Mts Light Truck, Haul Truck 2 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Endra
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Mechanic Development Section Resume discussion 22 May 06



Resume discussion Machine Troubleshooting Light truck & Hauling truck I. MACHINE INSPECTION PROGRAM Maksud , Tujuan dan prosedur Measurement (Inspection) Engine 1. Engine speed (Rpm) - Mengetahui speed engine saat low idle dan high idle, untuk memastikan mekanisme throttle linkage (pada mekanikal system) atau Accelerator voltage (electrical throttle system) kondisinya normal. Sedangkan untuk mengetahui power engine, pengukuran dilakukan pada kondisi operasi dengan beban maksimal. - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Memastikan pedal throttle lingkage & lever throttle FIP dapat diposisikan pada stopper Low dan High - Pasang tachometer, hidupkan engine dan ukur speed saat low dan high. 2. Compression pressure (kg/cm2) - Mengetahui tingkat keausan pada liner dan ring piston - Prosedur - Radiator coolant temperature : + 60oC - Cracking rpm : 150 – 250 rpm (untuk memastikan tercapai, pasang tachometer) - Pastikan Intake system kondisinya bagus (tidak terjadi kebuntuan) - Valve clearance : standart - Lepas nozzle atau injector, dan pasang adapter (nozzle palsu), sambungkan dengan pressure gauge. - Tutup fuel line, posisikan shut-off agar tidak terjadi fuel injection. - Putar (crangking) engine dengan tenaga battery saja (engine tidak hidup) dan ukur compression pressure. Lakukan 3-4 kali, ambil nilai rata rata. - Agar battery lebih tahan lama, buka semua nozzle atau injector. 3. Blow by pressure (mmH2O, mmAq) - Untuk mengetahui tingkat keausan pada liner dan ring piston (bebocoran pressure dari ruang bakar) - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Memastikan pedal throttle lingkage & lever throttle FIP dapat diposisikan pada stopper High. - Check fuel dan air system kondisinya normal. - Pasang Blow-by adapter dan sambungkan dengan pressure gauge - Hidupkan engine, posisikan high idle (jika memungkinkan berikan load maksimal , ukur saat unit operasi), kemudian ukur pressure blow by. 4. Oil pressure - Memastikan pressure oli yang digunakan untuk system lubricating engine sesuai standart, sehingga tidak terjadi keausan abnormal. - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Oil level dalam range Low-High - Tidak terjadi oil leakage - Pasang nipple dan sambungkan dengan pressure gauge. - Hidupkan engine, ukur pressure saat engine low idle dan high idle. Created by langdaddy0189167



Page 1 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion 5. Intake resistant (mmHg) - Untuk mengetahui tingkat kebuntuan air cleaner dan juga sebagai indikasi kemampuan hisap piston. - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Tidak terjadi kebocoran pada intake system - Pasang nipple measurement dan sambungkan dengan pressure gauge - Hidupkan engine, ukur intake resistance saat beban maksimal. 6. Exhaust temperature (oC) - Untuk mengetahui tingkat kwalitas pembakaran, yang ditentukan oleh perbandingan udara yang masuk dengan fuel yang diinjeksikan. - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Check fuel dan air system kondisinya normal. - Pasang temperature sensor dan sambungkan dengan thermometer - Hidupkan engine, ukur exhaust temperature saat beban maksimal. 7. Exhaust gas color (Bosch Index) - Untuk mengetahui tingkat kwalitas pembakaran, dan tingkat kebocoran oli kedalam ruang bakar (melalui valve steam dan ring piston). - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Check fuel dan air system kondisinya normal. - Hidupkan engine, masukkan suction port Smoke checker kedalam muffler (exhaust pipe) dan hisap (tarik handlenya) saat engine diakselerasikan. - Bandingkan hasil hisapan gas buang yang terdapat pada filter paper dengan table standart 8. Valve clearance - Untuk mengetahui dan memastikan kerengangan valve (intake dan exhaust) sesuai standard, karena clearance valve menentukan valve timing dan total valve stroke (total jumlah udara yang masuk dan exhaust gas yang keluar) ,sehingga sangat berpengaruh terhadap tenaga engine. - Prosedur - Radiator coolant temperature : + 60oC (atau tergantung standart factory : Cold / Hot) - Posisikan cylinder yang akan diadjust pada TDC compression - Masukkan feeler gauge (sesuai standart clearance) diantara rocker arm dan crosshead, putar adjustment screw sampai feeler gauge terasa sliding saat digerakkan. - Adjustment valve clearance dapat dilakukan per Cylinder atau dengan metode dua kali putar. 9. Oil temperature - Untuk mengetahui dan memastikan temperature oli dalam range kerja, karena temperature sangat berpengaruh terhadap viskositas oli yang dapat mempercepat keausan komponen. - Prosedur - Radiator coolant temperature : 70-90o (temperature kerja) - Oil level dalam range Low-High - Pasang nipple measurement dan sambungkan dengan pressure gauge - Hidupkan engine, ukur pressure saat low dan high idle. 10. Fuel Injection timing - Untuk mengetahui dan memastikan Start of Injection, karena sangat menentukan tenaga engine dan untuk mencegah terjadinya knocking atau detonation. - Prosedur (Delivery method)



