MODUL PKK Kelas 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SMK NEGERI 1 AESESA KELAS XI



MODUL PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN (SMK KELAS XI) SEMESTER I BAB I WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN



A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu Entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan kewirausahaan dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya “Kamus Dagang”. Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk hidup sendiri atau berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya yang bebas atau merdeka secara lahir dan batin. Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada. Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby Entrepreneurship and Economic Development, New York : The Free Press, 1971) Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai adventurisme (berpetualang), risk taking (mengambil risiko) dan thrill-seeking (pencari kegentaran). Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi mengimplementasikan, yang berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan ketertarikan terhadap masalah kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang dapat dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti : 1.



Produk-produk baru dan jasa-jasa baru



2.



Pekerjaan baru



3.



Lingkungan kerja yang kreatif



4.



Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis



5.



Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)



 Pengertian harfiah/bahasa, Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan akhiran an. Wirausaha dari kata wira artinya perwira/berani dan usaha artinya daya upaya.  Pengertian kewirausahaan menurut pendapat :



Zimmerer, Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. Savary, Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui guna ekonomisnya akan dijual. Robin,Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang/kesempatan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan melalui inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. Pekerti, Kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendirikan, mengelola, mengembangkan perusahaan miliknya sendiri. Inpres No.4 Tahun 1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan), Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Ahli Ekonomi/Ekonom, Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan keahlian. Psikologi/Ahli Kejiwaan, Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya, di luar kekuasaan orang lain. Businessman, Wirausaha adalah ancaman pesaing baru dapat seorang partner, pemasok, konsumen, atau seseorang yang diajak kerjasama. Gede Parma, Wirausaha adalah orang yang berani memaksakan diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain. J. A. Schumpeter, Wirausaha adalah seorang inovator sebagai individu yang mempunyai naluri untuk melibatkan materi sedemikian rupa dan kemudian terbukti benar mempunyai semangat/kemampuan dan pemikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas.  Tujuan kewirausahaan Menumbuhkembangkan jumlah wirausaha yang berkualitas 1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman kewirausahaan yang tangguh 2. Meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di masyarakat.  Sasaran kewirausahaan Instansi pemerintah 1. Pelaku ekonomi 2. Generasi muda  Asas kewirausahaan



Kemampuan bekerja secara tekun,teliti dan produktif 1. Kemampuan berkarya dengan mandiri 2. Menciptakan etika bisnis yang sehat 3. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistemmatis, termasuk keberanian mengambil risiko  Manfaat kewirausahaan Mengurangi pengangguran 1. Sebagai generator pembangunan 2. Sebagai suri tauladan di masyarakat 3. Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien. 4. Proses kewirausahaan  Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu: 1. Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha 2. Keberanian menanggung risiko 3. Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri 4. Phk dan tidak ada pekerjaan lain 5. Faktor usia  Faktor personalia yang mendorong adalah: 1. Komitmen tinggi dalam berwirausaha 2. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam berwirausaha 3. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu utama didalam berwirausaha  Faktor organisasi yang mendorong adalah: 1. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua perencanaan dan pelaksanaan operasional berjalan produktif 2. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha 3. Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak didalam berwirausaha 4. Adanya produk yang dibanggakan B. SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN  Sikap wirausahawan 1. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan innovatif 2. Mampu bekerja tekun,teliti dan produktif 3. Mampu berkarya berdasarkan etika bisnis yang sehat



4. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian 5. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan yang sistematis dan berani mengambil risiko.  Perilaku wirausahawan Memiliki rasa percaya diri 1. Berorientasi pada tugas dan hasil 2. Pengambil risiko 3. Kepemimpinan 4. Keorisinilan 5. Berorientasi pada masa depan  Ketrampilan yang harus dipunyai wirausahawan Ketrampilan dasar meliputi:  Memiliki mental dan spiritual yang tinggi  Memiliki kepribadian unggul  Pandai berinisiatif  Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha Ketrampilan khusus meliputi :  Ketrampilan konsep (conceptual skill) yaitu ketrampilan untuk melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasar konsep yang dibuatnya.  Ketrampilan tehnik (technical skill) yaitu ketrampilan melakukan tehnik tertentu dalam mengelola usahanya.  Human skill yaitu ketrampilan bekerjasama dengan orang lain, bawahannya dan sesama wirausahawan 



