuk tubuh di atas dilakukan analisa desain. Analisa desain pakaian dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Memperhatikan desain secara keseluruhan. Lihat gaya berdiri dari model. Umumnya desain digambarkan dengan gaya berdiri menghadap kedepan atau miring tiga per empat. Perbandingan letak bagianbagian busana pada sikap berdiri model akan lebih memudahkan kita memahami desain pakaian yang akan dibuat. 2. Pahami gambar bagian-bagian busana pada desain. Gambar bagian-bagian busana yang dimaksud merupakan garis-garis pakaian pada desain, misalnya garis leher, garis lingkar badan, garis pinggang, garis panggul, garis tengah muka dan tengah belakang, garis lingkar kerung lengan, garis besar lengan dan garis batas kup atau tinggi dada. Garis-garis ini akan memudahkan kita untuk menganalisa bagian-bagian busana yang ada pada desain. a. Desain pakaian pada badan bagian atas. Desain pakaian pada badan bagian atas meliputi bentuk garis leher atau kerah, lengan, kantong, garis hias, kup dan belahan pakaian. Letak garis leher dapat dilihat dengan membandingkan garis leher dasar dengan garis leher pada desain. Perkiraan ukuran inilah yang menjadi pedoman dalam merobah garis leher pada pakaian. Begitu juga dengan lengan dan badan. Desain lengan apakah berbentuk lengan kop, lengan poff, lengan balon dan lain sebagainya. Khusus untuk bagian badan, kita harus memperhatikan letak kup apakah kup berada pada tempat biasa atau disalurkan ke tempat lain atau dihilangkan menjadi garis hias. Hal ini penting karena kup merupakan bagian yang dapat menonjolkan sisi feminim wanita. Perhatikan juga garis belahan pakaian untuk menghindari kesalahan dalam memberi tanda pola dan menggunting kain. b.Desain pakaian bagian bawah Pakaian bagian bawah dapat berupa rok atau celana. Namun celana ataupun rok mempunyai desain yang bervariasi. Terlebih dahulu pahami desain rok yang ada pada desain seperti desain rok, ukuran panjang rok, lebar rok, kembang rok (jika rok kembang) dan kerutan rok (jika rok dikerut). Begitu juga dengan desain
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya celana, pahami desain celana, ukuran celana, lebar celana atau besar celana dan lain sebagainya. 3. Pahami letak jatuh pakaian pada badan. Bahan atau kain yang cocok untuk sebuah desain dapat dilihat dari letak jatuh pakaian pada badan. Hal ini dapat diamati pada bagian sisi atau bagian bawah pakaian. Jika dilihat pada bagian sisi, bahan yang jatuhnya lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku. Sebaliknya jika jatuh bahan mengikuti bentuk tubuh berarti bahan yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai. Begitu juga jika dilihat pada bagian bawah rok/pakaian. Bagian bawah rok yang terlihat agak bergelombang, maka bahan yang digunakan tipis atau melangsai sebaliknya bagian bawah yang lurus dan terlihat agak kaku, berarti menggunakan bahan yang agak tebal dan kaku. Agar dapat menganalisa bentuk tubuh dan model pakaian dengan baik dan benar diperlukan latihan yang banyak sehingga memudahkan kita dalam membuat pecah pola busana yang sesuai dengan desain. Berikut ini dapat dilihat pecah pola beberapa model rok, blus dan celana. C. Pecah Pola Rok Sesuai Desain Rok merupakan bagian pakaian yang dipakai mulai dari pinggang melewati panggul sampai ke bawah sesuai dengan keinginan. Biasanya rok dipakai sebagai pasangan blus. Desain rok cukup bervariasi baik dilihat dari ukuran panjang rok maupun dari siluet rok. Berdasarkan ukuran panjangnya, rok dapat dibagi atas : 1. Rok micro yaitu rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha. 2. Rok mini yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau 10 cm di atas lutut. 3. Rok kini yaitu rok yang panjangnya sampai batas lutut. 4. Rok midi yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis. 5. Rok maxi yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki. 6. Rok floor yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai. Berdasarkan siluet/bentuk rok, desain rok dapat dibedakan atas :