Created by langdaddy0189167



Page 2 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion - Putar dan posisikan Cylinder no.1 pada TDC Compression kemudian tepatkan mark IJ (start injection) pada front damper atau flywheel dengan pointer. - Lepas delivery valve No. 1 dan kendorkan bolt coupling FIP - Pompakan feed pump sambil menggerakkan drive shaft FIP, perhatikan saat fuel berhenti mengalir dari lubang delivery valve No.1, maka berarti timing injection sudah tepat. - Prosedur Mark alignment method - Putar dan posisikan Cylinder no.1 pada TDC Compression kemudian tepatkan mark IJ (start injection) pada front damper atau flywheel dengan pointer. - Posisikan mark (tanda) drive shaft dengan housing FIP saling segaris atau sejajar. 11. Radiator pressure valve - Untuk mengetahui pressure maksimal didalam cooling system, sehingga tidak terjadi over pressure yang dapat menyebabkan kebocoran (hose, clamp, core radiator dsb) dan mencegah air didalam radiator dapat mendidih, jika pressurenya terlalu rendah, sehingga tidak terjadi cavitasi pada komponen (liner). - Prosedur - Gunakan radiator cap tester. 12. Fan belt tension - Untuk memastikan fan dapat berputar dengan kecepatan sesuai putaran engine (tidak terjadi slip), sehingga hisapan atau hembusan angin untuk mendinginkan air pendingin dalam radiator dapat maksimal. Tension belt yang standart juga akan mencegah terjadi kerusakan belt lebih cepat. (biasanya menggunakan autotension pulley) - Prosedur - Tekan belt dengan menggunakan push-pull scale dengan tekanan sesuai standart. - Ukur penyimpangan (deflection) belt 13. Oil consumption ratio - Untuk mengetahui jumlah penambahan oli yang disebabkan adanya oli yang masuk ke dalam ruang bakar melalui ring piston atau valve steam, sehingga ikut terbakar. Pengukuran perbandingan berdasarkan jumlah penambahan oli dengan jumlah bahan bakar (fuel) yang digunakan. - Prosedur 14. Travel of accelerator pedal - Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan pedal accelerator, yang menentukan keproportionalan pedal, dimana saat pedal tidak diinjak – engine low idle, sedangkan saat pedal diinjak penuh – engine high idle. - Prosedur - Ukur panjang langkah pergerakan pedal dari posisi netral sampai full dengan menggunakan mistar Direct drive transmission 1. Lever Operating Force - Untuk mengetahui gaya atau tenaga yang diperlukan untuk mengoperasikan lever transmision, hal ini berhubungan dengan kemudahan dan kenyamanan operasi. (operation comfort). - Prosedur - Ukur operating force dengan menekan atau menarik lever transmission ke masing masing speedgear dengan menggunakan push-pull scale. 2. Control Mechanism - Untuk memastikan mekanisme transmission berfungsi normal, masing masing speedgear mempunyai speed ratio yang berbeda, dimana setiap kenaikan posisi speedgear, kecepatan unit akan bertambah. Created by langdaddy0189167



