Modul Pju. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL



INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM



Disusun oleh :



PUNDI TRIKORANTO



SMK NEGERI 1 MAGELANG



Daftar Isi I. Pendahuluan I.1. Pengertian Instalasi Penerangan Jalan Umum I.2. Prosedur Pemasangan Instalasi Jalan Umum I.3. Fungsi Penerangan Jalan Umum I.4. Pembiayaan Penerangan Jalan Umum II. Perencanaan Instalasi Penerangan Jalan Umum II.1. Inventarisasi data Jalan II.2. Jenis Lampu Peneangan Jalan Umum II.3. Tata Letak Lampu PJU II.4. Sumber Energi PJU II.5. Pemasangan PJU kabel bawah tanah II.6. Pemasangan PJU kabel udara III. Pemasangan Lampu Jalan III.1. Mempersiapkan gambar kerja III.2. Persiapan Mterial III.3. Bahan dan Peralatan III.4. Pelaksanaan Pekerjaan III.4.1.Pekerjaan Bangunan III.4.2. Pekerjaan Listrik III.4.2.1. Urutan Pekerjaan Listrik III.4.2.2. PHB pada Instalasi PJU III.4.2.3. Penarikan Jaringan Kabel PJU III.4.2.4. Pemasangan Tiang dan Stang III.4.2.5. Pemasangan Lampu PJU III.4.2.6. Penyambungan Kabel PJU III.4.2.7. Arde dan Penghantar Proteksi PJU Lampiran-lampiran



INSTALASI PENERANGAN JALAN UMUM I. PENDAHULUAN Kita perlu memahami lebih dahulu tentang pengertian Penerangan Jalan Umum ( PJU ) dan pengertian instalasinya, prosedur pemasangannya, fungsi dan cara pembiayaan PJU.



I.1. Pengertian Instalasi Penerangan Jalan Umum Instalasi penerangan jalan umum adalah instalasi yang dirancang untuk menyediakan power suplay untuk penerangan / lampu jalan umum dan instalasi PJU biasanya  direncanakan dan pasang dialam terbuka. Sedangkan penerangan jalan umum ( PJU ) mempunyai pengertian :Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah lampu yang dipasang PEMDA untuk kepentingan umum.PJU dipasang, dipelihara dan dibayar rekeningnya oleh PEMDA sesuai kontrak yang telah disepakati dengan PLN. Pengelolaan PJU sepenuhnya wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah (Pemda setempat / Pemerintah Kota) melalui Dinas Kebersihan & Pertamanan (DKP)Instansi tersebut mengelola PJU dari perencanaan, penambahan, perluasan, pemasangan jaringan, pemeliharaan, perbaikan, dan pengawasannya. Singkat kata instansi pemda tersebut berwenang dan bertanggung jawab penuh atas PJU. Mulai dari pecahnya bola lampu, rusaknya tiang lampu, sampai



pembayaran



rekening



PJU.



Apa Kewajiban PLN Dalam PJU ? PLN menyediakan pasokan aliran listrik sesuai kontrak yang telah dibayar dan disetujui PEMDA.



I.2. Prosedur Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum. Berikut adalah



prosedur pemasangan instalasi listrik untuk PJU (penerangan jalan



umum) : 1. Masyarakat membuat surat permohonan ke Pemda untuk pemasangan instalasi listrik/PJU, Surat permohonan di ketahui Perangkat Desa hingga Kecamatam. 2. Pemda membuat surat permohonan izin ke PT.PLN sesuai permintaan Masyarakat.



1 3. PT.PLN menerima permohonan /laporan dari Pemda untuk instalasi listrik/PJU. 4. PT.PLN mengadakan survey sesuai permintaan Pemda di lokasi yang akan di pasang instalasi listrik/PJU sesuai permintaan Masyarakat. 5. Hasil survey PT.PLN digambar instalasi listriknya, untuk memperhitungan besar biayanaya. 6. PT.PLN mengeluarkan izin pemasangan instalasi listrik /PJU beserta persyaratan dan biaya yang diajukan Pemda. 7. Pemda menerima surat izin pemasangan instalasi listrik/PJU dari PT.PLN beserta persyaratan biaya izin sesuai permintaan Masyarakat. 8. Pemda melakukan pembayaran biaya izin pemasangan instalasi listrik /PJU ke PT.PLN. 9. Setelah Pemda melakukan pembayaran izin ke PT.PLN pemasangan instalasi listrik/PJU, Pemda menunjuk kontraktor listrik yang syah perijinannya untuk melaksanakan pemasangan instalasi listrik/PJU sesuai permintaan Masyarakat.