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 1. Rok dari pola dasar, merupakan rok yang modelnya seperti pada pola dasar tampa ada lipit atau kerut. Rok biasanya menggunakan ritsluiting pada bagian tengah muka atau tengah belakang. 2. Rok span dan semi span, rok span merupakan rok yang bagian sisi bawahnya dimasukkan 2 sampai 5 cm ke dalam sehingga terlihat kecil ke bawah, sedangkan rok semi span merupakan rok yang bagian sisinya lurus ke bawah atau bagian bawah sama besarnya dengan bagian panggul. 3. Rok pias, nama dari rok pias tergantung jumlah pias atau potongan yang dibuat, misalnya rok pias 3, rok pias 4, rok pias 6 dan seterusnya. 4. Rok kerut, yaitu rok yang dibuat dengan model ada kerutan mulai dari batas pinggang atau panggul sehingga bagian bawah lebar. 5. Rok kembang atau rok klok, yaitu rok yang bagian bawahnya lebar. Rok ini dikenal dengan rok kembang, rok lingkaran dan rok ½ lingkaran. 6. Rok lipit, rok lipit ada 3 yaitu rok lipit pipih, rok lipit hadap dan rok lipit sungkup. Rok lipit pipih yaitu rok yang lipitannya dibuat searah seperti rok sekolah murid SD. Rok lipit hadap yaitu rok yang lipitnya dibuat berhadapan, baik pada bagian tengah muka, tengah belakang atau diatur beberapa lipitan pada sekeliling rok. Sedangkan rok lipit sungkup yaitu rok yang lipitnya dibuat berlawanan arah. Misalnya lipit yang satu dibuat kekanan dan yang satu lagi dibuat arah ke kiri. Lipit ini juga sama dengan lipit pada bagian dalam atau bagian buruk bahan pada lipit hadap. 7. Rok bertingkat yaitu rok yang dibuat beberapa tingkat. Rok ini ada yang dibuat 2 atau 3 tingkat yang diatur panjangnya. Umumnya bentuk rok ini sering dijumpai pada busana anak-anak. Berikut ini dapat dilihat beberapa pecah pola rok sesuai dengan desain dan kesempatan pemakaiannya.
Desain 1. Rok span Rok span sering dipakai untuk pasangan blus atau jas dan blazer yang dipakai untuk busana kerja.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 101: pecah pola rok span (sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Tarik garis lurus dari panggul ke bawah, pada bagian bawah rok masukkan 2 sampai 5 cm ke dalam dari batas garis tersebut lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat lebih kecil dari pada garis lingkar panggul. Desain 2. Rok semi span Sama dengan rok span, rok semi span juga sering dipakai untuk pasangan blus atau jas dan blazer yang dipakai untuk busana kerja. Panjang rok bervariasi mulai dari selutut, sampai betis atau sampai mata kaki.
Gambar 102: pecah pola rok semi span (sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Tarik garis lurus dari panggul ke bawah lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat sama besar dengan garis lingkar panggul.
70
Desain 3. Rok dengan lipit hadap
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Rok dengan lipit hadap biasanya dibuat untuk busana sekolah bagi siswa SLTP atau SLTA. Model rok ini juga sering dibuat untuk rok pasangan baju kurung.
Gambar 103: pecah pola rok lipit hadap (sumber:soekarno 2002)
Keterangan: a = besar lipit sesuai dengan yang kita inginkan. Biasanya sekitar 5 - 10 cm. Jika besar lipit yang diinginkan 8 cm maka untuk seluruh lipit dibutuhkan kain 8 cm x 4 bh = 32 cm. Jadi lipit kanan membutuhkan 16 cm dan lipit kiri membutuhkan 16 cm juga. Lipit disusun berhadapan. Tengah muka diletakkan pada lipatan kain dan tengah belakang pada tepi kain. Rok pias Rok pias dapat dipakai untuk busana sehari-hari baik untuk kesempatan santai di rumah maupun santai di taman. Desain 4. Rok pias dua yang dikembangkan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 104: pecah pola rok pias 2 dikembangkan (sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Rok pias 2 ini sama dengan rok model A yang mana bagian yang dipecah tidak diputus tetapi hanya dikembangkan. Besar pengembangan disesuaikan dengan model yang diinginkan, biasanya 3 – 5 cm. Jika kup tidak digunakan maka pada bagian sisi pinggang dikurangi sebesar kup yang dihilangkan tersebut. Desain 5. Rok pias enam
Gambar 105: pecah pola rok pias enam (sumber:soekarno 2002)
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Keterangan: Rok pias enam merupakan rok yang jumlah piasnya 6 buah terdiri atas 3 buah pias di bagian muka dan 3 buah pias pada bagian belakang. Untuk mengembangkan pola terlebih dahulu tandai bagian yang akan digunting atau dipecah. Pola depan di bagi menjadi 2 bagian, bagian sisi merupakan 1/3 lebar rok depan. Kemudian gunting bagian pola yang di tandai tersebut dan dikembangkan. Besar pengembangannya atau (tanda a pada gambar di atas) disesuaikan dengan desain, bisa 3 - 7 cm. Begitu juga dengan pola belakang, caranya sama dengan pecah pola bagian depan rok. Desain 6. Rok dengan lipit sungkup
