MRP Ii [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRODUCTION PLANNING & INVENTORY CONTROL (PPIC) “Manufacturing Resource Planning (MRP II)” Dosen Pengampu : apt.Endang Rachmawati, MM.



Disusun Oleh : 1. Misbahul Munir



175010009



2. Savio Ricardus Kabur 175010031 3. Usrifatul Khasanah



175010044



4. Zunita Alvina . D



175010060



5. Ahmad Mu’alim Johari 175010072 6. Nurul Anizha



175010078



7. Dara Kurnia. S. P



175010095



8. Vironica Rizky Fauzia 175010110 9. Jinggan Novi. P



175010116



10. Pramesti Ayu . N



175010119



11. Tahniah Nunung . F



175010129



12. Munik Kristiana



175010134



13. Imro’atul Malina



175010150



14. Nur Aeni Latifah



175010154



15. Pratama Yuda. S



175010175



16. Apherta Bayu Aji



175010180



UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2020 i



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah “Perencanaan Produksi dan Pengolahan Persediaan” tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulisan makalah berjudul “MRP II” dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang analisis MRP II ini dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada pengetahuan tentang MRP II. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis menyadari makalah bertema MRP II ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah tentang MRP II ini dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Semarang, 20 November 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman Judul. ............................................................................................. I Kata Pengantar ............................................................................................. ii Daftar Isi ...................................................................................................... iii Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 2 Bab 2 Pembahasan ....................................................................................... 3 2.1 Penerapan Sistem MRP II................................................................. 3 2.2 Efektivitas Pengendalian Sistem MRP II ......................................... 3 2.2.1 Mengurangi Persediaan Barang ................................................ 3 2.2.2 Memperbaiki Pelayanan Pelanggan .......................................... 4 2.2.3 Memperbaiki Produktivitas Pekerja Langsung ......................... 4 2.2.4 Mengurangi Biaya Pembelian ................................................ . 4 2.2.5 Mengurangi Biaya Angkutan ................................................... 4 2.2.6 Mengurangi Tinggal Guna ....................................................... 4 2.2.7 Mengurangi Kerja Lembur ....................................................... 5 2.2.8 Memiliki Pedoman Kuantitatif untuk Melakukan Bisnis ......... . 5 2.2.9 Memungkinkan Akuntabilitas di Seluruh Organisasi ................ 5 2.2.10 Meningkatkan Mutu Hidup .................................................... 5 2.3 Struktur MRP II .............................................................................. 6 Bab 3 Kesimpulan ........................................................................................ 7 3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 7 3.2 Saran ............................................................................................... 7 Daftar Pustaka ............................................................................................. 8



iii



1



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri memaksakan beberapa perusahaan di industri semakin ketat dalam bersaing untuk memproduksi produk-produk yang berkualitas dengan harga jual yang terjangkau dan dapat bersaing. Hal itu dicapai perusahaan dengan melakukan beberapa langkah perencanaan dan pengendalian strategis dalam setiap kegiatan produksinya. Selain itu, perusahaan manufaktur juga dituntut untuk dapat memuaskan konsumennya.Hal ini ditempuh perusahaan dengan cara menyelesaikan pesanan konsumen secara on time atau bahkan sebelum on time. Perusahaan dapat mencapai itu dengan memperhatikan sistem produksi yang telah berjalan. Sistem produksi perlu dipelajari tingkat efisiensinya dan efektifitasnya. Untuk dapat menciptakan sistem produksi yang efisien maka diperlukan suatu perencanaan produksi yang baik. Perusahaan manufaktur yang melakukan produksi setiap hari perlu untuk membuat perencanaan dan pengendalian dengan baik. Hal ini bertujuan untuk dapat menjaga tingkat efisiensi biaya dan bahan baku, serta efektifitas tenaga kerja yang dibutuhkan dalam setiap melakukan produksi. Aktivitas perencanaan meliputi tentang merencanakan apa, bagaimana, kapan, dan berapa banyak suatu produk akan diproduksi. Sedangkan, pengendalian berarti kontrol terhadap kegiatan aktivitas produksi agar kelangsungan perusahaan dapat berjalan terus. Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan barang jadi, proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut. Produksi bisa berjalan dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input dari proses produksi tersedia sesuai dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku tidak lepas dari perencanaan (planning) dan pengendalian (controlling). Perencanaan bahan baku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan proses produksi yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan untuk mengantisipasi pada setiap permintaan konsumen yang datang secara tidak terduga. Dengan adanya persediaan bahan baku maka perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen. Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah MRP (Material Requirement Planning) atau sistem kebutuhan bahan baku. Sistem MRP dapat digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk produksi dengan memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan timbul akibat dari persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. MRP II merupakan suatu sistem informasi manufakturing formal dan eksplisit yang mengintegrasikan fungsi-fungsi utama dalam industri manufaktur, seperti keuangan, pemasaran, dan produksi. Sistem MRP II mencakup dan mengintegrasikan semua aspek bisnis dari perusahaan industri manufaktur, sejak perencanaan strategik bisnis pada tingkat manajemen puncak (top management) sampai perencanaan dan pengendalian terperinci pada tingkat manajemen menengah dan supervisor, kemudian memberikan umpan balik kepada tingkat manajerial di atasnya.