I.3. Fungsi Penerangan Jalan Umum Penerangan jalan di kawasan perkotaan mempunyai fungsi[2] antara lain : 1. Mendukung keamanan lingkungan; 2. Memberikan keindahan lingkungan jalan 3. Menghasilkan kekontrasan antara obyek dan permukaan jalan; 4. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan; 5. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, khususnya pada malam hari;



I.4. Pembiayaan Penerangan Jalan Umum Untuk membiayai pemakaian listrik dilakukan bersamaan dengan tagihan listrik, dimana ditetapkan tagihan tambahan untuk membiayai penggunaan tenaga listrik. Uang yang dikumpulkan oleh PLN selanjutnya digunakan untuk membayar tagihan listrik PLN kepada Pemerintah Daerah.



2



II. Perencanaan Instalasi PenerangaanJalanUmum Pertimbangan keekonomian dalam perencanaan penerangan jalan merupakan hal utama yang diperhatikan[4], oleh karena itu perlu ditetapkan kriteria yang digunakan sebagai basis dalam perencanaan penerangan jalan.



II. 1. Inventarisasi Data Jalan Dalam Perencanaan penerangan jalan umum , perlu menginventarisasi keadaan jalan yang akan dipasang lampu penerangan sebagai berikut ini : 1. Volume lalu-lintas, baik kendaraan maupun lingkungan yang bersinggungan seperti pejalan kaki, pengayuh sepeda, dll; 2. Tipikal potongan melintang jalan, situasi (lay-out) jalan dan persimpangan jalan; 3. Geometri jalan, seperti alinyemen horisontal, alinyemen vertikal, dll; 4. Tekstur perkerasan dan jenis perkerasan yang mempengaruhi pantulan cahaya lampu penerangan; 5. Pemilihan jenis dan kualitas sumber cahaya/lampu, data fotometrik lampu dan lokasi sumber listrik; 6. Tingkat kebutuhan, biaya operasi, biaya pemeliharaan, dan lain-lain, agar perencanaan sistem lampu penerangan efektif dan ekonomis; 7. Rencana jangka panjang pengembangan jalan dan pengembangan daerah sekitarnya; 8. Data kecelakaan dan kerawanan di lokasi.



II.2. Jenis Lampu Penerangan Jalan Umum Jenis lampu penerangan jalan ditinjau dari karakteristik dan penggunaannya secara umum dapat dilihat dalam Tabel[5] berikut:



3



II.3. Tata Letak Lampu Penerangan Jalan Umum Yang perlu juga diketahui, dalam pemasangan PJU terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut: 1. Jarak antara titik lampu yang satu dengan yang 40m – 50m; 2. Daya lampu mercury maksimal 160 watt atau lampu hemat energi setara untuk jalan kota dan kawasan perumahan yang dibangun oleh pengembang untuk rumah bukan tipe Rumah Sangat Sederhana (RSS); 3. Daya lampu Tube Lamp (TL) maksimal 40 watt atau lampu hemat energi setara untuk jalan perkampungan atau pemukiman bagi perumahan tipe RSS; 4



4. Lampu penerangan jalan harus dipasang dengan menggunakan jaringan penerangan jalan tersendiri; Tipikal lampu penerangan jalan berdasarkan pemilihan letak pada jalan satu arah ditunjukkan pada gambar berikut:



Tipikal lampu penerangan jalan berdasarkan pemilihan letak pada jalan dua arah ditunjukkan pada gambar berikut:



5



6



II.4. Sumber Energi Penerangan Lampu Jalan Sumber energi penerangan lampu jalan umum , harus disuplay dari sumber tersendiri, yaitu dapat diperoleh dari jaringan PLN 220 V/ 380 V, 50 HZ dan dapat juga dari sumber energi alternatif atau sumber energi terbarukan, misalnya energi surya. Untuk penerangan jalan di daerah yang tidak terjangkau oleh aliran listrik, atau sangat jauh dari jaringan listrik, dapat digunakan listrik yang dihasilkan oleh sel sinar surya (Bahasa Inggrisnya Solar cell). Sel Sinar Surya pada siang hari mengubah sinar surya menjadi energi listrik yang disimpan dalam Aki/baterai, dan malam hari listrik yang disimpan dalam Aki digunakan untuk menerangi jalan. Untuk mengakomodasi penghematan energi untuk lampu penerangan jalan (PJU)[3], lampu hemat energi dengan lifetime yang lama maka dipakailah teknologi LED untuk PJU. Daya tahannya bisa sampai dengan 50.000 jam dengan sumber daya DC, bandingkan dengan lampu hemat energi AC buatan merk terkenal yang notabene cuma bisa bertahan beberapa ribu jam saja dengan pemakaian daya yang lebih besar. Dengan lamanya interval penggantian lampu berarti juga menghemat biaya operasional untuk ongkos jasa penggantian bola lampunya saja.



II.5. Pemasangan PJU dengan cara Under ground cabel ( kabel bawah tanah ) Penghantar yang bisa digunakan 1. Pemasangan penghantar sistem under ground harus mengikuti ketentuan pemasangan kabel tanah sesuai PUIL 2000 2.



NYY bisa ditanam dengan cara diberi pelindung (pipa, pasir + bata,dll ). tetapi sangat dihindari apa bila dipasang di daerah yang rawan tekanan mekanis (Contoh penyebrangan jalan atau perempatan jalan )



3. NYFGBY bisa ditanam langsung ditanah karena kabel jenis ini sudah dilengkapi prisai baja yang bisa melindungi terhadap gangguan mekanis. 4. CATATAN Kabel instalasi jenis NYM bukanlah jenis kabel tanah, karena itu dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditanam di dalam tanah. 5. Dll



7



II.6. Pemasangan PJU dengan Kabel Udara 1. Pemasangan harus mengikuti ketentuan- ketentuan pemasangan kabel udara pada PUIL 2000 2. TC ( Twistet cabel )  sebutan kabel udara yang sudah familier dilapangan. ( di PUIL macam2 kabel udara NFY, NFAY, NF2X, NFA2X, dll ) 3. Pada kabel TC untuk pengidetifikasian : •



Pada kabel TC ada garis / setrip satu digunakan untuk menandai fase = R







Pada kabel TC ada garis / setrip dua digunakan untuk menandai fase = S







Pada kabel TC ada garis / setrip tiga digunakan untuk menandai fase = T







Pada kabel TC tidak ada garis / setrip  digunakan untuk menandai Netral = N



III. Pemasangan Penerangan Lampu Jalan III.1. Mempersiapkan gambar kerja . Atas hasil survei, apabila ada ketidak sesuaian antara DED yang diterima dengan kondisi di           lapangan, maka akan dilakukan koreksi atas DED yang diterima. Setelah itu dipersiapkan gambar instalasi untuk keperluan perijinan ke PLN. Gambar kerja akan menjadi acuan kerja pelaksana pekerjaan.



   III.2. Persiapan Pembelian material. Apabila dari hasil survei diperoleh bahwa Daftar Kuantitas dan Harga yang diterima pada saat lelang tidak ada perubahan, maka kontraktor segera menyusun kebutuhan material dan perangkat yang harus segera dipesan. Jika ada koreksi , maka segera dilakukan pembahasan dengan pengawas proyek untuk disepakati melakukan koreksi seperlunya. Kebutuhan material / perangkat yang perlu dipersiapkan: a.       Kabel jaringan LVTC 3 x 10 mm b.      Lampu induksi lengkap 80 watt, 120 watt c.       Elektronik Timer-Kontaktor d.      Box panel distribusi e.      Tiang 7 (tujuh) meter, tanpa stang atau dengan stang. f.        Tiang 11 (sebelas) meter,  g.       Stang lengkung diameter 2 inch sepanjang 1 – 4  meter 8