Page 3 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion - Untuk memastikan berfungsi dengan baik, maka pengecheckan dilakukan dengan cara mengoperasikan unit (travel). 3. Oil Leakage - Untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran oli transmission dari seal, gasket atau housing (crack), sehingga tidak terjadi kerusakan yang fatal. - Pengechekan dilakukan dengan visual check, setelah unit dioperasikan dan temperature kerja tercapai. Transfer 1. Lever Operating Force - Untuk mengetahui gaya atau tenaga yang diperlukan untuk mengoperasikan lever transfer, hal ini berhubungan dengan kemudahan dan kenyamanan operasi. (operation comfort). - Prosedur - Ukur operating force dengan menekan lever transfer ke masing masing posisi Hi-Lo, Front Drive Axle (6x6) dengan menggunakan push-pull scale. 2. Control Mechanism - Untuk memastikan mekanisme transfer berfungsi normal, masing masing posisi lever HiLo, Front Drive Axle (6x6), mempunyai karakter power yang berbeda, dimana perubahan posisi akan menyebabkan perubahan drawbar pull unit, (6x4 Hi-Lo, atau 6X6 Hi-Lo). - Untuk memastikan berfungi dengan baik, maka pengecheckan dilakukan dengan cara mengoperasikan unit (travel) 3. Oil Leakage - Untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran oli transfer dari seal, gasket atau housing (crack) sehingga tidak terjadi kerusakan yang fatal. - Pengechekan dilakukan dengan visual check, setelah unit dioperasikan dan temperature kerja tercapai. 4. Pump and filter - Untuk mengetahui dan memastikan, pressure oli lubricating pada transfer berfungsi normal, dan tidak terjadi keausan abnormal, jika pada filter tidak terdapat gram yang berlebihan. - Bersihkan filter, dan levelkan oli kemudian hidupkan engine dan ukur pressure pump. Main Clutch 1. Pedal Play - Untuk mengetahui gerak bebas pedal clutch saat tidak diinjak. Jika play terlalu kecil (tidak ada) dapat menyebabkan clutch mudah slip, sedangkan jika play terlalu besar akibatnya saat perpindahan speedgear susah masuk karena clutch tidak full disengaged. - Prosedur - Ukur panjang gerak bebas pedal clutch dari posisi netral sampai pedal terasa berat dengan menggunakan mistar. 2. Pedal stroke - Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan pedal clutch, yang menentukan keproportionalan pedal, dimana saat pedal tidak diinjak – clutch full engaged, sedangkan saat pedal diinjak penuh – clutch full disengaged. - Prosedur - Ukur panjang langkah pergerakan pedal clutch dari posisi netral sampai full dengan menggunakan mistar. 3. Operation of clutch - Untuk memastikan main clutch full engaged saat pedal tidak diinjak, dan clutch akan full disengaged saat diinjak penuh. - Untuk memastikan berfungsi dengan baik, maka pengecheckan dilakukan dengan cara mengoperasikan unit (travel). Created by langdaddy0189167