Gambar 106: pecah pola rok lipit sungkup sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Lipit sungkup merupakan kebalikan dari lipit hadap, arah lipit dibuat berlawanan sehingga pada bagian baik bahan terlihat lipitannya. Lipit ini biasanya dijahit kecil pada bagian tepi lipitan. Jika lipit sungkup dibuat pada bagian depan atau pada garis kup depan maka pada bagian kup tersebut digunting lurus ke bawah, kemudian dilebarkan sebesar lipit yang diinginkan. Jika besar lipit 6 cm, maka besar tanda a pada gambar = 2 x 6 = 12 cm. Jadi untuk lipit sungkup ini dilebarkan 2 x 12 cm atau 24 cm.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Desain 7. Rok kerut
Gambar 107: pecah pola rok kerut sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Rok kerut sering dibuat untuk pakaian pesta anak dan remaja, pakaian seharihari dan pakaian santai. Untuk membuat rok kerut terlebih dahulu pola dibagi menjadi beberapa bagian. Untuk pedoman mengembangkan pola jangan lupa pindahkan tanda garis lingkar panggul sebagai pedoman. Besar pengembangan pola (tanda a pada gambar) disesuaikan dengan model dan lebar kain yang digunakan. Pola dikembangkan dengan tetap menjaga garis pedoman (garis lingkar panggul) tetap lurus. Kemudian hubungkan masing-masing pecah pola tersebut. Adakalanya bagian sisi tidak diputus, maka dapat disatukan dengan bagian sisi belakang dan bagian sisi ini diluruskan.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Rangkuman Materi
C.
Analisa desain pakaian dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Memperhatikan desain secara keseluruhan, 2. Pahami gambar bagian-bagian busana pada desain, 3. Pahami letak jatuh pakaian pada badan
Berdasarkan ukuran panjangnya, rok dapat dibagi atas : Rok micro yaitu rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha,Rok mini yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau 10 cm di atas lutut,Rok kini yaitu rok yang panjangnya sampai batas lutut,Rok midi yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis,Rok maxi yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki,Rok floor yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai.
Berdasarkan siluet/bentuk rok, desain rok dapat dibedakan atas : 1. Rok dari pola dasar 2. ,Rok span dan semi span, 3. Rok pias, 4. Rok kerut, 5. Rok kembang atau rok klok, 6. Rok lipit, 7. Rok bertingkat.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
D.Tugas Sebelum mengerjakan,buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok akan membuat rangkuman materi pecah
pola
rok
kemudian
secara
bergantian
tiap-tiap
kelompok
mempresntasikan hasilnya di depan kelas. Pelajari isi modul dengan seksama! Pahami dengan seksam isi setiap uraian materi dengan cermat. Buatlah ringkasan materi menggunakan software pengolah presentasi. Presentasikan di depan kelas.
E. Test Formatif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1.
Analisa desain pakaian dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu ?
2.
Sebutkan dan jelaskan macam-macam rok dilihat dari segi ukuran panjangnya?
3.
Berdasarkan siluet atau bentuk rok dapat dibagi menjadi beberapa macam diantaranya rok span dan semi span. Jelaskan perbedaan kedua rok tersebut?
4.
Jelaskan pecah pola rok span dan semi sepan!
5.
Jelaskan pecah pola rok pias dua!
F.Kunci Jawaban: 1.
Analisi desain pakaian :
Memperhatikan desain secara keseluruhan
Pahami gambar bagian-bagian busana pada desain
Pahami letak jatuh pakaian pada badan
2.
Macam-macam rok berdasarkan ukuran panjang :
Rok micro yaitu rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha.
Rok mini yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau 10 cm di atas lutut.
70
Rok kini yaitu rok yang panjangnya sampai batas lutut.
Rok midi yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis.
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Rok maxi yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki.
Rok floor yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai
3.
