Motivasi Dalam Promosi Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MOTIVASI DALAM PROMOSI KESEHATAN



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................i DAFTAR ISI ................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................1 B. Tujuan ..............................................................................................1 C. Manfaat ............................................................................................1 D. Pertanyaan Kajian ...........................................................................2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................3 BAB III PEMBAHASAN ..............................................................................4 A. Definisi Motivasi ...............................................................................5 B. Pendekatan dalam Motivasi .............................................................6 C. Teori Motivasi ..................................................................................8 D. Jenis Motivasi ................................................................................10 E. Motivasi Berperilaku Sehat ............................................................12



BAB IV PENUTUP ....................................................................................14 A. Kesimpulan ....................................................................................14 B. Saran .............................................................................................14 DAFTAR RUJUKAN .................................................................................15



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Aktivitas belajar kegiatan yang tidak terlepas dari faktor lain. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah pentingnya. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.



B. TUJUAN 1. Untuk mengetahui definisi motivasi; 2. Untuk mengetahui pendekatan dalam motivasi; 3. Untuk mengetahui teori-teori motivasi; 4. Untuk mengetahui jenis motivasi; 5. Untuk mengetahui motivasi berperilaku sehat.



C. MANFAAT 1. Pembaca dapat mengetahui definisi motivasi; 2. Pembaca dapat mengetahui pendekatan dalam motivasi; 3. Pembaca dapat mengetahui teori-teori motivasi; 4. Pembaca dapat mengetahui jenis motivasi; 5. Pembaca dapat mengetahui motivasi berperilaku sehat.



D. PERTANYAAN KAJIAN 1. Apakah definisi dari motivasi? 2. Bagaimanakah pendekatan dalam motivasi? 3. Apa saja teori-teori motivasi? 4. Apa saja jenis motivasi? 5. Bagaiman motivasi berperilaku sehat?



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. MOTIVASI Berdasarkan Hamalik (1992:173), motivasi merupakan perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sardiman (2006:73) menyatakan bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Kemudian Mulyasa (2003:112) menyatakan motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan bersungguhsungguh karena memiliki motivasi yang tinggi. Kemudian lebih lanjut tentang pengertian motivasi dikemukakan oleh American Encyclopedia, disebutkan bahwa motivasi sebagai sebuah



kecendrungan



yang



ada



didalam



diri



seseorang



yang



membangkitkan topangan & mengarahkan tindak-tanduknya.



B. PENDEKATAN Konsep



pendekatan



menurut



Syaiful



(2003:62)



adalah



suatu



pandangan guru terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Pendapat yang senada kemudian dipertegas oleh Nurma (2009:1) bahwa, beliau berpendapat mengenai pengertian pendekatan yakni pendekatan



lebih



menekankan



pada



strategi



dan



perencanaan.



Pendekatan juga dapat diartikan sebagai titik tolak dalam melaksanakan pembelajaran kerena pendekatan yang dipilih dapat membantu kita dalam mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut mengenai teori pendekatan menurut Sanjaya (dalam Rusman 2013:380) yang mengatakan bahwa pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.



C. PROMOSI KESEHATAN Menurut Simnett dan Elwes (1994, h.29) promosi kesehatan sebagai memperbaiki kesehatan: memajukan, mendukung, mendorong dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan maupun masyarakat umum. Menurut Notoatmodjo (2007, h.56) promosi kesehatan pada hakikatnya merupakan kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat kelompok atau individu. Pelaksanaan promosi kesehatan menurut Ginting dkk dalam Panduan Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI (2011, h.22) dikenal adanya 3 (tiga) jenis sasaran, yaitu (1) sasaran primer, (2) sasaran sekunder dan (3) sasaran tersier.



BAB III PEMBAHASAN



A. Definisi Motivasi Pengertian motivasi menurut beberapa para ahli : a)



T. Hani Handoko ( 2003:252) “Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.



b)



H. Hadari Nawawi (2003:351) “Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.



c)



Anwar Prabu Mangkunegara (2002:95) “kondisi



yang



berpengaruh



membangkitkan,



mengarahkan



dan



memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”. d)



Henry Simamora (2004:510) “Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki”.



e)



Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes (2002:177) “Tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan



dan berkaitan



dengan kepuasan kerja dan perfoman



pekerjaan”. Dari



pengertian-pengertian



motivasi



di



atas



maka



dapat



disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.



