Monev Program Ponek 2019 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • isgaa
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MONITORING EVALUASI PROGRAM PONEK RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 TAHUN 2019



EVALUASI PELAYANAN PONEK RUMAH SAKIT TK IV 02.04.03 TAHUN 2019



I.



PENDAHULUAN



Menurut data USAID, angka kematian ibu saat ini adalah 228 per 100.000 kelahiran. Data menunjukkan bahwa secara nasional, 44% kematian ibu terjadi di rumah sakit, sehingga kualitas pelayanan pencegahan dan ketepatan waktu merujuk perlu ditingkatkan Sementara lebih dari 80.000 bayi baru lahir meninggal setiap tahun di negara ini pada usia satu bulan pertama akibat berbagai kondisi yang sebenarnya bisa diberi perawatan, seperti lahir prematur, sesak napas saat lahir, dan keracunan darah saat lahir. WHO mengeluarkan 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals) pada tahun 2015, 2 diantaranya mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak, yaitu : 1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar 2/3 dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup. 2. Meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu, yaitu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB, maka Pemerintah menyelenggarakan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ( RSSIB) Program ini berisi 10 langkah paripurna untuk melindungi ibu dan bayi. I.



LATAR BELAKANG



Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator untuk melihat derajat kualitas kesehatan penduduk suatu negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih tinggi angka kematian ibu dan bayi terutama diwilayah Asia. Pada tahun



2002/2003 AKI : 307/100.000 Kelahiran Hidup. Kemudian SDKI pada tahun 2007 AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk derajat kesehatan bayi, survei 20022003 Angka Kematian Bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup Beberapa penyebab tingginya Angka Kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (8%), partus macet (5%), dan sisanya adalah abortus dan lain lain. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil , pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, dan kebijakan politik, merupakan hal hal yang mempengaruhi angka kematian Ibu. Sementara penyebab kematian pada bayi baru lahir adalah BBLR (40,4%), asfiksia (24,6%), dan infeksi (10%). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk, dan mengobati. Tingginya keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan peñata laksanaan yang tepat untuk ibu dan bayi. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dengan sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Untuk itu sangat diperlukan upaya bersama meningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami/keluarga. Selaras dengan 8 tujuan pembangunan millennium (Millennium Development Goals) pada tahun 2015, 2 diantaranya mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak, yaitu : 1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar 2/3 dari AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup. 2. Meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu, yaitu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup.



Dari hasil beberapa survei yang dilakukan , AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang handal. Untuk mendukung peningkatan kualitas harapan hidup ibu dan bayi, sekaligus mendukung upaya Pemerintah dalam memperbaiki pelayanan kesehatan khususnya untuk kaum perempuan, maka Rumah Sakit TK IV 02.04.03 ikut mengiplementasikan



Pelayanan Obstetri Neonatal



Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam . Selaras dengan visi DepKes RI yaitu “ masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”. Serta mendukung gerakan sayang ibu dan sayang bayi. Terlebih dengan dicanangkannya Rumah Sakit TK IV 02.04.03 memiliki program unggulan Tumbuh Kembang, dimana setiap ibu hamil akan dioptimalkan kesejahteraannya, penanganan pada proses persalinannya, kemudian menstimulasi perkembangan bayi sehingga dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. II.



TUJUAN A. Tujuan Umum



Menurunkan angka kematian maternal neonatal di Rumah Sakit TK IV 02.04.03 Tujuan Khusus



1. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna 2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi 3. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetric dan neonates termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam) 4. Meningkatkanfungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya 5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Rawat Gabung dan pemberian ASI Eksklusif 6. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR 7. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB B. Program Kerja 1. Pengembangan Perlindungan terhadap Ibu dan Bayi 2. Penatalaksanaan IMD 3. Penatalaksanaan Rawat Gabung dan ASI Ekslusif 4. Penatalaksanaan KMC C. Kegiatan rutin yang dilakukan 1. Pencatatan jumlah pasien melahirkan, bayi baru lahir 2. Penatalaksanaan IMD 3. Penatalaksanaan ASI Eksklusif dan edukasi 4. Penatalaksanaan metode Kangguru pada bayi BBLR 5. Pencatatan jumlah pasien hamil yang gawat darurat 6. Pencatatan pasien dirujuk 7. Evaluasi



I. NO 1



2



3



EVALUASI PELAYANAN



SASARAN Penatalaksan



PROGRAM Setiap bayi baru lahir



INDIKATOR



TARGET



HASIL



KET



Meningkatk



100%



95%



Tercapai



aan IMD



secara spontan atau



an



operasi sesar, maka akan



pemahaman



dilakukan IMD oleh



terhadap



perawat dan bidan yang



pentingnya



Penatalaksan



menolong. Perawat atau Bidan harus



IMD Kurangnya



aan ASI



memberikan edukasi



pengetahua



Ekslusif



kepada ibu pentingnya



n ibu



ASI Ekslusif



tentang ASI



Penatalaksan



Perawat senantiasa



Ekslusif Meningkatk



aan Metode



mengajarkan kepada ibu



an



sesuai yang



Kanguru



cara Metode Kanguru



pentingnya



diteapkan



pada BBLR



sebagian



100%



80%



sebagian



100%



100%



Kanguru Care terhadap BBLR



II.



Tercapai



PELAYANAN MATERNAL DAN PERINATAL



Tercapai



PENGEMBANGAN STAFF



EVALUASI KOMPETENSI



N O 1 2 3 4 5 6 7 11 12 13



JENIS KOMPETENSI Asuhan Persalinan Normal Manajemen Laktasi Kegawat Daruratan Maternal Neonatal PONEK Perawatan Metoda Kanguru Costumer Service Excelent Pendidikan DIII Kebidanan Pendidikan D IV Kebidanan Resusitasi Neonatus BHD



JML



%



KETERANGAN



6 2 2 1 3 18 11 1 6 18



50 11 11 5,5 16,6 100 61,1 5,5 50 100



Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi In House Tranning Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi In House Tranning



Dari data diatas, menunjukkan bahwa kompetensi khusus untuk kebidanan sudah sebagian besar tercukupi secara sertifikasi, akan tetapi kemampuan secara klinis perlu dilakukan uji kompetensi secara berkesinambungan, dari program pelayanan PONEK yang diaplikasikan di Rumah Sakit TK IV 02.04.03 telah diberlakukan uji kompetensi untuk penatalaksanaan kasus : Perdarahan, syok, eklamsia dan Sepsis ( untuk hasil uji blm bisa dilaporkan krn kasus belum mewakili ), selain itu juga dilaksanakannya Update keilmuan kebidanan yang dilakukan setiap lepas shift malam guna merefresh pemahaman ilmu kebidanan terkini. Akan tetapi masih ada kendala yg dihadapi dalam meningkatkan mutu Kebidanan adalah program pembahasan kasus near miss yang belum terlaksana sesuai program.



EVALUASI KOMPETENSI DOKTER DAN PERAWAT IGD



N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9



JENIS KOMPETENSI Manajemen Laktasi Kegawat Daruratan Maternal Neonatal PONEK Costumer Service Excelent Pendidikan D IV Kebidanan Resusitasi neonatus BHD ACLS BTCLS



JML 13 3 12 6 19 6 13



%



KETERANGAN Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi Sertifikasi In House Tranning Sertifikasi Sertifikasi



Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari sisi kompetensi tenaga IGD dalam pelayanan Emergency Maternal Neonatal sudah terpenuhi sebagian, akan tetapi perlu ditingkatkan update klinisnya dengan penilaian kompetensi secara berkelanjutan dan pelaksanaan drilling emergency.