Rok span dan semi span, rok span merupakan rok yang bagian sisi bawahnya dimasukkan 2 sampai 5 cm ke dalam sehingga terlihat kecil ke bawah, sedangkan rok semi span merupakan rok yang bagian sisinya lurus ke bawah atau bagian bawah sama besarnya dengan bagian panggul.
4.
Tarik garis lurus dari panggul ke bawah, pada bagian bawah rok masukkan 2 sampai 5 cm ke dalam dari batas garis tersebut lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat lebih kecil dari pada garis lingkar panggul.
5.
Tarik garis lurus dari panggul ke bawah lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat sama besar dengan garis lingkar panggul.
Lembar Kerja 1.
Waktu Penyelesaian: 90 menit
2.
Daftar alat dan bahan :
Skala
Kertas pola
Kertas roti
Kertas dorslag
Daftar ukuran
Pola dasar
Lem
Penggaris
Alat tulis
Buku kostum
Gunting
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 3
Indikator Unjuk Kerja (IUK) a. Mampu membuat pecah pola rok span b. Mampu membuat rok lipit hadap c. Mampu membuat rok lipit sungkup d. Mampu membuat rok kerut
4.
Keselamatan dan kesehatan kerja a. Bersihkan area kerja praktik b. Hati-hati dalam mengerjakan c. Bersihkan kembali area kerja praktik setelah menggunakan.
5.
Standar kerja a. Dikerjakan tepat waktu,waktu yang digunakan tidak lebih dari waktu yang ditetapkan.
6.
Intruksi kerja a. Siapkan alat dan bahan b. Gunakan alat keselamatan kerja c. Mulailah membuat pecah pola
7.
Daftar lembar pengamatan N O
DAFTAR TUGAS/INSTRUKS I alat
dan
POIN YANG DICEK
Siapkan
Alat
2.
bahan material/pelat betul siap Gunakan alat Harus
KET
N YA
1.
keselamatan kerja
PENCAPAIA
TIDAK
APD
menggunakan alat keselamatan
3.
Membuat pecah pola
kerja Harus
rok
dengan
span
dengan SOP
sesuai
sesuai
langkahlangkah
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 4.
Membuat pecah pola
Harus
rok
dengan
lipit
hadap
sesuai dengan SOP 4.
sesuai
langkah-
langkah Membuat pecah pola Harus sesuai rok rok lipit sungkup dengan sesuai dengan SOP
5.
langkah-
langkah Membuat pecah pola Harus sesuai rok
kerut
dengan SOP
sesuai dengan langkahlangkah
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Catatan Guru : ………………………………………………................................................................................. ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
NAMA
TANDA TANGAN
PESERTA Guru
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
EVALUASI A. Tes kognitif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1.
Analisa desain pakaian dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu ?
2.
Sebutkan dan jelaskan macam-macam rok dilihat dari segi ukuran panjangnya?
3.
Berdasarkan siluet atau bentuk rok dapat dibagi menjadi beberapa macam diantaranya rok span dan semi span. Jelaskan perbedaan kedua rok tersebut?
4.
Jelaskan pecah pola rok span dan semi sepan!
5.
Jelaskan pecah pola rok pias dua!
B. Tes psikomotor Buatlah pecah pola rok kerut sesuai dengan langkah modul ! C. Penilaian sikap 1. Teknik penilaian: Pengamatan 2. Waktu penilaian: Proses 3. Instrumen penilaian
No
Nam
Aspek yang dinilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. Ds t
70 Modul Pembuatan Pola
Skor
Kritis
Disiplin
Ingin tahu
Komunikatif
Percaya diri
Peduli
jujur
Rasa hormat
Komitmen
Semangat
a
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya D. Kunci Jawaban Untuk Tes Kognitif 1. Analisi desain pakaian :
2.
Memperhatikan desain secara keseluruhan
Pahami gambar bagian-bagian busana pada desain
Pahami letak jatuh pakaian pada badan
Macam-macam rok berdasarkan ukuran panjang :
Rok micro yaitu rok yang panjangnya sampai batas pangkal paha.
Rok mini yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau 10 cm di atas lutut.
3.
Rok kini yaitu rok yang panjangnya sampai batas lutut.
Rok midi yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis.
Rok maxi yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki.
Rok floor yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai
Rok span dan semi span, rok span merupakan rok yang bagian sisi bawahnya dimasukkan 2 sampai 5 cm ke dalam sehingga terlihat kecil ke bawah, sedangkan rok semi span merupakan rok yang bagian sisinya lurus ke bawah atau bagian bawah sama besarnya dengan bagian panggul.