h.       Bracket J4 i.         MCB 20 ampere dan kelengkapan isi box panel j.        Ground rod 16 mm dan steel wire guy. k.       Material instalasi, III.3. Bahan Dan Peralatan Material instalasi antara lain terdiri dari Stainless belt, stopping buckle, alcoa bandleid konektor, Semen dan pasir, Begel klem dan aksesorisnya, kabel NYM, Mur baut, terminal kabel, rel MCB, gland kabel, pilot lamp dan pipa spiral. Pembelian dilakukan langsung ke pabrikan atau ke distributor dan toko perangkat listrik.Kecuali untuk lampu induksi yang kemungkinan harus menunggu pengiriman dari import, maka perangkat/material lainnya diharapkan sudah tersedia dipabrik atau distributor sehingga bisa dipersiapkan bertahap setiap bulan.



III.4. Pelaksanaan Pekerjaan III.4.1. Pekerjaan Bangunan 1.       Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi dengan tulangan untuk menahan beban vertical dan beban momen tiang lampu. Pondasi ini dibuat ditempat terpisah dari lokasi pemasangan tiang dan dibuat secara massal dengan beton readymix untuk mempercepat waktu pelaksanaan.   Pondasi pracetak yang telah matang  secara teknis kemudian diangkut ke lokasi pemasangan. 2.       Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian pondasi sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian pondasi ini dibuat dititik tiang pembantu dan tiang PJU ditempatkan. 3.       Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang dipasang sebagai tiang pembantu sehingga tidak diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan sebagai tiang lampu PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai perencanaan (1 meter, 2 meter, 3 meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).  4.       Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah. Galian kabel tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi ada pula yang dibuat dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan perusakan permukaan aspal sebelum digali dan kelak harus diperbaiki kembali setelah kabel terpasang.



9



III.4.2. Pekerjaan Listrik III.4.2.1. Urutan Pekerjaan Listrik 1.       Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah direncanakan . 2.       Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan. 3.       Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan spesifikasi dan besar dayanya. 4.       Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu sesuai dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH Meter diletakkan dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan. 5.       Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer Switch yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang dipasang. Alat ini sangat berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang bekerja secara otomatis tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.  6.       Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament lama dan perubahannya dengan ornament baru. 7.       Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU disekelilingnya. 8.       Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin karena memerlukan penghitungan bersama antara PLN dengan Pemda. 9.       Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua  Timer-Switch terpasang, maka dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi dengan baik maka dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas. Secara diagram, Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut : 10



RINCIAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL : 1)              Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU 2)              Pemasangan kabel infoor 3)              Perakitan dan pemasangan box panel distribusi, 4)              Pemasangan pentanahan 5)              Perijinan pasang sambungan PLN 6)              Penarikan kabel jaringan (jaringan udara dan jaringan tanah) 7)              Pemasangan tiang  dan stang 8)              Pemasangan lampu. Perangkat yang terpasang pada box panel meliputi : 1.       KWH meter dan MCB dari PLN 2.       Timer – kontaktor 3.       Terminal kabel 4.       MCB distribusi 5.       Terminal pentanahan



III.4.2.2.PHB Pada Instalasi PJU 1. Pemasangan PHB untuk PJU harus mengikuti ketentuan Pemasangan PHB tutup pasang diluar pada PUIL 2000. 2. Ketinggian PHB tidak boleh kurang 1.2 meter. 3. Inti pokok komponen PHB, Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang setidak-tidaknya satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidak dipasang satu proteksi arus . 4. Pada komponen PHB seperti saklar utama dan MCB (Pengaman ),dll harus bertanda SNI Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke lokasi dan dipasang pada tiang PJU Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output dr KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel. 11



Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3 (tiga) terminal positif pada Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari Terminal Kabel.  Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua) terminal akan tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai cadangan. MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu kesatu arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain. Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari ouput KWH meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan Terminal Pentanahan, untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan. Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel dimaksud. Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan stainless belt dan stopping belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak antara panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin. Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan pengaman dan perawatan.