Page 4 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion 4. Fluid level & Leakage - Untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran fluid clutch dari seal, O-ring dan level fluid clutch dalam range Hi-Lo sehingga clutch dapat disengaged, pada saat pedal diinjak. - Pengechekan dilakukan dengan visual check, setelah pedal diinjak beberapa kali. 5. Release Bearing - Untuk memastikan main clutch full engaged saat pedal tidak diinjak, dan clutch akan full disengaged saat diinjak penuh. - Untuk memastikan berfungsi dengan baik, maka pengecheckan dilakukan dengan cara mengoperasikan unit (travel), dan perhatikan unusual noise. Rear Axle 1. Differential Oil and Filter and Gear Pump - Untuk mengetahui dan memastikan, pressure oli lubricating pada third differential (pada front rear differential) berfungsi normal, dan tidak terjadi keausan abnormal, jika pada filter tidak terdapat gram yang berlebihan. - Bersihkan filter, dan levelkan oli kemudian hidupkan engine dan jalankan unit untuk mengukur pressure lubricating. 2. Shock Absorber - Untuk memastikan bisa berfungsi sebagai peredam kejutan yang timbul akibat permukaan jalan yang tidak rata. - Prosedur - pr cari referensi yang lebih tepat. 3. Twist axle Shaft - Untuk mengetahui muntirnya shaft axle. - pr cari referensi yang lebih tepat. 4. Axle Shaft Mounting Bolt - Untuk mengetahui dan memastikan kekencangan Axle Shaft Mounting Bolt - Retorque sesuai standart menggunakan torque wrench 5. Rim , Side Ring & Wheel Disc - Untuk memastikan saat dipasang tyre dan dipasang pada unit, tidak terjadi kerusakan pada tyre. - Pengecheckan yang dilakukan secara visual : crack, bengkok. Dan jika memungkinkan dapat dilakukan rim balancing. 6. Spring Suspension - Untuk memastikan bisa berfungsi sebagai peredam kejutan pada bagian belakang unit yang timbul akibat permukaan jalan yang tidak rata. - Pengecheckan yang dilakukan secara visual : crack, patah, kekencangan U-Bolt, kondisi center bolt. 7. Spring Contact Seat - Untuk memastikan spring tidak kontak langsung dengan axle housing. - Pengecheckan dilakukan secara visual check : crack, keausan, kekencangan Bolt nut mounting. 8. Trunnion Shaft - Untuk memastikan kelurusan front rear axle dan rear rear axle, bersama sama dengan torque rod (V-stay). Dan juga mencegah U-bolt spring mudah patah. Front axle 1. Differential Oil - Untuk mengetahui dan memastikan level dan viskositas oli kondisi standart sehingga sistem pelumasan Splash bisa berfungsi dan mencegah terjadinya keausan abnormal. - Levelkan oli Created by langdaddy0189167



Page 5 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion 2. Front Spring Pin & Shackle - Untuk memastikan bisa berfungsi sebagai peredam kejutan pada bagian depan unit yang timbul akibat permukaan jalan yang tidak rata. - Pengecheckan yang dilakukan secara visual : crack, patah, - kekencangan U-Bolt, kondisi center bolt - Ukur diameter pin dan bushing 3. Shaft Joint - Untuk memastikan shaft joint mampu meneruskan putaran dan tenaga. - Prosedur (lihat kapan kapan) 4. Knuckle Arm & Joint with Knuckle - Untuk memastikan putaran front axle satu sumbu (center) terhadap front axle housing. - Melakukan adjustment shim pada king pin bearing menggunakan centering knuckle tool. 5. Front Wheel Bearing - Untuk memastikan clearance tapper bearing pada front axle sesuai standart, sehingga tidak terjadi keausan abnormal. - Pengecheckan dilakukan dengan cara mengukur preload front wheel hub menggunakan push-pull scale. 6. Birfield Ball Joint - Untuk memastikan tingkat keausan ball pada birfield joint. 7. Front Wheel Alignment - Untuk mengetahui toe-in toe-out, camber, caster dan kingpin inclination pada front axle. - Untuk Toe-in toe-out, dapat dilakukan secara manual, sedangkan untuk lainnya harus menggunakan special tool dan ikuti prosedur pada shop manual. 8. Turning Angle Wheel - Untuk mengetahui sudut maksimal saat roda depan dibelokkan sampai akhir langkah ke salah satu sisi. - Pengukuran sudut belok dilakukan dari saat roda posisi lurus sampai saat roda posisi belok maksimal ke salah satu sisi. 9. Clearance Antara knuckle dan Front Axle Air And Brake System 1. Brake Pedal Force - Untuk mengetahui gaya atau tenaga yang diperlukan untuk menginjak pedal brake, hal ini berhubungan dengan kemudahan dan kenyamanan operasi. (operation comfort). - Prosedur - Ukur operating force dengan menekan pedal brake menggunakan push-pull scale. 2. Brake Pedal Play - Untuk mengetahui gerak bebas pedal brake saat tidak diinjak. Jika play terlalu kecil (tidak ada) dapat menyebabkan brake bekerja dengan sendirinya, sedangkan jika play terlalu besar akibatnya saat brake diinjak, efek pengereman kurang maksimal. - Prosedur - Ukur panjang gerak bebas pedal brake dari posisi netral sampai pedal terasa berat dengan menggunakan mistar. 3. Braking Effectiveness - Untuk mengukur jarak efek pengereman (brake effect distance), sebagai indikasi kemampuan brake. - Prosedur - Pastikan pressure angin normal, tentukan titik pengereman pada permukaan jalan yang rata, lurus, kering Created by langdaddy0189167