4.
Tarik garis lurus dari panggul ke bawah, pada bagian bawah rok masukkan 2 sampai 5 cm ke dalam dari batas garis tersebut lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat lebih kecil dari pada garis lingkar panggul.
5.
Tarik garis lurus dari panggul ke bawah lalu hubungkan ke garis panggul. Bagian bawah rok akan terlihat sama besar dengan garis lingkar panggul.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
KEGIATAN PEMBELAJARAN VI PECAH POLA BLUS
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dan menggali informasi peserta didik mampu : 1. Membuat analisis desain blus 2. Membuat pecah pola blus
B. Uraian Materi Blus merupakan pakaian yang dikenakan pada badan atas sampai batas pinggang atau ke bawah hingga panggul sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan dengan rok atau celana. Secara garis besar blus dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Blus luar yaitu blus yang dipakai diluar rok atau celana. 2. Blus dalam yaitu blus yang pemakaiannya dimasukkan kedalam rok atau celana. Biasanya blus seperti ini mempunyai model lurus sampai batas panggul dan adakalanya juga lebih longgar dibanding blus luar. Berikut ini beberapa model blus dan pecah polanya : A. Desain 1 Blus luar dengan kerah ½ rebah, memakai garis princes dari bahu melewati kup dan lengan suai pendek . Panjang blus ± 10 cm dari garis panggul. Panjang lengan ± 25 cm dan krah pas pada garis leher dasar. Pakaian ini dapat dipakai untuk kesempatan resmi seperti ke kantor. Pola blus
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 108: pecah pola blus sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Pertama-tama pola dasar rok dan badan disatukan. Untuk membuat garis princes pada pola depan terlebih dahulu tutup kup sisi dan bentuk garis princes dari pertengahan bahu melewati puncak dada dan kup pinggang dan luruskan dari kup ke bawah. Tambahkan tengah muka 2 cm untuk lidah belahan dan 4 cm untuk lapisan ke bagian dalamnya. Turunkan bagian sisi ketiak 1 cm dan keluarkan 1 cm, bentuk sampai batas panggul. Pada sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm untuk melebarkan bagian bawah blus. Untuk pola belakang sama dengan pola depan yang mana bagian sisi pada ketiak diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Bagian pinggang dikeluarkan 1 cm dan bagian sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm kemudiian hubungkan garis tersebut. Pola lengan dan kerah
Gambar 109: pecah pola kerah dan lengan sumber:soekarno 2002)
70
Keterangan:
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Untuk membuat pola kerah lihat gambar di atas. Ukuran lingkar leher diperoleh dari ukuran leher depan sampai batas tengah muka ditambah ukuran leher belakang. Buat pola dengan ukuran seperti pada gambar. Pola lengan dibuat sama dengan cara membuat pola dasar lengan tetapi ukuran lingkar kerung lengan disesuaikan dengan lingkar lengan yang sudah dirobah. B. Desain 2 Blus luar dengan belahan asimetris ± 7 atau 8 cm dari garis tengah muka, panjang blus ± 25 cm dari garis pinggang atau 10 cm dari garis panggul. Memakai kerah board dan lengan kop poff dengan panjang ¾ lengan. Pada ujung lengan ada bis yang ujungnya diikat. Mempunyai kup pinggang dan kup sisi.
Gambar 110: pecah pola blus belahan asimetris sumber:soekarno 2002)
Keterangan: Hubungkan pola dasar rok dengan pola dasar badan. Tambahkan bagian tengah muka 2 cm untuk lidah belahan. Untuk belahan asimetris atau overslah, dibentuk dari garis leher ke arah tengah muka. Besar overslah ini disesuaikan dengan model atau lebih kurang 7 atau 8 cm. Bentuk garis tersebut sampai ke batas pinggang seperti terlihat pada gambar. Untuk lapisan tengah muka di buat 4 – 5 cm. Pada bagian sisi atas blus atau bagian ketiak, diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Pada pinggang dikeluarkan 1 cm, panggul 1 cm dan bagian bawah baju 1 ½ - 2 cm, kemudian dibentuk. Pola bagian belakang sama halnya dengan pola depan. Pada bagian sisi dilonggarkan sama dengan pola depan.