Karakteristik wirausahawan Karakteristik wirausahawan adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang membedakannya dengan orang lain. Karakteristik yang perlu dimiliki wirausahawan yaitu: 1. Kerja keras dan disiplin 2. Mandiri dan realistis 3. Komitmen tinggi 4. Kreatif dan Inovatif 5. Jujur 6. Memiliki jiwa kepemimpinan



7. Berpikir kedepan/prespektif 



Karakteristik wirausahawan menurut pendapat:



By Grave 1. Dream yaitu mempunyai visi keinginan di masa depan dan mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya. 2. Decisivenees yaitu orang yang bekerja cepat dan selalu memperhitungkan apa yang akan dilakukan. 3. Doers yaitu seorang wirausahawan dalam membuat keputusan akan langsung ditindaklanjuti. 4. Determination yaitu melakukan kegiatan dengan penuh perhatian. 5. Dedication yaitu mencurahkan perhatian pada bisnisnya. 6. Devotion yaitu mencintai pekerjaan bisnis dan hasil produksi. 7. Detail yaitu memperhatikan faktor yang terkecil secara rinci 8. Destiny yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai. 9. Dollars yaitu tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan uang karena uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan. 10. Distribute yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang – orang kepercayaannya. Fadel Muhammad 1. Kepemimpinan 2. Inovasi 3. Cara pengambilan keputusan 4. Sikap tanggung jawab terhadap perubahan 5. Bekerja ekonomis dan efisien 6. Visi masa depan 7. Sikap terhadap risiko Drs Wasty Soemanto,M.pd 1. Memiliki moral yang tinggi 2. Sikap mental wiraswasta 3. Kepekaan terhadap arti lingkungan 4. Ketrampilan wiraswasta Celland 1. Keinginan untuk berprestasi



2. Keinginan untuk bertanggung jawab 3. Preferensi kepada risiko – risiko menengah 4. Persepsi kepada kemungkinan hasil 5. Rangsangan oleh umpan balik 6. Aktifitas energik 7. Orientasi ke masa depan 8. Ketrampilan dalam pengorganisasian 9. Sikap tentang uang C. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA  Keberhasilan wirausaha Dari sisi pengusaha meliputi : 1. Jujur : Jujur terhadap diri sendiri,orang lain dan tujuan yang akan dicapai 2. Disiplin dan berani : karena bakat , pengalaman dan pengetahuan dan karena keyakinan dan fasilitas 3. Menguasi bidang usaha yang digeluti 4. Dapat melaksanakan prinsip management dengan baik Dari sisi produk 1. Memiliki keunggulan yang berarti bagi konsumen, apakah dari segi harga,kualitas produk, prestise, manfaat dsb. 2. Didukung oleh promosi yang efektif kepada publik  Kegagalan wirausaha : 1. Tidak ada perencanaan yang matang 2. Bakat yang tidak cocok 3. Kurang pengalaman 4. Tidak punya semangat berwirausaha 5. Kurang modal 6. Lemahnya pemasaran 7. Tidak punya etos kerja yang tinggi 8. Lokasi yang kurang strategis D. PERILAKU WIRAUSAHAWAN Menurut Imam Santoso Sukardi ada 9 perilaku wirausaha yaitu : 1. perilaku instrumental



2. perilaku prestatif 3. perilaku keluwesan bergaul 4. perilaku kerja keras 5. perilaku keyakinan diri 6. perilaku pengambilan risiko 7. perilaku swa kendali 8. perilaku inovatif 9. perilaku kemandirian Karakter wirausaha yang harus dipakai dalam mempertahankan bisnisnya meliputi : 1. Jangan mudah berpuas diri 2. Hidup hemat,cermat dan bersahaja 3. Harus meningkatkan kerja keras ,tekun dan teliti 4. Selalu mengutamakan kepentingan pelanggan 5. Membuat pelanggan setia 6. Tawakal pada Tuhan 7. Selalu dinamis Contoh wirausaha yang sukses karena keuletan, komitmen tinggi dan ketekunan yaitu : 1. Thomas A. Edison penemu bola lampu, matematika, fisika 2. Bill Gates pendiri Microsoft office 3. Charles F. Wilson presiden Perusahaan General Motor Corporation ( GMC ) 4. Andrew Carnegie pendiri industri baja 5. Stave Jobs penemu Apple Computer 6. Donald wirausahawan hambuger dll.



TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/ TIDAK TERSTRUKTUR MATERI PEMBELAJARAN I



Soal Pengetahuan 1. 2. 3. 4. 5.



Jelaskan pengertian dari kewirausahaan! Jelaskan karakteristik wirausahawan menurut pendapat By Grave! Jelaskan sikap dan perilaku yang harus dimiliki untuk menjadi seorang wirausahawan! Jelaskan mengenai keberhasilan wirausaha dari sisi perusahaan dan produk! Sebutkan 9 perilaku wirausaha menurut Imam Santoso Sukardi!



BAB II PELUANG USAHA A. PENGERTIAN ANALISIS PELUANG Analisis peluang usaha adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengetahui apakah usaha tersebut dapat dikerjakan, dilaksanakan, dan/atau memberikan keuntungan dikemudian hari. Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha, seorang wirausaha harus berpikir positif dan kreatif, yaitu dengan cara: 1. Percaya bahwa usaha dapat dilaksanakan; 2. Menerima gagasan baru; 3. Bertanya pada diri sendiri; 4. Mendengarkan saran orang lain; 5. Memiliki etos kerja tinggi; 6. Pandai berkomunikasi Menurut Paul Charlap, ada 4 (empat) rumusan mencapai sukses, yang mencakup: 1. Work hard (bekerja keras) 2. Work smart (bekerja cerdas) 3. Enthusiasm (kegairahan) 4. Service (pelayanan) Banyak jenis usaha yang bisa dikelola, mana yang akan dipilih bergantung pada beberapa hal, antara lain: a. minat seseorang; b. modal yang dimiliki; c. relasi yang dimiliki; d. dan berbagai peluang lainnya. B. Tujuan dan Manfaat Analisis Peluang Usaha Tujuan disusunnya analisis peluang usaha adalah untuk memastikan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan, serta mengetahui prospek usahanya. Analisis bisa dilakukan dengan melaksanankan observasi langsung ke konsumen dengan tujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. Setelah mengobservasi, kita membagi atau membuat segmentasi konsumen sehingga target konsumen dan keuntungan pun lebih mudah diraih. Oleh karena itu, wirausahawan harus jeli terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti; selera konsumen, kebiasaan masyarakat, saluran distribusi, serta perubahan teknologi dan komunikasi. Kesimpulannya, produk yang dibuat harus mampu menarik konsumen



dengan cara : a. memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas, dan laku terjual dengan harga bersaing; b. membuat desain baru dengan harga terjangkau; c. membuat produk lebih cepat dan murah; d. memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang lebih menguntungkan. C. Metode Pendekatan Analisis Peluang Usaha Untuk mengembangkan ide atau gagasan tentang peluang usaha kita harus berpikir secara :  Positif, arahkan pada hal-hal yang mempermudah dan bermanfaat  Kreatif, arahkan pada hal-hal yang dapat tertarik akan produk kita  Inovatif, arahkan pada penciptaan produk baru yang berguna di masyarakat  Inisiatif, langsung bergerak jangan ditunda lagi  Fleksibel, sesuaikan dengan perubahan yang terjadi.  Responsif, dapat selalu mengikuti perkembangan yang terjadi Ada banyak metode yang bisa digunakan dalam menganalilsis peluang usaha. Akan tetapi yang sering digunakan ada 2 (dua) yang paling banyak digunakan dan di pakai, yaitu : 1. analisis SWOT 2. analilsis 5W dan 1 H 1. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan-kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Metode yang bisa diterapkan untuk upaya tersebut diantaranya adalah analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui: a. Strengths adalah kekuatan internal tentang apa yang akan mendukung



