6 0 493 KB
LAPORAN SEMENTARA ANALISIS DATA GEOFISIKA TG2207 MODUL KE – 5 Analisis deskriptif dan crossplot data geofisika Oleh: Adi eka nanda 118120045
Asisten : Lestari SukmaApriliana
12117009
Mustika
12117025
Santo Tri Prabowo
12117041
Agastya Pramadya
12117094
Michael FebrianMardongan
12117128
DidianNoveniWaruwu
12117131
Muhammad Ichsan
12117143
FiraPratiwiDarsono
12117151
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2021
A. Screenshot dan hasil 1. Ss descriptive statics
2. Histogram
3. Covariance dan correlation
4. Crossplot depth porosity
5. M1 dan M2
6. RMS eror
7. Crossplot Dobs - Dcal – [Dobs – Dcal]
8. Crossplot Dobs –Dcal
B. Analisis Pada praktikum kali ini membahas tentang “Analisis Deskriptif dan Crossplot Data Geofisika”. Analisis deskriptif sendiri merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku. Biasanya descriptive statistics berisi mean, standard error, median, mode, standard deviation, sample variance, kurtosis, skewness, range, minimum, maximum, sum, count, largest, smallest, confidence level. Mean merupakan nilai rata-rata suatu kelompok. Standard error adalah standar deviasi error dari mean tersebut. Median merupakan nilai tengah dari data setelah diurutkan. Mode atau modus merupakan nilai atau data yang sering muncul dalam suatu kejadian. Standard deviation merupakan ukuran sebaran data yang paling banyak ditemui.
Sample variance merupakan sample data dari
covariancenya. Kurtosis merupakan indikator menunjukkan keruncingan dari sebuah data. Skewness merupakan ukuran ketidaksamaan distribusi nilai data. Range merupakan jarak antara data satu dengan data bawahnya. Nilai maksimum, nilai minimum, dan sum merupakan jumlah semua data antara data X, Y, depth dan porosity. Count menghitung jumlah sel yang berisi angka. Largest dan smallest itu merupakan pengembalian data ke maksimal dan minimal. Kemudian pada analisis kedua kita melakukan analisis Histogram dimana pada analisis ini kita melakukan histogram antara data porositas dengan sedangkan bin belum kita ketahui jadi kita mencari bin. Dimana bin didapat dari nilai terkecil sampai terbesar dari data porositas. Kemudian lakukan histogram antara data porosity dan Bin tersebut kemudian didapatkan hasil berupa data frekuensi dari porosity. Pada analisis ketiga dilakukan analisis covariance. Data yang kita gunakan untuk di-covariance-kan berupa nilai dari X, Y, Depth, dan Porosity. Untuk nilai covariance. Dimana covariance digunakan untuk mengukur besarnya hubungan antara dua variabel. Lalu pada analisis percobaan data keempat melakukan analisis correlation terhadapat data X,
Y, Depth dan Porosity. Dimana hasil yang didapat jika datanya sama di corelation kan maka hasilnya akan 1. Data correlation yang digunakan berguna untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain. Pada analisis ke-lima dilakukan analisis regresi linear dimana data yang digunakan merupakan nilai data depth dan porosity. Lalu cocokkan hasil nilai dari regresi linear tersebut dengan melakukan persamaan. Setelah didapatkan nilai dari m1 dan m2 yang diperoleh dari perhitungan inversi menggunakan inverse modelling kemudian masukkan nilai tersebut ke persamaan forward modelling. Selanjutnya hitung selisih antara data observasi
dengan
data
kalkulasi
yang
akhirnya
hasilnya
akan
dikuadratkan. Lalu terakhir mencari nilai RMS errornya dengan rumus akar dari rata-rata dari data yang telah dikuadratkan. Selain itu lakukan crossplot antara depth dan porosity, kedua crossplot antara Dobs-Dcal|Dobs-Dcal|, dan untuk crossplot ketiga antara Dobs dan Dcal.