70
Gambar 111: pecah pola lengan sumber:soekarno 2002)
Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Keterangan: Gunting pola lengan pada garis tengah lengan lalu lebarkan 5 cm dan naikkan 3 cm. Kemudian bentuk pada bagian puncak lengan. Semakin tinggi dinaikkan pada puncak lengan maka kerutan pada puncak lengan akan semakin tinggi pula dan semakin lebar dilebarkan pola maka semakin banyak kerutan pada puncak lengan. Untuk pembuatan pola kerah dapat dilihat pada gambar. Panjang kerah = ½ lingkar leher pada pola badan. C. Desain 3 Blus dalam atau blus yang dimasukkan ke dalam rok, menggunakan kerah setali model runcing, lengan kop pendek ± 30 cm dan belahan memakai kancing. Garis leher turun ± 8 cm. Panjang blus ± 25 cm karena dilebihkan untuk gelembung pada pinggang.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
Gambar 112: pecah pola blus dimasukan kedalamsumber:soekarno 2002)
Keterangan: Untuk kelonggaran blus pada sisi baju atau pada ketiak diturunkan 2 cm dan dikeluarkan 3 cm sama dengan pada bagian panggul. Untuk membuat kerah setali pada tengah muka dikeluarkan 2 cm untuk lidah belahan. Untuk membentuk kerah pertama-tama dibuat garis patahan kerah dengan cara turunkan dari garis leher dasar ke bawah 8 cm pada garis TM. Panjang kerah belakang = ½ lingkar leher belakang. Lebar kerah ± 7 cm. Bentuklah kerah seperti pada gambar. Lapisan kerah dan tengah muka dibuat dari garis bahu sampai bawah blus mengikuti bentuk kerah dengan lebar 3 cm pada garis bahu dan 8 cm pada bagian bawah blus. Bentuklah seperti terlihat pada gambar.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya C.
RANGKUMAN MATERI
Blus merupakan pakaian yang dikenakan pada badan atas sampai batas pinggang atau ke bawah hingga panggul sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan dengan rok atau celana.
Secara garis besar blus dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Blus luar yaitu blus yang dipakai diluar rok atau celana. 2. Blus dalam yaitu blus yang pemakaiannya dimasukkan kedalam rok atau celana. Biasanya blus seperti ini mempunyai model lurus sampai batas panggul dan adakalanya juga lebih longgar dibanding blus luar.
Macam-macam desain blus : 1. Blus luar dengan kerah ½ rebah 2. Blus luar dengan belahan asimetris 3. Blus dalam atau blus yang dimasukkan ke dalam rok
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
D.Tugas Sebelum mengerjakan,buatlah kelompok yang terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok akan membuat rangkuman materi pembuatan pecah pola blus kemudian secara bergantian tiap-tiap kelompok mempresntasikan hasilnya di depan kelas. Pelajari isi modul dengan seksama! Pahami dengan seksam isi setiap uraian materi dengan cermat. Buatlah ringkasan materi menggunakan software pengolah presentasi. Presentasikan di depan kelas.
E. Test Formatif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan blus! 2. Blus dibedakan menjadi 2 yaitu blus luar dan blus dalam. Jelaskan pengertian dari blus luar dan dalam ! 3. Jelaskan prosedur pecah pola blus luar dengan kerah ½ rebah! 4. Jelaskan prosedur pecah pola blus luar dengan belahan asimetris ± 7 atau 8 cm dari garis tengah muka! 5. Blus dalam atau blus yang dimasukkan ke dalam rok!