usaha kita untuk mencapai sasaran. b. Weakness adalah kelemahan internal tentang apa yang membatasi atau menghambat usaha. c. Opportunies adalah peluang eskternal tentang apa saja yang menguntungkan dan sesuai dengan kemampuan. d. Threats adalah ancaman apa saja yang terjadi saat memulai usaha bisa munculnya pesaing. Setelah melaksanakan analisis SWOT seorang wirausahawan bisa memberikan kesimpulan tentang usaha atau produk tersebut ke depannya. 2. Analisis 5W + 1H Wirausaha juga bisa menggunakan analisis 5 W + 1 H, yang terdiri atas : What = jenis usaha apa yang akan kita ambil Why = kenapa memilih usaha tersebut When = kapan akan memulai usaha tersebut Where = di mana lokasi usaha Who = siapa yang akan terlibat dalam usahanya How = bagaimana proses produksinya Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis peluang usaha adalah melakukan analisis kelayakan usaha. Dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. amati kebutuhan apa yang paling banyak diperlukan oleh masyarakat sekitarnya, 2. kapan saja mereka membutuhkan barang tersebut, 3. lihat karakteristik konsumen, seperti kebutuhannya apa saja, jadi produknya bisa disesuaikan dengan segmen konsumennya 4. bagaimana daya beli konsumen, dan bagaimana pembuatannya apakah berkualitas atau tidak 5. lihat ada pesaingnya atau tidak , cari peluang pasar yang belum digarap oleh pesaing Seorang wirausahawan harus berfikir secara positif dan kreatif diantaranya :  harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan,  harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis,  harus bertanya kepada diri sendiri,  harus mendengarkan saran-saran orang lain,  harus mempunyai etos kerja yang tinggi,  pandai berkomunikasi. Persyaratan pokok dalam memanfaatkan peluang usaha pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin. Paul memanfaatkan peluang Charlap mengemukakan sebuah rumusan yang



mencakup 4(empat) unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :  Work hard ( kerja keras )  Work smart ( kerja cerdas )  Enthusiasm ( kegairahan )  Service ( pelayanan ) Wirausaha pengenalan diri merupakan modal awal untuk mendapat mengenali lingkungannya, mengindera peluang usaha dan mengerahkan sumber daya, guna meraih peluang usaha tersebut dalam batas risiko yang tertanggungkan untuk menikmati nilai tambah. Contoh peluang usaha dibidang jasa antara lain;  Jasa servis  Jasa hiburan seperti: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.  Jasa transportasi seperti menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah, rental mobil, dan sebagainya  Jasa perantara seperti membantu masyarakat yang akan menjual atau membeli barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil  Jasa kesehatan seperti memberikan sarana kebugaran, kesehatan. Jasa kecantikan, seperti fitness, pijat refleksi, dan pengobatan alternative  Jasa yang lain seperti jasa penitipan anak, katering, tenaga kebersihan, penulisan atau pengetikan karya tulis dan sebagainya Adapun produk yang biasa di gunakan oleh masyarakat berdasarkan manfaat dan kegunaannya dikelompokkan sebagai berikut. a. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di rumah. Artinya, dengan barang tersebut, kita dapat menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam waktu yang bersamaan dengan cepat. Alatnya seperti, panci multiguna dan perajang sayuran. b. Produk yang mampu mempermudah pekerjaan di luar rumah, seperti tas multifungsi, selain untuk kerja bisa untuk menyimpan pakaian. c. Produk lainnya yang dibutuhkan tanpa mengenal tempat, seperti air dalam kemasan, atau mie dalam gelas. Adapun hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha dapat digambarkan sebagai berikut:  Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin. 



Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.







Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.



Agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus:  Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual dengan harga bersaing







Membuat desain yang baru dan harga terjangkau







Membuat produk lebih cepat dan lebih murah







Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan



Studi kelayakan usaha pada dasarnya membahas tentang berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan untuk : a. merintis usaha baru, atau produk baru b. mengembangkan usaha yang sudah ada, atau memperluas usaha c. memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan Tahapan studi kelayakan usaha dapat dilakukan dengan cara : 1. Tahap penemuan ide atau perumusan gagasan Mencari kemungkinan-kemungkinan bisnis/produk usaha yang bisa di identifikasi dan dirumuskan, misalnya membuat produk dari bahan lunak, bahan keras, pembenihan ikan, pembuatan kuliner, kosmetik, atau produk lainnya yang sesuai dengan keahlian. 2. Tahap formulasi tujuan Merumuskan visi dan misi ke depan yang harus di wujudkan dalam tindakannya. 3. Tahap analisis Proses sistematis yang harus dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek meliputi : aspek pasar, aspek teknik produksi, aspek manajemen, aspek financial. 4. Tahap keputusan Setelah di evaluasi, dipelajari dan memperhatikan hasilnya, maka wirausaha harus bisa memutuskan apakah usaha tersebut bisa dillaksanakan atau tidak. Secara ringkas proses studi kelayakan usaha digambarkan :