Page 6 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion - Jalankan unit dengan kecepatan 32 km/jam, kemudian injak pedal brake penuh. - Ukur jarak dari titik awal pengereman sampai unit berhenti. 4. Brake Chamber Push Rod Stroke - Untuk mengetahui panjang langkah pergerakkan rod brake chamber, pada saat brake dioperasikan, sebagai indikasi terjadi internal leakage dalam seal chamber, dan memastikan brake bekerja normal. - Prosedur - Pastikan pressure sesuai standart + 8 kg/cm2 - Ukur panjang langkah pergerakkan rod brake chamber, pada saat brake dioperasikan 5. Brake Valve - Untuk memastikan brake valve mempunyai pressure output pada kedua port outputnya sesuai dengan sudut injakan pedal, sehingga efek brake dapat proportional. - Prosedur - Pastikan pressure tank sesuai standart + 8 kg/cm2 - Tidak terjadi Air leakage (saat netral ataupun diinjak pedal brakenya) - Pasang pressure gauge pada port outputnya dan ukur pressure. Besar pressure harus bervariasi dan sesuai dengan susdut injakan pedal. 6. Brake lining Wear - Untuk mengetahui tingkat keausan brake lining, sehingga dapat dilakukan penggantian, jika sudah mencapai wear limitnya, atau jika belum mencapai wear limit, dapat tetap dipergunakan dengan melakukan adjustment clearance. - Buka rubber plug pada cover plate, ukur ketebalan lining atau perhatikan indicator wear limit. 7. Brake cam Shaft and Slack Adjuster - Untuk memastikan pergerakkan rod chamber brake dapat diteruskan untuk memutar cam shaft sehingga brake shoe dapat menekan brake drum untuk menngurangi atau menghentikan putaran roda. Dan juga untuk memastikan brake lining clearance dapat diadjust. - Pengechekan dilakukan dengan visual check, setelah pedal diinjak beberapa kali atau dilakukan dengan cara memutar adjuster bolt, dan clearancenya dapat berubah. 8. Parking Brake Effectiveness - Untuk memastikan unit tidak dapat bergerak dengan sendirinya saat parking brake diaktifkan. - Lakukan pengukuran clearance dan adjustment (disc parking type), sedangkan pada double chamber spring loaded type, kemampuan parking ditentukan oleh spring tension, sehingga tergantung dari adjustment brake shoenya. 9. Parking Brake Lever Stroke - Untuk memastikan unit tidak dapat bergerak dengan sendirinya saat parking brake diaktifkan. - Jika melebihi 15 teethlock, maka harus dilakukan adjustment. 10. Parking Brake Drum - Untuk memastikan unit tidak dapat bergerak dengan sendirinya saat parking brake diaktifkan. - Permukaan kontak drum-shoe harus bersih dan kering, bebas dari oli atau grease. 11. Clearance Parking Brake Drum and Lining - Untuk memastikan unit tidak dapat bergerak dengan sendirinya saat parking brake diaktifkan. - Jika melebihi 15 teethlock, maka harus dilakukan adjustment. 12. Air Pressure Regulator dan Unloader Valve - Untuk mengetahui dan memastikan Air pressure dalam system dapat selalu dipertahankan dalam range kerja sesuai standart. Created by langdaddy0189167



Page 7 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion -



Prosedur - Tidak terjadi kebocoran angin pada system control Air compressor - Perhatikan gauge Air pressure selalu dalam range kerja. Dan perhatikan perbedaan suara pada air compressor saat kondisi UNLODED dan LOADED.



Steering System 1. Oil Level - Untuk mengetahui dan memastikan level dan viskositas oli kondisinya standart sehingga steering dapat digerakkan secara normal. - Levelkan oli 2. Steering Wheel Play - Untuk mengetahui gerak bebas steering wheel saat tidak diputar. Jika play terlalu kecil (tidak ada) dapat menyebabkan steering bekerja dengan sendirinya, sedangkan jika play terlalu besar akibatnya saat steering wheel diputar, sudut belok kurang maksimal dan terjadi keterlambatan reaksi. - Prosedur - Ukur gerak bebas steering wheel pada lingkaran luarnya. 3. Kebocoran Fluid Steering System - Untuk memastikan tidak terjadinya kebocoran oli steering dari seal, O-ring, gasket balljoint sehingga system steering dapat bekerja normal dan tidak terjadi kerusakan yang fatal. - Pengechekan dilakukan dengan visual check, setelah unit dioperasikan dan temperature kerja tercapai. 4. Steering Column journal Yoke - Untuk mengetahui tingkat keausan spline pada steering column journal Yoke, karena menentukan besarnya steering wheel play. - Lakukan pengukuran backlash spline journal yoke dengan sterring column 5. Steering Linkage - Untuk memastikan putaran steering wheel dapat diteruskan sampai steering gearbox 6. Steering Pitman Arm - Untuk memastikan steering gear box dapat bekerja normal saat steering wheel diputar dan meneruskannya untuk membelokkan wheel. 7. Backlash Steering Gearbox - Untuk mengetahui respon steering gear box saat steering wheel diputar 8. Joint Rod and Arm - Untuk memastikan roda dapat dibelokkan saat steering gear box bekerja (steering wheel diputar. II. MACHINE TROUBLE ANALYSIS Engine 1. Engine susah hidup - Terdapat udara yang terjebak didalam fuel system, yang masuk dari sisi inlet feet pump. - Injection timing tidak tepat - Keabnormalan pada FIP : Governor, shut-off valve dsb - Cranking rpm tidak tercapai - Fuel tercampur air, dsb 2. Engine tiba-tiba mati pada saat operasi - Fuel shut-off valve / solenoid menutup - Fuel low level - Engine saver bekerja karena terjadi kelainan pada system control engine. - Engine Overload Created by langdaddy0189167



Page 8 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion - Engine jammed karena overheat atau low pressure lubricating, dsb 3. Engine low power - Terjadi kebuntuan pada Air cleaner atau fuel filter - Injection timing tidak tepat - Keabnormalan pada FIP : Governor, shut-off valve dsb. - Lingkage thottle atau Current throttle drive kurang maksimal - Kwalitas fuel jelek : bercampur air, minyak tanah (kerosin) atau kotoran lainnya. dsb 4. Exhaust gas berwarna hitam - Pada dasarnya disebabkan karena perbandingan jumlah udara yang masuk ruang bakar lebih sedikit dari fuel yang diinjeksikan, yang dapat disebabkan : - Air cleaner buntu - Over fueling karena keabnormalan FIP - Kerusakan (internal leakage) pada Turbocharger - Unit beroperasi pada daerah ketinggian, sehingga kerapatan udara luar relatif lebih kecil. 5. Fuel consumption terlalu tinggi - Keabnormalan pada FIP (overfueling). - Nozzle atau injector settingnya terlalu rendah, sehingga tidak ada fuel return (engine juga low power. - Unit selalu dipaksa operasi overload. - Keausan pada plunger FIP, sehingga fuel dillution., dsb 6. Oil consumption terlalu tinggi - Keausan pada liner atau ring piston terlalu besar (oil up) - Keausan pada valve guide terlalu besar (oil down) - Kerusakan turbocharger, keausan pada bushing atau seal, sehingga oli bocor ke sisi blower atau impeller. Dsb. 7. Gas buang berwarna biru - Pada dasarnya disebabkan ada oli engine yang ikut terbakar dan disebabkan antara lain : - Kerusakan turbocharger, keausan pada bushing atau seal, sehingga oli bocor ke sisi blower atau impeller. - Keausan pada liner atau ring piston terlalu besar (oil up) - Keausan pada valve guide terlalu besar (oil down) - Breather buntu, sehingga pressure dalam crank case menjadi besar, dan oli naik dan terbakar dalam ruang bakar (oil up), dsb 8. Oli engine terlalu cepat terkontaminasi - Terjadi keausan abnormal dan berlebihan pada komponen engine. (kandungan logam) - Terjadi pembakaran tidak sempurna (overfueling-fuel soot) - Cara pengisian salah atau cap oil filler rusak, sehingga debu atau kotoran dapat masuk kedalam crank case. (silikon), dsb 9. Oli engine bercampur air - Terjadi keretakan pada cylinder head atau engine block pada sisi jalur air. - O-ring liner bocor - O-ring gasket cylinder head bocor. - Oil cooler bocor, dsb 10. Level oli engine naik Oil level engine dapat naik disebabkan adanya fuel atau air radiator yang bocor dan masuk ke dalam crank case, hal ini dapat disebabkan oleh : - Keausan Plunger FIP terlalu besar, sehingga fuel bocor ke dalam case FIP - Nozzle atau injector pecah, sehingga fuel langsung bocor ke ruang bakar dan turun melalui ring piston masuk ke crank case. - O-ring return port nozzle atau plunger bocor, dsb Created by langdaddy0189167



Page 9 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion -



Jika level bertambah tinggi karena bercampur dengan air maka, penyebabnya sama dengan oil engine bercampur air diatas. No 9. 11. Vibration engine besar - Front damper (rubber atau silicon type) unbalance - Rubber mounting engine pecah (tidak elastis) - Blade fan bengkok atau patah sehingga putarannya tidak balance - Flywheel unbalance, dsb 12. Engine overheating - Core & Fin radiator buntu - Air radiator kurang - Thermostat jammed - Vaccum valve (cap radiator) tidak berfungsi. - Impeller water pump slip, atau internal leakage terlalu besar, dsb. 13. Lampu oil pressure menyala - Oil pressure drop, turun dibawah switching pressure sensor - Pressure switch jammed terbuka Direct Drive Transmission 1. Gear Shifting Berat - Mekanisme linkage gear lever (shaft & bushing) jammed - Shift fork, atau sincronizer jammed 2. Abnormal Noise - Bearing atau bushing aus berlebihan - Teeth contact tidak merata - Backlash terlalu besar - Oli pelumasan transmission kurang, dsb Main clutch 1. Clutching Operation Berat - Master clutch low pressure - Clutch booster abnormal (Air atau oil cylinder internal leakage) - Release bearing atau release shaft (mechanism release clutch) jammed, dsb 2. Slip - Disc clutch aus berlebihan - Mechanism release clutch jammed menekan - Grease atau oli bocor ke kontak permukaan disc clutch - Misadjustment rod clutch booster. dsb 3. Abnormal Noise - Release bearing jammed atau aus berlebihan - Adjustment release lever tidak sama dan merata - Clutch jammed semi-disengaged 4. Pedal Play Besar - Keausan mechanism pedal clutch - Misadjustment rod clutch booster Transfer 1. Lever Operating Force Berat - Linkage bushing – pin lever jammed - Bolt detent jammed



Created by langdaddy0189167



Page 10 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion 2. Abnormal Noise - Bearing aus berlebihan - Teeth contact tidak merata - Backlash terlalu besar - Oli pelumasan transfer kurang, dsb 3. Front Axle Drive Jumping out - Bolt detent lever front drive aus berlebihan - Spline front drive gear transfer aus berlebihan 4. Hi-lo Malfunction - Yoke shaft shift fork putus - Pin lever Hi-lo putus - SplineHi-Lo idler gear transfer aus berlebihan Front Rear Axle 1. Abnormal Noise - Bearing aus berlebihan - Teeth contact tidak merata - Backlash terlalu besar - Oli pelumasan differential kurang, dsb 2. Third Differential malfunction - Solenoid valve inter-axle malfunction - Spline shiftfork aus berlebihan - Cross shaft third differential putus, dsb 3. Trough Shaft Putus - Inter axle diaktifkan terus, sedangkan unit sering belok. - Beban pada rear rear axle berlebihan, dan inter-axle diaktikan secara mendadak. 4. Different of Turn angle Right and Left - Terjadi keausan berlebihan pada satu sisi trunion bushing & pivot (spring seat) - Torque rod , rubbernya rusak satu sisi, sehingga kedua axle tidak center terhadap chasis 5. Front Axle Bergetar - Propeller shaft bending, atau tidak center balancernya - Birfield joint aus berlebihan - Axle shaft bengkok,dsb 6. Axle Shaft Bengkok - Birfield joint aus berlebihan - Misadjusment knuckle - Preload bevel pinion dan bevel terlalu kecil. dsb Air brake system 1. Air governor & Unloader Valve Malfuction - Misadjustment air governor atau piston valve jammed - Internal leakage pada Air governor dan Unloader valve - Piston Unloader valve jammed, dsb 2. Udara didalam sistem cepat habis - Terjadi kebocoran pada Air system komponen, brake valve, relay valve, tank, brake chamber, hose angin, atau piping angin dsb. - Air compressor aus berlebihan - Brake terlalu sering digunakan, dan berulang ulang (misoperation)



Created by langdaddy0189167



Page 11 of 12



Mechanic Development Section Resume discussion 3. Brake effectiveness kurang - Air pressure drop - Misadjustment brake lining clearance - Lining aus berlebihan, tread tyre sudah habis. dsb 4. Spring Brake Malfunction - Rubber chamber robek, pecah - Return spring chamber patah - Camshaft aus berlebihan, dsb 5. Brake Drum Pecah - Adjustment lining brake terlalu rapat, sehingga saat dibrake lengket dan overheat 6. Parking Brake Malfunction - Misadjustment parking brake shoe - Misadjustment linkage lever parking brake - Lining brake aus berlebihan - Terdapat grease pada kontak permukaan lining & drum,dsb 7. Brake Pedal Force Berat - Inner valve jammed, terganjal material asing - Pin & bushing pedal jammed Steering 1. Belok kiri ringan, tapi untuk belok kanan berat - Steering gear box aus pada bagian teethnya satu sisi - Salah satu end-rod jammed setengah putaran, karena keausan tidak merata 2. Belok kiri dan kanan berat - Steering gear box aus berlebihan - Steering pump aus berlebihan (internal leakage besar) 3. Steering Wheel bergetar - Front tyre terlalu toe-out - Steering wheel play terlalu kecil - Tie-rod bengkok 4. Unit cenderung belok kiri atau kanan saja - Front wheel alignment tidak tepat - Keausan roda tidak sama antara kedua sisi. 5. Abnormal Noise saat steering wheel digerakkan - Gear box aus berlebihan - Bearing knuckle aus berlebihan atau preload terlalu besar atau kecil 6. Steering Wheel Play besar - Spline shaft york-steering wheel aus berlebihan Peserta : 1. 2. 3. 4. 5.



Eko AP () Marco Valentino Timbuleng Muhammad Zakaria Daniel Taruk A.P Syarif Hidayat



(Note : Gunakan hanya sebagai wacana pembelajaran * tetap gunakan referensi yang lain,: Shop manual, OMM, dsb. Keepsmile langdaddy )



Created by langdaddy0189167



Page 12 of 12