F. Kunci Jawaban: 1. Blus merupakan pakaian yang dikenakan pada badan atas sampai batas pinggang atau ke bawah hingga panggul sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan dengan rok atau celana 2. Blus luar yaitu blus yang dipakai diluar rok atau celana. Blus dalam yaitu blus yang pemakaiannya dimasukkan kedalam rok atau celana. Biasanya blus seperti ini mempunyai model lurus sampai batas panggul dan adakalanya juga lebih longgar dibanding blus luar. 3. Pertama-tama pola dasar rok dan badan disatukan. Untuk membuat garis princes pada pola depan terlebih dahulu tutup kup sisi dan bentuk garis princes dari pertengahan bahu melewati puncak dada dan kup pinggang dan luruskan dari kup ke bawah. Tambahkan tengah muka 2 cm untuk lidah belahan dan 4 cm untuk lapisan ke bagian dalamnya. Turunkan
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya bagian sisi ketiak 1 cm dan keluarkan 1 cm, bentuk sampai batas panggul. Pada sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm untuk melebarkan bagian bawah blus. Untuk pola belakang sama dengan pola depan yang mana bagian sisi pada ketiak diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Bagian pinggang dikeluarkan 1 cm dan bagian sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm kemudiian hubungkan garis tersebut. 4. Hubungkan pola dasar rok dengan pola dasar badan. Tambahkan bagian tengah muka 2 cm untuk lidah belahan. Untuk belahan asimetris atau overslah, dibentuk dari garis leher ke arah tengah muka. Besar overslah ini disesuaikan dengan model atau lebih kurang 7 atau 8 cm. Bentuk garis tersebut sampai ke batas pinggang seperti terlihat pada gambar. Untuk lapisan tengah muka di buat 4 – 5 cm. Pada bagian sisi atas blus atau bagian ketiak, diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Pada pinggang dikeluarkan 1 cm, panggul 1 cm dan bagian bawah baju 1 ½ - 2 cm, kemudian dibentuk. Pola bagian belakang sama halnya dengan pola depan. Pada bagian sisi dilonggarkan sama dengan pola depan. 5. Untuk kelonggaran blus pada sisi baju atau pada ketiak diturunkan 2 cm dan dikeluarkan 3 cm sama dengan pada bagian panggul. Untuk membuat kerah setali pada tengah muka dikeluarkan 2 cm untuk lidah belahan. Untuk membentuk kerah pertama-tama dibuat garis patahan kerah dengan cara turunkan dari garis leher dasar ke bawah 8 cm pada garis TM. Panjang kerah belakang = ½ lingkar leher belakang. Lebar kerah ± 7 cm. Bentuklah kerah seperti pada gambar. Lapisan kerah dan tengah muka dibuat dari garis bahu sampai bawah blus mengikuti bentuk kerah dengan lebar 3 cm pada garis bahu dan 8 cm pada bagian bawah blus.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Lembar Kerja 1. Waktu Penyelesaian: 90 menit 2. Daftar alat dan bahan :
Skala
Kertas pola
Kertas roti
Kertas dorslag
Daftar ukuran
Pola dasar
Lem
Penggaris
Alat tulis
Buku kostum
Gunting
3. Indikator Unjuk Kerja (IUK) a. Mampu membuat pecah pola blus luar dengan kerah ½ rebah b. Blus luar dengan belahan asimetris c. Blus dalam atau blus yang dimasukkan ke dalam rok 4. Keselamatan dan kesehatan kerja a. Bersihkan area kerja praktik b. Hati-hati dalam mengerjakan c. Bersihkan kembali area kerja praktik setelah menggunakan. 5. Standar kerja a. Dikerjakan tepat waktu,waktu yang digunakan tidak lebih dari waktu yang ditetapkan. 6. Intruksi kerja a. Siapkan alat dan bahan b. Gunakan alat keselamatan kerja c. Mulailah membuat pecah pola
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya 7. Daftar lembar pengamatan NO
DAFTAR
POIN YANG
TUGAS/INSTRUKSI
DICEK
1.
Siapkan
alat
dan
2.
bahan material/pelat betul siap Gunakan alat Harus keselamatan kerja
Alat
PENCAPAIAN KET YA
TIDAK
APD
menggunakan alat keselamatan
3.
4.
kerja Membuat pecah pola Harus
sesuai
blus desai 1 sesuai
dengan
dengan SOP
langkah-
langkah Membuat pecah pola Harus sesuai blus desain 2 sesuai dengan dengan SOP
5.
langkah-
langkah Membuat pecah pola Harus sesuai blus desain 3 sesuai dengan dengan SOP
langkahlangkah
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya Catatan Guru : ………………………………………………................................................................................. ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .......................................................................................................................................................