Berikut adalah sistematika penyusunan studi kelayakan usaha secara sederhana : 1. pengenalan produk yang akan pilih/buat



2. penentuan bahan dan cara pembuatan 3. penentuan cara penyajian/kemasannya bagaimana 4. menyususn gambaran usaha yang sudah kita pilih seperti : a. gambaran volume produk yang ada b. penentuan tempat usaha / lokasi usaha nya dimana c. perlengkapan usaha dan karyawannya d. memilih jenis promosi yang akan dilaksanakan e. metode penetapan harga f. merumuskan resiko yang akan terjadi dan pemecahannya 5. perkiraan anggaran biaya yang meliputi : a. masa penyusutan perlengkapan dan peralatan usaha b. belanja bahan baku dan pendukung c. upah dan jumlah pegawai d. jumlah porsi yang tersedia di pasaran bisa meningkat seiring permintaan e. biaya investasi awal f. biaya operasional perbulan g. penerimaan dan pengeluaran perbulan h. keuntungan/laba perbulan i. payback period Dengan sistematika di atas wirausaha akan memiliki gambaran apakah usaha tersebut bisa dilaksanakan atau tidak. Menurut Allan Filley & Rober t W. Priece (1991: 1–2), untuk mencapai keberhasilan dalam wirausaha, ada beberapa analisis klasifikasi strategi yang harus dimiliki, di antaranya: a. craft, firms are prepared by people who are technical specialist; b. promotion, promotion are typically dominated by their leader and are designed to exploid some kind of innovative advantages; c. administrative, administrative firm have formal management necessausry business function. Ada beberapa peluang usaha yang bisa dimanfaatkan secara kreatif dan mampu menghasilkan nilai tambah, antara lain sebagai berikut : a. Memanfaatkan barang bekas, misalnya :  sedotan dibuat bunga  kardus menjadi bingkai dan tas, dll b. Memanfaatkan barang yang tersedia/disediakan oleh alam, seperti membuat



gerabah, kerajinan dari tanah liat. c. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada disekitarnya, misalkan :  berdagang aneka keperluan sekolah menjelang ajaran baru  berjualan aneka minuman di kala kemarau d. Memanfaatkan segala hal yang dianggap memberikan peluang dan kesempatan yang menguntungkan dikemudian hari dengan mengetahui cara pengolahan dan pemanfaatannya. Tujuh langkah proses berpikir kreatif : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Preparation (persiapan) Investigation (penyidikan) Transformation (transformasi) Incubation (penetasan) Ilumination (penerangan) Verification (pengujian) Implementation (penerapan)



Inovasi merupakan proses pengubahan peluang menjadi gagasan/ide yang dapat dijual tidak selalu ide yang rumit tapi sederhana atau satu jenis saja asal merupakan hal baru yang lebih baik. Menurut Kuratko ada 4 jenis Inovasi : a. Invensi (penemuan) b. Ekstensi (pengembangan) c. Duplikasi (penggandaan) d. Sintesis (Formula baru) Menurut Coleman dan Hamman, berpikir kreatif adalah berpikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian baru, perencanaan baru dan seni baru. Untuk berpikir kreatif diperlukan keberanian dan keyakinan pada diri sendiri. Orang berpikir kreatif karena adanya dorongan untuk berprestasi yang tinggi serta kesadaran akan pentingnya sesuatu yang baru. Karena kreativitas merupakan hasil dari proses berpikir kreatif yang dilakukan seseorang, Inovasi adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif. Fakor yang memengaruhi permintaan sebuah produk adalah : 1. Kebutuhan akan solusi. Contohnya adalah adalah Powerbank, yaitu sebuah alat yang dapat digunakan untuk me-charge Handphone. Intensitas penggunaan smartphone yang tinggi mengakibatkan tingginya permintaan Powerbank. 2. Harga barang. Apabila harga sebuah produk dinaikkan harganya melebihi batas rata-rata, tentunya membuat konsumen tidak ingin membeli, namun apabila harganya diturunkan sedikit di bawah harga rata-rata pasar, memungkinkan produk tersebut sangat laku. 3. Kompetitor produk yang serupa. Semakin banyak jenis produk yang serupa, dapat mempengaruhi permintaan pasar karena konsumen memiliki beragam merk yang