B. Pendekatan dalam Motivasi 1. Pendekatan instink Instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis diturunkan. Beberapa instink mendasar adalah instink untuk menyelamatkan diri dan instink untuk hidup. Seks adalah salah satu contoh dari instink untuk hidup, karena terkait dengan fungsi reproduksi. Sedangkan



menjelajah



atau



eksplorasi



didasari



oleh



instink



menyelamatkan diri. Namun demikian, konsep instink ini kurang dapat menjelaskan perilaku manusia yang kompleks, karena konsep ini hanya terbatas pada hal- hal yang kita bawa sejak lahir (Feldman, 2003). Motivasi mempelajari atau menelaah mengenai kebutuhan manusia. Kebutuhan merupakan ketidak seimbangan yang dialami manusia, dan karena pada dasarnya manusia tidak mempunyai ketidak seimbangan, maka kita akan berusaha memenuhi kebutuhan kita agar terjadilah keseimbangan.



2.



Pendekatan



Pemuasan



Kebutuhan



(drive-redution)



Teori ini menjelaskan motivasi dalam gerak sirkuler. Manusia terdorong untuk berperilaku tertentu guna mencapai tujuannya sehingga terjadilah keseimbangan.. teori ini merupakan teori yang berusaha menjelaskan apa yang menarik seseorang untuk berperilaku tertentu atau disebut juga sebagai push theory. 



Siklus motivasi : Ketidakseimbangan  Perilaku  Tujuan  Keseimbangan



Morgan (1986) menggambarkan teori ini sebagai berikut: Jika keadaan internal seseorang tidak seimbang, maka individu akan terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan atau perilaku untuk mencapai suatu tujuan, dimana jika tujuan itu tercapai maka akan terjadilah keseimbangan yang menyebabkan seseorang akan merasa puas. Teori ini lebih tepat untuk menjelaskan motif biologis seperti lapar,



haus,



dan Dalam



perilaku



kesehatan,



seks. penyakit



yang



menimbulkan



ketidakseimbangan akan lebih mudah diintervensi karena pada dasarnya manusia memang menghindari keadaan tidak nyaman. Prinsip ini dapat kita terapkan dalam mempromosikan perilaku sehat. Kita harus mulai dari apa yang mereka butuhkan dan bukan apa yang terbaik bagi kesehatan. Tidak semua orang merasa kesehatan sebagai suatu kebutuhan, sehingga saat mereka jatuh sakit. jadi mempromosikan kesehatan bagi orang sehat berbeda dengan orang sakit. Orang sakit akan lebih mudah termotivasi untuk mengubah perilakunya, karena kesehatan menjadi kebutuhannya. Namun, tidak demikian dengan orang sehat, karena kesehatan tidak menjadi kebutuhannya pada saat itu. Jika kebutuhan sudah terpenuhi, maka ketegangan akan menurun dan kondisi menjadi seimbang kembali. Manusia dikatakan selalu menginginkan kondisi yang seimbang atau homeostatis yang tidak hanya berlaku untuk kebutuhan biologis saja tapi untuk kondisi psikologis juga.



3. Pendekatan Insentif Berlawanan dengan teori dorongan yang memfokuskan diri pada apa yang mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. Insentif merupakan stimulus yang yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka kita akan mendapatkan imbalan yang mendatangkan sesuatu yang menyenangkan. Dalam



hal



ini



insentif



merupakan



sesuatu



yang



ingin



dicapai.



Pendekan insentif ini mempelajari motif yang berasal dari luar individu yang bersangkutan atau disebut sebagai motif



ekstrinsik. Kaum



behavioristik melihat bahwa manusia adalah makhluk yang pasif, oleh karena itu manusia harus dirasang dari luar. Dengan demikian, motivasi seseorang dapat dibentuk dengan memberikan insentifan dari luar.



4. Pendekatan Arousal



Pendekatan ini mencari jawaban atas tingkah laku dimana tujuan dari perilaku ini adalah memelihara atau meningkatkan rasa ketegangan. Teori



ini



disebut



juga



sebagai



teori



openen-proses.



Pada umumnya, manusia terdorong untuk mencari kesenangan atau kenikmatan, namun pada suatu titik tertentu rasa nikmat itu sudah beradaptasi dan kenikmatan ini kemudian turun pada derajat tertentu maka saat itu manusia akan berusaha melakukan segala cara untuk mempertahankan derajat kenikmatan tersebut agar mencapai batas ambang minimal. Dengan demikian mausia tidak bergerak untuk mencapai kenikmatan tetapi mempertahaankan ambang kenikmatan tersebut. Dalam teori ini dikatakan pula bahwa manusia selalu berusaha memelihara kadar stimulasi dan aktivitas tertentu. seperti pada teori dorongan, maka jika stimulasi atau aktivitas kita terlalu tinggi, maka manusia akan berusaha menguranginya. Namun jika terlalu rendah maka manusia akan mencari stimulasi atau aktivitas.