NAMA
TANDA TANGAN
PESERTA Guru
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
EVALUASI A. Tes kognitif Jawablah soal-soal dibawah ini dengan tepat ! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan blus! 2. Blus dibedakan menjadi 2 yaitu blus luar dan blus dalam. Jelaskan pengertian dari blus luar dan dalam ! 3. Jelaskan prosedur pecah pola blus luar dengan kerah ½ rebah! 4. Jelaskan prosedur pecah pola blus luar dengan belahan asimetris ± 7 atau 8 cm dari garis tengah muka! 5. Blus dalam atau blus yang dimasukkan ke dalam rok! B. Tes psikomotor Buatlah pecah pola blus luar dengan skala ¼ sesuai dengan SOP! C. Penilaian sikap 1) Teknik penilaian: Pengamatan 2) Waktu penilaian: Proses 3) Instrumen penilaian
1. 2. 3. 4. 5. 6. Dst D. Kunci Jawaban Untuk Tes Kognitif 1. Blus merupakan pakaian yang dikenakan pada badan atas sampai batas pinggang atau ke bawah hingga panggul sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan dengan rok atau celana 2. Blus luar yaitu blus yang dipakai diluar rok atau celana. Blus dalam yaitu
70 Modul Pembuatan Pola
Skor
Kritis
Disiplin
Ingin tahu
Komunikatif
Percaya diri
Peduli
jujur
Rasa hormat
Aspek yang dinilai Komitmen
Nama Semangat
No
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya blus yang pemakaiannya dimasukkan kedalam rok atau celana. Biasanya blus seperti ini mempunyai model lurus sampai batas panggul dan adakalanya juga lebih longgar dibanding blus luar. 3. Pertama-tama pola dasar rok dan badan disatukan. Untuk membuat garis princes pada pola depan terlebih dahulu tutup kup sisi dan bentuk garis princes dari pertengahan bahu melewati puncak dada dan kup pinggang dan luruskan dari kup ke bawah. Tambahkan tengah muka 2 cm untuk lidah belahan dan 4 cm untuk lapisan ke bagian dalamnya. Turunkan bagian sisi ketiak 1 cm dan keluarkan 1 cm, bentuk sampai batas panggul. Pada sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm untuk melebarkan bagian bawah blus. Untuk pola belakang sama dengan pola depan yang mana bagian sisi pada ketiak diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Bagian pinggang dikeluarkan 1 cm dan bagian sisi bawah blus dikeluarkan 2 cm kemudiian hubungkan garis tersebut. 4. Hubungkan pola dasar rok dengan pola dasar badan. Tambahkan bagian tengah muka 2 cm untuk lidah belahan. Untuk belahan asimetris atau overslah, dibentuk dari garis leher ke arah tengah muka. Besar overslah ini disesuaikan dengan model atau lebih kurang 7 atau 8 cm. Bentuk garis tersebut sampai ke batas pinggang seperti terlihat pada gambar. Untuk lapisan tengah muka di buat 4 – 5 cm. Pada bagian sisi atas blus atau bagian ketiak, diturunkan 1 cm dan dikeluarkan 1 cm. Pada pinggang dikeluarkan 1 cm, panggul 1 cm dan bagian bawah baju 1 ½ - 2 cm, kemudian dibentuk. Pola bagian belakang sama halnya dengan pola depan. Pada bagian sisi dilonggarkan sama dengan pola depan. 5. Untuk kelonggaran blus pada sisi baju atau pada ketiak diturunkan 2 cm dan dikeluarkan 3 cm sama dengan pada bagian panggul. Untuk membuat kerah setali pada tengah muka dikeluarkan 2 cm untuk lidah belahan. Untuk membentuk kerah pertama-tama dibuat garis patahan kerah dengan cara turunkan dari garis leher dasar ke bawah 8 cm pada garis TM. Panjang kerah belakang = ½ lingkar leher belakang. Lebar kerah ± 7 cm. Bentuklah kerah seperti pada gambar. Lapisan kerah dan tengah muka dibuat dari garis bahu sampai bawah blus mengikuti bentuk kerah
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya dengan lebar 3 cm pada garis bahu dan 8 cm pada bagian bawah blus.
70 Modul Pembuatan Pola
Pipit Triasari Universitas Negeri Surabaya
DAFTAR PUSTAKA Ernawati, Dkk. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Zulfaturochmah. 1996.Konstruksi Pola Busana: IKIP YOGYAKARTA Soekarno. 2009.Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar.Gramedia Zulfaturochmah. 1996.Konstruksi Pola Busana: IKIP YOGYAKARTA 2000. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kursus dan Ujian Nasional Menjahit Pakaian Wanita dan Anak:Direktorat Pendidikan Luar Sekolah Pratiwi Djati. 2001.Pola Dasar dan Pecah Pola Busana: Kanisius Amalia, Rizki. “Materi Pola Draping”. diunduh online di https:// scribd.com pada tanggal 22 Juli 2018. Hobby, My.“E-Book sewing project diy empat pola rok dewasa”. Diunduh online di https:// e-book.com pada tanggal 22 Juli 2018.
70 Modul Pembuatan Pola