III.4.2.3. Penarikan Jaringan Kabel PJU      a) Jaringan kabel udara. Saluran 3 (tiga) kabel LVTC dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar) sehingga lampu yang bersebelahan tidak tersambung dengan saluran yang sama . Dengan demikian, jika terjadi gangguan pada salah satu MCB, tidak mengakibatkan matinya 2 (dua) lampu yang terletak bersebelahan, sehingga area tersebut tidak mengalami gelap total. Pola interkoneksi ini untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.  Penarikan kabel jaringan udara dari tiang ke tiang memperhatikan beberapa persyaratan : -       Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari 1 meter. -       Bila terdapat persilangan dengan kabel_kabel telekomunikasi, maka jarakminimum kedua kabel harus 30 cm. -       Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu distribusi PLN. -       Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5 meter. -       Pada setiap persimpangan jalan, penyambungan dari ujung-ujung jaringan harus



menggunakan tap connector sesuai standard. 12



b) Jaringan Kabel Tanah Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama : -       Tertanam pada aspal jalan -       Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm . -       Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm. -       Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal. -       Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal hormix setebal 2 cm -       Tertanam pada tanah di pembagi jalan. -       Digali dengan kedalaman 20 cm -       Kabel dibungkus pipa pralon -       Ditimbun dengan tanah dan pemadatan



III.4.2.4. Pemasangan Tiang dan Stang Pemakaian tiang menyesuaikan dengan kondisi sekitarnya. -         Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter dengan 2 stang /pole. -         Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single pole. -         Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan beugel klem. Tiang galvanise ukuran diameter 5 inchi pada pangkal bawah dan 3 inchi dipangkal atas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk memperkuat kedudukannya, sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan semen-pasir. Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada  bagian atas tiang dengan menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang lampu disesuaikan dengan diameter tiang.



III.4.2.5.Pemasangan Lampu PJU Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Sebelum armature dipasang : 1)        Pelepasan lapisan pelindung lampu 2)        Pemeriksaan instalasi didalam armature, pastikan sudah benar. 3)        Pengetesan penyalaan lampu



Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikan tidak lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan ranting pohon. 13



III.4.2.6. Penyambungan Kabel Jaringan PJU 1. Sambungan Penghantar dengan sistem Under groun cabel (kabel tanah ) bisa dengan cara disolder,diterminal , dipres atau cara lain yang sederajat  dan dimasukan dalam kotak sambung ( mof ) 2. Sambungan penghantar dengan sistem kabel udara bisa dengan cara kotak box terminal dan konektor. 3.  2.5.4.4 Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan aluminium atau tembaga berlapis aluminium) tidak boleh disatukan dalam terminal atau penyambung punter kecuali jika alat penyambung itu cocok untuk maksud dan keadaan penggunaannya. 4. Penghantar aluminium tidak boleh dihubungkan dengan terminal dari kuningan atau logam lain berkadar tembaga tinggi, kecuali bila terminal itu telah diberi lapisan yang tepat atau telah diambil tindakan lain untuk mencegah korosi. 5. Sambungan kabel almunium dan tembaga bisa dilakukan dengan konektor, sekun, terminal dari bahan bimetal



III.4.2.7. Arde dan Penghantar Proteksi PJU 1.  Arde dan Penghantar proteksi mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu instalasi, karena semua BKT seperti PHB, armatur, tiang, dll harus di groundingkan untuk menghindari teganan sentuh terlalu tinggi. 2. Pada sistem TN-C-S  semua BKT dihubungkan dengan Pembumian di PHB dengan mengunakan penghantar proteksi ( PE ). 3.  Pada sistem TT semua BKT dibumikan terpisah dengan Pembumian pada PHB ( Dengan kata lain semua BKT dibumikan / digrounding sendiri ). 4. pemasangan pentanahan. 5. Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka resistansi yang kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena berkurangnya antara lain gangguan elektrostatik. 6. Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan kawat baja diameter 16mm².  Untuk keamanan dan estetika, kawat baja pentanahan dibungkus dengan pipa paralon.



7. Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan. 15



Lampiran-lampiran



Penerangan Jalan Umum dengan sel surya



Detail Pondasi