5. Pendekatan kognitif Menjelaskan bahwa motivasi merupakan produk dari pikiran, harapan, dan tujuan seseorang, Feldman (2003). Pendekatan ini dibedakan



antara



lain:



• Motif intrinsik yaitu motif yang berasal dari dalam diri yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu aktivitasguna memenuhi kesenangan bukan



karena



ingin



mendapatkan



pujian.



• Motif ekstrinsik berasal dari luar diri



C. Teori Motivasi Ada dua aliran teori motivasi, yaitu: 1. Content Theory (Teori Kebutuhan) Motivasi yang dikaji dengan mempelajari kebutuhan-kebutuhan.



Teori menjelaskan cara untuk menganalisis kebutuhan yang mendorong untuk bertingkah laku tertentu.  Maslow menyusun kebutuhan manusia secara berhierarki yaitu: 1.



Kebutuhan Tingkat Dasar Adalah kebutuhan yang dapat dipuaskan dari luar, misalnya kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman.



2. KebutuhanTingkatTinggi Adalah kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan dari dalam diri orang telah memahami potensi diri yang bersangkutan, misalnya kebutuhan 



akan



penghargaan



dan



aktualisasi



diri.



Secara lebih rinci Maslow membagi kebutuhan tersebut menjadi lima tingkatan



yaitu:



1. Kebutuhan fisiologis seperti kebutuhan untuk makan dan minum, tidur,



dan



seks.



2. Kebutuhan akan rasa aman, dalam hal ini setiap manusia selalu ingin



mendapatkan



lingkungn



hidup



yang



aman.



3. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, kebutuhan ini mencerminkan manusia adalah makhluk social yang ingin hidup berkelompok



sehingga



dapat



mencintai



dan



dicintai.



4. Kebutuhan untuk dihargai, yaitu kebutuhan untuk diakui oleh lingkungannya. 5. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kondisi dimana seseorang mempunyai perasaan bahwa ia telah memahami potensi dirinya dan telah mengembangkan dengan cara yang unik.  Teori Kebutuhan Alderfer : 1. Kebutuhan untuk berkembang (growth) 2. Kebutuhan untuk membina hubungan (relatedness) 3. Kebutuhan untuk eksis (existence)







Teori Kebutuhan Mc Leland : 1. Kebutuhan untuk berprestasi (n-achievement) 2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-affiliation) 3. Kebutuhan untuk berkuasa (n-power)







Teori Dua Faktor Hertberg : 1. Hiegyne Factor : Faktor yang jika terpenuhi tidak dapat memberikan kepuasan kepada karyawan, namun hanya dapat menghilangkan rasa tidak puas. 2. Motivating Factor : Faktor yang jika terpenuhi dapat menimbulkan rasa puas, namun tidak dapat menghilangkan rasa tidak puas.



2. Process Theory (Teori Proses) Motivasi yang dikaji dengan mempelajari prosesnya dan berusaha memahami proses berfikir yang ada yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu. 



Teori Keadilan Adams (Equity Theory) Teori ini mengatakan bahwa jika seseorang merasa diperlakukan tidak adil, maka ia tidak akan termotivasi untuk melakukan tugasnya.







Teori Harapan (Expectancy Theory) Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu tergantung : 1. Seberapa yakin orang tersebut terhadap hubungan antara usaha dan keberhasilan 2. Hubungan antara keberhasilan dengan imbalan yang diperoleh 3. Seberapa bernilainya imbalan tersebut baginya.



D. Jenis Motivasi Motivasi dibagi menjadi dua jenis motif : 1. Motif Biologis Motif biologis bersumber dari keadaan fisiologis dari tubuh manusia. Secara biologis manusia mengikuti prinsip homeostatis yaitu



kecenderungan tubuh kita untuk memelihara kondisi internal. Motif biologis ini adalah motif yang kita pelajari dan sudah ada sejak kita lahir, misalnya rasa



lapar,



haus



dan



seks.



Morgan (1986) memberikan contoh kebutuhan biologis seperti dibawah



ini.



a. Motif Lapar Rasa lapar dipengaruhi oleh adanya perubahan gula dalam tubuh. Jika kadar gula dalam tubuh turun hingga titik tertentu, maka rasa lapar akan muncul. Penggunaan kadar gula yang rendah dalam waktu yang cukup lama, misalnya pada penderita penyakit diabet akan menyebabkan rasa lapar yang hebat. Kadar gula darah ini dimonitori oleh bagian otak kecil yang disebut hypothalamus. Jika ada kerusakan dibagian lateral hypothalamus maka kita akan mati kelaparan tapi jika yang rusak adalah ventromedial hypothalamus maka kita akan terus menerus merasa lapar.



b. Motif Seksual Dorongan seksual memang berhubungan dengan kebutuhan biologis manusia, namun perilaku seksual lebih ditentukan secara sosial. Agama, nilai, keyakinan dan tekanan social lebih mempengaruhi perilaku seksual



kita.



2. Motif Sosial Motif yang kita pelajari atau yang tidak kita bawa sejak lahir, misalnya motif untuk mendapatkan penghargaan atau untuk berkuasa. Motif sosial adalah suatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari., namun kita pelajari dalam kelompok sosial dimana kita hidup. Terpenuhinya kebutuhan social akan menimbulkan perilaku yang lain lagi. Mc Leland mengatakan ada tiga motif social yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu : 1.



N-ach Seseorang yang lebih dominan kebutuhan berprestasinya umumnya



sangat peduli terhadap kualitas kerjanya. Mereka cenderung mencari umpan balik untuk memperbaiki kualitasnya. Mereka cenderung mau mengambil tanggung jawab dan mengmbil tanggung jawab dan senang mengerjakan tugas-tugas yang menantang.



2. N-aff Seseorang dengan kebutuhan afilisiasi tinggi umumnya perduli terhadap hubungan persahabatan dan akan memeliharanya. Mereka menyukai kesempatan dimana mereka dapat mengenal orang baru. Banyak melakukan kontak telepon, kunjungan kekerabatan dan tidak suka berbeda paham dengan orang.



3. N-power Seseorang dengan keinginan berkuasa yang kuat cenderung peduli terhadap



reputasidan



pengaruh.



Mereka



cenderung



membentuk



hubungan yang berhierarki atau mempengaruhi untuk terbentuknya situasi sesuai dengan keinginannya.



E. Motivasi Berperilaku Sehat John P Elder (et. Al. 1994) untuk berperilaku sehat dibutuhkan tiga hal yaitu: pengetahuan yang tepat, motivasi, dan keterampilan untuk berperilaku



sehat.



Jika



seseorang



tidak



berketarampilan



untuk



memunculkan perilaku sehat maka disebut sebagai skill deficits. Namun jika seseorang memiliki pengetahuan tetapi tidak memiliki motivasi maka disebut sebagai performance deficits. Untuk menimbulkan motivasi maka teknik yang popular dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan modifikasi perilaku dari aliran kaum behavioristik. Pemberian penguat (reinforcement) untuk meningkatkan perilaku, atau pemberian sanksi untuk



menurunkan



frekuensi



perilaku.



Masalah lain yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak menimbulkan dampak langsung secara cepat, bahkan



mungkin tidak berdampak apa-apa terhadap penyakitnya, namun hanya mencegah agar tidak menjadi lebih buruk lagi. Lebih jauh lagi, faktor lingkungan dapat memperi untuk berperilaku hidup sehat sulit motivasi seseorang jika lingkungan keluarga tidak mendukung perilaku tersebut.



BAB IV PENUTUP



A. KESIMPULAN 



Setiap perilaku memiliki motif masing-masing







Perilaku



hanya



dapat



dipahami



dengan



sempurna



melalui



pengetahuan tentang motivasi yang mendorong dan menggerakkannya. 



Peningkatan perilaku dapat dilakukan dengan cara memperbaiki dan penyempurnaan motivasinya itu.







Keberhasilan dalam berbagai bidang membutuhkan usaha untuk membangun motivasi yang kuat dan sehat.







Bahwa motivasi instrinsik lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Namun, motivasi ekstrinsik juga perlu digunakan dalam proses belajar mengajar.







Setiap manusia mempunyai keinginan untuk memenuhiberbagai kebutuhan hidupnya. Kebutuhan itu berasal dari diri sendiri yang menuntut untuk dipenuhi. Salah satu bekal yang diperlukan adalah bekal



pendidikan



yang



memadai,



sehingga



pada



akhirnya



seseorang akan merasa perlu untuk melanjutkan sekolahnya sampai pada jenjang yang memungkinkan dirinya dapat memiliki bekal untuk memenuhi kebutuhan secara berkualitas.



B. SARAN Karena dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari segala pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR RUJUKAN 



Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.







Robbins P. Stephen. Perilaku Organisasi. Prentice Hall, edisi kesembilan, 2001







Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta







Elder. 1994. Motivating Health Behavior. New York: Delmar Publisher Inc.







Feldman. 2003. Essentials of Understanding Psychology. New York: Mc-Graw Hill Co. Inc