2



1.2



Rumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan sistem MRP II pada industri farmasi? 2. Bagaimana hubungan penerapan sistem MRP II dengan efektivitas pengendalian persediaan pada industri farmasi? 3. Bagaimana struktur dari MRP II ?



1.3



Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penerapan sistem MRP II pada industri farmasi 2. Mengetahui hubungan penerapan sistem MRP II dengan efektivitas pengendalian persediaan pada industri farmasi 3. Mengetahui struktur dari MRP II



3



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Penerapan Sistem MRP II Untuk mencapai keunggulan bersaing salah satu sistem yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah sistem Manufacturing Resources Planning MRP II. Sistem ini merupakan suatu sistem informasi manufakturing yang mengintegrasikan fungsi-fungsi utama dalam industri manufaktur, seperti keuangan, pemasaran dan produksi. Sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II mencakup dan mengintegrasikan semua aspek bisnis perusahaan manufaktur, sejak perencanaan strategik bisnis pada tingkat manajemen puncak sampai perencanaan dan pengendalian terperinci pada tingkat menengah, kemudian memberikan umpan balik kepada tingkat manajerial diatasnya. Penerapan sistem Manufacturing Resources Planning / MRP II dalam industry farmasi digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi, sistem ini dapat ditempuh secara company wide atau quick slice. Company wide dilakukan pada seluruh bagian perusahaan dan membutuhkan waktu sekitar 18 bulan, sedangkan untuk quick slice dilakukan pada bagian tertentu perusahaan dan berlangsung sekitar 3-5 bulan. Pada umumnya proses MRP-II melalui tahapan-tahapan : business planning, sales and operation planning, Master Production Scheduling dan Material Requirements Planning.. 2.2 Efektivitas Pengendalian Sistem MRP II Dengan diterapkannya sistem MRP II pada industri farmasi diharapkan dapat menciptakan ekeftivitas pengendalian persediaan pada industry farmasi. Efektivitas yang dapat diharapkan dari penggunaan metoda MRP II secara singkat dapat dirumuskan dengan satu kata yang istimewa yaitu PRODUKTIVITAS, yang mencangkup atas : ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢



Mengurangi persediaan barang. Memperbaiki pelayanan pelanggan. Memperbaiki produktivitas pekerja langsung. Mengurangi biaya pembelian. Mengurangi biaya angkutan. Mengurangi tinggal guna. Mengurangi lembur. Memiliki pedoman kuantitatif untuk melakukan bisnis. Memiliki akuntabilitas di seluruh organisasi. Meningkatkan mutu hidup.



Hal-hal tersebut diatas akan dijabarkan lebih lanjut yaitu sebagai berikut : 2.2.1 Mengurangi Persediaan Barang. Penggunaan MRP memungkinkan material disediakan pada waktunya sehingga di satu pihak menjamin penyediaan barang manakala diperlukan dan sekaligus menjaga tiadanya kelebihan barang. MRP merupakan juga alat untuk pengendalian persediaan barang. Perlu diingat bahwa biaya penyediaan barang sangatlah mahal, sekitar 20%-40% per tahun dari nilai barang. Hasil tipikal dari



4



penggunaan MRP II adalah pengurangan sekitar 25%-33% dari biaya penyediaan barang tersebut. 2.2.2 Memperbaiki Pelayanan Pelanggan. MRP II tidak hanya merupakan metoda perencanaan untuk bisnis, produksi, sumber daya, kebutuhan material, kebutuhan kapasitas, dan sebagainya, tetapi juga perencanaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan pesanan dan kehendak mereka. Oleh karena itu, sukses pelaksanaan MRP II merupakan pula peningkatan dan perbaikan pelayanan pada para pelanggan. 2.2.3 Memperbaiki Produktivitas Pekerja Langsung. Penerapan MRP II secara baik akan mengurangi atau menghilangkan waktu tunggu karena keterlambatan barang atau kerusakan mesin, mengurangi waktu antrean, mempercepat waktu pembuatan barang, mempercepat waktu penyiapan, dan sebagainya. Dengan demikian produktivitas pekerja akan naik dengan sendirinya. Kenaikan produktivitas sebesar 5%-10% merupakan hal biasa, dan bahkan kenaikan sebesar 40% bukan merupakan hal yang mengherankan. 2.2.4 Mengurangi Biaya Pembelian. Untuk menunjang MRP II, pembelian tidak dapat dilakukan seperti biasa tetapi haruslah atas dasar pembelian tanpa penyimpanan. Ini dapat dilakukan misalnya dengan blanket order, perjanjian jangka panjang, dengan pembeliantepat-waktu, dan sebagainya. Dalam sistem pembelian tersebut, jadwal kebutuhan barang per bulan, per minggu, per hari, bahkan per jam diberitahukan kepada pemasok untuk penjadwalan pengiriman barang. Dengan cara ini biaya pembelian barang dapat dikurangi. 2.2.5 Mengurangi Biaya Angkutan. Dengan perencanaan dan penjadwalan yang baik, akurat, terus menerus diawasi dan dikomunikasikan dengan pemasok barang, pengiriman dapat dilakukan secara terencana dengan alat dan biaya angkutan seoptimal mungkin. Dengan demikian, pengangkutan secara darurat atau mendesak, dengan udara atau cara angkutan lain yang lebih mahal dapat dikurangi bahkan dicegah. Di sinilah letak kemampuan MRP II dalam mengurangi biaya angkutan. 2.2.6 Mengurangi Tinggal Guna. Sumber tinggal guna (obsolescence) adalah ketiadaan pengendalian atas perubahan rekayasa. Perubahan rekayasa haruslah merupakan bagian dari perencanaan produksi, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba dan merupakan keterpaksaan yang harus dijalankan. Dengan demikian, penyediaan barang, komponen, atau suku cadang juga direncanakan dengan perubahan rekayasa ini sedemikian rupa sehingga tidak ada barang, komponen, atau suku cadang yang menjadi surplus karena perubahan rekayasa atau perubahan desain.



5



2.2.7 Mengurangi Kerja Lembur. MRP II adalah suatu perencanaan formal yang memperhitungkan apa yang akan terjadi di kemudian hari, bukan perencanaan informal yang baru melakukan perbaikan sesudah kejadian. Ini akan mengurangi penambahan jam kerja yang tidak diperhitungkan, yaitu kerja lembur. Kerja lembur bukan saja menambah biaya karena biaya lembur, tetapi juga menambah biaya karena mengurangi produktivitas. Pengalaman menunjukkan, bahwa pekerja yang terpaksa kerja lembur secara berlebihan, akan menurun produktivitasnya karena kelelahan. Perusahaan manufaktur yang biasanya bekerja atas dasar tiga shift dan tujuh hari dalam satu minggu, yang berarti kerja lembur dua hari, setelah menggunakan perencanaan yang baik mengenai kebutuhan material dan kapasitas, mampu merubah jam kerjanya menjadi tiga shift dan lima hari kerja dalam satu minggu. 2.2.8 Memiliki Pedoman Kuantitatif untuk Melakukan Bisnis. MRP II penuh dengan metoda perencanaan dengan angka, sehingga semuanya dilakukan secara kuantitatif dan saling berhubungan. Perencanaan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan material, perencanaan kebutuhkan kapasitas, perencanaan kebutuhan anggaran dan sumber daya lainnya merupakan suatu kesatuan yang saling terkait, bukan perencanaan yang lepas satu sama lain. Dengan adanya data dan pedoman kuantitatif, semuanya dapat dihitung, efisiensi dan efektivitas dapat dihitung. Kemajuan proses, usaha meningkatkan efisiensi, usaha mengurangi biaya, dan sebagainya dapat dihitung secara kuantitatif. 2.2.9 Memungkinkan Akuntabilitas di Seluruh Organisasi. Akuntabilitas sangat berhubungan dengan pengukuran kinerja. Apabila pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan baik maka akuntabilitas dapat ditegakkan. Dalam suatu proses manufaktur misalnya, akuntabilitas para pekerja tidak dapat dilakukan apabila mereka tidak dapat bekerja dengan penuh karena menunggu kedatangan barang, demikian juga akuntabilitas para operator mesin tidak dapat diterapkan karena penjadwalan dan perencanaan tidak ada atau tidak berlaku, dan sebagainya. MRP II memberikan perencanaan, penjadwalan, peralatan yang memadai dan lengkap untuk itu semua, sehingga pengukuran dapat dilakukan dan akuntabilitas dapat diterapkan. 2.2.10 Memungkinkan Mutu Hidup. Bekerja dengan tujuan dan perencanaan yang mantap, dengan penjadwalan yang baik, dengan sumber daya yang sesuai, dengan hasil yang memuaskan, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi para manajer dan pekerja yang terlibat. Kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan, akan mempererat kerja sama antara sesama pekerja, antara atasan dan bawahan, dan pada gilirannya akan memberikan rasa kepuasan atas pencapaian sesuatu, memberikan kebahagiaan, dan



6



meningkatkan kesejahteraan rohani. Ini semua akan meningkatkan mutu hidup semua tenaga kerja yang terlibat. 2.3



Struktur MRP II



(Struktur MRP II) Manufacturing Resource Planning merupakan statu metode perencanaan yang efektif untuk semua sumber daya dalam perusahaan manufaktur. MRP II mencakup barbagai interaksi fungí antara lain: 1. Perencanaan strategi dan bisnis (Strategic and business planning) 2. Demand management 3. Sales and Operation Planning (S&OP atau Production/ Agregate Planning) 4. Master Production schedulling (MPS) dengan (Rouge Cut Capacity Planning (RCCP) 5. Material Requirement Planning (MRP I) 6. Capacity Requirement Planning (CRP) dan Vendor Requirement Planning (VRP) 7. Sistem pendukung kapasitas dan material [Shoop Floor Control (SFC) dan Purchase planning and Control.



7



BAB 3 KESIMPULAN 3.2 Kesimpulan Sistem MRP II (Manufacturing Resource Planning) memiliki peran dalam industri farmasi untuk digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi serta dapat menciptakan ekeftivitas pengendalian persediaan yang dirumuskan dengan satu kata yang istimewa yaitu PRODUKTIVITAS. MRP II memiliki struktur yang mencakup Strategic and business planning, Demand management, S&OP, MPS dengan RCCP, MRP I, CRP dan VRP, SFC dan Purchase planning and Control. 3.2 Saran Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaanya dan adapun kelemahan-kelemahan dari penulis dalam penulisan makalah ini, baik itu kurangnya fasilitas yang mendukung seperti buku-buku referensi yang begitu terbatas dalam menjamin penyelesaian penulisan makalah ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat konstruktif baik itu dari Ibu dosen maupun dari rekan-rekan mahasiswa/i sangatlah diharapkan untuk membantu proses penulisan lebih lanjut.



8



DAFTAR PUSTAKA Iksan, 2004, Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan Menggunakan Metode Manufacturing Resources Planning di PT. SEMEN GRESIK Tbk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Surabaya. Indrajit, R, E., dan Djokopranoto, R., 2003, Perkembangan Integrasi Perencanaan Dari Materials Requirement Planning (MRP) Sampai ke Enterprise Resource Planning (ERP), Jakarta: Grasindo. Tama, Louis., 2016, Rancangan Sistem MRP II Pada PT. Toa Galva Industries Untuk Meningkatkan Daya Saing Internasional, Jakarta : UI Press. https://pharmatechno.wordpress.com/industri-farmasi/mrp-ii/