Modul Sejarah PMI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PALANG MERAH INDONESIA v SEJARAH PALANG MERAH INDONESIA Ø



21 Oktober 1873



:



Berdirinya NERKAI (Nederland Rode Kruis Afdelling Indie) oleh Kolonial Belanda.



Ø



03 September 1945



:



Perintah Presiden Sukarno untuk membantu Palang Merah Indonesia.



Ø



05 September 1945



:



Berdirinya Panitia Lima oleh Menteri Kesehatan RI yaitu Dr. Boetaran Martoatmodjo, terdiri dari : v Dr. R. Mochtar



(sebagai Ketua)



v Dr. Bahder Djohan



(sebagai Penulis)



v Dr. Djuhana



(sebagai Anggota)



v Dr. Marzuki



(sebagai Anggota)



v Dr. Sitanala Ø



17 September 1945



:



(sebagai Anggota)



Palang Merah Indonesia (PMI) berdiri dengan ketua Drs. Moehammad Hatta.



Ø



16 Januari 1950



:



Dikeluarkannya keputusan Presiden RI No.20/1950 tentang pengesahan berdirinya Palang Merah Indonesia.



Ø



15 Juni 1950



:



PMI diakui oleh ICRC (International Committee Of The Red Cros) dengan SE No. 392



Ø



16 Oktober 1950



:



PMI



diterima



menjadi



Anggota



LIPM



(Lembaga



Internasional Palang Merah) dengan Keanggotaan No. 68.



v Tokoh yang berjuang demi terbentuknya Palang Merah Indonesia sebelum masa kemerdekaan adalah : 1. Dr. RCL Senduk



2. Dr. Bahder Djohan



PALANG MERAH REMAJA v SEJARAH PALANG MERAH REMAJA Ø



25-27 Januari 1950



:



Rencana pembentukan PMR oleh PMI dalam Kongres PMI ke IV di Jakarta.



Ø



01 Maret 1950



:



PMR di bentuk dan di pimpin oleh Nn. Siti Dasimah



Negara yang pertama kali membentuk PMR adalah Australia. v Tugas dan kewajiban PMR 1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat 2. Berkarya dan berbakti di masyarakat 3. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional v Anggota PMR meliputi para remaja 1. PMR Mula



: Untuk usia Sekolah Dasar (7 – 12) Tahun



2. PMR Madya : 3. PMR Wira



Untuk usia Sekolah Lanjutan Pertama (13 – 16 Tahun) : Untuk usia Sekolah Lanjutan Atas /SMK/SMU (17 – 21) Tahun



v Tokoh – Tokoh yang pernah menjadi ketua PMI : 1. Drs. Moehamad Hatta



( 1945 – 1946 )



2. Soetardjo Kartohadikoesoemo



( 1946 – 1948 )



3. BPH Bintoro



( 1948 – 1952 )



4. Prof. Dr. Bahder Djohan



( 1952 – 1954 )



5. P.A.A. Paku Alam VIII



( 1954 – 1966 )



6. Letnan Jenderal Basuki Rahmat



( 1966 – 1969 )



7. Prof. Dr. Satrio



( 1970 – 1982 )



8. Dr. Soeyono Soemodimodjo



(1982 – 1986 )



9. Dr. H. Ibnu Satowo



( 1986 – 1995 )



10. Siti Hardiyanti Indra Rukmana



( 1995 - …… )



11. Mar’i Moehammad



( …………….)



12. H. Jusuf Kalla



( …………….)



Ø Ketua Umum PMI DKI Jakarta : H. Jusuf Kalla Ø Ketua PMI : Rini Sutiyoso Ø Pengurus Pusat PMI Ketua Bidang Relawan



: H. Muhammad Muas, SH



PALANG MERAH INTERNASIONAL v SEJARAH PALANG MERAH INTERNASIONAL Ø 12 Mei 1820



: Lahir Florence Nightingale International Nurse Day (Hari kelahirannya disebut juga Hari Juru Rawat sedunia) Florence Nightingale juga dapat julukan The Lady With The Lamp (wanita pembawa lentera)



Ø 08 Mei 1828



: Lahirnya Jean Henry Dumant International Red Cross Day ( Hari Palang Merah sedunia)



Ø Tahun 1853 – 1856



: Peristiwa Perang Krim



Ø Tanggal 24 Juni 1859



: Peristiwa Perang Selferino antara Prancis dan Italia Melawan Australia



Ø



Tahun 1862



: Jean Henry Dumant menulis buku Memory Of Selferino Un Souvenir De Solferino / Kenang-kenangan dari Solferino.



Ø Tahun 1863



: Dibarukannya Komite V yang terdiri dari : 1. Dr. Louis Appia 2. General G.H. Dufour 3. Dr. Th. Mounoir 4. Hakim Gustave Moynier 5. Jean Henry Dunant



Ø Tahun 1864



: Lahirnya Konvensi I yang isinya :



”Perbaikan dan perlindungan terhadap anggaran perang di darat yang terluka dan sakit” Ø Tahun 1899



: Lahirnya Konvensi II yang isinya : ”Perlindungan terhadap para korban perang di laut serta kapal perang yang karam / kandas”



Ø 05 Mei 1919



: Berdirinya Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah



Ø



Tahun 1929



: Lahirnya Konvensi III yang isinya : ”Perlindungan terhadap tawanan perang”



Ø Tahun 1949



: Lahirnya Konvensi IV yang isinya : ”Perlindungan terhadap warga sipil ...............



v Semboyan Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ; § Inter Arma Caritas



(Bantuan diantara pertikaian)



§



(Perdamaian melalui kemanusiaan)



Perhumanitatem Ad Pajem



v 7 (Tujuh) Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah 1. Kemanusiaan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Gerakan) lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesame manusia yang terjadi di manapun. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi antar sesama manusia. 2. Kesamaan Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial atau pandangan politik.



Tujuannya semata-mata ialah mengurangi penderitaan orang per orang sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah. 3. Kenetralan Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama atau ideologi. 4. Kemandirian Gerakan bersifat mandiri. Setiap Perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di negara masing-masing, namun Gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan Prinsip Dasar Gerakan. 5. Kesukarelaan Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.



6. Kesatuan Didalam satu negara hanya boleh ada satu Perhimpunan Nasional dan hanya boleh memilih salah satu lambang yang digunakan : Palang Merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negara yang bersangkutan. 7. Kesemestaan Gerakan bersifat semesta. Artinya, Gerakan hadir di seluruh dunia. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu satu sama lain.