dapat dipilih. 4. Produk yang dapat tergantikan. Contohnya adalah aplikasi chatting. Awalnya Blackberry merajai pasar karena fitur BBM, kini orang dapat melakukan chatting melalui Whatsapp, We chat, Line, dll, tanpa harus membeli Blackberry. 5. Daya beli pasar. Pendapatan masyarakat menjadi salah satu hal yang memengaruhi permintaan. Apabila pendapatan (income) masyarakat meningkat, tentunya daya beli juga meningkat. Hal ini mengakibatkan konsumen membeli barang tidak lagi karena kebutuhan, tetapi keinginan atau gaya hidup. 6. Kemudahan pembelian. Transaksi online memungkinkan konsumen mudah untuk melakukan tindakan pembelian dibandingkan dengan cara konvensional. Dimana konsumen harus datang ke toko atau pasar untuk mendapatkan sesuatu. Sistem kartu kredit juga mempengaruhi kemudahan konsumen dalam membeli suatu produk karena adanya sistem tunda pembayaran. 7. Perubahan selera konsumen. Peranan iklan dalam mengubah keputusan konsumen cukup besar. Konsumen mudah tergoda dengan desain iklan yang sangat provokatif dan menarik selera. 8. Waktu yang tepat. Pada musim hujan, permintaan akan payung akan lebih tinggi. Begitu pula dengan permintaan busana muslim pada bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan lainnya. 9. Kejadian/Momen. Peristiwa meletusnya gunung berapi mengakibatkan peningkatan permintaan masker. Atau maraknya pencurian membuat permintaan CCTV menjadi tinggi. 10. Kampanye perusahaan atau komunitas. Kedua hal ini dapat memperluas pasar yang sudah ada, atau bahkan membuat pasar baru. Contohnya adalah komunitas Bushcraft yang mampu mempengaruhi fashion komunitas outdoor, atau komunitas hijabers yang mampu mengedukasi wanita Indonesia menjadi gemar berbusana muslimah. 11. Populasi. Contohnya adalah sekolah, kampus, hotel, atau kompleks perumahan di daerah Anda. 12. Produk pelengkap. Naik turunnya penjualan sepeda dapat mempengaruhi produk pelengkap, seperti kaus, helm, sepatu, dan aksesoris lain. 13. Globalisasi informasi. Kemudahan mengakses informasi untuk mencari trend merupakan modal dalam mencari peluang usaha.



TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/ TIDAK TERSTRUKTUR MATERI PEMBELAJARAN II



Soal Pengetahuan 1. Apakah yang dimaksud dengan analisis peluang usaha? 2. Jelaskan tujuan disusunnya analisis peluang usaha! 3. Jelaskan pola pikir yang harus kita gunakan untuk mengembangkan suatu ide peluang usaha! 4. Jelaskan pengertian dari analisis SWOT! 5. Jelaskan langkah-langkah analisis kelayakan usaha!



BAB III HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL



A. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual Secara garis besar, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dideskripsikan sebagai hak atas suatu benda, karya, dan hasil pemikiran yang bermanfaat. Hak cipta merupakan salah satu dari kekayaan intelektual yang dilindungi hukum, dan biasanya meliputi hasil ilmu pengetahuan, seni dan sastra. B. Prinsip-Prinsip Hak Atas Kekayaan Intelektual 



Prinsip ekonomi ; yakni hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu kemauan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memeberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan.







Prinsip keadilan ; yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam pemiliknya.







Prinsip kebudayaan ; yakni perkembangan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni untuk meningkatkan kehidupan manusia







Prinsip social (mengatur kepentingan manusia sebagai warga negara), artinya hak yang diakui oleh hukum dan telah diberikan kepada individu merupakan satu kesatuan sehingga perlindungan diberikan bedasarkan keseimbangan kepentingan individu dan masyarakat.



