Modul2 19 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL II STRUKTUR KONTROL: SELEKSI 2.1. Pendahuluan Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat program, salah satunya adalah metode pemrograman terstruktur. Pada metode pemrograman terstruktur ada 3 struktur kontrol yaitu: 1. Sekuensial: struktur urutan, sebuah perintah dilaksanakan sampai selesai lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan perintah berikutnya, sampai selesai. 2. Seleksi: suatu perintah akan dilaksanakan jika memenuhi kondisi tertentu, jika kondisi tidak dipenuhi maka perintah tidak dilaksanakan. 3. Pengulangan (repetition atau looping): sekumpulan perintah dilaksanakan berulang kali sampai mencapai suatu kondisi. Struktur sekuensial adalah struktur yang paling sedernana, struktur ini telah digunakan pada modul I sebelumnya. Untuk jelasnya dapat dilihat kembali contoh-contoh program pada modul I.



2.2. Ekspresi Logika Sebelum membahas struktur kontrol yang lain, akan dibahas ekspresi logika yang akan digunakan struktur kontrol seleksi untuk menentukan pilihan dan struktur kontrol pengulangan untuk menentukan banyaknya pengulangan. Ekspresi logika menggunakan operator relasional (lihat modul 1.9.4) dan operator logika (lihat modul 1.9.5). Hasil dari ekspresi logika adalah konstanta logika yaitu nilai TRUE atau FALSE. Variabel yang menyimpan konstanta ini didefinisikan sebagai variabel boolean. Sebagai contoh, diketahui variabel A berisi nilai 5 dan veriabel B berisi nilai 7, maka ekspresi logika: 1. A > B  menghasilkan nilai FALSE 2. A < B  menghasilkan nilai TRUE 3. A == B  menghasilkan nilai FALSE 4. (A > B) && (A== B)  menghasillan nilai FALSE 5. (A > B) || (A== B)  menghasilka nilai TRUE



2.3. Struktur Kontrol Seleksi Pada struktur kontrol ini, diperlukan suatu kondisi untuk menentukan apakah suatu instruksi program dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. Sebagai kondisi digunakan ekspresi logika yang akan menghasilkan konstanta TRUE atau FALSE. Berdasarkan konstanta logika tersebut akan ditentukan/diputuskan perintah mana yang akan dilaksanakan. Dalam bahasa pemrograman, struktur kontrol seleksi ini menggunakan instruksi IF.



Modul II : Struktur Kontrol Seleksi 23



Praktikum C++ Dasar



Ada macam-macam bentuk instruksi IF yaitu: 1. IF sederhana (if satu arah), menggunakan sebuah instruksi if .... 2. IF lengkap (if dua arah), menggunakan sebuah instruksi if...else.... 3. nested IF (if bertingkat), menggunakan beberapa instruksi if...else... 4. deretan IF, menggunakan beberapa instruksi if ...



2.3.1. Instruksi if sederhana Instruksi if sederhana adalah bentuk struktur kontrol seleksi yang paling sederhana. Instruksi ini disebut if satu arah karena hanya mempunyai satu pilihan instruksi yang akan dijalankan yaitu jika kondisi menghasilkan nilai TRUE. Jika kondisi menghasilkan nilai FALSE, maka tidak ada yang perlu dijalankan. Bentuk umum instruksi if... dan ilustrasi bagan alir (flowchart)-nya dapat dilihat pada gambar 2.1 di halaman berikut. Contoh program penggunaan if sederhana dapat dilihat program 2.1 di bawah ini. /*



Program21.cpp: program untuk merupakan bilangan genap*/



menentukan



apakah



bilangan



input



#include int main() { int bil; cout bil; if (bil % 2 == 0) cout