C. Dasar Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual



D. Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual Ada beberapa jenis kekayaan intelektual yang spesifik, yaitu: 











 



Merek adalah gambar, tulisan, huruf, warna, suara, atau kombinasi semuanya yang bertujuan untuk membedakan suatu produk, jasa, atau perusahaan. Merek terdiri dari merek dagang, jasa, dan kolektif. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Desain industri adalah kreasi konfigurasi, bentuk, atau komposisi berbentuk dua atau tiga dimensi yang daDesapat diwujudkan ke dalam berbagai produk atau bentuk, serta memiliki nilai estetika dan kegunaan. Desain tata letak sirkuit terpadu adalah rancangan tiga dimensi yang salah satu atau beberapa elemennya aktif, dan menghasilkan fungsi elektronik. Rahasia dagang adalah segala informasi mencakup proses distribusi, produksi, pengolahan, penjualan, dan berbagai aspek industri lain yang tidak diketahui oleh siapa pun selain pihak yang berkepentingan dari perusahaan itu sendiri.



Kekayaan intelektual bukan hanya soal identitas, tetapi juga cerminan wajah, visi, dan misi perusahaan. Karena meliputi berbagai aspek bisnis, Anda wajib melindungi semua hal ini dengan mendaftarkannya ke Ditjen Kekayaan Intelektual. E. Manfaat Hak Atas Kekayaan Intelektual Mendaftarkan kekayaan intelektual sejak dini akan memberi banyak keuntungan, misalnya: 1. Menjaga keunikan bisnis Di Indonesia, pendaftaran merek, paten, dan kekayaan intelektual lainnya menggunakan prinsip “first to file system”. Artinya, siapa saja yang mendaftar lebih dulu akan berhak memiliki HAKI untuk hal-hal tersebut. Jika Anda memiliki ide unik untuk merek, desain, paten, atau proses produksi, pendaftaran akan membantu menjaga keunikan tersebut. 2. Mudah bersaing di pasar lokal dan global Karakteristik bisnis yang unik akan menambah nilai tambah dalam persaingan, baik dalam tingkat lokal maupun internasional. Pendaftaran kekayaan intelektual akan membuat produk Anda mudah dikenali dan tidak mudah ditiru, bahkan jika pesaing Anda menawarkan produk yang mirip. 3. Melindungi reputasi bisnis Bayangkan Anda menjual produk kue dengan resep khusus ciptaan sendiri, lalu pihak lain menirunya tetapi menggunakan bahan berkualitas rendah. Produk Anda akan diasosiasikan dengan kualitas rendah tadi. Akibatnya, masyarakat menjadi tidak



percaya dengan bisnis Anda. Pendaftaran ke Ditjen HAKI akan memiliki perlindungan hukum terhadap upaya pencatutan ini. 4. Mengurangi kerugian saat perusahaan mengalami perubahan Kasus pecahnya kepemilikan usaha keripik Maicih menjadi bukti bagaimana kecerobohan dalam pendaftaran merek bisa mendatangkan kerugian. Perusahaan Maicih yang didirikan Dimas Ginanjar dan Reza Nurhilman pecah menjadi dua, namun karena Dimas sudah mendaftarkan merek tersebut, Maicih pun terdaftar di direktori DJKI atas nama Dimas. Akibatnya, Dimas bebas mengembangkan merek Maicih menjadi berbagai produk dan layanan jasa. Adapun Reza, dia tidak bisa bebas mengembangkan merek Maicih, walau dia mendirikannya bersama Dimas. 5. Melancarkan upaya pengembangan UKM Pengembang UKM sering tidak memerhatikan aspek perlindungan merek, rahasia dagang, atau paten. Akibatnya, ketika usaha berkembang, mereka terbentur masalah akibat adanya kesamaan dengan pengusaha lain yang sudah mendaftarkan hal serupa. Bisnis yang potensial pun terbentur halangan, dan si pemilik bisa terancam denda atau masuk penjara. Kalyan C. Kankanala, penulis buku Fun IP: Fundamentals of Intellectual Property, berujar bahwa “Setiap kekayaan intelektual yang Anda ciptakan akan semakin menambah reputasi bisnis, bahkan melebihi aset lainnya”.



TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/ TIDAK TERSTRUKTUR MATERI PEMBELAJARAN III



Soal Pengetahuan 1. 2. 3. 4.



Jelaskan pengertian dari hak atas kelayakan intelektual! Jelaskan prinsip-prinsip hak atas kelayakan intelektual! Jelaskan klasifikasi hak atas kelayakan intelektual! Jelaskan mengapa kita harus mendaftarkan kekayaan intelektual kita ke Ditjen Kekayaan Intelektual! 5. Jelaskan manfaat hak atas kelayakan intelektual!



BAB IV DESAIN PRODUK A. Pengertian Prototype Produk Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final. B. Tahapan-Tahapan Prototype Berikut tahapan prototype: 1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen. 2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa. 3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi. 4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi. 5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya. 6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum. 7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:



keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran. 8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like– models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user. 9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir. C. Pengertian Kemasan Produk Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33). Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132). D. Fungsi Kemasan Produk Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu: 1. Fungsi Protektif Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat. 2. Fungsi Promosional Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu : 1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.



2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. 3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk. 4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen. Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut: 1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan. 2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk. 3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.



E. Tujuan Kemasan Produk Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. 2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. 3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan. 4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label. 5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat antipencurian. 6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. 7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk. F. Jenis-Jenis Kemasan Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).



2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. 3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng. 2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. 3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. 2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. G. Pengertian Sketsa 1. Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau 2. sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya. 3. Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya. 4. Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan terlintas dalam benak seseorang. 5. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.



6. Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai. 7. Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu. 8. Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa. H. Jenis-Jenis Sketsa 1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai. 2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai. 3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global. I. Komposisi Unsur Sketsa Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain : 1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung. 2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan. 3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garisgaris yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal. 4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas. J. Aturan Dalam Membuat Sketsa 1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun lengkung secara tipis. 2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan tipis 3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.



K. Fungsi Atau Manfaat Sketsa Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema 2. Meminimalisir kesalahan 3. Mempertajam pengamatan 4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.



TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/ TIDAK TERSTRUKTUR MATERI PEMBELAJARAN IV



Soal Pengetahuan 1. 2. 3. 4. 5.



Jelaskan pengertian dari prototype produk! Jelaskan tahapan prototype! Jelaskan fungsi kemasan produk menurut Kotler (1999:228)! Jelaskan tujuan kemasan produk menurut Louw dan Kimber (2007)! Jelaskan jenis kemasan berdasarkan frekuensi pemakaiannya!



BAB V PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK



A. Tahapan – Tahapan Kegiatan Desain Produk Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu : 1. Memformulasikan hasil marketing research Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada. Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut : 



Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga







Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.



Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman. 2. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin. 3. Membuat sketsa Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan. 4. Membuat gambar kerja Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada



pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.   B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Desain Produk Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Produk Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas. 2. Standar dan Spesifikasi Desain Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :  Sambungan – sambungan, Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.  Bagian, Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain  disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat  Bentuk, Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.  Ukuran, Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk  secara keseluruhan.  Mutu, Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.  Bahan, Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.  Warna, Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. 3. Tanggungjawab Produk Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut. 4. Harga dan Volume Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat  berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang



dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula. 5. Prototype Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu. Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.   C. Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa 1. Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram) Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri. Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair. 2. Prosedur pengawasan mutu produk Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-hal berikut: 1. Kerusakan dan Mutu Produk Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan. 2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk) Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi. 3. Kendali Mutu Terpadu Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus



dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan. 3. Jenis-jenis pengawasan mutu produk 1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan. 2. Pemantauan Proses Produksi Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesinmesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan. 3. Pemantauan Produk Jadi Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan. Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat. 4. Pemantauan Pengepakan Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu. 4. Pemecahan masalah mutu dengan statistik Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention). Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:  Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.  Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut. Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami



penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir. Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak. Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan. 5. Alat kendali mutu Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan histogram. 1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart) Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED). 2. Histogram Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan. 3. Peranan Komputer Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.



TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR/ TIDAK TERSTRUKTUR MATERI PEMBELAJARAN V Soal Pengetahuan 1. Jelaskan hal-hal yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk! 3. Jelaskan prosedur pengawasan mutu produk! 4. Jelaskan jenis-jenis pengawasan mutu produk!



5. Jelaskan alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu!